Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN TUGAS BESAR

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Oleh:
ANNISA NUR FITRIA
082001400008

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS ARSITEKTUR LANSEKAP DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2017
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang


Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan
ekonomi masyarakat dan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan semakin
terasa dampakanya terhadap lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan secara
terus-menerus menyudutkan masyarakat pada permasalahan degradasi
lingkungan. Salah satu permasalahan lingkungan yang dihadapi adalah
pencemaran air tanah dengan air buangan.
Air buangan merupakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis limbah cair ini dibedakan lagi
atas sumber aktivitasnya, yaitu limbah cair yang berasal dari kegiatan industri dan
limbah cair domestik yang berasal dari kegiatan rumah tangga.
Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah seiring
meningkatnya jumlah penduduk dengan kegitannya. Apabila jumlah air yang
dibuang melebihi dari kemampuan alam untuk menerimanya maka akan terjadi
kerusaka lingkungan. Lingkungan yang rusak akan menyebabkan menurunnya
tingkat kesehatan manusia yang tinggal pada lingkungannya itu sendiri. Oleh
karena itu, sebelum dikembalikan ke lingkungan, limbah cair harus melalui tahap
pengolahan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat
membahayakan manusia.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari tugas besar ini adalah untuk memberikan alternatif
perencanaan bangunan Pengolahan Air Buangan untuk Kota Trisakti Damai yang
menghasilkan air buangan organik tinggi dengan mengalirkan air limbah melalui
sistem penyaluran air buangan menuju IPAB untuk diolah dan kemudian dibuang
ke badan air terdekat sesuai dengan ketetapan baku mutu yang ada.
1.3 Ruang Lingkup
1. Mencari data kualitas air limbah domestik dan industri.
2. Menghitung konsentrasi campuran antara air limbah domestik dan air limbah
industri.
3. Menganalisa karakteristik air limbah dan membandingkan dengan baku mutu
yang berlaku.
4. Mengumpulkan literatur mengenai metode pengolahan beserta kriteria
desainnya.
5. Menentukan alternatif unit pengolahan.
6. Melakukan perhitungan dimensi unit pengolahan sesuai dengan kriteria desain
yang terpilih.
7. Melakukan perhitungan hidrolis
8. Membuat gambar desai unit – unit pengolahan sesuai dengan hasil perhitungan.
BAB II
KOMPILASI
DATA

2.1 Data Kuantitas dan Kualitas Air Limbah Domestik

Kuantitas air limbah domestik yang dihasilkan di Kota Trisakti sebesar


279,87 L/detik dengan karakteristik air limbah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Karakteristik Air Limbah Domestik

No. Parameter Satuan Hasil Analisis


1 TSS mg/L 125
2 BOD mg/L 238
3 COD mg/L 700
4 TDS mg/L 186
5 Minyak dan Lemak mg/L 66
6 pH - 6,6
7 Suhu °C 31

2.2 Data Kuantitas dan Kualitas Air Limbah Industri

Selain air limbah dari sumber domestik, bangunan pengolahan air limbah
di Kota Trisakti juga mengolah air limbah yang dihasilkan oleh suatu industri. Di
Kota Trisakti terdapat industri tempe yang tentunya akan menghasikan air limbah
dengan kadar organik yang tinggi. Air limbah dari industri tempe ini berasal dari
kegiatan perebusan kedelai. Adapun kuantitas air limbah yang dihasilkan sebesar
27,99 L/detik dengan karakteristik air limbah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Karakteristik Air Limbah Industri Tahu

No. Parameter Satuan Hasil Analisis


1 TSS mg/L 2.006
2 BOD mg/L 1.302
3 COD mg/L 2.094
4 TDS mg/L 25.060
No. Parameter Satuan Hasil Analisis
5 Amoniak bebas mg/L 16,5
6 Nitrat mg/L 12,52
7 pH - 6
8 Suhu °C 45

2.3 Data Fluktuasi Debit, BOD, dan SS

Fluktuasi terjadi karena adanya perbedaan dalam waktu pemakaian air oleh
masyarakat, sehingga debit dan konsentrasi pencemar dari air buangan yang
masuk ke unit pengolahan akan bervariasi. Data fluktuasi dibutuhkan untuk
mendesain tangki ekualisasi yang berrfungsi menyelaraskan aliran air limbah.
Data fluktuasi debit, BOD, dan SS dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini.

Tabel 2.3 Data Fluktuasi Debit, BOD, dan SS

Waktu Debit (L/detik) BOD (mg/L) TSS (mg/L)


00.00 – 01.00 3 682 294
01.00 – 02.00 2 737 83
02.00 – 03.00 1 682 176
03.00 – 04.00 3 701 47
04.00 – 05.00 1 682 83
05.00 – 06.00 4 664 43
06.00 – 07.00 4 682 73
07.00 – 08.00 6 682 739
08.00 – 09.00 10 664 268
09.00 – 10.00 10 608 840
10.00 – 11.00 18 627 530
11.00 – 12.00 15 627 349
12.00 – 13.00 9 645 897
13.00 – 14.00 10 590 140
14.00 – 15.00 11 608 500
15.00 – 16.00 9 645 413
16.00 – 17.00 11 664 366
17.00 – 18.00 7 645 296
Waktu Debit (L/detik) BOD (mg/L) TSS (mg/L)
18.00 – 19.00 14 645 277
19.00 – 20.00 12 682 87
20.00 – 21.00 6 664 694
21.00 – 22.00 9 719 323
22.00 – 23.00 9 0 0
23.00 – 24.00 4 0 0

2.4 Baku Mutu Air Limbah yang digunakan

Baku mutu ini digunakan sebagai pedoman dalam melakukan perencanaan


bangunan pengolahan air limbah sehingga zat-zat pencemar yang ada dalam air
limbah dapat ditenggang kebedaradaannya sebelum dibuang ke suatu badan air.
Dalam perencanaan ini, baku mutu yang digunakan adalah Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.86 Tahun
2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Adapun jenis – jenis parameter
dan nilai baku mutu yang ditetapkan dalam peraturan tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.4 Baku Mutu Air Limbah Domestik
Parameter Satuan Kadar maximum
pH - 6–9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak & Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform Jumlah
/100mL 3000
Debit L/orang/hari 100
BAB III
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN ALTERNATIF INSTALASI
PENGOLAHAN AIR BUANGAN

3.1 Analisis Karakteristik Air Limbah Domestik Industri

Karakteristik air limbah, baik dari domsetik atau pun indsutri, sangat
mempengaruhi unit operasi dan uni proses yang akan direncanakan nanti. Oleh
karena itu, analisis karakteristik air limbah pun sangat diperlukan untuk menjadi
informasi dasar dalam proses perencanaan secara mendetail sehingga kapasitas
unit dan proses pengolahan yang akan diperlukan nantinya dapat direncanakan
secara tepat dan efisien. Berikut adalah rekapitulasi karakteristik air limbah
domestik dan industri yang dihasilkan di Kota Trisakti beserta dengan nilai baku
mutu dari masing – masing parameter yang digunakan:

Tabel 3.1 Karakteristik Air Limbah Domestik dan Industri dengan Baku Mutu
Effluen

NO Parameter Domestik Industri Baku Mutu


(mg/L) (mg/L) (mg/L)
1 BOD 238 1.302 30
2 COD 700 2.094 100
3 TSS 125 2.006 30

Analisis ini didasari dengan perbandingan antara kualitas air buangan yang
dihasilkan dengan baku mutu yang berlaku. Tahapan analisis pertama yang dapat
dilakukan adalah dengan menghitung konsentrasi campuran dari masing – masing
parameter, seperti BOD, COD, dan TSS, antara air limbah domestik dengan air
limbah industri yang akan diolah oleh unit – unit pengolahan air limbah.
Perhitungan konsentrasi campuran dapat dilakukan dengan cara:

C(campuran) = (𝐶𝑑𝑜𝑚 × 𝑄𝑑𝑜𝑚) + (𝐶𝑖𝑛𝑑 × 𝑄 𝑖𝑛𝑑)


𝑄 𝑑𝑜𝑚 +𝑄𝑖𝑛𝑑
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, didapatkan
hasil kosentrasi campuran dari parameter BOD, COD, dan TSS air limbah di Kota
Trisakti adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kosentrasi Campuran dan Baku Mutu Effluen


No. Parameter Kosentrasi Baku Mutu Minimal yang harus diolah %removal
(mg/L) (mg/L) (mg/L)
1 BOD 334,73 30 304,73 91%
2 COD 826,74 100 726,74 88%
3 TSS 296,00 30 266,00 90%

3.2 Pengolahan Air Limbah

Tujuan utama pengolahan limbah adalah mengurangi partikel-partikel,


BOD, membunuh organisme pathogen, menghilangkan nutrient, mengurangi
komponen beracun, mengurangi bahan-bahan yang tidak dapat didegradasi agar
konsentrasinyamenjadi lebih rendah. Kegiatan pengolahan air limbah perlu
dikelola dengan baik tergantung dari jenis kandungan limbahnya. Pengolahan air
buangan ini dibagi dua kelompok jenis pengolahannya, yaitu berdasarkan proses
pengolahannya dan berdsarkan tingkat pengolahannya.

Berdasarkan proses pengolahannya, unit pengolahan air limbah pada


bangunan perencanaan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pengolahan secara
fisik, pengolahan secara kimiawi, pengolahan secara biologis. Adapun rincian
dari ketiga proses tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan secara fisik, dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan


benda-benda fisik atau memperbaiki sifat-sifat fisik air buangan. Pengolahan
secara fisik dapat dilakukan dengan:
 Screening (penyaringan)
 Sedimentasi
 Flokulasi
 Filtrasi
 Grit Chamber
 Comminutor
 Drying Bed
2. Pengolahan secara kimiawi, pengolahan yang menggunakan bahan-bahan
kimia untuk memperbaiki kualitas air buangan. Pengolahan secara kimiawi
dapat dilakukan dengan:
 Koagulasi
 Chemical Precipitation
 Desifeksi (Chlorinasi)
3. Pengolahan secara biologis, dengan memanfaatkan mikroorganisme di dalam
proses pengolahan. Pengolahan biologis dapat dilakukan dengan:
 Trickling Filter
 Activated Sludge
 Lagoon
 Aerobic Stabilization Ponds
 Digestion

Sedangkan berdasarkan tingkat pengolahannya, unit pengolahan air limbah pada


bangunan perencanaan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu pengolahan
pendahuluan (pretreatment), pengolahan primer (primary treatment), pengolahan
sekunder (secondary treatment), dan pengolahan tersier dengan keterangan dari
masing – masing klasifikasi adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan pendahuluan

Unit ini bisa dianggap bagian dari primer, dalam unit ini air buangan biasanya
diseragamkan dahulu alirannya (sebagai penyesuai fluktuasi debit) sebelum
memasuki unit selanjutnya.Unit ini juga berfungsi untuk menyaring benda-
benda padat berukuran besar.

2. Pengolahan primer

Unit ini adalah unit operasi atau pengolahan air limbah dari segi fisik,
biasanya terdiri dari unit-unit operasi penyaringan, pengendapan pasir dan
pengendapan
zat-zat padat yang lebih halus atau zat tersuspensi dengan cara pengapungan
(flotasi) dan juga untuk pemisahan minyak/lemak.Pengolahan primer ini dapat
mengurangi atau menurunkan Suspended Solid (SS) sebesar 50-60 % dan
BOD 25-30 %.

3. Pengolahan sekunder

Pengolahan sekunder, merupakan proses pengolahan biologis dengan bantuan


mokroorganisme. Pengolahan sekunder ini dapat mengurangi SS sebesar 90%
dan BOD sebesar 70% - 95%.

4. Pengolahan tersier
Pengolahan tersier, dipergunakan untuk menghilangkan unsur-unsur tertentu
dalam air buangan yang tidak diinginkan seperti Nitrogen (N), Phosphor
(P)serta proses disinfeksi.

3.2.1 Pengolahan Pendahuluan


Pada bangunan pengolahan air limbah, pengolahan pendahuluan terdiri
dari unit – unit sebagai berikut:
a. Penyaringan
Unit pertama yang diperlukan dalam pengolahan pendahuluan adalah unit
penyaringan. Unit ini berfungsi untuk menyaring benda – benda kasar
terapung, seperti sampah, kayu, ranting, dan lain sebagainya, yang terbawa
bersamaan dengan air limbah. Bar screen adalah alat yang digunakan pada
unit peyaringan. Terdapat dua jenis bar screen, yaitu manual dan mekanik.
Perbedaann dari kedua jenis tersebut hanya berdasarkan dari cara
pembersihan yang secara manual atau mekanik.

b. Pengukuran air limbah


Dua jenis alat pengukur aliran yan sering dipakai untuk alir airkotor karena
prinsip operasi yang sederhana adalah :
 Saluran (flume) – Parshall Flume
 Pelimpah (Weir)
Selain itu ada juga jenis pengukur aliran otomatis atau disebut jugameter
air (flow meter). Untuk jenis pelimpah, prinsip pengukurannyaadalah
bahwa ketinggian air yang dihitung dari dasar penyempitanvertikal saluran
merupakan fungsi dari aliran itu. Parshall flume memiliki
keunggulan,yaitu mampu membersihkan sendiri maksudnya tidak
terjadipengendapan zat padat. Sedang meter air, lebih praktis
dalampenggunaannya maupun pemasangannya, walaupun dalam harga
bisalebih mahal. Pemasangan meter air cocok untuk aliran tertutup (pipa).

c. Ekualisasi
Tahap ini berfungsi sebagai penyeragam atau penyesuai fluktuasi debitair
limbah grey water dengan tujuan air limbah yang masuk ke
unitselanjutnya bisa dalam jumlah debit yang konstan dan
kontinyu.Saranauntuk tahap ini adalah bak penampung dengan waktu
penyimpanan yangrelatif pendek dan pompa air sebagai penggerak dan
pemindah air greywater ke unit selanjutnya.

3.2.2 Pengolahan Primer


Pada bangunan pengolahan air limbah, pengolahan primer terdiri dari unit
– unit sebagai berikut:
a. Netralisasi
Proses Netralisasi diperlukan untuk menetralkan pH air buangan atau
menjaga pH antara 6,5 – 8, terutama untuk air buangan yang akan
mengalami pengolahan biologis. pH yang netral mempengaruhi
pertumbuhan dari mikroorganisme.

b. Flokulasi dan pra-aerasi


Flokulasi adalah proses pengikatan zat padat koloid dengankoagulan
dengan bantuan pengadukan sehingga terbentuk flok-flok yangdapat
diendapkan. Dengan demikian kekuatan air limbah dapat
dikurangisebelum
pengolahan selanjutnya. Flokulasi ini merupakan satu kesatuanproses
pengolahan air buangan dengan proses pengolahan lainnya,sehingga tidak
dapat berdiri sendiri.

c. Flotasi
Flotasi umumnya diterapkan pada pengolahan air buangan
industri,terutama yang kandungan SS dan minyak tinggi.Pemisahan zat
padatatau partikel zat cair dari cairan diperolah dengan menyemprotkan
gas(udara) berupa gelembung-gelembung kecil ke dalam cairan.
Gelembungini kemudian menempel pada bahan-bahan padat dan oleh
sebab gayaapung dari campuran partikel dan gelembung udara cukup
besarmengangkatnya ke permukaan..Keuntungan sistem flotasi
darisedimentasi adalah bahwa partikel yang sangat halus dan
mengendapdapat dihilangkan lebih sempurna dan dalam waktu yang relatif
singkat.Partikel-partikel yang mengapung ke atas dapat dikumpulkan dan
dicidukkeluar.

d. Sedimentasi
Sedimentasi adalah pengendapan partikel-partikel padat yangmelayang
dan mengapung dalam air buangan.Pengendapan ini terjadidalam suatu
bak.Bentuk bak sedimentasi dapat diklasifikasikan sebagaipersegi panjang
(rectangular), lingkaran (circular) atau persegi (square).Pada bentuk
persegi persegi panjang air mengalir dari ujung satu keujung yang lainnya
dan lumpur yang mengendap dikeruk secara mekaniske ujung inlet,
dimana terdapat bak lumpur untuk kemudian dipompa keluar (sludge
hopper).

