Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No.

3, 2023: 682 - 690

ANALISIS KUALITAS AIR BAKU DAN KEBUTUHAN AIR


BERSIH SEBAGAI DASAR PERENCANAAN SISTEM
PENGOLAHAN AIR BERSIH DI DESA SUNGAI RENGAS

Aminuddin1, Rizki Purnaini1 dan Kiki Prio Utomo1


1Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
E-mail: amin0206oo@student.untan.ac.id

Abstract

Sungai Rengas Village is a developing area, the majority of the population uses river water and well water
as the main source for their daily activities. Until now, the people of Sungai Rengas Village still have not
had access to clean water services. The purpose of this plan is to know the quality of raw water, to calculate
the need for clean water that can be used in planning for a Clean Water Treatment Plant (IPA) in Sungai
Rengas Village. The method used in this planning is the collection of secondary data sourced from BPS
Kabupaten Kubu Raya and the business plant PERUMDA Tirta Raya, primary data collection based on
(SNI) 6989.57.2008 and (SNI) 8066: 2015 and the Jar Test method. The results of the Kapuas River water
quality test, which will be used as raw water, show that the parameters Total Dissolved Solids (TDS), Total
Suspended Solids (TSS), Degree of Acidity (pH), and Total Coliform meet the standard water quality
standards. While the parameters of Color, Turbidity, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Dissolved
Oxygen (DO) and Iron (Fe) do not meet the quality standards for raw water requirements. Based on the
results of the calculation of the demand for clean water in 2035, the maximum daily discharge is 77.68 L/s
and the peak hour discharge is 101.32 L/s.

Keywords: Clean Water; Sungai Rengas Village; Clean Water Treatment

Abstrak

Desa Sungai Rengas merupakan desa yang mempunyai potensi untuk berkembang karena wilayahnya yang
berdekatan dengan Kota Pontianak. Mayoritas penduduk menggunakan air sungai serta sumur sebagai
sumber utama untuk aktivitas sehari-hari, karena hingga saat ini masyarakat Desa Sungai Rengas masih
belum menperoleh akses pelayanan air bersih. Tujuan perencanaan yaitu mengetahui kualitas air baku,
menghitung kebutuhan air bersih yang dapat digunakan pada perencanaan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Bersih Desa Sungai Rengas. Metode yang digunakan pada perencanaan ini adalah pengumpulan data
sekunder yang bersumber dari BPS Kabupaten Kubu Raya dan Bisnis plant PERUMDA Tirta Raya,
pengumpulan data primer berdasarkan (SNI) 6989.57.2008 dan (SNI) 8066 : 2015 serta metode Jar Test.
Hasil uji kualitas air Sungai Kapuas yang akan digunakan sebagai air baku, menunjukan bahwa parameter
Padatan Terlarut Total (TDS), Padatan Tersuspensi Total (TSS), Derajat Keasaman (pH), dan Total
Coliform telah memenuhi standar baku mutu air baku. Sedangkan parameter Warna, Kekeruhan,
Kebutuhan Oksigen Biokimiawi (BOD), Oksigen Terlarut (DO) dan Besi (Fe) belum memenuhi standar
baku mutu persyaratan air air baku. Berdasarkan hasil perhitungan debit kebutuhan air bersih pada tahun
2035 pada saat harian maksimum sebesar 77,68 L/det dan debit jam puncak sebesar 101,32 L/det.

Kata Kunci: Air Bersih; Desa Sungai Rengas; Pengolahan Air Bersih

682
Submitted : 10-08-2023 Revised : 18-09-2023 Accepted : 23-09-2023
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 3, 2023: 682 - 690

PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan utama bagi mahluk hidup mengakibatkan tersedianya
air bersih sangat dibutuhkan untuk kebutuhan hidup manusia. Ketersediaan air bersih
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta untuk memenuhi kebutuhan air
untuk fasilitas umum, sosial dan ekonomi sesuai dengan banyaknya fasilitas umum dan
pertambahan jumlah penduduk. Air bersih yang akan digunakan untuk kehidupan sehari-
hari wajib memenuhi standar baku mutu air bersih Indonesia yang diatur oleh
PERMENKES No. 2 Tahun 2023. Seiring bertambahnya penduduk dan bertambah
luasnya pemukiman perumahan, maka tingkat pelayanan air bersih menjadi prioritas bagi
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya. Saat ini, daerah yang diprioritaskan untuk
pengembangan sistem penyediaan air bersih adalah daerah yang belum dilayani
PERUMDA Air Minum Kabupaten Kubu Raya, namun daerah tersebut memiliki sumber
daya air yang memadai untuk digunakan sebagai air baku. Salah satu daerah tersebut
adalah Desa Sungai Rengas.
Desa Sungai Rengas merupakan desa yang mempunyai potensi maju dan
berkembang. Secara geografi Desa Sungai Rengas berbatasan langsung dengan Kota
Pontianak. Desa Sungai Rengas juga merupakan daerah yang berkembang. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan jumlah penduduk Desa Sungai Rengas tertinggi kedua di Kecamatan
Sungai Kakap setelah Desa Pal Sembilan, yaitu dengan jumlah penduduk 22.883 jiwa.
Selain itu Desa Sungai Rengas merupakan daerah yang memiliki kepadatan penduduk
tertinggi di Kecamatan Sungai Kakap, yaitu dengan kepadatan penduduk 544,83
jiwa/km2. Namum hingga saat ini masyarakat di Desa Sungai Rengas belum memperoleh
akses akan air bersih. Masyarakat di Desa Sungai Rengas hingga saat sekarang, masih
menggunakan air sungai, air sumur, dan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
sehari-hari. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas air baku dan
menghitung kebutuhan air bersih.

METODE PENELITIAN
1. Lokasi Perencanan
Desa Sungai Rengas terletak di Kecamatan Sungai Kakap. Desa Sungai Rengas
memiliki luas 42,00 Km2 atau sekitar 9,27% dari luas wilayah Kecamatan Sungai Kakap.
Desa Sungai Rengas bertbatasan langsung dengan Sungai Kapuas dan Kota Pontianak.
Perencanaan akan dimulai pada bulan April – Juli 2022.

2. Pengumpulan Data
Data primer diambil dalam bentuk observasi dan survey secara langsung ke daerah
perencanaan, dimana daerah yang akan observasi adalah Desa Sungai Rengas, Sumber
Air Baku dan lokasi untuk perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih di Desa Sungai
Rengas. Data-data primer yang akan diambil yaitu pengambilan data kondisi eksisting,
pengambilan sampel air baku. Data sekunder juga diperlukan untuk mendukung dan
membantu dalam memenuhi data primer. Data sekunder dikumpulkan dengan observasi
melalui website resmi sebuah instansi dan mangajukan permohonan data kepada
PERUMDA Tirta Raya Kabupaten Kubu Raya. Data-data sekunder yang telah diperoleh
yaitu data penduduk dan fasilitas umum di BPS Kota Pontianak.

3. Analisis Data
Analisis kualitas air yaitu dengan mengambil sampel air baku dan kualitas air baku di
uji di Laboratorium Baristand Pontianak serta hasil kualitas air dibandingkan dengan baku
683
Submitted : 10-08-2023 Revised : 18-09-2023 Accepted : 23-09-2023
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 3, 2023: 682 - 690

mutu PP No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Pengelolaan


Lingkungan Hidup. Analisis kebutuhan air dengan memproyeksi jumlah penduduk
selama 15 tahun kedepan dan menghitung kebutuhan air domestik dan non domestik serta
fluktuasi, kebocoran, dan hydran.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Desa Sungai Rengas merupakan daerah yang dikaji untuk sebuah perencanaan
instalasi pengolahaan air bersih dalam upaya memenuhi ketersediaan air bersih untuk
masyarakat Desa Sungai Rengas. Desa Sungai Rengas merupakan daerah maju dan
berkembang, tetapi hingga sekarang tidak terdapat pengolahan air bersih. Hal ini menjadi
sebuah alasan kuat mengapa Desa Sungai Rengas dipilih sebagai daerah kajian
perencanaan pengolahan air bersih.

