Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Penulis juga berharap semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat bagi
setiap pembaca.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali
kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
konstruktif.
Akhirnya, semoga laporan ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi setiap pihak
terutama bagi mereka para pembaca.
Betrand apriano
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Billing (1959) :
Ragan (1973) :
Tjia (1977)
Park (1983) :
Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan
peregeseran. Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami
pergeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi)
atau terputar (rotasi). Pergerakan dapat berkisar dari beberapa milimeter sampai
ratusan meter dan panjangnya dapat mencapai beberapa desimeter hingga ribuan
meter. Sesar merupakan struktur bidang dimana kedudukannya dinyatakan dalam
jurus dan kemiringan. Sesar dapat terjadi pada segala jenis batuan. Akibat terjadinya
pergeseran itu, sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air
permukaan dan bawah permukaan, merusak stratigrafi batuan, dan sebagainya.
Biasanya patahan terjadi karena adanya gaya endogen yang bergerak dengan cepat
dan mengenai struktur batuan yang kurang elastis. Umumnya disertai oleh struktur
yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi suatu sesar /
patahan dapat dikenal melalui:
Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar
buta (blind fault). Sesar yang tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi
sedangkan sesar buta adalah sesar yang terjadi di bawah permukaan bumi dan
tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen. Pengenalan sesar di
lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat digunakan
sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :
Di bawah ini akan dibahas beberapa pendapat ahli geologi struktur dalam membuat
klasifikasi sesar, yaitu antara lain :
a) Normal fault, jika tegasan utama atau tegasan maksimum (1) posisinya
vertical
b) Wrench fault, jika tegasan menengah atau intermediate (2) posisinya vertical
c) Thrust fault, jika tegasan minimum (3) posisinya vertikal.
• RHL = R cos I
• RV = R sin i sin
Berdasarkan pada nilai RHL dan RHT, maka sesar dapat dikelompokan menjadi :
3. Billing (1977), Ada 5 (lima) aspek dalam membuat klasifikasi sesar, yaitu :
1) Rake dari net slip.
2) Kedudukan sesar relatif terhadap kedudukan batuan yang ada di sekitarnya,
3) Pola sesar,
4) Sudut kemiringan sesar
5) Pergerakan relatif sesar.
Berdasarkan Rake dari net slip, sesar dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu strike slip fault, dip slip fault dan diagonal slip fault.
a. strike slip fault, apabila net slip sejajar dengan jurus bidang
sesar. Dalam hal ini tidak ditemukan komponen dip slip atau
besarnya rake net slip = 0.
b. Dip slip fault, apabila tidak ditemukan komponen strike slip atau
rake net slip = 90.
c. Diagonal slip fault, apabila rake net slip lebih besar dari 0 dan
lebih kecil dari 90 atau mempunyai komponen strike slip dan
dip slip.
Berdasarkan pada Sudut kemiringan sesar, jenis sesar ada 2 (dua) macam,
Gambar 2.9 Pola sesar
yaitu sesar bersudut besar dan sesar bersudut kecil.
• Sesar bersudut besar (hight angle fault) adalah sesar yang sudut
kemiringannya lebih besar dari 45.
• Sesar bersudut kecil (low angle fault) adalah sesar yang sudut
kemiringannya lebih kecil dari 45.
Berdasarkan Sifat Pergerakan Relatif Semu
1. Strike separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan
jurus bidang sesar, yang terdiri dari:
a. Strike left separation fault
Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat
jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser kearah kiri.
b. Strike right separation fault
Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat
jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser kearah kanan.
2. Dip separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan
kemiringan bidang sesar, yang terdiri dari :
a. Normal sparation fault
Jika sesar dilihat penampang vertikal, jejak pergeseran pada
footwall ditemukan di atas jejak yang sama pada hangingwall.
b. Reverse separation fault
Jika sesar di lihat pada penampang vertikal, jejak pergeseran
pada footwall dtemukan di bawah jejak yang sama pada hangingwall.