3.2.3 Pengolahan Sekunder


Mikroorganisme memegang peranan yang penting atas penguraian
yangterjadi dalam air buangan karena mikroorganisme dalam air buangan
berfungsisebagai pemangsa kotoran yang ada.Jenis mikroorganisme yang dapat
digunakanuntuk kepentingan tersebut adalah bakteri, protozoa, rotifer, jamur
ganggang dansebagainya.Organisme ini dengan oksigen merubah organik yang
biodegradablemenjadi karbondioksida, air dan sel-sel baru dan produksi zat yang
tidakberbahaya lainnya.Unsur-unsur dasar yang dibutuhkan untuk pengolahan
sekunder ini adalah :
 Tersedianya populasi campuran dari mikroorganisme aktif
 Terjadinya kontak yang baik antara mikroorganisme dengan air limbah
 Cukup tersedia oksigen
 Cukup tersedia bahan-bahan bergizi.
 Terpelihara kondisi sekitar yang memenuhi syarat, yaitu temperatur, pH,
 waktu kontak,dll.

Sistem Pengolahan sekunder ini dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:


 Pengolahan biologis dengan pertumbuhan yang tertahan (suspended
growth).
Sistem penanggulangan pertumbuhan ini adalah suatu keadaan
dimanamikroorganisme tetap tinggal dalam larutan suspensi. Jenis sistem
yangumum untuk pengolahan sekunder adalah: activated sludge, aerated
lagoondan kolam stabilisasi (stabilization ponds)
 Pengolahan biologis dengan pertumbuhan menempel (activated growth).
Pada proses pengolahan biologis ini populasi mikroorganisme
aktifdikembangkan di atas media solid (batuan atau plastik).
Pertumbuhanmikroorganisme yang menempel pada media solid ini
menstabilkan benda-bendapada saat dilintasi oleh air buangan, ada dua
macam tipe proses ini,yaituTrickling filter dan Rotating Biological
Contactor (RBC)

a. Activated Sludge
Cara kerja proses lumpur aktif (lumpur balik) adalah proses untuk
merubahzat- zat yang tidak dapat mengendap dalam bentuk koloid maupun
tercampurmenjadi flok-flok biologis yang dapat diendapkan. Di dalam bak aerasi
flok initerbentuk dari hasil penguraian bahan-bahan organik oleh mikro organism
terutama jenis bakteri (mixed liquor). Mixed liquor ini secara kontinyu dialirkanke
bak sedimentasi
akhir.Di dalam bak sedimentasi akhir inilah flok yangterbentuk dan disebut
lumpur ini kemudian dipisahkan dari air buangan dengancara pengendapan.Air
yang sudah jernih dibuang sebagai effluen ke sungai (ataubadan air lainnya),
sedangkan lumpur atau settle floc dialirkan kembali secarakontinyu ke bak aerasi
bersama-sama dengan air kotor yang masuk.
Sistem lumpur aktif berlangsung sepenuhnya dalam keadaan aerobik karena
flok biologi tersuspensi dalam mixed liquor yang mengandung oksigen.
Oksigenini dibangkitkan dengan cara difusi udara atau secara mekanis. Sistem
activated Sludge umumnya terdiri dari empat dasar pengolahan, yaitu :
1. Sedimentasi primer (termasuk dalam pengolahan primer) terjadi dalam
baksedimentasi primer
2. Proses aerasi dari mixed liquor terjadi dalam bak aerasi
3. Sedimentasi sekunder (sedimentasi akhir) terjadi dalam bak
sedimentasisekunder.
4. Proses pengembalian lumpur dari bak sedimentasi sekunder ke bak aerasi

b. Stabilization ponds (kolam stabilisasi)


Kolam Stabilisasi adalah semacam kolam air dangkal yang terdapatdalam
suatu kolam tanah dengan bentuk tertentu dan dirancang untukmengendalikan air
buangan.Kolam-kolam ini berperan dalam pengendalian airbuangan untuk daerah
dengan pemukiman kecil dan daerah industri yangmemproduksi aliran limbah
organik.
Cara kerja pada kolam stabilisasi adalah kotoran-kotoran yang terdapat dalam
kolam stabilisasi tenggelam ke dasar kolam.Pada lapisan dasar, akumulasi kotoran
dibusukkan oleh bakteri anaerobik.Didalam kolam ini berbagai jenis tumbuhan
dan hewan mikroskopik memperolehhabitat yang sesuai dari keadaan
sekelilingnya.Proses penguraian benda-bendaorganik dilakukan oleh bakteri dan
protozoa, mereka berperan sebagai pemangsaprimer.Pemangsa sekunder adalah
protozoa, rotifer dan crustacean.Nutrisi yangdihasilkan dimanfaatkan oleh
ganggang dan tumbuhan air lainnya. Oksigen diperoleh dari fotosintesa dan udara
yang terkandung di dalam air.Kualitaseffluent yang dihasilkan sangat buruk dan
tidak memenuhi standar EPA untukkriteria pengolahan sekunder.Kolam stabilisasi
digolongkan sebagai aerobik,anaerobik dan fakultatif.Penggolongan ini
berdasarkan pada aktivitas biologisalamiah yang terjadi.Faktor-faktor desain
seperti kedalaman, waktu penahanan,pemasukan jumlah organik dan kualitas
effluen bervariasi pada ketiga jenis kolamini.Keuntungannya adalah biaya
pembuatan kolam-kolam dan pengoperasiannya relatif rendah. Sedangkan
kekurangannya adalah:
1. Kebutuhan akan lahan sangat luas.
2. Kolam-kolam ini menimbulkan bau busuk dan mengundang serangga.
3. Kemungkinan terjadinya kontaminasi air tanah.
4. Kualitas effluent yang tidak baik.

c. Aerated Lagoon
Aerated Lagoon atau kolam aerasi adalah suatu kolam dalam tanah
yangdilengkapi dengan reaktor namun tak ada proses pengembalian lumpur.
Untukkeperluan aerasi dan kebutuhan oksigen umumnya digunakan aerator
mekanis.Waktu penahanan berkisar antara 2 – 6 hari memungkinkan
pembentukkan nitratyang diperlukan. Temperatur yang tinggi dan pemberian
organik yang lebihsedikit dapat mendorong terjadinya proses nitrifikasi ini. Disain
untuk kolam iniserupa dengan activated sludge, hanya pada kolam ini tidak ada
prosespengembalian lumpur. Karena tidak adanya bak pengendapan, maka
konsentrasizat padat tersuspensi pada effluen cukup tinggi. Walaupun aerated
lagoon inididisain sebagai reaktor pencampur sempurna, tetapi masih dapat tersisa
sejumlahendapan di beberapa bagian terpisah di kolam itu. Untuk mendapatkan
effluent dengan mutu standar pengolahan sekunder maka pada kolam aerasi ini
harusditambahkan kolam pengendapan.

d. Trickling filter
Trickling filter adalah pengolahan biologis dengan mempergunakan bak
dangkal berisi batu-batuan kerikil atau media sintesis.Air buangan
dialirkanmelewati batu-batuan atau media tersebut dengan menggunakan sistem
distribusioleh rotasi kitiran. Media tersebut terlapisi oleh mikroorganisme yang
berfungsi memindahkan atau membuang organik-organik yang ada dalam air
buangan.
Dibagian bawah bak terdapat sistem underdrain yang berfungsi untuk
mengumpulkan air yang menetes yang mengandung benda-benda biologis
yangterlepas dari media. Sirkulasi udara melalui pori-pori menghasilkan aliran
udarayang disebabkan perbedaan suhu.Tetesan air dan benda biologis yang
lepastersebut mengendap pada dasar bak pengendap.Sebagian aliran
dikembalikanuntuk memberikan beban hidrolis yang seragam dan mencairkan
effluent.
Keuntungan:
1. Mampu membersihkan sendiri
2. Tidak terpengaruh oleh fluktuasi pembebanan organik maupun hidrolik.
3. Trickling filter yang beroperasi pada kecepatan normal mampumenghilangkan
beban BOD, bakteri dan bahan padat dengan efektif.
Kekurangan:
1. Biaya konstruksi tinggi
2. Filter banyak mengundang lalat namun bisa diatasi dengan menutupi
filterdengan plastik.
3. Perlu adanya pengendapan akhir.
4. Memerlukan material filter cukup banyak dan juga luas lahan yang cukupbesar.

