Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Hasil Observasi Laboratorium IPA di
SMPN 20 Kupang”. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah Manajemen Laboratorium.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini, tidak lepas dari bantuan
beberapa pihak. Untuk itu, kami mengucapkan limpah terimakasih kepada pihak yang
membantu dalam penulisan laporan ini.
Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bagian referensi berbagai
pihak mengenai manajemen laboratorium IPA. Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai
pihak akan sangat berarti dalam penyempurnaan laporan ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah.
Laboratorium IPA dengan segala kelengkapan peralatan dan bahan kimia merupakan tempat
berpotensi menimbulkan bahaya kepada para penggunanya jika para pekerja di dalamnya
tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
Laboratorium IPA juga merupakan suatu ruangan tempat dilangsungkannya kegiatan
praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat laboratorium yang
lengkap (fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya). Ada berbagai macam jenis laboratorium,
seperti laboratorium kimia, laboratorium biologi, laboratorium fisika untuk pengajaran,
penelitian, dan terpadu. Hampir semua sekolah memiliki jenis laboratorium pengajaran
sebagai fasilitas penunjang pendidikannya selain pengajaran materi dikelas.
Laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas, alat, bahan kimia serta sarana dan
prasarana yang menunjang kegiatan laboratorium, untuk itu diperlukan pengelolaan yang
tepat dan terperinci yang disebut Manajemen laboratorium. Ini dapat diartikan sebagai
pengelolaan laboratorium untuk mencapai tujuan yang ditentukan dalam menghindari
terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium. Manajemen laboratorium mencakup
tata ruang, organisasi laboratorium, administrasi laboratorium, keamanan dan keselamatan
kerja di laboratorium.
SMPN 20 Kupang merupakan salah satu sekolah menengah pertama negeri yang
terletak di jalan Adisucipto penfui . Sekolah ini memiliki laboratorium IPA yang
dikategorikan sebagai laboratorium yang tidak aktif, karena sekolah tersebut belum
melakukan manajemen laboratorium dengan memenuhi beberapa prosedurnya. Untuk itu
demi mengetahui dan memahami dengan jelas prosedur dan penerapan manajemen
laboratorium pengajaran IPA di sekolah menengah pertama, maka dilakukan observasi ke
sekolah tersebut dan membuat laporan hasil observasi untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Lab.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana lokasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak?
2. Bagaimana penataan ruangan laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak?
3. Bagaimana susunan organisasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak?
4. Bagaimana administrasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak?
5. Bagaimana sistem keamanan dan keselamatan kerja serta tata tertib di laboratorium
kimia SMA K Santo Petrus Pontianak?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan lokasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak.
2. Menjelaskan penataan ruangan laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak.
3. Menjelaskan susunan organisasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus
Pontianak
4. Menjelaskan administrasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak.
5. Menjelaskan sistem keamanan dan keselamatan kerja serta tata tertib di
laboratorium kimia SMA K Santo Petrus Pontianak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Laboratorium


Dalam pengertian secara umum laboratorium adalah suatu fasilitas kerja dan sarana
pendidikan untuk melakukan kegiatan praktek percobaan atau eksperimen serta menguji
konsep-konsep ilmu pengetahuan secara terkontrol. Di dalam laboratorium IPA siswa
mengadakan kontak dengan objek permasalahan, menghayati sendiri, berhadapan dengan
objek dan gejala yang timbul serta belajar memecahkan persoalan-persoalan yang
dikemukakan. Dengan demikian, siswa akan melakukan proses belajar secara aktif dan
akan memperoleh pengalaman langsung atau yang disebut pengalaman pertama. Siswa
diharapkan memperoleh kesempatan mengembangkan berbagai keterampilan baik
motorik maupun intelektual, menghayati prosedur ilmiah, mengembangkan sikap jujur dan
bertanggung jawab, dan menyadari bahwa ilmu sebenarnya tidak bersifat statis dan
otoriter, melainkan dinamis. Peranan guru dalam kegiatan laboratorium adalah kapan guru
mengambil bagian dan kapan siswa diberi kesempatan melibatkan diri. Mengenai bentuk
kegiatan apapun yang dilaksanakan dalam laboratorium yang diutamakan adalah
pengembangan kemampuan siswa (Anonim. 2008).
Menurut Direktorat Pendidikan Menengah (1995), Laboratorium adalah tempat
melakukan percobaan dan penyelidikan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan
tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun. Dalam pengertian yang terbatas
laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup tempat melakukan percobaan dan
penyelidikan. Selain itu, menurut Widyarti (2005) “Laboratorium adalah suatu ruangan
tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya
seperangkat alat-alat Laboratorium serta adanya infrastruktur Laboratorium yang
lengkap”. Kemudian, menurut Wirjosoemarto dkk (2004) “pada konteks proses belajar
mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah Laboratorium diartikan dalam
pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan
bahan praktikum”.
Laboratorium juga diartikan sebagai adalah suatu ruangan atau kamar tempat
dilangsungkannya kegiatan praktek atau penelitian kimia yang ditunjang oleh adanya
seperangkat alat-alat laboratorium yang lengkap (fasilitas air, listrik, gas dan
sebagainya). Umumnya laboratorium diartikan sebagai suatu tempat berupa ruangan yang
dilengkapi dengan berbagai peralatan. Dalam arti luas diluar ruangan juga dapat berfungsi
sebagai laboratorium. Dengan adanya objek yang akan diamati dan adanya fasilitas
laboratorium merupakan tempat mengadakan percobaan dan penelitian (Ariyanto.2008).

2.2 Jenis Laboratorium


Laboratorium dapat bermacam macam jenisnya. Menurut Wirjosoemarto dkk (2004) di
Sekolah pertama, umumnya jenis laboratorium disesuaikan dengan mata pelajaran yang
membutuhkan laboratorium tersebut. Di SMP hanya ada Laboratorium IPA saja. Di Perguruan
Tinggi, untuk satu jurusan saja, mungkin terdapat banyak laboratorium seperti yang kita
kenal yaitu laboratorium Biologi, laboratorium kimia, laboratorium fisika, laoratorium pertanian,
laboratorium kedokteran, laboratorium peternakan Kadang kadang atas pertimbangan efisiensi,
suatu ruangan laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses belajar
mengajar. Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science classroom laboratory. Kelebihan jenis
laboratorium ini bersifat multi guna (Nurdin, Wira Bahari.2010).

2.3 Fungsi dan Peranan Laboratorium IPA


Fungsi laorbarotrium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode
pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah
dalam proses belajar mengajar. Amien dalam Tarmizi (2005) mengemukakan bahwa fungsi
laboratorium adalah sebagai tempat untuk menguatkan/memberi kepastian keterangan
(informasi), menentukan hubungan sebab-akibat (causalitas), membuktikan benar tidaknya
faktor-faktor atau fenomena-fenomena tertentu, membuat hukum atau dalil dari suatu
fenomena apabila sudah dibuktikan kebenarannya, mempraktekkan sesuatu yang diketahui,
mengembangkan keterampilan, memberikan latihan, menggunakan metode ilmiah dalam
memecahkan problem dan untuk melaksanakan penelitian perorangan (individual
research). Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2006) fungsi dari pada ruangan
Laboratorium IPA adalah sebagai tempat pembelajaran, tempat peragaan dan tempat praktik
IPA (Nurdin, Wira Bahari.2010).

2.4 Fasilitas dan Penataan Ruang Laboratorium


Menurut Wirjosoemarto dkk (2004) fasilitas Laboratorium adalah sebagai berikut:
laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakaian
laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan
fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai
Laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik dan gas. Fasilitas
khusus berupa peralatan dan mable, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi,
papan tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dan lain-lain.
Menurut Wicahyono (2003), untuk menentukan apakah suatu ruangan itu cocok atau tidak
untuk dijadikan laboratorium, kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti arah angin, dan arah
datangnya cahaya. Apabila memungkinkan, ruangan Laboratorium sebaiknya terpisah dari
bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untuk menghindari terganggunya proses belajar mengajar di
kelas yang dekat dengan laboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik
suara atau bau yang ditimbulkan (Nurdin, Wira Bahari.2010).

2.5 Struktur Organisasi dan Pengelolaan Laboratorium


Agar kesinambungan dan daya guna laboratorium dapat dipertahankan, laboratorium perlu
dikelola secara baik. Salah satu bagian dari pengelolaan laboratorium ini adalah staf atau personal
laboratorium. Menurut Wirjosoemarto dkk (2004) tentang struktur organisasi dan pengelolaan
laboratorium adalah sebagai berikut: Staf atau personal Laboratorium mempunyai tanggung jawab
terhadap efektifitas dan efesiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan
praktikum. Pada sekolah menengah, biasanya laboratorium dikelola oleh seorang penanggung jawab
laboratorium yang diangkat dari salah seorang guru IPA (Fisika, Kimia atau Biologi). Di Perguruan
Tinggi yang bertindak sebagai penanggung jawab laboratorium adalah kepala laboratorium yang
diangkat oleh Ketua Jurusan atau Pimpinan Perguruan Tinggi, tergantung status laboratoriumnya,
apakah Laboratorium Pusat atau Laboratorium Jurusan. Selain pengelola Laboratorium biasanya
terdapat pula seorang Teknisi Laboratorium. Tugas Teknisi Laboratorum membantu penyiapan
bahan-bahan/alat-alat praktikum, pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat
dan bahan. Agar kinerja pengelola laboratorium berjalan baik, perlu disusun struktur organisasi
laboratorium.

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Laboratorium Kimia

2.6 Kegiatan Laboratorium Kimia


Melalui kegiatan laboratorium IPA siswa dapat mempelajari fakta,
gejala, merumuskan, konsep, prinsip, hokum dan sebagainya. Tujuan kegiatan
praktikum IPA selain untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif juga
bertujuan untuk memperoleh keterampilan / kinerja, dapat menetapkan pengetahuan dan
keterampilan tersebut pada situasi baru/lain, serta memperoleh sikap ilmiah. Menurut
Azizah (2003) dalam pelaksanaan praktikum, umumnya meliputi :
a. Persiapan, meliputi:
1. Menetapkan tujuan praktikum
2. Mempersiapkan alat dan bahan
3. Memperhatikan keamanan, kesehatan dan kenyamanan
4. Memberi penjelasan apa yang harus diperhatikan dan langkah-langkah yang
harus dilakukan siswa.
b. Pelaksanaan, meliputi :
1. Siswa melakukan praktikum
2. Guru, asisten dan ko-asisten mengamati proses praktikum
c. Tindak lanjut, meliputi :
1. Mengumpulkan laporan praktikum
2. Mendiskusikan masalah yang ditemukan siswa
3. Memeriksa dan menyimpan peralatan
2.7 Tujuan kegiatan di Laboratorium IPA
Dalam suatu kegiatan laboratorium IPA memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Teliti dalam pengamatan dan cermat dalam pencatatan pada saat pengamatan.
b. Mampu menafsirkan hasil percobaan untuk memperoleh penemuan dan dapat
memecahkan masalah.
c. Mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan.
d. Terampil mempergunakan alat-alat laboratorium.
e. Tumbuh sikap positif terhadap kegiatan praktikum

