Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI UMUM
PEWARNAAN GRAM BAKTERI DAN PEWARNAAN
ENDOSPORA

Oleh:
Yuga Gumilang Pambudi Wijaya
135090101111009
Kelompok 4-A

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Abstrak
Yuga Gumilang Pambudi Wijaya
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam
Universitas Brawijaya
2015
Bakteri yaitu mikroorganisme kecil yang memilki sel prokariotik.
Bakteri banyak memainkan peran penting di biosferSalah satu cara
penentuan mikroba dalam ilmu taksonomi yaitu menggunakan teknik
pewarnaan gram (Gram main) yang dapat digunakan untuk memisahkan
domain bakteria dalam kelompok berdasarkan perbedaan dinding
selnya. Endospora mengandung DNA,RNA, protein, lipid, karbohidrat,
dan berbagai enzim dan mineral dengan kandungan air yang sedikit.
Untuk itu dilakukan praktikum pukul 11.30 15.00 WIB, hari Selasa,
17 Maret 2015 di Laboratoriom Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Tujuan
diadakannya praktikum ini adalah mempelajari teknik pembuatan
sediaan apus, mempelajari proses pewarnaan struktur sel bakteri;
bentuk-bentuk dan struktur sel bakteri, dan memahami pentingnya
setiap langkah dalam prosedur pewarnaan, serta mempelajari teknik
pewarnaan endospora. Maka didapatkan yaitu bakteri gram positif isolat
acuan yaitu Bacillus circulans dan Micrococcus lutius dan gram negatif
Eschericia coli. Didapatkan bakteri gram positif isolat kelas yaitu E1b1,
E2b1, F1b1, E1b2, E2b2, dan F2b2. Untuk gram negatif yaitu F2b1 dan
F1b2. Sehingga bakteri dan endospora yang terdapat pada isolat kelas
maupun acuan memiliki karakteristik yang berbeda karena
menunjukkan bakteri tersebut gram positif ataupun negatif. Dengan
menggunakan pewarnaan gram dan malakit hijau maka didapatkan
warna yang kontras terhadap bakteri dan endospora.
Kata kunci: Bakteri, Endospora, Pewarnaan Gram, Pewarnaan malakit

