Anda di halaman 1dari 9

Elemen-Elemen Rancang Kota di Kawasan Kota Pandan

ELEMEN-ELEMEN RANCANG KOTA


DI KAWASAN KOTA PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

MAKALAH

Oleh :

IDA LOLYTA SIREGAR


RONAL R.H. SIBUEA
JUNALIUS

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH KOTA


UNIVERSITAS SIMALUNGUN
2022

1 1
Elemen-Elemen Rancang Kota di Kawasan Kota Pandan

ELEMEN-ELEMEN RANCANG KOTA


DI KAWASAN KOTA PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Junalius, Ronal R.H. Sibuea, Hevietri Ida Lolyta Siregar


Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Pascasarjana
Universitas Simalungun

Abstract

Pada masa sekarang sebuah kota dalam perkembangan perlu adanya suatu citra kota atau identitas kota untuk
sebagai penambah daya tarik kota. Selain berada pada pusat kegiatan perdagangan dan jasa, kawasan ini juga memiliki
sejarah penting bagi perkembangan di kawasan Perkotaan. Kondisinya dapat terlihat dengan jelas dari kondisi
arsiktekturnya yang terdapat seperti bangunan tua, pertokoan, perkantoran, dan juga pasar tradisional yang nampak pada
wajah kotanya. Citra kota menjadi sesuatu yang penting untuk memperkuat identitas dan wajah kota sehingga membuat
kota tersebut menarik dan memiliki daya tarik.
Pengertian elemen-elemen rancang kota adalah bagian-bagian yang membentuk karakteristik suatu kawasan.
Elemen- elemen rancang kota dapat dikategorikan berdasarkan jenis, bentuk, ukuran,sifat, hingga pada penggunaannya.
Elemen rancang kota pada umumnya dibagi berdasarkan sifatnya yaitu elemen rancang kota bersifat fisik maupun elemen
rancang kota bersifat aktivitas. Elemen fisik rancang kota cenderung bersifat ragawi (tangible) dan elemen aktivitas
cenderung bersifat non-ragawi (intangible)
Kawasan Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan merupakan kawasan pusat kota yang cukup padat dalam
kapasitas penghuni dan pengguna jalan. Sehingga menimbulkan berbagai masalah berupa kemacetan dan tingkat polusi
yang tinggi. Sehingga ruang jalan dalam kawasan masih perlu penataan karena fungsi ruang jalan sangat vital dan tidak
dapat berub ah maka perlu dilakukan penataan yang tepat.
Tujuan dari makalah ini adalah mengetahui dan menemukan pengaruh elemen fisik terhadap elemen aktivitas pada
“kehidupan” fungsi kawasan Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan serta memberikan arahan penataan pada
elemen fisik dan aktivitas yang dapat menghidupkan kawasan.
Makalah ini menggunakan pendekatan observasi lapangan. Data berupa literatur dan peta dikumpulkan untuk
melihat tanda-tanda dan temuan di lapangan. Kemudian menyusun pembahasan dan analisa berdasarkan teori-¬teori yang ada
dari variabel makalah.
Adanya temuan pada makalah ini menunjukkan bahwa pada penggal di kawasan Jalan Dr. Ferdinand Lumban
Tobing Kota Pandan yaitu penggunaan lahan (land use), bentuk dan massa bangunan (building form and massing),
sirkulasi dan parkir (circulation and parking), ruang terbuka kota (open space), jalur pejalan kaki (pedestrian ways),
pendukung aktivitas (activity support), dan elemen penanda (signage). Kondisi elemen-elemen perancangan kota tersebut
masih perlu dirasakan untuk dilakukan penataan yang lebih baik.

