Anda di halaman 1dari 31

A.

Pengertian Laboratorium
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran

ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk

memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.

Laboratorium ilmiah dibedakan menurut disiplin ilmu, misalnya laboratorium

kimia, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan

laboratorium bahasa. Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan

teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan

sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari

sarana dan prasarana dengan kuantitas dan kualitas memadai.1

Seperti layaknya pemahaman umum, yang dimaksud dengan labora-

torium adalah suatu sarana atau gedung yang dirancang khusus untuk

melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian untuk keperluan penelitian

ilmiah dan praktik pembelajaran. Tetapi, akhir-akhir ini analog dengan batasan itu

berbagai disiplin ilmu pengetahuan sering menganggap (claim) bahwa lapangan

tempat mereka bekerja dan melakukan penelitian juga dianggap sebagai

laboratorium, sehingga disebut dengan laboratorium lapangan. Sebagai contoh

misal, Gumuk Pasir di pantai Parangtritis dianggap sebagai laboratorium

sekaligus museum Geografi. Sambung macan adalah laboratorium lapangan

Geologi. Sangiran dan Pacitan adalah laboratorium Geologi dan Arkeologi.

Pegunungan Karst Gunungkidul adalah laboratorium lapangan Geografi, Geologi,

dan Arkeologi. Kebun Percobaan Kalitirto, Berbah adalah laboratorium lapangan

1Ani Sulistiyani, (2015) Deskripsi Kemampuan Guru Ipa Smp Negeri Bandar Lampung Dalam Mengelola
Laboratorium Berdasarkanpendekatan Saintifik. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung., hlm. 12
ilmu-ilmu Pertanian. Hutan Wanagama adalah laboratorium lapangan Kehutanan.

Secara konvensional laboratorium sekurang-kurangnya dapat dibagi

menjadi tiga kategori yaitu (Hachette, 1989).:

1. Tempat yang diatur dan dilengkapi dengan peralatan untuk

melaksanakan pekerjaan-pekerjaan ilmiah (scientific) atau teknik,

misalnya laboratorium Fisika, laboratorium Kimia, atau

laboratorium Fotografi.

2. Laboratorium Bahasa, yaitu tempat yang khusus diatur untuk

pembelajaran khusus bahasa asing dengan bantuan audio- visual.

3. Laboratorium Ruang Angkasa yang dipergunakan untuk

merealisasikan percobaan-percobaan ilmu pengetahuan tentang

ruang angkasa.2

B. Profil Laboratorium

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa profil adalah

pandangan, lukisan, sketsa biografis, penampang, grafik atau ikhtisar yang

memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Jadi profil laboratorium yang

dimaksud adalah penggambaran mengenai ruanagan laboratorium yang ditinjau

dari beberapa aspek. Karena fakta atau hal-hal penggambaran dari suatu

laboratorium sangat luas, maka akan diambil karakteristik dari aspek

pengelolan lokasi dan ruang laboratorium, kelengkapan peralatan dan bahan

laboratorium, penyimpanan peralatan dan bahan laboratorium, perlengkapan

laboratorium, pemeliharaan peralatan laboratorium, organisasi dan

2
Edia Rahayuningsih dan Djoko Dwiyanto (2005) Pembelajaran Di Laboratorium,
(Yogyakarta,Universitsa Gadjahmada).hlm 2
pengadministrasian laboratorium, pemanfaatan laboratorium, penyediaan dan

penyiapan peralatan dan bahan, keselamatan kerja laboratorium, serta

kebersihan ruang dan perabot laboratorium.

a. Lokasi dan Bagian Ruang Laboratorium

Dalam lampiran peraturan menteri pendidikan nasional nomer 24 tahun

2007 tentang standar saranana dan prasarana ruang laboratorium harus

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Ruang laboratorium berfungsi sebagai tempat berlangsungnya

kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan

peralatan khusus.

2) Ruang laboratorium dapat menampung minimum satu rombongan

belajar.

3) Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2/peserta didik.

Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20

orang, luas minimumruang laboratorium 48 m2, termasuk luas

ruang penyimpanan dan persiapan 18m2 Lebar minimum ruang

laboratorium 5 m.

4) Ruang laboratorium dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi

pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati

obyek percobaan.

5) Tersedia sumber air bersih.

6) Ruang laboratorium dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada

lampiran sarana laboratorium.


Persyaratan umum lokasi laboratorium dalam hubungannya dengan

bangunan-bangunan sekolah lain yang sudah ada:

1) Tidak terletak di arah angin, untuk menghindari

pencemaran udara. Gas sisa reaksi kima yang mungkin

digunakan pada laboratorium ilmu pengetahuan alam

yang berbau kurang sedap agar tidak terbawa angin ke

ruangan-ruangan lain.

2) Mempunyai jarak yang cukup dari sumur (10 sampai 15

meter), untuk menghindari pencemaran air.

3) Mempunyai saluran pembuangan sendiri, untuk

menghindarkan pencemaran saluran air penduduk

4) Mempunyai jarak yang cukup terhadap bangunan lain

(kira-kira 3 meter). Untuk memberikan ventilasi dan

penerangan yang optimum.

5) Terletak pada bagian yang mudah terkontrol dalam

kompleks, dalam hubungannya dengan pencegahan

terhadap pencurian, kebakaran dan sebagainya.

