Anda di halaman 1dari 29

BAB IV.

PATAHAN (FAULT)
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami karakteristik patahan (fault)
Indikator
- Menjelaskan pengertian patahan dan proses pembentukannya
- Menjelaskan nama bagian-bagian patahan
- Menjelaskan berbagai macam patahan
- Menjelaskan dip dan strike pada patahan batuan.
A. Pendahuluan
Di permukaan bumi banyak dijumpai bentuk permukaan yang berbeda ketinggian
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dan terpisah selolah-olah patah. Bagian-
bagian yang berbeda ketinggian tersebut dimungkinkan berasal dari satu bagian yang sama
dengan posisi permukaan yang mendatar/horizontal, namun telah mengalami pergeseran
(terpisah) karena ada sebab-sebab tertentu. Arah pergeseran tidak tentu atau dapat kemana
saja, yakni dapat ke arah horizontal, vertikal, atau miring tergantung kepada proses yang
mempengaruhinya.

Gambar 4.1
Patahan (a)Normal,
(b) Strike Slip, (c) Patahan
naik

1
Pergeseran blok dapat berkisar dari ukuran beberapa milimeter sampai ratusan meter
dan panjangnya dapat mencapai beberapa desimeter sampai ribuan meter. Pergeseran tersebut
dapat terjadi pada segala macam batuan, blok-blok batuan yang mengalami pergeseran
tersebut dinamakan struktur sesar. Blok-blok yang mengalami pergeseran akan terbentuk
bidang rekahan atau zone rekahan di permukaan , bidang pergeseran atau bidang rekahan ini
dinamakan sesar atau patahan (fault).
Sesar dapat terjadi pada segala macam jenis batuan, dan akibat adanya pergeseran,
sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air permukaan dan bawah
permukaan, merusak stratigrafi batuan, dan sebagainya. Sifat rekahannya dapat berupa bidang
yang jelas dan licin, jalur milonit, atau breksi sesar.
Bagaimana sesar dapat terjadi? Blok-blok batuan yang mengalami pergeseran pada
umumnya terjadi karena terbentuknya gaya tekan (kompresi), gaya tarik (tensi), gaya kopel,
gaya putar (torsi) akibat adanya gerakan lempeng. Gaya-gaya tersebut bekerja secara
individual atau bersama-sama sehingga pada lempeng bumi terbentuk blok-blok yang
bergerak baik searah maupun berlawanan. Akibatnya kedudukan antara blok yang satu dengan
blok yang lain tidak sama, terdapat permukaan blok batuan yang lebih tinggi dari permukaan
blok batuan yang lain. Kedudukan blok yang berbeda-beda tersebut dapat terjadi karena
pergeseran relatif, dan sangat sulit menentukan gerakan yang sebenarnya terjadi pada suatu
blok batuan.
Pada blok batuan yang kedudukannya lebih tinggi, kemungkinan gerakan yang terjadi
adalah 1) blok tersebut bergerak naik dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada blok
batuan yang lain, 2) blok tersebut bergerak turun dengan kecepatan lebih rendah dibandingkan
dengan blok batuan yang lain, 3) blok tersebut bergerak naik sementara blok yang lain tidak
bergerak atau bergerak turun. Hal yang sama dapat terjadi pula pada blok-blok batuan yang
bergerak secara horozontal.
Terminologi Fault/Patahan.
Istilah Patahan digunakan dalam cara yang berbeda, tergantung pada para ahli geologi
dan konteknya. Sebuah definisi sederhana dan tradisional menyatakan bahwa: “ Sebuah
patahan adalah setiap permukaan atau zona sempit dengan perpindahan geser yang terlihat di
sepanjang zona pergeserannya”. Definisi ini hampir identik dengan retakan (fracture) geser,
dan beberapa ahli geologi menggunakan dua istilah sinonim. Beberapa waktu yang lalu ahli

2
geologi bahkan menyebut retakan geser dengan ukuran beberapa milimeter sampai sentimeter
sebagai patahan mikro (microfault). Namun kebanyakan ahli geologi akan membatasi retakan
geser terhadap struktur skala kecil dan istilah patahan lain untuk struktur gabungan dengan
ukuran satu meter atau lebih secara berurutan.
Ketebalan patahan adalah masalah lain. Patahan sering digambarkan sebagai bidang dan
permukaan dalam komunikasi lisan dan tertulis maupun sketsa, tetapi pengamatan patahan
dari dekat mengungkapkan bahwa patahan terdiri dari bahan batuan patahan dan struktur
cabang yang rapuh dan karena itu didefinisikan ketebalan. Namun, ketebalan patahan
biasanya jauh lebih kecil daripada offset dan urutan besarannya kurang dari panjang patahan.
Apakah patahan harus dipertimbangkan sebagai permukaan atau zona sebagian besar
tergantung pada ketelitian skala observasi,tujuan dan kebutuhan.
Patahan cenderung merupakan zona deformasi yang komplek, terdiri dari beberapa
permukaan slip, rekahan yang bercabang dan mungkin juga deformasi. Hal ini adalah semu
ketika mempertimbangkan patahan besar dengan skala ukuran kilometer. Patahan dapat
dianggap sebagai patahan tunggal pada peta atau garis seismik, tetapi dapat terdiri dari
beberapa patahan kecil ketika diamati di lapangan. Dengan kata lain, skala sangat penting, hal
inilah yang menghantui ahli geologi struktural deskriptif. Hal ini telah menyebabkan sebagian
ahli geologi untuk mempertimbangkan bahwa sebuah patahan sebagai batuan yang mudah
berubah volumenya yang relatif tipis di satu dimensi: “ Sebuah patahan adalah bentuk batuan
datar yang terdiri dari sebuah pusat atau inti pergeseran permukaan, yang dibentuk oleh
pergeseran secara intensif, dan sekitar bangun batuan yang telah dipengaruhi oleh deformasi
yang lemah yang secara spasial dan genetik terkait dengan patahan”.
Istilah Patahan juga dapat terhubung ke mekanisme deformasi (brittle atau plastic).
Dalam arti yang sangat informal, istilah patahan mencakup zone diskontinuitas rapuh dan
zona geser elastis didominasi oleh deformasi plastis. Ini kadang-kadang tersirat ketika
membahas patahan besar pada bagian seismik atau geologis yang menembus banyak atau
semua lapisan kerak bumi. Istilah patahan rapuh (berlawanan dengan zona geser elastis) dapat
digunakan jika hal itu penting untuk lebih spesifik berkenaan dengan mekanisme
deformation. Dalam kebanyakan kasus ahli geologi secara implisit membatasi istilah
patahanterhadap slipt atau diskontinuitas geser yang didominasi oleh mekanisme deformasi
rapuh, pemberian istilah patahan rapuh sencara berlebih: “Sebuah patahan adalah pergeseran

