Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PEMETAAN BIODIVERSITAS EKOSISTEM DI TAMAN HUTAN RAYA R.

SOERYO CANGAR
Kelompok 1.1A : Mochammad Shobirin, Yuga Gumilang Pambudi Wijaya, dan Jerry Fahmi Prasetyo
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya
.

ABSTRAK
Kelompok 1.1A : Mochammad Shobirin, Yuga Gumilang Pambudi Wijaya, dan Jerry Fahmi Prasetyo
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya
Perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat, informasi merupakan hal terpenting dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam
pemetaan biodiversitas dikenal teknologi GIS (Geographical Information System). Praktikum ini bertujuan untuk Mempelajari aplikasi teknik
pemetaan biodiversitas (vegetasi, sungai, lahan kosong) dengan data koordinat lokasi di GPS serta untuk menentukan kualitas lingkungan di
Cangar. Analisa diversitas secara lebih lanjut diperlukan untuk mengukur kualitas diversitas TAHURA R. Soeryo. Peta yang dibuat akan membantu.
Pemetaan yang dilakukan secara berkala akan memiliki nilai yang lebih baik. Data distribusi spesies dan habitat dari tanggal yang berbeda
memungkinkan pemantauan lokasi dan luas perubahan persebaran atau daerah beserta pola persebarannya, sehingga dari data tersebut dapat
dilakukan pengelolaan atau perlindungan suatu sumber daya hayati. Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum
ini adalah teknik pemetaan biodiversitas (vegetasi, sungai, lahan kosong) dapat digunakan untuk memetakan area-area biodiversitas yang
mendominasi suatu daerah. Hutan sekunder di Cangar merupakan ekosistem yang paling banyak memiliki biodiversitas. Sehingga paling berperan
dalam penyerapan karbon Dan paling berkontribusi dalam memberikan kenyamanan di daerah tersebut.
Kata kunci : Biodiversitas, ekosistem, GPS, hutan sekunder, dan pemetaan

HALAMAN PERNYATAAN
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
Laporan berjudul Analisis Biodiversitas Ekosistem di Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar
ini adalah asli hasil kerja kelompok 1.1A dan tidak mengandung sedikitpun unsur plagiarism (menyalin dari kelompok/subkelompok lain)
Moch. Shobirin
Jerry Fahmi Prasetyo
Yuga Gumilang P.W.

Adapun pembagian tugas adalah sebagai berikut :


: Pembahasan dan daftar pustaka
: Latar belakang, tujuan, halaman pernyataan, dan metode
: reviewer dan abstrak

Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, tidak terpaksa namun dengan kesadaran anggota tim;
Mochammad Shobirin, Yuga Gumilang Pambudi Wijaya, dan Jerry Fahmi Prasetyo
Malang, 30 Maret 2015

DAFTAR PUSTAKA
Bowker, G.C. 2001. Mapping Biodiversity. University of California: San Diego.
Debinsky, D.M., K. Kindscher dan M.E. Jakubauska. 1999. A Remote Sensing and GIS-Based Model of Habitats and Biodiversity in the Greater
Yellowstone Ecosystem. INT. J. REMOTE SENSING, vol. 20, no. 17: 3281 3291.
Salem, B.B. 2003. Application of GIS to Biodiversity Monitoring. vol 54. p : 91-114
Sheil, D. 2001. Conservation and Biodiversity Monitoring in The Tropics: Realities, Priorities and Distractions. Conservation Biology Volume 15 No. 4:
1179-1182
Twumasi, Y.A, Coleman, T.L dan Manu, A. 2000. Biodiversity Management Using Remotely Sensed Data and GIS Technologies: The Case of Digya
National Park, Ghana.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat, informasi
merupakan hal terpenting dalam menyelesaikan suatu masalah.
Dalam pemetaan biodiversitas dikenal teknologi GIS (Geographical
Information System), yang berfungsi membantu pembuatan peta
keanekaragaman habitat pada suatu spesies (Debinski, 1999). Alat
yang digunakan adalah GPS (Global Positioning System), yaitu suatu
alat yang berfungsi memberikan posisi berupa titik koordinat sehingga
memudahkan pengguna dalam memetakan suatu daerah (Bowker,
2001). Praktikum ini perlu dilakukan agar mahasiswa dapat
mengetahui keragaman biodiversitas melalui pemetaan Google Earth.

Berdasarkan gambar di atas, pada gambar yang ditandai


dengan garis kuning menunjukkan berbagai macam biodiversitas di
daerah tersebut. Pada gambar di atas didominasi oleh kawasan hutan
sekunder. Untuk mengetahui perincian luasan ekosistem tiap
diversitas dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
0,16
0,01

0,27

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah dapat
memetakan suatu wilayah dan merubahnya menjadi suatu informasi,
sehingga dapat digunakan dalam mengetahui kualitas diversitas
wilayah tersebut.
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 2 Maret 2014
pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB di Taman Hutan Raya R. Soeryo,
Cangar, Batu.

