Anda di halaman 1dari 8

Nama : Wulan Arnianti

NIM : 21/483387/SV/20189
Mata Kuliah : Aplikasi Survei GNSS
Program Studi : D4 Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar

Tugas Resume GNSS untuk Deformasi Materi Minggu Ke-3

A. Pendahuluan
 Apa itu deformasi?
Deformasi merupakan suatu kejadian perubahan bentuk posisi atau ukuran suatu
objek yang disebabkan karena suatu gaya tertentu. Sebagai contoh, terdapat sebuah
objek yang diberi suatu gaya atau tekanan yang mengakibatkan terjadi perubahan
sehingga objek tersebut berubah juga baik dari tekanan atau gaya yang dihasilkan
tersebut.
Dari tingkat kerusakannya, deformasi dapat dikelompokkan ada 2 jenis yaitu :
1) Plastic deformation
Deformasi dikatakan plastic apabila gaya yang diberikan pada suatu objek
yang kemudian terjadi adanya perubahan secara permanen. Misalnya,
sebuah kayu yang diberi dorongan gaya untuk menjadikan kayu tersebut
terbelah dua. Hasil terbelahnya kayu tersebut, dapat dikatakan perubahan
sesuatu objek secara permanen.
2) Elastic deformation
Deformasi dikatakan elastic apabila gaya yang diberikan pada suatu objek
yang kemudian terjadi adanya perubahan secara tidak permanen. Perubahan
tersebut bisa kembali lagi kebentuk semula meskipun tidak sama dengan
bentuk asli atau awalnya. Misalnya, panci yang bengkok bisa dibetulkan
tetapi tidak sama lagi ke bentuk awalnya.

B. Volcanic Deformation
Volcanic Deformation merupakan suatu peristiwa kejadian alam yang disebabkan
oleh meletusnya gunung berapi yang menyebabkan pergerakan tanah disekitar gunung
berapi tersebut. Ketika dorongan magma yang berada diperut gunung dikeluarkan sangat
besar akan mengakibatkan perubahan bentuk dari gunung berapi tersebut. Gunung api yang
awalnya berbentuk lancip di atas akan berubah seiring letusan magma dari perut gunung.
Perubahan gunung tersebut mengakibatkan deformasi sekitar gunung. Proses deformasi
yang terjadi tersebut yaitu masuk kategori plastic deformation.

C. Tectonic Deformation
Tectonic Deformation merupakan suatu peristiwa kejadian alam yang disebabkan
akibat pergerakan lempeng bumi sehingga tanah di atas permukaan bumi ikut bergerak.
Akibatnya terjadi defomasi disekitar pegeseran lempeng tersebut. Terdapat dua jenis
deformasi karena aktivitas tektonik, yaitu :
1) Earthquake (cycle) deformation yaitu deformasi yang terjadi akibat bencana
gempa.
2) Block motion yaitu deformasi yang terkait dengan akitivitas lempeng.

D. Stress/Tegangan
Stress/Tegangan merupakan gaya per-satuan luas yang diterima oleh suatu
bidang/objek. Ada tiga jenis stress/tegangan/gaya yaitu :
1) Tension atau gaya tarik yaitu gaya pada antar lempeng yang saling tarik menarik
sehinggan menyebabkan pergeseran ke arah tarik menarik tersebut. Lempeng
tersebut bisa dikatergorikan sebagai lempeng sesar normal.
2) Compression atau gaya dorong yaitu gaya pada antar lempeng yang saling
bertabrakan sehingga menyebabkan salah satu lempeng bergerak naik dan ada yang
bergerak turun. Lempeng tersebut bisa dikatergorikan sebagai patahan trust/rivers
3) Shear atau gaya gesekan yaitu gaya pada antar lempeng yang saling bergesekan
sehingga menciptakan sebuah patahan dengan tipe slice slips atau gesek.
Dari tiga jenis gaya di atas yang mendasari lempeng bumi saling berinteraksi satu
dengan yang lain sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran.
E. Pergerakan Lempeng
Berdasarkan pergerakannya, terdapat tiga jenis zona yaitu :
1) Zona divergen merupakan suatu pergerakan dua lempeng yang saling menjauh.

