Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH STRUKTUR GEOLOGI

MATA KULIAH GEOLOGI

Dosen Pengampu : Roza Mildawati, S.T,. M.T.

Disusun oleh : Betrand Apriano(203110309)


Faisal Muhammad Syukri
Kelas : Sipil 1B
Nama Kelompok : NPM 8&9 kelompok(2)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TENIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Penulis juga berharap semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat bagi
setiap pembaca.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali
kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
konstruktif.

Akhirnya, semoga laporan ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi setiap pihak
terutama bagi mereka para pembaca.

Pekanbaru,20 Desemeber 2020

Betrand apriano
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat
kerja kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi
disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk
deformasi tektonik .
Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan
bumi yg menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain.
Pergerakan bisa relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar
terhadap blok yg lain. Pergerakan yg tiba-tiba dari suatu patahan atau sesar bisa
mengakibatkan gempa bumi. Sesar (fault) merupakan bidang rekahan atau zona
rekahan pada batuan yang sudah mengalami pergeseran (Williams, 2004). Sesar
terjadi sepanjang retakan pada kerak bumi yang terdapat slip diantara dua sisi
yang terdapat sesar tersebut (Williams, 2004). 

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sesar?
2. Apa saja klasifikasi-klasifikasi dalam sesar?
3. Sebutkan jenis-jenis sesar?
4. Bagaimana simbol sesar dalam peta topografi?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui pengertian sesar?
2. Menjelaskan klasifikasi-klasifikasi dalam sesar?
3. Mengetahui jenis-jenis sesar?
4. Mengetahui symbol sesar dalam peta topografi?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TERMINOLOGI SESAR

Beberapa ahli geologi struktur secara umum mengartikan struktur sesar


sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran. Beberapa definisi
yang lengkap dari sebagian ahli geologi struktur tersebut, antara lain.

 Billing (1959) : 

Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya


pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya.
Jarak pergeseran tersebut dapat hanya beberapa milimeter hingga puluhan
kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai dari yang berukuran beberapa
centimeter hingga puluhan kilometer.

 Ragan (1973) :

Sesar merupakan suatu bidang rekahan yang telah mengalami


pergeseran.

 Tjia (1977)

Struktur sesar adalah rekahan yang mengalami geser-geseran yang


jelas.

 Park (1983) : 

Sesar adalah suatu bidang pecah (fracture) yang memotong suatu


tubuh batuan dengan disertai oleh adanya pergeseran yang sejajar dengan
bidang pecahnya.

Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan
peregeseran. Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami
pergeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi)
atau terputar (rotasi). Pergerakan dapat berkisar dari beberapa milimeter sampai
ratusan meter dan panjangnya dapat mencapai beberapa desimeter hingga ribuan
meter. Sesar merupakan struktur bidang dimana kedudukannya dinyatakan dalam
jurus dan kemiringan. Sesar dapat terjadi pada segala jenis batuan. Akibat terjadinya
pergeseran itu, sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air
permukaan dan bawah permukaan, merusak stratigrafi batuan, dan sebagainya.
Biasanya patahan terjadi karena adanya gaya endogen yang bergerak dengan cepat
dan mengenai struktur batuan yang kurang elastis. Umumnya disertai oleh struktur
yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi suatu sesar /
patahan dapat dikenal melalui:

 Gawir sesar atau bidang sesar;


 Breksiasi, gouge, milonit, ;
 Deretan mata air;
 Sumber air panas;
 Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan;
 Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb

2.2 GEOMETRI SESAR DAN ISTILAH DALAM SESAR


 Slip (pergeseran relatif sebenarnya) adalah pergeseran relatif sebenarnya
pada sesar, diukur dari blok satu keblok yang lain pada bidang sesar dan
merupakan pergeseran titik-titik yang sebelumnya berimpit. Total pergeseran
disebut juga ”Net slip”.
 Throw (loncatan vertikal) adalah jarak yang diukur pada bidang vertikal dari
slip/sparation.
 Footwall adalah blok tubuh batuan
yang terletak dibawah bidang sesar.
 Fault surface (Bidang Sesar) adalah
bidang pecah pada batuan yang
disertai oleh adanya pergeseran
 Fault line (Garis Sesar) adalah garis
yang dibentuk oleh perpotongan
bidang sesar dengan permukaan
bumi.
 Fault trace adalah jejak sesar
 Fault outcrop adalah singkapan sesar
 Fault scarp adalah gawir sesar
 Fault zone adalah zona sesar
 Fault wall adalah dinding sesar Gambar 2.1 Foot wall dan Hanging wall
 Hanging Wall adalah blok yang berada di atas bidang sesar
 Hade adalah sudut lancip antara bidang sesar dengan bidang vertical 
 Strike slip fault adalah pergeseran blok pada bidang sesar yang sejajar
dengan jurus bidang sesarnya.
 Dip slip fault adalah pergeseran blok pada bidang sesar yang tegak lurus
terhadap jurus bidang sesarnya atau sejajar dengan arah kemiringan bidang
sesarnya
Gambar 2.2 Strike slip and Dip slip

Keterangan gambar tersebut adalah


α  = dip
β  = rake of net slip
θ  = hade = 90o – dip
ab = net slip
ac = strike slip
cb = ad = dip slip= vertical slip = throw
de = horizontal slip = heave

 Heave adalah jarak pergeseran pada bidang horizontal


 True displacement adalah arah dan besarnya jarak pergeseran blok yang
sebenarnya 
 Dip of fault adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar dengan bidang
horizontal.
 Strike of fault adalah garis yang dibentuk oleh perpotongan bidang sesar
dengan bidang horisontal.
 Sense of displacement adalah gerak relatif suatu blok terhadap blok yang
berada di hadapannya ( Untuk strike slip adalah sinistral atau dekstral,
sedangkan untuk dip slip adalah normal atau naik).
 Separation (pergeseran relatif semu) adalah jarak yang terpisah oleh sesar
dan diukur pada bidang sesar. Komponen dari sparation dapat diukur pada
arah tertentu, umumnya sejajar jurus atau arah kemiringan bidang sesar.
 Strike separation adalah komponen separation yang diukur sejajar terhadap
jurus bidang sesar.
 Dip separation adalah komponen separation yang diukur sejajar dengan
kemiringan bidang (dip) sesar.
 Slicken side atau cermin sesar adalah bidang sesar yang permukaannya licin.
 Slicken line atau gores garis adalah jejak pergeseran berupa garis-garis lurus
(kadang melengkung) yang disebabkan oleh gerusan antar blok yang saling
bergesekan.
 Pitch adalah sudut lancip yang dibentuk antara gores garis dengan jurus
bidang sesar.

2.3 CIRI-CIRI SESAR

Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar
buta (blind fault). Sesar yang tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi
sedangkan sesar buta adalah sesar yang terjadi di bawah permukaan bumi dan
tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen. Pengenalan sesar di
lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat digunakan
sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :

a. Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan tiba-tiba)


b. Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan.
c. Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores garis.

Gambar 2.3 Gores garis


d. kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar,horses,
atau lices, milonit.

Gambar 2.4 Seretan(drag)

e. silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar.


f. perbedaan fasies sedimen.
g. petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp), triangular facet,
dan terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan struktural.