Kata Kunci: elemen kawasan, rancang kota, hamid shirvani

2 2
Elemen-Elemen Rancang Kota di Kawasan Kota Pandan

BAB I
PENDAHULUAN

Seiring bertambahnya urbanisasi pada kota-kota di Indonesia, maka laju pertumbuhan penduduk
di pusat kota juga semakin bertambah. Selaras antara perkembangan perkotaan dengan meningkatknya
perkembangan ekonomi. Kota merupakan pusat dari segala kegiatan baik kegiatan-kegiatan
pemerintahan, kegiatan sosial budaya maupun kegiatan- kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi berupa
perdagangan, jasa dan industri yang berkembang pesat di perkotaan menyebabkan banyaknya pendatang
yang masuk ke daerah perkotaan.
Dengan semakin banyaknya kegiatan dan padatnya penduduk menyebabkan sebuah kota
tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan warganya secara optimal sehingga diperlukan adanya kota-kota
penunjang yang dapat menampung kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dipenuhi di perkotaan. Sebagai
contoh masalah kebutuhan perumahan, di perkotaan harga tanah sangat mahal, sementara kebutuhan
perumahan bagi masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah yang bekerja disektor-sektor
insdustri dan sektor-sektor informal semakin meningkat. Kebutuhan tersebut tidak dapat lagi ditampung
di perkotaan sehingga pembangunan perumahan berpindah ke kota-kota kecil sekitar perkotaan,
kota-kota penunjang tersebut.
Menurut Hamid Shirvani (1985) seorang pakar arsitektur kota yang telah mencetuskan teori
Elemen Perancangan Kota yang terdiri dari pola penggunaan lahan (land use), bentuk dan massa
bangunan (building form and massing), sirkulasi dan parkir (circulation and parking), ruang terbuka kota
(open space), jalur pejalan kaki (pedestrian ways), pendukung aktivitas (activity support), elemen
penanda (signage), dan preservasi (preservation). Kondisi yang dapat diamati bangunan yang terdapat
di Kota Pandan mayoritas digunakan untuk perdagangan jasa guna medukung aktivitas. Bangunan
tersebut memiliki bentuk yang beragam, diikuti dengan keberadaan penanda bangunan yang digunakan
sebagai media promosi dan informasi memiliki ketidakteraturan bentuk, warna dan susunan. Disusul
dengan tumbuhnya aktivitas pendukung informal pada sekeliling bangunan yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya menempati jalur pejalan kaki sehingga mengurangi dimensi area untuk pejalan kaki serta
menjadikan kondisi jalur pejalan kaki kurang memadai. Tumbuhnya aktifitas formal dan informal
yang semakin meningkat juga akan memberikan pengaruh terhadap sirkulasi dan keberadaan parkir.
Permasalahan yang terjadi di kawasan Kota Pandan dapat diamati pada konteks keberlanjutan
pembangunan baik dari sisi lingkungan, sosial maupun ekonomi. Keberadaan dari elemen fisik, elemen-
elemen street furniture, vegetasi yang kurang dan sangat minim sebagai faktor yang dapat mendukung
keberlanjutan ekonomi sebagai sebuah kawasan komersial dan budaya. Pada elemen aktivitasnya
keberlanjutan bangunan yang fungsinya ‘mati’ terkonsentrasi pada lokasi tertentu dan kurang
optimalnya dan tidak seimbangnya penggunaan/ fungsi kawasan. Berdasarkan rumusan permasalahan
tersebut dapat ditarik dua poin pertanyaan makalah yaitu :
1. Bagaimanakah kondisi penataan elemen-elemen perancangan kota di kawasan Kota Pandan ?
Tujuan makalah untuk mengetahui elemen perancangan kota yang berpengaruh terhadap kualitas
ruang kota. Indikator yang akan digunakan dalam mengukur elemen perancangan kota adalah teori
Hamid Shirvani (1985), yaitu : penggunaan lahan (land use), bentuk dan massa bangunan (building
form and massing), sirkulasi dan parkir (circulation and parking), ruang terbuka kota (open space), jalur
pejalan kaki (pedestrian ways), pendukung aktivitas (activity support), elemen penanda (signage), dan
preservasi (preservation).

3 3
Elemen-Elemen Rancang Kota di Kawasan Kota Pandan

BAB II
PEMBAHASAN

Keberadaan Kota Pandan dilihat secara geografis memiliki nilai strategis yang terletak diantara
Kota Sibolga dan Kota Padangsidempuan. Kota Pandan berada ditengah Kabupaten Tapanuli Tengah
sehingga menjadi pemicu pertumbuhan aktivitas perdagangan. Ruas Jalan Dr. Ferdinand Lumban
Tobing merupakan jalan yang berada pada pusat kota menjadi bagian dari kawasan sentral bisnis
melayani Kota Pandan dan wilayah sekitar.

Gambar 1 Peta Administrasi Kabupaten tapanuli Tengah

Ruas Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing yang masuk ke dalam kawasan sentral bisnis maka
dalam penelitian ini akan di ambil pada penggal Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan yang
diutamakan masuk kedalam kawasan tersebut, karena dalam kawasan tersebut memiliki unsur elemen
percangan kota. Berikut Gambar 1 merupakan lokasi studi di penggal Dr. Ferdinand Lumban Tobing
Kota Pandan.

