Anda di halaman 1dari 12

Implementasi Metode Promethee Untuk Pemilihan

Bibit Kelapa Sawit

Novitasari
A11.2009.04855
Teknik Informatika – S1
Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Abstract
Palm oil is a expensive export comodity in the world, forethat a planning for
select a best palm oil seeds are one of insentive way for keeping quality of palm
oil seed when palm oil seed was plant and grow up. selecting palm oil seed
consist of seeds form and plant time seed for determine palm oil seed can use
decision support system one of method use in decision support system is
promethee method. Promethe Method is determination of sequence multicriteria
analysis. The primary problem is simplicity, clarity, stability, concelture and
domination of criteria that has been used in promethee was the use of
outrangking value relationship.the result of this decision support system is to
facilitate the employee and a company to export a high quality palm oil to the
world
Keywords : Palm oil, seed, determination, Promethee Method, Visual Foxpro

I. Pendahuluan ekspor yang besar, maupun kebutuhan

PT. Soekani’s adalah perusahaan dalam negeri yang terus meningkat

perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di (www.beritasatu.com) yaitu ekspor

kabupaten Pagar Alam, Palembang, yang komoditi minyak sawit Indonesia pada

mempunyai luas perkebunan sekitar 10 tahun 2012 senilai 26 juta dolar AS,

hektar. Adapun yang sudah dimanfaatkan meningkat dari tahun 2010 dan 2011

baru sekitar 3 hektar saja. Kelapa sawit masing-masing sebesar 20,394,174 dan

dewasa ini merupakan primadona bagi 23,500,000 dolar AS. Kelapa sawit juga

para petani perkebunan yang mempunyai dapat diolah menjadi bahan bakar

lahan yang luas. Disamping kebutuhan alternatif, hal ini menjawab banyak
kekhawatiran dunia akan semakin informasi yang ditujukan pada suatu
turunnya jumlah dan efek negatif yang masalah tertentu yang harus
dihasilkan oleh bahan bakar fosil, seperti dipecahkan oleh manager dan dapat
pemanasan global, maka berbagai macam membantu manager dalam
cara dilakukan agar produksi kelapa sawit pengambilan keputusan ( Raymond
terus ditingkatkan, salah satunya adalah McLeod,Jr 1995).
dengan menanam bibit kelapa sawit yang Sistem Pendukung Keputusan
berkualitas. merupakan bagian tak terpisahkan
Tanaman kelapa sawit (Elaeis dari totalitas sistem organisasi
guineensis Jacq) saat ini merupakan salah keseluruhan. Suatu sistem organisasi
satu jenis tanaman perkebunan yang mencakup sistem fisik , sistem
menduduki posisi penting disektor keputusan dan sistem informasi ( Dr.
pertanian umumnya, dan sektor Ir. Kadarsyah Suryadi, 2002).
perkebunan khususnya, hal ini disebabkan Sistem fisik (sistem
karena dari sekian banyak tanaman yang operasional) mencerminkan proses
menghasilkan minyak atau lemak, kelapa transformasi dari input menjadi
sawit yang menghasilkan nilai ekonomi output melalui serangkaian
terbesar per hektarnya didunia. Melihat mekanisme atau proses dengan
pentingnya tanaman kelapa sawit di masa melibatkan Sumber Daya Manusia
ini dan masa yang akan datang, seiring dan Non Manusia ( mesin, uang,
dengan meningkatnya kebutuhan bahan baku, energi, informasi,dan
penduduk dunia akan minyak sawit, maka lain-lain ).