Gambar 2.5 Triangular facet Gambar 2.6 Scarp

h. Adanya boundins : lapisan batuan yang terpotong-potong akibat sesar.

Gambar 2.7 Boundins

2.4 KLASIFIKASI SESAR


Sesar dapat diklasifikasikan berdasarkan : 

a) Orientasi pola tegasan utama.


b) Gerak relatifnya (Sense of displacement) dan unsur geometrinya.
c) Rake dari net slip.
d) Separation dan slip.
e) Dip of fault dan pitch of net slip.
f) Tipe gerakannya.

Di bawah ini akan dibahas beberapa pendapat ahli geologi struktur dalam membuat
klasifikasi sesar, yaitu antara lain :

1. Anderson (1951), membuat klasifikasi sesar berdasarkan pada pola tegasan


utama sebagai penyebab terbentuknya sesar. Berdasarkan pola tegasannya ada 3
(tiga) jenis sesar, yaitu sesar naik (thrust fault), sesar normal (normal fault) dan
sesar mendatar (wrench fault).

a) Normal fault, jika tegasan utama atau tegasan maksimum (1) posisinya
vertical
b) Wrench fault, jika tegasan menengah atau intermediate (2) posisinya vertical
c) Thrust fault, jika tegasan minimum (3) posisinya vertikal.

2. Angelier (1979), membuat klasifikasi sesar berdasarkan gerak relatifnya (Sense of


displacement) dan unsur geometrinya, berupa gores-garis (R), pitch (i), sudut
kemiringan (dip) bidang sesar (), pergeseran vertikal atu throw (RV), pergeseran
transversal atau heave (RHT) dan pergeseran longitudinal (RHL). Jenis sesar di
dalam klasifikasi ini tergantung pada besarnya nilai RHL dan RHT. RHL dan RHT
ditentukan berdasarkan besarnya pitch dan dip. Secara matematis adalah :

• RHL = R cos I

• RHT = R sin i cos 

• RV = R sin i sin 

Berdasarkan pada nilai RHL dan RHT, maka sesar dapat dikelompokan menjadi :

a) Sesar naik/normal mendatar, yaitu apabila RHT > RHL


b) Sesar mendatar naik/normal, apabila RHL > RHT
c) Sesar naik atau normal murni, apabila RHT > 90% (Pitch > 80).
d) Sesar mendatar murni , apabila RHL > 90% (Pitch < 10).

3. Billing (1977), Ada 5 (lima) aspek dalam membuat klasifikasi sesar, yaitu :
1) Rake dari net slip.
2) Kedudukan sesar relatif terhadap kedudukan batuan yang ada di sekitarnya, 
3) Pola sesar, 
4) Sudut kemiringan sesar 
5) Pergerakan relatif sesar. 

Penjelasan masing-masing klasifikasi sesar tersebut di atas adalah sebagai berikut :

 Berdasarkan Rake dari net slip, sesar dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu strike slip fault, dip slip fault dan diagonal slip fault.
a. strike slip fault, apabila net slip sejajar dengan jurus bidang
sesar. Dalam hal ini tidak ditemukan komponen dip slip atau
besarnya rake net slip = 0.
b. Dip slip fault, apabila tidak ditemukan komponen strike slip atau
rake net slip = 90.
c. Diagonal slip fault, apabila rake net slip lebih besar dari 0 dan
lebih kecil dari 90 atau mempunyai komponen strike slip dan
dip slip.

Gambar 2.8 Rake dari net slip


 Berdasarkan kedudukan sesar relatif terhadap kedudukan batuan yang ada di
sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, ada 6 (enam) jenis sesar, yaitu
Sesar jurus (Strike fault), Sesar perlapisan (Bedding fault), Sesar kemiringan
(Dip fault), Sesar diagonal (Oblique or diagonal fault), Sesar Longitudinal
(Longitudinal fault) dan Sesar transversal (Transverse fault).
• Sesar jurus (Strike fault) adalah sesar yang arah jurusnya sejajar dengan
arah jurus batuan di sekitarnya.
• Sesar perlapisan (Bedding fault) adalah sesar yang jurusnya sejajar dengan
bidang perlapisan batuan.
• Sesar kemiringan (Dip fault) adalah sesar yang jurusnya tegak lurus
terhadap jurus perlapisan batuan di sekitarnya.
• Sesar diagonal (Oblique or diagonal fault) adalah sesar yang jurusnya
membentuk sudut lancip dengan jurus lapisan batuan yang ada di sekitarnya.
• Sesar Longitudinal (Longitudinal fault) adalah sesar yang jurusnya sejajar
dengan jurus
struktur regional di daerah tersebut.
• Sesar transversal (Transverse fault) adalah sesar yang arah jurusnya
membentuk sudut atau tegak lurus terhadap arah umum jurus lapisan batuan
di daerah dimana sesar tersebut berada.

 Berdasarkan Pola sesar, jenis sesar


terdiri atas Sesar sejajar (parallel fault),
Sesar en echelon, Sesar periferal
(Peripheral fault) dan Sesar radial
(Radial fault).
• Sesar sejajar (parallel fault) adalah
kumpulan sesar yang memiliki jurus
dan kemiringan yang relatif sama.
• Sesar en echelon adalah kumpulan
sesar yang relatif pendek dan saling
tumpang tindih.
• Sesar periferal (Peripheral fault)
adalah kumpulan sesar berbentuk
lingkaran atau setengah lingkaran yang
mengelilingi suatu daerah.
• Sesar radial (Radial fault) adalah
suatu sistem sesar yang mengumpul
pada suatu titik atau menyebar dari
satu titik.

 Berdasarkan pada Sudut kemiringan sesar, jenis sesar ada 2 (dua) macam,
Gambar 2.9 Pola sesar
yaitu sesar bersudut besar dan sesar bersudut kecil.
• Sesar bersudut besar (hight angle fault) adalah sesar yang sudut
kemiringannya lebih besar dari 45.
• Sesar bersudut kecil (low angle fault) adalah sesar yang sudut
kemiringannya lebih kecil dari 45.
 Berdasarkan Sifat Pergerakan Relatif Semu
1. Strike separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan
jurus bidang sesar, yang terdiri dari:
a. Strike left separation fault
Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat
jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser kearah kiri.
b. Strike right separation fault
Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat
jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser kearah kanan.
2. Dip separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan
kemiringan bidang sesar, yang terdiri dari :
a. Normal sparation fault
Jika sesar dilihat penampang vertikal, jejak pergeseran pada
footwall ditemukan di atas jejak yang sama pada hangingwall.
b. Reverse separation fault
Jika sesar di lihat pada penampang vertikal, jejak pergeseran
pada footwall dtemukan di bawah jejak yang sama pada hangingwall.