3
tempat dinding paralel secara diskontinuitas yang didominasi oleh mekanisme deformasi
rapuh”.
B. Bagian-bagian Patahan.
Akibat adanya gerakan pergeseran antar blok, maka struktur sesar mempunyai bagian-
bagian yang nampak seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.2 Bagian-bagian lipatan

Slip : istilah yang dipakai untuk menunjukkan perpindahan titik yang semula berimpitan
pada sisi sesar yang berlawanan, dan diukur pada bidang sesar.
Gawir : bidang sesar atau bidang /zone pergeseran pada blok batuan.
AB = net slip : jarak perpindahan/pergeseran total, yang diukur pada bidang sesar diantara
titik-titik yang semula berimpitan pada blok sesar yang berlawanan
(pergeseran sesungguhnya)
AC = strike slip : komponen net slip yang sejajar dengan jurus (azimut atau arah)
bidang sesar.
AD dan CB = dip slip : komponen net slip yang sejajar dengan bidang sesar
AE = t = throw = vertical slip : komponen pergeseran ke arah vertikal pada bidang
pergeseran
ED = h = heave = horizontal slip : komponen pergeseran ke arah horozontal pada
bidang pergeseran.

4
HW = Hanging Wall : blok yang terletak di atas bidang sesar
FW = Foot Wall : Blok yang terletak di bawah bidang sesar
α = dip bidang sesar : sudut yang dibentuk antara bidang horizontal (khayal) dengan
bidang sesar.
β = rake : sudut yang dibentuk antara strike slip dengan arah pergeseran.
a = Fault Line Scrapt = garis patahan.

Note = tidak semua globe ada seperti itu.

C. Macam-macam Patahan/Sesar.
Patahan dapat dibedakan menjadi bermacam-macam, tergantung bagaimana kita
memandangnya, namun secara umum dapat dibedakan menjadi strike slip fault (sesar searah
dengan jurus), dip slip fault (sesar searah dengan kemiringan/dip), oblique slip fault ( sesar
yang pergeserannya searah dengan diagonal bidang patahan), dan rotational slip fault(sesar
yang pergeserannya berupa gerakan rotasi) . Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dijelaskan
klasifikasi sesar.
1. Berdasarkan gerak relatif hanging wall dan foot wall.
Klasifikasi ini berdasarkan gerakan hanging wall dan atau foot wall, cara
menentukannya dengan melihat posisi kemiringan bidang patahannya, foot wall terletak di
bawah bidang patahan sedangkan hanging wall terletak di atas bidang patahan. Sesar yang
terbentuk dinamakan.
a. Sesar turun atau sesar normal (normal fault).
Posisi hanging wall (berada di atas bidang patahan) pada sesar turun berada lebih rendah
karena hanging wall relatif bergerak turun terhadap foot wall. Pada sesar normal dikenali
beberapa bentuk seperti Graben, Half Graben, Horst, Step Fault
b. Sesar Naik ( Reverse Fault).
Posisi hanging wall berada lebih tinggi daripada foot wall karena hanging wall relatif
bergerak naik terhadap foot wall.

2. Berdasarkan Rake Net Slip.

5
Klasifikasi ini berdasarkan arah gerakan atau pergeseran blok patahan (hanging wall
dan foot wall). Sesar yang terbentuk dinamakan.
a. Strike Slip Fault .
Sesar yang terbentuk karena gerakan blok patahan yang bergeser kearah horozontal atau
rake = 0º , atau sejajar terhadap jurus bidang sesar. Pada sesar jenis ini dikenal adanya
Dekstral dan Sinistral.
b.Dip Slip Fault.
Sesar yang terbentuk karena gerakan blok patahan yang bergeser tegak lurus terhadap
jurus bidang sesar atau rake = 90 º.
c.Diagonal Slip Fault.
Sesar yang terbentuk karena gerakan blok patahan yang geserannya tidak sejajar jurus
maupun tidak tegak lurus jurus bidang sesar atau rake ≠ 0º dan rake ≠ 90º. Pada sesar ini,
pergeseran diagonalnya dapat ke arah kanan atau kiri.

3. Berdasarkan ada tidaknya gerakan Rotasi.


Klasifikasi ini berdasarkan gerakan blok patahan yang arahnua memutar dengan
salah satu bagian sebagai sumbu putar. Dikatakan bergerak secara rotasional meskipun tidak
mencapai satu putaran penuh.Sesar yang terbentuk dinamakan.
a. Sesar Translasi.
Sesar ini tidak ada gerak rotasi dari masing-masing blok, garis-garis sejajar dari blok yang
berlawanan tetap sejajar.
b. Sesar Rotasi.
Sesar ini mengalami rotasi pada blok yang satu terhadap blok yang lain. Garis-garis
sejajar dari blok yang berlawanan menjadi tidak sejajar. Pada jenis sesar ini dikenal nama-
nama Pivot, Hinge Fault.

4. Berdasarkan Kumpulan Sesar.


Klasifikasi ini berdasarkan kumpulan sesar dengan kekhasan yang dimilikinya. Sesar
yang terbentuk dinamakan.
a. Concentric Fault.
Kumpulan sesar yang konsentris terhadap satu pusat.

6
b. Radial Fault.
Kumpulan sesar yang arahnya membentuk pola satu arah.
c. Paralel Fault.
Kumpulan sesar yang membentukpola sejajar antara satu dengan yang lain.
d. Rectilinier Fault.
Kumpulan sesar yang membentuk pola garis hampir tegak lurus.

5. Berdasarkan Keaktifan Sesar.


Menurut Tjia (1976), tingkat keaktifan sesar dibedakan menjadi :
a. Sesar Aktif; pergeseran sesar terjadi pada waktu Holosen atau selama sejarah geologi.
b. Sesar berkeaktifan Potensial; terjadi pada batuan berumur Kwarter, sesar pada daerah
gempa bumi atau guynung api.
c. Sesar berkeaktifan tidak pasti; pergeseran sesar yang terjadi lebih tua dari Kwarter, misal
sesar pada batugamping, sesar pada lereng yang curam.
d. Sesar tidak aktif; terjadi pada batuan pra Kwarter dengan tektonik stabil

Menurut Lensen (1980), tingkat keaktifan sesar dibedakan menjadi :


a. Sesar Aktif Kelas I ; sesar yang menunjukkan pengulangan gerakan terakhir pada waktu
5000 tahun atau gerakan tunggal terjadi selama zaman dan pengulangan gerakan pada
5000 tahun terakhir.
b. Sesar Aktif Kelas II ; sesar kurang aktif dengan pengulangan terakhir dalam waktu
50.000 tahun atau gerakan tunggal dalam waktu 5000 tahun, pengulangan gerakan antara
5000 - 50.000 tahun.
c.Sesar Aktif Kelas III ; paling kurang aktif dengan gerakan tunggal terakhir dalam waktu
50.000 tahun atau pengulangan gerakan antara 50.000 - 500.000 tahun.