3.2.4 Pengolahan Tersier


Pengolahan tersier dipakai apabila menginginkan pengurangan konsentrasi
bahan-bahan anorganik dan organik atau pencemaran tertentu dalamair buangan
sampai di bawah konsentrasi yang telah dicapai melalui pengolahan primer dan
sekunder atau untuk menyiapkan air agar dapat digunakan kembali. Bahan-bahan
organik dalam air buangan ini menyebabkan air buangan memilikiwarna asli (true
colour) sedangkan warna yang disebabkan oleh kekeruhan airdisebut dengan
warna semu.Proses pengolahan tersier ini bisa berupa fisika, kimia, biologi
ataukombinasi proses-proses ini antara lain:
1. Oksidasi (oxidation)
Penghilangan warna dengan cara oksidasi dilakukan dengan menggunakan
klor aktif. Klor aktif dapat ditemukan dalam kaporit. Hal-hal yang
mempengaruhi pengolahan warna dengan cara oksidasi adalah :
a. pH, pada pH asam oksidasi bekerja lebih aktif.
b. Waktu, waktu praktis dan ekonomis adalah 1 jam, karena waktu setelah
1 jam reaksi berjalan lamban, dimana pada satu jam pertama waktu
berjalan cepat.
c. Dosis kaporit, penentuan dosis kaporit ditentukan dengan percobaan
laboratorium untuk mendapatkan dosis yang optimum. Dengan dosis
kaporit yang tinggi reaksi berjalan lebih cepat dan warna akhir yang
didapat juga lebih rendah. Namun bila dosis terlalu tinggi, sisa klor
yang tertinggal menjadi tinggi memerlukan pengolahan lagi untuk
menghilangkannya dengan cara aerasi atau adsorpsi.

2. Karbon adsorpsi (carbon adsorption)


Pengolahan terjadi dengan adanya penahanan zat-zat organik pada
permukaankarbon. Metode yang umum digunakan sekarang adalah
granulated activatedcarbon column. Air buangan disaring melalui kolom
sampai kolom tersebut penuhdengan bahan-bahan oragnik.Waktu kontak
yang diperlukan untuk metode ini 1jam, setelah 1 jam penurunan warna
menjadi lambat. Karbon aktif dapatmenghilangkan bakteri dan virus secara
efektif.Peralatan pada pengolahan ini adalah kolom karbon, butiran karbon
aktifpompa dan pipa untuk penyediaan dan backwash.
Kekurangan yang dijumpai dengan menggunakan active carbon powder :
1. waktu kontak atau adsorpsi maksimum 1 jam, setelah 1 jam penurunan
2. warna lambat.
3. Dosis tinggi untuk mendapatkan sisa warna yang rendah menyebabkan
4. harga pengolahan menjadi tinggi.
5. Perlu penyaringan setelah proses adsorpsi
3. Koagulasi (coagulation)
Mekanisme pengolahan secara koagulasi untuk penghilangan warna
menyangkut partikel-partikel koloid yang telah dinetralkan muatan
listriknya olehbahan kimia (alumunium sulfat) mengalami penggumpalan
membentukflok. Selanjutnya terjadi proses penyeretan partikel-partikel
yang belumterkoagulasi yaitu flok-flok menyelubungi partikel-pertikel
koloid.

3.3 Alternatif Pengolahan


Parameter Alternatif Unit Pengolahan % Removal
BOD5 - Primary Treatment (grit chamber, screening, 25-50%
communitor)
- Activated sludge (oxidation ditch) 80-95%
- Nitrification >50%
- Denitrification 25%
- Trickling Filter 65-80%
- Rotating Biological Contractor 80-85%
- Koagulasi-Flokulasi- Sedimentasi >50%
- Filtrasi setelah activated sludge >50%
- Adsorpsi karbon >50%
- Ion Exchange >50%
- Reverse osmosis >50%
- Ozone >50%
COD - Primary Treatment 25-50%
- Activated sludge (oxidation ditch) 80-85%
- Nitrification >50%
- Denitrification 25%
- Trickling Filter 60-80%
- Rotating Biological Contractor 80-85%
- Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi >50%
Parameter Alternatif Unit Pengolahan % Removal
- Filtrasi setelah activated slude 25-50%
- Adsorpsi karbon 25-50%
- Amonia striping 25%
- Ion exchange 25-50%
- Reverse osmosis >50%
- Ozone >50%

3.4 Alternatif Terpilih dan Diagram Alir

Intake Saluran pembawa Bak Pengumpul

Bak ekualisasi Grit Chamber Bar Screen

Sedimentasi CMAS Secondary Clarifier

Desinfeksi

Badan Air
BAB IV
PENGOLAHAN
FISIK

Pengolahan fisik atau unit operasi fisik adalah metode dalam perencanaan
bangunan pengolahan air buangan dimana aplikasi fisika ini sangat penting.
Pengolahan fisik yang digunakan dalam perencanaan bangunan pengolahan air
buangan kota Bumi Trisakti Damai adalah saluran pembawa, barscreen, bak
penangkap pasir (Grit Chammber) dengan proportional weir, bak ekualisasi, dan
sedimentasi.

4.1 Saluran Pembawa

Kriteria Desain Saluran Pembawa


Parameter simbol besaran satuan sumber
Koefisian kekasaran Manning Beton n 0.011 - 0.015 Hammer, 1977
Kecepatan aliran v 0.3 - 3 m/detik Qasim, 1985
Slope saluran S 0.001 m/m

Q rata-rata = 307,86 L/detik = 0,308 m3/detik


V asumsi = 0,8 m/s
Luas saluran pembawa (Ac) = 𝑄 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑉 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖

0,308 m3/detik
= 0,8 m/s

= 0, 385 m2

Tinggi muka air (Y) = 𝐴𝑐


𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝐿)

0,385 m2
= 1𝑚

= 0,385 m

Tinggi saluran = Y + (30% × Y)


= 0,385 m + (30% × 0,85 m)
= 0,500 m ≈ 0,5 m
Check V pada saluran pembawa (Vh)
Jari-jari hidrolis (R ) = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

0,385 m ×1 m
= (2 × 0,385 m)+1 𝑚

= 0,217 m

Vh pada saluran pembawa = 1 × R(2/3) × S(1/2)


𝑛

1
= 0,013 × 0,217(2/3) × 0,001(1/2)
= 0,88 m/s

4.2 Sumur Pengumpul

Direncanakan:
Td = 1 menit = 60 detik (Karia & Christian, 2006)
Bentuk Bak Pengumpul = Persegi.
Tebal dinding saluran = 10 cm
Qrata-rata = 0,308 m3/dtk
Qpeak = 0,665 m3/dtk
Kedalaman galian = 5,67 m
D pipa = 600 mm
d muka air maks =8m
P:L =1:1
Tinggi efektif sumur = 3,5 m
Freeboard = 0,5 m

Perhitungan dimensi sumur pengumpul


 H total = H efektif sumur + Free board
= 3,5 m + 0,5 m
=4m
 H Statis = Kedalaman galian pipa + H total
= 5,67 m + 4 m = 9,67 m

 Volume = Qpeak × Td
= 0,665 m3/detik× 60 detik
= 39,9 m3

 Volume sumur 39,9 m3


A sumur = H total = 4 m= 9,98 m2

 A =P×L
=L×L
= L2
9,98 m2 = L2
L = 3,15m = 3,2 m
P = 3,2 m

 Cek V =P×L×H
= 3,2 m × 3,2 m × 4 m
= 40,96 m3.

