Disusun oleh :
18/431533/SV/15504
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu
baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi
air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun
air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah
tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun
bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya,
terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Dan seiring dengan
pertambahan penduduk, air bersih semakin sulit untuk didapatkan. Untuk itu
diperlukan suatu sistem penyediaan air meliputi sumber-sumber penyediaan, sarana-
sarana penampungan, sarana-sarana pengolahan air baku, sarana penyaluran
penampungan, sarana distribusi, transmisi ait bersih, sarana pelayanan, dan transmisi
air baku.diperlukan pengolahan agar air dapat dikonsumsi oleh manusia.
Berdasarkan permasalahan tersebut, WHO telah melakukan studi yang
menunjukkan perkembangan penentuan standar dan pedoman dalam rangka
peningkatan kualitas air dan dampak kesehatannya. Salah satu upaya pemerintah
untuk menjamin hal tersebut adalah membuat peraturan PMK No. 32 Tahun 2017
tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk
keperluan hygiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum guna
mengelola kesehatan lingkungan pada media lingkungan berupa air.
a. Analisis kualitas baku mutu air ini digunakan untuk mengidentifikasi sifat fisik,
bahan kimia yang terkandung, dan mikribiologi yang ada pada air yang belum
diolah menjadi air bersih sesuai standar baku mutu.
b. Mampu memberikan solusi dan penanganan yang tepat bila air memiliki hasil
yang tidak sesuai dengan standar baku mutu air bersih y ang ditetapkan
1
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
pemerintah.
c. Mengetahui perbedaan air bersih yang sesuai mutu baku dengan air bersih yang
belum diolah agar menjadi air bersih sesuai mutu baku.
2
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Standar Baku Mutu Air Bersih
Pemerintah menetapkan PMK. No. 32 Tahun 2017 yang salah satunya berisi
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air meliputi parameter
fisik, biologi, dan kimia yang berupa parameter wajib dan parameter tambahan.
Parameter wajib merupakan parameter yang harus diperiksa secara berkala seusia
pengujian dan pengamatan ini dapat mengolah dan membedakan air yang dapat
dikategorikan sebagai air bersih yang dapat digunakan maupun yang belum dapat
digunakan untuk keperluan sehari hari. Berikut adalah Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan :
1. Parameter fisik
2. Parameter Biologi
3
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
3. Parameter Kimia
Penggunaan air untuk keperluan sehari hari harus terjamin kebersihan nya,
keadaan yang terlindung dari pemcemaran, hewan maupun bakteri pembawa penyakit,
4
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
seminggu. Air untuk kebutuhan sehari hari harus aman dari kemungkinan kontaminasi.
Jika air bersumber dari sarana perpiaan, tidak boleh ada koneksi silang dengan pipa air
limbah di bawah permukaan tanah. Jika sumber air tanah non perpipaan, sarananya
terlindung dari sumber kontaminasi baik limbah domestik maupun industri. Jika
melakukan pengolahan air secara kimia, maka jenis dan dosis bahan kimia harus tepat.
5
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan :
a. 50 mL sampel air bersih, larutan K2PtCl6, CaCl26H2O, Aquades
Alat :
a. Tabung Nessler 50 mL
b. pH meter
B. Pelaksanaan
Pembuatan Larutan
a. Induk
Larutkan 1.246 gr K2PtCl6 (ekivalen dengan 500 mg platinum) dan 1 gr
CoCl26H2O (ekivalen dengan 250 mg Co) dalam air suling dengan 100 mL
HCl pekat dan encerkan dengan air suling (aquades) sampai volume 1000
mL. larutan induk memiliki warna sama dengan 500 unit.
b. Standar
Buat larutan standar dengan satuan warna 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50,
55, 60, 65, dan 70 unit dengan mengencerkan 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5;
4,0; 4,5; 5,0; 5,5; 6,0; 6,5; dan 7,0 mL larutan induk dengan air suling hingga
50 mL dalam tabung Nessler. Larutan tidak boleh mengalami penguapan
atau terkena debu, oleh karena itu tutup tabung Nesster yang telah berisi
larutan standar tersebut dengan kertas almunium
c. Membandingkan Sampel air secara Visual
1. Masukan 50 mL sampel air kedalam tabung Nessler
2. Bandingkan ampel dengan larutan standar
3. Lihat secara vertikal ke bawah melalui tabung apabila warna larutan
melebihi 70 unit encerkan dengan air suling dalam perbandingan yang
diketahui sampai warna dapat dibandingkan dengan larutan standar.