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi merupakan tempat berkumpulnya berbagai macam
makhluk hidup, dari yang terkecil hingga terbesar. Makhluk hidup
kecil yang paling banyak dijumpai yaitu mikroba, mikroba yaitu
makhluk kecil yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
Mikroba meliputi bakteri, prion, virus, archae, jamur, protozoa, dan
alga.
Salah satu mikroorganisme bersel satu dan berprokariotik,
bakteri. Bakteri yaitu mikroorganisme kecil yang memilki sel
prokariotik. Bakteri banyak memainkan peran penting di biosfer,
salah satunya adalah daur ulang kimia. Salah satu cara penentuan
mikroba dalam ilmu taksonomi yaitu menggunakan teknik
pewarnaan gram (Gram main) yang dapat digunakan untuk
memisahkan domain bakteria dalam kelompok berdasarkan
perbedaan dinding selnya (Campbell, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu:
a. Bagaimana teknik pembuatan preparat bakteri yang benar?
b. Bagaimana teknik pewarnaan gram yang benar?
c. Apa saja reaksi kimia dalam prosedur pewarnaan gram?
d. Bagaimana bentuk dan struktur bakteri?
1.3 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mempelajari teknik pembuatan
sediaan apus, mempelajari proses pewarnaan struktur sel bakteri;
bentuk-bentuk dan struktur sel bakteri, dan memahami pentingnya
setiap langkah dalam prosedur pewarnaan, serta mempelajari teknik
pewarnaan endospora.
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah agar dapat membedakan
antara bakteri gram positif dan negatif sehingga mengetahui obat
atau antibiotik yang dapat digunakan untuk melawan bakteri
tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri yaitu mikroorganisme kecil yang memilki sel
prokariotik. Bakteri banyak memainkan peran penting di biosfer, salah
satunya adalah daur ulang kimia, bakteri memilki kemampuan
menguraikan sampah organik maupun anorganik sehingga melepaskan
suplai karbon, nitrogen, dan unsur-unsur lain ke atmosfer.Selain itu,
bakteri memilki dampak berbahaya, salah satunya yaitu bakteri dapat
bersifat patogenik. Bakteri banyak digunakan sebagai penghasil biogas
karena sifatnya menguraikan, selain itu bakteri merupakan agen utama
dalam bioremediasi untuk menyingkirkan polutan tanah, udara, dan
air.Contohnya bakteri anaerob dan archae menguraikan zat organik
dalam limbah dan mengubah limbah tersebut menjadi material yang
dapat digunakan sebagai penambal lubang tanah atau pupuk setelah
sterilisasi kima (Campbell, 2008).
Salah satu cara penentuan mikroba dalam ilmu taksonomi yaitu
menggunakan teknik pewarnaan gram (Gram main) yang dapat
digunakan untuk memisahkan domain bakteria dalam kelompok
berdasarkan perbedaan dinding selnya. Perbedaan dinding selnya
terletak pada perbedaan struktur dan senyawa yang terkandung di
dalamnya. Bakteri gram-posistif memilki dinding sel yang lebih
sederhana dengan jumlah peptidoglikan yang relatif banyak. Dinding sel
bakteri gram-negatif memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan
secara struktural lebih kompleks, membran bagian luar pada dinding
selnya mengandung lipopolisakarida yaitu karbohidrat yang terikat pada
lipid. Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit, bakteri dari gramnegatif lebih berbahaya dibandingkan dengan bakteri dari gram-positif.
Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri gram-negatif
sering bersifat toksik (racun), dan membran bagian luar membantu
melindungi bakteri patogen melawan sistem pertahanan inangnya
(Campbell, 2008).
Pewarnaan gram, pemberian nama ini didasarkan oleh peneliti
sekaligus penemu metode ini, Hans Christian Gram, dokter Denmark
yang mengembangkan suatu teknik pada akhir tahun 1800-an, untuk
membedakan antara dua dinding sel bakteri yang berbeda. Bakteri
diwarnai dengan zat warna violet dan odium, dibilas dengan alkohol,
dan diwarnai sekali lagi dengan zat warna merah. Bakteri gram-positif
yang sebagian besar dinding selnya mengandung peptidoglikan akan

mengikat warna violet. Bakteri gram-negatif memiliki lebih sedikit


peptidoglikan yang terletak antara membran sel dan membran plasma.
Sehingga, pewarnaan gram violet pada bakteri gram-negatif lebih
mudah dibilas, akan tetapi selnya tetap menahan zat warna merah
(Campbell, 2008).
Beberapa bakteri menghasilkan spesial resisten, struktur dorman
yang disebut endospora. Endospora dihasilkan oleh sel bakteri vegetatif.
Endospora berfungsi untuk bertahan hidup daripada untuk bereproduksi
karena tidak ada penambahan jumlah sel. Endospora dihasilkan oleh
bakteri gram-positif, contohnya Bacillus, Clostridium, Sporosarcina, dan
sebagainya. Endospora dapat muncul dimanapun bersamaan dengan sel
parental. Endospora terletak ditengah, dekat dengan sub-terminal atau
terminal. Bentuk endospora bermacam-macam dari berbentuk lingkaran
hingga berbentuk elips dan diameternya lebih kecil, sama, atau lebih
besar dibanding dengan sel parental. Sel dengan endospora yang sangat
besar membentuk spindel yang disebut dengan clostridium dimana sel
yang mengandung endospora yang lebih besar disebut plectridium.
Endospora tidak mudah retak karena ditutupi oleh lapisan yang berlapislapis, lapisan spora tebal, kortex dan terkadang exosporium (Saxena dan
Awasthi, 2003).
Endospora mengandung DNA,RNA, protein, lipid, karbohidrat,
dan berbagai enzim dan mineral dengan kandungan air yang sedikit.
Kandungan primer dinding spora yaitu peptidoglikan. Proses
pembentukan endospora dimulai ketika bakteri kekurangan nutrisi yang
berarti merupakan kondisi tidak memungkinkan untuk tumbuh. Dari
sekian struktur mikrobia, endospora merupakan struktur yang sangat
resisten terhadapa lingkungan seperti panas, radiasi ultraviolet, dan
disenfektan bahan kimia. Karena keresistenannya, bebrapa bakteri yang
membentuk endospora merupakan bakteri patogen. Asam dipikolinik
kompleks dengan pengganti ion kalsium merupakan 15 % kandungan
dari endospora (Saxena dan Awasthi, 2003).

Gambar 1. Pembentukan Endospora (Saxena dan Awasthi, 2003).


Teknik pewarnaan endospora digunakan untuk mengetahui
adanya endospora terdapat di bakteri. Teknik pewarnaan endospora
menggunakan prosedur pewarnaan Schneffer-Fulton, pewarnaan ini
menggunakan malachite green diaplikasikan dalam pemanasan smearing
dan penguapan kurang lebih 5 menit. Panas membantu pewarna untuk
masuk ke dalam pelindung spora impermeabel. Lalu, preparat direndam
dengan air selama 30 detik sehingga pewarna keluar dari sel selain
endospora. Lalu, safranin digunakan sebagai counterstain endospora,
sehingga warna endospora menjadi hijau dan sebagai pembeda antara
warna sel berwarna merah atau merah muda (Sumbali dan Mehrota,
2009).

BAB III
METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pukul 11.30 15.00 WIB, hari
Selasa, 17 Maret 2015 di Laboratoriom Mikrobiologi, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Persiapan Sediaan Apusan
a. Sumber biakan koloni mikroba langsung dari sampel
Bahan disentrifuge dahulu, kemudian endapannya
dibuat preparat. Bahan yang berupa endapan (pelet) hasil
sentrifuge diambil dengan ose steril dan digoreskan pada gelas
obyek setipis mungkin. Gelas obyek dan gelas penutup
sebelumnya dibersihkan dengan alkohol 70% sampai gelas
bebas dari lemak. Panaskan gelas obyek di atas bunsen sambil
diayunkan secukupnya (jaraknya kira-kira 20 cm)., sampai
preparat tersebut kering. Setelah kering, jika diperlukan
teteskan formalin 1% dan selanjutnya tunggu selama 5 menit
dan keringkan sekali lagi. Setelah betul-betul kering, preparat
siap dicat.
b. Bahan dari biakan cair
Ambil gelas obyek yang bersih dan steril, bebaskan dari
lemak dengan membersihkannya dengan alkohol selanjutnya
dipanaskan di atas bunsen. Ambil biakan cair dengan ose
steril, ratakan pada gelas obyek sehingga membentuk diameter
kira-kira 1-2 cm. Preparat yang sudah dibuat kemudian
dikeringkan dan atau ditetesi formalin.
c. Bahan dari media pertumbuhan padat
Ambil gelas obyek yang bersih dan steril, bebaskan dari
lemak dengan memanaskan di atas bunsen. Teteskan satu ose
kaldu atau larutan garam fisiologis atau air steril pada gelas
obyek tersebut. Dengan ose steril, ambil satu koloni biakan
dan ratakan pada gelas obyek sehingga membentuk diameter
1-2 cm, campur dengan kaldu tadi sampai homogen kemudian
tipiskan.
3.2.2 Teknik Pewarnaan Gram

