Anda di halaman 1dari 21

ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang komposisi, struktur
dan sifat kimia atau materi berdasarkan perbuahan yang menyertai
terjadinya reaksi kimia atau suatu materi yang diciptakan serta dapat
dijelaskan proses atau reaksi yang ditimbulkan dari kejadian tersebut
misalnya tejadi perubahan materi energi.
Istilah argentometri berasal dari bahas latin Argentum yang
aritnya perak. Jadi dapat diartikan argentometir adalah salah satu cara
yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dalam suatu
larutan yang menghasilkan titrasi berdasarkan pembentukan endapan
dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksa telah
dibubuh indikator dicampur dengan laurtan standar garam perak nitrat
AgNO3. Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruhion Ag+ dapat diendapkan, sehingga dapat dilakukan
pemeriksaan dalam larutan.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yaitu melibatkan reaksi
pengendapan antara ion halida contohnya Cl-, I-, Br- dengan ion perak
(Ag+). Titrasi ini lah yang disebut sebagai argentometri, yaitu titrasi
penentuan analit yang berupa ion halida dengan menggunakan
larutan standar perak nitrat AgNO3. Dalam dunia farmasi, titrasi
argentometri dapat digunakan untuk menentukan kadar senyawa obat
atau zat aktif.
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan
titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa komples. Reaksi-
reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks
banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam
titrasi. Karena itupula pengertian yang cukup luas tentang kompleks,

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
sekalipun disini diterapkan pada titrasi. Salah satu zat pembentuk
kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah
garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (dinatrium EDTA) Senyawa
ini dengan banyak kation membentuk kompleks dengan 1:1.
Titrasi kompleksometeri digunakan sebagai penetapan kadar
yang berada pada senyawa suatu obat dimana obat tersebut
mengandung ion seperti MgSO4 sebagai laksativum.
Kompleksometri dalam dunia farmasi berfungsi untuk
menurunkan kadar logam-logam yang berada dalam suatu produk
obat seningga kadarnya tidak berlebihan atau kekurangan (sesuai
standar) serta dapat memberikan efek terapi pada konsumen dan
menghidarkan konsumen dari efek toksik.
1.2 Maksud Praktikum
Mengetahui dan memahami cara penentuan kadar suatu
senyawa dengan metode argentometri dan kompleksometri.
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
menentukan suatu kadar NaCI dengan menggunakan metode
argentometri dan kadar ZnSO4 dengan menggunakan metode
kompleksometri.

