Anda di halaman 1dari 15

Batuan Ubah

Batuan ubah atau metamorf adalah batuan yang telah berubah atau
mengalami metamorfisme. Metamorfisme adalah proses perubahan mineralogi
batuan pada kondisi padat (solid), akibat perbedaan suhu dan tekanan pada
kondisi tertentu dengan kondisi baru. Proses ini diluar proses pelapukan dan
diagenesa (Wingkler, 1967 di dalam Mulyo, 2013). Jadi batuan metamorf
merupakan batuan-batuan yang terbentuk dari proses perubahan batuan asal
(batuan beku maupun sedimen), baik perubahan bentuk atau struktur maupun
susunan mineralnya akibat pengaruh tekanan dan/atau temperatur yang sangat
tinggi, sehingga menjadi batuan yang baru. Proses metamorfisme ini berlangsung
dalam kondisi isokimia.

Menurut Doe, 2013 Metamorfisme dibagi menjadi tiga macam, yaitu


metamorfisme termal/kontak/sentuh, metamorfisme dinamo/kinematik, dan
metamorfisme regional.
1. Metamorfisme termal
Batuan metamorf yang terbentuk pada zone kontak dengan magma, intrusi
maupun ekstrusi, yang memiliki tekanan 1.000 - 3.000 atm dan suhu
300°C -800°C.
2. Metamorfisme dinamo
Proses metamorfisme yang membentuk batuan terjadi pada daerah yang
mengalami pensesaran intensif atau tekanan yang tinggi.
3. Metamorfisme regional
Batuan metamorf yang terbentuk dihasilkan oleh proses metamorfisme
pada daerah yang luas akibat orogenesis, yang memiliki tekanan dan suhu
yang tinggi. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu: metamorfosa
orogenik, burial, dan dasar samudera (ocean-floor).
Gambar 1. 1 Lokasi dan tipe metamorfisme

Tekstur Batuan Metamorf

Tekstur batuan metamorf secara umum dibagi menjadi dua yaitu tekstur
kristaloblastik dan tekstur sisa (relict) (Mulyo, 2013).
• Tekstur kristaloblastik
Merupakan tekstur yang terbentuk oleh proses metamorfisme. Tekstur ini
sudah berbeda dengan tekstur batuan asalnya ( protolith ).
Macam – macam tekstur kristaloblastik :
- Lepidoblastik, adalah tekstur batuan metamorf dengan mineral –
mineral penyusun berbentuk tabular.
- Nematoblastik, adalah tekstur batuan metamorf dengan mineral –
mineral penyusun berbentuk prismatik.
- Granoblastik – granular, dalam tekstur ini tersusun oleh butiran yang
relatif equidimensional (granular) dengan batas kristal suture ( jackson,
1970 ).
- Granuloblastik, tekstur ini tersusun oleh butiran yang relatif
equidimensional (granular) dengan batas kristal unsuture.
- Granoblastik – polygonal,
- Dekusat, tekatur granoblastik dengan individu kristalnya cenderung
berbentuk subidioblastik, prismatik dan tersusun secara acak.
- Porpiroblastik, tektur dengan mineral besar di dalam mineral kecil
- Tekstur mortar, tektur batuan metamorf akibat penggerusan
• Tekstur sisa ( relict )
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih memperlihatkan
tekstur batuan asalnya.

Struktur Batuan Metamorf


Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadi struktur
foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997 di dalam Setyobudi, 2012).

1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi
ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-
lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan
planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut.
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
- Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir
sangat halus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-
bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar.
Batuannya disebut slate (batusabak).

Gambar 1. 2 Struktur Slaty Cleavage dan Sketsa


Pembentukan Struktur

- Phylitic
Struktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage
tetapi terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat
pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya
disebut phyllite (filit)

Gambar 1. 3 Struktur phylitic


- Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih,
prismatic atau lentikular (umumnya mika atau klorit) yang
berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya disebut schist
(sekis).

Gambar 1. 4 Struktur Schistosic dan


Sketsa Pembentukan Struktur

- Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran
mineral yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara
mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-
mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium).
Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan
terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.

Gambar 1. 5 Struktur Gneissic dan Sketsa Pembentukan Struktur

2. Struktur Non Foliasi


Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri
dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai
antara lain:
- Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan
equigranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya
disebut hornfels (batutanduk).
Gambar 1. 6 Sruktur Granulose

- Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran
kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur
kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya
disebut cataclasite (kataklasit).
- Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa
kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus,
menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan belum
terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya disebut
mylonite (milonit).

Gambar 1. 7 Struktur Milonitic

- Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik
tetapi umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah
kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur
ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).
Macam-macam Batuan Metamorfisme

1. Slate

Gambar 1. 8 Batu slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan


sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang
rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir
yang sangat halus (very fine grained).

Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone


Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ukuran butir : Very fine grained
Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)
Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite
Derajat metamorfisme : Rendah
Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

2. Filit

Gambar 1. 9 Batu Filit

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica
dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

Asal : Metamorfisme Shale


Warna : Merah, kehijauan
Ukuran butir : Halus
Stuktur : Foliated (Slaty-Schistose)
Komposisi : Mika, kuarsa
Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
Ciri khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang

3. Gneiss

Gambar 1. 10 Batu gneiss

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam
temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi
dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.

Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit


Warna : Abu-abu
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Foliated (Gneissic)
Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan
lapisan tipis kaya amphibole dan mika.

4. Sekis

Gambar 1. 11 Batu sekis


Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit,
horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas
bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt


Warna : Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir : Fine – Medium Coarse
Struktur : Foliated (Schistose)
Komposisi : Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat
kristal garnet

5. Marmer

Gambar 1. 12 Batu marmer


Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami
perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat.
Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna : Bervariasi
Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat
fosil, bereaksi dengan HCl.

6. Kuarsit

Gambar 1. 13 Batu kuarsit


Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika
batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika
batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami
rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh
proses metamorfosis .

Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)


Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir : Medium coarse
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas : Lebih keras dibanding glass

7. Milonit

Gambar 1. 14 Batu milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi


dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-
butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.

Asal : Metamorfisme dinamik


Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir : Fine grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Dapat dibelah-belah

8. Filonit

Gambar 1. 15 Bat filonit


Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate.
Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip
dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding
milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang
kaya akan filosilikat (klorit atau mika)

Asal : Metamorfisme Shale, Mudstone


Warna : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Permukaan terlihat berkilau

9. Serpetinit

Gambar 1. 16 Batu sepertinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana
mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi
adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan
dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize
dengan air menjadi serpentinit.

Asal : Batuan beku basa


Warna : Hijau terang / gelap
Ukuran butir : Medium grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Serpentine
Ciri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jar
10. Hornfels

Gambar 1. 17 Batu hornfels

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh


temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur
magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.

Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone


Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir : Fine grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
Aplikasi batuan metamorf

Tabel 1. 1 Aplikasi batuan metamorf

Usia Batuan Metamorf

Batuan metamorf terbentuk ketika batuan beku atau batuan sedimen


terkubur jauh di dalam bumi, dikompresi, dan ditahan selama jangka waktu yang
lama pada suhu tinggi. Ketika ini terjadi, mineral baru dapat terbentuk, mineral
yang sudah ada tumbuh dan berubah bentuk, atau menyusut dan bahkan hilang
tanpa sisa. "Usia" dari batu metamorf sering didefinisikan oleh waktu di mana
perubahan ini terjadi atau yang disebut dengan "metamorfosis". Metamorfosis
umumnya membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan sampai jutaan tahun.
Dalam beberapa kondisi, “usia” yang dibahas bukanlah usia dari metamorfisme
melainkan usia dari “protolith”(the parent of rock) bisa berupa batuan beku,
batuan sedimen yang menjadi bahan baku dari mana batuan metamorf tersebut
terbentuk.

Zaman Arkeozoikum merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi


yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Jadi kerak bumi terbentuk
setelah pendinginan bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate
tectonic / Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa
ini (Sridianti, 2014). Zaman Arkeozoikum/Archean termasuk didalam Eon
Prakambium/Precambrian . Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia
yang lazim disebut kraton / perisai benua. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira
3.800.000.000 tahun.
Referensi dan Acuan

Batu, Tiga. 2012. Batuan. Dikutip dari:


http://tigabatu.wordpress.com/2012/04/26/batuan/ . Diakses pada tanggal
16 September 2014.
Beck, Myrl. 2008. HOW OLD ARE THESE ROCKS. Dikutip dari:
http://www.anzaborregopaleo.org/how_old_are_these_rocks.html .
Diakses pada tanggal 16 September 2014.
Doe, John. 2004. Definisi Batuan. Dikutip dari: http:// elisa.ugm.ac.id /user/
archive/download/24247/a6e75b4985559c99aa9a2c91eb4fde07 . Diakses
pada tanggal 12 September 2014.
GSA. 2012. GSA Geologic Time Scale. Dikutip dari:
http://www.geosociety.org/science/timescale/ . Diakses pada tanggal 16
September 2014.
Mulyo, Bagus. 2013. Metamorf. Dikutip dari: http:// independent. academia.
edu/BagusMulyo . Diakses pada tanggal 12 September 2014.
Nelson , Stephen A. 2011. Types of Metamorphism. Dikutip dari:
http://www.tulane.edu/~sanelson/eens212/typesmetamorph.htm . Diakses
pada tanggal 16 September 2014.
Setyobudi, Prihatin Tri. 2012. Struktur dan Tekstur Batuan Metamorf. Dikutip
dari: http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/11/struktur-dan-tekstur-
batuan-metamorf/ . Diakses pada tanggal 16 September 2014.
Rachel, yanna. 2009. Batuan Metamorf. Dikutip dari
http://geohazard009.wordpress.com/2009/12/09/batuan-metamorf/
Diakses pada tanggal 17 September 2014.
Sridianti. 2014. Zaman Prakambrium. Dikutip dari:
http://www.sridianti.com/zaman-prakambrium.html . Diakses pada
tanggal 16 September 2014.
Wikipedia Bahasa Indonesia. Skala waktu geologi. Dikutip dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_waktu_geologi . Diakses pada tanggal
16 September 2014.
Yudhistira, Barkah. 2012. Aplikasi Batuan Malihan / Batuan Metamorf. Dikutip
dari: http://barkah83properti.blogspot.com/2012/07/aplikasi-batuan-
malihan-batuan-metamorf.html. Diakses tanggal 17 september 2014.

Anda mungkin juga menyukai