Anda di halaman 1dari 9

P-ISSN: 2302- 6715

E- ISSN: 2654-7732

KAJIAN KUALITAS SUMBER AIR BAKU PDAM TIRTA ALAMI


KABUPATEN KEPAHIANG

Yosse Vaulina¹, Muhammad Faiz Barchia², Bandi Hermawan²


1)Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Bengkulu
2)Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

ABSTRAK

Air merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kelangsungan hidup
manusia. Oleh karena itu kualitas air harus sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas sumber air baku
mata air yang terbaik pada PDAM Tirta Alami Kabupaten Kepahiang berdasarkan standar baku
mutu air bersih.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Identifikasi, Observasi dan
wawancara, Pengambilan Sampel, pemeriksaan Kualitas Air Minum PDAM, Analisa dan
Evaluasi Data. Kualitas sumber air baku pada sumber mata air batam, mata air sengak, mata air
susup dan mata air umbul secara keseluruhan memenuhi syarat kualitas air minum kecuali Total
Coliform yang melebihi ambang batas baku mutu untuk semua mata air yang di uji serta
parameter warna pada Mata Air Batam.

Kata Kunci : Kualitas air, Mata air, Kepahiang

PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok yang mata air sengak, mata air susup, mata air
sangat penting dalam kelangsungan hidup umbul, dan mata air Batam pada PDAM
manusia. Bagi manusia air digunakan untuk Tirta Alami Kabupaten Kepahiang
masak, minum, mandi, cuci dan kakus, berdasarkan standar baku mutu air bersih.
disamping itu air juga dapat dimanfaatkan Kabupaten Kepahiang merupakan
untuk sarana dan prasarana penting lainnya salah satu kabupaten yang berada di
seperti pembangkit listrik, sarana Provinsi Bengkulu. Dimana Kabupaten
transportasi, perikananan, pertanian, Kepahiang ini telah berdiri tahun 2003 yang
perindustrian, rekreasi, dll. telah tertuang dalam Undang-Undang No :
PDAM adalah Perusahaan air minum 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
yang dikelola oleh pemerintah yang Kabupaten Lebong dan Kabupaten
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Kepahiang di dalam Propinsi Bengkulu.
masyarakat secara perorangan untuk Peresmian Kabupaten Kepahiang di Jakarta
kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu pada tanggal 7 Januari 2004 oleh Menteri
pemeriksaan kualitas air bagi setiap PDAM Dalam Negari. Luas Kabupaten Kepahiang
sangatlah penting guna memenuhi adalah 66.500 Ha.
kebutuhan akan air minum sesuai dengan Persyaratan kualitas dalam air bersih
Keputusan Menteri Kesehatan Republik adalah Persyaratan Fisik, Persyaratan
Indonesia Nomor Kimia dan persayaratan Bakteriologi dan
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Radioaktif. Sumber air terdiri
Persyaratan Kualitas Air Minum. dari air hujan, air permukaan, air
Tujuannya dari penelitian ini adalah rawa/danau, air sungai dan air tanah. Dalam
untuk mengetahui kualitas sumber air baku Permenkes Nomor

