Anda di halaman 1dari 13

UNIT 4 PENGAMATAN SEL KELAMIN DAN PERKEMBANGAN

EMBRIO MENCIT

Laporan Unit Praktikum Fisiologi dan Perkembangan Hewan

Oleh:
ANDI BUNGA SARI ANNISA
NIM: 60300120012

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi tidak berperan dalam homestatis dan tidak esensial bagi
kelangsungan individu, namun sistem ini tetap berperan penting dalam kehidupan
seseorang. Sistem reproduksi pada pria memiliki fungsi esensial yang
menghasilkan sperma (spermatogenesis) dan menyalurkan sperma ke wanita.
Organ reproduksi primer pada pria terdiri dari sepasang testis. Pada kedua jenis
kelamin, gonad matur akan menghasilkan garnet (gametogenesis) yaitu
spermatozoa pada pria dan ovum pada wanita. Gonad juga akan menghasilkan
hormon testosteron pada pria, serta hormon estrogen dan progesteron pada Wanita
(Wieawati, 2018).
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel
kelamin atau sel gamet sendiri terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang
dihasilkan oleh testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan oleh ovarium.
Gametogenesis terdiri dari 4 tahap yaitu perbanyakan, pertumbuhan, pematangan
dan berubahan bentuk. Gametogenesis terbagi menjadi dua yaitu spermatogenesis
dan oogenesis. Sel kelamin ditentukan oleh adanya plasma benih (Germ plasm)
pada sel tersebut. Sel badan (Soma) tidak terkandung plasma benih di dalamnya
yang menyebabkannya mati, sedangkan pada sel kelamin potensinya tidak pernah
mati karena diteruskan dari generasi ke generasi melalui proses reproduksi (Sukada,
2016).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan praktikum dengan unit
pengamatan sel kelamin dan perkembangan embrio mencit dengan mengamati
langsung sel kelamin pada mencit dan pada manusia.

B. Tujuan Paraktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu:
1. Mengenal struktur morfologi spermatozoa dengan mengamati perbedaan sel
kelamin dari bagian-bagian sistem reproduksi yang berbeda.
2. Mengetahui cara mengawinkan mencit dan memelihara mencit, serta
mempelajari perkembangan embrio mencit secara morfologi selama periode
kehamilan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Ayat yang Relevan


Proses penciptaan manusia pada umumnyadisebut dengan istilah
reproduksi. Reproduksi pada manusia merupakan kemampuan manusia untuk
menghasilkan keturunan yang baru dengan tujuan untuk mempertahankan jenisnya
dan melestarikan keturunannya. Sesuai dengan firman Allah swt dalam QS. Al-
Insan/72: 2

ً ْ َ ً ْ َ ُ ٰ ْ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َ َ ْ ُّ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ َّ
٢ ‫اجٍۖ نبت ِلي ِه فجعلنه س ِميعاۢ ب ِصيرا‬
ٍ ‫ِانا خلقنا ال ِانسان ِمن نطف ٍة امش‬

Terjemahnya:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur. Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan) sehingga
menjadikannya dapat mendengar dan melihat (Kementrian Agaman RI, 2012).