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Titrasi adalah cara analisi yang memungkinkan kita untuk
mengukur jumlah yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan
dengan suatu larutan dengan konsentrasi diketahui. Analisis
semacam ini menggunakan oengkukuran volume larutan pereaksi
disebut analisisvolumetri. Pada titrasi salah satu larutan dimasukkan
kedalam bureta tau disebut dengan titran, sedangkan larutan lainnya
dimasukkan kedalam labu erlenmeyer yang disebut dengan titrat.
Larutan titran dicampurkan dengan titratsampai seluruh reaksi selesai
yang dinyatakan dengan perubahan warna indikator pH, yang
menggunakan suatu zat yang pada umumnya ditambahkan kedalam
larutan titrat dan mengalami semacam perubahan warna. Perubahan
warna mendakan bahwa reaksi telah selesai dan merupakan titik akhir
titrasi (Nisba, 2014).
Titrasi adalah suatu proses dalam analisis volumetri diaman
suatu titran atau larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya
diteteskan melalui buret kedalam larutan lain yang belum diketahui
konsentrasinya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut titran dan
zat yang sudah diketahui kadarnya disebut titer (Ika, 2009).
Argentometri adalah titrasi pengendapan yang menggunakan
larutan standar AgNO 3 sebagai larutan bakunya.Biasa ada tiga
metode Mohr,metode Volhard dan metode Vajans (Raymond, 2005).
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode
Mohr, Volhard dan Vanjars : (Gandjar, 2007).
1. Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral dalam larutan baku perak nitrat
dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator.
Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
setelah tercapai titik ekuivalen, maka penambahn sedikit perak
nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membnetuk endapan
kromat yang berwarna merah.
2. Metode Volhard
Perak dapat ditetapkan secara telitih dengan suasana asam
dengan larutan baku kalium dan ammonium tiosianat yang
mempunyai hasil kali kelarutan 7,1 × 10-13. Kelebihan tiosianat
dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) nitrat atau
besi (III) ammonium sulfat sebagai indikator yang membentuk
warna merah dari kompleks besi (III)-tiosianat dalam lingkungan
asam nitrat 0,5-1,5 N. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana
asam, sebab ion besi (III) akan di endapkan menjadi Fe(OH) 3 jika
suasana basa sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukkan. pH
larutan dibawa 3, pada titrasi akan terjadi perubahan warna 0,7 -
1% sebelum titik ekuivalen. Untuk mendapatkan hasil yang telitih
pada waktu akan mencapai titik akhir, titrasi dikocok kuat-kuat
supaya ion perak yang di absorbsi oleh endapan perak tiosianat
dapat bereaksi dengan tiosianat. Metode volhard dapat digunakan
utnuk menetapkan asalm klorida, bromida dan iodida dalam
suasana asam.
3. Metode Vanjars
Pada metode ini digunakan indikator absorbsi, yang mana
pada titik ekuivalen, indikator terabsorbsi oleh endapan. Indikator
ini tidak memberikan warna pada larutan, tetapi pada permukaan
endapan. Ketika EDTA pertama kali diperkenalkan sebagai titran,
ada kekurangan indikator visual yang baik dari berbagai tehnik
instrumental. Untuk itu, titik akhir titrasi seringkali dipergunakan.
Titrasi EDTA telah dilakukan secara sukses hampir pada semua
kation. Titrasi-titrasi ini secara maya telah menggatikan titrasi
gravimetri terdahulu yang terlalu membosankan untuk kebanyakan
logam dalam beragam sampel (Underwood, 1994).

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi)
suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui
konsentrasinya.Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan
pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat
pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks yang
banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam
dinatrium etil diamina tetra asetat (dinatrium EDTA) (Nurussobach, Z.,
2015).
Analisis kualitatif untuk zat–zat anorganik yang mengandung
ion–ion logam seperti aluminium, bismuth, kalium, magnesium, dan
zink dengan cara gravimetri memakan waktu yang lama, karena
prosedurnya meliputi pengendapan, penyaringan, pencucian, dan
pengeringan atau pemijaran sampai bobot konstan. Sekarang telah
ditemukan prosedur titrimetri yang baru untuk penentuan ion–ion
logam ini dengan pereaksi etilen diamin tetraasetat dinatrium yang
umumnya disebut EDTA dengan menggunakan indikator terhadap ion
logan yang mempunyai sifat seperti halnya indikator pH pada titrasi
asam basa, dengan dasar pembentukan khelat yang digolongkan
dalam golongan komplekson. Titrasi kompleksometri ialah suatu titrasi
berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam
dengan zat pembentuk kompleks (Underwood, 1994).
Pengguanaan EDTA dan penggunaan indikator dalam
kompleksometri yaitu EDTA dapat digunakan untuk menitrasi Ca
dalam campuran Mg dengan mempergunakan indikator murexide.
Campuran Ca, Zn, dapat dititrasi dengan EDTA dengan menggunakan
buffer NH3-NH4Cl karena Ca(NH3)2 kurang stabil disbandingkan
Zn(NH3)2 sehigga EDTnya menitrasi Cd (Sudjadi, 2007).
Salah satu penggunaan titrasi kompleksometri adalah
digunakan untuk penentuan kesadahan air dimana disebabkan oleh
adanya ion Ca2+ dan Mg2+. Titrasi ini dapat di ukur langsung dengan
EDTA pada pH 10 yang menggunakan indikator EBT, titik akhir titrasi

