I. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempabumi yang terjadi karena proses alam
maupun buatan, termasuk pengetahuan yang bertalian dengan kegempabumian.
Gempabumi adalah suatu fenomena alam yang dihasilkan oleh perubahan mendadak (pelepasan
energi) di dalam bumi, yang dalam model fisika dan matematika merupakan transfer energi
dalam bentuk gelombang elastik.
Mekanisme terjadinya gempa didasarkan pada konsep mekanisme fokus atau sumber gelombang,
menurut teori elastik Rebound terdapat 5 mekanisme pokok, sebagai berikut ;
1. Gempa Tektonik, disebabkan oleh pecahnya batuan karena strain elastik yang melebihi
daya tahan batuan yang menghasilkan perpindahan.
2. Perpindahan batuan disebabkan oleh akumulasi stress yang mencapai maksimum
3. Gerakan gempa dimulai dari keadaan elastik sampai keadaan tidak elastik.
4. Gelombang yang ditimbulkan oleh gempabumi berawal dari Fault Surface dan
menyebar ke segala arah dengan cepat.
5. Pada saat terjadi gempa, energi yang teradiasi adalah energi strain elastik.
Terdapat 2 tipe gelombang elastik berdasarkan teori gelombang elastik dan deformasi elemen
medium serta konsep displacement potensial, dimana pada medium homogen isotropik transfer
energi dapat ditransmisikan. Kedua tipe tersebut yaitu ;
1. Gelombang elastik yang ditransfer melalui medium lapisan-lapisan bumi sering disebut
gelombang body.
2. Transfer energi yang terjadi di permukaan bumi, akibat efek free surface atau
permukaan bebas, dikenal sebagai Ground Roll.
Disebut sebagai gelombang kompresi atau gelombang longitudinal. Gelombang ini menginduksi
gerakan partikel medium dalam arah paralel dengan arah propagasi gelombang.
Pada rekaman seismogram gelombang ini selalu tiba lebih dulu, sehingga dikenal dengan nama
gelombang primer (P). Gelombang ini dapat merambat pada media padat maupun cair.
Disebut juga sebagai gelombang sekunder atau gelombang transversal (S-wave). Gelombang S
menyebabkan gerakan partikel medium dalam arah tangensial terhadap arah propagasi
gelombang. Pada rekaman seismogram gelombang ini tiba setelah gelombang P. Gelombang ini
tidak dapat merambat pada media cair.
Merupakan gelombang kompleks dengan frekuensi rendah dan amplituda besar yang menjalar
pada free surface media elastik semi infinite. Harga kecepatan antara 500 600 m/s. Sifat dan
gerakan partikel media pada gelombang permukaan ada yang mirip gelombang P atau
gelombang S. Terdapat dua tipe gelombang permukaan berdasarkan sifat gerakan partikel
medium elastiknya.
Gelombang permukaan yang gerakan partikel medianya merupakan kombinasi gerakan partikel
media yang disebabkan oleh gelombang P dan gelombang S. Orbit gerakan partikel merupakan
gerakan eliptik dengan sumbu mayor elips tegak lurus dengan permukaan dan arah propagasi.
Sumbu minor sejajar dengan arah propagasi. Gelombang merambat sepanjang media padat.
Merupakan gelombang permukaan yang menjalar dalam bentuk gelombang trasversal. Gerakan
partikel akibat propagasi gelombang love sama atau mirip dengan gelombang S. Gelombang ini
tidak mempunyai komponen tegak. Gelombang ini merambat sepanjang batas dua macam media.
Konsep kekuatan gempa dinyatakan sebagai skala intensitas berdasarkan akibat yang
ditimbulkannya atau dirasakan oleh manusia, yang ditetapkan pertama kalinya di Eropa oleh
Rossi-Frrel (1883), yang terdiri dari 10 skala. Selanjutnya Mercalli, Cancani, Sieberg
memperluas skala intensitas menjadi 12 derajat skala intensitas, yang lebih dikenal sebagai skala
Mercalli. Wood dan Newman (1931), melakukan modifikasi skala Mercalli di USA yang disebut
sebagai skala intensitas Mecalli yang dimodifikasi (Modified Mercalli Scale) atau MM versi
1931 (lampiran 1). Richter (1956) di USA menyempurnakan beberapa pernyataan dalam skala
bentuk ringkasan dan menambahkan penjelasan mengenai tipe bangunannya, yang dikenal
sebagai skala MM versi 1956.
