Anda di halaman 1dari 1

Perisai Diri

Malam ini begitu dangkal pikiran dan membosankan


Memaksaku berjibaku menembus pekat
Aku sendiri terkujur dalam hangat petak ruang
Tak ku sadari otak berpikir cepat
Apa yang dilakukan manusia selama ini
Apa yang dikerjakan para buruh negeri
Apa yang dimainkan oleh orang berdasi
Apa yang diupayakan oleh yang ngakunya aktif organisasi
Siapa dia?
Kala itu logika tak memiliki arti
Kala itu hati nurani telah bersimbah darah para pemilik negeri
Lagi lagi dendang birokrat dan wakil berdasi yang akunya wakil rakyat negeri
Sirna sudah tergerus sistem yang hingar bingar
Ricuh kisruh dengan obrak abrik orang tak berakal sakti
Masihkah terlihat kepakan garuda?
Masihkah sekuat perisai yang di dada?
Adakah yang bisa menembus segala ruang nostalgia?
Aku mengerti butuh waktu untuk memahami
Bila memang kenangan ini telah terpatri
Bosan mendengar segala caci maki
Segala cibir menusuk sukma yang tak bernyali
Ahhh sudahlah
Ini bukanlah demokrasi
Aku tak mengenal lagi garuda punya perisai diri
Ini bukanlah sebuah petisi atau mosi
Melainkan hanyalah sebuah puisi
Dari manusia tak bernyali yang ingin segera pergi

Anda mungkin juga menyukai