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
ditandai dengan perubahan warna dari merah menjadi biru.Reaksi
kesetimbangan pembentuk kompleks banyak digunakan dalam
titrimetri. Cara titrimetri ini didasarkan pada kemampuan ion-ion logam
membentuk senyawa kompleks yang mantap dan dapat larut dalam
air. Karena itu cara ini sering disebut titrasi kompleksometri. Atas
dasar ini, sejumlah cara titrasi untuk menentukan kadar ion-ion logam
dalam cuplikan telah dikembangkan oleh para ahli (Underwood,
1994).
Indikator luar dan indikator dalam kompleksometri :
a. Indikator luar
Indikator luar yang diguanakan adalah pasta kanji-iodida
atau dapat pula menggunakan kertas kanji-iodida. Ketiak larutan
digoreskan pada pasta atau kertas, adanya kelebihan asam nitrit
akan mengoksidasi iodide menjadi iodium dan dengan adanya
kanji atau amilum akan menghasilkan warna biru segera (Rudi,
2010).
b. Indikator dalam
Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen
biru. Tropeolin OO merupakan indikator asam-basa yang
berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna kuning bila
dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen
biru sebagai pengkontraks warna sehingga pada titik akhir titrasi
akan terjadi perubahan dari ungu menjadi biru sampai hijau
tergantung senyawa yang dititrasi (Rudi, 2010).
Titrasi kompleksiometri ini digunakan untuk menetapkan kation
bervalensi dalam air. Dalam dunia farmasi, metode ini banyak
digunakan dalam penetapak kadar suatu senyawa obat yang
mengandung ion logam misalnya penentuan kadar MgSO4 yang
digunakan sebagai laksativum atau ZnO yang digunakan sebagai
antiseptic. Selain itu manfaat lainnya dilakukan praktikum
kompleksiometri ini adalah agar kami dapat menentukan kadar logam-

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
logam yang ada dalam suatu produk farmasi sehingga tepat kadar
(sesuai standar) dan tidak menjadi toksik serta membahayakan
konsumen (Gholib, 2009).
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Berat molekul : 18,02 g/mol
Rumus molekul : H2O
Rumus struktur : H H
O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2. Dapar Amonia (Ditjen POM, 1979 : 86)
Nama resmi : AMMONIA
Nama lain : Amonia
Rumus molekul : NH4OH

Rumus struktur :
Berat molekul : 35,05 g/mol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, dan
menusuk kuat.
Kelarutan : Mudah larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
3. EDTA (Ditjen POM, 1979 : 71)
Nama resmi : DINATRIUM ETILEDIAMINA TETRAASETAT
DIHIDRAT

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
Nama lain : Dinatrium edetat
Rumus molekul : C10H14N2Na2O8.2H20
Rumus struktur :

Berat molekul : 372,24 g/mol


Pemerian : Serbuk hablur, putih , tidak berbau, rasa agak
Asam
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, sukar larut dalam
etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai titran
4. Indikator EBT (Ditjen POM, 1979 : 683)
Nama resmi : HITAM MORDAN II
Nama lain : Hitam eriokrom
Rumus molekul : C20H12N3NaO7S
Rumus struktur :

Berat molekul : 461,38 g/mol


Pemerian : Serbuk, hitam kecoklatan
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai indikator
5. Kalium kromat (Ditjen POM, 1979 : 690)
Nama resmi : KALII CHROMAT
Nama lain : Kalium kromat

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
Berat molekul : 194 g/mol
Rumus molekul : K2CrO4

Rumus stuktur :
Pemerian : Hablur, kuning
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan jernih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai indikator
6. Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 1979 : 412)
Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Rumus struktur :

Berat molekul : 40,00 g/mol


Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur,
berbentuk pellet, keras dan rapuh.
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol dan air
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
7. Natrium Klorida (Ditjen POM, 1979 : 403)
Nama resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium klorida
Berat molekul : 58,44 g/mol
Rumus molekul : NaCl
Rumus struktur : Na Cl
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau
serbuk hablur putih, rasa asin