Gambar 1. Zona divergen


(Sumber : USGS, 2017)

2) Zona konvergen (subduksi) merupakan suatu pergetakan dua lempeng yang saling
mendekat.

Gambar 2. Zona konvergen


(Sumber : USGS, 2017)

3) Zona singgungan merupakan suatu pergerakan dua lempeng yang relatif sejajar
sehingga pada bidang batas terjadinya gesekan.
Gambar 3. Zona singgungan/transform
(Sumber : USGS, 2017)

F. Earthquake Deformation
 Apa itu gempa?
Guncangan yang terjadi di atas permukaan tanah bumi akibat perambatan
gelombang seismic. Bisa disebabkan dari dua buah lempeng yang saling menjauh,
mendekat atau saling bergesekan. Jika rekatan dua buah lempeng tersebut tidak
kuat untuk melawan gaya yang diberikan maka rekatan antar lempeng akan lepas
sehingga akan terjadinya sebuah goncangan di atas permukaan tanah bumi yang
merambat melalui gelombang suara yang mengakibatkan gempa. Gelombang suara
tersebut selain merambat yaitu dapat menyalurkan sebuah energi yang dahulu
tersimpan yang kemudian enargi tersebut akan memencar mengakibatkan
goncangan akan semakin terasa besar.

G. Tectonic Geodesy
Secara definisi, tectonic geodesy merupakan ilmu geodesi yang digunakna untuk
proses penentuan posisi titik dan memonitor bagaimana posisi titik tersebut dapat berubah
terhadap waktu. Maksudnya, proses tersebut, dengan dilakukan sebuah pengamatan suatu
titik secara kontinyu sehingga akan menghasilkan perubahan titik tersebut setiap waktunya.
Untuk waktunya digunakan yaitu bebas disesuaikan kebutuhan dalam survei. Semakin
panjang waktunya maka hasil yang akan didapatkan akan semakin baik dan teliti.
Sumber dari pergerakan lempeng itu ada 3 yaitu :
1) Plate motion bersumber dari pergerakan tektonik.
2) Slip on the active faults (in cluding earthquake) bersumber dari pergerakan
tektonik.
3) Pressurization or depressurization of magma systems beneath volcanoes
bersumber dari pergerakan vulkanik.

H. Monitoring Using GNSS


Terdapat lebih dari 20.000 stasiun titik GNSS di dunia yang digunakan untuk
memonitoring deformasi lempeng bumi. Keberadaan stasiun titik akan membantu untuk
melihat terjadi perubahan pergeseran antar lempeng di dunia yang dapat didefinisikan dan
ditunjukkan secara teliti.

Gambar 4. Stasiun titik GNSS di dunia


(Sumber : International GNSS Service (IGS))

 Bagaimana GNSS memantau pergerakan lempeng bumi?


1) Untuk pemantauan pergerakan lempeng bumi dibutuhkan dua GPS yang
salah satunya didirikan diatas titik tetap/permanen dari stasiun GNSS
(sebagai base) dan salah satu GPS lainnya didirikan di titik lainnya (sebagai
rover) pada lokasi yang ingin diamati pergerakan lempengnya, lalu diamati
sekian waktu.
2) Berjalan waktu, posisi dari dua GPS tersebut kemudian akan berpindah
tempat sesuai arah pergerakan kedua lempeng tersebut. Perbedaan posisi
dari pergerakan lempeng tersebut kemudian diukur posisinya secara dengan
dipasang GPS secara kontinyu selama 24 jam sehingga bisa ditentukan
pergeserannya secara teliti.

