1

I. PERATURAN PERUNDANGAN TENTANG KAWASAN INDUSTRI

1.1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 142 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN
INDUSTRI

Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan Industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang
dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri. (Bab 1, Ps. 1, ayat 4)

1.2. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/M-IND/PER/7/2016

TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI
Pengertian:
Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang
dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan Kawasan Industri; (LAMPIRAN I, BAB II)
Sumber Air Baku:
Kawasan Industri sebaiknya mempertimbangkan keberadaan sungai sebagai sumber air baku dan tempat pembuangan akhir limbah
industri yang telah memenuhi baku mutu lingkungan.

Apabila sumber air permukaan tidak memungkinkan dari segi jarak dan topografi dapat menggunakan sumber air tanah sesuai
ketentuan yang berlaku, namun bagi tenan dilarang melakukan pengambilan air tanah (BAB III PERSIAPAN)

2
 I. PERATURAN PERUNDANGAN TENTANG KAWASAN INDUSTRI

1.3. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010

TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI
Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang
dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. (Pasal 1)

Instalasi Pengolahan Air Limbah Terpusat yang selanjutnya disebut IPAL terpusat adalah instalasi yang digunakan untuk mengolah air limbah
yang berasal dari seluruh industri dan aktivitas pendukungnya yang ada dalam kawasan industri.

Setiap kawasan industri yang telah mempunyai IPAL terpusat wajib menaati baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (Pasal 2)

3
Mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 3 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Kawasan Industri, 4
Tabel 6 Kriteria Teknis Perencanaan Pembangunan
Kawasan Industri

5
6
SITE PLANT KAWASAN INDUSTRI KERTAJATI

7
UTILITY PLANT

8
POND PLANT

9
RENCANA DRAINASE

10
 PERENCANAAN
PENGOLAHAN AIR BERSIH/WTP
KAWASAN INDUSTRI KERTAJATI

11
 KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK WTP
• Luas kawasan industri Kertajati 400 ha, berdasarkan PerMenPerin No. 40 tahun 2016, disebutkan
bahwa kebutuhan air bersih untuk kawasan industri adalah berkisar antara = 0,55 ~ 0,75 L/det/ha
atau
= 220 ~ 300 L/det/400 ha atau
= minimal 19.000 ~ 25.920 m3/hari/400 ha
• KAPASITAS WTP KERTAJATI, (total) ditetapkan = 900 m3 / Jam
= 250 liter/det
= 21.600 m3/hari, (Sesuai dengan Permenperin)
• Sumber air baku dari Sungai Cimanuk Kertajati-Majalengka
• MODUL YANG DIRENCANAKAN 50 LITER/DETIK 5 UNIT = 250 LITER/DETIK
• Konsep WTP adalah sistem modul dibangun sesuai dengan actual kebutuhan air bersih kawasan

WTP-1 WTP-2 WTP-3 WTP-4 WTP-5

WWTP- WWTP- WWTP- WWTP- WWTP-

1 2 3 4 5
Modul -1 Modul -2 Modul -3 Modul -4 Modul -5
12
 UJI PENDAHULUAN AIR SUNGAI (AIR BAKU) – PERLAKUAN PENGENDAPAN
(TANPA BAHAN KIMIA)

Filtrat hasil
Pengendapan 0 jam Pengendapan 3 jam Pengendapan 4 jam Air bersih
Pengendapan 4 jam

 
Lama Pengendapan Parameter Satuan Hasil Metode
(jam)
0 mg/L 30
1 mg/L 22
2 TSS mg/L 16 SNI 06-
6989.3:2019
3 mg/L 12
4 mg/L 6
13
 UJI PENDAHULUAN AIR SUNGAI (AIR BAKU) – PERLAKUAN PENGENDAPAN
(DENGAN BAHAN KIMIA)

PENGAMATAN SECARA VISUAL PERUBAHAN WARNA HASIL PERCOBAAN JARTEST

Air Sungai Jartest A Jartest B Air Bersih Air Sungai Filtrat Hasil Air Bersih
Jartest B

