Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PEMERIKSAAN AIR BERSIH

MATA KULIAH PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN PENGOLAHAN


AIR MINUM

Disusun oleh :

Moch Azhar Firdaus

18/431533/SV/15504

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


PRODI D4 TEKNIK PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR SIPIL
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu
baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi
air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun
air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah
tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun
bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya,
terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Dan seiring dengan
pertambahan penduduk, air bersih semakin sulit untuk didapatkan. Untuk itu
diperlukan suatu sistem penyediaan air meliputi sumber-sumber penyediaan, sarana-
sarana penampungan, sarana-sarana pengolahan air baku, sarana penyaluran
penampungan, sarana distribusi, transmisi ait bersih, sarana pelayanan, dan transmisi
air baku.diperlukan pengolahan agar air dapat dikonsumsi oleh manusia.
Berdasarkan permasalahan tersebut, WHO telah melakukan studi yang
menunjukkan perkembangan penentuan standar dan pedoman dalam rangka
peningkatan kualitas air dan dampak kesehatannya. Salah satu upaya pemerintah
untuk menjamin hal tersebut adalah membuat peraturan PMK No. 32 Tahun 2017
tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk
keperluan hygiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum guna
mengelola kesehatan lingkungan pada media lingkungan berupa air.

1.2. Tujuan dan Manfaat

a. Analisis kualitas baku mutu air ini digunakan untuk mengidentifikasi sifat fisik,
bahan kimia yang terkandung, dan mikribiologi yang ada pada air yang belum
diolah menjadi air bersih sesuai standar baku mutu.
b. Mampu memberikan solusi dan penanganan yang tepat bila air memiliki hasil
yang tidak sesuai dengan standar baku mutu air bersih y ang ditetapkan
1
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

pemerintah.
c. Mengetahui perbedaan air bersih yang sesuai mutu baku dengan air bersih yang
belum diolah agar menjadi air bersih sesuai mutu baku.

2
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Standar Baku Mutu Air Bersih

Pemerintah menetapkan PMK. No. 32 Tahun 2017 yang salah satunya berisi

tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air meliputi parameter

fisik, biologi, dan kimia yang berupa parameter wajib dan parameter tambahan.

Parameter wajib merupakan parameter yang harus diperiksa secara berkala seusia

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan parameter tambahan

hanya diswajubkan untuk diperiksa jika kondisi geohidrologi mengindikasikan adanya

potensi pencemaran berkaitan dengan parameter tambahan. Kemudian dengan adanya

pengujian dan pengamatan ini dapat mengolah dan membedakan air yang dapat

dikategorikan sebagai air bersih yang dapat digunakan maupun yang belum dapat

digunakan untuk keperluan sehari hari. Berikut adalah Standar Baku Mutu Kesehatan

Lingkungan :

1. Parameter fisik

Standar Baku Mutu


No Parameter Wajib Unit
(Kadar Maksimum)
1 Kekeruhan NTU 25
2 Warna TCU 50
3 Zat padat terlarut mg/l 1000
4 Suhu ˚C suhu udara ±3
5 Rasa tidak berasa
6 Bau tidak berbau

2. Parameter Biologi

Standar Baku Mutu


No Parameter Wajib Unit (Kadar Maksimum)
1 Total Coliform CFU/100 ml 25
2 E.Coli CfFU/100ml 50

3
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

3. Parameter Kimia

Standar Baku Mutu


No Parameter Wajib Unit (Kadar Maksimum)
Wajib
1 pH mg/l 6,5 - 8,5
2 Besi (Fe) mg/l 1
3 Fluorida mg/l 1,5
4 Kesadahan mg/l 500
5 Mangan mg/l 0,5
6 Nitrat mg/l 10
7 Nitrit mg/l 1
8 Sianida mg/l 0,1
9 Deterjen mg/l 0,05
10 Pestisida total mg/l 0,1
Tambahan
1 Air raksa mg/l 0,001
2 Arsen mg/l 0,05
3 Kadmium mg/l 0,005
4 Kromium (valensi 6) mg/l 0,05
5 Selenium mg/l 0,01
6 Seng mg/l 15
7 Sulfat mg/l 400
8 Timbal mg/l 0,05
9 Benzene mg/l 0,01
10 Zat oragnik (KMNO4) mg/l 10

4. Parameter Air Limbah

Standar Baku Mutu


No Parameter Wajib Unit
(Kadar Maksimum)
1 TDS mg/l 500
2 TSS mg/l -
3 BOD mg/l 10
4 COD mg/l 30

2.2. Persyaratan Kesehatan

Penggunaan air untuk keperluan sehari hari harus terjamin kebersihan nya,

keadaan yang terlindung dari pemcemaran, hewan maupun bakteri pembawa penyakit,

4
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

dan perkembangbiakkan vektor. Jika menggunakan bak penampung air untuk

mendistribusikan air harus dibersihkan secara berkala minimum 1 kali dalam

seminggu. Air untuk kebutuhan sehari hari harus aman dari kemungkinan kontaminasi.

Jika air bersumber dari sarana perpiaan, tidak boleh ada koneksi silang dengan pipa air

limbah di bawah permukaan tanah. Jika sumber air tanah non perpipaan, sarananya

terlindung dari sumber kontaminasi baik limbah domestik maupun industri. Jika

melakukan pengolahan air secara kimia, maka jenis dan dosis bahan kimia harus tepat.

5
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pengujian Fisik

3.1.1. Pengujian Warna

A. Alat dan Bahan

Bahan :
a. 50 mL sampel air bersih, larutan K2PtCl6, CaCl26H2O, Aquades

Alat :
a. Tabung Nessler 50 mL
b. pH meter
B. Pelaksanaan

Pembuatan Larutan
a. Induk
Larutkan 1.246 gr K2PtCl6 (ekivalen dengan 500 mg platinum) dan 1 gr
CoCl26H2O (ekivalen dengan 250 mg Co) dalam air suling dengan 100 mL
HCl pekat dan encerkan dengan air suling (aquades) sampai volume 1000
mL. larutan induk memiliki warna sama dengan 500 unit.
b. Standar
Buat larutan standar dengan satuan warna 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50,
55, 60, 65, dan 70 unit dengan mengencerkan 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5;
4,0; 4,5; 5,0; 5,5; 6,0; 6,5; dan 7,0 mL larutan induk dengan air suling hingga
50 mL dalam tabung Nessler. Larutan tidak boleh mengalami penguapan
atau terkena debu, oleh karena itu tutup tabung Nesster yang telah berisi
larutan standar tersebut dengan kertas almunium
c. Membandingkan Sampel air secara Visual
1. Masukan 50 mL sampel air kedalam tabung Nessler
2. Bandingkan ampel dengan larutan standar
3. Lihat secara vertikal ke bawah melalui tabung apabila warna larutan
melebihi 70 unit encerkan dengan air suling dalam perbandingan yang
diketahui sampai warna dapat dibandingkan dengan larutan standar.

3.1.2. Pengujian Suhu

Alat dan Bahan


6
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

Bahan :
a. 600 mL air sampel

Alat :
a. Gelas ukur
b. pH meter
A. Pelaksanaan
1. Masukan ± 1000 mL sampel air kedalam gelas ukur
2. Masukan pH meter dalam sampel, tunggu beberapa menit
3. Catat berapa suhunya
4. Bersihkan kepala ukur dengan air suling sebelum digunakan kembali

Pengujian Kekeruhan (Bahan Tersuspensi dan Kandungan Lumpur)


A. Alat dan Bahan

Bahan :
a. 1000 mL sampel air
b. 10 mL air tawas

Alat :
a. Gelas ukur 10 mL
b. Kerucut Imhoff dan Sandaran
c. Pengaduk
d. Stopwatch
e. Kertas saring
f. Corong filter
g. Labu erlemeyer
h. Oven
i. Timbangan
B. Pelaksanaan
1. Masukkan 1000 mL sampel air kedalam kerucut imhoff dalam posisi tegak lurus
yang dibantu dengan statif/ sandaran
2. Tambahkan 10 mL air tawas ke dalam kerucut imhoff
3. Aduk searah dengan jarum jam selama ±3 menit

7
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

4. Hidupkan stopwatch amati pengendapan yang terjadi yang terjadi setiap 5 menit
5. Hentikan pengamatan setiap 3 kali berturut-turut apabila tinggi pengendapan
sudah konstan
6. Keluarkan air dari dalam kerucut imhoff secara perlahan jangan sampai endapan
ikut terbuang
7. Tuangkan endapan ke dalam kertas saring yang sudah diletakan dalam corong
filter dan labu erlemeyer dan timbang
8. Sebelum endapan dituangkan ke dalam kertas saring timbang terlebih dahulu

3.1.3. Pengujian Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) dan Daya Hantar Listrik (DHL)

A. Alat dan Bahan

Bahan :
a. 600 mL sampel air

Alat :
a. Gelas ukur 1000 mL
b. Conductivity meter (DHL meter)
B. Pelaksanaan
1. Masukkan 600 mL sampel air kedalam gelas ukur
2. Masukan DHL meter kedalam gelas ukur, sebelumnya pastikan ujung DHL
meter bersih
3. Tunggu beberapa menit dan catat berapa nilainya
4. Bersihkan alat setelah digunakan

3.1.4. Hasil Pemeriksaan Fisik

No Parameter Hasil Pemeriksaan


1 Warna Tidak berwarna
2 Suhu 29,4 oC
3 Kekeruhan Jernih
4 Rasa Tidak berasa
5 Bau Tidak berbau

8
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

3.2. Pengujian Kimia

3.2.1. Pengujian pH

a. Langkah – langkah

1. Ambil sampel air ± 500 ml


2. Masukkan ke dalam tabung reaksi
3. Tetesi air menggunakan indikator PP
4. Amati apakah airnya mengalami perubahan warna
5. Kemudian sesuaikan dengan parameter pH meter

b. Hasil dan Pembahasan

Hasil yang didapatkan sebesar 7,25, berdasarkan standar baku mutu air
bersih memiliki pH 6,5 - 8,5. Maka air yang diuji dapat digunakan dan
memenuhi syarat.

3.2.2. Pengujian Kesadahan

a. Langkah - langkah

1. Ambil sampel air ± 10 ml


2. Tambahkan 1 ml lautan buffer pH 10
3. Menambahkan 2 tetes indikator EBT
4. Secara perlahan-lahan hingga warnanya berubah seperti warna biru
langit secara permanen.
5. Lalu percobaan ini diulangi tiga kali.

b. Hasil dan Pembahasan


1000 t
Kes = x x 1,026 x 0,56 x 0,1 ……. oD
V 20

= 1000 x 21 x 1,026 x 0,56 x 0,1


10 20

= 6,03288 o
Kandungan kapur yang terdapat dalam air memiliki standar kualitas baku

9
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

yaitu 5- 10 o Jerman. Hasil dari analisis kesadahan, air memiliki kesadahan


senilai 6,03288 o > 5 o maka air akan terasa lunak. Jika dalam air

mengandung lebih dari 10 o maka akan merugikan bagi manusia.