194 Volume 10 Nomor 1, April 2021


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

492/MENKES/PER/IV/2010 tentang beberapa parameter parameter untuk


Persyaratan Kualitas Air Minum terdapat mengetahui kualitas air.
intelpretasi dari analisis yang diperoleh
METODE PENELITIAN instansi yang terkait.
Tempat atau lokasi penelitian adalah Analisis dan evaluasi terhadap
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kualitas Air Minum PDAM Tirta Alami
Tirta Alami Kabupaten Kepahiang yang Kabupaten Kepahiang meliputi
pengambilan sampel mata air nya pemeriksaan parameter wajib untuk 4
mengambil dari Mata Air Susup di Desa (empat) sampel mata air adalah sebagai
Suro Lembak Kecamatan Ujan Mas, Mata berikut : Untuk parameter fisika terdiri dari,
Air Batam terletak di Desa Batu Ampar warna, bau, kekeruhan, TDS, dan suhu.
Kecamatan Merigi, Mata Air Sengak Parameter Kimia terdiri dari pH, Nitrat,
berada di Desa Sukasari Kecamatan Nitrit, Besi, Mangan dan Sulfat. Sedangkan
kabawetan,dan Mata Air Umbul untuk parameter Biologi terdiri dari E.Coli
Kecamatan Kabawetan terletak di Desa dan Total Coliform.
Kabawetan.
Dalam melaksanakan penelitian, data HASIL DAN PEMBAHASAN
didapat dari data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil uji kualitas air
Data primer ini didapat dari survey, lokasi sumber air baku, yaitu mata air
wawancara dengan pihak PDAM dan Pihak sengak, mata air susup, mata air umbul, dan
Laboratorium serta dari hasil analisis mata air Batam dapat dikatakan dalam
laboratorium melalui sampel air. kategori BAIK. Dan akan ditampilkan
Sedangkan data sekunder di dapat dari data dalam tabel 1. Hasil Pengujian Parameter
pendukung yang digunakan sebagai acuan, Kualitas Air:

Tabel 1. Tabel Hasil Pengujian Parameter Kualitas Air


Hasil Analisa
Parameter Satuan Baku Mutu MA MA MA MA
Sengak Susup Batam Umbul
Total Coliform MPN/100 mL 0 20** 21** 28** 23**
E.Coli MPN/100 mL 0 0 0 0 0
(1)
pH*) - - - 7,20 7,03(1) 6,81(1)
TDS*) mg/L 500 48,70 90,00 66,00 154,00
Suhu*) ºC Suhu Udara ± 3 25 26 25 25
Nitrat (sebagai
mg/L 50 0,40 0,40 0,40 0,50
NO3ˉ)
Nitrit (sebagai
mg/L 3 ≤0,002 0,002 ≤0,002 ≤0,002
NO2ˉ)
Besi (Fe) mg/L 0,3 0,02 0,035 0,08 0,10
Mangan (Mn) mg/L 0,4 0,30 0,10 ≤0,10 ≤0,10
Sulfat mg/L 250 3,00 2,00 3,00 32,00
Warna Ptco 15 8,00 6,00 19,00** ≤1,00
Tidak Tidak Tidak Tidak
Bau - Tidak Berbau
Berbau Berbau Berbau Berbau
Kekeruhan NTU 5 0,13 0,39 0,37 0,24
Keterangan :
1. ***= Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum
2. (1) = diukur di Laboratorium, pH tidak bisa dibandingkan dengan baku mutu karena batas waktu pemeriksaan telah lewat

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 195


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

3. *) = Terakreditasi Komite Akreditasi Nasional Laboratorium Pengujian LP-906-IDN


4. ** = Diatas Nilai Maksimal Ambang Batas BML(Sumber : UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Provinsi Bengkulu, 2019).