2.7 Evaluasi kegiatan di laboratorium


Untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan laboratorium dapat dilakukan dengan 3 cara
sebagai berikut :
a. Laporan merupakan rekaman atas apa yang dilakukan siswa selama melalui kegiatan
praktikum. Tujuan adanya laporan ini yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi praktikum dan kemampuan siswa dalam merangkai data hasil
percobaan serta analisisnya.
b. Tes kegiatan laboratorium
Tes kegiatan laboratorium digunakan sebagai bahan untuk evaluasi.
c. Pengamatan langsung
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kinerja siswa pada saat melakukan
kegiatan praktikum, misalnya untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memilih
alat yang sesuai, merangkai alat, menggunakan alat, sikap siswa pada saat
melakukan praktikum (Anonim. 2008)
Hal ini menunjukkan bahwa suatu penilaian tidak hanya dilakukan dengan
melihat hasil akhir seperti laporan, tetapi harus mencakup hasil akhir dan proses
untuk mencapai hasil itu, termasuk di dalamnya kinerja siswa, sehingga guru dapat
memiliki informasi yang lengkap tentang siswa (Anonim.2008).

2.8 Manajemen Laboratorium IPA


Manajemen laboratorium IPA dapat diartikan sebagai pengelolaan laboratorium untuk
mencapai tujuan yang ditentukan dalam menghindari terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja
di laboratorium. Tujuan manajemen laboratorium kimia untuk mewujudkan pengelolaan
laboratorium yang baik meliputi :
a. Jenis pekerjaan yang dilakukan
b. Skill/tenaga kerja/laboran yang terlatih dan terampil
c. Alatperalatan lab yang canggih serta beroperasi dengan baik dan terkalibrasi
d. Safety Use ( keselamatan kerja)
e. Disiplin yang tinggi
f. Organisasi laboratorium
g. Budget facilities (dana yang tersedia)
Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan atau fungsi manajemen dapat dibagi menjadi :
a. Planning (perencanaan
Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan
dimasa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
b. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian perangkat kerja yang terdapat di dalam laboratorium terkait
keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
c. Actuating (pelaksanaan)
Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat kerja
bawahan, mengerahkan aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai aktivitas
bawahan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron). Sehingga semua aktivitas bawahan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
d. Controlling (pengawasan)
e. Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki (Anonim.
2008)..
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Prosedur Pengumpulan Data


observasi dilakukan secara langsung dengan pihak sekolah mengenai
laboratorium IPA di SMPN 20 Kupang. Hal ini dimaksudkan agar hasil observasi memiliki
tolak ukur yang jelas.

3.2 Bentuk Wawancara


Metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari koordinator
laboratorium IPA dilakukan dengan waancara secara langsung (lisan)

3.3 Pedoman Wawancara


1. Identitas Informan
Nama : Deliana Marlina Djati S.Pd
NIP : 1979 1219 2009 04 2 003
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Guru Mata Pelajaran IPA sekaligus kepala laboratorium IPA
2. Setting
Wawancara dilakukan pada :
Hari : Rabu, 27 Desember 2019
Waktu : 03:00-03:30 WITA
Tempat : SMPN 20 Kupang
BAB IV
PEMBAHASAN
SMPN 20 Kupang terletak di jalan Adisucipto, Penfui. Lokasi laboratorium IPA berada
dalam satu ruangan dengan perpustakaan dan ruang UKS.
Laboratorium SMA K Santo Petrus Pontianak dipertanggung jawabkan oleh seorang kepala
sekolah, hingga kedudukannya dalam struktur organisasi laboratorium berada pada bagian
paling atas, dan diikuti oleh seorang kepala laboratorium yang juga merupakan salah satu guru
Dibawah kepala laboratorium merupakan koordinator untuk setiap macam
laboratorium, yang mana di tangani oleh masing-masing guru mata pelajaran.