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit lebih larut air.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
8. Perak Nitrat (Ditjen POM, 1979 : 97)
Nama resmi : ARGENTI NITRAS
Nama lain : Perak nitrat
Berat molekul : 169,87 g/mol
Rumus molekul : AgNO3

Rumus Struktur :
Berat molekul : 169,87 g/mol
Pemerian : Hablur transparan atau hablur berwarna putih.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Kegunaan : Sebagai larutan baku.
9. ZnSO4 (Ditjen POM, 1979 : 637)
Nama resmi : ZINCI SULFAS
Nama lain : Zink sulfat
Rumus molekul : ZnSO4
Rumus struktur :

Berat molekul : 287,54 g/mol


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak
larut dalam etanol (95%) P, mudah larut
dalam gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai sampel.
2.3. Prosedur Kerja (Anonim, 2019)
1. Argentometri: Penentuan Kadar Efedrin-HCl
Ditimbang saksama 250 mg zat uji, kemudian dilarutkan
dalam Erlenmeyer dengan 10 mL air suling. Tambahkan indicator

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
K2CrO4 5% 3 tetes dan titrasi dengan larutan baku AgNO3 0,1 N
sampai terbentuk endapan kemerah – merahan.
Tiap ml AgNO3 0,1 N setara dengan 20.15 mg efedrin-HCl.
2. Kompleksometri: Penentuan Kadar Zink Sulfat
Ditimbang saksama 100 mg zat uji, kemudia n dilarutkan
dalam Erlenmeyer dengan 100 mL air suling, tambahkan NaOH
encer tetes demi tetes secukupnya hingga terbentuk endapan yang
mantap. Tambahkan 5 mL dapar ammonia pH 10, titrasi dengan
EDTA 0,05 M menggunakan indicator EBT-NaCl 20 mg hingga
terjadi warna biru.
Tiap mL EDTA 0,05 M setara dengan 14,38 mg ZnSO4.7H2O

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu bulb,
buret, corong, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, pipet
skala dan statif.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum adalah
ammonia (NH4OH), aquadest, natrium hidroksida (NaOH), natrium
klorida (NaCl), larutan baku perak nitrat (AgNO3), larutan EDTA,
indikator EBT, indikator kalium bikromat (K2CrO4) dan ZnSO4.
3.3 Cara Kerja
a. Argentometri
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Kemudian ditimbang larutan NaCl sebanyak 50 mg.
3. Dimasukkan kedalam erlenmeyer dengan aquadest sebanyak
10 mL.
4. Ditambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 5%.
5. Kemudian di titrasi dengan baku AgNO3 0,1 M.
6. Hitung % kadar 1 mL AgNO3 0,1 N.
7. Titik akhir titrasi endapan merah bata.
b. Kompleksometri
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Kemudian ditimbang larutan ZnSO4 sebanyak 50 mg.
3. Dimasukkan kedalam erlenmeyer dengan aquadest sebanyak
50 mL.
4. Tambahkan beberapa tetes NaOH sampai terbentuk endapan.
5. Tambahkan 2,5 mL dapar amonia pH 10.
6. Ditambahkan lagi indikator EBT.
7. Kemudian di titrasi dengan baku EDTA.
8. Titik akhir titrasi ungu – biru.

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


A. Tabel Pengamatan Argentometri

Kel Berat Volume % Kadar Rata-rata % Kadar


sampel titran % kadar Teoritis
(mg) (mL)
1 50 mg 12,4 mL 130,572 % 130,045 % < 99,5 %
4 50 mg 12,3 mL 129,519 % NaCl

B. Tabel Pengamatan Kompleksometri

Kel Berat Volume % Kadar Rata-rata % Kadar


sampel titran % kadar Teoritis
(mg) (mL)
2 50 mg 3,7 mL 54,9 % < 55%
54,9%
> 61,0 %
3 50 mg 3,7 mL 54,9 % ZnSO4

4.2 Pembahasan
argentometri adalah salah satu cara yang digunakan untuk
menentukan kadar suatu zat dalam suatu larutan yang sedangkan
menghasilkan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion
Ag+sedangkan kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan
titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks.
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk
menentukan kadar NaCl dalam analisa argentometri dengan
menggunakan larutan baku AgNO3.

