Anda di halaman 1dari 41

DEFORMASI

TUGAS MATA KULIAH GEOLOGI


PASCASARJANA FKIP PENDIDIKAN IPA UNIVERSITAS JEMBER
DOSEN PENGAMPU PENGAMPU
PROF SUTARTO M.Pd, DAN PROF INDRAWATI M.Pd

Nama Mahasiswa : VIVIN KUSUMANINGRUM


Nim : 180220104003

PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM PENDIDIKAN IPA UNIVERSITAS JEMBER
Mei, 2019
MATERI DEFORMASI

A. PENGERTIAN DEFORMASI

B. JENIS, BENTUK, PENYEBAB, DAN AKIBAT DEFORMASI ALAM (MELIPUTI:


TEKTONIK LEMPENG, PASUT, ATMOSFERIK, PROSES HIDROLOGIS, OCEAN
LOADING,

C. PROSES GEOLOGI LOCAL, ROTASI BUMI, EROSI, ABRASI, LONGSORAN,


TSUNAMI, FENOMENA LAIN TERMASUK PELAPUKAN OLEH MANUSIA)

Pengertian

1. Deformasi dalam mekanika kontinuum adalah transformasi sebuah benda dari kondisi
semula ke kondisi terkini.[1] Makna dari "kondisi" dapat diartikan sebagai serangkaian
posisi dari semua partikel yang ada di dalam benda tersebut.
2. Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran dari sebuah objek
karena

 Sebuah diterapkan gaya (energi deformasi dalam hal ini ditransfer melalui kerja) atau
 Perubahan suhu (energi deformasi dalam hal ini ditransfer melalui panas).

Kasus pertama dapat menjadi akibat dari kekuatan tarik, kekuatan tekan, geser, lipatan atau torsi
(memutar).

Dalam kasus kedua, faktor yang paling signifikan, yang utamanya ditentukan oleh suhu adalah
pergerakan cacat struktural seperti adanya batas butir (grain boundaries), titik kekosongan, garis
dan dislokasi ulir, salah susun dan ganda pada padatan kristal dan non-kristal. Pergerakan atau
perpindahan cacat seperti ini diaktifkan secara termal dan dengan demikian dibatasi oleh laju
difusi atom. [1][2]

Deformasi sering digambarkan sebagai regangan.

Ketika deformasi terjadi, gaya internal antar-molekul muncul melawan gaya yang diberikan. Jika
gaya yang diberikan tidak terlalu besar maka kekuatan ini mungkin cukup untuk melawan gaya
yang diberikan, yang memungkinkan objek untuk mencapai keadaan setimbang baru dan
kembali ke kondisi semula ketika beban akan dihapus. Jika gaya yang lebih besar diberikan
maka dapat menyebabkan deformasi permanen dari objek atau bahkan menyebabkan kegagalan
struktural.
3. Sebuah deformasi dapat disebabkan oleh gaya eksternal,[2] gaya internal (seperti gravitasi
atau gaya elektromagnetik) atau perubahan temperatur di dalam benda (pemuaian).

Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan sebagai perubahan relatif dari
partikel-partikel di dalam benda yang bukan merupakan benda kaku. Definisi lain dari regangan
bisa berbeda-beda tergantung pada bidang apa istilah tersebut digunakan atau dari dan ke titik
mana regangan terjadi.

Dalam benda kontinu, bidang yang terdeformasi dihasilkan dari tegangan yang diaplikasikan
akibat adanya gaya atau pemuaian di dalam benda. Hubungan antara tegangan dan regangan
diekspresikan sebagai persamaan konstitutif, seperti hukum Hooke mengenai elastisitas linear.
Benda yang terdeformasi dapat kembali ke kondisi semula setelah gaya yang diaplikasikan
dilepas, dan itu disebut sebagai deformasi elastis. Namun ada juga deformasi tidak dapat
dikembalikan meski gaya telah dilepas, yang disebut dengan deformasi plastis, yang terjadi
ketika benda telah melewati batas elastis atau yield dan merupakan hasil dari slip atau
mekanisme dislokasi pada tingkat atom. Tipe lainnya dari deformasi yang tidak dapat kembali
yaitu deformasi viscous atau deformasi viskoelastisitas

Dalam kasus deformasi elastis, fungsi respon yang terkait dengan regangan terhadap tegangan
dijelaskan dalam ekspresi tensor hukum Hooke.

Dalam istilah fisika, deformasi adalah perubahan bentuk objek padat, disebabkan oleh
penggunaan energi atau pemanasan objek. Deformasi dalam mekanika kuantum adalah
transformasi sebuah benda dari kondisi semula ke kondisi terkini. Makna dari “kondisi” dapat
diartikan sebagai serangkaian posisi dari semua partikel yang ada di dalam benda tersebut.
Sebuah deformasi dapat disebabkan oleh gaya eksternal, gaya internal (seperti gravitasi atau
gaya elektromagnetik) atau perubahan temperatur di dalam benda (pemuaian).
Deformasi di bawah kekuatan perentang mungkin adalah bentuk deformasi yang paling dikenal,
dimana materi padat melawan gaya kompresi dengan cukup baik. Para fisikawan menbedakan
antara situasi-situasi dimana deformasi secara permanen mengubah bentuk material, contohnya
deformasi plastik dan kasus-kasus dimana sebuah objek bisa kembali ke bentuk asalnya setelah
gaya deformasi disingkirkan. Perentangan yang berlebihan akan membuat objek patah.

Hukum Hooke menyatakan bahwa, untuk deformasi elastis, tingkat deformasi x (misalnya, untuk
perentangan per atau pegas) sebanding dengan gaya deformasi yang digunakan pada per atau
pegas. Bentuk persamaannya adalah F=kx, dimana k adalah konstanta yang mengukur resistensi
objek terhadap deformasi yang dikenal sebagai kekuatan objek.

Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripasikan sebagai perubahan relatif dari
partikel-partikel di dalam benda yang ukan merupakan benda kaku. Definisi lain dari regangan
bisa berbeda-beda tergantung pada bidang istilah tersebut digunakan atau dari dan ke titik mana
regangan terjadi.

Dalam benda kontinu, bidang yang terdeformasi dihasilkan dari tegangan yang diaplikasikan
akibat adanya gaya atau pemuaian di dalam benda. Hubungan antara tegangan dan regangan
diekspresikan sebagai persamaan konstitutif, seperti hukum Hooke mengenai elastisitas linier.
Benda yang terdeformasi dibedakan menjadi dua jenis

Deformas Elastis

Benda yang terdeformasi dapat kembali ke kondisi semula setelah gaya yang diaplikasikan
dilepas, dan itu disebut deformasi elastis.

Deformasi Plastis

Benda yang terdeformasi tidak saat dikembalikan meski gaya telah dilepas, yang disebut dengan
deformasi plastis, yang terjadi ketika benda hasil dari slip atau mekanisme dislokasi pada tingkat
atom. Tipe lainnya dari deformasi yang tidak dapat kembali yaitu deformasi viscous atau
deformasi vikoelastisitas.

Dalam kasus deformasi elastis, fungsi respon yang tekait dengan regangan terhadap reganagan
dijelaskan dalam eksperimen tensor hukum Hooke.

Perbedaan deformas elastis dan plastis akan lebih mudah dipahami menggunakan diagram
tegangan dan regangan dari hasil uji tarik, adapun diagram tersebut diperlihatkan pada gambar 1.

Gambar 1. Deformasi Elastis dan Plastis Pada Kurva Tegangan vs Regangan Hasil Uji Tarik

Jika suatu benda kerja dikenai beban sampai pada daerah plastis, maka perubahan bentuk yang
akan terjadi adalah gabungan antara deformasi elastis dan plastis adalah deformasi total.

Jika beban kerja dihilangkan, maka deformasi elastis juga menghilang, sehingga hanya ada
deformasi plastis saja. Jadi deformasi plastis adalah deformasi yang tertinggal setelah gaya yang
dilepas atau setelah benda kerja menghasilkan produk baru. Sederhanya, produk terakhir dari
sebuah proses deformasi adalah produk yang mempunyai deformasi plastis.
Tektonik Lempeng

Gerakan Tektonik

Untuk lebih memahami mengenai penyebab pergeseran lempeng tektonik. Ada baiknya
mengetahui apa itu gerakan tektonik. Gerakan tektonik sendiri merupakan proses pergerakan dari
kerak bumi sehingga mengakibatkan tinggi rendahnya permukaan bumi. Sehingga gerakan
tektonik sangat erat kaitannya dengan bentuk relief permukaan bumi. Sebab hasil dari gerakan
tektonik akan menimbulkan lipatan, lekukan, retakan dan juga patahan. Gerakan tektonik dibagi
menjadi 2 bagian yaitu:

1. Gerakan Epirogenetik

Gerakan ini merupakan gerakan naik dan turunnya kulit bumi dengan menggunakan tenaga yang
lambat dan di daerah yang cukup luas. Gerakan epirogenetik sendiri dibagi menjadi 2 yaitu
gerakan epirogenetik positif (mengarah ke bawah, akibatnya daratan menjadi turun, dan air laut
seolah – olah naik) dan gerakan epirogenetik negatif (mengarah ke atas, akibatnya muncul
gunung atau bukit dan air laut seolah – olah turun).

2. Gerakan Orogenetik

Gerakan ini lebih cepat dibandingkan dengan gerakan epirogenetik serta memiliki di daerah yang
memiliki ruang lingkup sempit. Bentuk dari gerakan orogenetik berupa lipatan, retakan dan juga
patahan.

 Patahan yang dihasilkan juga terbagi menjadi 2 yaitu: Graben, patahan yang lebih
rendah dan Horst patahan yang lebih tinggi. Kedua patahan tersebut sebagai akibat dari
gaya renggangan pada lempeng.
 Selain patahan, lipatan juga terbagi menjadi 2 yaitu: Antiklinal, lipatan yang lebih tinggi
dan Sinklinal, lipatan yang lebih rendah. Kedua lipatan diakibatkan adanya kompresi
lempeng.

Gerakan lempeng ternyata menghasilkan bagian yang dinamakan batas lempeng. Batas lempeng
tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu, batas lempeng divergen, batas lempeng konvergen dan
batas lempeng sesar.

Faktor Penyebab Pergerakan Lempeng Tektonik

Pergerakan lempeng ini membutuhkan sebuah energi. Energi ini berasal dari selaput bumi yang
merupakan gumpalan yang berwujud besar yang terletak di bawah lempeng tektonik. Ketebalan
dari selaput bumi ini mencapai 2.800 km, terdiri atas meteri bebatuan berupa senyawa silikat,
tersusun sangat rumit dan beberapa bagian bahkan keselurahannya melebur. Bukan berarti
selaput ini berwujud cair, namun agak lembek dan sangat lengket serta memiliki suhu dan
tekanan yang sangat tinggi.
Semakin ke dalam suhu selaput bumi akan semakin panas. Oleh karena perbedaan suhu antara
selaput bumi bagian atas dengan selaput bumi bagian bawah, maka hal tersebut membuat selaput
bumi menjadi terus bergerak. Proses perbedaan suhu ini menghasilkan arus yang bermuatan
sangat besar yang terus bergerak dari bawah ke atas secara berputar. Arus inilah yang
menyebabkan lempeng tektonik dapat bergerak.

Lalu, mengapa arus ini bisa terjadi?

Hal tersebut terjadi karena selaput bumi bagian bawah berusaha untuk memindahkan material –
materialnya yang sangat panas ke bagian atas, sebab terjadi perbedaan ketebalan antara lapisan
bawah dengan lapisan atas selaput bumi. Lapisan atas selaput bumi cukup tebal dan beras
sehingga beberapa bagiannya akan turun ke bawah yang bersuhu lebih panas. Proses ini
berlangsung secara terus menerus tanpa henti.