Jartest A : Dosis NaOH 93.8ppm, PAC 187.5 ppm Flokulan 3.75 ppm
Jartest B : Dosis NaOH 93.8 ppm, PAC 187.5 ppm, flokulan 2.50 ppm

14
15
 HASIL PENGUJIAN KUALITAS AIR SUNGAI DAN HASIL JARTEST
1. Kualitas Air Sungai Jartest A : Dosis NaOH 93.8ppm,
2. Kualitas Air Hasil Jartest.
PAC 187.5 ppm
Flokulan 3.75 ppm
Jartest B : Dosis NaOH 93.8 ppm,
PAC 187.5 ppm,
flokulan 2.50 ppm
No Parameter Baku Mutu Air Baku Jartest Satuan

1 Kekeruhan 25 24 <1 NTU

2 Warna 50 33 5 PtCo

3 pH 6,8-9 7,62 6,89

4 Fe 1 0,3 0,07 mg/l

5 Kesadahan 500 91 174 mg/l

6 MBAS 0,05 0,04 < 0,01 mg/l

7 Coliform 50 38 <0,01 CFU/100 ml

8 Organik 10 9 3 mg/l

9 TDS 1000 194 363 mg/l

16
 LAY OUT SUMBER AIR BERSIH

PLN

POND 1

POND 2

17
POND 1

POND 2

18
 ` ``
LAY OUT WWTP DAN WTP
Setler

````
```` UF

`````
recycle

POND 1

19
LAY OUT AREA WTP
20
 PEMILIHAN TEKNOLOGI WTP

Perbandingan teknologi ultra filtrasi dengan teknologi konvensional

Type Biofiltrasi – Ultra Filtration Teknologi konvensional

Kualitas produk Tetap Naik turun tergantung kualitas air baku

Bahan Kimia
Pengoperasian Tidak ada penambahan
Mudah Diperlukan Bahan
Relatif susah Kimia
fluktuatif

Sludge Tdk ada penambahan Ada produksi lumpur

Jenis Sludge Natural Sludge Sludge + Chemical Koagulant

Lebih kecil Lebih besar

Kebutuhan lahan
6.250-7.250 m2 9000-10.000
Rp. 800,00-1000,00
Perkiraan Biaya listrik dan Kimia/m3 **) Rp 1.000-1.500

Full Scale
Tahapan Konstruksi Per modul sesuai kebutuhan

Reduksi organik , N, P, surfactant 85-98 % Tidak mengilangkan

Reduksi logam2 val II 80-85 % Tidak menghilangkan

21
PILIHAN TEKNOLOGI
FLOW PROSES WTP BIOFILTRASI-ULTRAFILTRASI
22
LAY OUT WTP

23
 CONTOH WTP

CONTOH APLIKASI WTP ULTRAFILTRASI KAPASITAS 4000 M3 PER HARI 24

ULTRAFILTRASI

25
 Reaktor Biofiltrasi Dengan Media Plastik Sarang Tawon

26
Unit Ultrafiltrasi
 Contoh Hasil Analisa Kualitas Air Baku Dan Air Olahan (Biofiltrasi-Ultrafiltrasi) yang mendekati kualitas air baku sungai
No. PARAMETER SATUAN cimanuk
BAKU MUTU AIR BAKU OUTLET
BIOFILTRASI
OUTLET
ULTRAFILTRASI
KETERANGAN

A. FISIKA            
1 Bau - Tdk berbau Tdk berbau Tdk berbau Tdk berbau SNI 01-3554-2006 (2.2)

Parameter Baku Mutu Air Baku 2 Rasa - Normal Normal Normal Normal SNI 01-3554-2006 (2.2)
  Warna Pt-Co 5 6 6 4 SNI 01-3554-2006 (2.2)
  Kekeruhan NTU 1,5 42 13 1 SNI 01-3554-2006 (2.4)
Kekeruhan 25 24   Zat Padat Terlarut (TDS) mg/l 500 92 92 93 SNI 01-3554-2006 (2.5)
B. KIMIA            
Warna 50 33 1 pH (26 0C) - 6,5-8,5 7,5 7,7 7,8 SNI 01-3554-2006 (2.3)
