Anda di halaman 1dari 18

UNIT 1 JARINGAN HEWAN

Laporan Unit Praktikum Fisiologi dan Perkembangan Hewan

Oleh:
ANDI BUNGA SARI ANNISA
NIM: 60300120012

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGUI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jaringan hewan merupakan kumpulan dari beberapa sel yang mempunyai

bentu dan fungsi yang sama pada tubuh hewan. Ilmuan telah mempelajari tentang

struktur organisasi kedihupan yang dimulai dari sel, jaringan, organ, system organ

dan kemudian terbentuk suatu organisme. Susunan tubuh manusia telah diciptakan

oleh Allah swt dengan sedemikian rupa dengan indah dan seimbang. Sebagaimana

yang difirnamkan oleh Allah SWT dalam QS. Al-Infithaar/82: 6-8


َ
ْ َ َ َ َ َ َ ّٰ َ َ َ َ َ َ ْ َّ ْ َ ْ َ َ َ َّ َ َ ُ َ ْ ْ َ ُّ َ ٰٓ
‫يايها ال ِانسان ما غرك ِبر ِبك الك ِري ِمِۙ ال ِذي خلقك فسوىك فعدلكِۙ ِف ْٓي اي‬
ِ
َ َ َّ َ َ َ َّ َ ْ ُ
‫صور ٍة ما شاۤء ركبك‬
Terjemahnya:
Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakanmu (berbuat durhaka)
terhadap Tuhanmu Yang Mahamulia, yang telah menciptakanmu lalu
menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang?
Dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun (tubuh)-mu (Kementrian
Agama, 2012).
Menurut Syaikh Ahmad Syakir dalam Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan

bahwa Allah swt telah mencela manusia dengan celaan yang luhur dan

mengingatkannya dengan peringatan yang indah, namun manusia cuek saja dengan

kekurangannya, bersikap buruk terhadap Tuhan yang telah menciptakannya.

Padahal, Dia menyempurnakan kejadiannya, dan membentuk susunan tubuhnya

dengan seimbang (Syakir, 2014).

Ayat tersebut telah menjelaskan bahwa tubuh telah diciptakan dengan baik

dan seimbang yang terdiri dari komponen yang sangat kompleks. Komponen

tersebut berupa jutaan sel yang membentuk jaringan, organ dan juga sistem organ.

1
2

Jaringan merupakan kumpulan sel yang tersimpan dalam suatu kerangka struktur

dan matrik. Jaringan hewan dibedakan menjadi empat jaringan utama yaitu jaringan

epitel, jaringan ikat, jaringan otor dan jaringan syaraf.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilaksanakan praktikum dengan

unit jaringan hewan seperti jaringan epitel, jaringan ikat serta jaringan otot yang

terdapat pada hewan termasuk pada manusia sendiri, dengan melakukan

pengamatan secara langsung.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum unit ini yaitu:
1. Untuk mengamati dan mengetahui jenis-jenis jaringan epitel dan kelenjar.
2. Untuk mengamati dan mengetahui struktur histologi jaringan otot.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Ayat Relevan


Di dalam tubuh terdapat susunan sel-sel yang saling berhubungan antara
antara mariks ekstraseluler. Sifat matriks harus dipahami agar dapat
mengembangkan pengetahuan mengenai bagaimana jaringan melakukan
fungsinya, sehingga dapat membentuk suatu organ. Kajian keislaman pada materi
struktur dan fungsi jaringan hewan dapat dilihat dalam firman Allah dalam QS.
Fushshilat/41: 20.

ْ‫َح ّٰتى ا َذا َما َجا ُۤء ْو َها َشه َد َع َل ْيه ْم َس ْم ُع ُه ْم َو َا ْب َص ُار ُه ْم َو ُج ُل ْو ُد ُه ْم ب َما َك ُانوا‬
ِ ِ ِ ِ ْٓ
َ ُْ َ َْ
‫يعملون‬
Terjemahnya:
Ketika mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit
mereka menjadi saksi terhadap apa yang telah mereka lakukan.(Kementrian
Agama, 2012).
Tafsir fi Zhilalil Qur’an menjelaskan bahwa ayat tersebut menceritakan

tentang peristiwa ketika manusia dihisab, tiba-tiba lidah mereka kelu, tidak dapat
berbicara, sehingga pendengaran, penglihatan dan kulit merekalah yang menjadi

saksi atas perbuatan-perbuatan maksiat yang mereka anggap tersembunyi, yang

disembunyikan dari Allah. Itulah kekuasaan Allah yang tersembunyi, sehingga kulit

pun menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan mereka (Qutb, 2001).