Para ahli berpendapat, sekitar 300 juta tahun yang lalu di bumi hanya terdapat satu benua yang
berukuran sangat luas yang bernama Pangea. Seiring berjalannya waktu, benua ini perlahan –
lahan berpisah sehingga menghasilkan Gondwana dan Laurasia. 65 juta tahun yang lalu, Laurasia
terpecah menjadi Amerika Utara dan Eurasia, dan saat itu juga Amerika Selatan menjauh dari
Afrika Selatan. 10 juta hingga 20 juta tahun yang lalu, Amerika Utara bergabung dengan
Amerika Selatan dan Benua India bersatu dengan Eurasia, sedangkan Australia terpisah dengan
Antartika. Hingga saat ini, benua Australia pada setiap tahunnya semakin bergerak ke arah utara
sekitar 7 cm, ditambah Australia berada di atas lempengan tektonik yang memiliki pergerakan
paling cepat di antara lempeng tektonik yang lain. Akibat dari pergerakan lempeng – lempeng
tersebutlah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi.

PASUT, ATMOSFERIK, PROSES HIDROLOGIS, OCEAN LOADING, PROSES


GEOLOGI LOCAL, ROTASI BUMI, EROSI, ABRASI, LONGSORAN, TSUNAMI,
FENOMENA LAIN TERMASUK PELAPUKAN OLEH MANUSIA

Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang
disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling
berinteraksi: laut, Matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan
dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian
pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang
naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasang.

Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah
gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga
24 jam 50 menit.

Tipe Pasang Air Laut


1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hamper sama
dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut adalah 24 jam 50
menit. Pada jenis harian ganda misalnya terdapat di perairan Selat Malaka sampai ke Laut
Andaman.

2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)

Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut rata-rata
adalah 12 jam 24 menit. Jenis harian tunggal misalnya terdapat di perairan sekitar selat Karimata,
antara Sumatra dan Kalimantan.

3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal)

Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya
berbeda. Pada pasang-surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide, prevailing
semidiurnal) misalnya terjadi di sebagian besar perairan Indonesia bagian timur.

4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal)

Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-
kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan
periode yang sangat berbeda. Sedangkan jenis campuran condong ke harian tunggal (mixed tide,
prevailing diurnal) contohnya terdapat di pantai selatan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.

Penyebab pasang laut


Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus
bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai
samudera.

Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah
dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa
tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari Matahari,
namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik Matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak Matahari ke
bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan Matahari dan menghasilkan dua tonjolan
pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,
sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan Matahari.

Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari berada dalam suatu
garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang
sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari membentuk sudut tegak
lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi.
Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan kuarter pertama dan kuarter ketiga.
Pasang laut dan transportasi perairan
Pengetahuan tentang pasang laut sangat diperlukan dalam transportasi perairan, kegiatan di
pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat pasang laut yang
periodik, maka ia dapat diramalkan.

Untuk dapat meramalkan pasang laut, diperlukan data amplitudo dan beda fase dari masing-
masing komponen pembangkit pasang laut. Seperti telah disebutkan, komponen-komponen
utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun, karena interaksinya
dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi antar komponen pasang laut utama, dan faktor-
faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya komponen-komponen pasang laut yang baru.

PROES HIDROLOGIS

Siklus hidrologi adalah salah satu dari enam siklus biogeokimia yang berlangsung dan berada di
bumi. Kata hidrologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Hydrologia” yang berarti ilmu air.
Hidrologi ialah cabang ilmu geografi yang membahas tentang distribusi, kualitas dan pergerakan
air di bumi.

Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup organisme yang ada di bumi.
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke
bumi dan kembali ke atmosfer melalui tahap kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Siklus hidrologi merupakan siklus atau sirkulasi air yang berasal dari Bumi kemudian menuju ke
atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Karena bentuknya
memutar dan berlangsung secara berkelanjutan inilah yang menyebabkan air seperti tidak pernah
habis.

Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga, proses siklus hidrologi
juga berdampak pada teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan dan keseimbangan ekosistem
bumi.

Pemanasan air laut oleh paparan sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut
dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam
bentuk hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Lebih dalam lagi ilmu hidrologi mengkaji tentang hidrometeorologi (air yang berada di udara
dengan wujud gas), potamologi (aliran permukaan air), kriologi (air dengan wujud padat
misalnya es dan salju), geohidrologi (air tanah), serta limnologi (air permukaan yang
cenderung lebih tenang misalnya danau dan waduk).

Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir
menjadi air permukaan (run off). Air yang ada di permukaan serta sebagian air yang ada di
bawah permukaan, baik itu yang mengalir atau yang tergenang seperti air pada waduk, danau,
rawa, sungai.
Air tersebut terkumpul dan mengalir yang akhirnya membentuk sungai yang mengalir menuju
laut.Baik aliran air yang berada di bawah tanah maupun air permukaan keduanya menuju ke
tubuh air di permukaan Bumi (laut, danau dan waduk).

Panasnya air laut didukung oleh sinar matahari karena matahari merupakan kunci sukses dari
siklus hidrologi sehingga mampu berjalan secara terus menerus kemudian air berevoporasi,
kemudian jatuh ke bumi sebagai prespitasi dengan bentuk salju, gerimis atau atau kabut, hujan,
hujan es dan salju dan hujan batu.

Dengan kata lain hidrosfer merupakan semua air yang berada di Bumi, baik dalam bentuk cair
yakni air, padat berupa es dan salju, maupun dalam bentuk gas yakni berupa uap air.

Proses Terjadinya Siklus Hidrologi

hendraalzair.blogspot.com

Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa tahapan. Tahapan- tahapan tersebut apabila
tergabung antara satu dengan yang lainnya maka akan terciptalah sebuah siklus. Dengan kata
lain, siklus ini terjadi karena adanya tahapan- tahapan yang saling berkaitan satu sama lain dan
bentuknya memutar.

Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Air di lautan, akan menguap
karena energi panas yang disediakan oleh paparan radiasi sinar matahari dan membentuk uap air.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau
langsung jatuh yang kemudian di intersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Uap air ini
bergerak ke atas ke ketinggian yang lebih tinggi membentuk awan. Tahapan proses terjadinya
siklus hidrologi terus bergerak secara berkelanjutan dalam berbagai tahapan yang berbeda

Evaporasi
saatsantai.com

Siklus hidrologi berawal dengan terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air
yang tertampung di danau, sungai, laut, bendungan atau waduk berubah menjadi uap air dengan
bantuan panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan
tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah evaporasi.

Evaporasi adalah Suatu proses yang mengubah air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud
gas atau biasa disebut dengan penguapan. sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas
atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari (misalnya saat musim kemarau), maka jumlah air
yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi.

Transpirasi

slideplayer.com

Penguapan air ini bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga dapat
berlangsung di jaringan makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam ini
dikenal dengan istilah transpirasi. selain itu, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair
dalam jaringan makhluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer.

Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit
dan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi.
Kondensasi

id.phoneky.com

Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel- partikel es. Ketika uap air
dari proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi sudah mencapai ketinggian
tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es yang berukuran sangat kecil
melalui proses konsendasi.

Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat berada di
ketinggian tersebut. Partikel- partikel es yang terbentuk tersebut akan saling mendekati satu sama
lain dan bersatu hingga membentuk sebuah awan.

Semakin banyak partikel es yang bersatu, maka akan semakin tebal dan juga hitam awan yang
terbentuk. Inilah hasil dari proses kondensasi.

Sublimasi

brantinstore.com

Tahapan yang lainnya adalah sublimasi yaitu proses naiknya uap air ke atas atmosfer bumi.
Sumblimasi merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air,
tanpa harus melalui proses pencairan. Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan (evaporasi
maupun transpirasi), namun meski sedikit tetap saja sublimasi ini tetap berkontribusi erat
terhadap jumlah uap air yang naik ke atmosfer, namun jumlah air yang di hasilkan menjadi lebih
sedikit.

Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi ini berjalan lebih lambat
dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap siklus hidrologi panjang.

Adveksi
saatsantai.com

Adveksi merupakan perpidahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun masih dalam satu
horizontal. Jadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan yang hitam dan gelap,
awan tersebut dapat berpindah dari satu titik ke titik yang lain dalam satu horizontal.

Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan udara sehingga
mengakibatkan awan tersebut berpindah. Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik
ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara.

Proses adveksi ini memungkinkan awan yang terbentuk dari proses kondensasi akan menyebar
dan berpindah dari atmosfer yang berada di lautan menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun
perlu diketahui bahwa tahapan adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses hidrologi, tahapan ini
tidak terjadi dalam siklus hidrologi pendek.

Run off

water.usgs.gov

Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap run off. Tahapan run off ini terjadi
ketika sudah di permukaan Bumi. Run off (limpasan) ialah suatu proses pergerakan air dari
tempat yang tinggi menuju tempat rendah di permukaan bumi.

Proses pergerakan air ini berlangsung melalui saluran-saluran air contohnya danau, got, muara,
sungai, laut hingga samudra. Dalam proses inilah air yang mengalami siklus hidrologi akan
kembali ke lapisan hidrosfer.
Infiltrasi

sumagroulx.com

Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di bumi akibat proses
presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan bumi dan mengalami run off. Sebagian kecil
dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori- pori tanah, merembes, dan menumpuk menjadi
air tanah.

Proses pergerakan air ke dalam pori- pori tanah ini disebut sebagai proses infiltrasi. Proses
infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah untuk menuju kembali ke laut.

Setelah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah mengalami siklus hidrologi
akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang berangsur- angsur, air tersebut akan
kembali mengalami siklus hidrologi yang baru, dimana diawali dengan evaporasi. Dan itulah
beberapa dari tahapan siklus hidrologi.

Macam-Macam Siklus Hidrologi


hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan segala elemen dalam proses
pencatatan, kegiatan survei dan pemetaan keadaan air di permukaan bumi.Siklus hidrologi yang
memiliki berbagai tahapan, ternyata tidak hanya terdiri atas satu macam saja.

Siklus hidrologi ini terbagi atas beberapa macam. Varian siklus hidrologi ini dilihat dari panjang
atau pendeknya proses siklus hidrologi tersebut. Berdasarkan proses panjang dan pendeknya,
siklus hidrologi ini dibagi menjadi 3 macam, yakni siklus hidrologi panjang, siklus hidrologi
sedang dan hidrologi pendek.

Siklus hidrologi pendek (Short cycle)


gerbangilmu.com

Siklus hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi yang tidak mengalami proses adveksi. Uap
air yang terbentuk melalui siklus hidrologi akan diturunkan melalui hujan yang terjadi di daerah
sekitar laut tersebut. Pada siklus ini, uap air akan diturunkan menuju sekitar laut melalui hujan.
Berikut adalah penjelasan mengenai siklus hidrologi pendek:

1. Air laut mengalami proses penguapan dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
2. Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.
3. Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.

Siklus hidrologi sedang (medium cycle)

gerbangilmu.com

Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus ini terjadi
saat air yang berada pada badan air (danau, rawa, laut, sungai) menguap, terkondensasi menjadi
awan, kemudian awan tersebut bergerak ke tempat lain karena terdorong oleh angin atau karena
perbedaan tekanan dan menurunkan hujan di permukaan tanah.
Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang
terbentuk ke atas daratan Siklus ini terjadi di wilayah daratan yang di dekatnya terdapat laut atau
di wilayah tropis.

Berikut penjelasan singkat mengenai siklus hidrologi sedang ini:

1. Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
2. Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan.
3. Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.
4. Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali ke
laut.

Siklus hidrologi panjang (long cycle)

gerbangilmu.com

Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah beriklim
subtropis atau daerah pegunungan. Siklus hidrologi panjang sebenarnya sama peristiwanya
dengan siklus hidrologi sedang. Yang membedakannya adalah siklus ini memiliki daerah yang
sangat luas sehingga perubahannya terjadi menjadi hujan salju dan mengalir melalui sungai dan
akan kembali menuju laut.

Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah wujud menjadi air, melainkan terlebih
dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut penjelasan singkat tentang siklus
hidrologi panjang ini:

Penjelasan mengenai siklus hidrologi panjang ini adalah sebagai berikut:

1. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan dan menjadi
uap air
2. Uap air yang telah terbentuk akan mengalami proses sublimasi
3. Kemudian awan terbentuk dengan mengandung kristal-kristal es
4. Awan mengalami proses adveksi dan kemudian bergerak ke daratan
5. Awan akan mengalami presipitasi dan kemudian akan turun sebagai salju
6. Salju akan terakumulasi menjadi gletser
7. Gletser tersebut akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara dan membentuk aliran
sungai
8. Air yang berasal dari gletser akan mengalir di sungai tersebut kemudian akan kembali ke
laut.

Siklus pendek atau yang sering disebut dengan siklus kecil merupakan siklus hidrologi yang
terjadi di lautan. Pada siklus menengah atau sedang berlangsung di dua tempat yaitu sungai atau
danau atau waduk dan lautan. Siklus yang terakhir adalah siklus panjang atau disebut juga
dengan siklus besar.

Jumlah air di bumi memang selalu tetap, hanya terjadi perubahan bentuk. Suatu saat air laut
berubah menjadi menguap, menjadi awan, kemudian menjadi hujan, masuk ke sungai dan
mengalir kembali ke laut.

Nah, demikianlah pemaparan tentang pengertian, proses dan tahapan, serta macam-macam siklus
hidrologi. Siklus hidrologi ini sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem
di bumi ini. Melalui siklus ini, ketersediaan air di tanah bumi dapat terjaga.

Air sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui ini mengalami suatu siklus. Karena
adanya siklus inilah ketersediaan air di bumi bisa selalu terjaga. Semoga dapat bermanfaat dan
menambah wawasan kita semua dalam pengetahuan ilmu alam.

OCEAN LOADING

This is a secondary tidal effect, due to the elastic response of the earth's crust to ocean tides,
producing deformation of the sea floor and a surface displacement of an adjacent land.

The ocean loading is more localised than the solid earth tides and for convention it does not have
permanent part. For kinematic PPP (see Code and Carrier Based Positioning (PPP)) at the few
centimetres accuracy level or few millimetres static PPP over 24 hours and/or far from the
oceans, it can be neglected [Kouba and Héroux, 2000] [1].

A model for the ocean loading is described in the IERS Conventions document [Denis et al.,
2004] [2], page 73, whose simplified version can be summarised as [footnotes 1][3]:

Ini adalah efek pasang surut sekunder, karena respons elastis kerak bumi terhadap pasang surut
laut, menghasilkan deformasi dasar laut dan perpindahan permukaan tanah yang berdekatan.

Pemuatan laut lebih terlokalisasi daripada pasang bumi padat dan untuk konvensi itu tidak
memiliki bagian permanen. Untuk PPP kinematik (lihat Code and Carrier Based Positioning
(PPP)) pada tingkat akurasi beberapa sentimeter atau beberapa milimeter PPP statis selama 24
jam dan / atau jauh dari lautan, dapat diabaikan [Kouba dan Héroux, 2000] [1] .

Suatu model untuk pemuatan laut dijelaskan dalam dokumen Konvensi IERS [Denis et al., 2004]
[2], halaman 73, yang versi yang disederhanakan dapat diringkas sebagai [catatan kaki 1] [3]:
ROTASI BUMI,

Rotasi Bumi: Pengertian, Proses, Dampak


dan Manfaat
Jagat raya adalah bentuk keseluruhan dari alam. Jika kita mendengar kata jagat raya, maka kita
akan menitik beratkan pada tata surya. Tata surya merupakan kumpulan benda- benda langit
yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain. Tata surya terdiri dari matahari sebagai
pusatnya, kemudian ada planet- planet yang mengelilinginya, kemudian ada asteroid (baca: ciri-
ciri asteroid) yang bermarkas (mempunyai lintasan) di antara Mars dan Jupiter, kemudian ada
bintang- bintang yang berukuran kecil atau agak besar, serta adalagi komet yang merupakan
bintang berekor.

Membicarakan mengenai tata surya, rasanya seperti tidak ada habisnya karena terlampau luas.
Mengenai tata surya, tidak lengkap rasanya apabila kita tidak sekalian membahas peristiwa-
peristiwa yang ada di luar angkasa. Beberapa peristiwa atau kegiatan rutin yang bisa kita
bicarakan adalah rotasi dan revolusi. Rotasi merupakan kegiatan berputar pada porosnya. Yang
melakukan kegatan rotasi ini adalah planet- planet dan juga satelit. Sementara yang dimaksud
dengan revolusi adalah peristiwa mengelilingi sesuatu, seperti planet mengelilingi matahari dan
satelit- satelit mengelilingi planetnya. Termasuk planet bumi, juga melakukan rotasi dan revolusi
bumi. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai rotasi bumi, tidak
hanya pengertiannya namun juga proses, dampak dan juga manfaatnya.

Pengertian Rotasi Bumi

Kita sudah sering mendengar kata rotasi. Rotasi sangat sering muncul dalam pelajaran sains
ketika di bangku sekolah. Rotasi sangat erat berkaitan dengan benda- benda langit, seperti planet
(baca: planet Saturnus) dan juga satelit. Ya, yang dinamakan rotasi adalah aktivitas atau kegiatan
berputar pada porosnya. Rotasi dilakukan oleh planet, asteroid dan beberapa benda langit.
Dengan demikian, bumi sebagai tempat tinggal manusia juga megalami rotasi. Kita mungkin
tidak merasakan putaran bumi secara langsung karena kita kecil dan berada di permukaan bumi
(baca: bentuk permukaan bumi), namun adanya rotasi bumi ini dapat dibuktikan dengan
beberapa bukti yang terjadi terhadap matahari.

Pengertian secara umum mengenai rotasi bumi adalah pergerakan bumi yang berputar pada
porosnya. Perputaran bumi pada porosnya ini adalah gerakan harian. Selain bumi, bulan yang
merupakan satelit dari bumi juga melakukan perputaran pada porosnya.

Proses Rotasi Bumi


Proses rotasi bumi secara umum adalah perputaran bumi pada porosnya. Rotasi bumi ini ada
arahnya, bumi berputar menuju ke arah timur atau melawan arah perputaran jarum jam. Arah
rotasi ini menyebabkan berbagai dampak rotasi bumi yang dapat kita rasakan dari bumi. Salah
satu diantaranya adalah kita bisa menjumpai malam dan siang, meskipun panjang malam dan
siang antara satu tempat dengan tempat yang lain berbeda- beda. Perputaran atau rotasi bumi ini
akan semakin melambat karena pengaruh dari gaya gravitasi bulan (baca: gerhana bulan).
Pelambatan gerak gravitasi bulan ini dapat kita lihat dari melambatnya satu hari sebanyak 1,7
milidetik dibandingkan seabad yang lalu.

Baca Juga :

 Cabang Cabang Ilmu Geografi


 Letak Astronomis Indonesia
 Pengaruh Letak Astronomis dan Geografis Indonesia Terhadap Kondisi Iklim

Dampak Rotasi Bumi


Rotasi bumi adalah salah satu peristiwa harian yang dilakukan oleh bumi. Tidak hanya bumi,
namun juga planet- planet di tata surya yang lainnya. Setiap aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan oleh benda- benda langit pastilah menimbulkan dampak atau akibat yang dapat
dirasakan. Demikian dengan rotasi bumi. Adanya rotasi bumi, dapat menimbulkan berbagai
macam dampak atau akibat yang nantinya bisa kita rasakan. Bahkan beberapa dampak dari rotasi
bumi ini akan menjadi peristiwa harian di bumi.

Jika revolusi bumi memberikan dampak berupa penanggalan masehi dan dalam bentuk tahunan,
maka rotasi bumi mengakibatkan terjadinya waktu harian. Maksudnya, rotasi bumi ini
menyebabkan terjadinya siang dan malam sehingga akan terbentuk satu waktu harian. Rotasi
bumi memakan waktu kurang lebih 23 jam 46 menit 4,901 detik, dan masa itu dibulatkan
menjadi 24 jam. Maka dari itulah waktu satu hari satu malam terdiri dari 24 jam. Selain
terjadinya siang dan malam, rotasi bumi juga menimbulkan banyak sekali akibat. Akibat- akibat
yang ditimbulkan dari rotasi bumi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Terjadinya siang dan malam

Salah satu fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari adalah adanya siang dan malam
hari. bahkan terjadinya siang dan malam hari ini pasti banyak orang yang tidak menyadari bahwa
ini adalah suatu fenomena (baca: fenomena unik matahari yang pernah terjadi). Siang merupakan
satu kondisi dimana sinar matahari dapat kita tangkap secara bebas. Di siang hari pula kita dapat
melihat berbagai benda- benda yang ada di bumi dengan tanpa bantuan benda apapun sebagai
penyinaran, karena matahari sudah mencukupi dalam penerangannya. Di siang hari pula kita
merasakan suhu udara yang hangat, dan bahkan panas. Hal ini tanpa kita sadari merupakan
fenomena alam yang terjadi akibat aktivitas tertentu. sementara malam hari adalah kebalikan dari
siang hari. pada malam hari kita tidak dapat melihat benda- benda yang ada di bumi tanpa
bantuan alat penerangan. Ya, tentu saja kondisi bumi saat itu sedang gelap dan tanpa penerangan
cahaya matahari.
Nah, pergantian siang dan malam ini tentu bukanlah karena tidak adanya suatu hal. Munculnya
fenomena (baca: fenomena alam yang menakjubkan di dunia) siang dan malam adalah akibat
dari rotasi bumi, yakni gerakan bumi berputar pada porosnya. Ketika bumi berputar, bagian bumi
atau belahan bumi yang menghadap ke arah matahari ini mengalami kondisi siang hari.
sementara belahan bumi satunya, yakni sisi sebaliknya tidak mendapatkan sinar matahari dan
sedang dalam kondisi malam hari. porsi antara siang dan malam pada masing- masing wilayah
bumi ini sama, yakni masing- masing 12 jam. Dengan demikian, kita bisa mendapatkan sinar
matahari yang seimbang dan melakukan istirahan dengan waktu yang cukup juga. Adanya siang
dan malam hari ini juga mendatangkan manfaat bagi manusia.

2. Terjadinya perubahan waktu

Dampak selanjutnya dari adanya rotasi bumi adalah terjadinya perubahan waktu. Pernahkah kita
menelfon atau berkomunikasi dengan seseorang yang berada di wilayah sangat jauh, Amerika
misalnya. Ketika kita menelfon pada siang hari, mungkin di Amerika masih malam hari. hal ini
membuktikan adanya perbedaan waktu yang sangat signifikan antara Indonesia dengan Amerika.
Tidak hanya itu, bahkan di Indonesia saja kita mengenal pembagian tiga daerah waktu, yakni
Waktu Indonesia Timur, Waktu Indonesia Tengah, dan Waktu Indonesia Barat. Hal ini meliputi
beberapa daerah di Indonesia. Meski masih dalam suatu negara, namun letak- letak wilayah
Indonesia tersebut saling berjauhan, sehingga sangat memungkinkan terjadinya perbedaan
waktu. Perbedaan waktu di berbagai daerah di dunia ini diakibatkan adanya rotasi bumi, yakni
gerakan bumi yang berputar pada porosnya. Sebenarnya pembagian waktu di dunia ini adalah
berdasar pada garis bujur nol derajat. Di daerah yang dilewati oleh garis bujur nol derajat ini
dibangun sebuah tuku peringatan waktu, yakni terletak di kota Greenwich

3. Bentuk bumi menjadi bulat dengan pepat di kedua kutubnya

Pergerakan bumi yang berputar pada porosnya tenyata tidak hanya memberikan pengaruh bagi
mkhluk hidup dan juga kondisi kehidupan di bumi. Rotasi bumi yang selalu berlangsung ini
teryata juga mempengaruhi bentuk dari planet bumi itu sendiri. salah satunya adalah
menyebabkan bentuk planet bumi tidak bulat sempurna (baca: bumi datar atau bulat). Namun
bentuk planet bumi yang ada adalah bulat dengan pepat di kedua kutubnya. Hal ini tidak lain dan
tidak bukan karena gaya- gaya yang dihasilkan dari rotasi bumi ini. bahkan tidak hanya bumi
saja, namun planet lain pun juga demikian. Bagaimanapun kecepatan berotasi mereka sangat
mempengaruhi bentuk planet. Misalnya adalah planet Saturnut. Karena kala rotasi (waktu rotasi)
nya yang sangat cepat, yakni sekitar 10 jam lebih sedikit, maka bentuk planet Saturnus sampai
seperti datar di permukaannya. Hal ini tidak bisa kita amati apabila kita tidak melihatnya secara
utuh sebagai sebuah planet.

4. Terjadinya pembelokan arah angin

Rotasi bumi yang merupakan pergerakan bumi pada porosnya, juga menimbulkan dampak salah
satunya adalah menyebabkan pembelokan arah angin. Angin merupakan hal yang tidak bisa
dihindari di Bumi. Hal ini karena angin (baca: jenis angin) adalah udara yang bergerak. Setiap
daerah dengan daerah lainnya mempunyai tekanan dan massa udara yang berbeda, maka dari
itulah keberadaan angin sangat sulit untuk dihindari. Angin yang mergerak lurus tanpa
mengalami pembelokan akan membawa sifat yang kurang baik. Dengan adanya rotasi bumi,
maka arah angin bisa dibelokkan sehingga tidak hanya satu daerah saja yang dapat terkena angin,
namun juga daerah lainnya juga dapat merasakan adanya angin. Terutama bila angin yang terjadi
adalah angin yang bersifat merugikan. Angin yang dibelokkan akan mempunyai tingkat
kecepatan yang berkurang, sehingga dapat mengurangi resiko kerusakan yang ada.

5. Terjadinya gerak semu harian matahari

Masih ingatkah kita dengan materi tentang revolusi bumi? Di dalam artikel tersebut, kita
membicarakan mengenai dampak atau akibat yang dapat ditimbulkan oleh revolusi bumi. Dari
beberapa akibat yang bisa ditimbulkan, salah satunya kita dapat menjumpai terjadinya gerak
semu tahunan matahari. Dalam gerak semu tahunan matahari, kita mendapati posisi matahari
yanf berbeda- beda pada tanggal dan bulan tertentu. dengan demikian hal tersebut berpengaruh
pada kelangsungan musim di dunia, sehingga terjadilah pergantian musim (baca: musim di
Indonesia). Sebenarnya hal tersebut bukanlah matahari yang berpidah tempat, namun justru
bumilah yang berpindah tempat karena mengelilingi matahari.

Ternyata tidak hanya gerak revolusi saja yang mendatangkan dampak gerak semu matahari.
Namun rotasi bumi ternyata juga dapat mendatangkan dampak gerakan semu matahari. Namun
gerak semu matahari akibat adanya rotasi bumi ini disebut dengan gerak semu harian matahari.
Hal ini karena gerak semu matahari akibat rotasi bumi ini berlangsung setiap hari. yang
dimaksud dengan gerak semu harian matahari ini posisi matahari yang selalu berubah- ubah.
Misalnya ketika pagi hari matahari berada di sebelah timur, ketika siang hari matahari berada di
tengah- tengah atau atas kepala, dan ketika sore hari matahari berada di sebelah barat. Posisi
matahari (baca: proses terjadinya badai matahari) yang berbeda- beda tersebut juga
mengakibatkan bayangan benda berbeda- beda. Gerakan ini dinamakan gerakan semu karena
sebenarnya bukanlah matahari yang berpindah- pindah tempat, namun karena rotasi bumi.

6. Kalender Masehi

Masih ingatkah kita pada pembahasan yang membahas mengenai dampak dari adanya revolusi
bumi? Salah satunya disebutkan mengenai penanggalam tahun Masehi. Ternyata mengenai
penanggalan Masehi bukan saja karena revolusi bumi saja, namun juga karena adanya rotasi
Bumi. Mengapa bisa demikian? Ya, karena penanggalan yang sangat rinci juga menyertakan
waktu yang sangat spesifik, seperti satuan jam, menit dan detik. Jadi, hal ini juga berhubungan
dengan rotasi bumi.

7. Pembagian waktu dunia

Pembagian waktu ini tentunya juga menyangkut daerah- daerah yang tidak terletak pada garis
bujur atau garis meridian. Daerah- daerah yang tidak dilewati oleh garis bujur atau garis
meridian (baca: garis lintang) tentu saja akan memiliki waktu yang berbeda. Hal ini sebagai
akibat dari adanya rotasi bumi. Contohny adalah daerah yang berada di belahan bumi kanan akan
mengalami pasi lebih dahulu daripada daerah yang berada di belahan bumi kiri.

8. Terjadinya perbedaan ketebalan atmosfer


Rotasi bumi juga berdampak pada ketebalan lapisan atmosfer. Sehingga atmosfer yang ada di
bumi mempunyai ketebalan berbeda beda di setiap daerahnya.

9. Terjadinya perubahan arah angin

Seperti yang sudah diterangkan di atas mengenai terjadinya pembelokan angin. Rotasi bumi
membuat arah angin mengalami perubahan.

10. Adanya perbedaan percepatan gravitasi

Rotasi bumi ternyata juga menyebabkan terjadinya perbedaan percepatan gravitasi. Percepatan
gaya gravitasi ini akan berpengaruh pada berbagai hal, misalnya pasang surut air laut.

11. Terjadinya gaya coriolis

Rotasi bumi juga dapat menimbulkan berbagai gaya, seperti gaya Coriolis.

12. Berfungsinya satelit buatan

Rotasi bumi juga dapat membuat satelit buatan menjadi berfungsi dengan semestinya. Satelit-
satelit buatan manusia dibuat dengan tujuan untuk bidang komunikasi dan informasi. Sehingga
ketika bumi berputar maka daerah yang dijangkau satelit bisa berganti- ganti, dan satelit bisa
menyampaikan informasi kepada berbagai daerah.

13. Terdapatnya jetlag apabila kita naik pesawat

Terdapatnya jet lag yang kita lihat ketika naik pesawat adalah akibat dari adanya rotasi bumi.

Nah itulah beberapa macam dampak yang dapat dimunculkan dari adanya rotasi bumi, banyak
sekali bukan? dampak- dampak tersebut merupakan hal- hal yang dapat kita rasakan dalam
kehidupan sehari- hari. melihat banyak dampak yang dapat ditimbulkan, maka kita mengetahui
bahwa rotasi bumi megandung banyak manfaat. Beberapa manfaat dari rotasi bumi akan dibahas
selanjutnya.

Manfaat Rotasi Bumi

Berbagai macam aktivitas benda- benda langit yang terjadi menimbulkan banyak sekali dampak.
Tidak hanya revolusi bumi saja namun juga rotasi bumi. Seperti yang kita telah ketahui
sebelumnya, bahwa rotasi bumi menimbulkan banyak sekali dampak yang dapat dirasakan oleh
manusia di bumi. Dengan mengetahui dampak- dampak yang telah disebutkan tersebut, maka
kita dapat mengetahui apa saja manfaat dari rotasi bumi. Manfaat berarti sesuatu yang bernilai
posotif, maka dari itulah manfaat rotasi bumi adalah sama saja dengan akibat positof dari bumi.
Beberapa manfaat yang bisa kita rasakan dari adanya rotasi bumi antara lain adalah sebagai
berikut:

1. Adanya pergantian siang dan malam


Dari dampak- dampak atau akibat dari rotasi bumi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
kita melihat salah satu manfaat dari rotasi bumi adalah adanya pergantian siang dan malam. Kita
semua mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk yang terstruktur dengan akalnya yang
sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Maka dari itulah manusia selalu mempunyai cara
untuk menghabiskan waktu mereka. Dalam melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan
memanfaatkan waktu, manusia mengenal yang namanya manajemen waktu. Dalam manajemen
waktu, yang paling dasar adalah pembagian waktu untuk bekerja dan beristirahat. Waktu siang
hari merupakan waktu yang sangat tepat untuk melakukan berbagai kegiatan. Selain karena kita
tidak memerlukan pencahayaan buatan, udara di siang hari cukup bagis untuk manusia dalam
beraktivitas. Setelah beraktivitas, manusia memerlukan waktu untuk sejenak rileks dan
beristirahat setelah selesai melakukan berbagai aktivitas, dan malam hari adalah pilihan yang
tepat. Hal ini selain karena ketika malam hari penglihatan kita tidak bisa maksimal, udara juga
tidak terlalu mendukung. Dengan adanya malam dan siang hari maka manusia bisa melakukan
berbagai macam aktivitas dan beristirahat dengan porsi yang sangat cukup.

2. Adanya perbedaan waktu

Manfaat selanjutnya adalah terjadinya perbedaan waktu antara satu tempat dengan tempat yang
lain. Mengapa perbedaan waktu disebut sebagai manfaat? Ya, karena hal ini secara tidak
langsung berdampak pada berbagai hal. Hal- hal yang disebutkan, misalnya adalah sistem
komunikasi dan transportasi. Sistem komunikasi dunia menggunakan teknologi serba canggih.
Sistem komunikasi tersebut akan dapat digunakan dengan maksimal dan kualitas bagus ketika
penggunaannya bergiliran. Apabila tidak ada perbedaan waktu, maka semua wilayah di bumi
mengalami siang hari dan malam hari bersamaan. Siang hari adalah waktunya orang bekerja.
Ketika selurih dunia memanfaatkan sistem informasi tersebut di jam sibuknya dalam waku
bersamaan, kita bisa membayangkan apa yang terjadi. Mungkin akan sering terjadi trouble
karena over dalam penggunaan. Demikian halnya dengan transportasi. Jika semua wilayah siang
hari, maka apa yang terjadi dengan jadwal penerbangan internasional? Hal ini benar- benar bisa
membuat penjadwalan menjadi kacau balau.