 Berdasarkan Sifat Pergeseran Relatif Sebenarnya


1. Strike slip fault adalah pergeseran relatif semu sesarh dengan jurus
bidang sesar, yang etrdiri dari:
a. Strike left slip fault
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan
terletak jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser
kearah kiri.
b. Strike right slip fault
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu seasr maka akan terlihat
jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser kearah
kanan.
2. Dip Slip fault adalah pergeseran relatif sebenarnya searah dengan
kemiringan bidang sesar, yang terdiri dari:
a. Normal slip fault
Blok hangingwall relatif turun terhadap footwall.
b. Reverse slip fault
Blok hangingwall bergerak relatif naik terhadap footwall.
Untuk sesar vertical : tentukan salah satu blok relative bergerak terhadap blok lain,
contoh “Vertikal dip slip fault”.
3. Oblique slip fault adalah pergeseran miring relative sebernarnya terhadap
bidang sesar. Untuk penamaan sesar ini dipakai kombinasi istilah “dip slip
dan strike slip” seperti dibawah ini
a. Normal left slip fault
b. Normal right slip fault
c. Reverse left slip fault
d. Reverse right slip fault
e. vertical oblique slip fault.

4. Sesar Rotasi adalah yeng memperlihatkan pergeseran berputar pada


bidang sesarnya.
a. Clokwise rotation fault
Blok yang berlawanan bergerak searah jarum jam.
b. Anticlokwise rotation fault
Blok yang berlawanan bergerak berlawanan arah jarum jam.

 Ragan (1959), membuat klasifikasi sesar berdasarkan : 


a). separation 
b). slip. 
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan Separation, sesar dikelompokan mejadi 3 (tiga), yaitu
Dip separation fault, Strike separation fault dan Combined
separation fault.
• Dip separation fault, terdiri atas Normal separation fault, reverse
separation fault dan Thrust separation fault.
• Strike separation fault, terdiri atas Left lateral separation fault dan
Right separation fault.
• Combined dip and strike separation fault, merupakan kombinasi
dip dan strike separation, misalnya Normal left lateral separation
fault, dsb. 
b. Berdasarkan Slip, sesar dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu
Dip slip, Strike slip dan Oblique slip.
• Dip slip, terdiri atas Normal slip fault, Reverse slip fault dan Thrust
slip fault.
• Strike slip, terdiri atas Right lateral slip fault dan Left lateral slip
fault.
• Oblique slip, terdiri atas Normal right lateral slip fault dan reverse
left lateral slip fault.
 Rickard (1972), mengklasifikasikan sesar berdasarkan dip of fault dan pitch of
net slip. Berdasarkan parameter tersebut jenis sesar ada 6 kelompok besar,
yaitu Left slip, Right slip, Thrust slip, Reverse slip, Normal slip dan lag slip.
Jenis sesar dapat merupakan kombinasi dari ke enam kelompok jenis sesar
tersebut, sehingga secara keseluruhan dijumpai ada 22 jenis sesar, yaitu :
Thrust slip fault (1), Reverse slip fault (2), Right thrust slip fault (3), Thrust
right slip fault (4), Reverse right slip fault (5), Right reverse slip fault (6), Right
slip fault (7), Lag right slip fault (8), Right lag slip fault (9), Right normal slip
fault (10), Normal right slip fault (11), Lag slip fault (12), Normal slip fault (13),
Left lag slip fault (14), Lag left slip fault (15), Normal left slip fault (16), Left
normal slip fault (17), Left slip fault (18), Thrust left slip fault (19), Left thrust
slip fault (20), Left reverse slip fault (21), Reverse left slip fault (22).

 Spencer (1988), mengklasifikasikan sesar berdasarkan tipe gerakannya, yaitu


sesar translasi dan sesar rotasi. 
a. Sesar translasi adalah jenis sesar yang pergerakannya sepanjang garis
lurus.
b. Sesar rotasi adalah jenis sesar yang sifat pergeserannya mengalami
perputaran.

 Menurut Tjia (1976), tingkat keaktifan sesar dibedakan atas:


a. Sesar Aktif, yaitu pergeseran sesar terjadi pada waktu Holosen atau
selama sejarah geologi.
b. Sesar berkeaktifan potensial, yaitu sesar terjadi pada batuan berumur
kwarter dan terjadi pada daerah gempa bumi / gunungapi.
c. Sesar berkeaktifan tidak pasti, yaitu pergeseran sesar yang terjadi lebih
tua daripada kwarter, sesar ini terjadi pada batu gamping dan pada lereng
yang curam.

 Menurut Lensen (1980), tingkat keaktifan sesar dibedakan atas:


a. Sesar aktif kelas I, yaitu sesar yang menunjukkan pengulangan gerakan
terakhir pada waktu 5.000 tahun atau gerakan tunggal terjadi selama
zaman dan pengulangan gerakan pada 5.000 tahun terakhir.
b. Sesar aktif kelas II, yaitu sesar kurang aktif dengan pengulangan terakhir
dalam waktu 50.000 tahun atau gerakan tunggal dalam waktu 5.000
tahun, pengulangan gerakan antara 5.000 - 50.000 tahun.
c. Sesar aktif kelas III, yaitu sesar yang paling kurang aktif dengan gerakan
tunggal terakhir dalam waktu 50.000 tahun atau pengulangan gerakan
50.000 – 500.000 tahun.

 Berdasarkan kumpulan sesar dengan kekhasan yang dimilkinya, sesar dibagi


menjadi:
1. Concentric Fault, yaitu kumpulan sesar yang konsentris terhadap satu
pusat.
2. Radial Fault, merupakan kumpulan sesar yang arahnya membentuk pola.
3. Rectilinier Fault, yaitu kumpulan sesar yang membentuk pola garis
hampir tegak lurus.
4. Paralel Fault, merupakan kumpulan sesar yang membentuk pola sejajar
satu dengan lainnya.

2.5 MEKANISME DAN ANALISIS SESAR

a) Analisa Struktur Sesar


Sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Sifat
pergeserannya dapat bermacam-macam, mendatar, miring (oblique), naik
dan turun. Didalam mempelajari struktur sesar, disamping geometrinya yaitu,
bentuk, ukuran, arah, dan polanya, yang penting juga untuk diketahui adalah
mekanisme pergerakannya.

b) Sesar dan Struktur Penyerta


Gejala sesar seringkali disertai dengan gejala struktur yang lain,
misalnya kekar, lipatan, drag fold (lipatan seretan), breksiasi abibat sesar,
milonit, filonit dan sebagainya. Struktur-struktur ini sangat penting untuk
membantu didalam analisis tentang pergerakan sesar.

c) Breksi sesar dan Milonit


Bidang sesar biasanya trerisi oleh bahan-bahan faregmental yang
disebut ”Breksi sesar”. Adakaalanya bahan ini agak lunak dan hancur yang
disebut sebagai ”Gouge”, juga pada batuan metamorf menunjukkan lembar-
lembar yang berupa struktur aliran. Pada bagian yang sangat intensif tingkat
kehancurannya 9deformasi), zona sesar dapat berupa serbuk berbutir halus
dan lunak yang disebut ”milonit”.

