Batuan ubah atau metamorf adalah batuan yang telah berubah atau
mengalami metamorfisme. Metamorfisme adalah proses perubahan mineralogi
batuan pada kondisi padat (solid), akibat perbedaan suhu dan tekanan pada
kondisi tertentu dengan kondisi baru. Proses ini diluar proses pelapukan dan
diagenesa (Wingkler, 1967 di dalam Mulyo, 2013). Jadi batuan metamorf
merupakan batuan-batuan yang terbentuk dari proses perubahan batuan asal
(batuan beku maupun sedimen), baik perubahan bentuk atau struktur maupun
susunan mineralnya akibat pengaruh tekanan dan/atau temperatur yang sangat
tinggi, sehingga menjadi batuan yang baru. Proses metamorfisme ini berlangsung
dalam kondisi isokimia.
Tekstur batuan metamorf secara umum dibagi menjadi dua yaitu tekstur
kristaloblastik dan tekstur sisa (relict) (Mulyo, 2013).
• Tekstur kristaloblastik
Merupakan tekstur yang terbentuk oleh proses metamorfisme. Tekstur ini
sudah berbeda dengan tekstur batuan asalnya ( protolith ).
Macam – macam tekstur kristaloblastik :
- Lepidoblastik, adalah tekstur batuan metamorf dengan mineral –
mineral penyusun berbentuk tabular.
- Nematoblastik, adalah tekstur batuan metamorf dengan mineral –
mineral penyusun berbentuk prismatik.
- Granoblastik – granular, dalam tekstur ini tersusun oleh butiran yang
relatif equidimensional (granular) dengan batas kristal suture ( jackson,
1970 ).
- Granuloblastik, tekstur ini tersusun oleh butiran yang relatif
equidimensional (granular) dengan batas kristal unsuture.
- Granoblastik – polygonal,
- Dekusat, tekatur granoblastik dengan individu kristalnya cenderung
berbentuk subidioblastik, prismatik dan tersusun secara acak.
- Porpiroblastik, tektur dengan mineral besar di dalam mineral kecil
- Tekstur mortar, tektur batuan metamorf akibat penggerusan
• Tekstur sisa ( relict )
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih memperlihatkan
tekstur batuan asalnya.
1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi
ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-
lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan
planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut.
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
- Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir
sangat halus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-
bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar.
Batuannya disebut slate (batusabak).
- Phylitic
Struktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage
tetapi terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat
pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya
disebut phyllite (filit)
- Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran
mineral yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara
mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-
mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium).
Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan
terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.
- Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran
kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur
kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya
disebut cataclasite (kataklasit).
- Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa
kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus,
menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan belum
terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya disebut
mylonite (milonit).
- Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik
tetapi umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah
kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur
ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).
Macam-macam Batuan Metamorfisme
1. Slate
2. Filit
Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica
dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.
3. Gneiss
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam
temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi
dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
4. Sekis
5. Marmer
6. Kuarsit
7. Milonit
8. Filonit
9. Serpetinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana
mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi
adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan
dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize
dengan air menjadi serpentinit.