Qrata−rata × td
 d muka air rata − rata =
PxL

0,308 m³/dtk × 60 dtk


=
3,2 m × 3,2 m

= 1,804 m = 1,8 m

Perhitungan Pompa
Jumlah pompa = 2 unit, 1 unit dalam keadaan standby
V pompa = 0,8 m/dtk
Qrata-rata = 0,308 m3/dtk
d muka air rata-rata = 1,8 m
 𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Qpompa = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
0,308 𝑚3/𝑑𝑡𝑘
= 1
= 0,308 m3/dtk
 A = Q 0,308 m³/dtk = 0,385 m2.
0,8 m/dtk
=
V

(0.385 𝑥 4)
 (A x 4)
√ = 0,700 m700 𝐦𝐦
D =√ 𝜋 = 3,14

 Pipa suction
H Pipa suction = (Htotal sumur – d muka airrata-rata) + Kedalaman galian pipa
= (4 – 1,8) + 5,67 = 7,87 m

Q = 0,2785× C × D2,63× S0,54


0,308 m3/dtk = 0,2785× 120×(0,700 m)2,63× S0,54
S = 9,66 × 10-4
S = Hf/L
Hf /L = 9,66 × 10-4
Hf = (9,66× 10-4) × 7,87 m
Hf = 0,0076 m

 Pipa discharge
Pipa discharge = 10 m
Q = 0,2785× C × D2,63× S0,54
0,308 m3/dtk = 0,2785× 120×(0,700 m)2,63× S0,54
S = 9,66 × 10-4
S = Hf/L
Hf /L = 9,66 × 10-4
Hf = (9,66× 10-4) ×10 m
Hf = 0,0097 m

Minor Loses
 Belokan
Terdapat 1 belokan, dimana K belokan = 0,5
V asumsi = 1 m/dtk.
Hm = K ×𝑉2 = 0,5× = 0,025 m
1
2
2𝑔 2 × 9,81

Jadi Hf belokan = 1 × 0,025 m = 0,025 m

 Valve
K valve = 0,8
V asumsi= 1 m/dtk
Hm = K ×𝑉2 = 0,8× = 0,04 m
1
2
2𝑔 2 × 9,81

 Direncanakan H statis = 9,5 m


HL Total = Hf suction + Hf discharge + Hf belokan + Hf valve + H statis
= (0,0076 + 0,0097 + 0,025 + 0,04 + 9,67) m
= 9,75 m.

 Daya pompa (P)


Direncanakan efisiensi pompa (η) = 80%
ρ×g×Q×H
P = η
1000 × 9,81 × 0,308 × 9,75
= =236.824,3 kg m2/dtk3 = 158.344,4 Kwatt
0,8

4.3 Bar Screen


Bar screen berfungsi untuk menyaring benda-benda padat dan kasar yang
ikut terbawa dalam air buangan yang dapat mengganggu aliran dalam saluran dan
proses pengolahan air buangan.
Kriteria Desain Bar Screen Manual
Parameter simbol besaran satuan sumber
Jarak bukaan antar batang b 25 - 75 mm Qasim, 1985
Lebar penampang batang w 4.0 - 10.0 mm Qasim, 1985
Sudut kemiringan batang (horizontal) ϴ 45 - 60 ° Qasim, 1985
Kecepatan mendekati bars v 0.3 - 0.6 m/detik Qasim, 1985
Headloss maksimum hL 800 mm Qasim, 1985
Headloss yang dibolehkan saat clogging hL 150 mm Qasim, 1985

Faktor bentuk batang


Tipe Batang ß
sharp-edge rectangular 2.42
rectangular setengah lingkaran 1.83
Bulat 1.79
Bentuk tear 0.76

Jumlah bar diperlukan (n)


L = n×W + (n+1)×B
1 = n ∙ 0,005 + (n+1) ∙ 0,05
1 = 0,005n + 0,05n + 0,05
0,95 = 0,055n
n = 17,3 ≈ 17 bar

Lebar efektif (L’) = (n+1) ∙ B


= (17 + 1) ∙ 0,05 m
= 0.9 m

Panjang batang terendam (T) = 𝑌


sin 60°
=
0,385 m = 0,44 m
sin 60°

Luas penampang efektif (Ac’) = T × L’


= 0,44 m × 0.8 m
= 0,352 m2
Kecepatan melalui bar screen (Vh’) = Ac ×Vh = 0,385 m2 × 0,88 m/s = 0.96 m/s
𝐴𝑐′ 0,352 m2

Kehilangan tekanan akibat perbedaan kecepatan (hv)


hv = (Vh’)2 / 2g = (0.96) 2 / (2× 9,8) = 0,047 m

Penurunan muka air melalui bar screen


ΔH = ß ∙ (𝑊)4/3 ∙ hv ∙ sin 60°
𝐵

ΔH = 1,76 ∙ (0,005)4/3 ∙ 0,047 m ∙ sin 60°


0,05

ΔH = 0,0033 m

Tinggi air setelah melalui bar screen (Y’)


Y’ = Y – ΔH
Y’ = 0,385 m - 0,0033 m
Y’ = 0,382 m

4.4 Grit Chamber dengan Parshall Flume


Kriteria Desain:
Kecepatan = 0.5 – 1 fps (0.15 – 3 m/dtk)
Waktu detensi = 20 - 60 detik
Over flowrate = 900 × laju pengendapan partikel terkecil yang dapat diendapkan
W = 6 inchi = 0.5 ft
1 ft3 = 35,31 m3
Vh = 0,2 – 0,4 m/dtk

Desain Terpilih:
Freeboard = 0,2 m
Q peak = 0,665 m3/detik
Ф pasir = 0,21 mm (partikel puartz sand dengan specific gravity
2,65) Vs = 1,3 m/mnt = 4,2 ft/mnt = 0,07 ft/dtk
Vh = 0,3 m/dtk = 0,98 ft/dtk
Q rata-rata = 0,308 m3/dtk = 10,934 ft3/dtk

Perhitungan:
Q max = fmd × Q rata-rata
= 1,2× 0,308 m3/det = 0,370 m3/detik
= 13,036 ft3/dtk

Q min = Q rata-rata × % pemakaian air terkecil / 4,17%


= 0,308 m3/det ×1,39% / 4,17 %
= 0,103 m3/det= 3,636 ft3/dtk

W diasumsikan 6 inch= 0,5ft


1) Tekanan pada Flume
Pada kondisi aliran minimum :
Q min 2/3 3,636 2/3
Ha min = [ ] =[ ] = 1,46 ft = 0,42 m
(4,1 × w) (4,1 × 0,5)

Pada kondisi aliran maksimum :


Q max 2/3 13,036 2/3
Ha max = [ ] =[ ] = 3,43 ft = 1 m
(4,1× w) (4,1 ×0,5)

Kehilangan tekanan di Parshall Flume :


Q min
2/3
Q min [1,1 × {Z (4,1 × w)
}] −
=
Q max Q max 2/3
[1,1 × { }]
− Z
(4,1 × w)

3,636 2/3
3,636 [1,1 × { }] − Z
(4,1 × 0,5)
=
13,036 13,036 2/3
[1,1 × { }] − Z
(4,1 × 0,5)

1,56 − Z
0,28 =
3,66 − Z

1,02 – 0,28Z = 1,56 – Z

Z – 0,28Z = 1,56 – 1,02


0,72 Z = 0,54
0,54
Z= = 0,75 ft = 0,21 m
0,72

2) Tinggi Minimum (Dmin) dan Tinggi Maksimum


(Dmaks) d min = (1,1 × Ha min) – Z
= (1,1 ×1,46) – 0,75 ft
= 0,856 ft = 0,245 m
d max = (1,1 × Ha max) – Z
= (1,1 ×3,43 ft) – 0,75 ft
= 3,023 ft = 0,86 m ≈ 0,9 m

3) Luas Penampang Melintang (Across) dan Luas Permukaan (Surface)


ft3
Luas penampang 𝐴𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠(Ac) = Q max = 13,036 dtk = 13,302 ft2
Vh ft
0,98
dtk
Overflow rate (Vo) = 900 × Vs (partikel paling kecil spesifik gravity =
2,65 dan D = 0,2 mm)
= 900 × 54 inch/menit
= 48600 gal/day/ft2 = 0,07 ft/dtk
Q max ft3
dtk
Luas permukaan 𝑆𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 (As) = = 13,036 = 186,23 ft2
Vs ft
0,07
dtk
Lebar Chamber (b) = 𝑄𝑚𝑖𝑛
𝑄𝑚𝑎𝑥
𝑑𝑚𝑖𝑛×𝑉 = 𝑑𝑚𝑎𝑥×𝑉
3,636
13,036
0,856 ×1 = 3,023 ×1
4,25 = 4,31
b = 4,3 ft = 1,2m
𝐴𝐴𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 13,036 ft
Tinggi Chamber (H) = = 2
𝑏 4,3 𝑓𝑡

= 3,03 ft = 0,87 m ≈ 0,9 m


𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 186,23 ft
Panjang Chamber (L) = = 2
𝑏 4,3 ft

= 43,31 ft =12,4 m
Volume grit chamber =L×b×H
= 12,4 m× 1,2m × 0,9m
= 13,392 m3
Check Td
Td = Volume / Qmax
= 13,392 m3 / 0,370 m3/s
= 36,19 dtk (OK 20 - 60 detik)

4) Pembersihan Grit Chamber


Desain terpilih :
Akumulasi rata-rata pasir = 3 ft3/MG
Q rata-rata = 0,308 m3/dtk = 8,434 MGD
Asumsi tinggi ruang penyimpanan = 1 ft

Perhitungan :
Timbulan pasir rata-rata per hari = 3 ft3/MGD × 8,434 MGD
= 25,302 ft3/hari
Volume penyimpanan = 43,31 ft × 4,3 ft ×1 ft
= 186,23 ft3
Pembersihan ruangan pasir = 186,23 ft3ft3
25,302
hari

= 7,4 hari ≈ 𝟖 𝐡𝐚𝐫𝐢𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢

4.5 Bak Ekualisasi


Bak ekualisasi digunakan untuk:
 Mengatasi problem pengoperasian instalasi yang disebabkan karena adanya
variasi laju aliran.
 Meningkatkan performansi proses pada downstream
 Mengurangi ukurang dan biaya instalasi
 Meredam variasi laju aliran sehingga menjadi konstan atau mendekati konstan

Bak ini diaplikasikan untuk berbagai kondisi:


 Aliran untuk musim kemarau
 Aliran untuk musim penghujan dengan sistem terpisah
 Kombinasi dari drainase dan air buangan domestik

Kriteria Desain:
Kedalaman = 1,5 – 3 m
Slope = (2-5) m → (2 - 3) : 1
Luas Atas = (20% - 25%) × Luas bawah
Vinlet = Voutlet = 0,3 – 0,6 m/detik

Desain Terpilih:
Bentuk Bak = Luas terpancung dari grafik
Volume Bak = 42,00 m3
Kedalaman Tangki (H) = 2 m
Metode Bak = Inline-
equalization V inlet = V outlet =
0,6 m/detik Jumlah Bak = 1 bak
Luas alas (A1) = 25% luas bawah (A2)
Q rata-rata = 0,308 m3/detik
td = < 10 menit
Q MASUK Q KELUAR D = Qmasuk -
Waktu
m3/jam Kumulatif % m3/hari Kumulatif Qkeluar
00-01 3 3.00 4.17% 7.83 7.83 -4.83
01-02 2 5.00 4.17% 7.83 15.67 -10.67
02-03 1 6.00 4.17% 7.83 23.50 -17.50
03-04 3 9.00 4.17% 7.83 31.33 -22.33
04-05 1 10.00 4.17% 7.83 39.17 -29.17
05-06 4 14.00 4.17% 7.83 47.00 -33.00
06-07 4 18.00 4.17% 7.83 54.83 -36.83
07-08 6 24.00 4.17% 7.83 62.67 -38.67
08-09 10 34.00 4.17% 7.83 70.50 -36.50
09-10 10 44.00 4.17% 7.83 78.33 -34.33
10-11 18 62.00 4.17% 7.83 86.17 -24.17
11-12 15 77.00 4.17% 7.83 94.00 -17.00
12-13 9 86.00 4.17% 7.83 101.83 -15.83
13-14 10 96.00 4.17% 7.83 109.67 -13.67
14-15 11 107.00 4.17% 7.83 117.50 -10.50
15-16 9 116.00 4.17% 7.83 125.33 -9.33
16-17 11 127.00 4.17% 7.83 133.17 -6.17
17-18 7 134.00 4.17% 7.83 141.00 -7.00
18-19 14 148.00 4.17% 7.83 148.83 -0.83
19-20 12 160.00 4.17% 7.83 156.67 3.33
20-21 6 166.00 4.17% 7.83 164.50 1.50
21-22 9 175.00 4.17% 7.83 172.33 2.67
22-23 9 184.00 4.17% 7.83 180.17 3.83
23-00 4 188.00 4.17% 7.83 188.00 0.00
Waktu Debit (m3/jam) BOD (mg/L) TSS (mg/L) % BOD % TSS
00.00 - 01.00 3 682 294 0.0474 0.0373
01.00 - 02.00 2 737 83 0.0512 0.0105
02.00 - 03.00 1 682 176 0.0474 0.0223
03.00 - 04.00 3 701 47 0.0487 0.0060
04.00 - 05.00 1 682 83 0.0474 0.0105
05.00 - 06.00 4 664 43 0.0461 0.0055
06.00 - 07.00 4 682 73 0.0474 0.0093
07.00 - 08.00 6 664 739 0.0461 0.0938
08.00 - 09.00 10 608 628 0.0422 0.0797
09.00 - 10.00 10 627 840 0.0436 0.1066
10.00 - 11.00 18 627 530 0.0436 0.0673
11.00 - 12.00 15 645 349 0.0448 0.0443
12.00 - 13.00 9 590 897 0.0410 0.1139
13.00 - 14.00 10 608 140 0.0422 0.0178
14.00 - 15.00 11 645 500 0.0448 0.0635
15.00 - 16.00 9 590 413 0.0410 0.0524
16.00 - 17.00 11 608 366 0.0422 0.0465
Waktu Debit (m3/jam) BOD (mg/L) TSS (mg/L) % BOD % TSS
17.00 - 18.00 7 645 296 0.0448 0.0376
18.00 - 19.00 14 645 277 0.0448 0.0352
19.00 - 20.00 12 682 87 0.0474 0.0110
20.00 - 21.00 6 664 694 0.0461 0.0881
21.00 - 22.00 9 719 323 0.0499 0.0410
22.00 - 23.00 9 0 0 0.0000 0.0000
23.00 - 24.00 4 0 0 0.0000 0.0000

BOD BOD BOD BOD TSS


TSS (mg/L) TSS (kg/jam) TSS (mg/L)
Volume (mg/L) (kg/jam) (mg/L) (kg/jam) (kg/jam)
Q Masuk Q Keluar
Waktu tersimpan di
(m3/jam) (m3/jam) Mass Loading Tanpa
tangki (m3/jam) Rata-rata Equalisasi Mass Loading
Equalisasi