Preparat yang telah siap dicat kemudian digenangi


dengan cat Gram A selama 1-3 menit. Kemudian, cat dibuang
dan preparat dicuci dengan air mengalir. Lalu, preparat
digenangi cat Gram B selama 0,5-1 menit. Setelah itu, preparat
ditetesi dengan cat Gram C sampai warna cat teapat
dilunturkan (kurang lebih 30 detik). Kemudian, cat dibuang
dan preparat dicuci dengan air mengalir. Lalu, preparat
digenangi dengan cat Gram D selama 1-2 menit. Sisa cat
dibuang lalu preparat dikeringkan di udara. Terakhir, preparat
siap diamati dibawah mikroskop.
3.2.3 Pewarnaan Sel dan Endospora
Preparat apusan bakteri dibuat. Kemudian, apusan bakteri
digenangi dengan pewarna malakit hijau. Masuknya pewarna
hijau ini ke dalam endospora dibantu dengan cara
memanaskan preparat apusan dengan meletakkan pada ram
kawat di atas penangas air yang mendidih sampai timbul uap
air. Pemanasan dapat juga langsung dilakukan di atas api
bunsen sampai beruap. Pemanasan diatur supaya jangan
sampai mendidih atau mengering. Selama pemanasan dapat
ditambahkna beberapa tetes larutan pewarna untuk menjaga
dari kekeringan. Preparat apusan ini harus terjaga dalam
keadaan tergenangi pewarna hijau malakit panas selama 10
menit. Lalu, preparat diletakkan di atas rak dan biarkan sampai
dingin. Kemudian, kelebihan pewarna dicuci dengan air
mengalir dari botol semprot dan dikeringanginkan. Preparat
dengan pewarna digenangi dengan safranin selama 1-2 menit
dan dicuci dengan air mengalir lalu dikeringanginkan.
Kemudian, kaca obyek ditiriskan dan sisa air diserap denga
kertas hisap. Lalu, struktur spora dalam sel diamati dengan
mikroskopo perbesaran 1000 x dengan minyak emersi.

BAB IV
PEMBAHASAN
Tabel 1. Pewarnaan bakteri dan Endospora
Bentuk
No
Isolat
Gram
Sel
B.circula
Positi
1
Batang
ns
f
Positi
2
M.lutius
Batang
f
Nega
3
E.coli
Batang
tif
Positi
4
E1b1
Batang
f
Positi
5
E2b1
Bulat
f
Positi
6
F1b1
Bulat
f
Nega
7
F2b1
Batang
tif
Positi
8
E1b2
Batang
f
Positi
9
E2b2
Batang
f
Nega
10
F1b2
Batang
tif
Positi
11
F2b2
Batang
f

Uji
KOH
Negati
f
Negati
f

Endospo
ra

Positif

Negatif

Negatif
Negatif

Negati
f
Negati
f
Negati
f

Negatif

Positif

Negatif

Negati
f
Negati
f

Positif

Negatif

Positif
Positif

Positif

Negatif

Negati
f

Positif

4.1 Isolat Kelas


4.1.1 E1B1 perbesaran 1000x
Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram positif. Warna
gram positifnya berwarna ungu. Ketika dilakukan uji KOH maka
hasilnya tidak terdapat lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
isolat ini adalah bakteri gram positif. Isolat ini membentuk endospora
karena lingkungan di media tersebut tidak memungkinkan bakteri
tersebut untuk hidup, sehingga bakteri tersebut membentuk endospora.

Gambar 4. Isolat E1B1

Gambar 5. Endospora E1B1

4.1.2 E2B1 perbesaran 1000x


Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram positif. Warna
gram positifnya berwarna ungu namun tidak terlalu jelas terlihat ungu
atau tidak. Ketika dilakukan uji KOH maka hasilnya tidak terdapat
lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa isolat ini adalah bakteri
gram positif. Isolat ini tidak membentuk endospora bisa dimunkinkan
bahwa media bakteri tersebut benar-benar mendapatkan cukup nutrisi

Gambar 6. Isolat E2B1

4.1.3 F1B1 perbesaran 1000x


Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram positif. Warna
gram positifnya berwarna ungu. Ketika dilakukan uji KOH maka
hasilnya tidak terdapat lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
isolat ini adalah bakteri gram positif. Isolat ini tidak membentuk
endospora bisa dimunkinkan bahwa media bakteri tersebut benar-benar
mendapatkan cukup nutrisi

Gambar 7. Isolat F1B1

4.1.4 F2B1 perbesaran 1000x.


Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram negatif. Warna
sel berwarna merah. Ketika dilakukan uji KOH maka hasilnya terdapat
lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa isolat ini adalah bakteri
gram negatif. Isolat ini tidak membentuk endospora karena tidak
memiliki seperti bakteri gram positif.

Gambar 8. Isolat F2B1

4.1.5 E1B2 perbesaran 1000x


Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram positif. Warna
gram positifnya berwarna ungu. Ketika dilakukan uji KOH maka
hasilnya tidak terdapat lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
isolat ini adalah bakteri gram positif. Isolat ini membentuk endospora
karena lingkungan di media tersebut tidak memungkinkan bakteri
tersebut untuk hidup, sehingga bakteri tersebut membentuk endospora.