492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat


1. Parameter Fisika Persyaratan Kualitas Air Minum.
Hasil analisa kualitas air minum Khatun (2016), melakukan penelitian
untuk tiap – tiap parameter akan dibahas terhadap mata air dampit dan mata air
sebagai berikut : petung kecamatan windusari kabupaten
a) Suhu magelang jawa tengah dimana hasil
Hasil pengukuran suhu di lokasi penelitian tersebut menunjukkan hasil
antara 25 oC – 26 oC. analisa warna adalah jernih sesuai dengan
Berdasarkan penelitian Talanipa, syarat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Putri, dan Asrah (2018), kualitas air ke arah : 492/MENKES/PER/IV/2010.
muara dengan suhu 26,5 ºC, sampel air di c) Bau
Kanal yang mengarah ke Muara dengan Hasil pengukuran parameter bau
suhu 28 ºC, dan sampel air yang diambil menunjukkan bahwa kondisi pada keempat
pada keluaran ujung pipa yang masuk ke sumber air yang dilakukan pengujian tidak
ujung rumah warga terdekat dengan suhu berbau. Hal ini menandakan tidak adanya
27,6 ºC adalah memenuhi syarat dari kandungan zat terlarut didalam air berupa
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : garam atau logam terlarut.
492/MENKES/PER/IV/2010 dimana Gusril (2016), melakukan pengujian
standar baku mutu air minum. terhadap kualitas air PDAM di Kota Duri
b) Warna Riau, diketahui bahwa bau air pada daerah
Berdasarkan Peraturan Menteri penelitian tidak berbau dan memenuhi
Kesehatan Nomor : syarat dari Peratuaran Menteri Kesehatan
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010.
Persyaratan Kualitas Air Minum, d) Total Dissolved Solid ( TDS, Total
menyatakan bahwa warna air yang layak zat padat terlarut )
untuk air bersih adalah 15 Ptco, sehingga Untuk TDS pada empat lokasi
nilai warna semua sampel air memenuhi penelitian sumber air berdasarkan hasil
syarat baku mutu yang dipersyaratkan, analisa laboratoriumnya berada dibawah
kecuali Mata Air Batam yang melebihi ambang batas baku mutu yang berkisar
Baku Mutu yaitu sebesar 19 Ptco. Pada antara 48,7 – 154 mg/L. Mata air umbul
mata air batam memiliki nilai diatas baku memiliki hasil analisa paling tinggi diantara
mutu disebabkan oleh bahan organik yang ketiga sumber mata air lainnya, hal ini
berasal dari keberadaan plankton atau kemungkinan disebabkan oleh kandungan
humus yang cukup tinggi dibandingan mineral tanah pada mata air umbul lebih
dengan sumber mata air lainnya. tinggi dibandingkan dengan ketiga mata air
Untuk mengatasi parameter warna lainnya yaitu sebesar 154,00 Mg/L. Hasil
yang melebihi batas baku mutu salah analisa laboratorium pada mata air susup
satunya dapat dilakukan dengan cara sebesar 90,00 Mg/L, mata air batam sebesar
penyaringan atau pengendapan pada bak 66,00 Mg/L, mata air sengak sebesar 48,70
penampung yaitu bak penampung pasir Mg/L.
lambat. Bak penampungan pasir lambat Indrawan, Gunawan, dan Sudibyakto
dapat mengurangi baku mutu warna yang (2012), melakukan penelitian pada kualitas
melebihi parameter sesuai dengan Peraturan air tanah di kecamatan laweyan kota
Menteri Kesehatan Nomor : surakarta jawa tengah yang menunjukkan