Bahan :
a. 600 mL air sampel
Alat :
a. Gelas ukur
b. pH meter
A. Pelaksanaan
1. Masukan ± 1000 mL sampel air kedalam gelas ukur
2. Masukan pH meter dalam sampel, tunggu beberapa menit
3. Catat berapa suhunya
4. Bersihkan kepala ukur dengan air suling sebelum digunakan kembali
Bahan :
a. 1000 mL sampel air
b. 10 mL air tawas
Alat :
a. Gelas ukur 10 mL
b. Kerucut Imhoff dan Sandaran
c. Pengaduk
d. Stopwatch
e. Kertas saring
f. Corong filter
g. Labu erlemeyer
h. Oven
i. Timbangan
B. Pelaksanaan
1. Masukkan 1000 mL sampel air kedalam kerucut imhoff dalam posisi tegak lurus
yang dibantu dengan statif/ sandaran
2. Tambahkan 10 mL air tawas ke dalam kerucut imhoff
3. Aduk searah dengan jarum jam selama ±3 menit
7
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
4. Hidupkan stopwatch amati pengendapan yang terjadi yang terjadi setiap 5 menit
5. Hentikan pengamatan setiap 3 kali berturut-turut apabila tinggi pengendapan
sudah konstan
6. Keluarkan air dari dalam kerucut imhoff secara perlahan jangan sampai endapan
ikut terbuang
7. Tuangkan endapan ke dalam kertas saring yang sudah diletakan dalam corong
filter dan labu erlemeyer dan timbang
8. Sebelum endapan dituangkan ke dalam kertas saring timbang terlebih dahulu
3.1.3. Pengujian Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) dan Daya Hantar Listrik (DHL)
Bahan :
a. 600 mL sampel air
Alat :
a. Gelas ukur 1000 mL
b. Conductivity meter (DHL meter)
B. Pelaksanaan
1. Masukkan 600 mL sampel air kedalam gelas ukur
2. Masukan DHL meter kedalam gelas ukur, sebelumnya pastikan ujung DHL
meter bersih
3. Tunggu beberapa menit dan catat berapa nilainya
4. Bersihkan alat setelah digunakan
8
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
3.2.1. Pengujian pH
a. Langkah – langkah
Hasil yang didapatkan sebesar 7,25, berdasarkan standar baku mutu air
bersih memiliki pH 6,5 - 8,5. Maka air yang diuji dapat digunakan dan
memenuhi syarat.
a. Langkah - langkah
= 6,03288 o
Kandungan kapur yang terdapat dalam air memiliki standar kualitas baku
9
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
3.2.3. Pengujian Ca
a. Langkah – langkah
= 1 mg/l
a. Langkah – langkah
10
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
berwarna biru
6. Titrasi diulangi sebanyak 3 kali (triplo)
= 2,4624 mg/l
11
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
a. Langkah – langkah
HCO3 atau disebut alkalinitas disebabkana adanya unsur bikarbonat dan
karbonat yang terlarut. Sumber utama dari karbon dioksida yang
menghasilkan alkalinitas pada air permukaan atau air tanah adalah pecahan
gas CO2 dari atmosfer atau gas atmosfer yang terdapat dalam zona tidak
jenuh (unsaturated zone) diantara permukaan tanah dan muka air tanah.
Proses pelarutan (dissolution) karbon dioksida dalam air dapat dilihat pada
reaksi berikut :
CO2(gas) + H2O H2CO3
H2CO3 H+ + HCO3-
= 95,8005
12
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
= 29,034 mg/l
Hasil pengujian yang didapat air mengandung senyawa karbondioksida
sebesar 29,034 mg/l. Menurut Standar Baku Mutu air bersih kadar
karbondioksida yang baik yitu kurang dari 15 mg/l. Hasil pengujian di
laboratorium menunjukkan lebih dari standar baku mutu, sehingga tidak
layak air untuk digunakan dalam kehidupan sehari hari. Namun solusi untuk
menetralkan maupun menurunkan yaitu dengan melakukan penggantian air
secara rutin, mengurangi pertumbuhan ganggang yag lebat, dan peningkatan
peranan kincir angin. Sebab kandungan karbondioksida dapat menghambat
pengikat O2 yang dibutuhkan tubuh untuk menambah ion.
3.2.7. Pengujian Fe
a. Langkah - langkah
1. Ambil sampel air ± 10 ml
2. Masukkan ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 1-2 tetes KCNS
4. Bila berwarna merah muda, kemungkinan Fe 2+ ada
5. Diyakinkan dengan 1 ml air +HCL 4 N
6. Menambahkan 2 -3 tetes K3Fe(CN)6
7. Jika terjadi endapan yang berwarna biru berarti ait mengandung Fe2+
Hasil pengujian Fe tidak ada perubahan warna pada air yang sedang diuji.
Sehingga Fe = 0. Berdasarkan standar baku mutu toleransi adanya senyawa
13
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
Fe dalam air yaitu 1. Maka dari itu air yang sedang diuji dapat dikatakan
memenuhi syarat.
a. Langkah – langkah
1. Ambil sampel air ± 10 ml
2. Masukkan ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 5 tetes HCl 2 N
4. Menambahkan 5 tetes BaCl2 2 N 0,5 N
5. Jika terjadi endapan (kekeruhan) berarti air mengandung sulfat
14
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
15
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4 Kalsium 1 200
5 Magnesium mg/l 2,4264 150
6 Karbonat mg/l 95,8005 70 – 1250
7 Karbondioksida mg/l 29,034 15
Tambahan
7 Sulfat mg/l 0 400
10 Zat oragnik (KMNO4) mg/l 0 10
17
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA
3. Berdasarkan data yang telah di dihimpun dan di analisis yang tidak memenuhi
syarata adalah kandungan karbondioksida CO 2, sehingga cara yang
digunakan untuk menetralkan yaitu dengan dengan melakukan penggantian
air secara rutin, mengurangi pertumbuhan ganggang yag lebat, dan
peningkatan peranan kincir angin. Sebab kandungan karbondioksida dapat
menghambat pengikat O 2 yang dibutuhkan tubuh untuk menambah ion.
3.1. Saran
Pada pengujian analisis kualitas standar baku mutu air harus dilaksanakan dengan
teliti, agar nantinya mendapatkan hasil yang akurat dan juga dapat
dipertanggungjawabkan. Sebab pemeriksaan ini menyangkut air yang digunakan
makhluk hidup untuk mengolah menggunakan air bersih tersebut dalam pemenuhan
kebutuhan kehidupan sehari hari.
18