Dari penjelasan ayat tersebut dapat diketahiu bahwa Allah telah berkuasa

atas segala apa yang diciptakannya termasuk pada penciptaan kulit. Kulit

merupakan indra peraba yang tersusun dari beberapa jaringan. Kulit dilapisi oleh

jaringan epitel berlapis pipih berkeratin yang ada di epidermis. Jaringan epitel

merupakan jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ.

3
4

Jaringan epitel berlapis ini tersusun dari beberapa lapis sel yang tebal, kuat dan

memiliki keratin yang sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai pelindung dari

gesekan atau goresan (Zakiyyah, 2018).

B. Tinjauan Umum tentang Jaringan Epitel

Jaringan epitel berasal dari dua kata yaitu epi yang artinya tipis dan tellium

yang artinya lapisan kulit. Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi bagian

tubuh bagian dalam maupun bagian tubuh bagian luar. Jaringan epitel terbagi

menjadi dua yaitu jaringan epitel penutup dan jaringan epitel kelenjar (Anggraeni,

2020).

Jaringan epitel melekat pada jaringan yang ada di bawag deretan sel yang

bernama membrane bacalis. Fungsi dari jaringan epitel ini yaitu sebagai pelindung,

obsorpsi, sekresi dan eksresi serta mampu menerima reseptor rangsangan. Jaringan

epitel ini melapisi permukaan tubuh, mulai dari organ tubuh dan permukaan saluran

tubuh. Sel-sel epitel mempunyai bentuk dan dimensi yang bermacam- macam mulai

dari silindris tinggi ke kuboid sampai epitel gepeng yang rendah (Umar, 2011).

Jaringan epitel penutup terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu jaringan epitel

pipih selapis, jaringan epitel pipih berlapis, jaringan epitel kubus selapis, jaringan

epitel kubus berlapis, jaringan epitel silindris selapis, jaringan epitel silindris

berlapis, jaringan epitel silindris berlapis semu dan jaringan epitel transisional.

Jaringan epitel kelenjar merupakan jaringan epitalium yang terdapat di kelenjar-

kelenjar. Epitel ini tersusun atas sel-sel yang dapat menghasilkan secret berupa

cairan seperti enzim, air liur dan keringat (Anggraeni, 2020).

C. Tinjauan Umum tentang Jaringan Otot

Jaringan otot menyusun sebanyak 40- 50% dari berar badan keseluruhan.

Secara umum fungsi dari jaringan otot yakni untuk peregerakan, stabilisasi posisi
5

tubuh, mengatur volume-volume organ dan termogenesis (Wangko, 2014).

Jaringan otot merupakan sebuah jaringan yang kolektif dalam tubuh yang

memiliki tugas utama untuk berkontraksi (Mustadi, 2017). Jaringan otot berfungsi

dalam melakukan pergerakan yang menghasilkan kekuatan pada tubuh. Pergerakan

ini terjadi karena adanya aktivitas kontraksi yang dipengaruhi oleh protein aktin

dan myosin. Ada tiga macam sel otot dalam tubuh, yaitu otot jantung, otot lurik dan

otot polos (Hadisusanto, 2019).

Jaringan otot bersifat sangat seluler yang sebagian besar tersusun atas sel-

sel otot. Dalam seluruh jaringan otot terdapat pembuluh darah yang bersifat

vaskuler dan serabut saraf. Jaringan otot juga dapat menghasilkan kekuatan fisik

yang sangat dibutuhkan untuk melakukan pergerakan pada struktur tubuh yang

dapat menghasilkan padas dalal tubuh (Muhiddin dkk, 2016).

Jaringan otot polos memiliki ukuran kecil dan bentuk yang meruncing pada

kedua ujung selnya, memiliki satu inti sel pada tiap selnya dan tidak tampak

berlurik. Jaringan otot polos ditemukan pada dinding saluran pernapasan, dinding

saluran pencernaan, dinding saluran urogentalia dan dinding pembuluh darah

(Palennari dkk, 2016).