Gambar
Gejala-gejala ini merupakan bukti-bukti yang dapat dipakai untuk
menduga kelurusan dan kemenerusan dari jalur sesar. Arah-arahnya
misalnya didapatkan dari orientasi memanjangnya fragmen atau jalur
breksiasi, arah bidang-bidang gerusan (shearing) dan milonit dan sebagainy.
Arah ini akan membantu untuk menentukan bidang sesar.

d) Struktur seretan (drag)
Struktur seretan (fault drag atau drag fold) adalah gejala penyerta
disekitar bidang sesar yang terbentuk akibat pergerakan sesar. Struktur ini
dapat menunjukkan gerak relatif sebenarnya. Struktur ini tampak pada
perlapisan atau bidang foliasi.
Ada 2 macam seretan (drag) yang dapat terbentuk yaitu ”seretan
normal” (normal fold) dan ”seretan naik” (reverse drag).

e) Cermin sesar (slickensides) dan Gores garis (striation)


Slickensides atau cermin sesar
adalah gejala yang tampak pada
permukaan bidang-bidang yang
tergeser. Dapat terbentuk pada bidang
sesar atau bidang-bidang kekar yang
menyertainya. Struktur tersebut
merupakan bidang-bidang halus, dan
goresan-goresan (striations) yang
seolah-olah dipoles. Seringkali disertai
dengan jenjang-jenjang (steps), yang
merupakan kekar yang terbentuk akibat gerak relatif
Gambar 2.11dari bidang
Gores garisitu.
(striation)

f) Metoda hukum dihedral (didres droitis)


Setiap bidang sesar dapat dibagi oleh bidnag bantu (plan auxiliaire)
menjadi empat dihedral (diedres droitis). Bidang bantu adalah bidang yang
tegaklurus kepada tegasan gerus dan gores-garis serta mengandung tegasan
normal (σn ).
Dua dehedra yang berlawanan disebut dominan tekanan
(compression) dan dua yang lainnya disebut tarikan (extension) sebagai
fungsi dari arah pergerakan sesar.Dinyatakan secara jelas sebagi dihedral
pendekatan (shortening) diamana terdapat (σ 1 )dan dihedral pemanjangan
(lengtening) dimana terdapat (σ3).
Istilah-istilah tersebit sangat umum dalam seismologi terutama pada
perhitungan mekanisme pusat gempa(focal mecanism). Dalam menyajikan
metoda tersebut diterapkan dan dibenarkan penggunaan hukum-hukum
dihedral (diedres droitis) pada aplikasi penelitian tentang kondisi mekanik
yangs esuai dengan satu proses gempa bumi (seismik).
g) Beberapa Konsep dalam interpretasi struktur
Interpretasi struktur dapat dilakukan pada skala yang beragam, pada
skala yang mikro, pada suatu jalur sesar sampai pada suatu wilayah. Untuk
itu perlu dibuat batasan dan asumsi untuk menerapkan teori-teori yang ada.
Salah satu kendala lain didalam interpretasi struktur adalah batasan ”waktu”,
yaitu kejadian atau generasi dari struktur tersebut. Oleh karena itu perlu
diperhatikan apabila dari beberapa struktur yang ada berlainan waktu
kejadiannya, artinya berbeda sejarah tektoniknya.
Beberapa konsep dikembangkan diantaranya oleh Moody dan Hill
(1956) yang membahas tentang urutan kejadian struktur berdasarkan arah
tegasan atau gaya yang bekerja pada suatu wilayah. Konsep lain
dikembangkan oleh Tchalenko (1970) dan Harding (1973) yang menjelaskan
bahwa pada gerak sesar mendatar, gejala yang terdapat pada jalur sesar
adalah komponen gerak kopel yang bekerja akibat seasar tersebut. Gerak
kopel tersebut menghasilkan komponen tarik atau extension (E) dan
komponen tekan atau compression (C).
Perbedaan dari model Moody dan Hill dan Harding adalah arah gaya
pembentukknya. Bila Moody dan Hill mebngunakan pure shear sebagai gaya
penyebab terbentuknya shear. Sedangkan Harding mengunakan simple
shear.

h) Penyelesaian Geometri didalam pergerakan sesar


Prinsip ataupun model tentang kinematika dan dinamika struktur
seringkali, dan akan lebih mudah ditampilkan dalam gambaran dua dimensi,
yaitu pada tampak peta penampang. Bebrapa contoh yang dipakai sebagai
analisis pergerakan sesar diantaranya
 Hubungan antara tegasan utama dan pola kekar gerus yang
berpasangan atau sesar mendatar utama.
 Hubungan antara sesar atau jalur sesar dengan struktur kekar
(tension gash dan shear) atau lipatanminor yang menyertainya.
 Hubungan antara dan pola keterakan (strain ellips) didalam jalur
sesar.
Dari bebrapa prinsip ini secara teoritis dapat diketahui sifat gerak sesar
sebenarnya (slip). Didalam skala kecil sifat gerak sebenarnya ini
misalnyadapat terlihatpada gores-garis (striations) pada cermin sesar
(slickenside). Pada kasusu yang lebih umum, kedudukan dan sifat gerak ini
harus ditentukan dengan menerapkan kaidah teori atau model yang berlaku.
Gerak suatu sesar tidak selau mutlak mendatar seperti tampak pada peta,
normal atau naik apada penampang, akan tetapi dapat bervariasi antara
ketiga jenis geraktersebut. Oleh karenaitu kaidah atau model dan interpretasi
gerak sesar sebenarnya harus dapat dibatyangkan dalam gambar tiga
dimensi.
i) Penentuan Pergeseran Blok Sesar
Pada bidang sesar dan blok sesar (dapat berupa hanging wall atau
foot wall) sering terdapat petununjuk yang mengidentifikasikan adanya
pergeseran. Petunjuk dapat berupa kenampakan fisik yang sejajar atau tegak
lurus pergeseran pada bidang sesar (gores garis, tensison gash,compression
fracture, rekristalisasi, fault step dsb.) Berdasarkan pengamatan kenampakan
fisik tersebut secara teliti akan dapat membantu untuk penentuan pergeseran
sewaktu sesar terbentuk.

j) Penentuan Arah Tegasan


k) Tegasan yang menyebabkan terjadinya sesar dapat ditetapkan secara grafis
melaui bantuan proyeksi stereografis. Data yang diperlukan adalah
kedudukan bidang sesar ( jurus dan kemiringan), sudut pitch gores garis dan
arahnya, jenis pergeseran sinistral dan dekstral). Tegasan σ2 terletak pada
bidang sesar dan tegak lurus gores garis (bidang B). Tegasan σ 1 dan
σ3 terletak pada bidang yang tegak lurus σ2 (bidang T). Dengan demikian
bidang B dan T saling tegak lurus, sehingga σ 2 menjadi tegak lurus σ1 dan
σ3. Bidang T dan bidang sesar saling tegak lurus, keduanya berpotongan
menuruti gores garis.
l) Kedudukan σ1 memebentuk sudut lancip terhadap gores garis. Sesar
terbentuk melalui bidang retakan yang sebelumnya telah ada. Kedudukan
sesar sangat dipengaruhi oleh kedudukan kekar yang telah ada sebelumnya.
Kedudukan kekar pada batuan dapat beragam, sehingga apabila berkembang
menjadi sesar karan adanya tegasan tektonik dengan satu arah tertentu,
maka sesar yang akan dihasilkan dapAt beragam pula jenisnya, yaitu dapat
menjadi sesar naik, turun dan geser mendatar. Jenis pergeserannya juga
dapat mengiri dan menganan. Dengan demikian dapat juga ditemukan pada
satu singkapan adanya sesar minor yang beda jenis maupun macam
pergeserannya meskipun penyebabnya adalh tegasan tektonik yang masih
sama.

