MAKALAH PROYEK
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pencemaran lingkungan
yang dibina oleh Bapak Dr. H. Sueb, M.Kes
(Email: sueb.fmipa@um.ac.id)
Disajikan pada rabu 19 september 2018
Oleh Kelompok 2
1. Gufron Alifi (160342606296)
2. Hana Veronica (160342606281)
3. Miftahul Mufinadiroh ( 160342606244)
4. Rias Aldila (160342606246)
(Email: rias.aldilah@gmail.com)
abstract
This study aims to determine the quality of the chemistry and physics of Bango river water in
Malang City. The quality of water chemistry studied includes analysis of the degree of pH (pH)
using pH meters, water salinity using a salinometer. Testing the quality of physics of water
includes determining the temperature by using a thermometer and testing colors using the sense
of sight. The sample used in this study consisted of two samples, sample A and sample B.
Testing pH, salinity, turbidity and temperatureAnd from the results of the study, the following
mean value of pH at the first point is 7.296, at the second point is 7.282, at the third point is
7.255, at the 4th point is 7.228 and at the fifth point is 7.246. Based on liretarur above shows
that at five different points the pH value is between 6.0-8.0. the mean DO value at the first
point is 0.467 mg / l, at the second point of 0.417 mg / l, at the third point of 0.467 mg / l, at
the fourth point of 0.45 mg / l, and at the fifth point of 0.46 mg / l. This shows that solubility
of 02 is still low.
Keywords: water quality of Bango river in Malang
BAB I
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Sungai Bango Kota Malang dan dilakukan pada 12 September
2018.
Populasi data dari penelitian ini adalah keadaan pH, DO, suhu dan kekeruhan air Sungai
Bango. Sampel yang diambil yaitu keadaan pH, DO, suhu dan kekeruhan air pada lima
titik yang berbeda. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik cluster sampling dengan
besar sampling sebanyak 30.
3.3.1 Alat
NO Alat Fungsi
3.3.2 Bahan
NO Bahan
1. Kantung plastik
2. Karet Gelang
3. Kertas Label
Pengumpulan data dilakuakn dengan cara mengambil data mengenai pH, suhu, DO,
kekeruhan air sungai dengan alat yang sesuai pada lima titik yang berbeda masing-masing
titik dengan enam kali pengukuran. Setiap titik pengukuran berjarak 200- 300 m.
Analisis data yang digunakan yaitu analisis perbandingan literatur. Data yang diperoleh
dibandingkan dengan literatur yang ada untuk menentukan kualitas perairan yang ada di
Sungai Bango.
HASIL PENGAMATAN
Dari data diatas dapatdiketahui bahwa di titik pertama memiliki rerata DO sebesar 0,467
mg/l, rerata pH yang bersifat basa sebesar 7,296 dengan rerata suhu yang diketahui sebesar
25,233˚C serta rerata tingkat kekeruhan air sungai sebesar 10,167 NTU. Pada titik pengamatan
yang kedua memiliki rerata DO sebesar 0,417 mg/l, rerata pH yang bersifat basa sebesar 7,282
dengan rerata suhu yang diketahui sebesar 24,95˚C serta rerata tingkat kekeruhan air sungai
sebesar 10,833 NTU. Pada titik pengamatan ketiga memiliki rerata DO sebesar 0,467 mg/l,
rerata pH yang bersifat basa sebesar 7,255 dengan rerata suhu yang diketahui sebesar 25,4˚C
serta rerata tingkat kekeruhan air sungai sebesar 9,833 NTU. Pada titik pengamatan keempat
memiliki rerata DO sebesar 0,45 mg/l, pH yang bersifat basa sebesar 7,228 dengan suhu yang
diketahui sebesar 24,95˚C serta tingkat kekeruhan air sungai sebesar 10,667 NTU. Pada titik
pengamatan kelima memiliki rerata DO sebesar 0,46 mg/l, pH yang bersifat basa sebesar 7,246
dengan suhu yang diketahui sebesar 24,45˚C serta tingkat kekeruhan air sungai sebesar 11,000
NTU.
Adapun beberapa indikator abiotik status kualitas air berdasarkan indikator pH,
indikator suhu, indikator DO, dan indikator kekeruhan air:
Tabel 2. Status kualitas air berdasarkan tingkat keasamaan (pH) (Lee, 1978)
<7 Asam
7 Netral
>7 Basa
Tabel 4. Baku mutu berdasarkan pembagian kelas menurut Perda Jatim tahun 2008
Kelas
Parameter Satuan Keterangan
I Ii Iii Iv
1. pH
Tingkat keasaman atau kekuatan asam (pH) termasuk parameter untuk menentukan
kualitas air. Menurut Situmorang (2007) bahwa, air yang belum terpolusi berada pada skala pH
6,0-8,0. Dalam air yang bersih, jumlah konsentrasi ion H+ dan OH ־berada dalam
keseimbangan atau Ph = 7. Organisme perairan dapat hidup ideal dalam kisaran pH antara asam
lemah sampai dengan basa lemah. Perairan yang bersifat asam kuat atau basa kuat akan
membahayakan kelangsungan hidup biota, karena akan menggangu metabolisme dan respirasi.