Gambar 9. Isolat E1B2


4.1.6 E2B2 perbesaran 1000x
Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram positif. Warna
gram positifnya berwarna ungu. Ketika dilakukan uji KOH maka
hasilnya tidak terdapat lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
isolat ini adalah bakteri gram positif. Isolat ini membentuk endospora
karena lingkungan di media tersebut tidak memungkinkan bakteri
tersebut untuk hidup, sehingga bakteri tersebut membentuk endospora.

Gambar 10. Isolat E2B2

Gambar 11. Endospora isolat E2B2

4.1.7 F1B2 perbesaran 1000x


Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram negatif. Warna
selnya berwarna merah. Ketika dilakukan uji KOH maka hasilnya
terdapat lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa isolat ini adalah
bakteri gram positif. Isolat ini tidak membentuk endospora karena tidak
memiliki seperti bakteri gram positif.

Gambar 12. Isolat F1B2

4.1.8 F2B2 perbesaran 1000x


Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram positif. Warna
gram positifnya berwarna ungu. Ketika dilakukan uji KOH maka
hasilnya tidak terdapat lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
isolat ini adalah bakteri gram positif. Isolat ini membentuk endospora
karena lingkungan di media tersebut tidak memungkinkan bakteri
tersebut untuk hidup, sehingga bakteri tersebut membentuk endospora

Gambar 13. Isolat F2B2

Gambar 14. Endospora F2B2

4.2 Isolat Acuan


4.2.1 Bacillus circulans perbesaran 1000x
Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram positif. Warna
gram positifnya berwarna ungu. Ketika dilakukan uji KOH maka
hasilnya tidak terdapat lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
isolat ini adalah bakteri gram positif. Isolat ini membentuk endospora
karena lingkungan di media tersebut tidak memungkinkan bakteri
tersebut untuk hidup, sehingga bakteri tersebut membentuk endospora

Gambar 15. Bacillus circulans

Gambar 16. Endospora Bacillus


circulans

Gambar 17. Bentuk endospora Bacillus (Madiga, dkk.2012),


4.2.2 Micrococcus luteus perbesaran 1000x
Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram positif. Warna
gram positifnya berwarna ungu namun tidak terlalu jelas terlihat ungu
atau tidak. Ketika dilakukan uji KOH maka hasilnya tidak terdapat
lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa isolat ini adalah bakteri
gram positif. Isolat ini tidak membentuk endospora bisa dimunkinkan
bahwa media bakteri tersebut benar-benar mendapatkan cukup nutrisi

Gambar 16. Micrococcus luteus


4.2.1 Escherichia coli perbesaran 1000x
Sel isolat ini berbentuk batang dan bersifat gram negatif. Warna
selnya berwarna merah. Ketika dilakukan uji KOH maka hasilnya
terdapat lendir. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa isolat ini adalah

bakteri gram positif. Isolat ini tidak membentuk endospora karena tidak
memiliki seperti bakteri gram positif.

Gambar 16. Escherichia coli


4.3 Kelebihan dan kekurangan pewarnaan gram
Kelebihannya adalah pewarnaan Gram penting sebagai
pedoman awal untuk memutuskan terapi antibiotik, sebelum
tersedia bukti definitif bakteri penyebab infeksi (kultur dan tes
kepekaan bakteri terhadap antibiotik). Hal ini karena bakteri Gram
positif dan negatif mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap
berbagai jenis antibiotika (Strohl, 2001).
Kekurangannya adalah pewarnaan Gram memerlukan
mikroorganisme dalam jumlah banyak yakni lebih dari 10 4 per ml.
Sampel yang cair dengan jumlah kecil memerlukan prosedur
sentrifuge dahulu untuk mengkonsentrasikan mikroorganisme
tersebut (Strohl, 2001).
4.4 Metode pewarnaan bakteri selain pewarnaan gram
Metode pewarnaan bakteri bukan hanya pewarnaan Gram saja.
Akan tetapi terdapat banyak pewarnaan bakteri. Beberapa bakteri
adalah bersifat asama sehingga lebih resisten ketika diwarnai dengan
pewarna kuat dan dihilangkan warna dengan asam. Bakteri yang
bersifat asama yaitu termasuk dalam Genus Mycobacterium. Sifat
asam tersebut dikarenakan bakteri tersebut memiliki dinding sel
bakteri yang mengandung senyawa lemak tinggi. Metode pewarnaan
acid-fast yaitu metode Ziehl Neelsen. Prosedur pewarnaannya
sederhana akan tetapi saat menggunakan mikroskop akan memakan
banyak waktu. Metode Ziehl Neelsen yaitu (Ochei dan Kolhatkar,
2000):
a. Metode Ziehl Neelsen untuk bakteri acid-fast di jaringan
Metode ini bergantung terhadap resistensi tubercle bacilli
terhadap asam setelah pewarnaan dengan carbol fuchsin panas.
Larutan