Jaringan otot lurik sering kali juga disebut dengan otot rangka. Otot lurik ini

menempel pada rangka tubuh yang digunakan untuk pergerakan tubuh. Otot ini
memiliki tampilan yang berlurik antara gelap atau aktin dan terang atau myosin

yang berselang seling. Otot jenis ini banyak ditemukan di dalam tubuh yang hampir

mendominasi seluruh tubuh (Palennri dkk, 2016).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi


Adapun waktu dilaksanakan praktikum ini yaitu pada hari senin tanggal 18
April 2022, pukul 13.00-15.30 di Laboratorium Zoologi Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Instrumen Praktikum
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Mikroskop,
kamera/HP, alat tulis, pensil warna, lembar laporan sementara dan penuntun.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu preparat awetan

otot jantung, preparat awetan otot polos, preperat awetan pankreas, preparate

awetan kelenjar adrenal, preparat awetan kulit, preparat awetan usus halus dan

preparat awetan jaringan epitel squamosa.

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum yang dilakukan yaitu alat dan bahan
disiapkan terlebih dahulu. Kemudian preparat awetan diambil dan diamati satu per
satu dibawah mikroskop bagian bagian dari jaringan yang diamati dimulai dari
perbesaran terkecil terlebih dahulu ke perbesaran terbesar. Untuk pengamatan
jaringan epitel selapis pipih diamati sel epitel yang berbentuk memanjang dan
berbentuk pipih memanjang. Jaringan epitel selapis kubus diamati bagian tubulus
kontortus distal. Pada pengamatan jaringan epitel selapis silindris diamati lapisan
epitel pembatas pada lapisan mukosa dari usus halus. Pada pengamatan kulit
mamalia diamati posisi stratum germinativum, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lusidium, stratum korneum serta membran basal. Pada
pengamatan kelenjar adrenal diamati zona glomerulosa, zona fasikulata dan zona

6
7

retikularis. Pada pengamatan pankreas diamati bagian inti sel dan pulau
Langerhans. Pada pengamatan otot lurik diamati bagian endomesium, inti serta
myofibril. Pada pengamatan otot polos diamati bagian endomesium inti dan sel otot
polos. Pada pengamatan otot jantung diamati bagian percabangan serabut otot,
endomesium, discus interkalaris serta inti sel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Adapun hasil pada pengamatan ini yaitu:
1. Bahan : Preparat awetan jaringan otot jantung (Cardiac muscle)
Perbesaran : 40 x 0,65 mm

Gambar 4.1 Jaringan Otot Jantung (Cardiac muscle) (Ubruangge, 2016).


Keterangan
1. Percabangan serabut otot
2. Inti sel

2. Bahan : Preparat awetan jaringan otot lurik (Skeletal muscle)


Perbesaran : 4 x 0,10 mm

Gambar 4.2 Jaringan Otot Lurik (Skeletal muscle)(Putri dkk, 2016).


Keterangan
1. Inti sel
2. Endomesium

8
9

3. Bahan : Preparat awetan jaringan otot polos (Smooth muscle)


Perbesaran : 40 x 0,65 mm

Gambar 4.3 Jaringan Otot Polos (Smooth muscle) (Umar, 2011).


Keterangan
1. Sel otot polos
2. Inti sel otot polos

4. Bahan : Preparat awetan jaringan epitel squamosa (E.Squamosum)


Perbesaran : 10 x 0,25 mm

Gambar 4.4 Jaringan Epitel Squamosa (E.Squamosum)(Umar, 2011).


Keterangan
1. Nukleus
2. Badan sel

5. Bahan : Preparat awetan kulit mammalia (Mammae skin)


Perbesaran : 10 x 0,25 mm
10

Gambar 4.5 Kulit Mammalia (Mammae skin) (Koesoemah, 2017).


Keterangan
1. Membran basal
2. Stratum spinosum
3. Stratum grandusum
4. Epitel pipih berlapis banyak
5. Stratum lusidium
6. Stratum korneum

6. Bahan : Preparat awetan usus halus (Intestinum)


Perbesaran : 10 x 0,25 mm

Gambar 4.6 Usus Halus (Intestinum) (Wijayanti dkk, 2017).