3. Terjadinya gerak semu harian matahari

Manfaat yang selanjutnya adalah adanya gerak semu harian matahari. Mengapa adanya gerak
semu harian matahari (baca: gerhana matahari) dikatakan sebagai manfaat? Ya, tentu saja karena
hal ini bisa dijadikan patokan dalam penentuan waktu harian. Sebelum adanya jam, penentuan
waktu menggunakan posisi matahari dan juga bayangan benda. Jika bayangan benda lebih
panjang, maka hal ini menandakan bahwa malam akan segera tiba. salah satu yang paling
membutuhkan kejelasan waktu adalah orang Islam. Hal ini karena muslim melakukan ibadah
lima kali sehari dalam waktu- waktu yang telah ditentukan. Apabila seorang muslim kok tidak
mengetahui tentang waktu, bagaimana ia akan menjalankan ibadahnya. Dia tentu saja akan
sangat kesulitan dalam menentukan apakah sudah masuk waktu sholat atau sudah berakhirkah
waktu sholat tersebut. Peggunaan posisi matahari dan bayangan benda dalam menentukan waktu
sholat sudah dilakukan sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW. Nabi Muhammad lah yang
mengajarkan tentang waktu- waktu sholat dan cara membacanya melalui sinar matahari dan
bayangan benda.
Nah, itulah beberapa manfaar dari adanya rotasi bumi yang kita ambil dari akibat atau dampak
rotasi bumi. Sebenarnya tidak hanya tida saja, namun manfaat dari rotasi bumi ada lebih dari itu,
hanya saja terkadang kita tidak menyadarinya.

Kaitan Rotasi Bumi dengan Revolusi Bumi

Gerakan yang melingkat mengelilingi matahari (baca: proses terjadinya gerhana matahari) terjadi
selama satu tahun, yakni selama 365, 2425 hari. sehingga hal ini menyebabkan revolusi bumi
tidak pas dengan pergerakan bumi pada poros atau sumbunya (rotasi bumi). Dari peristiwa inilah
lahir yang namanya tahun kabisat yang datangnya setiap empat tahun sekali (terkecuali pada
hitungan seratus yang tidak bisa dibagi 400).

Demikianlah informasi yang bisa disampaikan mengenai rotasi Bumi yang meripakan aktivitas
dari planet bumi. Baik langsung maupun tidak langsung rotasi bumi memberikan pengaruh serta
manfaat yang sangat besar bagi bumi dan seisinya. Maka dari itulah penting kiranya bagi kita
untuk mempelajari rotasi bumi. semoga informasi yang telah diberikan bermbanfaat bagi kita
semua.

Pengertian Rotasi Bumi, Proses, Serta Akibat


Dari Rotasi Bumi
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Pengertian Rotasi Bumi

Pengertian Rotasi Bumi


Biasa Kita sering mendengar dengan kata- kata rotasi. Rotasi biasanya sering muncul dalam
suatu pelajaran waktu dalam bangku sekolah dengan pelajaran sains ketika. Rotasi biasanya
sangat erat dengan berkaitan benda- benda yang ada dilangit, seperti planet (simak: planet
Saturnus) dan adapula dengan satelit. benar, yang sering disebut dengan rotasi yaitu aktivitas,
pekerjaan atau kegiatan yang berputar pada porosnya. Rotasi ini dilakukan oleh planet dan juga
asteroid masin ada beberapa benda langit lainnya.oleh dengan itu, bumilah sebagai tempat
tinggal manusia juga megalami rotasi. Kita mungkin secara tidak langsung merasakan putaran
bum karena terlalu kecil dan yang berada di permukaan bumi (simak: bentuk- bentuk permukaan
bumi), akan tetapi adanya rotasi bumi akan dapat dibuktikan dengan adanya beberapa bukti
yang ada dan terjadi terhadap matahari.

Rrotasi bumi dapat diartikan secara umum yaitu bumi yang pergerakannya memutar yang
terdapat pada porosnya. bumi yang memutar pada porosnya ini disebut gerakan hari. bukan
hanya bumi, bulan juga merupakan satelit. bumi melakukan perputaran sesuai porosnya.

Proses Terjadinya Rotasi Bumi


Proses terjadinya rotasi bumi dengan arti umum yaitu perputaran bumi yang menuju pada
porosnya. Rotasi bumi pada dasarnya ada arahnya, bumi ini pada dasarnya berputar berlawanan
dengan arah jarum jam yaitu berputar dari arah barat menuju arah timur. dengan adanya Arah
rotasi bumi inilah yang menyebabkan adanya berbagai dampak dari rotasi bumi yang
akan bisa dirasakan secara tidak langsung oleh kita dari bumi. bukti adanya dampak rotasi bumi
yaitu kita dapat merasakan atau menjumpai adanya malam dan siang hari, meskipun panjang
siang dan malam antara tempat satu dengan tempat lain tidaklah sama atau berbeda- beda.
dengan adanya gaya grafitasi bulan dapat memperlambat perputaran rotasi bumi (simak: gerhana
bulan). Pelambatan gerak gravitasi pada bulan ini kita lihat dari beberapa melambatnya satu
hari yang sebanyak 1,7 milidetik yang dibandingkan dengan seabad yang sudah lalu.

Berikut ini akibat terjadinya rotasi bumi :

1. Adanya Siang dan Malam

Perputaran bumi yang terdapat pada porosnya mengakibatkan sebagiannya bumi ada yang
mengalami menghadap matahari dan ada juga yang membelakangi dengan matahari. Bagian
bumi yang mengalami menghadap matahari maka akan mengalami waktu terjadinya siang hari
karena mendapat pancaran atau cahaya dari matahari, sedangkan yang bagian buminya
membelakangi dengan mataharimakan akan mengalami terjadinya waktu malam dikarenakan
tidak mendapatkan pancaran atau cahaya dari matahari.

2. Adanya Gerak Semu Harian Pada Matahari

Gerak semu harian yang ada pada matahari ini yaitu seolah-olah matahari yang bergerak
mengelilingi bumi. Pada waktu pagi hari matahari akan tampak terbit dibagian sebelah
timur,sedangkan pada waktu siang hari maka matahari akan tampak berada pada atas kepala,
dan saat waktu sore hari maka matahari akan tampak terbenam dibagian sebelah barat.

3. adanya perbedaan pada waktu diberbagai tempat yang ada di bumi

Bagian gelap terang yang ada dibumi selain akan mengakibatkan terjadinya adanya waktu siang
dan adanya waktu malam juga akan mengakibatkan terjadinya adanya perbedaan waktu yang ada
di bumi. Bumi ini terbagi menjadi 24 waktu daerah. Kota Greenwich yang ada di Inggris dilalui
oleh garis bujur 0⁰ yang ditetapkan sebagai

pusat pada daerah waktu yang ada di dunia. Setiap setiap daerah memiliki selisih 15⁰
menyebabkan perbedaan selisih waktu 1 jam. Bagian bumi yang disebelah timur Greenwich
akan mengalami waktu akan lebih cepat dari pada Greenwich, sedangkan bagian bumi yang di
sebelah barat daerah Greenwich akan mengalami waktu lebih lambat dari pada Greenwich. Hal
ini yang menyebabkan arah rotasi pada bumi yang dari barat akan ke timur sehingga bagian dari
bumi sebelah timur yang akan lebih dulu menghadap ke matahari.

4. Adanya Perbedaan Percepatan Pada Gravitasi Bumi

Rotasi bumi akan menimbulkan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal adalah gaya yang
mengarahnya menjauhi pusat. Gaya sentrifugal ini yang diakibatkan oleh adanya rotasi bumi
yang akan menyebabkan bumi tidak bulat dengan sempurna akan tetapi pepat yang pada kedua
kutubnya dan akan menggembung pada garis khatulistiwa sehingga diameter pada kutub bumi
akan lebih kecil daripada diameterpada garis khatulistiwa. Hal ini yang akan menyebabkan
percepatan pada gravitasi bumi ini lebih besar pada daerah kutub dibanding derah khatulistiwa.

5. Adanya Pembelokan Arah Angin

Angin yaitu udara yang dapat bergerak ataupun berpindah tempat karena adanya perbedaan
tekanan. hukum Buys Ballot berpendapat bahwa angin akan bertiup dari tempat yang
tekanannya tinggi akan menuju ketempat yang tekanannya lebih rendah. Pada belahan
bumi bagian selatan angin akan berbelok menuju ke arah kiri dan pada belahan bumi yang
utara angin akan berbelok menuju ke arah kanan.

6. Adanya Pembelokan Arah Arus Laut

Angin akan mengakibatkan terjadinya arus pada laut. Pada belahan bumi bagian selatan pada
arah arus laut yang berbelok sehingga berlawanan dengan arahnya perputaran jarum jam,
sedangkan padabagian belahan bumi yang utara kearah arus laut yang berGerak
pembelokan pada arah angin dan pada arus laut berbelok yang berlawanan dengan arah
putarannya jarum jam. Gerak pembelokan yang arah angin dan pembelokan pada arus laut yang
mengakibatkan rotasi bumi biasa disebut efek Coriolis

Demikian penjelasan singkat tentang Pengertian Rotasi Bumi, Proses, Serta Akibat Dari Rotasi
Bumi dari ane. Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, tolong bantu share ya. Terimakasih 🙂

Baca juga Pengertian Gerhana Matahari Dan Macam-Macamnya.

Dan jangan lupa baca artikel ane yang lain disini.

Incoming search terms:


 rotasi bumi
 akibat dari adanya rotasi bumi

EROSI,

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan seperti sedimen, tanah, batuan dan lain sebagainya
yang terjadi karena transportasi angin, air, es, hujan pada tanah atau material lain di bawah
pengaruh gravitasi ataupun aktivitas makhluk hidup. Peristiwa erosi ini juga dapat terjadi apabila
terjadi bencana alam seperti gempa bumi.

Pada umumnya erosi adalah proses alami yang mudah dikenali dengan ciri-cirinya, akan tetapi
banyak kejadian bahwa peristiwa erosi ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam penataan
hutan atau kegiatan lain seperti pertambangan, konstruksi pembangunan yang tidak tertata
dengan baik sehingga erosi ini menjadi sulit untuk dikenali. Akibat aktivitas manusialah yang
dapat mempercepat proses terjadinya erosi. Di daerah yang beriklim tropis, aliran air adalah
salah satu penyebab utama terjadinya erosi. Dimana proses terjadinya erosi terdiri atas 3 tahapan,
yaitu :

1. Tahap Pengelupasan ( Detachment )

Proses awal erosi diawali dengan proses pengelupasan oleh air hujan. Dimana percikan air hujan
adalah media utama dalam pengelupasan partikel dalam tanah. Prosesnya adalah ketika butiran
air hujan mengenai permukaan tanah maka partikel tanah akan terlepas dan terlempar ke udara.
Proses ini akan berlanjut ke proses pengangkutan oleh aliran air tanah.

Artikel terkait : Jenis-jenis Hujan – Ciri-ciri Hujan

2. Tahap Penangkutan ( Transportation )

Proses setelah terjadinya pengelupasan oleh air hujan yang menghasilkan partikel tanah adalah
proses pengangkutan. Dimana ketika partikel tanah terlempar ke udara maka partikel tersebut
akan kembali jatuh ke bumi akibat gravitasi bumi. Pada lahan yang miring, partikel tanah
tersebut akan tersebar ke arah bawah searah dengan lereng dimana partikel tanah tersebut akan
menyumbat pori-pori tanah.

Percikan air hujan yang tadi akan menimbulkan pembentukan lapisan tanah yang keras pada
lapisan tanah di bagian permukaan. Kejadian ini mengakibatkan menurunnya tingkat kapasitas
dan laju inflasi di tanah. Dimana pada kondisi intensitas hujan akan melebihi laju inflasi yang
akan menimbulkan genangan air di permukaan tanah yang kemudian akan menjadi aliran air di
permukaan tanah. Aliran inilah yang nantinya digunakan untuk mengangkut partikel-partikel
yang terlepas tadi.