Susunan organisasi laboratorium di SMA K Santo Petrus Pontianak tidak memiliki


periode tertentu. Sehingga jabatan yang dipegang oleh masing-masing komponen organisasi
tersebut tidak akan berubah kecuali ada perombakan yang diinginkan dari pihak yayasan atau
pergantian kepala sekolah dan menginginkan perubahan organisasi. Struktur organisasi ini
merupakan susunan yang didasarkan pada keadaan laboratorium pendidikan di sekolah ini,
dimana hanya ada satu kepala laboratorium yang menangani, mengawasi setiap laboratorium
dan membawahi koordinator keempat laboratorium tersebut. Keempat coordinator merupakan
guru mata pelajaran yang bersangkutan dan saling berkoordinasi satu sama lain dalam
hal membuat aturan yang harus dipatuhi oleh semua komponen termasuk praktikan (siswa).
Selain itu juga berkewajiban dalam melaporkan semua keadaan laboratorium kepada kepala
laboratorium baik dalam hal administrasi bahan dan alat maupun kegiatan praktikum yang
dilakukan.Menurut Pak Firman selaku guru yang bertanggung jawab di laboratorium
kimia,mengenai pembagian tugas disusun dengan guru patnernya yakni Ibu Herlin.Pembagian
tugas ini antara lain Pak Firman bertugas untuk membuat larutan dan mengajarkan metode
praktikum kepada para siswa sedangkan Bu Herlin bertugas di meja persiapan alat dan
bahan.Setelah metode kerja di berikan serta alat dan bahan sudah diambil oleh praktikan maka
proses pengawasan praktikum dilakukan oleh Pak Firman dan Bu Herlin.
Gambar 4.4 Organisasi Laboratorium Sma K Santo Petrus Pontianak
Kepala sekolah sabagai penanggung jawab utama terhadap laboratorium di sekolah
memberikan kewenangan kepada kepala laboratorium dalam perencanaan dan pengawasan
kegiatan laboratorium serta pengadaan bahan dan alat. Dimana kepala laboratorium dibantu
oleh koordinator setiap laboratorium.
Tugas masing-masing komponen tenaga kerja dalam struktur organisasi laboratorium
dirincikan sebagai berikut:
1. Kepala sekolah
- Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap laboratorium sekolah
2. Ketua laboratorium
- Merencanakan pengembangan laboratorium
- Membuat program kerja kegiatan laboratorium
- Merencanakan pengadaan alat dan bahan
- Bertanggung jawab dalam menjaga program kerja
- Mengawasi kegiatan laboratorium
- Menyusun laporan pertanggungjawaban kepada kepala sekolah