perlu dipikirkan usaha peningkatan Bertolak dari pemikiran diatas,
kualitas dan kuantitas produksi maka kelancaran sistem fisik sangat
kelapasawit secara tepat agar sasaran yang dipengaruhi oleh mekanisme
diinginkan dapat tercapai. Salah satu pengaturan yang dijalani. Rangkaian
diantaranya adalah pengendalian hama dan pengaturan sistem fisik ini
penyakit. distrukturkan dalam sistem
manajemen yang tidak lain
II. Teori Dasar merupakan sistem yang
2.1 Sistem Penunjang Keputusan ( menghasilkan keputusan yang
SPK ) diperlukan guna menjamin
Sistem Penunjang Keputusan ( kelancaran sistem fisik. Oleh karena
SPK ) adalah sistem penghasil sistem manajemen ini menghasilkan
sejumlah keputusan, maka sering lingkungan mencari
pula sistem manajemen ini disebut kondisi-kondisi yang
sebagai sistem keputusan. perlu diperbaiki.
Berdasarkan uraian diatas, 2. Kegiatan merancang,
sistem keputusan tidak bisa yaitu kegiatan
dipisahkan dari sistem fisik maupun menemukan,
sistem informasi. Kompleksitas mengembangkan dan
sistem secara fisik menuntut adanya menganalisis berbagai
sistem keputusan yang kompleks alternatif tindakan yang
pula. mungkin.
Ciri utama dari Sistem 3. Kegiatan memilih, yaitu
Pendukung Keputusan adalah kegiatan memilih satu
kemampuannya untuk rangkaian tindakan
menyelesaikan masalah-masalah tertentu dari beberapa
yang tidak terstruktur. Pada dasarnya yang tersedia.
SPK merupakan pengembangan 4. Kegiatan menelaah, yaitu
lebih lanjut dari sistem manajemen kegiatan menilai pilihan-
terkomputerisasi ( computerized pilihan yang lalu.
management information system ) b. Komponen-Komponen SPK
yang dirancang sedemikian rupa Suatu SPK memiliki
sehingga bersifat interaktif dengan subsistem utama yang
pemakainya. Sifat interaktif ini menentukan kapabilitas
dimaksudkan untuk memudahkan teknik SPK tersebut, yaitu
integrasi antara berbagai komponen subsistem :
dalam proses pengambilan 1. Subsistem Manajemen Basis
keputusan, seperti prosedur, Data ( Data Base
kebijakan, teknik analisis, serta Management Subsystem)
pengalaman dan wawasan manajerial Sumber data untuk SPK
guna membentuk suatu kerangka berasal dari dalam dan dari
keputusan yang bersifat fleksibel. luar dan lebih “kaya” jika
a. Tahapan Pengambilan dibandingkan dengan sumber
Keputusan data non SPK, yang digunakan
1. Kegiatan Intelijen, yaitu dalam proses pengambilan
kegiatan mengamati keputusan, terutama dalam
level manajemen puncak 1) Tingkat generalisasi
sangat bergantung pada yang tinggi.
sumber data dari luar. Semakin tinggi derajat
2. Subsistem Manajemen Basis generalisasi suatu
Model ( Model Base model. Maka semakin
Management Subsystem) baik sebab
Salah satu keunggulan kemampuan model
SPK adalah kemampuan untuk untuk memecahkan
mengintegrasikan akses data masalah semakin
dan model-model keputusan. besar.
Hal ini dapat dilakukan 2) Mekanisme
dengan menambahkan model- transparansi
model keputusan kedalam Suatu model
Sistem Informasi yang dikatakan baik jika
menggunakan database sebagai kita dapat melihat
mekanisme integrasi dan mekanisme suatu
komunikasi diantara model- model dalam
model. Karakteristik ini memecahkan masalah,
menyatukan kekuatan artinya kita bisa
pencarian dan pelaporan data menerangkan kembali