3.2.3. Pengujian Ca

a. Langkah – langkah

1. Ambil sampel air ± 10 ml


2. Masukkan ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 5 ml larutan buffer pH 10 ke dalam tabung reaksi
4. Menambahkan serbuk EBT seujung sendok
5. Titrasi dengan larutan standar Na 2EDTA 0,01 M, hingga larutan
berwarna biru
6. Titrasi diulangi sebanyak 3 kali (triplo)

b. Hasil dan Pembahasan


Ca = 1000 x t x 1,026 x 0,4 ……. mg/l
V

= 1000 x 21 x 1,026 x 0,4


10

= 1 mg/l

Hasil pengujian kadungan Kalsium yang masih dalam batas kadar


maksimal untuk dikonsumsi dan diperbolehkan oleh Peraturan Menteri
Kesehatan yaiu 200 mg/l. Kandungan Kalsium (Ca) yang terkandung pada
air yang diuji sebesar 123,12 mg/l lebih kecil daripada 200 mg/l maka
dapat ditolerir. Kandungan kalsium diketahui dapat digunakan untuk
nutrisi tulang, proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan metabolisme
sel.
3.2.4. Pengujian Mg

a. Langkah – langkah

1. Ambil sampel air ± 10 ml


2. Masukkan ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 5 ml larutan buffer pH 10 ke dalam tabung reaksi
4. Menambahkan serbuk EBT seujung sendok
5. Titrasi dengan larutan standar Na 2EDTA 0,01 M, hingga larutan

10
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

berwarna biru
6. Titrasi diulangi sebanyak 3 kali (triplo)

b. Hasil dan Pembahasan


Mg = 1000 x ((t x D) – (t x Ca)) x 1,026 x 24
V 1000
= 1000 x ((21 x 6) – (21 x 123,12)) x 1,026 x 24
10 1000

= 2,4624 mg/l

Hasil pengujian kadungan Magnesium yang masih dalam batas kadar


maksimal untuk dikonsumsi dan diperbolehkan oleh Peraturan Menteri
Kesehatan yaiu 150 mg/l. Kandungan Magnesium (Mg) yang terkandung
pada air yang diuji sebesar 2,4624 mg/l lebih kecil daripada 150 mg/l maka
dapat ditolerir. Kandungan magnesium memegang peranan pernting pada
relaksasi otot dan berperan penting pada metabolisme kalsium serta
diperlukan untuk sintesis protein dalam tulang.

11
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

3.2.5. Pengujian HCO3

a. Langkah – langkah
HCO3 atau disebut alkalinitas disebabkana adanya unsur bikarbonat dan
karbonat yang terlarut. Sumber utama dari karbon dioksida yang
menghasilkan alkalinitas pada air permukaan atau air tanah adalah pecahan
gas CO2 dari atmosfer atau gas atmosfer yang terdapat dalam zona tidak
jenuh (unsaturated zone) diantara permukaan tanah dan muka air tanah.
Proses pelarutan (dissolution) karbon dioksida dalam air dapat dilihat pada
reaksi berikut :
CO2(gas) + H2O H2CO3
H2CO3 H+ + HCO3-

b. Hasil dan Analisis


1000
HCO3 = x t x 1,047 x 6,1 ……. mg/l
V

= 1000 x 3 x 1,047 x 6,1


10

= 95,8005

Hasil analisis sampel air menunjukkan konsentrasi karbonat senilai 95,8005


mg/l. Berdasar ketentuan standar baku mutu air bersih nilai normal
kandungan karbonat berkisar antara 70 mg/l – 1250 mg/l. Hasil analisis
berada diantara standar baku mutu yang ditetapkan o leh pemerintah
sehingga air yang dijadikan sampel bisa digunakan untuk pemenuhan
sehari-hari.