3. Koordinator laboratoriumk hususnya laboratorium kimia


- Menyusun alat dan bahan
- Menginventaris bahan yang habis
- Menginventaris alat yang rusak atau hilang
- Mendaftar dan melaporkan alat dan bahan yang harus dibeli pada kepala lab
- Menyusun LKS praktikum
- Mendaftar alat/bahan dan menyiapkan semua yang akan di gunakan pada praktikum
- Mengadministrasikan bahan/zat
- Membuat tata tertib laboratorium
- Membuat jadwal pengggunaan Lab
- Membuat laporan kegiatan dan keadaan laboratorium
- Melakukan kegiatan praktikum
Semua tugas masing-masing komponen organisasi tenaga kerja laboratorium ini telah
menjadi tetapan yang disahkan serta telah disosialisasikan kepada semua pihak yang
berkepentingan, sehingga pembagian tugas masing-masing menjadi jelas.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas semua keadaan, kegiatan dan kejadian di
laboratorium oleh sebab itu semua keadaan yang terjadi di laboratorium harus dilaporkan dan
semua kegiatannya harus diketahui juga mendapat persetujuan dari kepala sekolah. Kepala
laboratorium membantu kepala sekolah dengan menyusun laporan berkala mengenai keadaan
laboratorium berdasarkan laporan dari setiap koordinator laboratorium dan juga membuat
perencanaan untuk pengembangan laboratorium.Sedangkan koordinator laboratorium
khususnya kimia memiliki tugas yang lebih banyak, karena sebagai pengelola laboratorium
kimia yang tidak dibantu dengan adanya laboran maupun asisten praktikum
menyebabkan koordinator laboratorium harus merangkap semua tugas tersebut.
Namun koordinator laboratorium kimia ini terdiri dari 2 orang guru mata pelajaran kimia
sehingga tugas tersebut dapat dibagi rata dan ada fokus masing-masing bagian. Oleh sebab itu
menurut bapak Firman sebagai salah satu koordinator laboratorium kimia, menyatakan bahwa
dengan adanya pembagian tugas untuk koordinator lab, maka kegiatan praktikum menjadi
lebih ringan karena bila salah satu koordinator mengadakan praktikum maka koordinator
lainnya menjadi laboran yang membantu pelaksanaan praktikum. Dan pada saat ini
para koordinator laboratorium sedang melakukan pendataan untuk membuat administrasi
laboratorium yang sesuai dengan standar.
Selain itu,apabila terjadi kerusakan alat dan stok bahan kimia habis dalam jumlah yang
besar maka ketua laboratorium akan melaporkan kepada yayasan sebagai penyalur dana
utama.Laporan yang dibuat oleh kepala laporatorium tidak memiliki periode yang pasti,hanya
sesuai dengan kebutuhan.Apabila kebutuhan sangat mendesak maka sebelum awal baru
semester sudah membuat laporan kepada yayasan agar segera ditanggulangi,akan tetapi bila
alat da bahan tidak rusak dalam jumlah yang besar dan masih memiliki stok yang banyak maka
walaupun sudah awal semester tidak akan dibuat laporan.
Kurikulum laboratorium disusun oleh masing-masing koordinator,berdasarkan
penyampaian materi pelajaran dikelas. Praktikum dilaksanakan untuk memberikan
pemahaman yang lebih nyata kepada siswa mengenai konsep dari materi yang disampaikan.
Namun selain itu laboratorium kimia juga mengadakan praktikum penelitian yang memberikan
pengkayaan terhadap pengetahuan siswa. Praktikum ini telah diadakan selama 2 terakhir untuk
kelas XI dan XII dan diadakan di luar jam pelajaran.Tiap guru yang bertanggung jawab atas
jalannya praktikum membuat modul sendiri yang berhubungan juga dengan meteri pelajaran
yang telah diajarkan untuk digunakan siswa saat melakukan praktikum.
Pola interaksi yang terjadi tidak hanya antartenaga kerja dalam struktur organisasi di
atas, interaksi lain yang memungkinkan terjadi atas dasar suatu keadaan seperti terhadap
sarana, peralatan, bahan maupun lingkungan juga merupakan hal yang penting, interaksi yang
terjadi antara koordinator terhadap sarana laboratorium kimia dapat berupa pemeriksaan,
perawatan dan perbaikan sehingga sarana laboratorium dapat terjamin keamanan dan
ketepatannya untuk pemanfaatanya dalam kegiatan laboratorium. Sama halnya dengan
interaksi yang terjadi antara koordinator dengan peralatan laboratorium, adanya pemeriksaan
peralatan, perawatan dan perbaikan dilakukan secara rutin sepanjang penggunaannya namun
di sekolah ini peralatan laboratorium kimia yang digunakan untuk kegiatan laboratorium tidak
disertai dengan penyediaan buku petunjuk penggunaan sehingga setiap koordinator harus
memahami cara kerja peralatan dan juga dapat menggunakannya dengan benar yang
selanjutnya dapat diinformasikan kepada praktikan sebelum digunakan.
Bahan kimia habis pakai diorganisir dengan baik dalam penyimpanannya pada lemari
bahan, dimana yang bersifat pekat dan mudah menguap disimpan di lemari asam sedangkan
yang lainnya disusun berdasarkan urutan abjad hingga memudahkan dalam pencariannya,
selain itu untuk bahan yang sudah rusak dimasukkan dalam sebuah lemari tersendiri yang
selanjutnya akan dibuang. Label bahan merupakan label asli dari perusahaan yang
memproduksinya sehingga pengelola tidak melakukan pelabelan ulang, hanya melakukan
pemeriksaan setiap penggunaan yang selanjutnya dilakukan pendataan mengenai keadaan
bahan tersebut.
Laboratorium kimia dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pencemar lingkungan,
karena menghasilkan limbah cair, padat dan gas yang sebagian besar mengandung berbagai
bahan kimia yang bersifat toksik, korosif, atau bahkan eksplosif. Dengan demikian perlu
adanya interaksi antara pengelola laboratorium terhadap lingkungannya demi menjaga
lingkungan hidup.Berdasarkan hasil observasi langsung didapatkan ruang laboratorium kimia
di SMA K Santo Petrus Pontianak telah memiliki sirkulasi udara yang baik dengan adanya
ventilasi dan dibantu dengan kipas pengatur keluar masuknya udara. Namun karena
keterbatasan dana lemari asam yang digunakan untuk tempat mereaksikan berbagai zat yang
bersifat mengeluarkan gas beracun tidak dilengkapi dengan kipas penyedot (exhaust fan)
hingga limbah gasnya dapat menyebar kedalam ruangan dan sebagian lagi keluar tanpa adanya
penanganan terlebih dahulu untuk mengurangi tingkat penyebab polusi udara. Begitu pula
halnya dengan pembuangan limbah cair yang tak terorganisir dengan baik karena dari hasil
wawancara dengan pengelola laboratorium, tidak ada penjelasan yang dapat menerangkan arah
pembuangan limbah cairnya hanya dapat dipastikan bahwa limbah tersebut dibuang ke saluran
air di belakang bangunan yang tidak diketahui secara jelas kemana arah alirannya. Namun
dapat diketahui bahwa pembuangan limbah ini pasti memberikan dampak negative pada
lingkungan.