1. Carbol Fuschin
Basic Fuschin
1gram
Absolute ethyl alcohol
10 mL
Kristal fenol
5 gram
Air suling
100 mL
Basic fuchsin diencerkan di dalam ethyl alcohol dan fenol
dalam air. Lalu campur dua laruten tersebut. Kemudian disaring
sebelum digunakan
2. Acid-alcohol
1% asam hydrochloric dalam 70% alkohol
3. Malakit hijau
1% larutan methylen biru atau 0,5% larutan malakit hijau
Prosedur
Siapkan alat dan bahan. Kemudian slide glass ditetesi
dengan carbol fuschin. Panaskan dari bagian bawah slide glass.
Panaskan kembali dalam tiga interval selama masing-masing 5
menit. Lalu, cuci dengan air mengalir. Kemudian warna
dilunturkan dengan meneteskan 1% asam alkohol hingga menjadi
warna pink keputihan. Setelah itu cuci dengan air mengalir.
Warnai kembali dengan 1% metilen biru atau 0,5% malakit hijau
selama 20-30 detik. Kemudian dicuci dengan air. Kemudian
didehidrasi, bersihkan dan dimounting dengan balsam atau DPX
Hasil
Basilus asam: merah
Sel dan nukleus
: biru atau hijau
Bakteri lain : biru atau hijau
Sel darah merah
: Merah kecoklatan
b. Pewarnaan FiteFaraco-Wade untuk basilus asam
Pada metode ini, lilin/parafin dihilangkan dari pemotongan
dengan campuran minyak parafin (petrolum cair) dan gas avasi.
Metode
Hilangkan parafin dengan mengoleskan slide glass dengan
campuran salah satu bagian minyak parafin. Lalu dikeringanginkan
dan dicelupkan dalam air hingga siap diwarnai. Kemudian, diwarnai
dengan carbol fuchsin selama 20-3 menit pada suhu ruang. Lalu,
diwarnai kembali dengan 0,5% metilen biru selama 10-15 detik.
Setelah itu, dicuci dengan air dan dikeringanginkan. Lalu,
dimounting dengan medium sintetik.
Hasil
Basilus acid fast
:merah

