Anda di halaman 1dari 8

MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN : PENCEMARAN AIR

LIVIN Detergen
G
THINGS AND ENVIRONTMENT : WATER POLLUTION

Azka Mutiara Salsabila*, Annisaa Noviyanti, Aulia Masyitoh, Difa Alma’arik


*Corresponding author: azkamutiarasalsabila@gmail.com

PENDAHULUAN MATERIAL DAN METODE


Air merupakan sumber daya alam Berdasarkan hasil praktikum yang
yang diperlukan untuk hajat hidup orang telah dilaksanakan pada hari Selasa, 26
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. November 2019 pukul 10.30-12.00 WIB yang
Oleh karena itu sumber daya air tersebut bertempat di Pusat Laboratorium Terpadu
harus dilindungi agar tetap dapat (laboratorium Biologi) UIN Syarif
dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan Hidayatullah, Jakarta. Dengan menggunakan
makhluk hidup lainnya. Adanya aktivitas sempel ikan nila dan ikan patin yang masih
industri mampu menopang ekonomi suatu kecil, serta beberapa larutan sabun dan
wilayah, tetapi pengelolaan limbah yang tidak detergen dengan konsentrasi yang beragam.
sesuai prosedurnya mempengaruhi kelayakan Langkah – langkah yang dilakukan pada
air di sekitarnya. Terdapat parameter fisik, kimia percobaan kali ini, pertama 4 beaker gelas
dan biologi dalam suatu air bersih maupun air disiapkan lalu isi masing – masing beaker
minum. Kualitas air bersih akibat limbah gelas dengan air keran (sebagai kontrol),
domestik dan industri dapat dianalisis berdasarkan
deterjen dengan konsentrasi 0,01%, 0.05%,
parameter fisik seperti bau, suhu, kekeruhan, rasa,
dan 0,1%. Cek pH dan DO dengan
dan warna. Parameter biologi seperti adanya
menggunakan DO meter dan Ph meter ( atau
bakteri total coliform. (Widiyanto, 2015)
dapat menggunakan kertas pH indikator).
Lingkungan perairan yang tercemar Kedua, masing – masing 2 ekor ikan
limbah detergen kategori keras, dalam dimasukan ke dalam beaker gelas, amati
konsentrasi tinggi akan mengancam dan perubahan yang terjadi pada ikan.Ketiga,
membahayakan kehidupan biota air dan ganti air pada beaker dengan air keran yang
manusia yang mengkonsumsi biota tersebut dicampur dengan sedikit sabun cuci piring
(Lichtenberg et al., 2013). Ikan merupakan dengan konsentrasi ,01%, 0.05%, dan 0,1%.
salah satu hewan uji yang digunakan sebagai Cek pH dan DO dengan menggunakan DO
bioindikator adanya tekanan perubahan meter dan Ph meter ( atau dapat menggunakan
lingkungan khususnya di perairan. Semakin kertas pH indikator).selanjutnya, masukkan
tinggi akumulasi detergen maka semakin masing – masing 2 ekor ikan dan amati
rendah pula suplai oksigen terlarut di dalam perubahan yang terjadi pada ikan.
air. Hal ini menyebabkan terganggunya
HASIL
proses respirasi pada ikan sehingga
Berdasarkan hasil percobaan tersebut
menyebabkan berhentinya fungsi organ yang didapatkan hasil seperti pada table berikut :
menimbulkan kematian ikan.(Yuliani, 2019)

Tabel 1. Data pengamatan pH dan DO detergen setelah dan sebelum terdapat ikan.

1
No. pH
Konsentrasi DO
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1. 0% 7 6 8,3 mg/L
Tabel 2. 0,1% 8 8 4,2 mg/L 6,1 mg/L 2. Data
3. 0,01% 7 7 11,3 mg/L 9,1 mg/L
4. 0,05% 8 7 9,2 mg/L 19,5 mg/L
pengamatan pH dan DO sabun cair setelah dan sebelum terdapat ikan.

Sabun Cair
No. Konsentrasi pH DO
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1. 0% 7 7 8,1 mg/L 3,7 mg/L
2. 0,1% 7 7 8,1 mg/L -
3. 0,01% 7 7 8,1 mg/L 6,7 mg/L
4. 0,05% 8 8 8,1 mg/L 8,2 mg/L

PENGARUH LINGKUNGAN (D) TERHADAP


GERAK OPERKULUM IKAN PATIN
(PANGASIUS)
2000
ƩGerak Operkulum

1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
1 5 15 30
0% 196 479.5 1367 1898
0,10% 232.5 335 119.5
0,01% 46 202.5 557.5 988.5
0,05% 130 259 503 205

2
Kadar oksigen di dalam wadah semakin
berkurang, hal ini selain akibat tegangan
permukaan deterjen yang menghalangi
PEMBAHASAN penetrasi oksigen dari udara ke dalam larutan
Ikan Nila dan Patin dalam Air Detergen uji, juga dikarenakan adanya limbah detergen.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) Bahan buangan organik dapat bereaksi
merupakan salah satu biota air yang dengan oksigen terlarut mengikuti reaksi
direkomendasikan oleh USEPA (US oksidasi biasa, semakin banyak bahan
Enviromental Protection Agency), sebagai buangan organik di air, semakin sedikit sisa
hewan uji untuk toksikologi. Hal ini kandungan oksigen terlarut. Penyebab
dikarenakan penyebarannya cukup luas, kematian ikan adalah karena kerusakan
banyak dibudidayakan, mempunyai ephitelium insang dan akibat penyumbatan
kemampuan yang tinggi dalam menolerir saluran-saluran branchiola sehingga
lingkungan yang buruk dan mudah dipelihara pertukaran gas terganggu dan ikan mati
di laboratorium (Kukuh dkk, 2012). lemas. Selain itu, kematian ikan uji tersebut
Perlakuan berbeda pada sampel air yang disebabkan karena zat toksikan (deterjen)
digunakan menentukan kadar oksigen terlarut yang terserap ke dalam tubuh ikan
di dalamnya. Semakin tinggi konsentrasi berinteraksi dengan membran sel dan enzim,
detergen dalam air, maka semakin rendah dengan demikian kerja enzim terhambat atau
pula kandungan oksigen terlarut di dalamnya. terjaditransmisi selektif ion-ion melalui
membran sel. (Fitri Diana, 2013)
Jumlah terbukanya operculum (tutup
insang) paling sedikit adalah ikan nila yang Ikan Nila dan Patin dalam Air Sabun
berada pada air terkontaminasi detergen Sabun cair yang digunakan adalah
dengan konsentrasi 0,1 N. Kandungan sabun cuci piring. Sabun cuci piring
natrium (Na+) pada detergen (NaC12H25SO4) merupakan turunan detergen, maka dari itu
berikatan bebas dengan oksigen (O-) dalam kandungannya sama dengan kandungan
air sehingga pH air meningkat dan air bersifat detergen, yaitu surfaktan, builder, filler dan
basa. Tingginya konsentrasi detergen pada air aditif. Yang membedakan sabun cuci piring
menyebabkan berkurangnya suplai oksigen dengan detergen adalah pH nya, ada atau
terlarut dalam air yang memicu terganggunya tidaknya pemutih serta jenis surfaktan yang
respirasi ikan. Rendahnya kadar oksigen yang digunakan.(Allen Clause, 2010) Secara
masuk ke tubuh ikan menyebabkan proses keseluruhan, sabun cuci piring lebih 'lunak'
metabolisme terhambat sehingga dibandingkan detergen.
menyebabkan penurunan fungsi organ
Ikan nila bersifat adaptif pada segala
terutama hati dan gonad yang menimbulkan
kondisi perairan dan termasuk ke dalam ikan
kematian ikan.
tawar yang mampu hidup di air payau atau
Hal serupa juga dialami oleh ikan patin yang perairan dengan kadar garam tinggi.
diuji dalam wadah berisikan air detergen. Sedangkan ikan patin merupakan ikan air
tawar yang mampu hidup di dalam kondisi air
3
PENGARUH LINGKUNGAN (D) TERHADAP
GERAK OPERKULUM IKAN NILA
(OREOCHROMIS NILOTICUS)
3500
ƩGerak Operkulum

3000
2500
2000
1500
1000
500
0
1 5 15 30
0% 105 483 1,419 2971
0,10% 67 126 166
0,01% 40 261 773 1,045
0,05% 22 72 334 222

PENGARUH LINGKUNGAN (SC) TERHADAP


GERAK OPERKULUM IKAN PATIN
(PANGASIUS)

2500
ƩGerak Operkulum

2000
1500
1000
500
0
1 5 15 30
0% 74.5 325 886 2,328
0,10% 8 54.5 317.5 886
0,01% 10 71.5 448.5 739
0,05% 7 49 222 688

PENGARUH LINGKUNGAN (SC) TERHADAP


GERAK OPERKULUM IKAN NILA
(OREOCHROMIS NILOTICUS)
3000
ƩGerak Operculum

2500
2000
1500
1000
500
0
1 5 15 30
0% 51 337 210 2,602
0,10% 32 193
0,01% 39 100 369
0,05% 59 226 518 452
2
yang cenderung kotor dan bersifat basa kadar oksigen terlarut dalam air yang
seperti ikan lele. Perbedaan morfologi serta menyebabkan perubahan kecepatan gerak
fisiologi diantara kedua ikan ini menyebabkan operculum pada ikan. Limbah menjadi
perbedaan durasi ketahanan hidup ikan pada penyebab utama pencemaran air dikarenakan
kondisi air dengan perlakuan berbeda. oleh pengelolaan yang tidak sesuai dengan
prosedur yang berlaku, sehingga fungsi organ
SIMPULAN ikan sebagai biota air ( contohnya) terganggu
Dari praktikum diatas dapat disimpulkan dan adanya pengendapan zat kimia pada
bahwa konsentrasi zat (yaitu detergen dan tubuh ikan memicu kematiannya.
sabun cair pada praktikum) mempengaruhi

REFERENSI
Allen Clause. 2010. Curiosities: What's the
Difference Between Dishwasher
3
Detergent, Laundry Detergent, and Dish (2012). Toksisitas Merkuri (Hg) dan Tingkat
Soap? Why Aren't They Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan,
Interchangeable?. University of Gambaran Darah, dan Kerusakan
Wisconsin- Madison website. Diakses
Organ pada Ikan Nila Oreochromis
pada tanggal 02 Desember 2019
niloticus. Jurnal Akuakultur Indonesia.
FD Wulansari, A Ardiansyah - Edu Sains …, 2013 - Vol. 11(1): 38-48.
e-journal.iain-palangkaraya.ac.idKukuh.
Lichtenberg, D., H, Ahyayauch and F. M,
Goñi., 2013. The Mechanism of
Detergent Solubilization of Lipid
Bilayers. Biophysical Journal.

Widiyanto, Agnes F.,Yuniarno, Saudin.,


Kuswanto. 2015. Polusi Air Tanah
Akibat Lindah Industri dan Limbah
Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Jendral
Soedirman. Vol. 10, No 2.

Yuliani, Rifky L., Purwanti, Elly., Pantiwati,


Yuni. 2015. Pengaruh Limbah Detergen
Industri Laundry terhadap Mortalitas
dan Indeks Fisologi Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Seminar
Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP
UNS 2015. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publicati
ons/176111-ID-none.pdf pada tanggal
30 November 2019

4
LAMPIRAN
PERTANYAAN
1. Apa yang anda ketahui tentang
pencemaran air?
2. Amati dan catat perubahan yang terjadi
pada ikan yang dimasukkan ke dalam air
dengan pencemaran yang berbeda, serta
lamanya waktu sampai ikan mati. Buatlah
analisa hasilnya.
3. Perubahan kimia apa yang terjadi pada
air yang dicemari oleh detergen?
4. Apakah penyebab kematian ikan pada air
yang tercemar sabun dan detergen?
5. Berikan contoh ketidak seimbangan
ekosistem di daratan dan efeknya pada
makhluk hidup yang ada di dalamnya?

JAWABAN
1. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997
menyatakan bahwa pencemaran air adalah
menurunnya kualitas air akibat masuknya
makhluk hidup, zat, energi ke dalam air akibat
aktifitas manusia. Penurunan kualitas air
tersebut dapat disebabkan secara sengaja oleh
aktifitas manusia. Contohnya adalah
membuang sampah di sungai dan lain – lain.

2. Berdasarkan percobaan yang dilakukan,


didapatkan hasil bahwa ikan yang terpapar
detergen akan mengalami gangguan pada
5
organnya, terutama insang. Insang akan
membengkak, berdarah dan mengeluarkan
lendir. Dan pada akhirnya ikan mati.
Penyebab ikan membengkak, berdarah lalu
mengeluarkan lendir adalah difusi. Difusi
adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Konsentrasi larutan
detergen lebih tinggi dari sitoplasma sehingga
partikel detergen berdifusi dari larutan ke sel-
sel pada insang ikan dan insang pun akhirnya
membengkak, kemudian mengalami
plasmolisis (pecahnya sel) sehingga ikan akan
mengeluarkan lendir. Setelah itu ikan akan
kehilangan organ untuk bernafas pada
akhirnya ikan lemas dan mati.

3. C17H35COOH(aq) + NaOH(aq)→
Asam Stearat Basa Sabun

C17H35COONa(aq) + H2O(l)

4. Tingginya konsentrasi sabun dan


detergen dalam air menyebabkan oksigen
yang terlarut di dalamnya menurun karena
berikatan dengan ion natrium pada detergen
dan sabun sehingga keadaan air bersifat lebih
basa. Penuruna kandungan oksigen terlarut
dalam air menyebabkan terhambatnya proses
respirasi ikan serta metabolisme organ lainnya
yang menyebabkan disfungsi organ dan
kematian ikan.

5. penggunaan rodentisida yang berlebihan


untuk membasmi tikus sawah membuat
ketidakseimbangan rantai makanan ekosistem
sawah sehingga populasi ular menurun
(karena ketiadaan tikus sebagai mangsanya)
dan populasi padi meningkat ( tidak ada hama
yang berperan sebagai konsumennya).

Anda mungkin juga menyukai