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwasanya nilai rerata pH pada titik pertama sebesar
7,296, pada titik kedua sebesar 7,282, pada titik ketiga sebesar 7,255, pada titik ke 4 sebesar
7,228 dan pada titik kelima sebesar 7,246. Berdasarkan liretarur diatas menunjukkan bahwa
pada kelima titik yang berbeda, nilai pH berada diantara 6,0-8,0. Hal ini menunjukkan bahwa
sungai Bango termasuk sungai yang belum terpolusi.
Menurut Situmorang (2007) bahwa, DO di dalam air merupakan indikator kualitas air
karena kadar oksigen yang terdapat di dalam air sangat dibutuhkan oleh organisme air dalam
kelangsungan hidupnya. Kelarutan O2 didalam air sangat dipengaruhi suhu dan mineral terlarut
dalam air. Kelarutan maksimum oksigen dalam air terdapat pada suhu 0 C°, yaitu sebesar 14,16
mg/l. Konsentrasi ini akan menurun seiring peningkatan ataupun penurunan suhu. Sumber
utama DO dalam perairan adalah dari proses fotosintesis tumbuhan dan penyerapan/pengikatan
secara langsung oksigen dari udara bebas melalui kontak antara permukaan air dengan udara.
Pengaruh DO terhadap biota perairan hanya sebatas pada kebutuhan untuk respirasi.
Berdasarkan data yang kami peroleh, nilai rerata DO pada titik pertama sebesar 0,467
mg/l, pada titik kedua sebesar 0,417 mg/l, pada titik ketiga sebesar 0,467 mg/l, pada titik
keempat sebesar 0,45 mg/l, dan pada titik kelima sebesar sebesar 0,46 mg/l. Hal ini
menunjukkan bahwa kelarutan 02 masih rendah. Kemungkinan hal ini dikarenakan faktor suhu
yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan kelarutan oksigen rendah.
3. Suhu
Suhu atau temperatur di suatu sungai akan berfluktuasi mengikuti aliran air mulai dari
hulu menuju hilir/muara. Daerah hulu (rhithal) mempunyai fluktuasi tahunan yang paling kecil,
sepanjang aliran sungai fluktuasi tahunan akan semakin besar dan mencapai maksimum di
daerah hilir (potamal). Suhu perairan mengalami fluktuasi setiap hari, terutama mengikuti pola
suhu udara lingkungan, intensitas cahaya matahari, letak geografis, penaungan, dan kondisi
internal perairan seperti kekeruhan, kedalaman, kecepatan arus, dan timbunan bahan organik
di dasar perairan. Meningkatnya suhu sebesar 10°C akan meningkatkan laju metabolisme
sebesar 2–3 kali lipat. Naiknya suhu menyebabkan kelarutan oksigen dalam air menurun,
sehingga organisme air sulit untuk respirasi. Suhu udara yang baik untuk perkembangan
organisme akuatik dan tidak menimbulkan tekanan yang berbahaya berkisar antara 240C-270C
berdasarkan pendapat Odum, 1971.
Berdasarkan data yang kami peroleh, pada titik pertama nilai rerata suhunya sebesar
25,233˚C, pada titik kedua sebesar 24,95˚C, pada titik ketiga sebesar 25,4˚C, pada titik keempat
sebesar 24,95˚C dan pada titik kelima sebesar 24,45˚C. Hal ini menunjukkan bahwa suhu pada
sungai Bango sangat tinggi, sehinga menyebabkan kelarutan oksigen menurun, sehingga
organisme air sulit melakukan respirasi.
4. Kekeruhan
Berdasarkan data yang diperoleh, pada titik pertama nilai rerata tingkat kekeruhan air
sungai sebesar 10,167 NTU, pada titik kedua sebesar 10,833 NTU, pada titik ketiga sebesar
9,833 NTU, pada titik keempat sebesar 10,667 NTU, dan pada titik kelima sebesar 11,000
NTU. Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang
tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang
menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan bahan organik yang tersebar
dari partikel-partikel kecil yang tersuspensi (Sutrisno, 2002). Tingkat kekeruhan air dapat
diketahui melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode Turbidimeter. Untuk standard air
bersih ditetapkan oleh Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990, yaitu kekeruhan yang
dianjurkan maksimum 25 NTU. Bedasarkan ketentuan yang telah ditetapkan kekeruhan air
Sungai Bango masih dalam taraf yang dianjurkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. pH air pada Sungai Bango rata-rata lebih dari 7 sehingga air dalam Sungai Bango
bersifat basa.
2. DO pada Sungai Bango rata-rata kurang dari 2 yang berarti perairan di Sungai
Bango masuk dalam kategori tercemar berat.
3. Suhu air pada Sungai Bango sekitar 25°C yang termasuk suhu yang baik dalam
perairan.
4. Tingkat kekeruhan air pada Sungai Bango 11 NTU, yang termasuk dalam kategori
sedang.
4.2 Saran
Pada saat pengukuran faktor abiotic pada sungai harus dipastikan alat yang dipakai
telah dikalibrasi terlebih dahulu agar akurasi data yang didapatkan pasti.
DAFTAR RUJUKAN
[11] Sutrisno, T. Teknologi penyediaan air bersih. Rineka Cipta: Jakarta, 2006.
LAMPIRAN