V. Jenis Gempabumi
1. Gempabumi Tektonik
2. Gempabumi vulkanik
1. Teleseismik : gempa yang jarak sumbernya lebih besar dari 500 km.
2. Gempa Tektonik-Jauh : gempa yang jarak sumbernya antara 100 500 km.
3. Gempa Tektonik-Lokal: gempa yang jarak sumbernya lebih kecil dari 100 km,
termasuk di sekitar gunungapi.
1. Gempa Normal : gempa yang kedalamaan sumbernya lebih kecil dari 60 km.
3. Gempa Dalam : gempa yang kedalaman sumbernya antara 300 700 km.
Gempa yang disebabkan oleh gejala kegiatan gunungapi. Misalnya karena kegiatan magma atau
gas, pembentukan retakan/rekahan, letusan gunungapi atau kegiatan hidrotermal. Berdasarkan
kedalaman dan sifat-sifat gelombangnya, maka gempa vulkanik dikelompokkan menjadi :
Gempa yang mempunyai frekuensi sekitar 4 7 Hz, durasi yang pendek (Koyanagi, 1984).
Berdasarkan penyebabnya gempa tipe A dibagi menjadi dua macam, pertama gempa yang
disebabkan oleh tekanan dari bawah ke atas saat sebelum terjadi letusan, kedua gempa yang
terjadi karena adanya penurunan tekanan sesudah letusan berlangsung. Kedua gempa tersebut
dibedakan dari gerakan awalnya. Ciri-ciri lainnya sebagai berikut :
1. selisih waktu tiba gelombang P dan S atau (S-P) sampai 5 detik.
3. Berdasarkan sifat fisisnya, gempa ini bentuknya mirip dengan gempa Tektonik-Lokal.
Gempa tipe B sering ditemukan pada gunungapi yang mempunyai tipe letusan Volcano. Ciri-ciri
lainnya, yaitu :
1. Gelombang P tidak tegas, sedangkan gelombang S sulit dikenal atau tidak muncul
sehingga nilai (S-P) sulit ditentukan.
Gempa yang sumbernya dangkal yang terdiri dari banyak fase gelombang dan kedalaman
sumbernya <>
d. Gempa Letusan
Gempa yang berasosiasi atau terjadi karena letusan/erupsi gunungapi yang umumnya
berlangsung di kawah. Dari hasil pengamatan seismik, gerakan pertama gempa letusan adalah
push atau up, dengan kata lain gempa letusan ditimbulkan oleh mekanisme sebuah sumber
tunggal yang positif.
e. Tremor Vulkanik
Getaran yang terjadi secara terus-menerus dalam beberapa menit atau beberapa jam. Gerakan
awal dan akhirnya tidak jelas. Terjadi karena kegiatan vulkanik berupa gerakan magma/gas dan
leleran lava. Berdasarkan bentuk gelombangnya, tremor vulkanik dibagi menjadi dua jenis :
f. Gempa Guguran
Getaran yang diakibatkan oelh guguran atau longsoran material dari tubuh gunungapi, tergolong
gelombang permukaan.
g. Getaran Banjir
Diakibatkan oleh banjir air atau lahar, tergolong gelombang permukaan.
Ditandai oleh rentetan gempa (sejenis) tanpa berlangsung gempa utama. Terjadi dalam jumlah
relatif banyak dalam jangka waktu dan daerah tertentu.
Pendekatan perhitungan energi gempa telah banyak dilakukan oleh para ahli seismologi.
Pendekatanyang paling terkenal dilakukan oleh Guttenberg Richter (1956). Merumuskan
kekuatan gempa dengan suatu besaran yang disebut Magnituda Gempa. Informasi gempabumi
yang diperoleh dari rekaman seismograf berupa amplituda gelombang dan perioda. Diharapkan
dari kedua parameter ini dapat memberikan informasi tentang energi yang terlepas dari
sumbernya berupa energi yang terpancar sebagai gelombang seismik (Eo).
Magnituda gempa pada dasarnya merupakan karakteristik gempa yang berhubungan dengan
jumlah energi total seismik yang dilepaskan gempabumi. Anggapan tersebut bisa berlaku selama
semua energi total seismik ditransfer dalam bentuk energi gelombang. Karena tidak semua
energi gempa ditransfer dalam bentuk energi gelombang, maka magnituda pada dasarnya
merupakan karakteristik dari jumlah total energi gelombang elastik. Sehingga magnituda hanya
merupakan harga karakteristik untuk menggambarkan energi gelombang, bukan karakteristik
tunggal untuk menggambarkan energi seismik.