4.4 Administrasi Laboratorium Kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak


Administrasi laboratorium adalah suatu cara pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan
aktivitas laboratorium. Adapun tujuan Administrasi laboratorium di SMAK Santo Petrus
Pontianak yaitu:
1. Penyusunan laporan yang obyektif
2. Merencanakan pengadaaan alat dan bahan
3. Mengendalikan efesiensi penggunaan budget
4. Memperlancar pelaksanaan praktikum
5. Mengawasi dan melindungi kekayaan laboratorium
Administrasi laboratorium di SMAK Santo Petrus Pontianak mencakup :
a. Fasilitas umum laboratorium kimia
Fasilitas umum laboratorium adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan
laboratorium. Dalam fasilitas umum laboratorium SMA K Santo Petrus Pontianak yaitu terdiri
dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ) sebanyak 2 tabung,4 tabung pemadam
kebakaran, dan ketersediaan air yang cukup.Setiap laboratorium SMA K Santo Petrus memiliki
ruang P3K, namun karena ruangan P3K banyak yang rusak khususnya ruang P3K di
Laboratorium Kmia sehingga tidak dapat digunakan. Oleh karena itu pihak sekolah mengambil
suatu alternative dengan menggabung ruang P3K ini menjadi satu untuk semua laboratorium
baik laboratorium kimia, fisika, maupun biologi. Dan letak ruang P3K ini yaitu berada dilantai
dasar atau bawah laboratorium.Dalam mengantisipasi adanya kecelakaan seperti kebakaran,
laboratorium kimia SMA K Santo Petrus telah tersedia tabung pemadam kebakaran yang
diletakan dipojok dekat meja guru atau laboran sebanyak 2 tabung dan 2 tabung lainnya
diletakan diruang alat dan bahan.Hal ini bertujuan,agar ketika terjadinya kecelakaan seperti
kebakaran memudahkan guru atau laboran untuk mengambil tabung pemadam kebakaran
sebagai penanganan kecelakaan tersebut.
Selain itu fasilitas umum lainnya yaitu adanya ketersediaan air yang cukup didalam
laboratorium kimia SMA K Santo Petrus. Air merupakan fasilitas umum yang sangat penting
di dalam laboratorium kimia, fungsi dari air ini adalah untuk mencuci alat, bahan kimia maupun
untuk mencuci tangan praktikan yang terkena bahan kimia. Dimana air ini bersumber dari air
hujan maupun PDAM yang ditampung dalam penyimpanan air. Dan letak penampung air yang
khusus menangani laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak yaitu berada
dibelakang tepat di belakang laboratorium kimianya.
b. Peralatan dan bahan
Observasi di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus meliputi:
1. Jenis alat atau bahan yang ada
2. Jumlah masing-masing alat dan bahan
3. Jumlah pembelian atau tambahan
4. Jumlah yang pecah, hilang atau habis
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan menyatakan bahwa, penysunan alat
dan bahan di yang sering digunakan berdasarkan abjad serta dilakukan pengelompokan nama
depan suatu senyawa, misalnya kelompok abjad huruf (ammonium, ammonium sulfat,
aluminium dan seterusnya), begitu juga untuk kelompok abjad huruf B-Z.Kemudian bahan
juga disusun secara homongen misalnya kelompok reagen dijadikan satu,kelompok
garam,kelompok asam dan lain-lain.Kelemahan terletak pada tidak diberi keterangan mengenai
nama bahan dan kodenya yang terdapat didalam lemari sehingga sulit untuk
mengamatinya.Akan tetapi menurut pak Firman ,para siswa tidak ikut membuat larutan dan
mengambil alat karena telah disediakan oleh guru dan guru yang bersangkutan telah hafal
dengan letak bahan maupun alat sehingga tidak perlu diberi keterangan pada lemari.
Sedangkan Bahan-bahan yang rusak atau tidak dapat digunakan lagi disimpan di lemari
khusus dimana lemari khusus ini diberi label bahwa bahan-bahan yang berada dilemari tersebut
adalah rusak dan tidak bias digunakan. Begitu juga bahan-bahan yang dibawa oleh siswa
(seperti :minyak tanah, minyak goreng untuk pembuatan sabun) juga disimpan di lemari
khusus. Bahan yang bersifat volatile dan korosif diletakan dilemari asam, dimana lemari asam
di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus ini tidak begitu besar dengan ukuran 1 X 0,5m, dan
yang berhak menyimpan atau mengambil bahan dilemari ini hanyalah guru, siswa tidak
diperkenankan untuk menyimpan atau mengambil bahan tersebut. Hal ini dinaksudkan agar
tidak membahayakan siswa.
Selain itu ada tersedia pula lemari khusus untuk tempat penyimpanan hasil karya
siswanya seperti hasil pembuatan sabun. Hal ini menjadi suatu kelebihan di laboratorium kimia
SMA K Santo Petrus ini yang jarang ditemukan di laboratorium lainnya. Namun letak alat dan
bahan kimia bergabung dengan laboratorium biologi sehingga terjadi koordinator antara
koodinator kedua laboratorium, hal ini menjadi kelemahan di laboratorium kimia SMA K Santo
Petrus.
c. Kegiatan laboratorium
Penyusunan jadwal praktikum kimia SMA K Santo Petrus, tidak sama dengan jadwal
pelajarannya jadi memiliki waktu tersendiri, pengunaan laboratorium kimia seminggu sekali
untuk tiap kelas dari hari senin sampe jumat. Dimana terdapat dua kelas yang melakukan
praktikum kimia ini/ harinya yang terdiri dari kelas XI IPA (terdiri dari lima kelas) dan XII
IPA (terdiri dari lima kelas), jadi ada 10 kelas yang mengikuti praktukum dengan pembagian
hari yang berbeda. Sedangkan kelas X belum ada penjurusan sehingga hanya diberikan materi
tanpa praktikum. Adapun jadwal praktikum kimia SMA K Santo Petrus ini yaitu :
Tabel 1 Jadwal Praktukum Kimia SMA K Santu Petrus Pontianak Tahun
Pelajaran 2012/2013 Semester 1
NO HARI SIF JAM KELAS
1 Senin 1 13.30-15.00 XIIA 2
2 15.15-16.45 XIIA 3
2 Selasa 1 13.30-15.00 XIIA 1
2 15.15-16.45 XIA 1
3 Rabu 1 13.30-15.00 XIA 2
2 15.15-16.45 XIA 4
4 Kamis 1 13.30-15.00 XIIA 5
2 15.15-16.45 XIIA 4
5 Jum’at 1 13.30-15.00 XIA 5
2 15.15-16.45 XIA 3