1. Kualitas Air Baku


Pengujian kualitas air baku mengacu kepada standar baku mutu. Baku mutu yang
digunakan tersebut tertera di dalam tertera dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berikut hasil uji kualitas air baku yang disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Kualitas Air Baku
Hasil Uji
Baku
No Parameter Satuan Titik Titik Titik Rata-rata
Mutu
A B C
1 Temperatur °C 30,1 29,7 29,4 29,73
Padatan Terlarut
2 mg/L 1000 7,8 18,2 20,4 15,47
Total (TDS)
Padaran
3 Tersuspensi Total mg/L 40 32,7 25,3 31,5 29,83
(TSS)
Pt-Co
4 Warna 15 222 215 322 253,00
Unit
5 Kekeruhan NTU 25 52 48,7 45,8 48,83
Derajat Keasaman
6 6-9 8,5 7,3 6,9 7,57
(pH)
Kebutuhan
Oksigen
7 mg/L 2 2,37 2,76 1,34 2,16
Biokimiawi
(BOD)
Oksigen Terlarut
8 mg/L 6 7,35 7,28 7,42 7,35
(DO)
9 Besi (Fe) Terlarut mg/L 0,3 1,4 1,67 1,83 1,63
MPN/1
10 Total Coliform 1000 23 21 46 30,00
000 mL
Sumber: Pengujian Insitu dan Uji Laboratorium Baristand Pontianak, 2022

684
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 3, 2023: 682 - 690

Kualitas air Sungai Kapuas di kawasan Sungai Rengas diperoleh dengan cara
pengujian Insitu dan Uji Laboratorium yang dilakukan di Balai Standarisasi dan
Pelayanan Jasa Industri (BARISTAND) Pontianak. Parameter yang diukur dengan
pengujian Insitu antara lain adalah Suhu, pH, Padatan Terlarut Total (TDS), Kekeruhan
dan Oksigen Terlarut (DO) sedangkan parameter yang diuji dalam Laboratorium adalah
Warna, Padatan Tersuspensi Total (TSS), Kebutuhan Oksigen Biokimiawi (BOD) dan
Total Coliform.

Pengujian kualitas air baku mengacu kepada standar baku mutu. Baku mutu yang
digunakan adalah baku mutu kelas satu yang peruntukanya dapat digunakan untuk air
baku air minum. Baku mutu yang digunakan tersebut tertera di dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Hasil uji kualitas air Sungai Kapuas
yang akan digunakan sebagai air baku, menunjukan bahwa parameter Padatan Terlarut
Total (TDS), Padatan Tersuspensi Total (TSS), Derajat Keasaman (pH), dan Total
Coliform memilik nilai yang telah memenuhi standar baku mutu. Sedangkan parameter
Warna, Kekeruhan, Kebutuhan Oksigen Biokimiawi (BOD), Oksigen Terlarut (DO) dan
Besi (Fe) memiliki nilai yang masih memenuhi standar baku mutu persyaratan air minum,
sehingga diperlukan pengolahan yang dapat menurunkan parameter-parameter tersebut.

2. Kebutuhan Air
Kebutuhan air bersih untuk Desa Sungai Rengas diperoleh dari perhitungan kebutuhan
domestik (Proyeksi Penduduk) dan kebutuhan non-domestik/fasilitas umum. Untuk
mengetahui kebutuhan air bersih, diperlukannya proyeksi penduduk Desa Sungi Rengas.
Proyeksi penduduk Desa Sungai Rengas disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Proyeksi penduduk desa sungai Rengas


No Tahun Xi Jumlah Penduduk
1 2020 5 24351
2 2021 6 25051
3 2022 7 25751
4 2023 8 26452
5 2024 9 27152
6 2025 10 27852
7 2026 11 28553
8 2027 12 29253
9 2028 13 29953
10 2029 14 30654
11 2030 15 31354
12 2031 16 32054
13 2032 17 32754
14 2033 18 33455
15 2034 19 34155
16 2035 20 34855
Sumber: Hasil Analisis, 2023

685
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 3, 2023: 682 - 690

Kebutuhan air domestik merupakan kebutuhan yang digunakan untuk keperluan


rumah tangga. Kebutuhan air domestik dapat ditentukan berdasarkan jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk. Desa Sungai Rengas memiliki jumlah penduduk pada tahun
2021-2035 sebanyak 25.051-34.855 jiwa. Kebutuhan air domestik berdasarkan SNI tahun
1997 yang bersumber dari Ditjen Cipta Karya tahun 1997, untuk kategori kota kecil
memiliki konsumsi unit sambungan rumah (liter/orang/hari) sebesar 130 liter.
Perhitungan kebutuhan air domestik kali ini menggunakan nilai acuan 130 liter/orang/hari
dengan asumsi bahwa satu sambungan rumah dikonsumsi untuk 5 orang. Sehingga
diperoleh jumlah sambungan sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2021


Jumlah SR Tahun 2021 = 5 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑅
25.051
= 5
= 5.011 𝑢𝑛𝑖𝑡
Persentase pelayanan yang ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya Tahun 2000 yaitu 80%,
sehingga jumlah penduduk yang terlayani yaitu:
Jumlah penduduk yang terlayani 2035 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛
= 34.855 𝑥 80%
= 27.884 𝐽𝑖𝑤𝑎

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung untuk jumlah pemakaian air minum
di Desa Sungai Rengas yaitu:
Jumlah pemakaian air 2035 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 27.884 𝑥 130 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 /ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 3.634.951,2 ℎ𝑎𝑟𝑖 ≈ 41,96 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Total kebutuhan air domestik disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Kebutuhan Air Domestik


Jumlah
Jumlah Pemakaian Jumlah Kebutuhan
Tahun Penduduk
(l/hari) Air (l/s)
(Jiwa)
2021 25051 2605314,4 30,15
2022 25751 2678145,6 31,00
2023 26452 2750976,8 31,84
2024 27152 2823808 32,68
2025 27852 2896639,2 33,53
2026 28553 2969470,4 34,37
2027 29253 3042301,6 35,21
2028 29953 3115132,8 36,05
2029 30654 3187964 36,90
2030 31354 3260795,2 37,74
2031 32054 3333626,4 38,58
2032 32754 3406457,6 39,43
2033 33455 3479288,8 40,27
2034 34155 3552120 41,11
2035 34855 3624951,2 41,96
Sumber: Hasil Analisis, 2023
686
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 3, 2023: 682 - 690

Berdasarkan tabel diatas, jumlah kebutuhan air domestik dari tahun 2021 hingga
tahun 2035 sebesar 41,96 liter/detik dengan tingkat pelayanan 80% sesuai dengan acuan
dari Ditjen Cipta Karya PU tahun 2000. Berdasarkan standar MDGs untuk tingkat
pelayanan air minum pada tahun 2015 persentase pelayanan sebesar 80% dari jumlah
total masyarakat, sedangkan menurut SDGs pada tahun 2030 seluruh masyarakat harus
mendapatkan air minum dan sanitasi yang layak atau dapat dipersentasekan 100% dari
total jumlah penduduk yang ada. Pada perencanaan ini digunakan persentase sebesar 80%
karena diasumsikan bahwa 20% masyarakat dapat memenuhi kebutuhan air minumnya
sendiri (non-perpipaan), karena hingga saat ini masyarakat Desa Sungai Rengas masih
memiliki kebiasaan menampung air hujan.
Kebutuhan air non-domestik merupakan kebutuhan air yang digunakan untuk
fasilitas umum. Fasilitas umum yang ada di Desa Sungai Rengas terdiri dari fasilitas
pendidikan, kesehatan dan peribadaan. Standar kebutuhan air non-domestik pada fasilitas
umum mempunyai persentase 10-15% dari kebutuhan air domestik. Persentase yang
digunakan untuk perhitungan Desa Sungai Rengas adalah 15%. Penggunaan persentase
tertinggi ini, agar kebutuhan air yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan seluruh
fasilitas umum yang ada dan tidak terjadi peristiwa kekurangan air. Jumlah kebutuhan air
non-domestik sebagai berikut:
𝐾𝑒𝑏. 𝑛𝑜𝑛 − 𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2021 = 𝐾𝑒𝑏. 𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 2021 𝑥 % 𝐾𝑒𝑏. 𝑎𝑖𝑟 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 30,15 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 15%
= 4,52 liter/detik
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏. 𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2021 = 𝐾𝑒𝑏. 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 + 𝐾𝑒𝑏. 𝑎𝑖𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘
= 30,15 + 4,52 = 34,67 liter/detik