dari PDE ( Pengolahan Data (rekonstruksi) tanpa
Elektronik ) dan ada yang
pengembangan disiplin disembunyikan.
manajemen. Secara umum 3) Potensial untuk
model digunakan untuk dikembangkan
memberikan gambaran Suatu model yang
(description), penjelasan berhasil biasanya
(prescription), dan perkiraan mampu
(prediction) dari realitas yang membangkitkan minat
diselidiki.(Dr. Ir. Kadarsyah (interest) peneliti lain
S,2002:15). Model yang baik untuk menyelidikinya
memiliki karakteristik sebagai lebih jauh.
berikut : 4) Peka terhadap
perubahan asumsi
Proses permodelan Pada kenyataannya,
tidak pernah berakhir, kebanyakan studi-studi
selalu memberi celah tentang sistem itu tidak
untuk membangkitkan secara murni
asumsi. menggunakan satu bentuk
Daerah penciptaan saja, tapi merupakan
dan penanganan model kombinasi dua atau
mempunyai kemampuan bahkan ketiganya.
kontribusi terbesar pada Secara umum,
Sistem Penunjang pengembangan model
Keputusan, selain itu suatu sistem mengandung
diperlukan kemampuan dua tahapan proses, yang
analitis yang dilengkapi pada prakteknya tidak
oleh sistem dari analisis selalu harus mengikuti
matematika, statistik, urutan yang disulkan,
finansial, dan sebagainya.
Untuk keperluan 1) Pembuatan Struktur
analisis, biasanya sistem Model
digambarkan kedalam Yaitu menetapkan
suatu model. Istilah batas-batas sistem
model diartikan sebagai yang akan
tiruan dari kondisi memisahkan sistem
sebenarnya atau dengan dari lingkungannya
kata lain, model dan menetapkan
didefinisikan sebagai komponen-komponen
representasi atau pembentuk sistem
formalisai dalam bahasa yang akan
tertentu (yang disepakati diikutsertakan atau
berdasarkan sudut dikeluarkan dari
pandang tertentu) dari model.
suatu sistem nyata, atau 2) Pengumpulan Data
penyederhanaan dari Yaitu untuk
gambaran sistem yang mendapatkan besaran-
nyata. besaran atribut
komponen yang
dipilih, untuk Gambar
mengetahui 2.2.2 : Komponen
hubungannya yang Utama SPK
terjadi pada aktifitas- 2.2 Metode Promethee
aktifitas sistem. Preference ranking
3. Subsistem Perangkat Lunak organization method for enrichment
Penyelenggara Dialog evaluation (Promethee) adalah suatu
(Dialog Generation and metode penentuan urutan (prioritas)
Management Software dalam analisis multikriteria. Masalah
Subsystem). pokoknya adalah kesederhanaan,
Fleksibilitas dan kekuatan kejelasan, kestabilan. Dugaan dan
karakteristik SPK timbul dari dominasi kriteria yang digunakan
kemampuan interaksi antara dalam Promethee adalah penggunaan
sistem dan pemakai. Yang nilai hubungan outranking [2].
dinamakan subsistem dialog, Prinsip yang digunakan adalah
Bennet mendefinisikan penetapan prioritas alternatif yang
pemakai, terminal, dan sistem telah ditetapkan berdasarkan
perangkat lunak sebagai pertimbangan (∀i | fi (.) → ℜ[Real]),
komponen-komponen dari dengan kaidah dasar:
sistem dialog.
Hubungan antara ketiga
komponen tersebut dapat dilihat
pada gambar : 2.2.2
dimana K adalah sejumlah kumpulan
alternatif, dan fi (i = 1, 2, 3, …, K)
Subsistem Manajemen Subsistem Manajemen
merupakan nilai/ukuran relaltif
Basis Data Basis Model
kriteria untuk masing-masing
alternatif.
SubsistemPerangkat Lunak Dalam aplikasinya
Penyelenggara Dialog
sejumlah kriteria telah ditetapkan
untuk menjelaskan K yang