I. Earthquake
Terdapat 3 fase dari gempa yaitu :
1) Interseismic merupakan fase sebelum terjadinya gempa dimana energi
terakumulasi dan tertahan hingga mencapai kesetimbangan tertentu. Proses ini, saat
ketika dua buah lempeng bergerak lalu bertabrakan dengan energi yang masih
belum besar dan masih kuat menahan sehingga belum terjadi adanya getaran tetapi
pada saat itu semua energinya terkumpul dan terakumulasi hingga mencapai
kesetimbangan tertentu sampai dua buah rekatan pada lempeng tidak mampu
menahannya
2) Coseismic merupakan proses pelepasan energi yang telah terakumulasi selama fase
interseismic. Ketika rekatan dua lempeng pada fase interseismic tidak mampu
menahan maka terjadilah fase coseismic. Fase coseismic disebut juga fase
berlangsungnya gempa atau goncangan.
3) Postseismic merupakan proses pelepasan energi yang terjadi setelah fase coseismic
yang biasanya tanpa disertai dengan adanya gempa. Setelah terjadinya gempa atau
pelepasan energy dari dua lempeng yang bertabrakan tersebut, selanjutnya terjadi
fase postseismic. Kemudian dari pelepasan energi tersebut terjadi perekatan
kembali kedua buah lempeng yang kembali ke fase interseismic hingga seterusnya.

Dari proses perputaran ketiga fase gempa tersebut dimanakan earthquake cycle.

J. Elastic Rebound Theory


Pada proses earthquake cycle menggunakan kaidah elastic rebound theory. Berikut
gambaran pada kaidah elastic rebound theory.
Fase Interseismic

Fase Interseismic Kembali lagi

Fase Coseismic

Gambar 5. Elastic rebound theory


(Sumber : Reid, H.F., 1910)

K. How GPS Data Looks Like?


Bagaimana data GPS dapat merekam setiap fase dari earthquake cycle?
1) Interseismic
Dalam fase ini, data GPS yang direkam pada umumnya patern-nya datar atau lurus.
Data patern yang lurus dan datar dikarenakan tidak adanya aktivitas seismic yang
signifikan. Pada fase ini membutuhkan waktu kurang lebih 5 tahun untuk
menghasilkan data patern yang diukur dengan GPS.
2) Coseismic
Pada fase coseismic, data GPS yang telah terekam yang terhadap watu tertentu akan
mendapatkan dua data pada titik yang berbeda. Perbedaan tersebut merupakan hasil
dari pergeseran lempeng bumi.
3) Postseismic
Pada fase postseismic, data GPS yang dihasilkan yaitu garis patern yang tidak lurus
lagi atau non-linier atau logaritmik. Dapat diketahui terdapat perbedaan pada fase
interseismic dengan postseismic. Perbedaan tersebut disebabkan karena griving
force/gaya yang mendominasi adalah berbeda.

Apabila proses yang dilakukan tidak lebih dari 5 tahun maka hasil data GPS yaitu
garis atau patern yang ditampilkan tidak terlalu signifikan non-linear-nya.

L. GNSS Data in The Subduction Zone


Jika GPS ditempatkan pada zona subduksi akan mendapati GPS memiliki
karakteristik yang berbeda tergantung sejauh mana GPS tersebut dipasang relatif terhadap
zona tabrakannya.
Saat memasuki fase interseismic, biasanya titik GPS yang terpasang zona
tumpukkan atau rekatan, data yang dihasilkan yaitu memiliki bentuk patern atau garis yang
lurus. Kemudian, jika GPS didirikan pada lokasi yang lebih jauh dizona rekatan atau zona
transisi maka akan didapati time seriesnya didapati garisnya masih lurus tetapi ada slipnya.
Berikutnya, jika GPS didirikan di area yang lebih jauh dari zona rekatan maka garis patern
yang didapatkan cenderung tidak punya pergerakan yang signifikan. Efek dari dua
tumpukkan itu tidak terpengaruh signifikasi pada time series yang direkam.

M. Fun Fact terkait dengan gempa


1) Kejadian gempa yang terjadi pada suatu wilayah akan terjadi lagi berulang pada
saat waktu tertentu secara periodik dan teratur. Hal tersebut dikarenakan fase-fase
pada gempa yang kembali terulang mulai dari fase interseismic, lalu masuk ke fase
coseismic, kemudian ke fase postseismic, kembali lagi ke fase interseismic dan
seterusnya.
2) Energi yang dihasilkan dari antar lempeng baik pada fase saat energi terakumulasi
dengan energi yang dilepaskan adalah sama atau adil.
3) Energi yang dilepaskan hanya parsial atau sebagian saja maka energi yang disimpan
dan dilepaskan menjadi ketimpangan sehingga pada suatu waktu tertentu akan
dilepaskan dengan kekuatan yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai