Anda di halaman 1dari 4

Limbah cair produksi

Influent pit bar screen bak ekualisasi biofloat / DAF contact tank Aeration basin
Collecting pit biofloat 2 effluent tank kali cipinang

decanter RAS

Hasil analisa kualitas air limbah hasil pengolahan IPAL Proses Produksi dibandingkan dengan Baku
Mutu Lamp IV SK. Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995 untuk Limbah Cair Industri dan
Makanan dari Susu :

Parameter Baku Mutu Hasil Pengujian


BOD 30 mg/L 8,42
COD 90 mg/L < 40 mg/L
TSS 25 mg/L 9 mg/L
pH 6-9 8,2 mg/L
Zat Organik (KmnO4) 50 mg/L 18,9 mg/L
Minyak dan Lemak 10 mg/L < 1,13 mg/L
Amoniak 10 mg/L 0,24 mg/L

1. Bak influen untuk menampung air limbah dari proses produksi. Dilakukan pengambilan
sampel sehingga diketahui karakteristik limbah yg masuk wwtp
2. Screening memisahkan padatan / kotoran dalam air limbah sebelum dialirkan ke bak
ekualisasi
3. Bak ekualisasi agar homogen (suhu dan ph) dan ditambahkan NaOH untuk pengaturan Ph
air limbah
4. Biofloat I unit pre treatment pemisahan lemak dan minyak dari limbah dengan prinsip
koagulasi dan flokulasi. Lalu flok megapung di atas permukaan. Biofloat menggunakan micro
bubble yg diproduksi oleh aerator dari dasar tangki sehingga mengangkat flok dan lemak. Bio
Float menggunakan flokulant kationik Nalco 9916 yang merupakan Polymer Acrylamida.
Stadard Parameter pada biofloat 1 adalah COD masuk 40005000 ppm dan COD keluar
adalah 2000 ppm. Kapasitas Biofloat adalah 75m3/jam.
5. Contact tank berkapasitas 100 m3 memiliki fungsi sebagai pertemuan antara limbah
dari Biofloat 1 dengan Return Active Sludge (RAS) yang berasal dari Biofloat 2 untuk
awal penguraian limbah organik. Standar parameter untuk unit ini adalah pH 6,88
dan suspended solid maksimal sebesar 50.000ppm.
6. Aeration basin merupakan unit proses penguraian material organik dengan bantuan
bakteri aerob. AB membutuhkan masukan oksigen terus menerus untuk mempertahankan
Dissolve Oxygen (DO) agar proses penguraian dapat berlangsung. Terdapat dua metode
aerasi yang dilakukan dalam unit tersebut, yaitu aerasi dengan pemompa udara ke dasar
kolam dan aerasi dengan memutar air limbah menggunakan motor sehingga nampak
seperti parit yang mengalir berputar terus menerus. Waktu tinggal Unit proses ini adalah 36
jam dengan kapasitas 3500m3.
7. Collecting pit / BAK BALANCE
8. Biofloat 2
9. Buffer tank / EFFLUENT TANK
10. Decanter berfungsi untuk menurunkan secara drastis kadar air dalam sludge yang berasal
dari Biofloat 2 dan 1, sehingga volume dan berat sludge tersebut menjadi lebih kecil.
Kapasitas unit tersebut adalah sebesar 6 ton dengan standar parameter total solid sebesar
11%. Sludge yang diproduksi adalah 182 m3/hari atau sekitar 200 ton /hari. Sludge dari
limbah cair diolah oleh pihak ketiga yaitu PT. Agro Inovasi Rekatama (AIR). Sludge tersebut
kemudian akan diolah menjadi pupuk. Pengolahan sludge oleh PT. AIR diketahui sudah
memiliki legalitas, serta proses pengolahan sludge dari FFICiracas oleh PT tersebut mendapat
surat dukungan dari BPLHD Tangerang Selatan.
11. RAS

Limbah cair domestik

Grit chamber grease trap ekualisasi anaerob clarifier aeration tank chlorine tank
sedimeantation tank buffer tank clear tank (sand & carbon filter)

- Debit air limbah : 70 m3/hari


- Kapasitas IPAL : 75 m3/hari
- Kapasitas IPAL : 7,01 kg BOD/hari
- Beban limbah IPAL : 0,74 kg BOD/hari
- Efisiensi IPAL : 90,47 %
- Frekuensi pembuangan : Kontinu (24 jam)
- Target pemenuhan BMAL untuk konsentrasi BOD : 78,9 %
- Alat ukur debit : Ada
- Tempat pengambilan sampel : Ada
- Kelompok pengiriman sampel : 1 (Januari April Juli Oktober)
- Swapantau : Sudah (COD, TSS, pH)
- Badan air penerima : Sungai Cipinang

Hasil analisa kualitas air limbah hasil pengolahan IPAL Domestik dibandingkan dengan Baku Mutu
Lamp III Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 122 Tahun 2005 untuk Limbah Cair Domestik Komunal
yaitu :

Kualitas Air limbah domestik hasil pengolahan IPAL Domestik

Parameter Baku Mutu Hasil Pengujian


pH 6-9 6,5
KmnO4 85 mg/L 21 mg/L
TSS 50 mg/L 7 mg/L
Amoniak 10 mg/L 9 mg/L
Minyak dan Lemak 10 mg/L < 0,2 mg/L
Senyawa Aktif Biru Metilen 2 mg/L 0,04 mg/L
COD 80 mg/L 50 mg/L
BOD 50 mg/L 11 mg/L

Alir IPAL Domestik

1. Grit Chmaber untuk mengendapkan pasir dan partikel padatan. Bak ini juga dilengkapi bar
screen dengan bukaan 2 cm dan fine screen dengan bukaan 1 cm
2. Grease trap memisahkan minyak dan lemak dari kegiatan dapur
3. Bak ekualisasi memiliki kapasitas 14,5 m3 untuk menampung air limbah agar dapat
tercampur secara merata / homogen baik dari temperatur maupun ph
4. Anaerob kapasitas 26,5 m3 untuk mengolah zat organik tanpa bantuan oksigen
5. Aerob kapasitas 17,5 m3 yang dilengkapi dengan 2 blower dan penggunaan disc dan fine
diffuser
6. Klorinasi 1,5 kg kaporit bubuk dengan kadar 60% dan dilarutkan ke dalam 200 liter air lalu
dipompa dengan dosing pump (sedimentasi)
0,5 kg kaporit bubuk dengan kadar 60% dan dilarutkan ke dalam 200 liter air lalu dipompa
dengan dosing pump (clean water)
7. Bak sedimentasi kapasitas 16 m3 sbg unit pengendapan padatan dan partikel yang masih
terbawa dalam air limbah. Lumpur diresirkulasi ke anaerob dan aerob tank
8. Effluent tank kapasitas 7,5 m3 dan dibubuhi kaporit
9. Sand filter
10. Carbon filter
11. Clear water tank
LIMBAH B3
- Sumber : oli bekas, solar bekas, kain majun, filter bekas, lampu TL, aki bekas dan bekas
kemasan terkontaminasi (botol, jerigen, drum, kaleng) dari kegiatan produksi dan kantor,
limbah infeksius dari poliklinik, dan limbah kimia dari laboratorium

Checklist penyimpanan b3 (Maksimal masa penyimpanan sementara adalah 3 (tiga) bulan yang
kemudian diangkut dan diolah oleh pihak ke-3)

- Memiliki MSDS
- Msds tersedia di lokasi dan mudah diakses
- Bahan b3 yang disimpan dilabeli dan diberi simbol
- Kemasan / tempat penyimpanan tidak bocor
- Tersedai APD standar bagi karyawan terkait
- Tersedia alat proteksi keadaan darurat

Anda mungkin juga menyukai