Gambar
Gejala-gejala ini merupakan bukti-bukti yang dapat dipakai untuk
menduga kelurusan dan kemenerusan dari jalur sesar. Arah-arahnya
misalnya didapatkan dari orientasi memanjangnya fragmen atau jalur
breksiasi, arah bidang-bidang gerusan (shearing) dan milonit dan sebagainy.
Arah ini akan membantu untuk menentukan bidang sesar.
d) Struktur seretan (drag)
Struktur seretan (fault drag atau drag fold) adalah gejala penyerta
disekitar bidang sesar yang terbentuk akibat pergerakan sesar. Struktur ini
dapat menunjukkan gerak relatif sebenarnya. Struktur ini tampak pada
perlapisan atau bidang foliasi.
Ada 2 macam seretan (drag) yang dapat terbentuk yaitu ”seretan
normal” (normal fold) dan ”seretan naik” (reverse drag).
Secara umum ada 3 (tiga) kelompok sesar utama, yaitu sesar naik, sesar normal
dan sesar mendatar. Sebenarnya ada satu jenis sesar lainnya, yaitu sesar miring
(Oblique fault), yang merupakan kombinasi dari beberapa jenis sesar.
Terbentuknya struktur sesar di suatu daerah umumnya tidak tunggal, artinya
suatu sesar yang terbentuk akibat tektonik (waktu dan tempatnya sama) disuatu
daerah selalu terjadi lebih dari satu jalur sesar dengan ukuran yang bervariasi.
Kelompok struktur sesar demikian dinamakan sistem sesar.
Sesar naik dengan pola Imbricate fan atau pola susun genteng dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu Trailling imbricate fan dan Leading imbricate fan. Kedua
jenis pola sesar tersebut dibedakan berdasarkan besarnya jarak pergeseran
(Dispclacement). Trailling imbricate fan dicirikan oleh adanya displacement yang
besar pada bagian paling belakang dari seluruh sesar naik (dilihat dari Tectonic
transport), sebaliknya dinamakan Leading imbricate fan.
Sesar naik dapat dibedakan jenisnya berdasarkan pada posisi bidang sesar
terhadap sumbu lipatan dan arah tectonic transport. Sesar naik yang terbentuk
dibagian belakang sumbu lipatan dinamakan sebagai Forelimb thrust, sedangkan
yang berkembang dibagian depan sumbu lipatan dinamakan sebagai Backlimb
thrust. Berdasarkan pada tectonic transportnya, sesar naik dibedakan menjadi Back
thrust dan Fore thrust. Apabila gerak relatif dari sesar naik searah dengan pada
tectonic transportnya,, maka sesar naik tersebut dinamakan sebagai fore thrust dan
sebaliknya dinamakan sebagai Back thrust. Back thrust yang terbentuk di dalam
Thrust system dapat membentuk Pop-up dan Triangle zone.
Di dalam Thrust system, posisi bidang sesar dapat relatif sejajar dengan bidang
lapisan batuan yang dinamakan sebagai flat dan apabila memotong bidang lapisan
dinamakan sebagai ramp. Apabila posisi flat searah dengan Tectonic transport
dinamakan frontal ramp dan sebaliknya dinamakan sebagai back thrust.
Gerak relatif suatu blok terhadap blok yang lainnya dapat terjadi sepanjang flat
dan ramp. Blok hanging wall yang menumpang di atas flat dinamakan sebagai
hangingwall ramp sedangkan blok foot wall yang berada di bagian ramp dinamakan
sebagai footwall ramp.
Terbentuknya sejumlah sesar naik tidak terjadi secara bersamaan melainkan
terbentuk secara berurutan (Sequence of thrusting). Apabila urutan pembentukan
sesar naiknya makin muda ke arah hanging wall dinamakan sebagai overstep dan
jika terjadi sebaliknya dinamakan sebagai piggyback.