Selain praktikum,juga dilakukan penelitian (pengayaan) dari penerapan materi


kimia atau disebut kimia terapan yang telah diberikan melalui praktikum penelitian oleh semua
siswa yang ingin melakukan penelitian, dimana guru sebagai pembimbing, kegiatan
pengkayaan ini baru bejalan pada tahun ini (2012). Jadwal pengayaan ini disesuikan oleh
jadwal sekolah. Artinya pengayaan dilakukan diluar jam sekolah dan praktikum.Jam
Pengayaan ini wajib diikuti oleh seluruh siswa-siswi dengan tujuan mengembangkan bakat
mereka di bidang kimia.
d. Keadaaan bangunan/ruangan laboratorium kimia
Setiap laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaaan macam
ruang yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan jaringan gas. Sedangkan di laboratorium kimia
SMA K Santo Petrus tidak terdapat denah yang menunjukan lokasi tersebut, dan saluran
pembuangan limbah bahan kimia juga tidak jelas, bahkan pihak sekolah juga mengakui bahwa
mereka tidak tahu persis tempat pembuangan limbah bahan kimia, dan mereka hanya tahu
laboratorium jadi dan siap digunakan. Sedangkan jarungan listrik dan air sudah tertata dengan
baik. Pembagian luas ruangan (ruang praktikum dan ruang alat bahan+ruang asam) disesuaikan
dengan jumlah siswa,
e. Ketenangan dan ketenagaan laboratorium kimia
Aktifitas siswa di dalam ruangan selama praktikum sudah berlangsung baik, dimana
sebelum praktikum dimulai guru memperknalkan alat bahan yang akan digunakan, letak
ruangan praktikum juga brdasarkan analisis SWOT bahwa sangat baik ditempatkan di lantai
atas hal ini dengan mempertimbangkan kecekaan yang terjadi seperti kebakaran, sehingga
lantai bawah mudah untuk dievakuasi. Serta dilantai atas juga Jauh dari hiruk pikuk yang
mengganngu jalannya praktikum, sistem pengamanan yang mendukung
terciptanya ketenangan praktikum. Dalam hal ini laboratorium kimia SMA K Santo Petrus
tidak memiliki laboran, namun langsung di tangani aleh dua guru kimianya yang berperan
sebagai coordinator laboratorium dan dikepalai oleh seorang guru yang bertanggung jawab
untuk semua jenis laboratorium.
4.5 Keamanan Dan Keselamatan Kerja serta Tata Tertib Laboratorium Kimia Sma
K Santo Petrus
Kegiatan di laboratorium cukup berisiko pada keselamatan praktikan
maupun koordinator pelaksana praktikum, yang dapat disebabkan oleh penggunaan bahan
yang cukup berbahaya bila dihirup dan disentuh secara langsung. Oleh sebab itu diperlukan
suatu standar keselamatan kerja yang harus dipatuhi selama kegiatan praktikum berlangsung.
Beberapa standar keselamatan yang harus dipenuhi dalam laboratorium, yaitu:
1. Peringatan-peringatan tertulis yang ditempel pada bagian-bagian tertentu menjelaskan
beberapa hal berbahaya yang harus dihindari oleh pengguna laboratorium
2. Informasi mengenai penanganan dari kecelakaan kecil maupun besar
3. Tersedianya tabung pemadam kebakaran dan kotak P3K
4. Pemberian label pada bahan-bahan tertentu mengenai bahaya penggunaannya
5. Tersedianya pintu darurat yang memberikan kemudahan untuk keluar dalam mengantisipasi
kecelakaan yang terjadi
6. Tersedianya akses air yang dapat digunakan untuk menangani kecelakaan
7. Melengkapi standar keamanan diri saat melakukan praktikum yang terdiri dari: jas, masker,
sarung tangan, kaca mata pelindung dan alas kaki yang menutupi seluruh bagian kaki
8. Sirkulasi udara yang baik dan memadai
9. Penanganan limbah yang baik dan berwawasan lingkungan

Standar keamanan di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus Pontianak, dilengkapi