Gambar 2.2.2
Pemakai merupakan penilaian dari ℜ (Real).

: Komponen Utama Promethee termasuk dalam keluarga


SPK metode outranking yang
dikembangkan oleh B. Roy dan Struktur kriteria di atas
meliputi dua fase: mempunyai pengertian bahwa setiap

a. Membangun hubungan alternatif a dan b yang merupakan


elemen himpunan A, apabila nilai dari
outranking dari K.
alternatif a untuk kriteria yang
b. Eksploitasi dari hubungan ini
ditetapkan untuk alternatif a lebih dari
memberikan jawaban optimasi
nilai dari alternatif b, maka alternatif a
kriteria dalam paradigma
lebih dipilih (prefer) daripada alternatif
permasalahan multikriteria. b, sedangkan jika nilai dari alternatif a
Dalam fase pertama, nilai sama dengan nilai dari alternatif b, maka
hubungan outranking berdasarkan dapat disimpulkan bahwa alternatif a
pertimbangan dominasi masing- tidak mempunyai perbedaan
masing kriteria indeks preferensi (indifference) dengan fungsi b, sehingga
ditentukan dan nilai outranking untuk menentukan alternatif mana yang

secara grafis disajikan berdasarkan lebih diprioritaskan dilakukan dengan


memperhatikan nilai dari alternative
preferensi dari pembuat keputusan.
lainnya.
Data dasar untuk evaluasi dengan
III.METODE PENELITIAN
metode Promethee disajikan sebagai
3.1 Metode Pengumpulan Data
berikut [13].
1. Wawancara
Tabel 2.3 Data Dasar Analisi
Metode Pengumpulan data
Promethee
dengan mengajukan
pertanayaan pertanyaan kepada
yanto. Selaku asisten lapangan
perkebunana kelapa sawit PT.
Soekani’s.
2. Studi Pustaka (Library
Research Method)
Dimana: ai : alternatif i
Merupakan metode yang
fk (ai) : kriteria yang ditetapkan
dilakukan dengan cara mencari
untuk alternatif i
sumber dari buku-buku tentang
Strukutur preferensi yang
Metode Promethee.
dibangun atas dasar kriteria:
3.2 Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan
analisis dengan Metode Simple
Additive Weighting (SAW) dalam
membuat sistem keputusan adapun
langkah – langka dalam metode
SAW adalah sebagai berikut :
a. Menentukan kriteria yang akan
dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan
b. Menentukan rating kecocokan
setiap alternatif pada setiap
criteria
c. Membuat matriks keputusan
berdasarkan kriteria (Ci)
kemudian melakukan normalisasi
matriks berdasarkan persamaan
yang disesuaikan dengan jenis
atribut sehingga dapat diperoleh
matriks yang ternormalisasi
d. Hasil akhir diperoleh dari
prangkingan yaitu penjumblahan
dari perkalian matriks
ternormalisasi R dengan vector
bobot sehingga diperoleh nilai
terbesar yang dipilih sebagai
alternatif terbaik (Ai) sebagai
solusi.
3.3 Rancangan Penelitian Pada tahap ini dilakukan
1. Studi Pustaka pengujian sistem untuk
Tahap ini dilakukan dengan mengetahui apakah sistem bekerja
mempelajari buku-buku referensi sesuai dengan yang diharapkan
atau sumber-sumber yang 6. Pembuatan Laporan
berhubungan dengan skripsi ini, Pembuatan laporan skripsi
baik dari text book maupun bertujuan untuk dijadikan sebagai
internet. dukumentasi hasil dari penelitian.
2. Studi lapangan IV. HASIL PENELITIAN DAN
Pada tahap ini dilakukan PEMBAHASAN
wawancara kepada Asisten 4.1 Context Diagram
kepada asisten perkebunan kelapa
sawit PT. Soekani’s untuk
mengetahui kriteria – kriteria apa
saja yang digunakan dalam
pemilihan bibit kelapa sawit yang
berkualitas dan pemberian bobot
pada setiap kriteria yang nantinya
akan digunakan.
3. Analisis Data
4.2 Decomposisi Diagram
Pada tahap ini dilakukan
analisis dengan metode
Promethee dalam pembuatan
sistem pendukung keputusan.
4. Implementasi Program (Coding)
Pada tahap ini dilakukan
pengkodean program untuk
membuat sistem pendukung
keputusan dalam pemilihan bibit
kelapa sawit dengan kualitas
4.3 ERD (Entity Relationship Diagram)
unggul dengan metode Promethee
dengan menggunakan Visual
Foxpro 9.
5. Pengujian Sistem (Testing)
4.7 Tampilan Input Area

4.8 Tampilan Input Penilaian

4.4 Tampialan Menu utama

4.9 Tampilan Output Rekap Nili dan


4.5 Tampilan Input Bibit Kelapa Sawit Laporan Penanaman

4.6 Tampilan Input Bobot Kriteria


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan , maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Dengan adanya sistem
pendukung keputusan untuk
pemilihan bibit kelapa sawit keputusan yang telah dibuat, dengan ini
dapat membantu dalam proses memberikan saran sebagai berikut :
seleksi bibit sawit yang 1. Karena keterbatasan waktu
nantinya akan ditanam dan dalam membangun sistem
perangkingan dari hasil test pendukung keputusan ini maka
yang telah diolah dalam sistem dari itu tidak dapat
tersebut. membangun sistem ini secara
2. Sistem pendukung keputusan lebih detail dan lengkap, salah
pemilihan bibit kelapa sawit satu contohnya seperti belum
diharapkan membantu dalam adanya fitur untuk
meningkatkan kualitas menunjukkan grafik pemilihan
penilaian proses pemilihan bibit kelapa sawit setiap
bibit kelapa sawit dan periodenya yang dapat
mengurangi kesalahan – digunakan untuk proses
kesalahan yang dilakukan evaluasi dalam instansi.
sebelum adanya sistem Sehingga diharapkan
pendukung keputusan ini kedepannya dapat dilengkapi
sehingga kualitas sawit dan lebih dikembangkan lagi.
perusahaan tetap sesuai dengan 2. Diharapkan dibuatnya sistem
standar perusahaan. pendukung keputusan lainnya
3. Dengan berhasilnya dibuat sehingga proses pengambilan
sistem pendukung keputusan keputusan dalam perusahaan
pemilihan bibit kelapa sawit semakin mudah dan cepat Jika
ini ini berarti membuktikan sistem pendukung keputusan
bahwa metode perangkingab ini kedepannya terbukti
yang diterapkan dalam sistem membantu perusahaan dan
berhasil diimplementasikan masyarakat untuk proses
dan telah dibuktikan pada saat pemilihan bibit kelapa sawit.
tahap pengujian penelitian. DAFTAR PUSTAKA
[1] Willy Bagus Saptian (2012).
5.2 Saran
Rancang Bangun Portabilitas Aplikasi
Untuk meningkatkan kinerja dan
Perangkingan Seleksi Siswa Baru Dengan
menyempurnakan sistem pendukung
Metode Promethee Di Sma Negeri 1
Balapulang. Skripsi Sarjana Komputer. European Journal of Operational
Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Research 24, 228-238
[2] Turban. (2005). Sistem Pendukung [8] Philippe Cruchten. Rational Unified
Keputusan Dan Sistem Cerdas. Process – An Introduction. Addition-
Yogyakarta : Andi Wesley (1999).
[3] Suryadi Kadarsah. (2002). Sistem [9] Bambang MT. Rekayasa Sistem
Pendukung Keputusan. Bandung : Berorientasi Obyek. (2004)
PT. Remaja Rosdakarya Bandung: Informatika Bandung.
[4] Anonim. (2007). Naskah Akademik [10] Indrajani, S.Kom., MM., Martin,
Kajian Kebijakan Kurikulum SMA. S.Kom., (2007), Pemrograman
Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Berorientasi Objek dengan Bahasa
Penelitian dan Pengembangan, Java, Jakarta : PT. Elex Media
Departemen Pendidikan Nasional. Komputindo
[5] Hunjak Tihomir. (1997). [11] Sri Dharwiyanti. Unified Modeling
Mathematical foundations of the Language.
methods for multicriterial decision http://www.ilmukomputer.com/yanti-
making. Mathematical uml.pdf , diakses 15 November 2011.
Communications [12] Asih Winantu, S. Kom. Sistem Basis
[6] Suryadi, Kadarsyah, dan M. Ali Data.
Ramdani. (1998). Sistem Pendukung asihwinantu.files.wordpress.com/200
Keputusan Suatu Wacana Struktural 8/07/materi-kuliah-sistem-basis-
Idealisasi dan Implementasi Konsep data1.doc , diakses 15 Juli 2012.
Pengambilan Keputusan. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
[7] Brans, Jean-Pierre and Mareschal B,
Vincke, Ph., (1986). PHP How to
select and how to rank projects: The
PROMETHEE method for MCDM,

Anda mungkin juga menyukai