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
Yang pertama dilakukan dalam praktikum adalah Terlebih
dahulu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian
dipasang buret ke statif. Isi buret dengan Larutan baku AgNO 3 sampai
batas tanda. Kemudian ditimbang serbuk NaCl sebanyak 50 mg lalu
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian dilarutkan dengan 10
mL air. Kemudian ditambahkan indikator K2CrO4 sebanyak 3 tetes ke
dalam erlemeyer. Lalu dititrasi larutan tersebut dengan larutan baku
AgNO3. Lalu perhatikan Volume titrannya lalu hitung kadarnya.
Alasan penambahan AgNO3 karena AgNO3 sebagai titrannya.
AgNO3 digunakan untuk penetapan kadar NaCl atau penetapan
konsentrasi larutan NaCL. Alasan penambahan bahan K2CrO4
sebagai indikatornya atau untuk perubahan warna jika terjadi titrasi.
Alasan penggunaan sampel NacL adalah NaCl murni bersifat tidak
hogroskopi. NaCl berfungsi sebagai zat larutan baku primer untuk
larutan AgNO3 atau penetapan kadar AgNO3. Alasan penambahan
bahan aquadest digunakan sebagai pelarut, digunakan indikator
K2CrO4 karena menggunakan metode Mohr dan lebih mudah
membentuk endapan dengan AgNO3 sehingga lebih mudah diamati
dan dilihat titik akhir titrasinya, dan AgNO3 digunakan sebagai titran
dalam titrasi Argentometri.
Adapun hasil yang didapat dimana volume 12,4 mL dan 12,3
mL serta %kadarnya 130,572% dan 129,519%. Hasil ini sesuai
dengan teori bahwa kadar titrasi pengendapan tidak kurang dari
99,5%.
Kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan
titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks.
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini yaitu untuk
menentukan kadar Zink Sulfat melalui metode titrasi Kompleksometri.

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
Pada percobaan kali ini yang pertama kali harus dilakukan yaitu
menyiapkan alat yang akan digunakan kemudian menyiapkan bahan-
bahan yang akan digunakan pula seperti penimbangan zat uji
sebanyak 50 mg kemudian dilakukan prosedur kerja pada titrasi
pengkompleksan dengan cara larutkan zat uji yang telah ditimbang
kedalam erlenmeyer dengan 50 ml air aquadest, kemudian
tambahkan NaOH 0,1 M. Lalu tambahlan 2,5 ml larutan dapar
ammonia pH 10, dan dimasukkan indikator EBT lalu titrasi dengan
EDTA 0,0516 M hentikan titrasi setelah terjadi perubahan warna ungu-
biru.
Alasan penggunaan bahan yaitu, Aquadest digunakan untuk
melarutkan sampel karena ZnSO4 sangat mudah larut dalam air.
Dapar ammonia digunakan sebagai pereaksi dalam titrasi
kompleksometri dan dikatakan dapar ammonia karena digunakan
untuk mempertahankan pH. EBT digunakan sebagai indikator karena
EBT termasuk indikator metalkromat yaitu indikator yang bertindaak
sebagai pengompleks dan indikator logamnya mempunyai warna yang
berbeda dengan pengompleksnya sendiri dan EDTA merupakan
larutan baku kompleks.
Adapun hasil yang didapat yang didapat dimana volume
titrannya adalah 3,7 ml dan %kadarnya 54,9%. Menurut literature hasil
yang diperoleh tidak sesuai karna menurut FI III kadar ZnSO 4 tidak
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 108,7%.