Keterangan
1. Pembatas
2. Inti sel
3. Epitel silindris selapis
11

7. Bahan : Preparat awetan pankreas (Pancreas)


Perbesaran : 10 x 0,25 mm

Gambar 4.7 Pankreas (Pancreas) (Nisfa, 2020).


Keterangan
1. Pulau Langerhans
2. Acini serosa

8. Bahan : Preparat awetan kelenjar adrenal (Glandula adrenal)


Perbesaran : 10 x 0,25 mm

Gambar 4.8 Kelenjar Adrenal (Glandula adrenal) (Rumlaklal, 2016).


Keterangan:
1. Zona glomerulosa
2. Zona fasciculata
3. Zona reticularis
4. Medulla

B. Pembahasan
Jaringan hewan merupakan kumpulan dari beberapa sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang sama pada tubuh hewan. Jaringan epitel merupakan
12

jaringan yang melapisi organ tubuh bagian dalam maupun tubuh bagian luar.
Jaringan otot merupakan sebuah jaringan yang kolektif dalam tubuh yang memiliki
tugas utama untuk berkontraksi.
1. Otot jantung (Cardiac muscle)
Pada hasil pengamatan preparat awetan jaringan otot jantung dengan
perbesaran 40 x 0,65, memiliki tiga bagian yaitu diskus interkalar atau cakram,
serabut otot dan inti sel. Jaringan otot jantung memiliki ukuran kecil dibandingkan
sel-sel jaringan otot rangka, memiliki percabangan dengan satu atau dua inti yang
terletak di bagian tengah sel. Diskus interkalar pada jaringan otot jantung memiliki
bentuk yang menyerupai pita yang berwarna gelap yang menjadi penghubung
antara sel otot yang satu dengan sel otot yang lainnya. Jaringan otot jantung
merupakan lapisan paling tebal yang terdapat pada dinding jantung (miokardium)
(Palennari dkk, 2016).
2. Otot lurik (Skeletal muscle)
Pada pengamatan preparate awetan jaringan otot lurik dengan perbesaran 4
x 0,10, terdapat dua bagian yaitu serabut otot dan inti sel. Jaringan otot lurik sering
kali juga disebut dengan otot rangka lalu pernyataan dari Sunny Wangko (2014)
menjelaskan bahwa pada otot rangka dapat dilihat memiliki beratus-ratus atau
beribu-ribu serat panjang yang berbentuk silindris yang biasa disebut serat otot.
Pada serat otot letaknya sejajar satu dengan yang lainnya. Serat otot rangka ini
berasal dari difusi dari sel-sel kecil pada masa embrio, ditemukan juga setiap
embrio ditemukan banyak ini. Otot lurik ini menempel pada rangka tubuh yang
digunakan untuk pergerakan tubuh. Otot ini memiliki tampilan yang berlurik antara
gelap atau aktin dan terang atau myosin yang berselang seling. Otot jenis ini banyak
ditemukan di dalam tubuh yang hamper mendominasi seluruh tubuh (Palennri dkk,
2016).
3. Otot polos (Smooth muscle)
Pada pengamatan preparate awetan jaringan otot polos dengan perbesaran 4
x 0,10 mm, terdapat dua bagian yaitu inti sel dan juga serabut otot. Satuan otot
polos pada umumnya di sebut sel, dikarenakan memenuhi kriteria dari sel. Memiliki
bentuk seperti kincir dengan ujungnya runcing atau bercabang. Memiliki ukuran
13