Gambar 2 Penggal Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan

4 4
Elemen-Elemen Rancang Kota di Kawasan Kota Pandan

Elemen perancangan kota menurut Shirvani (1985), elemen yang sesuai dengan kondisi lokasi
studi adalaha sebagai berikut :

1. Tata Guna Lahan (Land Use)


Lahan pada kawasan Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan sesuai lokasi studi
didominasi dengan perdagangan jasa, meskipun terdapat peruntukan lahan untuk rumah dinas,
perkantoran, peribadatan dan pendidikan, sehingga perdagangan jasa yang mendominasi tersebut
menjadikan pusat keramaian. Perdagangan pada penggal Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing
Kota Pandan sebagian besar berbentuk ruko (rumah bersatu dengan toko), dibelakang ruko yang
terdapat pada Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan merupakan pemukiman.

Gambar 3. Zonasi lokasi makalah.

2. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)


Massa bangunan yang terdapat pada penggal Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota
Pandan yang didominasi bangunan dengan ketinggian satu lantai. Terdapat pula bangunan yang
ketinggiannya lebih dari satu lantai (dua lantai ) yang mana letak dari masing-masing bangunan
tidak dalam satu lokasi melainkan berpencar sehingga belum membentuk skyline yang teratur.
Pada sisi sebelah kanan bangunan berderet dan memiliki ketingian yang relatif sama. Fasad
bangunan masih belum mencerminkan karakteristik bangunan dan karakter kawasan karena
mayoritas pada bangunan di tutupi dengan penanda bangunan sebagai media informasi.

Gambar 4. Gambar Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)

5 5
Elemen-Elemen Rancang Kota di Kawasan Kota Pandan

3. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking)


Sirkulasi di Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan telah mengalami beberapa
kali perubahan. Saat ini kondisi dari simpang tiga Jalan Nasional Sibolga-Padangsidempuan
sampai dengan simpang tiga antara Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan dengan
Jalan Prof. Mr. Dr. M. Hazairin, Aek tolang adalah dua arah.
Parkir di badan jalan (on street parking) terdapat hampir sepanjang penggal Jalan Dr.
Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan. Titik parking antara kendaraan roda empat dengan
kendaraan roda dua belum ditentukan.

Gambar 5. Gambar Sirkulasi Lokasi

4. Ruang Terbuka (Open Space)


Ruang terbuka hijau yang berada pada Kawasan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan
yaitu ruang terbuka hijau privat, ruang terbuka non hijua privat dan ruang terbuka non hijau
publik. Ruang Terbuka Hijau publik (taman dan lapangan olahraga) di kawasan ini yaitu Alun-
alun Kota Pandan. Ruang terbuka hijau privat terdapat di rumah dinas Bupati, dan ruang terbuka
non hijua publik di kawasan ini berada di halaman perkantoran dan peribadatan.

Gambar 6 Peta Open Space dan Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan

5. Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways)


Jalur pejalan kaki di kawasan ini memiliki perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri. Jalur
pejalan kaki di Dr. Ferdinand Lumban Tobing berupa aracade sepanjang ±2.000 m dengan lebar
1,5 m dan jalur pejalan kaki berupa trotoar. Kondisi jalur pejalan kaki sebagian digunakan oleh
pedagang kaki lima sehingga mengurangi lebar dari jalur pejalan kaki tersebut. Kenyamanan bagi
pengguna jalur pejalan kaki yang trotoar dirasakan kurang karena masih belum mendapatkan
perlindungan dari panas dan hujan, dan juga belum mempertimbangkan untuk penyandang difabel.
Kualitas estetika dan fungsional masih kurang baik.

6 6
Elemen-Elemen Rancang Kota di Kawasan Kota Pandan

Gambar 7 Jalur Pedestrian

6. Kegiatan Pendukung (Activity Support)


Kegiatan pendukung yang ada di penggal Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota
Pandan didominasi dengan kegiatan perdagangan dan jasa. Beragam jenis kegiatan yang
dilaksanakan antara lain : penjual makanan, penjual pernak-pernik, penjual bunga, penjual buah,
penjual ikan, sol sepatu, penjual kaset, dan penjual pakaian. Keberadaannya dinilai masih
kurang memadai karena didominasi pedagang PKL dan jenis bangunan bukan merupakan
bangunan permanen.