3.2.6. Pengujian CO2

a. Pengertian CO 2 bagi Kehidupan


Karbondioksida (CO 2) mempunyai peranan yang sangat besar bagi
kehidupan organisme air. Senyawa tersebut dapat membantu dalam proses
dekomposisi atau perombakan bahan organic oleh bakteri. Namun jika
dalam keadaan yang berlebihan dapat mengganggu bahkan menjadi racun
bagi makhluk hidup. Kandungan CO 2 digunakan untuk melarutkan kapur,
yaitu untuk mengubah senyawa menjadi kalsium bikarbonat Ca(HCO 3).
Agar supaya bikarbonat menjadi baik sejumlah CO 2 tertentu harus tetap

12
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

berada dalam larutan yang dapat memperbaiki dan mempertahankan


kalsium. Kadar karbondioksida (CO 2) yang baik bagi kualitas air bersih
yaitu kurang dari 15 mg/l.
b. Hasil dan Analisis
1000
CO2 = x t x 1,047 x 4,4 ……. mg/l
V

= 1000 x 1 x 1,047 x 4,4


10

= 29,034 mg/l
Hasil pengujian yang didapat air mengandung senyawa karbondioksida
sebesar 29,034 mg/l. Menurut Standar Baku Mutu air bersih kadar
karbondioksida yang baik yitu kurang dari 15 mg/l. Hasil pengujian di
laboratorium menunjukkan lebih dari standar baku mutu, sehingga tidak
layak air untuk digunakan dalam kehidupan sehari hari. Namun solusi untuk
menetralkan maupun menurunkan yaitu dengan melakukan penggantian air
secara rutin, mengurangi pertumbuhan ganggang yag lebat, dan peningkatan
peranan kincir angin. Sebab kandungan karbondioksida dapat menghambat
pengikat O2 yang dibutuhkan tubuh untuk menambah ion.

3.2.7. Pengujian Fe

a. Langkah - langkah
1. Ambil sampel air ± 10 ml
2. Masukkan ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 1-2 tetes KCNS
4. Bila berwarna merah muda, kemungkinan Fe 2+ ada
5. Diyakinkan dengan 1 ml air +HCL 4 N
6. Menambahkan 2 -3 tetes K3Fe(CN)6
7. Jika terjadi endapan yang berwarna biru berarti ait mengandung Fe2+

b. Hasil dan Pembahasan

Fe = 1000 x t x 0,1 ……. mg/l


V

Hasil pengujian Fe tidak ada perubahan warna pada air yang sedang diuji.
Sehingga Fe = 0. Berdasarkan standar baku mutu toleransi adanya senyawa

13
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

Fe dalam air yaitu 1. Maka dari itu air yang sedang diuji dapat dikatakan
memenuhi syarat.

3.2.8. Pengujian Sulfat

a. Langkah – langkah
1. Ambil sampel air ± 10 ml
2. Masukkan ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 5 tetes HCl 2 N
4. Menambahkan 5 tetes BaCl2 2 N 0,5 N
5. Jika terjadi endapan (kekeruhan) berarti air mengandung sulfat

b. Hasil dan Pembahasan


1000
SO4 = x t x 1 ……. mg/l
V

Hasil pengujian SO 4 tidak ada endapan maupun kekeruhan yang


ditunjukkan pada air yang sedang diuji. Sehingga Fe = 0. Berdasarkan
standar baku mutu toleransi adanya senyawa SO 4 dalam air yaitu 400. Maka
dari itu air yang sedang diuji dapat dikatakan memenuhi syarat.

3.2.9. Pengujian KMNO4


Analisa zat organik dengan metode titrasi permanganometri dalam
suasana asam, dimana zat organik di dalam air dioksidasi dengan kalium
permanganat dan direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam oksalat
dititrasi kembali dengan kalium permanganat.
Berdasarkan standar baku mutu air bersih zat organik memiliki batas
maksimum 10. Hasil pengujian KMNO 4 terhadap air yang telah di analisis
mendapatkan hasil 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air yang sedang diuji
tidak mengandung zat organik.
1000 t
KMNO4 = x x 0,316 ……. mg/l
V 20