yang bervariasi, berbentuk lonjong dengan ujung yang tumpul. Secara mikroskopik
inti otot polos biasa agak sulit untuk dibedakan dengan fibroblast, namun jika
diperhatikan keduanya jelas berbeda. Inti dari otot polos ujung yang tumpul dan
berwarna pucat, namun pada fibrolast intinya agak runcing dan mengambil warna
lebih kuat (Hetty & Sagung, 2017).
4. Epitel squamosa (Epitelium squamosum)
Pada jaringan epitel squamosa yang diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 10 x 0,25 mm terdapat jaringan epitel pipih selapis. Epitel selapis pipih
ini terdiri dari satu lapis saja dan sel-selnya memiliki bentuk yang pipih. Pada
jaringan ini dapat ditemukan pada pembuluh limfe, endotel, kapsula glomerulus,
alveoli, peritonium, pleura, perikardium. Pada jaringan epitel pipih ini memiliki
fungsi sebagai difusi dan filtrasi (Hetty & Sagung, 2017).
5. Kulit mamalia (Mammae skin )
Pada kulit mamalia terdapat jaringan epitel berlapis banyak. Pada epitel
pipih berlapis ini memiliki fungsi sebagai proteksi, namun pada epitel ini tidak
semunya berbentuk pipih karena yang berbentuk pipih hanyalah pada sel sebelah
bagian atas, sel pada bagian lapisan terbawa dapat berbentuk silindris (Hetty &
Sagung, 2017). Pada kulit mamalia terdiri dari beberapa lapisan. Stratum korneum
yaitu lapisan epidermis yang letaknya paling luar yang tersusun atas sel-sel kulit
mati. Straturm lusidum merupakan lapisan epidermis bening dan trasparan. Stratum
granulosum merupakan lapisan yang mengandung keratohyalin yang fungsinya
untuk pembentukan keratin. Yang terakhir ada stratum spinosum yang merupakan
lapisan sel-sel tanduk yang memiliki tonjolan sebagai penghubung intraseluler
(Koesoemah, 2017).
6. Usus halus (Intestinum)
Pada usus halus yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x
0,25 mm, terdapat jaringan epitel silindris selapis. Epitel silindris ini terdiri dari
satu lapis sel dan selnya berbentuk silindris atau torak, terdapat pada lokasi di
dalam tubuh seperti lambung, usus, kelenjar pencernaan, kantong empedu, saltran
uterus, uterus, dan rongga hidung. dan berfungsi sebagai sekresi dan absorpsi
(Herry & Sagung, 2017).
14

7. Pankreas (Pancreas)
Pada preparat awetan pankreas yang diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 10 x 0,25 ini tersusun atas endokrin dan eksokrin yang membentuk
sebagian besar pankreas dan selnya berbentuk piramid yang tersusun rapat.
8. Kelenjar adrenal
Pada kelenjar adrenalin terdapat zona glomerulosa, zona fasikulata, zona
retikularis dan medulla. Zona glomerulosa adalah daerah berbentuk cincin
konsentris yang terletak tepat di bawah kapsul adrenal, bentuknya mirip dengan
glomerulus pada ginjal, sehingga daerah ini disebut sebagai zona glomerulosa.
Zona fasikulata merupakan daerah terbesar di korteks, sel ini mengandung banyak
sekali droplet lemak pada sitoplasmanya. Zona retikularis adalah daerah korteks
yang berbatasan dengan medulla. Sel-selnya sering mengandung granula pigmen
lipofuchsin dalam jumlah besar. Beberapa sel yang berada dekat dengan medulla
adrenal tampak gelap, dengan sitoplasma padat elektron dan inti piknotik, yang
menandakan pada zona ini mengandung sel parenkim yang berdegenerasi
(Wonodirekso, 2003).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil yang dipraktikumkan pada unit jaringan
hewan yaitu:
1. Jaringan epitel berasal dari dua kata yaitu epi yang artinya tipis dan tellium
yang artinya lapisan kulit. Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi bagian
tubuh bagian dalam maupun bagian tubuh bagian luar. Jaringan epitel terbagi
menjadi dua yaitu jaringan epitel penutup dan jaringan epitel kelenjar. Jaringan
epitel penutup terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu jaringan epitel pipih selapis,
jaringan epitel pipih berlapis, jaringan epitel kubus selapis, jaringan epitel kubus
berlapis, jaringan epitel silindris selapis, jaringan epitel silindris berlapis, jaringan
epitel silindris berlapis semu dan jaringan epitel transisional.
2. Jaringan otot merupakan sebuah jaringan yang kolektif dalam tubuh yang
memiliki tugas utama untuk berkontraksi. Ada tiga macam sel otot dalam tubuh,
yaitu otot jantung, otot lurik dan otot polos. Jaringan epitel berasal dari dua kata
yaitu epi yang artinya tipis dan tellium yang artinya lapisan kulit

B. Saran
Adapun saran penulis dalam pelaksanaan praktikum yaitu sebelum
praktikum sebaiknya alat dan bahan diperiksa terlebih dahulu, dan pada
pengamatan menggunakan preparat awetan untuk dicek terlebih dahulu agar
pengamatan dapat dilakukan dengan jelas.