2.6 JENIS DAN PEMBENTUKAN SESAR

Secara umum ada 3 (tiga) kelompok sesar utama, yaitu sesar naik, sesar normal
dan sesar mendatar. Sebenarnya ada satu jenis sesar lainnya, yaitu sesar miring
(Oblique fault), yang merupakan kombinasi dari beberapa jenis sesar.
Terbentuknya struktur sesar di suatu daerah umumnya tidak tunggal, artinya
suatu sesar yang terbentuk akibat tektonik (waktu dan tempatnya sama) disuatu
daerah selalu terjadi lebih dari satu jalur sesar dengan ukuran yang bervariasi.
Kelompok struktur sesar demikian dinamakan sistem sesar.

2.5.1. Sesar Naik


Sesar naik atau Thrust Faults , terjadi apabila hanging wall relatif bergerak naik
terhadap foot wall. Berdasarkan sistem tegasan pembentuk sesarnya, posisi
tegasan utama dan tegasan minimum adalah horizontal dan tegasan menengah
adalah vertical.
Umumnya sesar naik tidak pernah berdiri sendiri atau berkembang tunggal. Sesar
selalu membentuk suatu zona (fault zone), sehingga pada zona sesar dijumpai
sejumlah bidang sesar. Masing-masing bidang sesar tersebut membentuk pola yang
sama, yaitu bidang sesar umumnya memiliki arah kemiringan yang sama dan arah
jalur sesarnya relatif sama. Sejumlah sesar naik (Thrust zone) yang terbentuk pada
periode tektonik yang sama dinamakan sebagai Thrust Systems (Boyer dan Elliott,
1982). Pada Thrust System, ada dua jenis pola sesar utama, yaitu Imbricate Fan
dan Duplexes. Pola struktur Imbricate Fan dicirikan dengan adanya Thrust sheet
yang di dalamnya berkembang struktur lipatan asimetri dan rebah mengikuti arah
Tectonic transport, sedangkan di dalam pola Duplex , Thrust sheet dilingkupi oleh
sesar (Boyer dan Elliott, 1982).

Gambar 2.12 Sesar naik

Sesar naik dengan pola Imbricate fan atau pola susun genteng dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu Trailling imbricate fan dan Leading imbricate fan. Kedua
jenis pola sesar tersebut dibedakan berdasarkan besarnya jarak pergeseran
(Dispclacement). Trailling imbricate fan dicirikan oleh adanya displacement yang
besar pada bagian paling belakang dari seluruh sesar naik (dilihat dari Tectonic
transport), sebaliknya dinamakan Leading imbricate fan.
Sesar naik dapat dibedakan jenisnya berdasarkan pada posisi bidang sesar
terhadap sumbu lipatan dan arah tectonic transport. Sesar naik yang terbentuk
dibagian belakang sumbu lipatan dinamakan sebagai Forelimb thrust, sedangkan
yang berkembang dibagian depan sumbu lipatan dinamakan sebagai Backlimb
thrust. Berdasarkan pada tectonic transportnya, sesar naik dibedakan menjadi Back
thrust dan Fore thrust. Apabila gerak relatif dari sesar naik searah dengan pada
tectonic transportnya,, maka sesar naik tersebut dinamakan sebagai fore thrust dan
sebaliknya dinamakan sebagai Back thrust. Back thrust yang terbentuk di dalam
Thrust system dapat membentuk Pop-up dan Triangle zone.
Di dalam Thrust system, posisi bidang sesar dapat relatif sejajar dengan bidang
lapisan batuan yang dinamakan sebagai flat dan apabila memotong bidang lapisan
dinamakan sebagai ramp. Apabila posisi flat searah dengan Tectonic transport
dinamakan frontal ramp dan sebaliknya dinamakan sebagai back thrust.
Gerak relatif suatu blok terhadap blok yang lainnya dapat terjadi sepanjang flat
dan ramp. Blok hanging wall yang menumpang di atas flat dinamakan sebagai
hangingwall ramp sedangkan blok foot wall yang berada di bagian ramp dinamakan
sebagai footwall ramp.
Terbentuknya sejumlah sesar naik tidak terjadi secara bersamaan melainkan
terbentuk secara berurutan (Sequence of thrusting). Apabila urutan pembentukan
sesar naiknya makin muda ke arah hanging wall dinamakan sebagai overstep dan
jika terjadi sebaliknya dinamakan sebagai piggyback.
Pembentukan sesar naik selalu berasosiasi dengan pembentukan lipatan, oleh
karenanya pola lipatan dan sesar naik yang terbentuk relatif bersamaan dinamakan
sebagai lipatan anjakan (Thrust fold belt atau Fold thrust belt).
Contoh pola struktur demikian dijumpai di daerah Majalengka (Haryanto, 1999),
dan di daerah lain seperti di Kalimantan timur. Urutan pembentukan sesar naik di
dalam jalur lipatan anjakan dimulai di sekitar jalur gunungapi dan semakin jauh dari
jalur gunungapi pembentukan sesar naiknya terjadi paling akhir (Lowell, 1985).

2.5.2. Sesar Mendatar


Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench fault) adalah
sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan
utama pembentuk sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan
minimumnya, sedangkan posisi tegasan menengah adalah vertikal.
Umumnya bidang sesar mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga
istilah hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini.
Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan
dekstral (menganan).
Moody dan Hill (1956), membuat model pembentukan sesar mendatar yang
dikaitkan dengan sistem tegasan. Di dalam model tersebut dijelaskan bahwa sesar
orde I membentuk sudut kurang lebih 30 terhadap tegasan utama. Sesar orde I baik
dekstral maupun sinistral merupakan sesar utama yang pembentukannya dapat
terjadi bersamaan atau salah satu saja. Selanjutnya sesar orde II mempunyai ukuran
yang lebih kecil dan membentuk sudut tertentu terhadap sesar orde I. Lebih lanjut
lagi dijumpai orde sesar yang lebih kecil lagi.
Gmbar 2.13 Sesar mendatar

Berdasarkan percobaan laboratorium, pembentukan rekahan yang diakibatkan


oleh adanya tekanan diawali oleh rekahan yang berukuran kecil dan apabila peoses
ini berlangsung terus rekahan kecil tersebut berkesinambungan dan akhirnya
membentuk rekahan utama. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, maka
penamaan sesar orde I, II dst, bukan menunjukan urutan pembentukan sesar,
melainkan menunjukan ukuran serta hubungan sudut satu sesar dengan sesar
lainnya.
Ada persyaratan tertentu dalam menerapkan konsep Moody dan Hill (1954), yaitu
model ini berlaku apabila pembentukan sesarnya bukan merupakan akibat reaktivasi
sesar pada batuan dasar atau dengan kata lain sesarnya merupakan sesar primer.
Apabila pembentukan sesar mendatar ini merupakan reaktivasi dari sesar pada
batuan dasar, maka konsep Moody dan Hill (1954) tidak tepat diterapkan. Untuk
kepentingan analisis dalam kasus ini digunakan model dari Price dan Cosgrove
(1956). Model pembentukan struktur yang terakhir ini akan dibahas pada sub bab
selanjutnya.
Seperti halnya sesar naik, sesar mendatarpun umumnya tidak berdiri tunggal
melainkan terdiri dari beberapa bidang sesar yang selanjutnya membentuk zona
sesar (fault zone). Di dalam zona sesar mendatar, umumnya sesar ini membentuk
segmen-segmen sesar yang merencong (en-echelon).
Naylor dkk (1986), membuat percobaan laboratorium untuk mengetahui mekanisme
pembentukan sesar mendatar. Dalam percobaan tersebut pembentukan sesar
terjadi secara bertahap, yaitu :
 Tahap I : Terjadi sejumlah rekahan yang disertai oleh pergeseran mendatar
sepanjang 2,1 cm. Masing-masing rekahan tersebut saling terpisah dan posisinya
saling merencong pada arah yang relatif sama (en-echelon synthetic Riedel Shear
atau R shears) dan membentuk sudut lancip sekitar 17 terhadap tegasan utama.
 Tahap II : Terbentuk pergeseran sepanjang 2,8 cm dan mulai membentuk
short-lived splay fault (S) yang membentuk sudut lebih besar dari 17 terhadap
tegasan utama.
 Tahap III. Terbentuk