D. Tanda-tanda Patahan/Sesar
Di lapangan sering kita jumpai adanya kenampakan muka bumi dengan kemiringan
curam sampai tegak. Bagaimana kenampakan tersebut terjadi, apakah karena mengalami
longsoran, patahan atau kejadian yang lain. Untuk mengenali kenampakan muka bumi karena

7
terjadi patahan atau struktur sesar dapat diketahui dengan adanya tanda-tanda tertentu pada
bidang miringnya. Secara umum tanda-tanda tersebut adalah
1. Fault Rocks.
Merupakan mineral-mineral halus yang terbentuk akinat adanya gesekan antar blok.
Berdasarkan asal batuannya dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Gouge : material halus yang berasal dari batuan beku
b. Breksi : material halus yang berasal dari batuan sedimen, nama ini lebih tepatnya
adalah breksi sesar. Jika hancurannya sangat halus dinamakan mikro
breksi.
c. Milonit : material halus yang berasal dari batuan metamorf, jika hancurannya sangat
halus dinamakan ultra milonit
2. Bentukan-bentukan pada bidang sesar yang merupakan produk langsung dari pergeseran
antar blok. Terdapat beberapa bentukan yaitu :
a. Groove : alur-alur pada bidang patahan akibat gesekan yang kuat
b. Slickenside : goresan-goresan pada bidang sesar yang arahnya tidak tegak lurus
(miring atau horizontal)
c. Striation : goresan-goresan pada bidang sesar yang arahnya tegak.
d. Chatter Mark : retakan-retakan yang terbentuk pada permukaan bidang sesar.
3. Kenampakan Fisiografis
Disamping proses patahan itu sendiri di daerah patahan akan terjadi bentukan muka
bumi yang khas akibat adanya proses yang lain, misalnya aliran air. Bentukan-bentukan
terse but antara lain.
a. Triangular Facet,
Bentuk segitiga pada permukaan bidang sesar yang terjadi karena adanya proses erosi
dan sedimentasi.
b. Pola Aliran Sungai.
Di daerah yang banyak mengalami sesar geser mengakibatkan pembelokan aliran
sungai yang tegak lurus, dan akan membentuk pola aliran sungai Rectangular. Blok
di bagian hilir sungai yang mengalami pengangkatan akan menghambat aliran sungai
sehingga alirannya akan membelok, sedangkan air terjun akan terbentuk apabila blok
di bagian hulu mengalami pengangkatan atau sebaliknya.

8
c. Mataair.
Mataair berupa seepage atau spring biasanya akan muncul pada bidang sesar yang
kebetulan permuk aan airtanahnya terpotong oleh adanya pergeseran blok.
d. Gawir.
Merupakan bidang sesar yang terjadi akibat pergeseran blok.
e. Air Terjun (water fall).
4. Alteration.
Pada tempat pergeseran sesar akan terjadi perubahan susunan kimiawi batuan akibat
bereaksi dengan uap air yang cukup panas karena adanya proses hidrothermal. Proses
hidrotermal ini dimungkinkan terjadi apabila aktivitas magma cukup tinggi sehingga
mampu merubah air tanah diatasnya menjadi uap air dan uapnya bergerak naik serta
bereaksi dengan batauan yang dilewatinya.
5. Presence Of Ore.
Bijih-bijih mineral yang sebelumnya tertutup oleh lapisan-lapisan batuan di atasnya
akan muncul/terlihat pada bidang sesar setelah permukaannya terbuka akibat terjadi
pergeseran blok.
6. Stright Topographic Linement.
Kenampakan kelurusan pada Foto Udara atau Peta Topogarafi. Kelurusan pada Peta
Topo grafi karena berhimpitnya beberapa garis kontur, sedangkan pada Foto Udara
nampak adanya rona berbentuk memanjang, makin panjang kelurusan makin panjang
pula patahannya.
Mengetahui tanda-tanda adanya sesar sangat penting, karena dengan mengenali tanda-
tandanya dapat digunakan untuk menentukan luas, jarak perpindahan, jenis dan aktif tidaknya
gerakan pergeseran. Pengenalan tanda-tanda sesar dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu
berdasarkan 1) jenis, 2) keaktifan, dan 3) kenampakan sesar sekunder.

1. Tanda-tanda sesar berdasarkan jenis sesar.


a. Sesar Normal.
1). Kemiringan bidang sesar curam ± 60º, cermin sesar arahnya juga curam
2).Dapat menimbulkan sesar jenjang, yaitu terban (graben), sembul (horst), sesar
menangga (step fault), half graben.

9
3). Sering terdapat sesar antitik dan sesar sintetik.
4). Tebentuknya breksi sesar dan milonit kurang bila dibandingkan dengan sesar lainnya
5). Nilai gerak sesar (throw) dapat mencapai 100 meter, akan tetapi setiap gerakan rata-
rata 2 - 5 meter.
6). Beberapa sesar normal memeperlihatkan bentuk sejajar, tegak lurus, radial atau
tangensial pada kubah dan gunungapi atau tidak mempunyai hubungan sama sekali
karena mengikuti zona yang lemah.
7). Sesar normal menunjukkan adanya tegangan tarik.
8). Sumber sesar biasanya dangkal, misalnya pengambilan airtanah dan minyak yang
berlebihan, runtuhnya gua di dalam bumi, pengosongan dapur magma.
9). Efek sekunder menyebabkan tanah longsor.
10). Terdapat di segala keadaan geologi seperti pegunungan lipatan, bagian puncak
kubah, bagian luar jalur orogen.
b. Sesar Naik dan Sesar Sungkup.
1). Kemiringan bidang sesar naik 30º - 45º , pada sesar sungkup <30º . Arah cermin
sesar dapat tegak atau miring terhadap jurus sesar.
2). Batuan yang tua menindih batuan yang lebih muda sepanjang jurus sesar.
3). Pembentukan breksi sesar dan milonit dapat membentuk jalur sesar.
4). Jalur sesar tersingkap berliku-liku, terlebih pada sesar sungkup.
5). Ujung sesar dapat berubah menjadi lipatan.
6). Jurus sesar sekunder dapat sejajar sesar utama.
7). Sering terdapat sesar normal berukuran kecil untuk memulihkan keseimbangan gaya
berat.
8). Arah pergeseran terlihat pada gejala seretan (drag) atau tanda-tanda pada bidang
sesar.
9). Penyebabnya adalah gaya tektonik atau gaya kompresi yang bekerja pada bidang
hampir datar.
c. Sesar Mendatar.
1). Kemiringan bidang sesar curam sampai tegak. Arah cermin sesar mendatar atau
hampir datar.
2). Jalur sesar tampak sebagai garis lurus dan panjang