Magnituda dan energi gempa bergantung pada besarnya Amplituda dan lama gempa getaran
gempa. Banyak perumusan Magnituda dan Energi yang dikemukakan para ahli, namun yang
banyak dipakai yaitu perumusan yang dikemukakan Guttenberg Richter (1956), yaitu :
Definisi awal Magnituda (M), yaitu sebagai Logaritma amplituda maksimum (dalam mm)
rekaman komponen horisontal pada seismograf standar (perioda bebas (To) = 0,8 dt, Perbesaran
(Vo) = 2800 dan faktor redaman (h) = 0,8.
Gempa kecil mungkin dapat tercatat dengan amplituda lebih kecil atau sama dengan getaran
standar, yang memberikan magnituda negatif atau nol.
Untuk menghitung besaran magnituda dengan seismograf yang digunakan, harus dilakukan
penyesuaian terhadap seismograf standar. Sehingga persamaannya menjadi :
Ar = Ap-p x (2800/I)
Hasil perhitungan magnituda diplot terhadap lama gempa untuk mendapatkan estimasi
magnituda yang terjadi bila lama gempa diketahui. Persamaan umum linier antara magnituda dan
lama gempa adalah ;
M = a + b Log(T) (4)V
Perumusan energi telah banyak dilakukan oleh para ahli, diantaranya Jeffreys (1911), Bath
(1925, Shebalin (1955) yang merumuskan hubungan energi dengan intensitas dan kedalaman
sumber gempa, Richter (1956) dan lain-lain. Persamaan yang sering digunakan untuk
mengestimasi Energi gempa vulkanik, yaitu perumusan energi oleh Guttenberg Richter (1956)
yang merumuskan energi berdasarkan harga magnituda.
Dasar dalam menentukan magnituda gelombang body (m), adalah jumlah total energi gelombang
elastik yang ditransfer dalam bentuk gelombang P dan Gelombang S. Jumlah energi total yang
ditimbulkan oleh gelombang body adalah :
Log Eo = a + b m (5)
Secara empiris Guttenberg Richter (1956) menentukan konstanta a dan b dengan menentukan
magnituda m dan Log Eo, dimana Log Eo ditentukan langsung dengan mengintegrasi gelombang
yang terekam. Sehingga diperoleh hubungan :
Sedangkan magnituda gelombang body (m) dan magnituda gelombang permukaan (M)
mempunyai hubungan secara linier sebagai :
Dalam hal ini satuan energi dalam erg. Persamaan ini sering dipakai dalam menentukan energi
karakteristik gempa vulkanik karena persamaan ini cocok dipakai untuk gempa-gempa lokal
seperti gempa vulkanik.
Daftar Pustaka
Sabry M., Mekanisme Letusan G. Kelut 10 Februari 1990 Berdasarkan Analisa seismik, GM-
ITB, 1993
Siswowijoyo, S., Seismologi Gunungapi, Analisa Gempa dan Hubungannya dengan Tingkat
Kegiatan Gunungapi, Direktorat Vulkanologi, 1981
Wittiri, S.R., Pardyanto, L., Pengertian Istilah Seismik Gunungapi, Direktorat Vulkanologi,
1989
Lampiran 1.
Modified Mercalli Intensity Scale (MMI), 1991
Skala Keterangan
I Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh orang tertentu
III Getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk lewat.
IV Pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, di luar hanya
oleh orang tertentu saja. Barang pecah belah, jendela, pintu gemerincing,
V dinding berbunyi karena pecah belah.
VIII Getaran dirasakan oleh semua orang, kebanyakan terkejut dan lari ke luar,
plester dinding jatuh dan cerobong asap pabrik rusak. Kerusakan ringan.
IX
Semua orang ke luar rumah, kerusakan ringan pada rumah dan bangunan yang
X konstruksinya tidak baik maupun yang baik. Cerobong asap pecah atau retak-
retak. Getaran dapat dirasakan oleh orang yang naik kendaraan.
XI
Kerusakan ringan pada bangunan yang konstruksinya baik. Retak-retak pada
XII bangunan yang kuat. Dinding dapat lepas dari kerangka rumah, cerobong asap
pabrik dan monumen-monumen roboh. Air menjadi keruh.
Bangunan dari kayu yang sangat kuat rusak, rangka rumah lepas dari
pondasinya, tanah terbelah, rel melengkung, tanah longsor di tebing dan di
tanah yang curam. Terjadi gelombang pasng atau tsunami.
Konstrusi bangunan dari batu rusak ringan dan tetap berdiri. Jembatan
dihancurkan. Tanah terbelah lebar. Pipa bawah tanah rusak total. Terjadi
pergeseran tanah. Rel kereta api bengkok.
Lampiran 2.
Logaritma amplituda (Ao) dalam mm yang tercatat oleh seismograf Wood Anderson sebagai
suatu fungsi dari jarak episenter (), dimana To = 0,8, V = 2800, dan h = 0,8.