Artikel terkait : Ekosistem Hutan Hujan Tropis – Alat Pengukur Curah Hujan

3. Tahap Pengendapan ( Sedimentation )


Proses sedimentasi berlangsung ketika energi aliran di permukaan mulai menurun dan tidak
mampu lagi untuk mengangkut partikel tanah yang terlepas. Proses sedimentasi tersebut terjadi
sementara yang berada di lereng yang bergelombang seperti bagian lereng yang cekung dan
dapat menampung endapan partikel yang hanyut oleh aliran air. Ketika hujan turun lagi maka
endapan sementara tadi akan terangkut kembali menuju dataran yang lebih rendah. Proses
pengendapan terakhir ini terjadi di kaki bukit yang relatif datar, daerah sungai dan waduk. Jika
pengendapan terjadi di daerah sungai, maka partikel tanah dan unsur hara yang terlarut dalam
aliran permukaan akan mengalir dan akan menyebabkan pendangkalan. ( baca : Akibat Erosi
Sungai )

Besar atau kecilnya terjadi erosi bergantung pada kuantitas suplai material yang terlepas dan juga
kapasitas media pengangkutnya. Apabila media pengangkutnya memiliki kapasitas yang lebih
besar dari suplai material yang terlepas maka proses erosi akan dibatasi oleh pelepasan
(detachment limited). Begitu juga sebaliknya apabila kuantitas suplai materi melebihi kapasitas
maka proses erosi akan dibatasi oleh kapasitas (capacity limited).

Proses erosi yang terjadi karena air hujan ini merupakan gabungan dari 2 sub proses yaitu
proses pertama adalah proses penghancuran struktur tanah menjadi butiran primer oleh energi
tumbuk butiran hujan yang jatuh menimpa tanah dan perendaman oleh air tergenang serta proses
pemindahan butir tanah oleh percikan air hujan dan proses yang kedua adalah penghancuran
struktur tanah yang diikuti oleh pengangkutan butiran tanah oleh air yang mengalir di permukaan
tanah.

Macam-macam Erosi

Proses terjadinya erosi memang berlangsung dalam jangka waktu yang tidak dapat diperkirakan,
maksudnya adalah bisa saja terjadi dalam jangka waktu yang lama atau bisa saja terjadi dalam
jangka waktu yang sangat cepat tergantung dari faktor penyebab erosi. Dan berikut adalah
macam-macam erosi yang disebabkan oleh faktor alam :

1. Erosi oleh Air – Erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir disebut juga sebagai
ablasi. Air yang mengalir secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang akan
menyebabkan adanya gesekan terhadap tanah. Gesekan terhadap tanah akan semakin
membesar apabila kecepatan dan jumlah air yang mengalir semakin besar. Kecepatan air
juga akan semakin besar apabila tingkat kemiringan lahan besar. Dimana gesekan yang
terjadi antara air dan benda-benda padat ikut terangkut oleh air dengan tanah atau batuan
yang dapat mengakibatkan terjadinya pengikisan.

2. Erosi oleh Air Laut – Erosi oleh air laut atau abrasi adalah peristiwa pengikisan yang
disebabkan poleh air laut sebagai hasil dari erosi marine. Besar kecilnya abrasi
dipengaruhi oleh besar kecilnya kekuatan gelombang laut. Biasanya erosi ini terjadi di
daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang air laut yang terjadi secara terus menerus.
Beberapa bentukan hasil abrasi antara lain adalah cliff, dataran abrasi, relung, pantai
fyord dan pantai skeren. ( baca : Abrasi dan Erosi )
3. Erosi oleh Es – Erosi yang disebabkan oleh es atau gletser adalah eksarasi. Erosi ini
hanya akan terjadi di daerah yang memiliki musim salju atau di daerah pegungungan
yang tinggi. Gletser adalah lapisan es yang bergerak menuruni lembah di lereng
pegunungan dimana proses bergerak menuruni lembah ini terjadi karena gaya beratnya
sendiri yang nantinya akan membuat kikisan di kanan kiri lembah. Hasil kikisan gletser
tersebut nantinya diendapkan di ujung glester ketika gletser mulai mencair. Endapan oleh
gletser tersebut diberi nama moraine. Contoh hasil gletser salah satunya adalah danau
glasial yang terbentuk karena lapisan tanah yang mengalami pengikisan sehingga
terbentuk suatu lekungan. ( baca : Macam Macam Danau )
4. Erosi oleh Angin – Erosi yang terjadi karena tenaga angin adalah deflasi. Deflasi ini
banyak ditemukan di daerah gurun yang memiliki tenaga tiupan angin kencang yang
disertai pasir dan batuan lainnya. Batuan yang mengalami pelapukan akan diangkut oleh
angin dimana apabila kekuatan angin akan semakin melemah dan kemudian hasil
pelapukan batuan tersebut jatuh dan diendapkan. Hasil dari pengikisan ini dinamakan
sebagai batuan jamur. ( baca : Jenis-jenis Batuan Penyusun Lapisan Bumi )

rosi tanah merupakan keadaan dimana lapisan tanah bagian atas menjadi menipis akibat
terjadinya pengikisan tanah oleh beberapa elemen seperti angin, air, atau es. Erosi tanah juga
disebabkan berdasarkan letak astronomis yang berpengaruh terjadinya erosi. Pengikisan tersebut
juga bisa disebabkan oleh adanya kegiatan makhluk hidup seperti hewan yang membuat sarang
atau liang di tanah, atau bisa juga karena pengaruh gravitasi. Pada saat terjadi erosi maka tanah
akan mengalami pengikisan atau longsor sehingga hanyut oleh air maupun angin.

Proses Terjadinya Erosi Tanah


Erosi tanah dapat menyingkirkan serta mengangkut material-material tanah dari tempatnya
semula. Menurut L.D. Meyer dan G.R. Foster erosi tanah bisa terjadi melalui tahapan-tahapan
proses seperti :

1. Detachment

Pada saat terjadi tumbukan air maupun angin yang terjadi dengan intensitas yang tinggi, maka
hal tersebut dapat menyebabkan pecahnya agregat tanah menjadi partikel-partikel tanah yang
akhirnya akan terlepas.

2. Transportation

Partikel-partikel tanah yang terlepas pada akhirnya akan ikut terhanyut oleh aliran air di
permukaan menuju tempat yang lebih rendah

3. Depotition atau sedimentation


Pada akhirnya, partikel-partikel tanah yang terlepas tersebut akan mengalami pengendapan di
tempat yang baru, yaitu daerah yang lebih rendah seperti di dasar sungai atau waduk.

Tanah memiliki jenis-jenis yang bisa menyebabkan erosi tanah yang menyebabkan beberapa
faktor penyebab erosi tanah yang terjadi karena buatan atau alami dari bumi. Erosi tanah juga
memberikan dampak positif maupun negatif bagi kehidupan makhluk hidup yang bergantung
hidup di dataran tanah.

Jenis Jenis Erosi Tanah


Tanah merupakan unsur bumi yang memberikan peran penting bagi kehidupan makhluk hidup,
tanah memiliki beberapa jenis-jenis tanah yang dapat menyebabkan erosi tanah yang dapat
merugikan makhluk hidup serta dapat menyebabkan banyak kerusakan bagi lingkungan sekitar.

Menurut faktor penyebab terjadinya, erosi tanah dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Erosi Tanah akibat proses alamiah

Erosi tanah akibat proses alamiah adalah erosi yang terjadi karena proses pembentukan tanah
serta proses dalam mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Sehingga erosi tanah
proses alamiah hanya di sebabkan oleh alam tanpa bantuan dari manusia.

2. Erosi Tanah akibat ulah manusia

Erosi tanah yang di akibatkan oleh ulah manusia merupakan erosi yang ditandai dengan
terjadinya pengelupasan tanah akibat ulah manusia yang menyebabkan tata guna lahan menjadi
buruk. Kegiatan tersebut misalnya adalah melakukan cocok tanam tanpa memperhatikan aturan-
aturan atau kaidah konservasi tanah, serta kegiatan pembangunan yang yang menyebabkan fisik
tanah menjadi rusak.

Menurut kenampakan lahan sebagai dampak terjadinya, erosi dibedakan menjadi :

1. Splash erosion (erosi percik), yaitu erosi yang terjadi karena terlepasnya partikel tanah
oleh tetesan air hujan, terutama di awal terjadinya hujan.
2. Sheet erosion (erosi lembar), yaitu erosi yang terjadi akibat adanya genangan yang
memiliki kedalaman +/- 3 kali butir hujan. Namun karena pemindahan partikel-partikel
tanah terjadi secara merata di seluruh permukaan tanah, maka terjadinya erosi ini sangat
sulit untuk diketahui.
3. Rill erosion (erosi alur), yaitu erosi yang terjadi karena terbentuknya alur-alur yang
memanjang di sepanjang permukaan tanah oleh aliran air. Alur-alur tersebut biasanya
memiliki kedalaman kurang dari 50 cm.
4. Gulley erosion (erosi parit / selokan), yaitu erosi yang terjadi karena alur-alur yang
ditimbulkan oleh aliran air dipermukaan tanah telah berkembang atau membentuk parit
atau bisa juga membentuk huruf V atau U dengan kedalaman mencapai 50 hingga 300
cm. Pada beberapa kasus, alur-alur tersebut juga dapat membentuk jurang yang memiliki
kedalaman lebih dari 300 cm.
5. Stream Bank Erosion (erosi tebing sungai), yaitu erosi yang terjadi pada area tebing-
tebing sungai yang stabil. Erosi ini disebut juga erosi saluran (channel erosion).

Menurut Proses terjadinya, erosi dibedakan menjadi :

1. Erosi normal, yaitu erosi yang terjadi karena bebatuan atau bahan induk tanah mengalami
pelapukan, baik itu secara geologi maupun secara alamiah. Erosi ini sering juga dikenal
dengan erosi geologi atau erosi alami.
2. Erosi dipercepat, yaitu erosi yang terjadi karena kerusakan tanah lebih cepat dari proses
pembentukannya. Hal ini disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan manusia dalam
mengelola tanah guna meningkatkan produktivitas tanah tersebut.

Faktor-Faktor Penyebab Erosi Tanah

Erosi tanah bisa terjadi secara alamiah maupun ulah manusia. Erosi tanah juga dapat
menyebabkan kerusakan hutan di sekitar lingkungan. besar kecilnya peristiwa tersebut sangat
tergantung pada beberapa faktor seperti :

1. Faktor iklim

Faktor iklim sangat berpengaruh pada terjadinya suatu erosi tanah. Perubahan musim, kecepatan
angin, intensitas hujan, frekuensi terjadinya badai, maupun suhu rata-rata suatu wilayah dapat
menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya pengikisan tanah. Wilayah yang memiliki curah
hujan dengan frekuensi yang tinggi maupun wilayah yang memiliki frekuensi terjadinya badai
dan terpaan angin yang lebih intens akan lebih mudah mengalami erosi.

2. Faktor Geologi

Terjadinya erosi tanah juga sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi suatu area seperti
kemiringan lahan, panjangnya lahan, tipe batuan, tipe sedimen, maupun permeabilitas lahan.
Semakin curam suatu area, maka energi air untuk mengangkut material-material tanah akan
semakin besar.

3. Faktor Biologis

Faktor biologis seperti vegetasi, kondisi tanah, serta makhluk hidup yang tinggal disuatu area
juga memberikan pengaruh pada terjadinya erosi tanah.

Berikut adalah beberapa pengaruh dari faktor biologis :

Vegetasi yang baik akan dapat membantu mengurangi kekuatan air hujan untuk menghancurkan
tanah, yaitu dengan menghalanginya agar tidak jatuh langsung ke permukaan tanah. Adapun
pengaruh suatu vegetasi sebagai pelindung tanah antara lain adalah :

 Melindungi tanah dari terpaan air hujan secara langsung


 Mempertahankan agar partikel-partikel tanah tetap pada tempatnya
 Mengurangi kecepatan aliran air
 Mempertahankan kemampuan tanah dalamproses penyerapan air

Bahaya Yang Bisa Ditimbulkan Oleh Erosi Tanah

Erosi tanah menyebabkan lapisan permukaan tanah bagian atas menjadi menipis. Terjadinya
erosi tanah tersebut akan memberikan dampak yang cukup besar, baik itu pada tempat asal
terjadinya erosi (on-site) maupun di tempat lainnya (off-side). Berikut dampak atau bahaya yang
ditimbulkan oleh erosi tanah :

Dampak dari erosi tanah on site biasanya akan dapat dirasakan secara langsung oleh pihak yang
mengelola tanah tersebut, yaitu penurunan tingkat produktivitas tanah. Produktivitas tanah yang
menurun dapat ditandai oleh beberapa hal seperti :

 Hilangnya kesuburan tanah akibat hanyutnya pertikel-partikel atau mineral-mineral


dalam tanah, sehingga sulit dijadikan lahan untuk bercocok tanam.
 Penurunan hasil panen
 Peningkatan biaya penggunaan pupuk
 Penurunan kemampuan tanah dalam menyerap air (infiltrasi). Hal ini nantinya dapat
mengakibatkan peningkatan limpahan air di permukaan tanah dan pada akhirnya dapat
terjadi banjir.
 Terjadinya perubahan struktur tanah
 Perubahan profil tanah
 Lahan menjadi tandus

Cara Mengatasi dan Mencegah Terjadinya Erosi Tanah

Dampak yang bisa dirasakan akibat terjadinya erosi bisa menyebabkan kerugian material
maupun non material yang cukup besar. Untuk itu, perlu adanya tindakan-tindakan untuk
melindungi tanah dari terjadinya erosi, terutama di daerah perbukitan dan memiliki lereng-lereng
yang curam. Dengan upaya tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan kemampuan tanah
sehingga tanaman dapat tumbuh subur, melindungi sumber-sumber air, serta dapat mencegah
terjadinya tanah longsor.

Adapun cara untuk mencegah terjadinya erosi tanah adalah :

 Mengatur sistem drainase yang baik guna mengatur sirkulasi air. Cara ini akan sangat
membantu memaksimalkan tingkat kesuburan tanah, adapun langlah-langkah yang bisa
diambil antara lain adalah :
 Membuat pembatas alami dari batas air yang paling tinggi hingga ke bawah yang
bertujuan untuk memperlambat aliran air.
 Membuat cabang-cabang saluran air untuk membagi jalur alirannya
 Membuat dinding batu atau tanggul yang membujur pada kemiringan lahan akan
membantu mencegah terhanyutnya tanah ke tempat yang lebih rendah. Selain itu juga
dapat menciptakan habitat yang subur bagi tanaman
 Menerapkan sistem contur farming, yaitu menanan tanaman sesuai dengan garis kontur
tanah. Cara ini akan membantu akar tanaman dalam menahan air.
 Melakukan kegiatan tanam menanam berdasarkan sistem teras demi teras. Ini akan
membantu menahan pengaruh gravitasi tanah yang menjadi salah satu penyebab
terjadinya erosi. Sistem ini sering disebut sebagai terasering
 Untuk menciptakan alur penanaman yang horizontal, sebaiknya pembajakan sawah
dilakukan searah dengan garis kontur tanah yang ada. Sistem ini dinamakan contour
plowing.
 Melakukan pemetakan atau membagi lahan bercocok tanam sesuai dengan garis kontur
tanah menjadi beberapa bagian yang lebih sempit sehingga menghasilkan bentuk lahan
yang berbelok-belok.
 Mengganti jenis tanaman yang bertujuan untuk menghindari penyerapan unsur hara tanah
secara terus menerus oleh tanaman yang sama dari waktu ke waktu.
 Melakukan kegiatan pemupukan etrutama dengan menggunakan pupuk hijau guna
mengembalikan vitalitas tanah.
 Melakukan kegiatan Reboisasi, yaitu penanaman kembali lahan-lahan yang gundul akibat
eksploitasi yang dilakukan secara besar-besaran dan tidak bertanggung jawab. Dengan
reboisasi diharapkan dapat memperbaiki kemampuan tanah untuk menyerap air, sehingga
dapat menurunkan resiko terjadinya erosi tanah.
 Melakukan pengendalian terhadap penebangan atau eksploitasi hutan, yaitu dengan
mengenakan sanksi tegas bagi pelakunya

Berikut itu adalah penjelasan dari erosi tanah, agar tidak terjadi erosi tanah dengan cepat. Bisa
kita lakukan menggunakan pencegahan lainnya seperti :

 fungsi hutan lindung


 fungsi hutan bakau
 manfaat sungai

ABRASI,

Abrasi dan Erosi – Pengertian – Perbedaan –


Jenis dan Macamnya
Erosi dan abrasi, keduanya sama-sama pengikisan, kan? Tetapi ternyata abrasi dan erosi itu beda.
Dimanakah perbedaan keduanya? Kita kulik satu per satu, yuk!

Erosi
Yang dimaksud dengan erosi adalah proses pengikisan batuan, tanah, maupun padatan lainnya
yang disebabkan oleh gerakan air, es, atau angin. Kadangkala banyak yang menyebut erosi
sebagai pelapukan. Akan tetapi antara pelapukan karena cuaca dan erosi tidaklah sama.
Pelapukan merupakan terjadinya penghancuran mineral batuan baik karena suatu proses fisik,
kimiawi, atau kedua-duanya. Erosi yang dialami oleh padatan sebenarnya disebabkan oleh alam
(air, angin, dan sebagainya), tapi ulah manusia membuat erosi yang sudah terjadi kian parah.

Penyebab Erosi

Aktivitas manusia yang memperburuk kondisi lahan yang telah erosi antara lain :

 Penebangan hutan liar yang menyebabkan hutan gundul tanpa diimbangi penanaman
pohon kembali,
 konstruksi yang tak tertata,
 alih fungsi hutan jadi lahan pertambangan, perkebunan, maupun pertanian, membangun
jalan.
 Hutan yang telah beralih fungsinya menjadi berbagai lahan untuk bercocok tanam,
pertanian, perkebunan, dan lainnya menambah resiko erosi tanah dikarenakan tanaman
yang dibudidayakan di lahan pertanian atau perkebunan memiliki akar yang lemah,
sehingga tidak dapat menjaga struktur tanah tetap kuat.

Berbeda dengan tanaman/pepohonan yang biasa tumbuh di hutan-hutan, memiliki akar kuat dan
dapat mengikat tanah, jadi strukturnya tetap terjaga dan kokoh (terhindar dari erosi).

Tahapan Erosi

1. Detachment. Yaitu proses lepasnya batuan dari massa induk.


2. Transportasi. Yaitu perpindahan batu yang sudah terkikis dari suatu wilayah/kawasan ke
wilayah lainnya.
3. Sedimentasi. Yaitu mengendapnya batu yang terkikis.

Faktor Penyebab Erosi

1. Tumbuhan
2. Alih fungsi lahan
3. Iklim
4. Jenis dan sifat tanah
5. Topografi (kemiringan dan panjangnya lereng).

Dampak Terjadinya Erosi

1. Lapisan tanah atas semakin tipis. Erosi yang terus menerus mengikis tanah akan berefek
pada permukaan tanah atas yang makin tipis.
2. Penyebab Banjir. Erosi merupakan salah satu penyebab terjadinya bencana banjir.
Dikarenakan lahan yang erosi akan menurun kemampuannya dalam menyerap air ke
tanah. Air yang meluap dan sukar terserap dengan cepat berdampak pada bencana banjir
yang melanda suatu daerah.
3. Tanah tidak bisa menyerap air dengan baik. Intinya sama dengan poin sebelumnya.
Tanah yang erosi, tentu tidak dapat menyerap air dengan baik. Ini menyebabkan air di
permukaan akan melimpah dan meluap.
4. Sedimentasi sungai. Tanah yang terangkut oleh air yang mengikisnya (pengikisan tanah
akibat erosi oleh air), akan masuk ke sungai dan mengendap di sana, sehingga terjadi
pendangkalan sungai.

Jenis-jenis Erosi

1. Ablasi

Ablasi atau erosi air sungai merupakan suatu proses pengikisan tanah di sekitar aliran air.
Kecepatan air, banyaknya air, dan pasir yang diangkut dalam air dapat mempengaruhi cepat
lambatnya pengikisan. Aliran dari air sungai yang terus menerus mengikis permukaan atau sisi-
sisi sungai akan berdampak pada terbentuknya ngarai, jurang, maupun lembah.

Erosi yang kemungkinan bisa terjadi sepanjang aliran sungai adalah :

 Erosi mudik. Adalah pengikisan yang terjadi pada dinding air terjun dan lama kelamaan
akan mempengaruhi letak air terjun jadi mundur ke hulu.
 Erosi tebing sungai. Adalah pengikisan dinding sungai yang berdampak pada meluasnya
lembah.
 Erosi badan sungai. Adalah pengikisan yang terjadi di dalam badan sungai dan
berdampak pada sungai yang makin dalam.

Berdasarkan tingkatan/tahapan kerusakan tanah yang kikis, dapat dibagi menjadi :

 Erosi aliran (splash erosion)


Erosi aliran dapat membuat partikel-partikel tanah di permukaan jadi hanyut bersama
aliran air. Ada beberapa cara air tersebut bisa membuat partikel tanah hanyut. Pertama
adalah saltasi (turbulensi air membuat tanah lompat dan tersapu oleh air seraya gerak ke
arah bawah), kedua adalah dengan cara rayapan (tanah yang sudah banyak mengandung
air itu merayap turun dari lereng, ketiga suspensi (saat tanah halus bercampur dengan
air).

 Erosi percik
Erosi percik yaitu pengikisan yang terjadi saat percikan air jatuh ke tanah. Misalnya
ketika terjadi hujan yang mengikis tanah sedikit demi sedikit.

 Erosi saluran
Adalah saat air lewat tanah yang lebih rendah dan menghasilkan cekungan. Air yang
mengalir dan terus mengikis tanah akan membentuk alur air (rill) atau erosi alur/rill
erosion, selanjutnya apabila prosesnya lama akan terbentuk parit (gully) atau erosi
parit/gully erosion.
Bentang alam hasil dari ablasi antara lain :

 Oxbow lake (danau tapal kuda). Adalah danau yang terjadi dari sungai yang dahulu
belok, lalu menerobos.
 Meander. Adalah sungai berliku yang lama-lama dapat membentuk oxbow lake.

2. Abrasi

Abrasi yang biasa disebut dengan erosi gelombang laut atau erosi marin adalah proses
pengikisan pantai oleh gelombang laut. Penyebab abrasi adalah permukaan air laut yang naik,
dikarenakan mencairnya es di kutub. Sehingga berdampak pada pengikisan daerah permukaan
yang lebih rendah.

Abrasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah besar atau kecilnya
gelombang laut dan cepat lambat gelombang tersebut. Sementara kekuatan abrasi disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu : besar kecil gelombang laut, tingkat kekerasan batuan (makin keras
batu, kian tahan terhadap abrasi), dalamnya laut pada muka pantai (semakin dalam, kekuatan
abrasi makin besar), banyaknya materi yang dibawa oleh gelombang (banyaknya materi yang
sebagian besar berupa pasir atau kerikil akan menambah kekuatan abrasi jadi kian besar juga).

Bentang alam hasil dari abrasi antara lain :

 Cliff (tebing pantai)


Merupakan pantai yang mempunyai batuan keras juga terjal dan curamnya pegunungan.
Tebing bagian bawah yang lama kelamaan mengikis akan membentuk wave cut
platform. Termasuk cekungan yang terbentuk di dinding cliff atau disebut relung
 Cave, arch, stack, stump
Cave atau sebutan gua yang ada di tebing pantai, apabila terobosan gua sampai dua sisi
tebing akan jadi arch, arch yang terkena pengikisan atau erosi dan menyisakan tiang yang
jauh dari cliff akan membentuk stack, sementara jika stack mengalami erosi dan gugur
masuk ke bawah air laut dinamakan stump.
 Dataran abrasi. Adalah wilayah dataran yang sudah terkena abrasi dan dapat dilihat
secara jelas saat air laut surut.

3. Eksharasi

Eksharasi dinamakan juga dengan erosi es atau gletser. Pengikisan ini disebabkan oleh es yang
mencair atau gerakan lapisan es. Batuan yang terkikis akan masuk ke bawah dan akhirnya
mengendap. Materi yang mengendap disebabkan terjadinya erosi es atau gletser disebut dengan
morena. Bentang alam hasil dari eksharasi adalah fyord atau wilayah pantai yang menjorok ke
darat, sekelilingnya ada tebing curam dan terbentuk karena erosi es/gletser saat jaman es.

4. Deflasi/Korosi

Deflasi atau korosi disebut juga dengan erosi angin. Erosi ini terjadinya kebanyakan di daerah
gurun. Pengikisan pasir oleh angin dan membuat pasir itu mengendap akan membentuk bukit
pasir. Angin pun akan mengikis bebatuan yang ia lewati. Hasil dari deflasi adalah tanah loess
yang terdapat di daerah Cina Utara. Ini hasil deflasi yang berasal dari gurun Gobi.

Berdasarkan kecepatannya dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

 Erosi tanah
Adalah proses pengikisan/hancurnya batuan atau tanah terjadi lebih cepat dibandingkan
dengan proses terbentuknya. Banyak mengakibatkan kerusakan lahan karena erosi tanah
ini kebanyakan tidak hanya disebabkan alam saja, melainkan juga campur tangan
manusia yang mengelola lahan tanpa peduli kelestarian alam.
 Erosi geologi
Adalah proses pengikisan/hancurnya batuan atau tanah seimbang dengan proses
terbentuknya. Kebanyakan erosi ini tidak menimbulkan rusaknya lahan dan lingkungan.

Kesimpulannya perbedaan abrasi dan erosi adalah daerah yang mengalami pengikisan dan
penyebab terkikis daerah tersebut. Sementara erosi terjadi pada batuan atau tanah (Padatan) dan
pengikisan disebabkan oleh air, angin, atau es. Abrasi terjadi pada wilayah pesisir dan pengikisan
disebabkan oleh gelombang air laut.

LONGSORAN,

Proses Terjadinya Longsor dan Penyebabnya


Tanah adalah suatu komponen abiotik yang manfaat bagi manusia, hewan maupun tumbuhan.
Tanah merupakan komponen yang dapat memberikan sumber kehidupan sehari-hari. Dengan
tanah kita bisa bercocok tanam dan nantinya dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dijual untuk
mencukupi kehidupan sehar-hari. Namun, apabila tanah tidak dijaga dan dirawat sebaik mungkin
maka akan menimbulkan dampak buruk yang salah satunya adalah dapat menyebabkan bencana
alam tanah longsor.

Tanah longsor adalah sebuah peristiwa geologi yang terjadi karena adanya pergerakan massa
batuan atau tanah yang pergerakkannya jatuh ke bawah. Pada umumnya tanah longsor
disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah
faktor yang mempengaruhi kondisi material sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut.

Artikel terkait : Akibat Terjadinya Tanah Longsor


Tanah longsor tentunya mengalami proses yang sedemikian rupa. Proses terjadinya tanah longsor
adalah sebuah peristiwa perpindahan material pembentuk lereng yang berupa batuan atau tanah
yang bergeser atau bergerak turun ke bawah yang terjadi karena kondisi lahan yang tidak
seimbang atau terkena tekanan dari atas seperti hujan deras. Berikut adalah proses
terjadinya longsor yang sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia :

1. Proses Meresapnya Air ke Tanah – Proses pertama terjadinya tanah longsor adalah
proses resapan air hujan ke dalam tanah. Dimana peristiwa meresapnya air ini nantinya
akan mempengaruhi beban dalam tanah yang nantinya tanah akan berada diambang batas
maksimal dalam menampung air. ( baca : Sumur Resapan )
2. Perubahan Tekstur Tanah – Yang dimaksud disini adalah apabila air yang secara terus
menerus menerjang tanah sampai suatu ketika dapat menembus ke bagian tanah yang
kedap air serta berperan sebagai bidang penggelincir maka tanah akan menjadi licin.
Tanah yang licin inilah nantinya akan akan mengalami pergerakan yang amat cepat
menuju ke bawah apabila hujan deras terjadi. ( baca : Sifat Fisik Tanah )
3. Tanah Mengalami Pelapukan – Tanah yang berada di permukaan akan mengalami
pelapukan, begitu juga struktur lapisan tanah yang berada di bawahnya begitu sampai
dasar dari tanah. Pada peristiwa pelapukan inilah yang nantinya akan menyebakan tanah
bergerak mengikuti lereng dan kemudian keluar lereng sehingga terjadilah tanah longsor.
( baca : Proses Terbentuknya Tanah )

Faktor penyebab tanah longsor

Faktor Penyebab Tanah Longsor Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa longsor
disebabkan oleh faktor alam dan juga faktor manusia. Faktor tersebut antara lain adalah
tingginya tingkat curah hujan yang berlangsung secara terus menerus, keadaan topografi seperti
tingkat kemiringan lereng, banyak terjadi penebangan hutan secara liar tanpa memikirkan
dampak penebangan hutan secara liar , sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi secara
aman, sistem drainase daerah lereng yang tidak bekerja dengan baik, kondisi geologi
seperti batuan yang mengalami pelapukan.

Terjadinya gempa bumi atau peristiwa meletusnya gunung berapi yang dapat menyebabkan
pergeseran tanah, lapisan batuan yang lempung, kemiringan lapisan sisipan, keadaan tata air
yang tidak berjalan dengan lancar karena adanya penyumbatan dalam sistem drainase, adanya
penimbunan tanah di daerah yang berlereng, adanya budidaya kolam ikan di atas lereng yang
dapat menyebabkan air menyerap ke tanah dalam jumlah yang banyak dan juga hilangnya
kesadaran masyarakat akan menjaga lingkungannya sendiri. Itulah faktor-faktor dari alam
maupun faktor dari manusia yang dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor.

Artikel terkait : Prinsip Etika Lingkungan

Tanda-tanda Tanah Longsor


Tanah longsor memang terkadang terjadi secara tiba-tiba. Namun terdapat tanda-tanda yang
dapat dijadikan patokan untuk mengetahui akan terjadinya longsor sehingga tanah longsor dapat
dicegah. Tanda-tanda tersebut dapat ditemukan di lingkungan sekitar yang diantaranya adalah
munculnya retakan yang berada di lereng yang sejajar dengan arah terbing, hal ini biasanya dapat
diketahui setelah terjadinya hujan, munculnya mata air di titik-titik tertentu dimana sebelumnya
tidak ditemukan mata air ( baca : Proses Terjadinya Mata Air ).

Bagian rumah seperti pintu dan jendela akan sulit dibuka karena pondasi tanah sudah bergeser,
tebing terlihat tidak kokoh dari sebelumnya, beberapa material seperti kerikil mulai berjatuhan,
tanaman atau tiang listrik terlihat lebih miring dari biasanya, sebagian halaman atau dalam rumah
yang tiba-tiba ambles ke bawah ( baca : Penyebab Tanah Ambles ), runtuhnya bagian tanah
dalam jumlah yang tidak sedikit secara tiba-tiba, terdapat retakan-retakan di dinding rumah yang
disebabkan oleh resapan air serta kondisi air menjadi tidak jernih dan terlihat sangat keruh, hal
ini terjadi karena daya serap tanah tidak sempurna lagi.

Jenis Tanah Longsor

Tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia ini ternyata disebabkan oleh faktor
yang berbeda-beda. Maka dari itu jenis jenis longsor dibedakan menjadi 6 berdasarkan
pergerakannya, rombakannya dan runtuhannya. Berikut pembahasannya :

 Translasi – adalah jenis tanah longsor yang sering terjadi, dimana jenis tanah longsor ini
terjadi karena adanya pergerakan massa tanah dan batuan yang terdapat pada bidang
gelincir yang berbentuk rata.
 Rotasi – adalah jenis tanah longsor yang terjadi karena adanya pergerakan massa tanah
dan batuan yang terdapat pada bidang gelincir yang berbentuk cekung.
 Blok – adalah jenis tanah longsor yang terjadi karena adanya perpindahan batuan yang
bergerak pada bidang gelincir yang berbentuk rata. Jenis longsoran ini sering disebut juga
sebagai longsoran translasi blok batu karena yang mengalami perpindahan hanyalah
batuan.
 Runtuhan batuan – adalah jenis tanah longsor yang parah dimana jenis tanah longsor ini
terjadi karena adanya pergerakan batuan yang bergerak ke bawah dengan cara jatuh
bebas. Secara umum tanah longsor jenis ini terjadi di bukit yang terjal di dekat daerah
pantai.
 Rayapan tanah – adalah jenis tanah longsor yang terjadi secara perlahan dari atas
menuju ke bawah. Dimana jenis tanah longsor ini terkadang tidak dapat terdeteksi namun
sebagian masyarakat dapat mengetahuinya dengan melihat pepohonan, tiang listrik dan
sebagainya lebih miring dari biasanya.
 Bahan rombakan – jenis tanah longsor ini terjadi pada saat massa tanah bergerak
kemudian didorong oleh air. Dimana kecepatan aliran ini bergantung pada tingkat
kemiringan lereng, volume dan tekanan air. Secara umum jenis tanah longsor ini sering
terjadi di daerah lembah ataupun di dekat gunung berapi.
TSUNAMI,

FENOMENA LAIN TERMASUK PELAPUKAN OLEH MANUSIA

DAFTAR PUSTAKA

1. Bronto, S. (2001). Volkanologi: Buku teks bahan ajar untuk mahasiswa ilmu kebumian
khususnya geologi. Proyek Penelitian dan Pengebdian pada Masyarakat, Jakarta.

2. Earle, S. (2015). Physical Geology, Download this book for free at http://open.becampus.ca

3. Hadiyatmo, H. C., (2010). Tanah Longsor & Erosi: Kejadian dan penanganan. Yogjakarta:
Gajah Mada Prees.

4. Muntohar, A. S. (2010), Tanah Longsor: Analisis-prediksi-Mitigasi. UMY: LP3M UMY.

5. Sutoto. (2006). Geologi Dasar. Solo: Widya Ananda. 6. Stein, S. & Wysession, M. (2005). An
introduction to Seismology, Earthquarkes, and Earth Structure. Victoria: Blackwell.

7. Van der Pluijm, B.A. & Marshak, S. (1955). Earth Structure. 2nd edition. NewYork-London:
Noton company.

https://id.wikipedia.org/wiki/Deformasi_(mekanika)
Sumber : Ikatan Tutor Indonesia. 2015. A-Z Menguasai Fisika dalam 10 Menit. Yogyakarta :
Penerbit Indoliterasi.
https://moondoggiesmusic.com/siklus-hidrologi/

https://gssc.esa.int/navipedia/index.php/Ocean_loading

https://ilmugeografi.com/geologi/proses-terjadinya-erosi

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/erosi-tanah

https://ilmugeografi.com/geologi/proses-terjadinya-longsor

Anda mungkin juga menyukai