Pembentukan sesar naik selalu berasosiasi dengan pembentukan lipatan, oleh
karenanya pola lipatan dan sesar naik yang terbentuk relatif bersamaan dinamakan
sebagai lipatan anjakan (Thrust fold belt atau Fold thrust belt).
Contoh pola struktur demikian dijumpai di daerah Majalengka (Haryanto, 1999),
dan di daerah lain seperti di Kalimantan timur. Urutan pembentukan sesar naik di
dalam jalur lipatan anjakan dimulai di sekitar jalur gunungapi dan semakin jauh dari
jalur gunungapi pembentukan sesar naiknya terjadi paling akhir (Lowell, 1985).
Sesar normal terjadi apabila Hanging wall relatif bergerak ke bawah terhadap
foot wall. Gerak sesar normal ini dapat murni tegak atau disertai oleh gerak lateral
(sinistral atau dekstral). Sistem tegasan pembentuk sesar normal adalah
ekstensional, dimana posisi tegasan utamanya vertikal sedangkan kedudukan
tegasan menengah dan minimum adalah lateral. Sesar normal umumnya terbentuk
lebih dari satu bidang yang posisinya relatif saling sejajar. Apabila bidang sesarnya
lebih dari satu buah, maka bagian yang tinggi dinamakan sebagai horst dan bagian
yang rendah dinamakan sebagai graben. Selanjutnya apabila jenjang dari bidang
sesar normal ini hanya berkembang di salah satu sisi saja (gawir sesar hanya
dijumpai pada salah satu lereng saja), maka kelompok sesar tersebut lazim
dinamakan sebagai half graben dan apabila jenjang bidang sesar normalnya
berpasangan maka dinamakan sebagai graben. Berdasarkan pada
bentuk bidang sesar, maka sesar normal ini
dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu Planar Ekstensional
Fault dan Listric Ekstensional
Fault. Selanjutnya Planar
ekstensional fault berdasarkan
ada tidaknya rotasi, dibedakan
menjadi Non-rotational planar fault dan Rotational
planar fault.
Secara lokal, pembentukan sesar normal dapat terjadi akibat sistem tegasan
kompresional. Terbentuknya “Pull apart basin”, merupakan salah satu contoh dalam
kasus ini. Contoh ideal dari pembentukan “pull apar basin” adalah terbentuknya
beberapa rendahan atau cekungan (dapat berupa danau). Di beberapa lokasi
sepanjang jalur Sesar Semangko, dijumpai beberapa danau yang pembentukannya
dikontrol oleh sesar ini. Pembentukan sesar Semangko ini dipengaruhi oleh sistem
tegasan kompresional, sedangkan pembentukan danaunya sendiri dipengaruhi oleh
tegasan ekstensional. Dalam kasus ini pembentukan pull apart terjadi pada bagian
sesar en echelon.
Planar ekstensional fault adalah sesar normal dengan bidang sesar datar
atau semu datar (sedikit lengkungan). Gerak sesarnya dapat/tanpa disertai oleh
rotasi. Ada berbagai macam jenis sesarnya, antara lain : Planar non-rotational
faulting, Planar rotational faulting (rigid dominous), Sigmoidal rotational faulting (soft
dominous), Planar detachment faulting, Kinked planar detachment faulting.
• Planar rotational faulting (rigid dominous) adalah sesar dengan bidang datar
yang disertai oleh rotasi batuan yang disesarkannya.
• Planar detachment faulting adalah sesar normal dengan bidang datar yang
tidak menerus ke bagian basement. Di bagian tertentu dapat diikuti oleh sesar
sekunder yang dapat menghasilkan roll-over dan crestal collapse.
• Kinked planar detachment faulting adalah sesar normal dengan bidang datar
tertekuk yang juga tidak menembus basement. Pada bagain tertentu dapat diikuti
oleh sesar sekunder yang dapat mengakibatkan terbentuknya roll over dan crestal
collapse.
Listric ekstensional fault dicirikan oleh bidang sesar yang melengkung (curve),
semakin ke arah atas, bidang sesarnya semakin tegak sedangkan ke arah bawah
semakin melandai bahkan dapat horisontal. Ciri lain dari sesar ini adalah
dijumpainya roll-over anticline dengan bagian puncak umumnya disertai oleh
amblasan (collapse graben). Sesar ini dapat berdiri sendiri misalnya pada “basal
detachment” atau dapat pula berpasangan seperti di dalam imbricated system.
Di dalam zona sesar ini, bagian hanging wall umumnya disertai oleh sejumlah
sesar lain yang ukurannya lebih kecil. Sesar-sesar sekunder ini dapat bersifat
sebagai antithetic atau synthetic terhadap sesar utamanya. Berdasarkan pada
geometrinya, sesar listric ini dapat dibedakan menjadi : Listric faulting-concave
upwards, listric faulting-convex upwards dan listric faulting-ramp/flat trajectories.
• Listric faulting-concave upwards adalah sesar normal dengan bidang sesar
melengkung yang sifatnya cekung ke arah atas. Jika diiukti oleh sesar sekunder
dapat menghasilkan roll-over dan crestal collapse. Jenis sesar ini termasuk ke dalam
decollment yang tidak menembus basement.
Gibbs (1984) memodifikasi klasifikasi listric fault ke dalam system duplex dan
imbricated fan system. Penamaan Duplex (dalam hal ini extensional duplexes) di
dalam system sesar normal terjadi apabila riders/sheet dilingkupi oleh bidang sesar.
Apabila system duplex ini berkembang di bagian bawah (tepat di atas floor fault
sesar utama) dapat dinamakan sebagai roof fault. Selanjutnya Imbricated system
terjadi apabila sheet/riders terbentuk relative saling sejajar. riders/sheet di dalam
ekstensional fault terbentuk di bagian hanging wall dan dia dapat terbentuk akibat
sesar sekunder yang sifatnya dapat
antithetic (istilah lain untuk sejumlah sesar
antithetic adalah counter fan) atau
synthetic terhadap sesar utamanya. Baik
antithetic maupun synthetic fault dapat
terbentuk secara berurutan (propagation sequence) dan pola struktur ini dapat
membentuk roll over.
Strcture style
• Drag fold adalah struktur lipatan pada batuan sediment yang terbentuk
akibat seretan oleh batuan yang saling bergerak disepanjang bidang sesar.
• Drape (forced) fold adalah struktur lipatan yang terbentuk pada batuan
sediment yang diakibatkan oleh adanya aktifitas tektonik pada batuan dasarnya,
misalnya pada basement terbentuk block faulting sehingga cover sediment yang
berada di atasnya terganggu.
• En echelon adalah struktur geologi yang relatif saling sejajar, satu sama lain
terletak pada jalur/posisi yang berbeda namun secara keseluruhan membentuk zona
yang memanjang, misalnya en echelon fold/fault.
2. Sesar Naik
Jalur sesar tersingkap berliku-liku di permukaan bumi, terutama pada sesar
sungkup.
Bidang sesar membuat sudut 30o atau lebih dengan muka bumi (sesar naik)
atau membuat sudut lebih kecil daripada 30 o (sesar sungkup). Slickenside pada
bidang sesar adalah tegak hingga serong terhasap jurus sesar.
Sesar naik hingga sungkup dapat berubah jadi lipatan pada ujung sesar.
Naiknya arah pergeseran sesar hingga sungkup hanya dapat diketahui dengan
penyelidikan terperinci, seperti memperhatiakan gejala seretan, tanda-tanda
kecil pada bidang sesar. Kerap kali pergeseran adalah searah dengan
slickenside dan mendaki bidang sesar.
Sesar naik dansesar sungkup dapat disebabkan oleh longsoran atau oleh daya
tektonik. Dengan lain perkataan kompresi penyebab sesar naik / sungkup
bekerja pada bidang horizontal atau hampir horizontal.Sesar-sesar naik
sekunder yang berjurus sejajar dengan sesar naik (atau sungkup) utama
terdapat pada bagian yang naik. Sering kepingan-kepingan batuan yang terapit
sesar naik membentuk struktur imbrikasi.
Batuan yang lebih tua menindih batuan yang lebih muda.
Pembreksian dan pemilonitan membentuk jalur sesar yang jelas.
Suatu system sesar naik hingga sungkup selalu disertai sesar-sesar turun yang
berukuran lebih kecil. Sesar normal tersebut dianggap sebagai akibat gaya berat
yang memulihkan keseimbangan isostasi setelah ini terganggu oleh penyesalan
naik hingga sungkip itu.
3. Sesar Mendatar
Pembreksian dan permilonitan jelas dan dapat meliputi jalur batuan yang remuk
sampai seratus meter lebih. Seluruh jalur sesar mencapai lebar sampai sepuluh
kilometer (termasuk flaser-flaser).
Di dalam jalur sesar garis-garis sesar memperlihatkan pola anyaman. Diantara
sesar, batuan yang tidak terganggu berbentuk kanta (‘Flaser’) dan berukuran
panjang dan lebar sampai rausan meter.
Arah pergeseran horizontal dapat ditunjukkan oleh alihan batas batuan, retakan
sekunder seperti rencong (en echelon fractures), gejala seretan, serta pada
sesar mendatar hidup ada tanda seperti alihan terhadap bangunan, jembatan,
jalan kereta api, lembah sungai, dan endapan berusia muda (endapan sungai
dan gunung api yang masih hidup), pola tanaman yang teganggu dan suatu
morfologi yang dikenal sebagai shutter ridges.
Kemiringan bidang sesar sangat curam dan umumnya tegak. Slickensidepada
bidang sesar adalah mendatar atau hampir mendatar.
Sesar mendatar nampak di permukaan sebagai garis-garis berjalur lurus lagi
panjang. Panjang jalur sesar mencapai puluhan hinggan ratusan meter pada
sesar yang sejajar atau hampir sejajar dengan struktur regional.
Jalur sesar mendatar sering ditandai oleh deretan kolam (sag ponds).
Tebing tebing curam sepanjang sesar dapat menghadap ke arah yang
berlawanan pada jarak dekat.
Batuan berdampingan yang dibatasi sesar dapat berbeda jenis dan usia geologi.
Sesar mendatar hampir selalu disebabkan oleh daya tektonik dan disertai
gempa berfokus dangkal (kurang dari 35 kilometer).
Jumlah pergerakan mendatar meliputi ratusan kilometer tetapi tiap kali terjadi
pergeseran jumlah pergerakan tidak melebihi 5 m, bahkan umumnya hanya
beberapa desimeter saja.
Efek sekunder dari penyesaran mendatar adalah tanah longsor pada tebing
curam, sesar normal sepanjang bidang lemah dalam kerak bumi,
penggelembungan permukaan tanah sampai beberapa desimeter dekat jalur
sesar.
Gambar 2.17 (1) Bidang sesar (2) Zona sesar (3) Zona shear
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan
peregeseran. Patahan/sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami
pergeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi)
atau terputar (rotasi). Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar
tampak dan sesar buta (blind fault). Sesar yang tampak adalah sesar yang
mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah sesar yang terjadi di
bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen.
Sesar dapat diklasifikasikan berdasarkan :
Secara umum ada 3 (tiga) kelompok sesar utama, yaitu sesar naik, sesar normal
dan sesar mendatar. Sebenarnya ada satu jenis sesar lainnya, yaitu sesar miring
(Oblique fault), yang merupakan kombinasi dari beberapa jenis sesar.
Sesar naik atau Thrust Faults , terjadi apabila hanging wall relatif
bergerak naik terhadap foot wall.
Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench
fault) adalah sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan
kompresi.
Sesar normal (Ekstensional fault) terbentuk akibat adanya tegasan
ekstensional (gaya tarikan), sehingga pada bagian tertentu gaya
gravitasi lebih dominan.