2.5.3. Sesar Normal

Sesar normal (Ekstensional fault) terbentuk akibat adanya tegasan


ekstensional (gaya tarikan), sehingga pada bagian tertentu gaya gravitasi lebih
dominan. Kondisi ini mengakibatkan dibeberapa bagian tubuh batuan akan bergerak
turun yang selanjutnya lazim dikenal sebagai proses pembentukan sesar normal.

Sesar normal terjadi apabila Hanging wall relatif bergerak ke bawah terhadap
foot wall. Gerak sesar normal ini dapat murni tegak atau disertai oleh gerak lateral
(sinistral atau dekstral). Sistem tegasan pembentuk sesar normal adalah
ekstensional, dimana posisi tegasan utamanya vertikal sedangkan kedudukan
tegasan menengah dan minimum adalah lateral. Sesar normal umumnya terbentuk
lebih dari satu bidang yang posisinya relatif saling sejajar. Apabila bidang sesarnya
lebih dari satu buah, maka bagian yang tinggi dinamakan sebagai horst dan bagian
yang rendah dinamakan sebagai graben. Selanjutnya apabila jenjang dari bidang
sesar normal ini hanya berkembang di salah satu sisi saja (gawir sesar hanya
dijumpai pada salah satu lereng saja), maka kelompok sesar tersebut lazim
dinamakan sebagai half graben dan apabila jenjang bidang sesar normalnya
berpasangan maka dinamakan sebagai graben. Berdasarkan pada
bentuk bidang sesar, maka sesar normal ini
dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu Planar Ekstensional
Fault dan Listric Ekstensional
Fault. Selanjutnya Planar
ekstensional fault berdasarkan
ada tidaknya rotasi, dibedakan
menjadi Non-rotational planar fault dan Rotational
planar fault.

Gambar 2.14 Sesar turun

Secara lokal, pembentukan sesar normal dapat terjadi akibat sistem tegasan
kompresional. Terbentuknya “Pull apart basin”, merupakan salah satu contoh dalam
kasus ini. Contoh ideal dari pembentukan “pull apar basin” adalah terbentuknya
beberapa rendahan atau cekungan (dapat berupa danau). Di beberapa lokasi
sepanjang jalur Sesar Semangko, dijumpai beberapa danau yang pembentukannya
dikontrol oleh sesar ini. Pembentukan sesar Semangko ini dipengaruhi oleh sistem
tegasan kompresional, sedangkan pembentukan danaunya sendiri dipengaruhi oleh
tegasan ekstensional. Dalam kasus ini pembentukan pull apart terjadi pada bagian
sesar en echelon.

Di dalam eksplorasi migas, ekstensional fault sistim sangat penting dipelajari,


karena sistem sesar ini mengontrol pembentukan tinggian dan cekungan. Model
geometri cekungan sangat dipengaruhi oleh pola struktur sesarnya yang selanjutnya
mempengaruhi geometri dari cekungan itu sendiri. Graben dan half graben
merupakan dua model bentuk cekungan yang seluruhnya dikontrol oleh pola
sesarnya. Selanjutnya dari kontrol struktur ini juga akan diketaui apakah bentuk
cekungan ini simetri atau asimetri.

Dalam geometri cekungan asimetri half graben, sesar normal yang


berkembang pada batas-batas cekungan dapat berupa simple border fault system
atau distributary border fault system. Selanjutnya pada sisi lain dari suatu cekungan
dapat berupa flexure shoulder dan atau fault shoulder.

Planar Ekstensional Fault

Planar ekstensional fault adalah sesar normal dengan bidang sesar datar
atau semu datar (sedikit lengkungan). Gerak sesarnya dapat/tanpa disertai oleh
rotasi. Ada berbagai macam jenis sesarnya, antara lain : Planar non-rotational
faulting, Planar rotational faulting (rigid dominous), Sigmoidal rotational faulting (soft
dominous), Planar detachment faulting, Kinked planar detachment faulting. 

• Planar rotational faulting (rigid dominous) adalah sesar dengan bidang datar
yang disertai oleh rotasi batuan yang disesarkannya.

• Sigmoidal rotational faulting (soft dominous) adalah sesar normal dengan


bidang sesar agak lengkung dan disertai oleh gerak rotasi.

• Planar detachment faulting adalah sesar normal dengan bidang datar yang
tidak menerus ke bagian basement. Di bagian tertentu dapat diikuti oleh sesar
sekunder yang dapat menghasilkan roll-over dan crestal collapse.

• Kinked planar detachment faulting adalah sesar normal dengan bidang datar
tertekuk yang juga tidak menembus basement. Pada bagain tertentu dapat diikuti
oleh sesar sekunder yang dapat mengakibatkan terbentuknya roll over dan crestal
collapse.

Listric Ektensional Fault

Listric ekstensional fault dicirikan oleh bidang sesar yang melengkung (curve),
semakin ke arah atas, bidang sesarnya semakin tegak sedangkan ke arah bawah
semakin melandai bahkan dapat horisontal. Ciri lain dari sesar ini adalah
dijumpainya roll-over anticline dengan bagian puncak umumnya disertai oleh
amblasan (collapse graben). Sesar ini dapat berdiri sendiri misalnya pada “basal
detachment” atau dapat pula berpasangan seperti di dalam imbricated system. 
Di dalam zona sesar ini, bagian hanging wall umumnya disertai oleh sejumlah
sesar lain yang ukurannya lebih kecil. Sesar-sesar sekunder ini dapat bersifat
sebagai antithetic atau synthetic terhadap sesar utamanya. Berdasarkan pada
geometrinya, sesar listric ini dapat dibedakan menjadi : Listric faulting-concave
upwards, listric faulting-convex upwards dan listric faulting-ramp/flat trajectories.
• Listric faulting-concave upwards adalah sesar normal dengan bidang sesar
melengkung yang sifatnya cekung ke arah atas. Jika diiukti oleh sesar sekunder
dapat menghasilkan roll-over dan crestal collapse. Jenis sesar ini termasuk ke dalam
decollment yang tidak menembus basement.

• Listric faulting-convex upwards adalah sesar normal dengan bidang sesar


melengkung yang sifatnya cembung ke arah atas. Jika diiukti oleh sesar sekunder
dapat menghasilkan roll-over dan crestal collapse. Jenis sesar ini termasuk ke dalam
decollment yang tidak menembus basement.