dengan tabung pemadam kebakaran yang dapat digunakan untuk menghentikan kebakaran
dengan kapsitas yang kecil dengan demikian dapat menghindari kebakaran yang besar, kotak
P3K yang dilengkapi dengan berbagai macam obat maupun peralatan penanganan kecelakaan
yang terjadi pada pelaksanaan praktikum, memiliki pelabelan yang lengkap pada setiap tabung
bahan berdasarkan kriteria bahan tersebut, selain itu pula laboratorium ini dilengkapi dengan
sejumlah penampungan air yang dapat memenuhi kebutuhan laboratorium maupun penangan
kecelakaan. Dan juga ruang praktikum yang dilengkapi dengan ventilasi serta kipas penyedot
yang membantu terjadinya sirkulasi udara yang baik.
Namun demikian laboratorium kimia di sekolah ini tidak memberikan poster-poster
yang berisi peringatan mengenai kecelakaan yang dapat terjadi maupun penanganannya. Ruang
laboratoriumnya tidak memiliki pintu darurat walau keberadaannya di lantai paling atas
sehingga apabila terjadi suatu kecelakaan yang menyebabkan kebakaran dapat memperlambat
proses evakuasi. Penanganan limbah tidak dilakukan oleh pihak pengelola laboratorium
bahkan saat ini dipertanyakaan pihak sekolah tidak dapat menjelaskan aliran pembuangan
limbah, namun dapat dipastikan bahwa limbah lansung dibuang keluar, yang memungkinkan
dapat menjadi sumber pencemar lingkungan. Sama halnya dengan standar keamanan diri saat
praktikum berlangsung, praktikan tidak melengkapi dirinya dengan jas, sarung tangan, kaca
mata pelindung dan masker, alasannya karena praktikum yang dilaksanakan telah dirancang
agar tidak terlalu membahayakan praktikan dengan cara bahan yang digunakan dibuat degan
konsentrasi yang kecil oleh guru pembimbing.
Tata tertib yang dibuat untuk keamanan laboratorium kimia SMA K Santo Petrus
Pontianak dirancang oleh koordinator laboratorium dan diinformasikan pada seluruh siswa
pada saat pertemuan pertama di laboratorium. selain itu agar tata tertib ini dipatuhi maka
dilakukan penempelan pada dinding ruang-ruang tertentu yang dapat dengan mudah dilihat
oleh siswa. Tujuan dari tata tertib yang dibuat adalah untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan praktikum, juga untuk mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam
laboratorium.
Tata tertib yang dibuat tidak dikhususkan untuk laboratorium kimia, tetapi berlaku
umum di area gedung laboratorium dan selalu dilakukan revisi. Tata tertib ini berlaku umum
karena gedung laboratorium merupakan gedung terpadu yang terdiri dari berbagai macam
laboratorium.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Sekolah Santo Petrus Pontianak terletak di jalan K. S. Tubun memiliki dua gedung yaitu
gedung sekolah gedung laboratorium. Dimana pada gedung laboratorium memilki empat lantai
yang terdiri dari lantai dasar (kantin, hall, dan laboratorium fisika), lantai satu (perpustakaan),
lantai dua (ruang multimedia dan laboratorium computer) dan lantai tiga (laboratorium kimia
dan laboratorium biologi).
2. Laboratorium kimia SMA K Santo Petrus Pontianak berukuran 6 x 10 m dan memiliki ruang
alat yang mencakup ruang bahan dan lemari asam berukuran 1,5 x 10 m. Lemari asam yang
dibuat dekat dengan jendela berukuran 1 x 1,5m.
3. Laboratorium SMA K Santo Petrus Pontianak dipertanggung jawabkan oleh seorang kepala
sekolah, hingga kedudukannya dalam struktur organisasi laboratorium berada pada bagian
paling atas, dan diikuti oleh seorang kepala laboratorium yang juga merupakan salah satu guru
di Santo Petrus. Dibawah kepala laboratorium merupakan coordinator untuk setiap macam
laboratorium, yang mana di tangani oleh masing-masing guru mata pelajaran.
4. Administrasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak terdiri dari fasilitas umum
( P3K, tabung pemadam kebakaran, dan ketersediaan air), peralatan dan bahan (penysunan alat
dan bahan di yang sering digunakan berdasarkan abjad serta dilakukan pengelompokan nama
depan suatu senyawa), kegiatan praktikum (Penyusunan jadwal praktikum kimia SMA K Santo
Petrus, tidak sama dengan jadwal pelajarannya jadi memiliki waktu tersendiri, pengunaan
laboratorium kimia seminggu sekali untuk tiap kelas dari hari senin sampe jumat.), keadaaan
bangunan/ruangan laboratorium kimia (di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus tidak
terdapat denah yang menunjukan lokasi tersebut), dan ketenagaan laboratorium kimia
(laboratorium kimia SMA K Santo Petrus tidak memiliki laboran, namun langsung di tangani
aleh dua guru kimianya).
5. Laboratorium kimia di sekolah ini tidak memberikan poster-poster yang berisi peringatan
mengenai kecelakaan yang dapat terjadi maupun penanganannya. Sedangkan tata tertib yang
dibuat untuk keamanan laboratorium kimia SMA K Santo Petrus Pontianak dirancang oleh
coordinator laboratorium dan diinformasikan pada seluruh siswa pada saat pertemuan pertama
di laboratorium.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu:
1. Untuk pihak sekolah khususnya kepada pihak yang memiliki wewenang dalam pengembangan
laboratorium, diharapkan dapat memberikan fasilitas atau sarana dan perlengkapan
laboratorium seperti kipas penyedot asap untuk ruang asam dan melengkapi system
keselamatan diri bagi pengguna laboratorium serta system keamanan laboratorium seperti pintu
darurat.
2. Untuk pihak koordinator laboratorium kimia yang dalam hal ini bertindak sebagai pengelola
laboratorium kimia secara keseluruhan dapat merincikan administrasi laboratorium dan
melakukan pembukuanya.
3. Membuat tata tertib khusus pengguna laboratorium kimia agar terhindar dari kecelakaan
laboratorium kimia
4. Memperbaiki system pembuangan limbah karena akan berdampak buruk pada lingkungan.
5. Pihak sekolah dapat terus melaksanaan praktikum penelitian karena merupakan kegiatan yang
dapat memberikan keterampilan lebih pada siswa terlebih bila praktikum yang dilakukan
berbasis lingkungan.
6. Meningkatkan koordinasi antara komponen organisasi laboratorium untuk peningkatan kinerja
serta dapat melaksanakan manajemen laboratorium yang baik

Anda mungkin juga menyukai