Luas Total

0,21
Kebun Sayur
Padang Rumput

3,50
8,13

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu Bagaimana
penyebaran biodiversitas di suatu kawasan dapat ditentukan dengan
koordinat GPS?
1.3 Tujuan
Mempelajari aplikasi teknik pemetaan biodiversitas (vegetasi,
sungai, lahan kosong) dengan data koordinat lokasi di GPS serta
menentukan kualitas lingkungan di Cangar.

0,31

1,32

Semak Belukar

0,95

Hutan Primer

3,65

Hutan sekunder
Pemukiman

Gambar 2. Luas area wilayah Cangar


Grafik di atas menunjukkan bahwa luas area paling besar
adalah hutan sekunder. Luas area terbesar kedua adalah hutan
primer. Area terluas ketiga adalah kebun sayur. Area terluas keempat
adalah padang rumput. Area terluas kelima adalah semak belukar.
Luasan area selanjutnya secara berturut-turut adalah riparian,
pemukiman, degraded pastures, kebun apel dan lahan kosong.
Berdasarkan data data tersebut dapat disimpulkan bahwa hutan di
Cangar sudah terdegradasi, karena luas area ekosistemnya bukan
hutan primer, tetapi hutan sekunder. Selain itu, di wilayah tersebut
juga terdapat lahan lahan lain seperti pemukiman dan perkebunan.
Ini menunjukkan adanya aktivitas manusia yang mendegradasi
wilayah hutan cangar.

Indeks Lingkungan
2.2 Cara Kerja
Berdasarkan peta yang tersedia di Google Earth, survei lapang
dilakukan untuk melakukan analisis diversitas ekosistem (semak,
halaman berumput, hutan, sungai, rawa, dll.). Letak dari ekosistem
ditentukan dengan GPS dengan mencatat koordinat. Pengamatan
dilakukan setiap kelompok pada sub kawasan yang berbeda dengan
kelompok lain. Data hasil pengamatan seluruh kelompok dikompilasi
menjadi data kelas. Visualisasi penyebaran diversitas ekosistem
digunakan dengan GIS sehingga peta bisa dianalisis,
misalnyapenyebaran penggunaan lahan, persentase penutupan
hutan, dan penutupan semak belukar. Data koordinat diintegrasikan
dengan Google Earth. Berdasar hasil analisis tersebut, peta dibahas
dan diinterprestasikan untuk mempelajari peran dan konsekuensi
keberadaan biodiversitas bagi kelestarian ekosistem.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soeryo Cangar
merupakan salah satu wilayah di Batu dekat dengan perbatasan
Mojokerto. Daerah tersebut merupakan kawasan hutan sekunder.
Daerah tersebut awalnya merupakan kawasan hutan primer, namun
saat ini kondisi hutan di Cangar sudah terdegradasi, Sehingga
sekarang menjadi kawasan hutan sekunder. Berikut adalah gambar
lokasi yang dipetakan menggunakan google earth.

Gambar 1. Peta Cangar, Bumiaji, Malang

Riparian
Kebun Apel
Hutan sekunder
Hutan Primer
Semak Belukar
Padang Rumput
dan lain-lain

0,000

0,500

1,000
Bi

Ci

1,500

2,000

Esi

Gambar 3. Indeks lingkungan wilayah cangar


Adapun pengukuran kualitas lingkungan di wilayah Cangar
dapat diukur menggunakan beberapa indeks lingkungan yang meliputi
indeks biodiversitas, indeks C-sequestration, dan kualitas jasa
lingkungan. Grafik di atas menunjukkan bahwa hutan sekunder
merupakan daerah yang memiliki indeks biodiversitas paling tinggi. Ini
menunjukkan bahwa hutan sekunder adalah daerah area di Cangar
yang memiliki paling banyak keanekaraman biodiversitas. Selain itu,
indeks C-Sequestration dan kualitas jasa lingkungannya juga
tertingggi. Ini menunjukkan bahwa hutan sekunder tersebut paling
berperan dalam penyerapan karbon di Cangar. Seingga hutan
sekunder tersebut paling berperan dalam memberikan kenyamanan di
Cangar.
Analisa diversitas secara lebih lanjut diperlukan untuk
mengukur kualitas diversitas TAHURA R. Soeryo. Peta yang dibuat
akan membantu. Pemetaan yang dilakukan secara berkala akan
memiliki nilai yang lebih baik (Sheil, 2001). Data distribusi spesies dan
habitat dari tanggal yang berbeda memungkinkan pemantauan lokasi
dan luas perubahan persebaran atau daerah beserta pola
persebarannya, sehingga dari data tersebut dapat dilakukan
pengelolaan atau perlindungan suatu sumber daya hayati (Bowker,
2001; Salem, 2003; Twumasi et al., 2000).
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil dan
pembahasan praktikum ini adalah teknik pemetaan biodiversitas

(vegetasi, sungai, lahan kosong) dapat digunakan untuk memetakan


area-area biodiversitas yang mendominasi suatu daerah. Hutan
sekunder di Cangar merupakan ekosistem yang paling banyak
memiliki biodiversitas. Sehingga paling berperan dalam penyerapan
karbon Dan paling berkontribusi dalam memberikan kenyamanan di
daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai