Anda di halaman 1dari 2

Golongan Darah

Golongan darah dibagi berdasarkan dua sistem, antara lain:


1. Sistem ABO
Golongan darah sistem ABO ditemukan oleh peneliti dari Austria bernama Karl
Landsteiner, beliau meneliti jenis Aglutinogen (Antigen) dan jenis Aglutinin (Antibodi).
Aglutinogen merupakan sejenis glikoprotein pada permukaan eritrosit yang jika
ditransfusikan pada golongan darah yang tidak cocok akan dikenali sebagai antigen
(benda asing). Sedangkan aglutinin merupakan protein yang dihasilkan oleh sel limfosit
B dalam plasma darah untuk respon adanya antigen. Ibarat aglutinogen sebagai tamu
dan aglutinin sebagai tuan rumah, maka aglutinin bebas memilih sesuka hati siapa tamu
yang dapat bertamu ke dalam rumahnya.
Golongan Darah Aglutinogen Aglutinin
A a Anti- b
B b Anti- a
AB a dan b -
O - Anti a dan Anti b

Pada golongan darah A yang memiliki aglutinogen A tidak dapat masuk ke dalam
tubuh orang yang memiliki golongan darah B dikarenakan golongan darah B memiliki
anti-a yang mencegah golongan dara A untuk bercampur dengan golongan darah B. Hal
tersebut berlaku juga untuk golongan darah lain. Oleh karena itulah mengapa orang
dengan golongan darah O dapat memberikan darahnya kepada semua golongan darah.
Begitupula golongan darah AB yang dapat menerima semua golongan darah karena
tidak bisa aglutinin.

2. Sistem Rhesus
Sistem rhesus merupakan sistem yang ditemukan oleh Karl Landsteiner bersama
Alexander S. Wright. Pada awalnya, keduanya menemukan antigen pada membran
plasma sel darah merah Monyet Rhesus (Macaca malata) yang ternyata juga diemukan
pada sel darah merah manusia. Antigen tersebut kemudian dikenal sebagai antigen
rhesus (faktor rhesus).
Fenotip golongan Genotip Gamet Reaksi terhadap
darah anti - D

Rh+ RhRh Rh +
Rhrh Rh, rh +
Rh- rhrh rh -
Ket : (+) = menggumpal,( -) = tidak menggumpal

Pada wanita Rh- memiliki suami Rh+, maka kemungkinan anak-anaknya memiliki
Rh+ dan Rh- . Jika embrio yang dikandung si ibu adalah Rh- maka tidak akan terjadi
penggumpalan. Jika embrio yang dikandung si ibu ialah Rh+,pada awalnya darah ibu
tidak membentuk atibodi. Namun, pada bulan-bulan akhir kehamilan, gerakan dan berat
janin meningkat sehingga mengakibatkan pecahnya pembuluh kapiler plasenta. Hal
tersebut menimbulkan terjadinya perembesan darah janin yang mengandung antigen
rhesus ke dalam darah ibu. Antigen rhesus janin menyebabkan darah ibu membentuk
antibodi untuk melawan antigen rhesus bayi. Pada umumnya, kelahiran anak pertama
normal karena jumlah antibody ibu masih sedikit. Namun pada kehamilan anak Rh+
kedua dan seterusnya, maka akan mengalami penolakan pada tubuh ibu berupa
penggumpalan darah bayi yang akan menyebabkan terjadinya Eritroblastosis fetalis,
yaitu penyakit anemia akut karena sel-sel darah mengalami hemolisis.

Anda mungkin juga menyukai