Latar

:biru

4.5 Mengapa spora hanya dihasilkan oleh bakteri Gram positif


Bakteri gram positif memiliki suatu struktur tersendiri yang
dinamakan peptidoglikan. Peptidoglikan merupakan struktur primer
dari dinding spora. Endospora menganduns asam dipickolinik
dengan ion kalsium kompleks 15% dari berat endospora (Saxena dan
Awasthi, 2003). Pada bakteri gram negatif, tidak adanya
peptidoglikan digantikan oleh peran glycocalix yang merupakan
membran luar sel dari bakteri gram-negatif. Sehingga ketika terjadi
defisensi nutrisi ataupun berada di lingkungan ekstrim, bakteri gramnegatif akan rusak.
4.6 Faktor pengaruh pembentukan endospora
Endospora dapat bertahan hidup milyaran tahun dan ditemukan
pada tempat dmana diharuskan mengalami fase dorman selama
ribuan tahun. Endospora dapat terbentuk ketika kekurangan air,
nutrisi, dan ketika terjadi penurunan maupun kenaikan suhu.
Endospora dapat kembali menjadi sel vegetatif ketika endospora
mendapatkan nutrisi, kondisi air, dan suhu yang cukup yang disebut
dengan germinasi (Ochei dan Kolhatkar, 2000).
Sel bagian luar akan hancur, tetapi endospora yang
dikandungnya akan bertahan hidup melewati segala jenis trauma
yang meliputi kekurangan air, panas atau dingin yang ekstrim, dan
sebagian besar racun (Campbell, 2000)
4.7 Jenis dan macam endospora
Lokasi endospora dalam sel dan bentuknya bermacam-macam.
Kebanyakan spesies memiliki bentuk oval yang terletak di terminal
atau subterminal atau di bagian tengah yang merupakan di bagian
tengah sel vegetatif. Tergantung dari spesiesnya, diameter yang
dimiliki endospora sama atau lebih kecil atau lebih besar daripada
sel vegetatif. Contohnya, Clostridium tetani, yang memproduksi
endospora di terminal yang memiliki ukuran lebih besar daripada
diameter sel, sehingga memberikan bentuk seperti lingkaran
(Sumbali dan Mehrotta, )

Gambar 2. Lokasi dan bentuk endospora dalam sel Bacillus (Sumbali


dan Mehrotta,2009)
4.8 Mekanisme terbentuknya endospora
Proses terbentuknya endospora yaitu tujuh tahap (Saxena dan
Awasthi, 2003).:
1. Materi inti mulai mengorganisasi ulang dirinya dari axial
2. Sel membran akan menutup DNA dan memproduksi septum
spora. Dengan demikian, satu badan kromatin dan sedikit
jumlah sitoplasma tertutup sebagai protoplas pada luar sel.
Protoplas atau inti mengandung struktur minimum dan
kimiawi untuk proses kehidupan
3. Membran kemudian mulai terbentuk danmenelan protoplas
dalam membran kedua.
4. Sekarang, peptidoglikan khusus terbentuk di antara dua
membran untuk membentuk korteks di sekeliling protoplas
yang disebut dengan protospora. Inti menjadi kekurangan air
dan metabolisme menjadi aktif
5. Protein pelindung spora ditambahkan
6. Pada tahap ini, pematangan pelindung spora terjadi. Spora
menjadi lebih tebal dan tahan panas
7. Sporangium kemudian tidak berfungsi dan mulairusa. Enzim
litik menghancurkan sporangium dan melepaskan spora. Spora
bebas yang masih dalam keadaan dorman tetap kuat
(viabilitas) selama ribuan tahun. Proses sporulasi hanya
membutuhkan 10 jam

Gambar 3. Pembentukan Endospora (Saxena dan Awasthi, 2003).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bakteri dan endospora yang terdapat pada isolat kelas maupun
acuan memiliki karakteristik yang berbeda karena menunjukkan
bakteri tersebut gram positif ataupun negatif. Dengan menggunakan
pewarnaan gram dan malakit hijau maka didapatkan warna yang
kontras terhadap bakteri dan endospora. Pewarnaan gram sangat
penting apabila digunakan dalam berbagai bidang salah satunya
kesehatan, tanpa adanya hal tersebut maka tidak akan diketahui jenis
bakteri yang menginfeksi penderita.
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan agar tidak berbicara terlalu
banyak saat praktikum agar tidak terjadi kontan.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2000. Biologi Jilid Pertama. Erlangga. Jakarta
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid Kedua. Erlangga.
Jakarta.
Madigan, Martinko, Stahl, Clark. 2012. Brock
Microorganism. Pearson Education. San Fransisco

Biology

of

Ochei J. Dan H.Kolhatkar. 2000. Medical Laboratory Science. McGraw Hill Company.
Saxena, N.P. dan D.K. Awasthi. 2003. Microbiology. Khrisna Prakhasan
Media Ltd. New Delhi.
Strohl, William A, Rouse,H, Fisher, BD, 2001, Lippincotts Illustrated
Reviews: Microbiology, Lippincott William & Wilkins. USA

Sumbali, G. dan R.S. Mehrotta. 2009. Principles of Microbiology. McGraw Hill Private Limited. New Delhi.

Anda mungkin juga menyukai