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini pada metode
argentometri yaitu dimana volume titran NaCl yaitu 12,4 dan 12,3 serta
%kadarnya 130,572 dan 129,519%. Sedangkan pada metode
kompeleksometri vuolem titrannya 3,7 mL dan %kadarnya 54,9%.
5.2 Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang digunakan harus benar-benar
steril tanpa adanya kontaminasi dengan zat-zat lain sehingga hasil
praktikum sesuai dan berjalan dengan lancar.

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2019, Penuntun Praktikum Kimia Analisis, UMI : Makassar.

Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan

RI, Jakarta

Gandjar, G. 2007, Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gholib, Ibnu 2009, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ika, Satiawati, 2009, Analisis Farmasi, Bandung: ITB

Raymond, Chang. 2005, Kimia Jilid II, Jakarta: Erlangga.

Nisba, Muhammad, 2014, Argentometri. Semarang: Pustaka Pelajar.

Nurussobach, Z, 2015, Pengaruh WaktuTerhadap Penurunan Kesadahan


Air Sumur DIII Teknik Kimia dengan Metode Kompleksometri
Menggunakan Demineralizer, Program Diploma Teknik Kimia
Undip, Semarang.
Rudi, L, 2010, Penuntun Dasar-Dasar Pemisahan Analitik, Universitas
H.aluoleo, Kendari.
Sudjadi 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Underwood, A.L., dan Day, R.A., 1994, Analisa Kimia KuantitatifEdisi IV,
Erlangga, Jakarta.

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
LAMPIRAN
A. Perhitungan :
a. Argentometri
 ( kelompok 1)
Diketahui : Volume Titran = 12,4 mL
N = 0,09 N
Berat Sampel = 50 mg
Berat Setara = 5,85
Faktor Koreksi = 0,1
V.titran . N . Berat setara
Penyelesaian : % kadar = Fk . Berat sampel
12,4 . 0,09 . 5,85
= x 100%
0,1 . 50

= 130,572 %
 ( kelompok 4)
Diketahui : Volume Titran = 12,3 mL
N = 0,09 N
Berat Sampel = 50 mg
Berat Setara = 5,85
Faktor Koreksi = 0,1
V.titran . N . Berat setara
Penyelesaian : % kadar = Fk . Berat sampel
12,3 . 0,09 . 5,85
= x 100%
0,1 . 50

= 129,519 %
b. Kompleksometri (kelompok 2 & 3)
Diketahui: Volume Titran = 3,7 mL
N = 0,0516 N
Berat Sampel = 50 mg
Berat Setara = 14,38 mg
Faktor Koreksi = 0,1
V.titran . N . Berat setara
Penyelesaian : % kadar = Berat sampel . Fk

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
3,7 . 0,0516 . 14,38
= x 100%
50 . 0,05

= 54,9 %

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
B. Skema Kerja
a. Argentometri: Penentuan Kadar NaCl
Ditimbang 50 mg NaCl

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan 10 mL


aquadest

Ditambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 5%

Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0,1 N hingga terbentuk endapan


kemerah-merahan

Dicatat volume titrasi

Dihitung % kadar larutan


b. Kompleksometri: Penentuan Kadar ZnSO4
Ditimbang 50 mg ZnSO4

Dimasukkan dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan 50 mL


aquadest

Ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M

Ditambahkan 2,5 mL larutan dapar ammonia pH 10

Dimasukkan indikator EBT-NaCl

Dititrasi dengan EDTA 0,05 M sampai terjadi perubahan


warna ungu – biru

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065
ARGENTOMETRI DAN KOMPLEKSOMETRI
Dicatat volume titrasi

Dihitung % kadar larutan


C. Gambar

ARGENTOMETRI ARGENTOMETRI
(NaCl sebelum dititrasi) (NaCl setelah dititrasi)

KOMPLEKSOMETRI KOMPLEKSOMETRI
(ZnSO4 sebelum dititrasi) (ZnSO4 setelah dititrasi)

SUKMAWATI NUR FADILLAH


15020180065

Anda mungkin juga menyukai