15
KEPUSTAKAAN

Anggraeni, F. D. R., Mukhlishoh, S. dan Hidayat, S., “Pengembangan Buku


Bergambar Bertekstur Dilengkapi Teka-Teki Silang Sebagai Media
Pembelajaran Biologi Materi Jaringan Epitel Kelas XI SMA”. Journal of
Biological Education and Science”. Vol. 1, No. 1 (2020): h. 15-24.
Hetty Aggrawati Koesoemah dan Sagung Agung Putri Dwiastuti. Histologi dan
Anatomi Fiologi Manusia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia kesehatan Badan Pengembangan
Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan 2017.
Hadisusanto, suwarno dkk. Biologi Kelas Xi Untuk Sma Dan Ma. Jakarta. PT Intan
Parriwara, 2019.
Kalangi, S. J. R. “Histologi Kulit”. Jurnal Biomedik (JBM). Vol. 5, No. 3 (2013):
h. 12-20.
Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Pusat
Agung Harapan, 2012.
Koesoemah, H. A. dan Dwiastuti, S. A. P. Histologi dan Anatomi Fisiologi
Manusia. Jakaerta: Kementrian Kesehatan RI, 2017.
Muhiddin Palennari, dkk. Biologi Dasar. ISSBN: 978-602-328- 205-0. Alauddin
University press 2016.
Mustadi, I. “Klasifikasi Sinyal EMG Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan dan Discrete
Wavelet Transform”. Teknoin. Vol. 23, No. 3 (2017): h. 223-240.
Nisfa, L. “Gambaran Histologi Pankreas dan Penurunan Kadar Gula Darah Setelah
Pemberian Nano Herbal Daun Biwa (Eriobotrya japonica L) pada Tikus
(Rattus norvegicus) Diabetes”. Skripsi. Medan: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Palennari, M.. Lodang, H., Faisal dan Muis, A. Biologi Dasar. Makassar: Alauddin
University Press (2016).
Putri, R. A., Masyitha, D., Zainuddin, Fitriani, Gani, F. a, & Balqis, U. "Studi
Histologis Usus Besar Sapi Aceh". Jurnal JIMVET, Vol. 3, No. 2 (2019)hal:
62–70.
Quthb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur’an di bawah Naungan al-Qur’an. Jakarta :
Gema Insani Press (2001).
Rumlaklal, Y. Y., dkk, “Perubahan Patologi Seluler Kelenjar Adrenal Tikus
Hipertensi dengan Terapi Sel Punca Mesenkimal Sumsum Tulang”. Jurnal
Veteriner. Vol. 19, No. 29 (2016): hal. 215-221.
Sunny wangko. Jaringan Otot Rangka Sistem Membran dan struktur Halus Unit
Kontraktil. Jurnal Biomedik. Vol. 6 No. 3 hal. 27- 31 (2014).

16
Syakir, Syaikh Ahmad. Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4. Jakarta : Darus
Sunnah (2014).
Ubruangge, T. Wangko, S. dan Kalangi, S. J. R. “Gambaran Histologik Otot
Jantung pada Hewan Coba Postmortem”. Jurnal e-Biomedik. Vol. 4, No. 2
(2016): h. 1-6.
Umar, Zulkarnaim. Buku Daras Struktur Hewan. Makassar: UIN Alauddin Press,
2011.
Wijayanthi, K. K. D., Berata, K., Samsuri, dan Sudira, I. W. “Histopatologi Usus
Halus Tikus Putih Jantan yang Diberikan Deksametason dan Vitamin E”.
Buletin Veteriner Udayana. Vol. 9, No. 1 (2017): h. 47-53.
Wonodirekso, S. Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Dian Rakyat, 2003.
Zakiyyah, F. “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis Web
Terintegrasi Nilai Keislaman pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan
Hewan di Kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak”. Skripsi.
Semarang: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo, 2018.

17

Anda mungkin juga menyukai