2 Zat Organik (KmnO4) mg/l 1,0 0,3 0,2 < 0,2 SNI 01-3554-2006 (2.6)
pH 6,8-9 7,62 3 Nitrat (NO3-N) mg/l 10 1,7 0,6 0,5 SNI 01-3554-2006 (2.8)
4 Nitrit (NO2-N) mg/l 0,005 < 0,002 < 0,002 < 0,002 SNI 01-3554-2006 (2.8)
Keterangan :
5 Amonia (NH4) mg/l 0,15 0,02 0,01 0,01 SNI 01-3554-2006 (2.9)
Fe 1 0,3 6 Sulfat (SO4) mg/l 200 11,4 12,3 12.2 SNI 01-3554-2006 (2.10)
Baku Mutu Air Kemasan SNI 01-
3553-2006
7 Khlorida (Cl-) mg/l 250 5,2 5,2 4,9 SNI 01-3554-2006 (2.12)
Kesadahan 500 91 1) = Di Parik
8 Flourida (F) mg/l 1,0 0,12 0,13 0,15 SNI 01-3554-2006 (2.13)
2) = Di Pasaran
9 Sianida (CN) mg/l 0,05 < 0,005 < 0,005 < 0,005 SNI 01-3554-2006 (2.14)
3) = Logam berat merupakan
MBAS 0,05 0,04 10 Besi (Fe) mg/l 0,1 < 0,06 < 0,06 < 0,06 SNI 01-3554-2006 (2.15)
logam terlarut
11 Mangan (Mn) mg/l 0,05 < 0,02 < 0,02 < 0,02 SNI 01-3554-2006 (2.16)
< = lebih kecil
12 Cl2 bebas mg/l 0,1 < 0,01 < 0,01 < 0,01 SNI 01-3554-2006 (2.17)
Coliform 50 38 13 Kromium (Cr) mg/l 0,05 < 0,02 < 0,02 < 0,02 SNI 06-6989.17-2004
Air Baku = Air sungai
Tanggal Pengambilan Contoh :
14 Barium (Ba) mg/l 0,7 < 0,1 < 0,1 < 0,1 SNI 06-6989.39-2005
Organik 10 9 19 Pebruari 2009 ( enam bualan
15 Boron (B) mg/l 0,3 < 0,01 < 0,01 < 0,01 SNI 01-3554-2006 (2.20)
setelah operasi).
16 Selenium (Se) mg/l 0,01 < 0,002 < 0,002 < 0,002 Std Method (ed.21) 3500 Se
TDS 1000 194 17 Timbal (Pb) mg/l 0,005 < 0,01 < 0,01 < 0,01 SNI 06-6989.8-2004 3)
18 Tembaga (Cu) mg/l 0,5 < 0,02 < 0,02 < 0,02 18-5A/K-Cu
19 Kadmium(Cd) mg/l 0,003 < 0,003 < 0,003 < 0,003 SNI 06-6989.16-2004 3)
20 Air Raksa (Hg) mg/l 0,001 < 0,005 < 0,005 < 0,005 SNI 06-6989.2-2003
21 Arsen (As) mg/l 0,01 < 0,005 < 0,005 < 0,005 SNI 06-6989.33-2005
C. MIKROBIOLOGI            
1 Angka Lempeng Total Awal 1) Koloni/ml 100 110 50 20 SNI 01-2897-1992

Sampel air sungai Cimanuk 2 Angka Lempeng Total Akhir 2) Koloni/ml 100.000 - - - SNI 01-2897-1992

3 Kabteri Koli (Coliform) MPN/100ml <2 <2 <2 <2 SNI 06-3957-1996

4 Salmonella - Negatif/100ml Negatip Negatip Negatip SNI 01-3554-2006 (2.24)

27
DRAFT PERENCANAAN IPAL TERPADU
KAWASAN INDUSTRI KERTAJATI

28
 Standar Effluent
Standar
Effluent Kriteria Desain
Kriteria Desain BM INFLUENT - EFFLUENT IPAL TERPADU
limbah Tenant
KWI KERTAJATI
limbah Tenant Inlet IPAL Terpadu Outlet IPAL
No Parameter
(Rekomendasi Inti Terpadu KWI
(Draf KWI Kertajati (2)
Swis) Kertajati (2)
Kertajati)
I Physical • UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
1 Temperatur 40 30 40
2
3
Dissolved Solid
Suspended Solid
2.000
400
1.000
200
3.000