08-09 10.00 7.83 2.17 322.30 537.99 3.22 5.38 322.30 537.99 2.52 4.21
09-10 10.00 7.83 4.33 332.37 719.60 3.32 7.20 273.75 592.41 2.60 5.64
10-11 18.00 7.83 14.50 332.37 454.03 5.98 8.17 268.52 367.33 2.60 3.56
11-12 15.00 7.83 21.67 341.91 298.98 5.13 4.48 176.79 156.04 2.68 2.34
12-13 9.00 7.83 22.83 312.76 768.43 2.81 6.92 95.41 228.69 2.45 6.02
13-14 10.00 7.83 25.00 322.30 119.93 3.22 1.20 100.12 41.34 2.52 0.94
14-15 11.00 7.83 28.17 341.91 428.33 3.76 4.71 106.71 131.71 2.68 3.36
15-16 9.00 7.83 29.33 312.76 353.80 2.81 3.18 78.58 89.24 2.45 2.77
16-17 11.00 7.83 32.50 322.30 313.54 3.55 3.45 89.95 87.83 2.52 2.46
17-18 7.00 7.83 31.67 341.91 253.57 2.39 1.78 63.51 47.77 2.68 1.99
18-19 14.00 7.83 37.83 341.91 237.30 4.79 3.32 106.48 73.98 2.68 1.86
19-20 12.00 7.83 42.00 361.52 74.53 4.34 0.89 90.69 20.47 2.83 0.58
20-21 6.00 7.83 40.17 351.98 594.52 2.11 3.57 47.79 75.10 2.76 4.66
21-22 9.00 7.83 41.33 381.14 276.70 3.43 2.49 71.49 53.56 2.99 2.17
22-23 9.00 7.83 42.50 0.00 0.00 0.00 0.00 2.82 2.05 0.00 0.00
23-00 4.00 7.83 38.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
00-01 3.00 7.83 33.83 361.52 251.86 1.08 0.76 26.03 18.13 2.83 1.97
01-02 2.00 7.83 28.00 390.68 71.10 0.78 0.14 22.83 4.68 3.06 0.56
02-03 1.00 7.83 21.17 361.52 150.77 0.36 0.15 13.22 5.34 2.83 1.18
03-04 3.00 7.83 16.33 371.60 40.26 1.11 0.12 46.45 5.13 2.91 0.32
04-05 1.00 7.83 9.50 361.52 71.10 0.36 0.07 21.91 4.22 2.83 0.56
05-06 4.00 7.83 5.67 351.98 36.84 1.41 0.15 104.55 10.96 2.76 0.29
06-07 4.00 7.83 1.83 361.52 62.54 1.45 0.25 150.42 25.96 2.83 0.49
07-08 6.00 7.83 0.00 351.98 633.07 2.11 3.80 269.94 484.97 2.76 4.96
TOTAL 188.00
RATA 7.83 317.99 281.20 2.48 2.59 2.49 2.20
Perhitungan:

a) Volume bak
V = 1/3 H (A1 + A2 + (A1.A2)0,5)
42 = 1/3 × 2 × (0,25 A2 + A2 + (0,25 A2× A2) 0,5)
42 = 1,75 A2
A2 = 24 m2
A1 = 25 % ×24 = 6 m
b) Luas Bak (A)
Luas atas (A2)
P:L =1:1P=L
A2 =P×L
24 = L2
L=P = 4,9 m
Luas bawah (A1)
P:L =1:1P=L
A1 =P×L
6 = L2
L=P = 2,45 m ≈ 2,5 m

c) Pipa Inlet
V = 0,6 m/dtk
Q md = 0,370 m3/dtk
𝑄 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘
A inlet = 𝑉

0,370
= 0,6

= 0,62 m2
A inlet = ¼ × π × d2
0,62 = ¼ × 3,14 × d2
d = 0,900 m
d) Pipa outlet
V = 0,6 m/dtk
Q rata-rata = 0,308 m3/dtk
𝑄 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
A outlet = 𝑉

0,308
= 0,6

= 0,513 m2
A outlet = ¼ × π × d2
0,513 m2 = ¼ × 3,14 × d2
d = 0,81 m ≈ 0,8 m
Cek V = 𝑄
𝐴

0,308
= (0,25 ×3,14 × 0,82)
= 0,61 m/detik

4.6 Sedimentasi
Berfungsi untuk menurunkan kadar partikel diskrit yang terdapat dalam air
buangan dengan cara mengendapkannya, yang berlangsung secara gravitasi.
Efisiensi penyisihan (Qosim, 1985):
SS : (50 – 70) %
BOD : (25 – 40) %
Kriteria Desain :

Parameter Range Typical


Panjang (m) 10 – 1000 25 – 60
Rasio panjang : lebar 1.0 – 7.5 4
Rasio panjang : kedalaman 4.2 – 25 7 – 18
Kedalam air (m) 2.5 – 5 3,5
Lebar (m) 3 – 24 6 – 10
Kecepatan inlet (m/dtk) 3–9
Kecepatan pengendapan (ft/mnt) 2 – 4 3
Parameter Range Typical
Waktu kontak (jam) 1.5 – 2.5
Overflow rate (m3/m2hari)
Aliran rata-rata 30 – 50 40
Aliran maksimum 70 – 130 100
% removal TSS 50 – 70
% removal BOD 25 – 40
Weir loading (gal/ft day) 10.000 – 40.000 20.000
Slope pada dasar tangki (%) 1–2
(Sumber: Qasim, Metcalf and eddy)

Desain terpilih :
Rasio panjang : kedalaman =8:
1 Rasio panjang : lebar =4:
1
Overflow rate = 50 m3/m2 hari
Weir loading = 20.000gal/ft day
Dimensi orifice = 0,3 m × 0,3 m

Diketahui
Qtotal = 307,86 L/detik

A. Direncanakan 2 unit bak sedimentasi


1. Luas Permukaan Tangki
Q rata-rata = Qtotal = 0,308 m3/dtk
0,308 m³/dtk m3
Qbak = 2
= 0,154 dtk

Luas permukaan tangki = Q bak


Qoverflowrate ×86400 dtk/hari
0,154 𝑚3/𝑑𝑡𝑘 × 86400 𝑑𝑡𝑘/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 50 𝑚3/𝑚2ℎ𝑎𝑟𝑖

= 266,11 m2
2. Dimensi bak
P:L =4:1
p =4L
A =P×L
A =4
L2 266,11 = 4
L2
L = 8,16 m ≈ 8,2 m
P = 4 × L = 4 ×8,2 = 32,8 m
Luas bak sebenarnya:
A =P×L
A = 32,8 × 8,2
A = 268,96 m
Kedalaman bak
P:H =8:1
h = (1/8) ×32,8 m = 4.1 m = 4 m
Freeboard = 0,5 m
h total = 4 + 0,5 = 4,5 m
Volume tangki =P×L×H
= 32,8 × 8,2 × 4,5 = 1210,32 m3

3. Cek overflow rate


m dtk
0,154 3× 86400
Over Flow Rate = Q bak = dtk hari
P×L 32,8 m × 8,2 m

= 𝟒𝟗, 𝟒𝟕 m3/m2hari (OK)


4. Cek waktu detensi (td)
Volume 1210,32 m3
Waktu tinggal = = = 7859,22 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Q bak 0,154 m3/dtk

= 2,2 jam (OK)

B. Struktur Influen
Direncanakan
Jumlah orifice = 5 buah
V influen channel = 0,4 m/dt
Dimensi 1 buah orifice = 0,3 m × 0,3 m
Perhitungan
A pipa inlet =Q bak 0,154 m3/dtk
V pipa = 0,6 m/dtk = 0,26 m2
A = ¼ π d2
0,26 = ¼ π d2
0,26 × 4
d² =
3,14
d = 0,575 m ≈ 600 mm
Q bak 0,154 m /dtk
Across = = 3 = 0,385 m2
V inf 0,4 m/dtk
A cross 0,385 m /dtk
L influen = = 3 = 0,385 m
H 1m
0,154 m /dtk
Check Vinf = Q bak = 3 = 𝟎, 𝟒 𝐦/𝐝𝐭𝐤 (OK)
Across 0,385 m2
Q bak 0,154 m /dtk
Orifice = jumlah = 3 = 0,031 m3/dtk
orifice 5
Qorifice
Head loss = 2
(Cd × Aorifice × √2g