10
3). Pembentukan breksi sesar dan milonit jelas hingga membentuk jalur lembah hingga
puluhan meter panjangnya.
4). Sering membentuk deretan kolam (sag pond).
5). Jalur sesar yang tererosi akan membentuk tebing yang curam.
6). Batuan yang berdampingan pada bidang sesar dapat berbeda jalur dan umurnya.
7). Arah pergeseran horizontal dapat ditunjukkan oleh perpindahan batuan, retakan
rencong (enchelon fracture), gejala seretan. Sementara sesar yang aktif ditandai oleh
aliran sungai atau bangunan, pola tanaman yang terganggu, shutter ridges
8). Disebabkan gaya tektonik dan disertai gempa bumi dangkal, kurang dari 35 km
9). Efek sekunder : tanah longsor pada tebing yang curam, penggelembungan permukaan
tanah, sering diikuti sesar normal.

Gambar 4.3
Klasifikasi patahan
berdasarkan dip
bidang patahan

11
Gambar 4.4 (a) Horst, Gambar 4.5 Listric normal fault
(b) Symmetrick graben,
(c)Asymmetrick graben

Gambar 4.6a Strike slip berkaitan


dengan extensional setting Gambar 4.6b Strike slip berkaitan
dengan contractional setting

Gambar 4.6c Strike slip berkaitan Gambar 4.7 Sinistral


dengan Half graben 12
2. Tanda-tanda sesar berdasarkan aktif tidaknya sesar.
Membedakaan keaktifan sesar sangat penting dalam perencanaan teknik, karena sesar
aktif akan menimbulkan resiko. Pada sesar yang tidak aktif lagi ditandai dengan tertutupnya
jalur sesar oleh lapisan yang lebih muda. Tanda-tanda sesar aktif (Tjia, 1975) adalah.
a. Bold Escarpment akan terjadi pada endapan aluvial atau material yang belum
terkompakkan.
b. Sag Pond (depresi kecil yang terisi air), terbentuk akibat perbedaan penurunan blok
sesar. Tanda ini jarang dijumpai karena mudah tererosi.
c. Cabang Aliran (offset stream) , terbentuk karena kecepatan erosi tidak dapat menyamai
pergerakan sesar sehingga memebentuk aliran yang bercabang.
d. Shutter Ridges, adalah cabang aliran yang terkubur.
e. Bidang sesar yang belum tererosi atau belum tertutup endapan yang lebih muda.
f. Aliran airtanah yang dihalangi sesar menyebabkan permukaan airtanah di lain pihak
dangkal dan pihak lainnya amat dalam.
g. Adanya liniasi tanaman, mataair
h. Terbentuknya teras aluvial, tanah longsor.
3. Berdasarkan kenampakan sesar sekunder.
Untuk beberapa kejadian, jejak sesar di permukaan bumi tidak terlihat tetapi dapat
menunjukkan adanya sesar sekunder. Kenampakan ini akan mengubah permukaan bumi,
tergantung pada sifat sesar utama. Tanda-tanda kenampakan sekunder dikelompokkan
menjadi 3 berdasarkan jenis sesarnya (Lesser,1980).
a. Kenampakan sekunder sesar mendatar.
1). Minor splay traces, jejak sesar kecil dan melebar keluar dan memotong jejak
utama.
2). Jejak merenggang (skewed on schelon traces), jejak sesar yang merenggang
terhadap jejak sesar utama , bentuknya sering sigmoidal.
3). Stranggered Traces, jejak sesar sejajar dimana sesar bagian kiri menumpu sesar
sebelah kanannya dan atau sebaliknya.
4). Tilted Wedge, aliran mendatar pada horst dan graben akan membentuk pembajian,
aliran ini dapat mencapai 30 km.

13
5). Selokan (trenches) dan Punggungan (ridges), terjadi perbedaan perkembangan
jurus sesar dan kemiringan sesar sehingga membentuk deretan.

b. Kenampakan sekunder sesar turun


Sesar ini pada umumnya menunjukkan strktur graben dan horst, antara lain tampak
sebagai berikut .
1). Membentuk jejak anak tangga dengan penurunan sejajar lereng. Jejak yang
terbentuk akibat penurunan yang tidak sejajar dengan lereng.
2). Pada sisi yang naik terdapat jejak tegangan yang arahnya sub paralel dengan
lereng.

c. Kenampakan sekunder sesar naik.


1). Akibat adanya penarikan akan membentuk retakan yang membentuk sudut besar
dengan jejak sesar utama
2). Atau sub paralel dengan lereng yang relatif lebih tinggi.

E. Pemendekan dan Pemanjangan


Gaya tarik dan gaya tekan yang bekerja pada kulit bumi mengakibatkan kulit bumi
mengalami perubahan panjang. Pada sesar normal atau sesar turun, akibat adanya gaya tarik,
Hanging Wall akan mengalami pergeseran (net slip atau dip slip). Pergeseran tersebut dapat
diuraikan menjadi pergeseran vertikal (throw) dan pergeseran horizontal (heave). Pergeseran
horizontal inilah yang mengakibatkan pemanjangan kulit bumi. Pada sesar naik terjadi
sebaliknya, gaya tekan yang mengenai kulit bumi mengakibatkan pemendekan kulit bumi
sepanjang pergeseran horizontalnya akibat Hanging Wall bergeser naik.
Untuk mengetahui Pemanjangan maupun Pemendekan kulit bumi ini dapat dihitung
dengan rumus se perti berikut ini.
Pemendekan atau Pemanjangan = Pergeseran netto. cos α
dalam hal ini : α adalah kemiringan bidang patahan atau dip
Contoh perhitungan

14
Pada suatu patahan, kemiringan bidang patahannya adalah 45º. Ketinggian permukaan batu
pasir pada Foot Wall adalah 700 m ( 600 m) dari muka laut sedangkan ketinggian permukaan
batuan pasir pada Hanging Wall 650 m (625m) di atas muka laut. Patahan apakah yang
terjadi pada tempat tersebut dan berapakah perubahan panjangnya.
Jawab;
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa Hanging Wall (HW)mempunyai posisi di bawah
Foot Wall (FW) sehingga dapat diketahui bahwa patahan tersebut termasuk patahan atau
sesar normal atau sesar turun.
Karena termasuk sesar normal maka tempat tersebut mengalami pemanjangan kulit bumi
yang besarnya dapat dihitung seperti di bawah ini.
Karena pergeseran netto belum diketahui maka dihitung terlebih dahulu melalui segitiga
siku-siku yang terbentuk dengan memanfaatkan perbedaan ketinggian HW dan FW yaitu 50
meter (=throw). Untuk mengetahui panjangnya heave (pergeseran horizontal) dapat
menggunakan rumus tg α secara langsung atau mencari terlebih dahulu pergeseran netto
seperti rumus di atas.
- Menggunakan rumus tg α :
Tg 45º = Throw : Heave
1 = 50 m : Heave → Heave = 50 m ( = Pemanjangan)
- Menghitung Pergeseran Netto
Dari segitiga siku-siku di atas dapat dihitung bahwa
sin 45º = Throw : Pergeseran Netto
atau Pergeseran Netto = Throw : sin 45º
Pemanjangan = Pergeseran Netto . cos 45º
= (Throw : sin 45º ) . cos 45º
= ( 50 m : 0,70711) . 0,70711 = 50 m