600 150
Pengelolaan Lingkungan Hidup
4
II
Warna
Chemical
200 200 200
• PP No 142 Tahun 2015 Tentang Kawasan Industri
1 pH 6-9 6-8 6-9 6–9
BOD5
2
3 COD, Cr
400
600
300
500
600
800
50
100 • PerMenPerin No 40 Tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis
5 Amoniak total (NH3) 20 30 20
6 Amoniak bebas (NH3 – N)
MBAS/Detergent
- - Pembangunan Kawasan Industri (penjelasan standar BM
7 10 5 15 10
8
9
Phenol
minyak nabati
0,5
5
0,5
5
1
10
1 mengacu pada PemenLH No 3 Tahun 2010)
10 Minyak mineral 1 10 15 15
11 Nitrate (NO3-N)
Nitrite (NO2-N)
30 20 40 • PerMenLH No 3 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air
12 2 1 2
13
14
Sulfide (H2S)
Arsenic (As)
0,1
0,1
0,05
0,1
1
0,2
1 Limbah Bagi Kawasan Industri
15 Barium (Ba) 2 2 2
16 Cadmium (Cd) 0,05 0,05 0,1 0,1
17 Chrom Total (Cr) 0,5 0,5 1 1
18 Chrom Hexavalen (Cr6+) 0,1 0,1 0,5 0,5
19 Cobalt (Co) 0,4 0,4 0,4
20 Copper (Cu) 2 2 4 2
21 Cyanide (CN) 0,05 0,05 0,05
22 Flouride (F) 2 2 2
23 Iron (Fe) 5 5 5
24 Lead (Pb) 0,1 0,1 1 1
25 Manganese (Mn) 2 2 2
26 Mercury (Hg) 0,002 0,002 0,002 Outlet IPAL terpadu, sesuai dengan Permenperin No 40
27
28
Nickel (Ni)
Zinc (Zn)
0,2
5
0,2
5
0,5
10
0,5
10
tahun 2016 dan Permen LH no 3 Tahun 2010.
29 Tin (Sn) 2 2 2
30 Selinium (Se) 0,05 0,05 0,05
31 Chlorine bebas (Cl2 ) - 1 -
32 Radio Isotop --
Kuantitas air limbah maksimum 0,8 L/det/ha lahan 29
33
kawasan terpakai
 PENGELOLAAN LIMBAH KAWASAN
• Cek Peraturan Perundangan yg ada.
• Cek Rekomendasi & Persetujuan AMDAL.
• Sesuaikan dengan RENCANA PEMRAKARSA.
Air bersih

u ent
d a r effl
n n O
Sta i tena Industri
i
l Oil
da r
Industri
Pre- Treatment
Unit Oil Trap

Industri Industri
Memenuhi Standar desain IPAL;
BM KWI - Influent …..lebih tinggi dr standart dari tenan
- Effluent …..lebih rendah dari BM limbah
Kawasan industr
Industri
Keterangan : Standar effluent IPAL,
= Air bersih Standar BM limbah kawasan
= Limbah dg karakteristik > kualitas standar IPAL Terpadu industri
= Limbah dg karakteristik > kualitas standar BML IPAL KAWASAN INDUSTRI
= Limbah dg karakteristik < BML
Ke Badan Air
= Flow meter & Lokasi sampling
= Bak control limbah & titi sampling

30
Keterangan :
1. Sum pit
2. Bak Equalisasi DIAGRAM ALIR PROSES IPAL KAWASAN INDUSTRI
3. Bak control pH
4. R. Koagulasi
5. R. Flokulasi
6. Bak sedimentasi 1
7. Pemekat lumpur
8. Pengering lumpur/Scew press
9. R. Lumpur aktif
10. Bak Sedimentasi 2
11. Gudang penyimpanan sludge
12. Klorinator
13. Outlet IPAL

12

31
 DESAIN PROSES IPAL
Proses Kimia - Fisika

Bahan Asam/basa Bahan Bahan kimia