Hasil dari total kebutuhan air yang didapatkan, digunakan untuk mengetahui jumlah
kehilangan air. Kehilangan air kemungkinan terjadi karena kebocoran pada sistem
distribusi, kehilangan air non-fisik, kebocoran pipa konsumen,dll. Berdasarkan Ditjen
Cipta Karya tahun 2000, persentase kehilangan air untuk kategori kota kecil sebesar 20-
30%. Tujuan menghitung kehilangan air untuk mengetahui jumlahnya agar dapat
mempersiapkan produksi air lebih, sehingga daerah pelayanan mendapatkan jumlah air
sesuai dengan kebutuhan. Perhitungan menggunakan persentase terkecil yaitu 20%
karena diharapkan saat pendistribusian, air berkurang se-minimal mungkin, sehingga:

𝐾𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2021 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏. 𝑎𝑖𝑟 𝑥 % 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟


= 34,67 𝑥 20% = 6,93 liter/detik

Kemudian kebutuhan hidran umum berdasarkan Ditjen Cipta Karya tahun 2000 dengan
sistem baru adalah sebesar 20% dari total kebutuhan air, sehingga:

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2021 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏. 𝑎𝑖𝑟 𝑥 % 𝐾𝑒𝑏. ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚
= 34,67 𝑥 20% = 6,93 liter/detik

Total kebutuhan air non domestik dan total kebutuhan air Desa Sungai Rengas disajikan
pada Tabel 4.

687
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 3, 2023: 682 - 690

Tabel 4. Jumlah Kebutuhan Air


Kebutuhan Air
Tahun Non – Domestik (Domestik +Non Total Kebutuhan Air
Domestik)
2021 4,52 34,68 48,55
2022 4,65 35,65 49,91
2023 4,78 36,62 51,26
2024 4,90 37,59 52,62
2025 5,03 38,55 53,98
2026 5,16 39,52 55,33
2027 5,28 40,49 56,69
2028 5,41 41,46 58,05
2029 5,53 42,43 59,41
2030 5,66 43,40 60,76
2031 5,79 44,37 62,12
2032 5,91 45,34 63,48
2033 6,04 46,31 64,83
2034 6,17 47,28 66,19
2035 6,29 48,25 67,55
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Total kebutuhan air pada tabel di atas merupakan total kebutuhan air pada saat
normal, namun pada perencanaan ini debit pengolahan yang akan digunakan berasal dari
hasil perhitungan fluktuasi kebutuhan air yang terdiri dari debit saat normal, faktor harian
maksimum, dan faktor jam puncak. Flutuasi kebutuhan air merupakan kondisi dimana air
yang dikonsumsi mengalami kenaikan/penurunan pada kondisi tertentu. Berdasarkan
Ditjen Cipta Karya tahun 2000 untuk kategori kota kecil, nilai faktor harian maksimum
memiliki rentang 1,15-1,25 dari total kebutuhan air pada saat normal dan untuk faktor
jam puncak sebesar 1,75 dari total kebutuhan air pada saat normal, sehingga:

𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 2021 = 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑥 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙


= 1,15 𝑥 48,55
= 55,83 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 2021 = 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑥 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
= 1,75 𝑥 48,55
= 84,96 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Tabel 5. Fluktuasi Kebutuhan Air Desa Sungai Rengas


Debit Normal Debit Harian Debit Jam Puncak
No Tahun
(l/det) Maksimum (l/det) (l/det)
1 2021 48,55 55,83 72,82
2 2022 49,91 57,39 74,86
3 2023 51,26 58,95 76,89
4 2024 52,62 60,51 78,93
5 2025 53,98 62,07 80,97
6 2026 55,33 63,63 83,00
7 2027 56,69 65,19 85,04
8 2028 58,05 66,76 87,07
9 2029 59,41 68,32 89,11
688
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 3, 2023: 682 - 690