F. EVALUASI.
1. Apakah yang dimaksud dengan patahan dan jelaskan bagaimana proses terbentuknya
patahan.
2. Bagaimana cara membedakan sesar naik dan sesar turun, buatlah gambar sketnya.

15
3. Apakah yang dimaksud dengan dekstral dan bagaimana cara membedakan dengan
sinistral.
4. Apa yang dimaksud dengan
a. Sesar Tranlasi c. Sesar Aktif
b. Sesar Rotasi d. Sesar Paralel
5. Jelaskan perlunya mengetahui tanda-tanda sesar.
6. Akibat terjadinya pergeseran, pada bidang pergeseran akan muncul tanda-tanda tertentu.
Tanda apa saja yang dapat terjadi dan berikan penjelasan masing-masing.
7. Jelaskan perbedaan tanda-tanda sesar pada sesar normal dan sesar naik.
8. Jelaskan dengan gambar bagaimana cara mengetahui.
a. Net Slip c. Throw
b. Strke Slip d. Heave
9. Pada pola aliran sungai apa saja yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya
patahan. Berikan penjelasannya masing-masing.
10. Terjadinya patahan akan mengubah fisiografi, berikan penjelasannya dan apa dampak
terhadap aliran air permukaan tanah dan aliran air bawah permukaan tanah.
11. Dari hasil pengukuran di lapangan diketahui bahwa kemiringan bidang patahan sebesar
45˚. Beda ketinggian permukaan antara 2 blok patahan sebesar 100 meter, dengan posisi
blok foot wall lebih tinggi Ditanyakan a) Berapakah perubahan panjang pada patahan
tersebut, b) Berupa apakah perubahan panjang tersebut (pemanjangan atau pemendekan).

16
BAB IV
PATAHAN (FOLD)
A. Pendahuluan

1. Cakupan Materi
Pembahasan materi patahan mencakup pengertian dan bagaimana patahan terbentuk.
Untuk dapat mengenali patahan dengan baik diperlukan pemahaman tentang bagian-bagian
patahan itu sendiri. Berbagai macam patahan yang terbentuk akan dibahan seara lebih detail.
Untuk mampu membedakan bentuk-bentuk muka bumi yang mirip dengan patahan diperlukan
pemahaman tentang tanda-tanda suatu lapisan batuan merupakan bentuk patahan

2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran pemberian materi pada bab ini secara umum adalah mahasiswa
mampu memahami karakteristik patahan dan secara khusus yaitu :
- Mahasiswa mampu memahami pengertian dan pembentukan patahan
- Mahasiswa mampu memahami bagian-bagian patahan
- Mahasiswa mampu memahami macam-macam patahan
- Mahasiswa mapu memahami tanda-tanda patahan.

B. Patahan
Lapisan batuan yang terdapat di bumi mempunyai karakter berbeda antara tempat yang
satu dengan tempat yang lain begitu pula dengan gaya geologi yang ada, juga bermacam-
macam. Gabungan antara gaya geologi dengan karakter lapisan batuan akan terbentuk patahan
yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Berikut ini akan dibahas bagaimana
patahan terbentuk dan berbagai macam bentuk patahan, serta tanda-tanda patahan

1. Pembentukan Patahan
Di permukaan bumi banyak dijumpai bentuk permukaan yang berbeda ketinggian
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dan terpisah selolah-olah patah. Bagian-
bagian yang berbeda ketinggian tersebut dimungkinkan berasal dari satu bagian yang sama
dengan posisi permukaan yang mendatar/horizontal, namun telah mengalami pergeseran
(terpisah) karena ada sebab-sebab tertentu. Arah pergeseran tidak tentu atau dapat kemana

17
saja, yakni dapat ke arah horizontal, vertikal, atau miring tergantung kepada proses yang
mempengaruhinya.

Gambar 4.1. Patahan : (a) Turun, (b) Horizontal,


(c) Naik

Pergeseran blok dapat berkisar dari ukuran beberapa milimeter sampai ratusan meter
dan panjangnya dapat mencapai beberapa desimeter sampai ribuan meter. Pergeseran tersebut
dapat terjadi pada segala macam batuan, blok-blok batuan yang mengalami pergeseran
tersebut dinamakan struktur sesar. Blok-blok yang mengalami pergeseran akan terbentuk
bidang rekahan atau zone rekahan di permukaan , bidang pergeseran atau bidang rekahan ini
dinamakan sesar atau patahan (fault).
Sesar dapat terjadi pada segala macam jenis batuan, dan akibat adanya pergeseran,
sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air permukaan dan bawah
permukaan, merusak stratigrafi batuan, dan sebagainya. Sifat rekahannya dapat berupa bidang
yang jelas dan licin, jalur milonit, atau breksi sesar.
Bagaimana sesar dapat terjadi? Blok-blok batuan yang mengalami pergeseran pada
umumnya terjadi karena terbentuknya gaya tekan (kompresi), gaya tarik (tensi), gaya kopel,
atau gaya putar (torsi) akibat adanya gerakan lempeng. Gaya-gaya tersebut bekerja secara
individual atau bersama-sama sehingga pada lempeng bumi terbentuk blok-blok yang
bergerak baik searah maupun berlawanan. Akibatnya kedudukan antara blok yang satu dengan
blok yang lain tidak sama, terdapat permukaan blok batuan yang lebih tinggi dari permukaan

18
blok batuan yang lain. Kedudukan blok yang berbeda-beda tersebut dapat terjadi karena
pergeseran relatif, dan sangat sulit menentukan gerakan yang sebenarnya terjadi pada suatu
blok batuan.
Pada 2 blok batuan dengan kedudukan salah satu lebih tinggi, kemungkinan gerakan
yang terjadi adalah 1) blok tersebut bergerak naik dengan kecepatan yang lebih tinggi
daripada blok batuan yang lain, 2) blok tersebut bergerak turun dengan kecepatan lebih rendah
dibandingkan dengan blok batuan yang lain, 3) blok tersebut bergerak naik sementara blok
yang lain tidak bergerak atau bergerak turun, atau sebaliknya blok tersebut diam sementara
blok yang lain bergerak turun. Kejadian yang sama dapat terjadi pula pada blok-blok batuan
yang bergerak secara horozontal, yakni gerakan dengan arah maju dan mundur bukan naik dan
turun.
Terminologi Fault/Patahan.
Istilah Patahan digunakan dalam cara yang berbeda, tergantung pada para ahli geologi
dan konteknya. Sebuah definisi sederhana dan tradisional menyatakan bahwa: “ Sebuah
patahan adalah setiap permukaan atau zona sempit dengan perpindahan geser yang terlihat di
sepanjang zona pergeserannya”. Definisi ini hampir identik dengan retakan (fracture) geser,
dan beberapa ahli geologi menggunakan dua istilah sinonim. Beberapa waktu yang lalu ahli
geologi bahkan menyebut retakan geser dengan ukuran beberapa milimeter sampai sentimeter
sebagai patahan mikro (microfault). Namun kebanyakan ahli geologi akan membatasi retakan
geser terhadap struktur skala kecil dan istilah patahan lain untuk struktur gabungan dengan
ukuran satu meter atau lebih secara berurutan.
Ketebalan patahan adalah masalah lain. Patahan sering digambarkan sebagai bidang dan
permukaan dalam komunikasi lisan dan tertulis maupun sketsa, tetapi pengamatan patahan
dari dekat mengungkapkan bahwa patahan terdiri dari bahan batuan patahan dan struktur
cabang yang rapuh dan karena itu didefinisikan ketebalan. Namun, ketebalan patahan
biasanya jauh lebih kecil daripada offset dan urutan besarannya kurang dari panjang patahan.
Apakah patahan harus dipertimbangkan sebagai permukaan atau zona sebagian besar
tergantung pada ketelitian skala observasi,tujuan dan kebutuhan.
Patahan cenderung merupakan zona deformasi yang komplek, terdiri dari beberapa
permukaan slip, rekahan yang bercabang dan mungkin juga deformasi. Hal ini adalah semu
ketika mempertimbangkan patahan besar dengan skala ukuran kilometer. Patahan dapat

19
dianggap sebagai patahan tunggal pada peta atau garis seismik, tetapi dapat terdiri dari
beberapa patahan kecil ketika diamati di lapangan. Dengan kata lain, skala sangat penting, hal
inilah yang menghantui ahli geologi struktural deskriptif. Hal ini telah menyebabkan sebagian
ahli geologi untuk mempertimbangkan bahwa sebuah patahan sebagai batuan yang mudah
berubah volumenya yang relatif tipis di satu dimensi: “ Sebuah patahan adalah bentuk batuan
datar yang terdiri dari sebuah pusat atau inti pergeseran permukaan, yang dibentuk oleh
pergeseran secara intensif, dan sekitar bangun batuan yang telah dipengaruhi oleh deformasi
yang lemah yang secara spasial dan genetik terkait dengan patahan”.
Istilah Patahan juga dapat terhubung ke mekanisme deformasi (brittle atau plastic).
Dalam arti yang sangat informal, istilah patahan mencakup zone diskontinuitas rapuh dan
zona geser elastis didominasi oleh deformasi plastis. Ini kadang-kadang tersirat ketika
membahas patahan besar pada bagian seismik atau geologis yang menembus banyak atau
semua lapisan kerak bumi. Istilah patahan rapuh (berlawanan dengan zona geser elastis) dapat
digunakan jika hal itu penting untuk lebih spesifik berkenaan dengan mekanisme deformasi.
Dalam kebanyakan kasus ahli geologi secara implisit membatasi istilah patahan terhadap slipt
atau diskontinuitas geser yang didominasi oleh mekanisme deformasi rapuh, pemberian istilah
patahan rapuh sencara berlebih: “Sebuah patahan adalah pergeseran tempat dinding paralel
secara diskontinuitas yang didominasi oleh mekanisme deformasi rapuh”.

2. Bagian-bagian Patahan
Akibat adanya gerakan pergeseran antar blok, maka struktur sesar mempunyai bagian-
bagian yang nampak seperti gambar di bawah ini.

20
Slip : istilah yang dipakai untuk menunjukkan perpindahan titik yang semula berimpitan
pada sisi sesar yang berlawanan, dan diukur pada bidang sesar.
Gawir : bidang sesar atau bidang /zone pergeseran pada blok batuan.
AB = net slip : jarak perpindahan/pergeseran total, yang diukur pada bidang sesar diantara
titik-titik yang semula berimpitan pada blok sesar yang berlawanan (pergeseran
sesungguhnya)
AC = strike slip : komponen net slip yang sejajar dengan jurus (azimut atau arah)
bidang sesar.
AD dan CB = dip slip : komponen net slip yang sejajar dengan bidang sesar
AE = t = throw = vertical slip : komponen pergeseran ke arah vertikal pada bidang
pergeseran
ED = h = heave = horizontal slip : komponen pergeseran ke arah horozontal pada
bidang pergeseran.
HW = Hanging Wall : blok yang terletak di atas bidang sesar
FW = Foot Wall : Blok yang terletak di bawah bidang sesar
α = dip bidang sesar : sudut yang dibentuk antara bidang horizontal (khayal) dengan
bidang sesar.
β = rake : sudut yang dibentuk antara strike slip dengan arah pergeseran.
a = Fault Line Scrapt = garis patahan.

Note = tidak semua globe ada seperti itu.

3. Macam-macam Patahan
Patahan dapat dibedakan menjadi bermacam-macam, tergantung bagaimana kita
memandangnya, namun secara umum dapat dibedakan menjadi strike slip fault (sesar searah
dengan jurus), dip slip fault (sesar searah dengan kemiringan/dip), oblique slip fault ( sesar
yang pergeserannya searah dengan diagonal bidang patahan), dan rotational slip fault(sesar
yang pergeserannya berupa gerakan rotasi) . Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dijelaskan
klasifikasi sesar.

a. Berdasarkan gerak relatif hanging wall dan foot wall.

21
Klasifikasi ini berdasarkan gerakan hanging wall dan atau foot wall, cara
menentukannya dengan melihat posisi kemiringan bidang patahannya, foot wall terletak di
bawah bidang patahan sedangkan hanging wall terletak di atas bidang patahan. Sesar yang
terbentuk dinamakan.
1). Sesar turun atau sesar normal (normal fault).
Posisi hanging wall (berada di atas bidang patahan) pada sesar turun berada lebih rendah
karena hanging wall relatif bergerak turun terhadap foot wall. Pada sesar normal dikenali
beberapa bentuk seperti Graben, Half Graben, Horst, Step Fault

Gambar ......
2). Sesar Naik ( Reverse Fault).
Posisi hanging wall berada lebih tinggi daripada foot wall karena hanging wall relatif
bergerak naik terhadap foot wall.