196 Volume 10 Nomor 1, April 2021


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

kadar TDS sebesar 213 – 368 mg/L dimana Sasongko, Widyastuti, Priyono
baku mutu maksimum yang sudah (2014) melakukan pengujian terhadap
ditetapkan adalah 500 mg/L sesuai dengan sampel air sungai Kaliyasa Kabupaten
syarat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Cilacap dan didapati nilai pH berkisar 7,65
: 492/MENKES/PER/IV/2010, sehingga – 7,72 yang berarti nomal karena masih
disimpulkan memenuhi persyaratan memenuhi syarat baku mutu, kualitas air
kualitas air minum. telah memenuhi syarat kualitas air dari
e) Kekeruhan Permenkes Nomor :
Kekeruhan air sebesar 5 NTU, dan 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu 6,5 –
berdasarkan hasil analisa laboratorium 8,5.
terhadap empat sampel air dari sumber air Berdasarkan Peraturan Daerah
baku PDAM Tirta Alami Kabupaten Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2005
Kepahiang nilai kekeruhan berkisar antara tentang Penetapan Baku Mutu Air dan
0,130 – 0,390 NTU sehingga air ini layak Kelas Air Sungai Lintas Kabupaten / Kota
untuk dimanfaatkan sebagai pemenuhan dalam Provinsi Bengkulu, parameter ini
kebutuhan air termasuk untuk konsumsi. memenuhi persyaratan untuk pemenuhan
Tingkat kekeruhan pada mata air susup air minum kategori kelas satu.
sebesar 0,39 NTU yang merupakan hasil
analisa kekeruhan tertinggi dibandingkan b. Nitrat ( sebagai NO3 )
dengan mata air lainnya. Dari hasil analisis laboratorium pada
Ameilia (2018), melakukan keempat sumber air yang diuji, besaran nilai
penelitian terhadap kualitas air tanah kandungan nitrat pada sampel berkisar
dangkal di desa pematang dimana dari hasil antara 0,4 – 0,5 mg/L dengan ambang batas
penelitian meneliti 6 dusun dengan hasil baku mutu sebesar 50 sehingga memenuhi
sebagai berikut : pada dusun I adalah 5 persyaratan kualitas air berdasarkan
NTU, dusun II adalah 0,84 NTU, dusun III Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
adalah 0,72 NTU, dusun IV adalah 0,7 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat
NTU, dusun V adalah 1,1 NTU sedangkan Persyaratan Kualitas Air Minum. Mata air
dusun VI adalah 0,91 NTU. Dari hasil umbul sebesar 0,50 mg/L sebagai kadar
penelitian ini didapatkan hasil bahwa nitrat tertinggi dibandingkan dengan
kualitas air telah memenuhi syarat kualitas sumber mata air lainnya. Sedangkan pada
air dari Permenkes Nomor : mata air batam, mata air sengak dan mata
492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu sebesar air susup memiliki kadar nitrat yang sama
5 NTU. yaitu sebesar 0,50 mg/L. Kadar nitrat
tertinggi pada mata air umbul kemungkinan
2. Parameter Kimia disebabkan oleh nitrat dalam air tanah yang
Baku mutu kualitas air sumber air baku terjadi secara alami akibat pencucian tanah.
PDAM Tirta Alami Kabupaten Kepahiang Berdasarkan penelitian yang
berdasarkan parameter kimia akan dilakukan Ali, Soemarno dan Purnomo
dijelaskan sebagai berikut : (2013), Status Mutu Air Sungai Metro di
a. Derajat Keasaman ( pH ) Kecamatan Sukun Kota Malang
Hasil analisa laboratorium rata rata menunjukkan nilai kandungan Nitrat yang
pada parameter pH nya yaitu pada mata air bervariasi yaitu 3,787 mg/L, 3,335 mg/L,
susup sebesar 7,20 mg/L, mata air batam dan 2,798 mg/L sesuai persyaratan baku
sebesar 7,03 mg/L, mata air sengak sebesar mutu air kelas III berdasarkan Perda
6,90 mg/L sedangkan mata air umbul Provinsi Jatim No. 2 Tahun 2008, nilai
sebesar 6,81 mg/L. parameter nitrat yaitu 20 mg/l. Maka, jika
dibandingkan kondisi kualitas air Sungai