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Bab Al-Qadr pada kitab Fathu Al-Bari
menjelaskan bahwa nutfah itu merupakan air mani yang asal maknanya yaitu air
yang sedikit dan bening. Hakikatnya ketika air mani laki-laki bertemu dengan air
mani perempuan dengan melakukan hubungan seks, Allah menghendaki untuk
menciptakan sebuah janin dari air mani tersebut. Imam Ibnu Qayyim Al-jauziyah
dalam kitab At-Tibyân fî Aqsami Al-Qur‟ân juga menjelaskan bahwa air mani laki-
laki sebelum tercampur dengan air mani perempuan tidak akan bisa menjadi janin.
Begitu juga dengan anggota tubuh dan rupa pada manusia merupakan kolaborasi
dari dua air mani tersebut (Al-Najjar, 2015).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari setetes air mani.
Proses awal dari terjadinya proses reproduksi yaitu dengan bercampurnya air mani
yang dihasilkan oleh laki laki yang akan menyebabkan terjadinya pembuahan
setelah bertemu dengan sel telur dari perempuan (Nurbaety, 2019).
B. Tinjauan Umum tentang Spermatozoa
Spermatozoa adalah sel halploid yang pembentukannya di dalam tubulus
seminiferous dari gamet jantan dengan proses kompleks yang biasa disebut dengan
spermatogenesis (Hayati, 2020). Spermatozoa memiliki tiga bagian yaitu, kepala
yang dilindungi oleh akrosom yang berisi informasi genetic sperma, kemudian ada
bagian tengah dan bagian ekor. Akrosom adalah vesikel yang berisi enzim yang
menutupi kepala, yang digunakan sebagai “bor enzim” untuk menembus ovum.
Akrosom merupakan modifikasi dari lisosom yang dibentuk oleh agregasi vesikel-
vesikel yang diproduksi oleh kompleks golgi-retikulum endoplasma sebelum
organel disingkirkan. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang
yang menyerupai cambuk yang pergerakannta dijalankan oleh energi yang
dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma
(Sherwood, 2016).
Spermatozoa atau yang biasa disebut dengan sel sperma merupakan hasil
produksi dari testis yang terdiri dari beberapa sel germinal yang sudah matang
(Tang, 2017). Sperma manusia memiliki panjang yang normal berkisar antara 40
μm hingga 250 μm (Abbiramy dkk, 2020). Spermatozoa dapat juga dikatakan sel
yang terspesialisasi dan padat yang tidak lagi akan mengalami pembelahan ataupun
pertumbuhan, spermatosit primer dan sekunder kemudian akan berubah menjadi
spermatid lalu menjadi spermatozoa. Pada spermatozoa terdiri dari bagian utama
yakni kepala dan ekor (Ahmad, 2014).
Spermatozoa juga mensintesis enzim yang digunakan untuk melisiskan
selaput telur. Enzim itu disekresikan oleh Apparatus Golgi dan disimpan dalam
akrosoma. Enzim hialuronidase pada spermatozoon mammalia dan acrosin pada
invertebrate. Struktur spermatozoon vertebrata terdiri dari : akrosoma berisi enzim
untuk melisiskan selaput telur. Bagian kepala mengandung inti, leher mengandung
sentriol, bagian tengah mengandung mitokondria sebagai penghasil tenaga gerak
dan mengandung mikrotubule yang kontraktil. Bagian prinsipal mengandung
filamen aksial dan bagian ujung sebagai flagellum (Merin, 2009).
Kualitas pada sperma sangat penting untuk melakukan pengamatan tingkat
fertilisasi seseorang. Kualitas dan produksi semen akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu seperti genetik, pakan, suhu, musim, frekuensi ejakulasi, umur badan
penjantan dan jenis hewan. Terdapat salah satu variable kualitas dari sperma adalah
motilitas sperma, motilitas sperma ini merupakan parameter dari kelangsungan
hidup pada sperma. Molitas sperma dianggap normal bila gerak majunya lebih dari
40% (Wayan dkk, 2019).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi


Adapun waktu dilaksanakannya praktikum ini yaitau pada hari senin
tanggal 16 Mei 2022, pukul 11.30-14.00 di Laboratorium Zoologi Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Instrumen Praktikum
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mikroskop, pipet
tetes, kaca preparat, deck glass, handscoon, papan seksi, gunting bedah, pisau
bedah, pinset, kandang mencit, botol minum mencit, gelas kimia 100 ml, kaca
arloji, kamera, alat tulis menulis.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu mencit (Mus musculus) betina dan
jantan, NaCl fisiologis 0,9%, methil alkohol (methanol), spermatozoa manusia
(Homo sapiens), metanol, aquadest, alkohol 70%, tissue, pakan mencit dan sekam.

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum yang akan dilakukan yaitu alat dan bahan
disiapkan terlebih dahulu. Untuk pengamatan sel kelamin terdiri dari spermatozoa
mencit (Mus musculus) dan spermatozoa manusia (Homo sapiens) dan pengamatan
embrio mencit. Pada pengamatana spermatozoa mencit (Mus musculus) pertama-
tama dilakukan dislokasi pada mencit kemudian dibedah, lalu testis diambil dan
dibersihkan dari jaringan lemak yang menempel. Setelah itu testis dicuci dengan
menggunakan Nacl 0,9% dan diletakkan di atas kaca arloji, lalu ditetesi NaCl 0,9%
sampai suspensi telah terbentuk, setelah itu suspensi dipipet dan diletakkan diatas
kaca preparat dan ditutup dengan deck glass, kemudian diamati dibawah
mikroskop.
Untuk pengamatan spermatozoa manusia (Homo sapiens) yang akan
diamati yaitu motilitas dan morfologi. Pada pengamatan motilitas, semen atau air
mani disiapkan dan dipipet lalu dibuatkan preparasi pada kaca preparat dan diamati
dibawah mikroskop berdasarkan jumlah dan gerak. Pada pengamatan morfologi
spermatozoa manusia (Homo sapiens) yaitu pertama-tama dibuat apusan air mani
yang dibiarkan mengering pada hawa udara, kemudian dilakukan fiksasi dengan
metil alkohol (methanol) selama 5 menit, setelah itu diwarnai dengan reagen
giemsa/wright. Selanjutnya morfologi spermatozoa diperiksa dibawah mikroskop
dengan perbesaran mulai dari terkecil ke terbesar, setelah itu hasil pengamatan
digambar dan sel sperma manusia (Homo sapiens) dibandingkan dengan sel sperma
pada mencit (Mus musculus).
Untuk pengamatan perkembangan embrio mencit (Mus musculus) yaitu
pertama-tama 2 mencit betina yang berada dalam fase estrus memperhatikan ciri-
ciri vulvanya dikumpulkan dengan 1 mencit jantan dalam satu kandang yang
beralaskan sekam, setelah itu keesokan harinya mencit betina diperiksa ada atau
tidaknya sumbat vagina untuk ditentukan hari kehamilan ke-0 pada mencit.
Kemudian mencit-mencit hamil dipelihara dalam kandang yang terpisah dan
diletakkan pada ruangan yang cahayanya 12 jam terang dan 12 jam gelap dengan
catatan mencit diberikan pakan dan minum secara berlebihan (adlibitum) dan dijaga
kebersihan kandangnya. Setelah itu mencit betina dibetina pada hari kehamilan ke
9, 11, 13, 15, 17 dan 18. Setelah itu tanduk uterus pada mencit dibedah dan diamati
posisi embrionya dalam uterus, panjang atau ukuran embrionya, ciri-ciri morfologi
embrio, keadaan placenta dan keadaan selaput amnionnya.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum pengamatan sel kelamin
dan perkembangan embrio mencit yaitu:
1. Pengamatan sel kelamin
a. Sampel : Spermatozoa manusia (Homo sapiens)
Perbesaran : 40 x 0,65

Gambar 4.1.a Spermatozoa pada manusia (Homo sapiens) (Hattta, 2020)


Keterangan :
1. Kepala
2. Bagian tengah
3. Ekor

b. Sampel : Spermatozoa mencit (Mus musculus)


Perbesaran : 40 x 0,65

Gambar 4.1.b Spermatozoa pada mencit (Mus musculus) (Ichram, 2019).