Gambar .......
b. Berdasarkan Rake Net Slip.
Klasifikasi ini berdasarkan arah gerakan atau pergeseran blok patahan (hanging wall
dan foot wall). Sesar yang terbentuk dinamakan.
1). Strike Slip Fault .
Sesar yang terbentuk karena gerakan blok patahan yang bergeser kearah horozontal atau
rake = 0º , atau sejajar terhadap jurus bidang sesar. Pada sesar jenis ini dikenal adanya
Dekstral dan Sinistral.

Gambar
2).Dip Slip Fault.
Sesar yang terbentuk karena gerakan blok patahan yang bergeser tegak lurus terhadap
jurus bidang sesar atau rake = 90 º.
3).Diagonal Slip Fault.

22
Sesar yang terbentuk karena gerakan blok patahan yang geserannya tidak sejajar jurus
maupun tidak tegak lurus jurus bidang sesar atau rake ≠ 0º dan rake ≠ 90º. Pada sesar ini,
pergeseran diagonalnya dapat ke arah kanan atau kiri.

Gambar

c. Berdasarkan ada tidaknya gerakan Rotasi.


Klasifikasi ini berdasarkan gerakan blok patahan yang arahnya memutar dengan salah
satu bagian sebagai sumbu putar. Dikatakan bergerak secara rotasional meskipun tidak
mencapai satu putaran penuh. Sesar yang terbentuk dinamakan.
1). Sesar Translasi.
Sesar ini tidak ada gerak rotasi dari masing-masing blok, garis-garis sejajar dari blok yang
berlawanan tetap sejajar.
2). Sesar Rotasi.
Sesar ini mengalami rotasi pada blok yang satu terhadap blok yang lain. Garis-garis
sejajar dari blok yang berlawanan menjadi tidak sejajar. Pada jenis sesar ini dikenal nama-
nama Pivot, Hinge Fault., Splinter Fault

Gamba.......

d. Berdasarkan Kumpulan Sesar.


Klasifikasi ini berdasarkan kumpulan sesar dengan kekhasan yang dimilikinya. Sesar
yang terbentuk dinamakan.
1). Concentric Fault.
Kumpulan sesar yang konsentris terhadap satu pusat.
2). Radial Fault.
Kumpulan sesar yang arahnya membentuk pola satu arah.

23
3). Paralel Fault.
Kumpulan sesar yang membentukpola sejajar antara satu dengan yang lain.
4). Rectilinier Fault.
Kumpulan sesar yang membentuk pola garis hampir tegak lurus.

e. Berdasarkan Keaktifan Sesar.


Menurut Tjia (1976), tingkat keaktifan sesar dibedakan menjadi :
1). Sesar Aktif ; pergeseran sesar terjadi pada waktu Holosen atau selama sejarah geologi.
2).Sesar berkeaktifan Potensial; terjadi pada batuan berumur Kwarter, sesar pada daerah
gempa bumi atau guynung api.
3).Sesar berkeaktifan tidak pasti; pergeseran sesar yang terjadi lebih tua dari Kwarter, misal
sesar pada batugamping, sesar pada lereng yang curam.
4).Sesar tidak aktif; terjadi pada batuan pra Kwarter dengan tektonik stabil
Menurut Lensen (1980), tingkat keaktifan sesar dibedakan menjadi :
1). Sesar Aktif Kelas I ; sesar yang menunjukkan pengulangan gerakan terakhir pada waktu
5000 tahun atau gerakan tunggal terjadi selama zaman dan pengulangan gerakan pada
5000 tahun terakhir.
2). Sesar Aktif Kelas II ; sesar kurang aktif dengan pengulangan terakhir dalam waktu
50.000 tahun atau gerakan tunggal dalam waktu 5000 tahun, pengulangan gerakan
antara 5000 - 50.000 tahun.
3). Sesar Aktif Kelas III ; paling kurang aktif dengan gerakan tunggal terakhir dalam waktu
50.000 tahun atau pengulangan gerakan antara 50.000 - 500.000 tahun.

4. Tanda-tanda Patahan/Sesar
Di lapangan sering kita jumpai adanya kenampakan muka bumi dengan kemiringan
curam sampai tegak. Bagaimana kenampakan tersebut terjadi, apakah karena mengalami
longsoran, patahan atau kejadian yang lain. Untuk mengenali kenampakan muka bumi karena
terjadi patahan atau struktur sesar dapat diketahui dengan adanya tanda-tanda tertentu pada
bidang miringnya. Secara umum tanda-tanda tersebut adalah :
a). Fault Rocks.

24
Merupakan mineral-mineral halus yang terbentuk akibat adanya gesekan antar blok.
Berdasarkan asal batuannya dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1). Gouge : material halus yang berasal dari batuan beku
2). Breksi : material halus yang berasal dari batuan sedimen, nama ini lebih tepatnya
adalah breksi sesar. Jika hancurannya sangat halus dinamakan mikro breksi.
3). Milonit : material halus yang berasal dari batuan metamorf, jika hancurannya sangat
halus dinamakan ultra milonit
b). Bentukan-bentukan pada bidang sesar yang merupakan produk langsung dari
pergeseran antar blok. Terdapat beberapa bentukan yaitu :
1). Groove : alur-alur pada bidang patahan akibat gesekan yang kuat
2). Slickenside : goresan-goresan pada bidang sesar yang arahnya tidak tegak lurus
(miring atau horizontal)
3). Striation : goresan-goresan pada bidang sesar yang arahnya tegak.
4). Chatter Mark : retakan-retakan yang terbentuk pada permukaan bidang sesar.
c). Kenampakan Fisiografis
Disamping proses patahan itu sendiri di daerah patahan akan terjadi bentukan muka
bumi yang khas akibat adanya proses yang lain, misalnya aliran air. Bentukan-bentukan
terse but antara lain.
1). Triangular Facet,
Bentuk segitiga pada permukaan bidang sesar yang terjadi karena adanya proses erosi
dan sedimentasi.
2) Pola Aliran Sungai.
Di daerah yang banyak mengalami sesar geser mengakibatkan pembelokan aliran
sungai yang tegak lurus, dan akan membentuk pola aliran sungai Rectangular. Blok
di bagian hilir sungai yang mengalami pengangkatan akan menghambat aliran sungai
sehingga alirannya akan membelok, sedangkan air terjun akan terbentuk apabila blok
di bagian hulu mengalami pengangkatan atau sebaliknya.
3). Mataair.
Mataair berupa seepage atau spring biasanya akan muncul pada bidang sesar yang
kebetulan permukaan airtanahnya terpotong oleh adanya pergeseran blok.
4). Gawir.