0,0312m3/dtk
= (0,6)×(0,3852m2)×(√2 x 9,81) = 0,078 m

C. Struktur Effluen
Direncanakan menggunakan weir yang berbentuk V-notch
Weir loading = 20000 gal/ft.day = 246 m3/m.hr
Q average
Panjang weir = 0,154 × 86.400 m3/hari
weir loading = m3 = 54,08 = 54 m
246 hari
m

Total panjang weir = [ 2 (P+L)] + [ 2 (P+L) – 1] – 1


54 = [ 2 {P + (8,2 - 1)] + 2 [ (P-1) + (8,2 - 1)] -1
54 = 2P + 16,4 + 2P – 2 + 16,4 – 1
29,8 = 4P
P = 7,45 m = 7,5 m
Total panjang weir aktual = [ 2(P+L)] + [ 2(P+L) – 1] – 1
= [ 2(7,5+8,2)] + [ 2(7,5+8,2) – 1] – 1
= 60,8 m (OK) ≈ 60 m
/hari
Check aktual weir loading = 0,154 x 86400 m3 = 218,8 m3/mhari
60,8 m

V-notch → Direncanakan jumlah v-notch = 6v-notch/1 m


Total jumlah V-notch = (jml vnotch × pjg weir) – (jml vnotch – 1)
= ( 5 × 60,8 ) – (5-1)
= 300 buah
/dtk
Qrata-rata per vnotch = 0,154m3 = 5,13 × 10−4
300 buah

Tiap launder memiliki 2 sisi,


Jadi jumlah v-notch tiap sisi = 300 buah = 150 buah
2

Keliling panjang weir terdapat 4 sisi,


Jadi jumlah v-notch tiap weir = 150 buah = 𝟑𝟕, 𝟓 = 𝟑𝟖 𝐛𝐮𝐚𝐡
4

Asumsi: Kedalaman (H) v-notch = 5 cm


freeboard = 50% x H = 50% × 5 cm = 2,5 cm
Lebar v-notch = 2 (Hv-notch + freeboard) tg 45°
= 2 ( 5 cm + 2,5 cm ) tg 45°
= 15 cm
= 0,15 m
Lebar muka air pada v-notch = 2 × H v-notch ×tg 45°
= 2 × 5 cm × 1
= 10 cm = 0,1 m
Panjang weir = (Σ v-notch tiap weir × Lv-notch) + (Σv-notch × jarak v-
notch)
60,8 = (38 × 0,15) + (38 × jarak tiap v-notch)
55,1 = 38 jarak tiap v-notch
Jarak tiap v-notch = 1,45 m = 1,5 m
Jarak v-notch ke tepi = ½ × jarak tiap v-notch
= ½ × 1,5 m
= 0,75 = 0,8 m
D. Kuantitas Lumpur
Diketahui:
Spesifik gravity lumpur = 1,03
Solid content 3 % - 6 % = 4 %
BOD campuran = 334,73 mg/L= 334,73 g/m3
TSS campuran = 296,00 mg/L = 296,00 g/m3

1. Jumlah produksi lumpur/bak/hari dengan% removal 58%


296 g/m³× 0,154 m³/dtk × 0,54 × 86400 dtk/hari
= 1000 𝑔/𝐾𝑔

= 2126,77 Kg/hari
Jumlah lumpur 2 bak = 2 × 2126,77 Kg/hari = 4253,54 kg/hari

2. Volume lumpur per menit per bak


Kg 1000g
4253,54 hari× Kg
= Kg
× 0,04
6 3
× 10 cm × 1440 mnt
1,03
cm3 m3 hari

= 0,072 m3/mnt per bak

3. Kapasitas pompa
m
0,072 3 × 18 mnt/putaran

= mnt
1,5 mnt/putaran

= 0,864 m3/mnt per bak

4. Interval putaran untuk 2 bak


m
0,864 3 × 1,5 mnt/putaran

= mnt
2 × 0,06 m³/mnt

=11 mnt/putaran

E. Kualitas Effluen dari bak sedimentasi


Dari grafik dengan Overflow rate= 49,47 m3/m2.hari
BOD removal = 30 %
TSS removal = 50 %
1.BOD5 di effluen primer
g m
334,73 ×(1−0,30)× 0,308 3 × 86.400
dtk
m3
= 1.000
g/kg

= 6235,3 Kg/hari

2.SS di effluen primer


g m
296,00 ×(1−0,50)× 0,308 3× 86.400
m3 dtk
= 1.000 g/kg

= 3938,5 Kg/hari
Asumsi solid = 4%
Jumlah endapan yang terbentuk
∑SS
= spesific gravity× %solids
3938,5 kg/hari
= 1,03 g⁄cm3 × ( 1 kg⁄g)× 106m3 × 0,04 = 95,6 m3/hari
1000
3
= 0,0011 m /dtk
3. Debit di effluen primer = Q peak – produksi lumpur
= 0,665 m3/dtk – 0,0011 m3/dtk
= 0,664 m3/dtk

4. Konsentrasi BOD5 di effluen


1
6235,3 kg⁄hari × 1000 kg⁄g × hari⁄dtk
86400
= = 108,7 𝑔⁄𝑚3
0,664 𝑚3/𝑑𝑡𝑘

5. Konsentrasi SS di effluen
1
3938,5 kg⁄hari × 1000 kg⁄g × hari⁄dtk
86400
= = 68,65 𝑔⁄𝑚3
0,664 𝑚3/𝑑𝑡𝑘

G. Kuantitas Scum
Diketahui:
Kuantitas scum = 8 kg/1000 m3
Spesific gravity = 0.95
1. Kuantitas rata-rata scum = 8 kg/1000m3 × 0,308 m3/dtk × 86.400
= 212,9 Kg/hari
212,9 𝑘𝑔⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 × 1000 𝑔⁄𝑘𝑔
2. Kuantitas scum = 0,95 𝑔⁄𝑐𝑚3 × 1
𝑘𝑔⁄𝑔𝑟 ×106𝑚 3⁄𝑐𝑚 3
1000

= 224,1 m3/hari

Dimensi Ruang Lumpur


Panjang bak = 32,8 m
Lebar bak = 8,2 m
Tinggi bak = 4,5 m
Asumsi: Perbandingan kedua sisi = 1 : 2
Ketinggian ruang lumpur (t) = 80 cm = 0,8 m
Volume lumpur = 0,06 m3/mnt per bak × 1440mnt/hari
= 86,4 m3/hari per bak

1. Pengurasan bak dilakukan 2 x sehari maka:


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
Volume bak lumpur =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛

86,4 𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
= 2 = 43,2 𝑚3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑘 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
Luas ruang lumpur =
𝐿

= 43,2 𝑚
3 = 5,26 𝑚2 ≈ 5,3 𝑚2
8,2

2. Bentuk zona pengendapan (ruang lumpur) bentuk


trapesium Σ sisi sejajar×t
Luas (A) 2 =

Σ sisi sejajar × 0,8


5,3 m2 = 2

Σ sisi sejajar = 13,25 = 13


Sisi 1 : sisi 2 = 1 : 2
x + 2x = 13
3x = 13
x = 4,3 m
Sisi 1 = 4,3 m
Sisi 2 = 2 × 4,3 m = 8,6 m
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Ratna Kusuma. 2014. Rancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah


Industri dengan Proses Biologis Biological Nutrient Removal. Bogor:
Department Teknik Sipil dan Lingkungan, FTP, ITB.
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Suoth, Alfrida E. dan Ernawita Nazir. 2016. Karakteristik Air Limbah Rumah
Tangga (grey water) Pada Salah Satu Perumahan Menengah Keatas yang
Berada di Tangerang Selatan.
Wiryani, Erry. Analisis Kandungan Limbah Cair Pabrik Tempe. Semarang: Lab.
Ekologi dan Biosistematik Jur. Biologi FMIPA, UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai