Oleh:
ANNISA NUR FITRIA
082001400008
Selain air limbah dari sumber domestik, bangunan pengolahan air limbah
di Kota Trisakti juga mengolah air limbah yang dihasilkan oleh suatu industri. Di
Kota Trisakti terdapat industri tempe yang tentunya akan menghasikan air limbah
dengan kadar organik yang tinggi. Air limbah dari industri tempe ini berasal dari
kegiatan perebusan kedelai. Adapun kuantitas air limbah yang dihasilkan sebesar
27,99 L/detik dengan karakteristik air limbah sebagai berikut:
Fluktuasi terjadi karena adanya perbedaan dalam waktu pemakaian air oleh
masyarakat, sehingga debit dan konsentrasi pencemar dari air buangan yang
masuk ke unit pengolahan akan bervariasi. Data fluktuasi dibutuhkan untuk
mendesain tangki ekualisasi yang berrfungsi menyelaraskan aliran air limbah.
Data fluktuasi debit, BOD, dan SS dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini.
Karakteristik air limbah, baik dari domsetik atau pun indsutri, sangat
mempengaruhi unit operasi dan uni proses yang akan direncanakan nanti. Oleh
karena itu, analisis karakteristik air limbah pun sangat diperlukan untuk menjadi
informasi dasar dalam proses perencanaan secara mendetail sehingga kapasitas
unit dan proses pengolahan yang akan diperlukan nantinya dapat direncanakan
secara tepat dan efisien. Berikut adalah rekapitulasi karakteristik air limbah
domestik dan industri yang dihasilkan di Kota Trisakti beserta dengan nilai baku
mutu dari masing – masing parameter yang digunakan:
Tabel 3.1 Karakteristik Air Limbah Domestik dan Industri dengan Baku Mutu
Effluen
Analisis ini didasari dengan perbandingan antara kualitas air buangan yang
dihasilkan dengan baku mutu yang berlaku. Tahapan analisis pertama yang dapat
dilakukan adalah dengan menghitung konsentrasi campuran dari masing – masing
parameter, seperti BOD, COD, dan TSS, antara air limbah domestik dengan air
limbah industri yang akan diolah oleh unit – unit pengolahan air limbah.
Perhitungan konsentrasi campuran dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengolahan pendahuluan
Unit ini bisa dianggap bagian dari primer, dalam unit ini air buangan biasanya
diseragamkan dahulu alirannya (sebagai penyesuai fluktuasi debit) sebelum
memasuki unit selanjutnya.Unit ini juga berfungsi untuk menyaring benda-
benda padat berukuran besar.
2. Pengolahan primer
Unit ini adalah unit operasi atau pengolahan air limbah dari segi fisik,
biasanya terdiri dari unit-unit operasi penyaringan, pengendapan pasir dan
pengendapan
zat-zat padat yang lebih halus atau zat tersuspensi dengan cara pengapungan
(flotasi) dan juga untuk pemisahan minyak/lemak.Pengolahan primer ini dapat
mengurangi atau menurunkan Suspended Solid (SS) sebesar 50-60 % dan
BOD 25-30 %.
3. Pengolahan sekunder
4. Pengolahan tersier
Pengolahan tersier, dipergunakan untuk menghilangkan unsur-unsur tertentu
dalam air buangan yang tidak diinginkan seperti Nitrogen (N), Phosphor
(P)serta proses disinfeksi.
c. Ekualisasi
Tahap ini berfungsi sebagai penyeragam atau penyesuai fluktuasi debitair
limbah grey water dengan tujuan air limbah yang masuk ke
unitselanjutnya bisa dalam jumlah debit yang konstan dan
kontinyu.Saranauntuk tahap ini adalah bak penampung dengan waktu
penyimpanan yangrelatif pendek dan pompa air sebagai penggerak dan
pemindah air greywater ke unit selanjutnya.
c. Flotasi
Flotasi umumnya diterapkan pada pengolahan air buangan
industri,terutama yang kandungan SS dan minyak tinggi.Pemisahan zat
padatatau partikel zat cair dari cairan diperolah dengan menyemprotkan
gas(udara) berupa gelembung-gelembung kecil ke dalam cairan.
Gelembungini kemudian menempel pada bahan-bahan padat dan oleh
sebab gayaapung dari campuran partikel dan gelembung udara cukup
besarmengangkatnya ke permukaan..Keuntungan sistem flotasi
darisedimentasi adalah bahwa partikel yang sangat halus dan
mengendapdapat dihilangkan lebih sempurna dan dalam waktu yang relatif
singkat.Partikel-partikel yang mengapung ke atas dapat dikumpulkan dan
dicidukkeluar.
d. Sedimentasi
Sedimentasi adalah pengendapan partikel-partikel padat yangmelayang
dan mengapung dalam air buangan.Pengendapan ini terjadidalam suatu
bak.Bentuk bak sedimentasi dapat diklasifikasikan sebagaipersegi panjang
(rectangular), lingkaran (circular) atau persegi (square).Pada bentuk
persegi persegi panjang air mengalir dari ujung satu keujung yang lainnya
dan lumpur yang mengendap dikeruk secara mekaniske ujung inlet,
dimana terdapat bak lumpur untuk kemudian dipompa keluar (sludge
hopper).
a. Activated Sludge
Cara kerja proses lumpur aktif (lumpur balik) adalah proses untuk
merubahzat- zat yang tidak dapat mengendap dalam bentuk koloid maupun
tercampurmenjadi flok-flok biologis yang dapat diendapkan. Di dalam bak aerasi
flok initerbentuk dari hasil penguraian bahan-bahan organik oleh mikro organism
terutama jenis bakteri (mixed liquor). Mixed liquor ini secara kontinyu dialirkanke
bak sedimentasi
akhir.Di dalam bak sedimentasi akhir inilah flok yangterbentuk dan disebut
lumpur ini kemudian dipisahkan dari air buangan dengancara pengendapan.Air
yang sudah jernih dibuang sebagai effluen ke sungai (ataubadan air lainnya),
sedangkan lumpur atau settle floc dialirkan kembali secarakontinyu ke bak aerasi
bersama-sama dengan air kotor yang masuk.
Sistem lumpur aktif berlangsung sepenuhnya dalam keadaan aerobik karena
flok biologi tersuspensi dalam mixed liquor yang mengandung oksigen.
Oksigenini dibangkitkan dengan cara difusi udara atau secara mekanis. Sistem
activated Sludge umumnya terdiri dari empat dasar pengolahan, yaitu :
1. Sedimentasi primer (termasuk dalam pengolahan primer) terjadi dalam
baksedimentasi primer
2. Proses aerasi dari mixed liquor terjadi dalam bak aerasi
3. Sedimentasi sekunder (sedimentasi akhir) terjadi dalam bak
sedimentasisekunder.
4. Proses pengembalian lumpur dari bak sedimentasi sekunder ke bak aerasi
c. Aerated Lagoon
Aerated Lagoon atau kolam aerasi adalah suatu kolam dalam tanah
yangdilengkapi dengan reaktor namun tak ada proses pengembalian lumpur.
Untukkeperluan aerasi dan kebutuhan oksigen umumnya digunakan aerator
mekanis.Waktu penahanan berkisar antara 2 – 6 hari memungkinkan
pembentukkan nitratyang diperlukan. Temperatur yang tinggi dan pemberian
organik yang lebihsedikit dapat mendorong terjadinya proses nitrifikasi ini. Disain
untuk kolam iniserupa dengan activated sludge, hanya pada kolam ini tidak ada
prosespengembalian lumpur. Karena tidak adanya bak pengendapan, maka
konsentrasizat padat tersuspensi pada effluen cukup tinggi. Walaupun aerated
lagoon inididisain sebagai reaktor pencampur sempurna, tetapi masih dapat tersisa
sejumlahendapan di beberapa bagian terpisah di kolam itu. Untuk mendapatkan
effluent dengan mutu standar pengolahan sekunder maka pada kolam aerasi ini
harusditambahkan kolam pengendapan.
d. Trickling filter
Trickling filter adalah pengolahan biologis dengan mempergunakan bak
dangkal berisi batu-batuan kerikil atau media sintesis.Air buangan
dialirkanmelewati batu-batuan atau media tersebut dengan menggunakan sistem
distribusioleh rotasi kitiran. Media tersebut terlapisi oleh mikroorganisme yang
berfungsi memindahkan atau membuang organik-organik yang ada dalam air
buangan.