• Listric faulting-ramp/flat trajectories adalah sesar normal dengan bidang


sesar melengkung yang dicirikan pada bagian hanging wall yang berstruktur
kompleks. Pada bagian hanging wall ini berkembang sejumlah struktur sekunder
baik yang sifatnya synthetic maupun anthitetic. Anticline roll over dan crestal
collapse juga berkembang pada blok hanging wall.

Dalam skala regional seringkali pola struktur berkembang dengan kompleks


sehingga jenis sesar normal yang berkembang merupakan kombinasi dari berbagai
macam geometri. Penelitian mengenai kompleks sesar normal dapat diteliti melalui
data singkapan atau berasal dari data seismic. Unsur terpenting dalam penelitian ini
adalah mengamati pola/geometri, fault surface dan fault block yang terbentuk
selama proses deformasi. Contoh kasus mengenai masalah di atas seperti yang
ditemukan di daerah turki. Di daerah ini tersingkap batuan sediment tua yang
tersesarkan secara intensif. Dengan mengamati pola/geometri, fault surface dan
fault block, disimpulkan pola sesarnya sebagai convex upwards to sigmoidal domino
style. Di dalamnya juga berkembang anticline roll over yang disertai oleh crestal
collapse graben. Contoh lainnya adalah pola struktur “Steepening donward kinks”
dengan bidang sesar memotong sejumlah bidang lapisan batuan. Di dalam contoh
yang terakhir, juga berkembang crestal collapse graben. Kedua contoh struktur di
atas juga membentuk pola struktur sekunder yang di dalamnya berkembang
antithetic dan synthetic terhadap sesar utamanya.

Gibbs (1984) memodifikasi klasifikasi listric fault ke dalam system duplex dan
imbricated fan system. Penamaan Duplex (dalam hal ini extensional duplexes) di
dalam system sesar normal terjadi apabila riders/sheet dilingkupi oleh bidang sesar.
Apabila system duplex ini berkembang di bagian bawah (tepat di atas floor fault
sesar utama) dapat dinamakan sebagai roof fault. Selanjutnya Imbricated system
terjadi apabila sheet/riders terbentuk relative saling sejajar. riders/sheet di dalam
ekstensional fault terbentuk di bagian hanging wall dan dia dapat terbentuk akibat
sesar sekunder yang sifatnya dapat
antithetic (istilah lain untuk sejumlah sesar
antithetic adalah counter fan) atau
synthetic terhadap sesar utamanya. Baik
antithetic maupun synthetic fault dapat
terbentuk secara berurutan (propagation sequence) dan pola struktur ini dapat
membentuk roll over.

Gambar 2.15 Red line


Di dalam listric fault juga dikenal istilah ramp dan flat. Ramp terjadi apabila
bidang sesarnya relative melandai bahkan dapat hprisontal sedangkan istilah flat
diperuntukan untuk bidang sesar yang memiliki kemiringan cukup besar. Baik ramp
maupun flat berkembang di dalam satu bidang sesar yang sama. Dalam
perkembangan tektonik selanjutnya, sistim ram-flat listric fault dapat diikuti oleh
pembentukan sesar baru yang sifatnya synthetic. Sesar ini memotong sesar
utamanya sehingga dinamakan sebagai short cut fault.
Di dalam zona listric faulting arsitektur batuan lebih dominant terekam di bagian
hanging wall, karena pada bagian ini umum berkembang roll over, anticline/sincline
roll over serta terbentuknya crestal graben akibat sesar-sesar sekunder.
Kompleksitas arsitektur batuan akibat pensesaran ini dikontrol oleh ukuran dan slope
dari ramp yang berkembang di dalam zona listric fault.

Strcture style

Istilah Strcture style umumnya digunakan di dalam industri minyak. Seperti


kita ketahui perkembangan teori plate tektonik berkembang sejalan dengan kegiatan
eksplorasi migas. Klasifikasi Strcture style ditentukan berdasarkan ada tidaknya
keterlibatan basement (involved or non-involved of basement). Istilah basement di
dalam industri migas diartikan sebagai batuan dasar, dimana batuan tersebut sudah
bersifat kristalin misalnya pada batuan rigid crystalline igneous or metamorphic
rock. 

Strcture style umumnya agak sulit diidentifikasi terlebih apabila data


geologinya sangat kurang. Untuk menentukan Strcture style perlu dikompilasi
berbagai macam data, karena dalam kumpulan struktur (structural assemblages)
banyak produk struktur yang sama pada habitat struktur yang berbeda. 

Secara teoritis beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk menentukan


Strcture style, antara lain : (1) Mengindentifikasi struktur indeks (key structure),
misalnya en echelon folds dan faults, trap door block, roolover anticline dan
sebagainya; (2) Mengamati adanya anomaly struktur di dalam zona struktur yang
lebih dominant (trend arrangements); (3) Mengamati pola struktur regional.

Beberapa contoh key structure yang dapat digunakan dalam menentukan


Strcture style, antara lain :

• Drag fold adalah struktur lipatan pada batuan sediment yang terbentuk
akibat seretan oleh batuan yang saling bergerak disepanjang bidang sesar.

• Drape (forced) fold adalah struktur lipatan yang terbentuk pada batuan
sediment yang diakibatkan oleh adanya aktifitas tektonik pada batuan dasarnya,
misalnya pada basement terbentuk block faulting sehingga cover sediment yang
berada di atasnya terganggu.

• Intersecting atau grid structure adalah struktur sesar yang saling


berpotongan (multiple structures) yang terjadi pada daerah yang luas, misalnya
struktur zig-zag atau dogleg.

• En echelon adalah struktur geologi yang relatif saling sejajar, satu sama lain
terletak pada jalur/posisi yang berbeda namun secara keseluruhan membentuk zona
yang memanjang, misalnya en echelon fold/fault.

• Irregulary clustered-concentration of structure adalah kelompok struktur


yang tak beraturan polanya.

• Parallel-similar structure adalah pola struktur yang saling sejajar, saling


berdekatan, membentuk pola seperti bergelombang, misalnya pola struktur fold
thrust belt.