Debit Normal Debit Harian Debit Jam Puncak


No Tahun
(l/det) Maksimum (l/det) (l/det)
10 2030 60,76 69,88 91,14
11 2031 62,12 71,44 93,18
12 2032 63,48 73,00 95,22
13 2033 64,83 74,56 97,25
14 2034 66,19 76,12 99,29
15 2035 67,55 77,68 101,32
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Tabel di atas menunjukan hasil perhitungan debit normal, debit harian maksimum
dengan nilai faktor 1,15 dan debit jam puncak dengan nilai faktor 1,5. Debit normal
merupakan total kebutuhan air yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk dengan
kebutuhan air 130 l/hari/orang ditambah dengan kebutuhan Hydran umum dan kehilangan
air. Debit harian maksimum merupakan jumlah pemakaian terbanyak dalam satu hari
selama satu tahun. Debit jam puncak merupakan jumlah pemakaian terbanyak pada satu
jam tertentu dalam 24 jam. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.8 total debit normal
pada tahun 2035 sebesar 67,55 l/det, total debit harian maksimum pada tahun 2035
sebesar 77,68 l/det dan total debit jam puncak pada tahun 2035 sebesar 101,32 l/det.
Perencanaan kali ini diasumsikan akan dibangun dengan menggunakan acuan debit harian
maksimum tahun 2035 dengan tujuan memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Desa
Sungai Rengas dan tidak terjadi kekurangan air pada saaat jam tertentu. Hasil
perhitungan kebutuhan air pada saat jam puncak di tahun 2035 adalah sebesar 77,68 l/det.
Sehingga nilai debit tersebut yang akan menjadi acuan dasar perhitungan dimensi unit
operasi dan proses pada instalasi pengolahan air (IPA) bersih di Desa Sungai Rengas.

PENUTUP

Kualitas air baku Desa Sungai Rengas untuk parameter TDS, TSS, pH, dan Total
Coliform memilik nilai sudah memenuhi standar baku mutu. Sedangkan parameter
Warna, Kekeruhan, BOD, DO dan Besi masih belum memenuhi standar baku mutu.
Kebutuhan air Desa Sungai Rengas harian maksimum pada tahun 2035 sebesar 77,68
l/det dan pada jam puncak tahun 2035 sebesar 101,32 l/det.

DAFTAR PUSTAKA

A, Didit. 2008. Sedimentasi. Laboratorium Operasi Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon. Banten.
Angel, H. & Wolseley, P. 1992. The Family of Water Naturalist. London : Bloomsbury
Book.
Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar – Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Gosyen
Publishing: Yogyakarta.
Asmadi, Khayan, Kasjono H.S. 2011. Teknologi Pengolahan Air Minum.Gosyen
Publishing. Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan Sungai Kakap Dalam Angka 2018. Kabupaten
Kubu Raya : Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Sungai Kakap Dalam Angka 2018. Kabupaten
Kubu Raya : Badan Pusat Statistik.

689
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 11, No. 3, 2023: 682 - 690

Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Sungai Kakap Dalam Angka 2018. Kabupaten
Kubu Raya : Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2019. Kecamatan Sungai Kakap Dalam Angka 2018. Kabupaten
Kubu Raya : Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2020. Kecamatan Sungai Kakap Dalam Angka 2018. Kabupaten
Kubu Raya : Badan Pusat Statistik.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 6774 : 2008 tentang Tata Cara Perencanaan
Unit Paket Instalasi Pengolahan Air. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Burgess, J., Meeker, M., Minton, J. and O’Donohue, M. (2015) “International research
agency perspectives on potable water reuse,” Environmental Science: Water
Research & Technology. The Royal Society of Chemistry, 1(5), pp. 563–580. doi:
10.1039/C5EW00165J
Departemen Pekerjaan Umum BPPSPAM. (2014). Pedoman Penurunan Air Tak
Berekening (Non Revenue Water). BPPSPAM - Kementerian Pekerjaan Umum.
Jakarta.
Direktoral Jendral Cipta Karya. 2000. Kriteria Perencanaan Air Bersih. Ditjen Cipta
Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Jendral Cipta Karya. 2007. RPIJM : Buku Panduan Pengembangan Air
Minum. Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
Husaini, H., Suganal, S., Sariman, S. and Ramanda, Y. (2016) “Pembuatan PAC cair dari
alumina hidrat pada skala laboratorium,” Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara,
12(2), pp. 93–103. Available at: http://jurnal.tekmira.esdm.go.id/index.php/m
inerba/article/view/98.
Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 907/MENKES/SK/XII/2002 Tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, Depkes RI. Jakarta

690

Anda mungkin juga menyukai