Dibagian bawah bak terdapat sistem underdrain yang berfungsi untuk
mengumpulkan air yang menetes yang mengandung benda-benda biologis
yangterlepas dari media. Sirkulasi udara melalui pori-pori menghasilkan aliran
udarayang disebabkan perbedaan suhu.Tetesan air dan benda biologis yang
lepastersebut mengendap pada dasar bak pengendap.Sebagian aliran
dikembalikanuntuk memberikan beban hidrolis yang seragam dan mencairkan
effluent.
Keuntungan:
1. Mampu membersihkan sendiri
2. Tidak terpengaruh oleh fluktuasi pembebanan organik maupun hidrolik.
3. Trickling filter yang beroperasi pada kecepatan normal mampumenghilangkan
beban BOD, bakteri dan bahan padat dengan efektif.
Kekurangan:
1. Biaya konstruksi tinggi
2. Filter banyak mengundang lalat namun bisa diatasi dengan menutupi
filterdengan plastik.
3. Perlu adanya pengendapan akhir.
4. Memerlukan material filter cukup banyak dan juga luas lahan yang cukupbesar.
Desinfeksi
Badan Air
BAB IV
PENGOLAHAN
FISIK
Pengolahan fisik atau unit operasi fisik adalah metode dalam perencanaan
bangunan pengolahan air buangan dimana aplikasi fisika ini sangat penting.
Pengolahan fisik yang digunakan dalam perencanaan bangunan pengolahan air
buangan kota Bumi Trisakti Damai adalah saluran pembawa, barscreen, bak
penangkap pasir (Grit Chammber) dengan proportional weir, bak ekualisasi, dan
sedimentasi.
0,308 m3/detik
= 0,8 m/s
= 0, 385 m2
0,385 m2
= 1𝑚
= 0,385 m
0,385 m ×1 m
= (2 × 0,385 m)+1 𝑚
= 0,217 m
1
= 0,013 × 0,217(2/3) × 0,001(1/2)
= 0,88 m/s
Direncanakan:
Td = 1 menit = 60 detik (Karia & Christian, 2006)
Bentuk Bak Pengumpul = Persegi.
Tebal dinding saluran = 10 cm
Qrata-rata = 0,308 m3/dtk
Qpeak = 0,665 m3/dtk
Kedalaman galian = 5,67 m
D pipa = 600 mm
d muka air maks =8m
P:L =1:1
Tinggi efektif sumur = 3,5 m
Freeboard = 0,5 m
Volume = Qpeak × Td
= 0,665 m3/detik× 60 detik
= 39,9 m3
A =P×L
=L×L
= L2
9,98 m2 = L2
L = 3,15m = 3,2 m
P = 3,2 m
Cek V =P×L×H
= 3,2 m × 3,2 m × 4 m
= 40,96 m3.
Qrata−rata × td
d muka air rata − rata =
PxL
= 1,804 m = 1,8 m
Perhitungan Pompa
Jumlah pompa = 2 unit, 1 unit dalam keadaan standby
V pompa = 0,8 m/dtk
Qrata-rata = 0,308 m3/dtk
d muka air rata-rata = 1,8 m
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Qpompa = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
0,308 𝑚3/𝑑𝑡𝑘
= 1
= 0,308 m3/dtk
A = Q 0,308 m³/dtk = 0,385 m2.