3.000 m3/hari koagulan flokulan
Air Limbah Kawasan

Biology Treatment Sedimentasi Outlet

Kontrol pH Proses Proses Flokulasi Sedimentasi Proses Lumpur
Koagulasi Aktif
Industri

1.500 m3/hari Recycle lumpur

Proses Fisika

Pengelolaan lumpur
3.000 m3/hari
Screen Sum pit Ekualisasi

Proses Kimia - Fisika

Padatan lainnya Bahan Asam/basa Bahan Bahan kimia
koagulan flokulan
1.500 m3/hari

Biology Treatment Sedimentasi Outlet

Kontrol pH Proses Proses Flokulasi Sedimentasi Proses Lumpur
Koagulasi Aktif

Recycle lumpur

32
 LAY OUT IPAL Jembatan
Sedimentasi -
Pengatur pH Reaktor Lumpur Aktif
1 1 Recycle Bak
3 lumpur Sedimentasi
8 2A
6
KETERANGAN :
1. Sumpit
7 c
2. Bak Equalisasi
3. Bak control pH
4. Rumah IPAL lt 2
5. R. Koagulasi - flokulasi 9
6. Bak sedimentasi 1 Lantai 5
4 Jembatan
7. Bak pemekat lumpur 2 2
8. R. Lumpur Aktif. 30
9. Bak sedimentasi 2. 9
10.Klorinator. 5
11.Lokasi sampling

c
12.Ruang blower & filter
press (lt 1). 7
Pemekat
lumpur 1
0
6
Bak
3 Sedimentasi –
Recycle Reaktor Lumpur Aktif
Pengatur pH 8
Sedimentasi - lumpur 2B
1

1 1
1 4 1
0 7 0 1
0

9
0

1
2
Tampak Atas

Lantai
1

33
Alur proses IPAL

Pengatur pH Sedimentasi -
Reaktor Lumpur Aktif
1 Recycle Bak
lumpur Sedimentasi
2A

Pemekat
c
lumpur

30

Pemekat
lumpur
c
Bak
Recycle Reaktor Lumpur Aktif Sedimentasi – 2B
Pengatur pH lumpur
Sedimentasi -
1

Tampak Atas 90

34
KEBUTUHAN
LAHAN
350

17 17 17 17 17 30

110 60 60 60 60 60

Gardu listrik
Pengolah 9
an 0
lumpur
Parkir mobil
Genset
Pos
Gudang
Parkir motor Kantor dan Lab
limbah
B3

35
 Kantor & Laboratorium
12

K. M
R. Staf R. Staf
R. Kepala

8
R. Meeting

R. Tamu

Tangg
a
Lantai 1, Kantor Atap
tangga ke
lt 2

12

R. Kepala R. Arsip & R. Staf K. M

Dokumen

Meja
analisa

Almari bahan & Tangg

Meja cuci Almari alat lab a ke lt
alat asam 2

Lantai 2,
Laboratorium
36
 IPAL TERPADU
KERTAJATI

Tangga
ke lt 2
Tangga
ke lt 2

Tampak depan
Tampak Belakang

37
Sistem Manajemen Limbah Kawasan :
SKEMA Pemantauan kawasan
Tahap 3
Fasilitas yang ada :
- Disiapkan struktur organisasi pengelola, pemantau & perlengkapan sampling Tahap 2
- Dilengkapi dengan sarana laboratorium pemantauan
(peralatan Analisa blm termasuk dildalam proposal
- Dilengkapi dengan sarana pemantauan kualitas limbah secara online sesuai dengan
PermenLHK, No. P.93/MenLHK/Setjen/KUM.1/8/2018.

Tahap 1
Struktur organisasi

Pemantau kualitas Analis lab Operator

limbah & onlimo IPAL

Gedung & Lab Fasiitas system manajemen

2
1 ah ap
ap T
Tah

p3
Taha

Laboratorium
Manual books

38