Keterangan :
1. Akrosom
2. Kepala
3. Bagian tengah
4. Ekor

B. Pembahasan
Spermatozoa atau biasa disebut sel sperma merupakan hasil yang siperoleh
dari testis. Sel sperma antara manusia dan hewan terutama mencit yang me njadi
bahan pada praktikum ini memiliki perbedaan baik dari morfologi dan mobilitasnya.
Pada hasil yang telah dipraktikumkan terdapat perbedaan antara keduanya
1. Pengamatan sel kelamin
a. Spermatozoa manusia
Spermatozoa manusia memiliki ciri-ciri dan karakteristik tersendiri, sperma
yang tidak normal juga memiliki perbedaan yang dapat diamati secara langsung dan
memiliki perbedaan terhadap sperma yang normal bagian tengah. Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum dibawah mikroskop dengan
perbesaran 40 x 0,65 pada pengamatan spermatozoa manusia didapatkan
morfologinya yang terdiri dari kepala, bagian tengah dan ekor. Variabel dari cairan
semen pada satu kali ejakulasi pada normalmya memiliki volume 2-6 ml, memiliki
warna putih keabu-abuan, berbau seperti buah kastanye, tingkat kekentalannya
relative 0-5 mm, pH 7,2-7,6, tidak memiliki sel darah merah namun memiliki sel
darah putih yang jumlahnya hamper 1 juta/ml, tingkat motilitasnya siatas daro 50%
baru dikatakan normal dan sperma yang hidup diatas 75% (WHO, 2020).
b. Spermatozoa mencit
Spermatozoa mencit atau sel sperma dari mencit memiliki struktur
morfologi yang sedikit berbeda dari sperma manusia. Berdasarkan hasil
pemngamtan dari praktikumyang telah dilakukan diperoleh morfologi pada sperma
mencit terdiri atas kepala, akrosom, bagian tengah dan ekor. Bentuk dari kepala
sperma mencit seperti kail yang agak pipih yang didalamnya mengandung materi
genetic dan enzim yang akan membantu pemecahan ovum. Pada bagian tengah
memiliki mitokondria yang berguna untuk menghasilkan energi untuk pergerakan
dari seprma untuk menuju ovum. Pada bagian ekor memiliki bentuk flagel yang
panjangnya sedikit lebih panjang dari sperma manusia, Flagel ini berfungsi sebagai
alat gerak dari sperma.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan sel kelamin dan perkembangan embrio
mencit yang telah dilakukan, diperoleh struktur morfologi spermatozoa antara
manusia dan mencit memiliki perbedaan yaitu pada bagian kepala sel sperma
manusia berbentuk bulat sedangkan pada mencit berbentuk seperti kail yang
gepeng, kemudian terdapat perbedaan pada bagian ekornya, pada sel sperma mencil
memiliki ekor yang lebih panjang dibandingkan dengan sel sperma manusia.
Mencit dapat dikawinkan dengan cara mencit jantan dan mencit betina
diletakkan dalam satu kendang, 12 jam setelah itu maka sudah dapat dilihat hari ke
0 pada kehamilan mencit betina tersebut.

B.Saran
Adapun saran pada pelakasaan praktikum kali ini yaitu ketepatan waktu
dalam pelaksaan praktikum berdasarkan jadwal yang telah disepakati agar
praktikum dapat berjalan dengan maksimal dan praktikan tidak terburu-buru dalam
pengamatan.
KEPUSTAKAAN

Abbiramy, V.S., Shanti V., Charanya Allidurai (2010), Spermatozoa Detection,


Counting and Tracking in Video Streams to Detect Asthenozoospermia,
2010 International Conference on Signal and Image Processing, pp 265 -
270, 15-17 Dec 2020.
Abu al-Fida' Ismail, Tafsir Alquran al-'Adhim, Riyadh: Dar Taibah, 1999.
Hatta, Moch, “Penentuan Abnormalitas Pergerakan Spermatozoa Manusia (Homo
nsapiens) Berbasis Regresi Linnier “, 2020.
Hayati, A. Spermatologi, Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair, Surabaya.
2020.Adnan. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan, Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM, 2015.
Ichram, La Ode . “Pengaruh Ekstrak Buah Delima terhadap Morfologi
Spermatozoa” Universitas Muhamadiyah Surakarta. 2019.
Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Pusat
Agung Harapan, 2012.
Nurbaety. “Proses Produksi Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir
Kemenag LIPI)”. Skripsi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,
2019.
Tang, U.M. dan R Affandi. Fisiologi hewan air. UNRI. 2017.
Wahyuni, Sri. Pengaruh Daun Sambiloto (Andrographis paniculata, Ness) terhadap
Kadar SGPT dan SGOT Tikus Putih (Mus musculus) , Universitas
Muhammadiyah Malang, FKIP jurusan Pendidikan Biologi, 2018.

Anda mungkin juga menyukai