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 197


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

Metro masih dalam batas baku mutu air Dari hasil analisis laboratorium,
yang sesuai peruntukannya. Sementara jika didapati bahwa kadar besi ( Fe ) pada empat
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan sampel air yang berasal dari empat sumber
Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 air baku PDAM Tirta Alami Kabupaten
tentang syarat Persyaratan Kualitas Air Kepahiang berada dibawah ambang batas
Minum, ambang batas baku mutu sebesar baku mutu, berkisar 0,02 – 0,1 mg/L. Mata
50 sehingga memenuhi persyaratan kualitas air umbul memiliki hasil yang paling tinggi
air. diantara ketiga mata air lainnya yaitu
Berdasarkan Peraturan Daerah sebesar 0,10 mg/L. Hal ini kemungkinan
Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2005 disebabkan oleh struktur tanah pada mata
tentang Penetapan Baku Mutu Air dan air umbul atau kandungan bakteri besi pada
Kelas Air Sungai Lintas Kabupaten / Kota mata air umbul lebih banyak dibandingkan
dalam Provinsi Bengkulu, parameter ini dengan ketiga mata air lainnya. Untuk mata
memenuhi persyaratan untuk pemenuhan air batam hasil analisa laboratorium
air minum kategori kelas satu. parameter besi sebesar 0,08 mg/L, mata air
c. Nitrit ( sebagai NO2 ) susup sebesar 0,035 mg/L sedangkan mata
Berdasarkan hasil pengujian air sengak sebesar 0,02 mg/L.
terhadap sampel air pada empat lokasi Indrawan, Gunawan, dan Sudibyakto
sumber air yang dimanfaatkan oleh PDAM (2012), melakukan pengujian terhadap
Tirta Alami Kabupaten Kepahiang, masih Kualitas Air Tanah untuk Kebutuhan
terdapat kandungan nitrit pada air baku Domestik dan Industri Kecil – Menengah di
dengan besaran yang sama yaitu sebesar ≤ Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Jawa
0,002 mg/L jauh dibawah ambang batas Tengah, melakukan penelitian terhadap
minimal yang telah ditetapkan melalui lima sampel dan dari kelima sampel yang
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : dilakukan pengujian memiliki kandungan <
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat 0,0193 mg/L, sedangkan batasan baku mutu
Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu 3 maksimum yang ditetapkan 0,3 mg/L
mg/L. menunjukkan bahwa air tanah di daerah
Sulistyorini, Edwin, dan Arung penelitian tidak terkontaminasi Fe.
(2016), melakukan pengujian pada sumber e. Mangan ( Mn )
mata air di kecamatan Karangan dan Berdasarkan Peraturan Menteri
Kaliorang Kabupaten Kutai Timur didapati Kesehatan Nomor :
kandungan nitrit sebesar < 0,01 mg/l, 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat
mengindikasikan bahwa sumber air tersebut Persyaratan Kualitas Air Minum, kadar Mn
masih aman dan belum terkontaminasi oleh maksimum yang diperbolehkan sebesar 0,4
limbah industri maupun limbah domestic mg/L dan berdasarkan hasil pengujian
serta penggunaan pupuk nitrogen dalam terhadap sampel dari keempat sumber air
kegiatan pertanian masyarakat disekitar yang diuji, besaran kandungan Mangan (
sumber air masih terkontrol dengan baik. Mn ) berkisar antara < 0,100 – 0,300 mg/L.
Berdasarkan Peraturan Daerah Aryastana, Eryani, Yujana (2018),
Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2005 melakukan pengujian pada sumber mata air
tentang Penetapan Baku Mutu Air dan di dusun Blokagung desa Karangdoro
Kelas Air Sungai Lintas Kabupaten / Kota didapati kandungan mangan sebesar 0,0241
dalam Provinsi Bengkulu, parameter ini mg/L berada dibawah ambang batas baku
memenuhi persyaratan untuk pemenuhan mutu berdasarkan Keputusan Menteri
air minum kategori kelas satu. Kesehatan RI Nomor
d. Besi ( Fe ) 492/MENKES/PER/IV/2010 sehingga air
tersebut aman untuk dikonsumsi.

198 Volume 10 Nomor 1, April 2021


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

Berdasarkan Peraturan Daerah a) Fecal Coliform ( E.Coli )


Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2005 Dari hasil analisis menunjukkan
tentang Penetapan Baku Mutu Air dan tidak adanya kandungan E.Coli pada empat
Kelas Air Sungai Lintas Kabupaten / Kota sampel air dari empat sumber air baku yang
dalam Provinsi Bengkulu, parameter ini diuji sehingga layak untuk dimanfaatkan
memenuhi persyaratan untuk pemenuhan sebagai pemenuhan kebutuhan air termasuk
air minum kategori kelas satu. untuk konsumsi.
f. Sulfat Sulistyorini, Edwin, dan Arung
Berdasarkan Peraturan Menteri (2016), menguji sampel air yang berasal
Kesehatan Nomor : dari Kaliorang dan sumber air panas di
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat Karangan tidak ditemukan adanya bakteri
Persyaratan Kualitas Air Minum, kadar coliform fekal, sehingga dapat disimpulkan
Sulfat maksimum yang diperbolehkan bahwa air tersebut dalam kondisi baik (tidak
sebesar 250 mg/L.Kandungan sulfat tercemar) serta tidak terkontaminasi dengan
tertinggi berada pada mata air umbul yaitu tinja manusia maupun hewan berdarah
sebesar 32,00 mg/L, kemungkinan hal ini panas seperti ternak.Berdasarkan baku
terjadi karena dalam pemupukan mutu, air yang berasal dari tiga lokasi
perkebunan teh yang terdapat disekitar mata tersebut tidak melebihi ambang batas yang
air umbul. Sedangkan kandungan sulfat dipersyaratkan sehingga dapat
pada mata air batam, mata air sengak dan dimanfaatkan untuk semua kelas
mata air susup memiliki kandungan sulfat peruntukkan air.
yang hampir sama yaitu antara 2,00 mg/L Berdasarkan Peraturan Daerah
sampai dengan 3,00 mg/L. Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2005
Sulistyorini, Edwin, dan Arung tentang Penetapan Baku Mutu Air dan
(2016), melakukan pengujian terhadap Kelas Air Sungai Lintas Kabupaten / Kota
sumber mata air di kecamatan Karangan dalam Provinsi Bengkulu, parameter ini
dan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur dan memenuhi persyaratan untuk pemenuhan
didapatkan kandungan sulfat dengan kadar air minum kategori kelas satu.
nilai sebesar 32.17 mg/L, 25.00 mg/L dan b) Total Coliform
26.95 mg/L masih relatif rendah dan sesuai Hasil analisis pada empat sampel dari
dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI empat sumber air menunjukkan hasil
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 berkisar antara 20 – 28 MPN/100 ml dengan
sehingga pengelolaan dan pemanfaatan air nilai ambang batas baku mutu sebesar 0
untuk berbagai rutinitas masih MPN/100 ml. Hal ini menunjukkan bahwa
memungkinkan untuk dilakukan. kandungan Total Coliform pada empat
Berdasarkan Peraturan Daerah sampel yang diambil dari empat umber air
Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2005 baku PDAM Tirta Alami Kabupaten
tentang Penetapan Baku Mutu Air dan kepahiang berada diatas ambang batas baku
Kelas Air Sungai Lintas Kabupaten / Kota mutu yang sudah ditetapkan pada
dalam Provinsi Bengkulu, parameter ini Keputusan Menteri Kesehatan Republik
memenuhi persyaratan untuk pemenuhan Indonesia Nomor 492/MENKES/
air minum kategori kelas satu. PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum. Adapun kandungan total
Parameter Mikrobiologi coliform tertinggi berada pada mata air
Baku mutu kualitas air sumber air batam sebesar 28 MPN/100 mL. Hal ini
baku PDAM Tirta Alami Kabupaten disebabkan oleh volume genangan air atau
Kepahiang berdasarkan parameter Biologi siring kecil disekitar bangunan
akan dijelaskan sebagai berikut: brouncaptering pada lokasi mata air batam

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 199


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

lebih banyak dibandingkan dengan mata air Bakteri Total Coliform pada mata air
lainnya. Pada mata air batam pembusukan sengak, mata air umbul, mata air susup dan
tanaman dan hewan juga memiliki jumlah mata air batam Lokasi Kabupaten
yang lebih banyak dibandingkan dengan Kepahiang melebihi batas baku mutu
ketiga sumber mata air lainnya. Kandungan disebabkan oleh adanya faktor kontaminasi
total coliform pada mata air umbul sebesar lingkungan seperti adanya genangan mata
23 MPN/100mL, pada mata air susup air dan siring siring kecil disekitar mata air
sebesar 21MPN/100mL sedangkan pada dari mata air kecil yang tidak dilindungi
mata air sengak sebesar 20 MPN/100 mL, oleh bangunan brouncaptering yang
dari ketiga mata air tersebut kandungan mempengaruhi kualitas air pada total
Total Coliform memiliki nilai rata rata coliform, dimana genangan air ini akan
hampir sama. merembes dan berpindah secara horizontal
Sulistyorini, Edwin, dan Agung dan vertikal kebawah bersama dengan air
(2016), menguji kualitas air dingin yang ada hujan yang meresap ke sumber mata air.
di Karangan Hilir Pada Sumber Mata Air di Jarak berpindah bakteri ini akan sangat
Kecamatan Karangan dan Kaliorang bervariasi tergantung pada berbagai factor
Kabupaten Kutai Timur secara biologi diantaranya porositas tanah (kemampuan
dalam kondisi tercemar dimana dari hasil tanah dalam menyerap air berkaitannya
pengujian di laboratorium ditemukan dengan tingkat kepadatan tanah).
adanya bakteri Coliformtotal yang masing- Berdasarkan Peraturan Daerah
masing sekitar 40 individu/ 100 ml air. Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2005
Berdasarkan baku mutu air, jumlah bakteri tentang Penetapan Baku Mutu Air dan
dalam air dingin tersebut melebihi ambang Kelas Air Sungai Lintas Kabupaten / Kota
batas yang dipersyaratkan. dalam Provinsi Bengkulu, parameter ini
Komala dan Agustina (2014), memenuhi persyaratan untuk pemenuhan
menyatakan Mikroorganisme patogen air minum kategori kelas satu.
dalam air dapat dihilangkan secara bertahap
melalui unit-unit pengolahan air minum dan
disempurnakan dengan proses desinfeksi. KESIMPULAN
Desinfeksi adalah suatu proses pengolahan Berdasarkan penelitian yang telah
air untuk membunuh bakteri patogen dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
menggunakan bahan desinfektan. Beberapa kualitas sumber air baku pada sumber mata
jenis desinfektan yang sering digunakan air batam, mata air sengak, mata air susup
dalam proses penghilangan dan mata air umbul secara keseluruhan
mikroorganisme, yaitu ozon, radiasi memenuhi syarat kualitas air kecuali Total
ultraviolet dan klorinasi. Namun, Coliform yang melebihi ambang batas baku
desinfektan yang umum digunakan di mutu serta parameter warna pada Mata Air
Indonesia adalah kalsium hipoklorit Batam.
[Ca(ClO)2] atau kaporit, karena harganya Saran
relatif murah, bersifat stabil dan dapat 1. Untuk PDAM Tirta Alami Kabupaten
disimpan lebih lama. Pada PDAM Tirta Kepahiang agar dapat melakukan
Alami Kabupaten Kepahiang dalam pengujian secara berkala terhadap air
pengolahan airnya sudah menggunakan baku yang dimanfaatkan dan
kaporit ( calcium hypochlorite ) setelah mengantisipasi potensi – potensi yang
tahapan filtrasi pada Instalasi Pengolahan dapat mempengaruhi kualitas air.
Air guna meminimalisir jumlah total 2. Dalam sistem pengolahan air PDAM
coliform dalam air. Tirta Alami Kabupaten Kepahiang agar
dapat mengantisipasi adanya

200 Volume 10 Nomor 1, April 2021


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

kandungan bakteri dalam air dengan Komala, P.S., dan Agustina, F., 2014.
menggunakan desinfektan baik berupa Kinerja kaporit dalam penyisihan
kaporit ( calcium hypochlorite ) dan E.Coli pada air pengolahan PDAM.
lainnya. Jurusan Teknik Lingkungan
3. Peneliti lain perlu dilakukan penelitian Fakultas Teknik. Universitas
lanjutan terhadap kualitas air yang Andalas, Padang.
didistribusikan ke pelanggan setelah Kusuma, S., 1988, Pengaruh
dilakukan proses pengolahan air oleh Perkembangan Kota Terhadap
PDAM guna mengetahui efektifitas Keseimbangan system air, Institut
instalasi pengolahan air yang ada dan Pertanian Bogor
dosis yang dibutuhkan untuk mengatasi Linsley, Ray K. Joseph B.F, dan Djoko,S.,
kandungan coliform yang ada. 1989. Teknik Sumber Daya Air,
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Marwati, N. M., Mardani, N. K., dan
Ali, A., 2013. Kajian kualitas air dan status Sundra, I. K. 2008. Kualitas Air
mutu air sungai Metro di Kecamatan Sumur Gali Ditinjau Dari Kondisi
Sukun kota Malang. Bumi Lestari Lingkungan Fisik Dan Perilaku
Journal of Environment, 13(2). Masyarakat Di Wilayah Puskesmas
Ameilia, D., 2018. Analisis kualitas air I Denpasar
tanah dangkal untuk keperluan air Selatan. ECOTROPHIC: Jurnal
minum.Jurnal Penelitian Geografi, Ilmu Lingkungan (Journal of
2018. Environmental Science), 5(1).
Aryastana, P., Eryani, I. G. A. P., dan Kementerian Dalam Negeri, 1999,
Yujana, C. A.2019. Analisis Tentang Pedoman Penilaian
Kualitas dan Kebutuhan Air Kinerja PDAM, Departemen
Masyarakat Dusun Blok Agung Dalam Negeri, Jakarta.
Desa Karangdoro Banyuwangi. Kementerian Kesehatan, 2010, Peraturan
Padukarsa: Jurnal Teknik Sipil Menteri Kesehatan No.
Universitas Warmadewa, 7(2), 230- 492/MENKES/PER/IV/2010
238. Tentang persyaratan kualitas air
Gusril, H. 2016. Studi Kualitas Air Minum minum, Kementerian Kesehatan,
Pdam Di Kota Duri Riau. Jurnal Jakarta.
geografi, 8(2), 190-196. Noerbambang, S. M., dan Morimura, T.
Indrawan, T., Gunawan, T., dan 1986. Perancangan dan
Sudibyakto, S. 2011. Kajian pemeliharaan sistem plambing. PT.
Pemanfaatan dan Kelayakan Pradnya Paramita, Jakarta.
Kualitas Air Tanah Untuk Peraturan Daerah, 2005, Penetapan baku
Kebutuhan Domestik dan Industri mutu air dan kelas air sungai lintas
Kecil – Menengah di Kecamatan Kabupaten/Kota dalam Provinsi
Laweyan Kota Surakarta Jawa Bengkulu, Pemerintah Provinsi
Tengah. Majalah Geografi Bengkulu. Bengkulu.
Indonesia, 26(1), 46-59. Sasongko, E. B., Widyastuti, E., dan
Khatun, M., Aminatun, T., dan Umniyatie, Priyono, R. E., 2014. Kajian kualitas
S. 2016. Kualitas air dari mata air air dan penggunaan sumur gali oleh
dampit dan petung kecamatan masyarakat di sekitar Sungai
windusari kabupaten magelang jawa Kaliyasa Kabupaten Cilacap. Jurnal
tengah. Biologi-S1, 5(4), 51-61. Ilmu Lingkungan, 12(2), 72-82.

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 201


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

Sulistyorini, I. S., Edwin, M., dan Arung, A. Talanipa, R., Putri, T. S., dan Asrah, A.,
S., 2017. Analisis Kualitas Air pada 2018. Analisis Kualitas Mata Air
Sumber Mata Air di Kecamatan Motonuno Kecamatan Lohia
Karangan dan Kaliorang Kabupaten Kabupaten Muna. STABILITA Jurnal
Kutai Timur. Jurnal Hutan Ilmiah Teknik Sipil, 6(2), 105-108.
Tropis, 4(1), 64-76.

202 Volume 10 Nomor 1, April 2021

Anda mungkin juga menyukai