14
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

3.3. Pengujian Parameter Air Limbah

3.3.1. Pengujian DHL (Daya Hantar Listrik)

Peraturan Pemenerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan


Kualitas Air, menetapkan bahwasannya untuk menguji dan menganalisis
seberapa besar suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik dapat
menggunakan alat konduktimeter, dengan elektroda konduktimeter
menggunakan larutan kalium klorida, KCl sebagai larutan baku pada suhu
25 oC. Hasil pengujian daya hantar listrik sebesar 100 micromos/cm, tidak lebih
dari 1000 micromos/cm sehingga air dapat dikatakan sedikit mengandung
bahan organik dan anorganik.
Pada pengujian TDS memeriksa kandungan organik maupun
anorganik yang terlarut dalam air bersih yang sedang diuji. Besar nilai TDS
selalu berbanding lurus dengan besar nilai DHL, karena semakin tinggi
konsentrasi zat padat tersebut larut maka kandungan mineral – mineralnya pun
akan semakin tinggi, sehingga mineral yang memiliki unsur kation dan anion
mampu menghantarkan arus listrik. Hasil pengujian menunjukkan nilai TDS
dari air bersih sebesar 171 mg/l. Standar baku mutu air menunjukkan bahwa
nilai maksimum TDS dari air bersih yaitu 500 mg/l, dapat disimpulkan bahwa
kualitas air bersih jauh dari zat organik dan anorganik.

15
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Laporan hasil pengujian analisis air sumur telah memenuhi standar baku mutu
air berdarkan PMK no 32 Tahun 2017. Air tersebut dapat digunkan sebagai
sanitasi, mandi, dan minum. Akan tetapi, penggunaan air minum perlu
disaring, dinetralkan, dan dimasak sebelum dikonsumsi.
2. Perbandingan hasil pengujian analisis dengan Standar Baku Mutu Air berikut:
a. Hasil pengujian fisik

Standar Baku Mutu Air


No Parameter Wajib Hasil
(Kadar Maksimum)
1 Kekeruhan Jernih 25 (Jernih)
2 Warna Tidak berwarna 50 (Tidak berwarna)
4 Suhu 29,4 ˚C suhu udara ±3
5 Rasa Tidak berasa tidak berasa
6 Bau Tidak berbau tidak berbau

b. Hasil pengujian kimiawi

Hasil Standar Baku Mutu Air


No Parameter Wajib Unit
Pengujia n (Kadar Maksimum)
Wajib
1 pH mg/l 7,25 6,5 - 8,5
2 Besi (Fe) mg/l 0 1
3 Kesadahan mg/l 6,03280 5 – 10 0
0

4 Kalsium 1 200
5 Magnesium mg/l 2,4264 150
6 Karbonat mg/l 95,8005 70 – 1250
7 Karbondioksida mg/l 29,034 15
Tambahan
7 Sulfat mg/l 0 400
10 Zat oragnik (KMNO4) mg/l 0 10

c. Hasil pengujian parameter limbah

Hasil Standar Baku Mutu


No Parameter Wajib Unit
Pengujia n (Kadar Maksimum)
1 TDS mg/l 171 500
16
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

2 TSS μmos/ cm 100 1000

17
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS
GADJAH MADA

3. Berdasarkan data yang telah di dihimpun dan di analisis yang tidak memenuhi
syarata adalah kandungan karbondioksida CO 2, sehingga cara yang
digunakan untuk menetralkan yaitu dengan dengan melakukan penggantian
air secara rutin, mengurangi pertumbuhan ganggang yag lebat, dan
peningkatan peranan kincir angin. Sebab kandungan karbondioksida dapat
menghambat pengikat O 2 yang dibutuhkan tubuh untuk menambah ion.

3.1. Saran
Pada pengujian analisis kualitas standar baku mutu air harus dilaksanakan dengan
teliti, agar nantinya mendapatkan hasil yang akurat dan juga dapat
dipertanggungjawabkan. Sebab pemeriksaan ini menyangkut air yang digunakan
makhluk hidup untuk mengolah menggunakan air bersih tersebut dalam pemenuhan
kebutuhan kehidupan sehari hari.

18

Anda mungkin juga menyukai