Gambar 7 Aktivitas di depan Alun-alun Kota Pandan

7. Papan Penanda (Signage)


Papan penanda pada Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan mayoritas sebagai
media promosi dari masing- masing bangunan, penempatan papan penanda tidak teratur,
ukuran dari masing-masing papan penanda memiliki ukuran yang berbeda-beda sehingga
memiliki kualitas yang kurang bagus. Aturan yang belum muncul yaitu tata penempatan papan
penanda serta ukurannya sehingga menjadikan papan penanda bermunculan dengan tidak
terkontrol. Terdapat pemasangan papan penanda yang menempel dengan dinding bangunan dan
ada juga yang melintang dengan dinding bangunan.

7 7
Elemen-Elemen Rancang Kota di Kawasan Kota Pandan

Gambar 8 Papan Penanda Bangunan pada Jalan

Materi makalah yang dipakai adalah berupa literatur yang berasal dari teori menurut Hamid
Shirvani (1985), maupun sumber lain yang berkaitan dengan teori elemen perancangan kota dan
kualitas ruang kota serta materi penelitian yang didapatkan dari observasi lapangan. Alat yang
digunakan untuk pengumpulan data antara lain peta, kamera digunakan untuk merekam secara visual
bangunan, ruang serta pemandangan yang terbentuk. Kertas dan alat tulis untuk merekam secara visual
tampak atau fasad bangunan yang diteliti.
Tujuan utama dari penelitian makalah adalah diperolehnya pemahaman menyeluruh tentang
fenomena yang diteliti sebagai pendekatan menyeluruh, sehingga cakupan dan kedalaman dalam
penelitian kualitatif sangat diutamakan karena menyangkut elemen-elemen perancangan kota
Dari hasil pengelompokan maka dapat di simpulkan bahwa elemen perancangan kota yang
paling dapat dikenali dengan jelas adalah bangunan Alun-alun Kota Pandan kerena bangunan yang
ada pada Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan terlihat dominan dari pada elemen yang
lainnya.

Gambar 6 Peta Open Space dan Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan terlihat dominan
Sebaliknya, yang memberikan penjelasan bahwa rangkaian elemen perancangan kota tidak dapat
dikenali dengan jelas adalah sirkulasi dan parkir. Keberadaan parkir yang tidak teratur sehingga
memberikan kesan bahwa menutupi rangkaian elemen yang lain, sirkulasi dan parkir yang paling
menonjol karena keberadaanya berada pada bahu jalan. Bangunan bersejarah tidak terdapat pada Jalan
Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan.

8 8
Elemen-Elemen Rancang Kota di Kawasan Kota Pandan

BAB III
PENUTUP

Hasil kesimpulan yang diperoleh dari uraian di atas sebagai berikut :


1. Tata Guna Lahan
Tata guna lahan di Kawasan Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan tergolong sesuai
dengan peruntukkannya.
2. Bentuk dan Massa Bangunan
Bentuk dan Massa bangunan pada Kawasan Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan lebih
didominasi bangunan satu lantai dan dua lantai dengan letak masing-masing bangunan tidak
beraturan.
3. Sirkulasi dan Parkir
Kondisi Sirkulasi dan Parkir masih di badan jalan (on street parking) terdapat hampir sepanjang
penggal Jalan dan titik parking antara kendaraan roda empat dengan kendaraan roda dua belum
ditentukan.
4. Ruang Terbuka
Untuk Ruang Terbuka pada Kawasan ini yang menjadi salah ikon Kota Pandan adalah Ruang
Terbuka Hijau publik (taman dan lapangan olahraga) Alun-alun Kota Pandan
5. Jalur Pejalan Kaki
Kondisi jalur pejalan kaki di Kawasan Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing sebagian digunakan
oleh pedagang kaki lima sehingga mengurangi lebar dari jalur pejalan kaki tersebut.
6. Kegiatan Pendukung
Kegiatan pendukung yang ada di penggal Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan
didominasi dengan kegiatan perdagangan dan jasa. Keberadaannya dinilai masih kurang memadai
karena didominasi pedagang PKL dan jenis bangunan bukan merupakan bangunan permanen
7. Papan Penanda
Papan penanda pada Jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan mayoritas penempatan
papan penanda tidak teratur, ukuran dari masing-masing papan penanda memiliki ukuran yang
berbeda-beda sehingga memiliki kualitas yang kurang bagus.

Saran yang diberikan dari uraian di atas sebagai berikut :


1. Ada baiknya pemerintah daerah membuat aturan jelas (Perda) tentang aturan tentang penataan
kawasan perkotaan atau Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

9 9

Anda mungkin juga menyukai