0,8 m/dtk
=
V
(0.385 𝑥 4)
(A x 4)
√ = 0,700 m700 𝐦𝐦
D =√ 𝜋 = 3,14
Pipa suction
H Pipa suction = (Htotal sumur – d muka airrata-rata) + Kedalaman galian pipa
= (4 – 1,8) + 5,67 = 7,87 m
Pipa discharge
Pipa discharge = 10 m
Q = 0,2785× C × D2,63× S0,54
0,308 m3/dtk = 0,2785× 120×(0,700 m)2,63× S0,54
S = 9,66 × 10-4
S = Hf/L
Hf /L = 9,66 × 10-4
Hf = (9,66× 10-4) ×10 m
Hf = 0,0097 m
Minor Loses
Belokan
Terdapat 1 belokan, dimana K belokan = 0,5
V asumsi = 1 m/dtk.
Hm = K ×𝑉2 = 0,5× = 0,025 m
1
2
2𝑔 2 × 9,81
Valve
K valve = 0,8
V asumsi= 1 m/dtk
Hm = K ×𝑉2 = 0,8× = 0,04 m
1
2
2𝑔 2 × 9,81
ΔH = 0,0033 m
Desain Terpilih:
Freeboard = 0,2 m
Q peak = 0,665 m3/detik
Ф pasir = 0,21 mm (partikel puartz sand dengan specific gravity
2,65) Vs = 1,3 m/mnt = 4,2 ft/mnt = 0,07 ft/dtk
Vh = 0,3 m/dtk = 0,98 ft/dtk
Q rata-rata = 0,308 m3/dtk = 10,934 ft3/dtk
Perhitungan:
Q max = fmd × Q rata-rata
= 1,2× 0,308 m3/det = 0,370 m3/detik
= 13,036 ft3/dtk
3,636 2/3
3,636 [1,1 × { }] − Z
(4,1 × 0,5)
=
13,036 13,036 2/3
[1,1 × { }] − Z
(4,1 × 0,5)
1,56 − Z
0,28 =
3,66 − Z
= 43,31 ft =12,4 m
Volume grit chamber =L×b×H
= 12,4 m× 1,2m × 0,9m
= 13,392 m3
Check Td
Td = Volume / Qmax
= 13,392 m3 / 0,370 m3/s
= 36,19 dtk (OK 20 - 60 detik)
Perhitungan :
Timbulan pasir rata-rata per hari = 3 ft3/MGD × 8,434 MGD
= 25,302 ft3/hari
Volume penyimpanan = 43,31 ft × 4,3 ft ×1 ft
= 186,23 ft3
Pembersihan ruangan pasir = 186,23 ft3ft3
25,302
hari
Kriteria Desain:
Kedalaman = 1,5 – 3 m
Slope = (2-5) m → (2 - 3) : 1
Luas Atas = (20% - 25%) × Luas bawah
Vinlet = Voutlet = 0,3 – 0,6 m/detik
Desain Terpilih:
Bentuk Bak = Luas terpancung dari grafik
Volume Bak = 42,00 m3
Kedalaman Tangki (H) = 2 m
Metode Bak = Inline-
equalization V inlet = V outlet =
0,6 m/detik Jumlah Bak = 1 bak
Luas alas (A1) = 25% luas bawah (A2)
Q rata-rata = 0,308 m3/detik
td = < 10 menit
Q MASUK Q KELUAR D = Qmasuk -
Waktu
m3/jam Kumulatif % m3/hari Kumulatif Qkeluar
00-01 3 3.00 4.17% 7.83 7.83 -4.83
01-02 2 5.00 4.17% 7.83 15.67 -10.67
02-03 1 6.00 4.17% 7.83 23.50 -17.50
03-04 3 9.00 4.17% 7.83 31.33 -22.33
04-05 1 10.00 4.17% 7.83 39.17 -29.17
05-06 4 14.00 4.17% 7.83 47.00 -33.00
06-07 4 18.00 4.17% 7.83 54.83 -36.83
07-08 6 24.00 4.17% 7.83 62.67 -38.67
08-09 10 34.00 4.17% 7.83 70.50 -36.50
09-10 10 44.00 4.17% 7.83 78.33 -34.33
10-11 18 62.00 4.17% 7.83 86.17 -24.17
11-12 15 77.00 4.17% 7.83 94.00 -17.00
12-13 9 86.00 4.17% 7.83 101.83 -15.83
13-14 10 96.00 4.17% 7.83 109.67 -13.67
14-15 11 107.00 4.17% 7.83 117.50 -10.50
15-16 9 116.00 4.17% 7.83 125.33 -9.33
16-17 11 127.00 4.17% 7.83 133.17 -6.17
17-18 7 134.00 4.17% 7.83 141.00 -7.00
18-19 14 148.00 4.17% 7.83 148.83 -0.83
19-20 12 160.00 4.17% 7.83 156.67 3.33
20-21 6 166.00 4.17% 7.83 164.50 1.50
21-22 9 175.00 4.17% 7.83 172.33 2.67
22-23 9 184.00 4.17% 7.83 180.17 3.83
23-00 4 188.00 4.17% 7.83 188.00 0.00
Waktu Debit (m3/jam) BOD (mg/L) TSS (mg/L) % BOD % TSS
00.00 - 01.00 3 682 294 0.0474 0.0373
01.00 - 02.00 2 737 83 0.0512 0.0105
02.00 - 03.00 1 682 176 0.0474 0.0223
03.00 - 04.00 3 701 47 0.0487 0.0060
04.00 - 05.00 1 682 83 0.0474 0.0105
05.00 - 06.00 4 664 43 0.0461 0.0055
06.00 - 07.00 4 682 73 0.0474 0.0093
07.00 - 08.00 6 664 739 0.0461 0.0938
08.00 - 09.00 10 608 628 0.0422 0.0797
09.00 - 10.00 10 627 840 0.0436 0.1066
10.00 - 11.00 18 627 530 0.0436 0.0673
11.00 - 12.00 15 645 349 0.0448 0.0443
12.00 - 13.00 9 590 897 0.0410 0.1139
13.00 - 14.00 10 608 140 0.0422 0.0178
14.00 - 15.00 11 645 500 0.0448 0.0635
15.00 - 16.00 9 590 413 0.0410 0.0524
16.00 - 17.00 11 608 366 0.0422 0.0465
Waktu Debit (m3/jam) BOD (mg/L) TSS (mg/L) % BOD % TSS
17.00 - 18.00 7 645 296 0.0448 0.0376
18.00 - 19.00 14 645 277 0.0448 0.0352
19.00 - 20.00 12 682 87 0.0474 0.0110
20.00 - 21.00 6 664 694 0.0461 0.0881
21.00 - 22.00 9 719 323 0.0499 0.0410
22.00 - 23.00 9 0 0 0.0000 0.0000
23.00 - 24.00 4 0 0 0.0000 0.0000
08-09 10.00 7.83 2.17 322.30 537.99 3.22 5.38 322.30 537.99 2.52 4.21
09-10 10.00 7.83 4.33 332.37 719.60 3.32 7.20 273.75 592.41 2.60 5.64
10-11 18.00 7.83 14.50 332.37 454.03 5.98 8.17 268.52 367.33 2.60 3.56
11-12 15.00 7.83 21.67 341.91 298.98 5.13 4.48 176.79 156.04 2.68 2.34
12-13 9.00 7.83 22.83 312.76 768.43 2.81 6.92 95.41 228.69 2.45 6.02
13-14 10.00 7.83 25.00 322.30 119.93 3.22 1.20 100.12 41.34 2.52 0.94
14-15 11.00 7.83 28.17 341.91 428.33 3.76 4.71 106.71 131.71 2.68 3.36
15-16 9.00 7.83 29.33 312.76 353.80 2.81 3.18 78.58 89.24 2.45 2.77
16-17 11.00 7.83 32.50 322.30 313.54 3.55 3.45 89.95 87.83 2.52 2.46
17-18 7.00 7.83 31.67 341.91 253.57 2.39 1.78 63.51 47.77 2.68 1.99
18-19 14.00 7.83 37.83 341.91 237.30 4.79 3.32 106.48 73.98 2.68 1.86
19-20 12.00 7.83 42.00 361.52 74.53 4.34 0.89 90.69 20.47 2.83 0.58
20-21 6.00 7.83 40.17 351.98 594.52 2.11 3.57 47.79 75.10 2.76 4.66
21-22 9.00 7.83 41.33 381.14 276.70 3.43 2.49 71.49 53.56 2.99 2.17
22-23 9.00 7.83 42.50 0.00 0.00 0.00 0.00 2.82 2.05 0.00 0.00
23-00 4.00 7.83 38.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
00-01 3.00 7.83 33.83 361.52 251.86 1.08 0.76 26.03 18.13 2.83 1.97
01-02 2.00 7.83 28.00 390.68 71.10 0.78 0.14 22.83 4.68 3.06 0.56
02-03 1.00 7.83 21.17 361.52 150.77 0.36 0.15 13.22 5.34 2.83 1.18
03-04 3.00 7.83 16.33 371.60 40.26 1.11 0.12 46.45 5.13 2.91 0.32
04-05 1.00 7.83 9.50 361.52 71.10 0.36 0.07 21.91 4.22 2.83 0.56
05-06 4.00 7.83 5.67 351.98 36.84 1.41 0.15 104.55 10.96 2.76 0.29
06-07 4.00 7.83 1.83 361.52 62.54 1.45 0.25 150.42 25.96 2.83 0.49
07-08 6.00 7.83 0.00 351.98 633.07 2.11 3.80 269.94 484.97 2.76 4.96
TOTAL 188.00
RATA 7.83 317.99 281.20 2.48 2.59 2.49 2.20
Perhitungan:
a) Volume bak
V = 1/3 H (A1 + A2 + (A1.A2)0,5)
42 = 1/3 × 2 × (0,25 A2 + A2 + (0,25 A2× A2) 0,5)
42 = 1,75 A2
A2 = 24 m2
A1 = 25 % ×24 = 6 m
b) Luas Bak (A)
Luas atas (A2)
P:L =1:1P=L
A2 =P×L
24 = L2
L=P = 4,9 m
Luas bawah (A1)
P:L =1:1P=L
A1 =P×L
6 = L2
L=P = 2,45 m ≈ 2,5 m
c) Pipa Inlet
V = 0,6 m/dtk
Q md = 0,370 m3/dtk
𝑄 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘
A inlet = 𝑉
0,370
= 0,6
= 0,62 m2
A inlet = ¼ × π × d2
0,62 = ¼ × 3,14 × d2
d = 0,900 m
d) Pipa outlet
V = 0,6 m/dtk
Q rata-rata = 0,308 m3/dtk
𝑄 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
A outlet = 𝑉
0,308
= 0,6
= 0,513 m2
A outlet = ¼ × π × d2
0,513 m2 = ¼ × 3,14 × d2
d = 0,81 m ≈ 0,8 m
Cek V = 𝑄
𝐴
0,308
= (0,25 ×3,14 × 0,82)
= 0,61 m/detik
4.6 Sedimentasi
Berfungsi untuk menurunkan kadar partikel diskrit yang terdapat dalam air
buangan dengan cara mengendapkannya, yang berlangsung secara gravitasi.
Efisiensi penyisihan (Qosim, 1985):
SS : (50 – 70) %
BOD : (25 – 40) %
Kriteria Desain :
Desain terpilih :
Rasio panjang : kedalaman =8:
1 Rasio panjang : lebar =4:
1
Overflow rate = 50 m3/m2 hari
Weir loading = 20.000gal/ft day
Dimensi orifice = 0,3 m × 0,3 m
Diketahui
Qtotal = 307,86 L/detik
= 266,11 m2
2. Dimensi bak
P:L =4:1
p =4L
A =P×L
A =4
L2 266,11 = 4
L2
L = 8,16 m ≈ 8,2 m
P = 4 × L = 4 ×8,2 = 32,8 m
Luas bak sebenarnya:
A =P×L
A = 32,8 × 8,2
A = 268,96 m
Kedalaman bak
P:H =8:1
h = (1/8) ×32,8 m = 4.1 m = 4 m
Freeboard = 0,5 m
h total = 4 + 0,5 = 4,5 m
Volume tangki =P×L×H
= 32,8 × 8,2 × 4,5 = 1210,32 m3
B. Struktur Influen
Direncanakan
Jumlah orifice = 5 buah
V influen channel = 0,4 m/dt
Dimensi 1 buah orifice = 0,3 m × 0,3 m
Perhitungan
A pipa inlet =Q bak 0,154 m3/dtk
V pipa = 0,6 m/dtk = 0,26 m2
A = ¼ π d2
0,26 = ¼ π d2
0,26 × 4
d² =
3,14
d = 0,575 m ≈ 600 mm
Q bak 0,154 m /dtk
Across = = 3 = 0,385 m2
V inf 0,4 m/dtk
A cross 0,385 m /dtk
L influen = = 3 = 0,385 m
H 1m
0,154 m /dtk
Check Vinf = Q bak = 3 = 𝟎, 𝟒 𝐦/𝐝𝐭𝐤 (OK)
Across 0,385 m2
Q bak 0,154 m /dtk
Orifice = jumlah = 3 = 0,031 m3/dtk
orifice 5
Qorifice
Head loss = 2
(Cd × Aorifice × √2g
0,0312m3/dtk
= (0,6)×(0,3852m2)×(√2 x 9,81) = 0,078 m
C. Struktur Effluen
Direncanakan menggunakan weir yang berbentuk V-notch
Weir loading = 20000 gal/ft.day = 246 m3/m.hr
Q average
Panjang weir = 0,154 × 86.400 m3/hari
weir loading = m3 = 54,08 = 54 m
246 hari
m
= 2126,77 Kg/hari
Jumlah lumpur 2 bak = 2 × 2126,77 Kg/hari = 4253,54 kg/hari
3. Kapasitas pompa
m
0,072 3 × 18 mnt/putaran
= mnt
1,5 mnt/putaran
= mnt
2 × 0,06 m³/mnt
=11 mnt/putaran
= 6235,3 Kg/hari
= 3938,5 Kg/hari
Asumsi solid = 4%
Jumlah endapan yang terbentuk
∑SS
= spesific gravity× %solids
3938,5 kg/hari
= 1,03 g⁄cm3 × ( 1 kg⁄g)× 106m3 × 0,04 = 95,6 m3/hari
1000
3
= 0,0011 m /dtk
3. Debit di effluen primer = Q peak – produksi lumpur
= 0,665 m3/dtk – 0,0011 m3/dtk
= 0,664 m3/dtk
5. Konsentrasi SS di effluen
1
3938,5 kg⁄hari × 1000 kg⁄g × hari⁄dtk
86400
= = 68,65 𝑔⁄𝑚3
0,664 𝑚3/𝑑𝑡𝑘
G. Kuantitas Scum
Diketahui:
Kuantitas scum = 8 kg/1000 m3
Spesific gravity = 0.95
1. Kuantitas rata-rata scum = 8 kg/1000m3 × 0,308 m3/dtk × 86.400
= 212,9 Kg/hari
212,9 𝑘𝑔⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 × 1000 𝑔⁄𝑘𝑔
2. Kuantitas scum = 0,95 𝑔⁄𝑐𝑚3 × 1
𝑘𝑔⁄𝑔𝑟 ×106𝑚 3⁄𝑐𝑚 3
1000
= 224,1 m3/hari
86,4 𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
= 2 = 43,2 𝑚3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑘 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
Luas ruang lumpur =
𝐿
= 43,2 𝑚
3 = 5,26 𝑚2 ≈ 5,3 𝑚2
8,2