Anda di halaman 1dari 7

Nama : Hilda Fazira Setyono

NIM : 21040122140164
Kelas : D

Struktur Geologi dan Teori Tektonik Lempeng

Struktur Geologi

Struktur geologi adalah suatu struktur kondisi geologi yang ada di suatu daerah sebagai akibat
dari terjadinya perubahan-perubahan pada batuan oleh proses tektonik atau proses lainnya.
Secara geometris, unsur struktur geometri dapat dibedakan menjadi:

• Struktur bidang (planar), misalnya: bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang rekahan,
bidang sesar, bidang belahan (cleavage).
• Struktur garis (linear), misalnya: lineasi mineral, sumbu lipatan, gores garis (striation).

Struktur geologi yang penting untuk diketahui anatara lain:

1. Struktur Lipatan
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan
sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis atau bidang didalam
bahan tersebut. Pada umumnya unsur yang terlibat di dalam lipatan adalah struktur bidang,
misalnya bidang perlapisan atau foliasi. Lipatan merupakan gejala yang penting, yang
mencerminkan sifat deformasi, terutama gambaran geometrinya berhubungan dengan aspek
perubahan bentuk (distorsi) dan perputaran (rotasi). Lipatan terbentuk apabila unsur yang
telah ada sebelumnya terubah menjadi bentuk bidang lengkung atau garis lengkung.
a. Unsur Geometri Lipatan
a) Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal.
b) Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.
c) Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin.
d) Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari
lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau Updip (sayap yang
dimulai dari lengkungan maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan
dapat berupa bidang datar (planar), melengkung (curve), atau bergelombang (wave).
e) Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri.
f) Back Limb, sayap yang landau.
g) Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan.
h) Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang
sama.
i) Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point.
j) Inflection point, merupakan titik balik dari seuatu lengkungan pada sayap lipatan atau
pertengahan antara dua perlengkungan maksimum.
k) Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalui dijumpai pada sinklin.
l) Axial Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan maksimum
pada tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.
m) Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar anatara sayap-
sayap lipatannya.
n) Half-Wavelength, jarak antara dua titik infleksi (inflection points).
b. Klasifikasi ipatan Berdasarkan Unsur Geometri
a) Upright Fold atau Simetrical Fold (lipatan tegak atau lipatan setangkup)
b) Asimetrical Fold (lipatan tak setangkup atau lipatan tak simetri)
c) Inclined Fold atau Over Fold (lipatan miring atau lipatan menggantung)
d) Recumbent Fold (lipatan rebah)
c. Klasifikasi Lipatan Berdasarkan Bentuknya
a) Concentri Fold (lipatan konsentris/lipatan paralel) adalah sebutan untuk perlapisan
dimana jarak-jarak (tebal) tiap lapisan yang terlihat tetap sama.
b) Similar Fold, sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisan yang terlipat/dilipat
dengan bentuk-bentuk yang sama sampai ke dalam. Antiklin maupun sinklin
ukurannya tidak banyak berubah ke dalam maupun ke atas.
c) Chevron Fold, lipatan menyudut atau sendinya tajam dan menyudut. Sayap
lipatannya merupakan bidang planar.
d) Isoclinal Fold, lipatan dimana kedudukan bidang sumbunya sejajr atau relative sejajr
dan kedua sayapnya sejajar atau hamper sejajar.
e) Box Fold, lipatan dimana bagian puncaknya relatif rata atau datar.
f) Kink Fold, lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan planar.
d. Antiklin dan Sinklin
Anticline adalah lipatan dengan batuan tertua pada “core” suatu lipatan. Syncline adalah
suatu lipatan dengan batuan termuda pada core suatu lipatan. Pada kondisi normal, suatu
daerah yang terlipat, antiklin biasanya berbentuk antiformal dan sinklin berbrntuk
sinformal.
2. Sistem Kekar (Joint)
Kekar adalah struktur retakan atau rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang
bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran.
a. Dicirikan oleh:
a) Pemotongan bidang perlapisan batuan
b) Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) sperti kalsit, kuarsa, dsb
c) Kenampakan breksiasi
b. Jenis-Jenis Kekar Berdasrkan Geometri
a) Kekar jurus (strike joints), arah jurus kekar sejajar atau hamper sejajr dengan jurus
bidang lapisan batuan sedimen, struktur schistosity sekis dan struktur gneissic gneiss
b) Kekar turun (dip joints), arah jurus bidang kekar sejajar atau hamper sejajr dengan
arah dip lapisan batuan, schistosity atau dip struktur gneissic
c) Oblique atau diagonal joints, bila arah jurus bidang kekar terletak antara jurus dan
arah dip batuan yang bersangkutan
d) Bedding joints, bidang kekar sejajr dengan bidang lapisan batuan sedimen.
c. Jenis-Jenis Kekar Berdasarkan Genesa
a) Kekar Kolom, terdapat pada batuan basalt, tetapi kadang juga terdapat pada batuan
beku jenis lainnya. Memiliki ciri-ciri:
• Bidang kekar tidak rata
• Selalu terbuka
• Polanya sering tidak teratur
• Dapat terisi mineral yang disebut vein.
b) Kekar gerus (shear joints), disebabkan oleh gaya kompresi yang cenderung
menggeser batuan atau menyesarkan batuan. Ciri-ciri di lapangan, antara lain:
• Biasanya bidangnya licin
• Memotong seluruh batuan
• Memotong komponen batuan
• Biasanya ada gores garis
• Adanya joint bepola belah ketupat
c) Kekar Tarik, disebabkan oleh pengurangan volume, contohnya: kekar tiang
(columnar joints) pada basalt.
3. Patahan atau Sesar (Fault)
Patahan atau sesar (fault) adalah suatu bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi yang
menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain. Sesar (fault)
merupakan bidang rekahan atau zona rekahan pada batuan yang sudah mengalami
pergeseran. Sesar terjadi sepanjang retakan pada kerak bumi yang terdapat slip diantara dua
sisi yang terdapat sesar tersebut.
a. Istilah dalam Analisis Sesar
a) Jurus sesar (strike of fault) adalah garis perpotongan didang sesar dengan bidang
horizontal dan biasanya diukur dari arah utara
b) Kemiringan sesar (dip of fault) adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar
dengan bidang horizontal, diukur tegak lurus strike
c) Net slip adalah pergeseran relatif suatu titik yang semula berimpit pada bidang sesar
akibat adanya sesar.
d) Rake adalah sudut yang dibentuk oleh net slip dengan strike slip (pergeseran
horizontal searah jurus) pada bidang sesar.
b. Ciri-Ciri Sesar
Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Sesar tampak, sesar yang mencapai permukaan bumi
b) Sesar buta (blind fault) adalah sesar yang terjadi di bawah permukaan bumi dan
tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen.