2.6   CARA PENDEKSIAN SESAR DI LAPANGAN


Untuk mengetahui adanya sesar di lapangan, kita dapat melihat dari tanda-tanda
sesar. Adapun pengenalan tanda sesar dibagi menjadi tiga yaitu berdasrakan
jenisnya, aktif tidaknya dan kenampakan sesar sekunder.
Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi sebagai berikut.
1. Sesar Normal
 Pembreksian dan pemilonitan kurang dari gejala-gejala serupa pada jalur sesar
mendatar atau jalur sesar sungkup. Tebal jalur sesar normal juga lebih tipis
dibanding dengan jalur sesar yang lain.
 Sesar normal dapat berpola sejajar dengan struktur daerah (yaitu sejajar dengan
sumbu perlipatan), tegak terhadap struktur, radial atau tangential terhadap
struktur kubah dan gunungapi. Ada kalanya struktur tidak memperlihatkan
hubungan dengan sesar. Dalam hal demukian barangkali sesar mengikuti
bidang lemah yang ada pada kerak bumi.
 Sesar normal jelas menunjukkan keadaan tegangan (tension) ditempat sesar
berada..
 Nilai gerak sesar tegak (fault throw) dapaat mencapai ratusan meter, akan tetapi
tiap-tiap satu pergerakan biasanya tidak melebihi 10 m dan rata-rata berkisar
antara 2 - 5 m.
 Dapat menimbulkan sesar-sesar jenjang yaitu terban (gradien) dan sembul
(horst).
 Sesar normal dapat bersumber pada sebab-sebab dangkal (seperti
akibatundermining, collapse daripada ruangan di bawah permukaan bumi,
pengambilan air tanah atau minyak tanah yang berlebihan), atau akibat kejadian
yang lebih dalam seperti pengosongan dapur magma di bawah gunungapi,
pelongsoran bawah anah sepanjang lapisan plastik (lempung, anhidrit, garam
batu), penggelembungan muka bumi (oleh intrusi batuan beku, penyesaran
sungkup).
 Kemiringan bidang sesar curam, yaitu sekitar 60 o. Slickerside pada bidang sesar
menukik curam.
 Kemungkinan ada sesar sintetik dan antitetik. Sesar antitetik membuat sudut
curam dengan muka bumi serta membuat sudut dihedron sebesar 50 o sampai
60o dengan sesar induk. Sesar sintetik sejajar dengan sesar induk.
 Efek sekunder dari penyesaran normal adalah susutan darat (mass wastage)
berupa tanah logsor pada tebing-tebing yang curam.

2. Sesar Naik
 Jalur sesar tersingkap berliku-liku di permukaan bumi, terutama pada sesar
sungkup.
 Bidang sesar membuat sudut 30o atau lebih dengan muka bumi (sesar naik)
atau membuat sudut lebih kecil daripada 30 o (sesar sungkup). Slickenside pada
bidang sesar adalah tegak hingga serong terhasap jurus sesar.
 Sesar naik hingga sungkup dapat berubah jadi lipatan pada ujung sesar.
 Naiknya arah pergeseran sesar hingga sungkup hanya dapat diketahui dengan
penyelidikan terperinci, seperti memperhatiakan gejala seretan, tanda-tanda
kecil pada bidang sesar. Kerap kali pergeseran adalah searah dengan
slickenside dan mendaki bidang sesar.
 Sesar naik dansesar sungkup dapat disebabkan oleh longsoran atau oleh daya
tektonik. Dengan lain perkataan kompresi penyebab sesar naik / sungkup
bekerja pada bidang horizontal atau hampir horizontal.Sesar-sesar naik
sekunder yang berjurus sejajar dengan sesar naik (atau sungkup) utama
terdapat pada bagian yang naik. Sering kepingan-kepingan batuan yang terapit
sesar naik membentuk struktur imbrikasi.
 Batuan yang lebih tua menindih batuan yang lebih muda.
 Pembreksian dan pemilonitan membentuk jalur sesar yang jelas.
 Suatu system sesar naik hingga sungkup selalu disertai sesar-sesar turun yang
berukuran lebih kecil. Sesar normal tersebut dianggap sebagai akibat gaya berat
yang memulihkan keseimbangan isostasi setelah ini terganggu oleh penyesalan
naik hingga sungkip itu.
3. Sesar Mendatar
 Pembreksian dan permilonitan jelas dan dapat meliputi jalur batuan yang remuk
sampai seratus meter lebih. Seluruh jalur sesar mencapai lebar sampai sepuluh
kilometer (termasuk flaser-flaser).
 Di dalam jalur sesar garis-garis sesar memperlihatkan pola anyaman. Diantara
sesar, batuan yang tidak terganggu berbentuk kanta (‘Flaser’) dan berukuran
panjang dan lebar sampai rausan meter.
 Arah pergeseran horizontal dapat ditunjukkan oleh alihan batas batuan, retakan
sekunder seperti rencong (en echelon fractures), gejala seretan, serta pada
sesar mendatar hidup ada tanda seperti alihan terhadap bangunan, jembatan,
jalan kereta api, lembah sungai, dan endapan berusia muda (endapan sungai
dan gunung api yang masih hidup), pola tanaman yang teganggu dan suatu
morfologi yang dikenal sebagai shutter ridges.
 Kemiringan bidang sesar sangat curam dan umumnya tegak. Slickensidepada
bidang sesar adalah mendatar atau hampir mendatar.
 Sesar mendatar nampak di permukaan sebagai garis-garis berjalur lurus lagi
panjang. Panjang jalur sesar mencapai puluhan hinggan ratusan meter pada
sesar yang sejajar atau hampir sejajar dengan struktur regional.
 Jalur sesar mendatar sering ditandai oleh deretan kolam (sag ponds).
 Tebing tebing curam sepanjang sesar dapat menghadap ke arah yang
berlawanan pada jarak dekat.
 Batuan berdampingan yang dibatasi sesar dapat berbeda jenis dan usia geologi.
 Sesar mendatar hampir selalu disebabkan oleh daya tektonik dan disertai
gempa berfokus dangkal (kurang dari 35 kilometer).
 Jumlah pergerakan mendatar meliputi ratusan kilometer tetapi tiap kali terjadi
pergeseran jumlah pergerakan tidak melebihi 5 m, bahkan umumnya hanya
beberapa desimeter saja.
 Efek sekunder dari penyesaran mendatar adalah tanah longsor pada tebing
curam, sesar normal sepanjang bidang lemah dalam kerak bumi,
penggelembungan permukaan tanah sampai beberapa desimeter dekat jalur
sesar. 

2.7 KENAMPAKAN PETA DI TOPOGRAFI


    Sesar umumnya ditunjukan oleh adanya pola kontur rapat yang menerus lurus,
kelurusan sungai dan perbukitan, ataupun pergeseran, dan pembelokan perbukitan
atau sungai, dan pola aliran sungai parallel dan rectangular. Berikut ini gambar
kenampakan struktur
Gambar 2.16 sesar
Simbol Sesar di peta topografi

Gambar 2.17 (1) Bidang sesar (2) Zona sesar (3) Zona shear

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan
peregeseran. Patahan/sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami
pergeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi)
atau terputar (rotasi). Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar
tampak dan sesar buta (blind fault). Sesar yang tampak adalah sesar yang
mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah sesar yang terjadi di
bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen.
Sesar dapat diklasifikasikan berdasarkan : 

a) Orientasi pola tegasan utama.


b) Gerak relatifnya (Sense of displacement) dan unsur geometrinya.
c) Rake dari net slip.
d) Separation dan slip.
e) Dip of fault dan pitch of net slip.
f) Tipe gerakannya.

Secara umum ada 3 (tiga) kelompok sesar utama, yaitu sesar naik, sesar normal
dan sesar mendatar. Sebenarnya ada satu jenis sesar lainnya, yaitu sesar miring
(Oblique fault), yang merupakan kombinasi dari beberapa jenis sesar.
 Sesar naik atau Thrust Faults , terjadi apabila hanging wall relatif
bergerak naik terhadap foot wall.
 Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench
fault) adalah sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan
kompresi.
 Sesar normal (Ekstensional fault) terbentuk akibat adanya tegasan
ekstensional (gaya tarikan), sehingga pada bagian tertentu gaya
gravitasi lebih dominan.

Anda mungkin juga menyukai