25
Merupakan bidang sesar yang terjadi akibat pergeseran blok.
5). Air Terjun (water fall).
d). Alteration.
Pada tempat pergeseran sesar akan terjadi perubahan susunan kimiawi batuan akibat
bereaksi dengan uap air yang cukup panas karena adanya proses hidrothermal. Proses
hidrotermal ini dimungkinkan terjadi apabila aktivitas magma cukup tinggi sehingga
mampu merubah air tanah diatasnya menjadi uap air dan uapnya bergerak naik serta
bereaksi dengan batauan yang dilewatinya.
e). Presence Of Ore.
Bijih-bijih mineral yang sebelumnya tertutup oleh lapisan-lapisan batuan di atasnya akan
muncul/terlihat pada bidang sesar setelah permukaannya terbuka akibat terjadi pergeseran
blok.
f). Stright Topographic Linement.
Kenampakan kelurusan pada Foto Udara atau Peta Topogarafi. Kelurusan pada Peta
Topografi karena berhimpitnya beberapa garis kontur, sedangkan pada Foto Udara
nampak adanya rona berbentuk memanjang, makin panjang kelurusan makin panjang
pula patahannya.
Mengetahui tanda-tanda adanya sesar sangat penting, karena dengan mengenali tanda-
tandanya dapat digunakan untuk menentukan luas, jarak perpindahan, jenis dan aktif tidaknya
gerakan pergeseran. Pengenalan tanda-tanda sesar dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu
berdasarkan 1) jenis, 2) keaktifan, dan 3) kenampakan sesar sekunder.

1). Tanda-tanda sesar berdasarkan jenis sesar.


a. Sesar Normal.
- Kemiringan bidang sesar curam ± 60º, cermin sesar arahnya juga curam
- Dapat menimbulkan sesar jenjang, yaitu terban (graben), sembul (horst), sesar
menangga (step fault), half graben.
- Sering terdapat sesar antitik dan sesar sintetik.
- Tebentuknya breksi sesar dan milonit kurang bila dibandingkan dengan sesar lainnya
- Nilai gerak sesar (throw) dapat mencapai 100 meter, akan tetapi setiap gerakan rata-
rata 2 - 5 meter.

26
- Beberapa sesar normal memeperlihatkan bentuk sejajar, tegak lurus, radial atau
tangensial pada kubah dan gunungapi atau tidak mempunyai hubungan sama sekali
karena mengikuti zona yang lemah.
- Sesar normal menunjukkan adanya tegangan tarik.
- Sumber sesar biasanya dangkal, misalnya pengambilan airtanah dan minyak yang
berlebihan, runtuhnya gua di dalam bumi, pengosongan dapur magma.
- Efek sekunder menyebabkan tanah longsor.
- Terdapat di segala keadaan geologi seperti pegunungan lipatan, bagian puncak kubah,
bagian luar jalur orogen.
b. Sesar Naik dan Sesar Sungkup.
- Kemiringan bidang sesar naik 30º - 45º , pada sesar sungkup <30º . Arah cermin
sesar dapat tegak atau miring terhadap jurus sesar.
- Batuan yang tua menindih batuan yang lebih muda sepanjang jurus sesar.
- Pembentukan breksi sesar dan milonit dapat memben-
tuk jalur sesar.
- Jalur sesar tersingkap berliku-liku, terlebih pada sesar sungkup.
- Ujung sesar dapat berubah menjadi lipatan.
- Jurus sesar sekunder dapat sejajar sesar utama.
- Sering terdapat sesar normal berukuran kecil untuk memulihkan keseimbangan gaya
berat.
- Arah pergeseran terlihat pada gejala seretan (drag) atau tanda-tanda pada bidang
sesar.
- Penyebabnya adalah gaya tektonik atau gaya kompresi yang bekerja pada bidang
hampir datar.
c. Sesar Mendatar.
- Kemiringan bidang sesar curam sampai tegak. Arah cermin sesar mendatar atau
hampir datar.
- Jalur sesar tampak sebagai garis lurus dan panjang
- Pembentukan breksi sesar dan milonit jelas hingga membentuk jalur lembah hingga
puluhan meter panjangnya.
- Sering membentuk deretan kolam (sag pond).

27
- Jalur sesar yang tererosi akan membentuk tebing yang curam.
- Batuan yang berdampingan pada bidang sesar dapat berbeda jalur dan umurnya.
- Arah pergeseran horizontal dapat ditunjukkan oleh perpindahan batuan, retakan
rencong (enchelon fracture), gejala seretan. Sementara sesar yang aktif ditandai oleh
aliran sungai atau bangunan, pola tanaman yang terganggu, shutter ridges
- Disebabkan gaya tektonik dan disertai gempa bumi dangkal, kurang dari 35 km
- Efek sekunder : tanah longsor pada tebing yang curam, penggelembungan
permukaan tanah, sering diikuti sesar normal.

Pemanjangan dan pemendekan

5. Rangkuman

C. Perlatihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas

12. Apakah yang dimaksud dengan patahan dan jelaskan bagaimana proses terbentuknya
patahan.
13. Bagaimana cara membedakan sesar naik dan sesar turun, buatlah gambar sketnya.
14. Apakah yang dimaksud dengan dekstral dan bagaimana cara membedakan dengan
sinistral.
15. Apa yang dimaksud dengan
c. Sesar Tranlasi c. Sesar Aktif
d. Sesar Rotasi d. Sesar Paralel
16. Jelaskan perlunya mengetahui tanda-tanda sesar.
17. Akibat terjadinya pergeseran, pada bidang pergeseran akan muncul tanda-tanda
tertentu. Tanda apa saja yang dapat terjadi dan berikan penjelasan masing-masing.
18. Jelaskan perbedaan tanda-tanda sesar pada sesar normal dan sesar naik.
19. Jelaskan dengan gambar bagaimana cara mengetahui.
c. Net Slip c. Throw

28
d. Strke Slip d. Heave
20. Pada pola aliran sungai apa saja yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya
patahan. Berikan penjelasannya masing-masing.
21. Terjadinya patahan akan mengubah fisiografi, berikan penjelasannya dan apa dampak
terhadap aliran air permukaan tanah dan aliran air bawah permukaan tanah.
22. Dari hasil pengukuran di lapangan diketahui bahwa kemiringan bidang patahan
sebesar 45˚. Beda ketinggian permukaan antara 2 blok patahan sebesar 100 meter,
dengan posisi blok foot wall lebih tinggi Ditanyakan a) Berapakah perubahan panjang
pada patahan tersebut, b) Berupa apakah perubahan panjang tersebut (pemanjangan
atau pemendekan).

D. Daftar Bacaan

29

Anda mungkin juga menyukai