Kenampakan yang dapat digunakan sebagai pentunjuk adanya sesar antara lain:

a) Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan tiba-tiba)


b) Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan.
c) Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores garis.
d) Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar, horses, atau
lices, milonit.
e) Silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar.
f) Perbedaan fasies sedimen.
g) Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp), triangular
facet, dan terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan struktural.
h) Adanya boundins: lapisan batuan yang terpotong-potong akibat sesar.
c. Klasifikasi Sesar
a) Klasifikasi Geometris

• Berdasarkan rake dari net slip

• Berdasarkan kedudukan relatif bidang sesar terhadap bidang perlapisan atau


struktur regional

• Berdasarkan besar sudut bidang sesar

• Berdasarkan pergerakan semu

• Berdasarkan pola sesar


b) Klasifikasi genetis

• Sesar anjak (thrust fault) bila tegasan maksimum dan menengah mendatar.

• Sesar normal bila tegasan utama vertikal.

• Strike slip fault atau wrench fault (high dip, transverse to regional structure).

Teori Tektonik Lempeng


1. Teori tektonik lempeng
a. Old Geology
Menurut Carles Leyll (1830), benua dan Samudra tidak mengalami perubahan/tidak
bergerak (fixis) perubahan hanya terjadi di bagian permukaan yang berlangsung
evolusioner sampai yang kita lihat sekarang
b. New Geology
Mc. Kenzie dan Robert Paker (1968), ahli geofisika inggris memunculkan pandangan
baru bahwa benua dan samudra mengalami pergerakan (mobile). Teorinya disebut
tektonik lempeng sebagi paradigma baru dalam ilmu kebumian.
2. Dasar Teori Tektonik Lempeng
a. Continental Drift, oleh Taylor (1910), Alferd Wegener (1912)
a) Titik tolak teori : adanya persamaan mencolok antara garis kontur pantai timur benua
Amerika Utara dan Selaatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.
Kedua garis yang sama tersebut sebenernya dahulu adalah daratan yang berimpitan,
itu sebabnya formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu itu sam.
b) Adanya persamaan flora dan fauna di tempat tersebut
b. Convection Current Teory, Vening Meinesz – Hery Hess
Perpecahan benua dan pergerakan lempeng itu disebabkan oleh adanya energi yang
menggerakkan lempeng tersebut, energi itu berasal dari arus konveksi di dalam
astenosfer bumi. Asrus konveksi adalah perpindahan energi panas pada fluida, energi
tersebut disebabkan adanya :
a) Peluruhan unsur-unsur radioaktif
b) Gradien Geometris
c) Karena adanya serangan benda asing
d) Panas yang tersimpan pada saat pembukaan planet
c. Sea Floor Growth (1963)
Pergerakan lempeng yang saling menjauh mengakibatkan terbentuknya punggungan
yang memanjang di tengah dasar samudera
3. Pergerakan Lempeng-Lempeng Tektonik
a. Divergen (Pergerakan saling menjauh)
Pergerakan saling menjauh menyebabkan terbentuknya/memekarnya dasar samudra dan
terbentuknya punggungan tengah samudra (mid-ocean ridge), serta aktivitas vulkanisme
laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur basalts
b. Convergen (Pergerakan saling mendekat)
Menyebabkan kerak samudra menujam kedalam mantel sehingga terbentuk palung/zona
subduksi, dan terbentuk pegunungan vulkanik dasar laut dengan magma yang cair
karena mengandung sedikit kuarsa (SiO2), pembentukan batuan basaltis
c. Transform Fault
di daerah pergerakan saling berpapasan, terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah
disertai gempa yang tidak kuat.
4. Akibat Pergerakan Lempeng
Akibat dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut terjadilah aktivitas geologi, seperti:
a. Vulkanisme
b. Gempa bumi
c. Mineralisasi
d. Pengangkatan pegunungan
Referensi:

Akrom, F. M. (2018). Geologi dan pemodelan penampang seimbang daerah Sidomulyo dan
sekitarnya provinsi Jawa Tengah Fadhil Muhammad Akrom. 1949, 23–43.

Lempeng, T., & Batuan, D. A. N. (1830). Ringkasan materi tektonik lempeng dan batuan.

Suroyo, H. (2019). Modul 2 geologi dasar. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya
Air Dan Konstruksi, 25–116, 142.
https://simantu.pu.go.id/epel/edok/face0_2._Modul_Geologi_Dasar.pdf

Anda mungkin juga menyukai