Dan persyaratan pembangunan laboratorium terhadap sekolah yang

telah ada, yaitu sebagai berikut:

1) Tidak membongkar fasilitas lain yang masih berfungsi, sehingga

dapat menghilangkan fungsi bangunan tersebut, kecuali bila fisik

bangunan dari fasilitas itu telah dinyatakan secara tekhnis tidak

dapat memenuhi syarat- syarat keamanan, sudah tua atau lapuk.


2) Tidak memakai tanah yang berfungsi lain.

3) Keperluan tanah bangunan:

a) Untuk laboratorium aneka guna dengan luas lantai 143,00

m2 memerlukan tanah bangunan minimal 240 m2

b) Untuk laboratorium fisika, kimia, biologi dengan luas

lantai 238,00 m2 memerlukan tanah bangunan minimal

635 m2

c) Untuk laboratorium fisika, kimia, biologi dengan luas

lantai dengan luas lantai 381,00 m2 memerlukan taanah

bangunan minimal 635,00 m2 3

Sebagai tempat pembelajaran, laboratorium standar pada

umumnya mempunyai sarana dan prasarana antara lain:

1. Ruang laboratorium yang terdiri dari ruang untuk kegiatan

praktikum, ruang kegiatan administrasi dan persiapan, serta

ruang penyimpanan. Ruang praktikum merupakan bagian utama

dari sebuah laboratorium sekolah. Ruang praktikum adalah

ruang tempat berlangsungnya proses pembelajaran di

laboratorium. Proses pembelajaran di dalam ruang praktikum

dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan

atau kelompok, dan penelitian. Bentuk, ukuran, denah atau tata

letak, dan fasilitas dari setiap ruangan praktikum dirancang

3
Agus Tyan Suhendra (2012) Profil Laboratorium Smp Negeri Se-Kecamatan Klaten Kabupaten Klaten
Tahun 2011/2012 Berdasarkan Pedoman Penggunaan Laboratorium Nasional Ipa Smp, (Yogyakarta,
Universitas Yogyakarta). Hlm 14-16
sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang

dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan

nyaman, memudahkan akses dari ruangan yang satu ke ruangan

yang lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamaan

alat-alat dan memelihara keselamatan kerja. Proses

pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih

luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas

biasa. Karena itu, luas ruang praktikum harus dapat memberikan

keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan

proses pembelajaran. Luas ruang praktikum persiswa rata-rata

2,5 meter persegi.

2. Ruang adminstrasi dan persiapan adalah ruang yang disediakan

untuk melakukan pengadministrasian, perawatan dan persiapan

alat-alat serta bahan. Bila sekolah memiliki petugas laboran,

ruang administrasi dan persiapan juga dapat digunakan sebagai

ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan laboratorium

kepada guru dan siswa. Ruang administrasi dan persiapan

terdapat di dalam laboratorium, di antara ruang praktikum dan

ruang penyimpanan atau gudang. Ruang administrasi dan ruang

praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening

atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru atau laboran

dapat melihat kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.

3. Ruang penyimpanan di laboratorium adalah ruang yang


disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat dan bahan yang

sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di dalam

laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan. Ruang

penyimpanan alat sebaiknya dipisahkan dengan ruang

penyimpanan zat, untuk menghindari kerusakan alat akibat

korosi dan sebagainya.

4. Fasilitas laboratorium yang meliputi instalasi air, instalasi atau

jaringan listrik, saluran gas, lemari asap, blower atau kipas

angin, meja, kursi, lemari, rak, papan tulis, alat pemadam

kebakaran, kotak obat, dan P3K.

5. Alat-alat laboratorium meliputi pH meter, mikroskop, neraca,

osiloskop, labu Erlemeyer, dan labu ukur. Bahan kimia

meliputi: asam florida, amoniak pekat, eter, dan oksigen.4

C. Kelengkapan Peralatan dan Bahan Laboratorium

Kelengkapan peralatan dan bahan mutlak diwujudkan guna kelancaran

setiap praktikan sesuai dengan kebutuhan alat yang akan digunakan untuk

praktik. Omang (1989:3) mengatakan laboratorium yang baik adalah

laboratorium yang dilengkapi dengan alat-alat yang dapat menunjang

tercapainya tujuan penggunaannya. Kelengkapan peralatan dicek setiap saat

oleh petugas laboran, sehingga mampu mengetahui apakah jumlah alat yang

4
Ani Sulistiyani, (2015) Deskripsi Kemampuan Guru Ipa Smp Negeri Bandar Lampung Dalam Mengelola
Laboratorium Berdasarkanpendekatan Saintifik. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung., hlm. 12- 14.
ada mampu memenuhi kapasitas praktikan yang akan menggunakan alat.5

Sarana prasarana laboratorium dengan kualitas dan kuantitas yang

memadai berdasarkan Permendikbud tahun 2013 yaitu 6:

No Nama Objek Kriteria (dalam keadaan baik)


1. Mistar 6 buah
2. Jangka sorong 6 buah
3. Timbangan 3 buah
4. Stopwatch 6 buah
5. Termometer 100 C 6 buah
6. Gelas ukur 6 buah
7. Massa logam 3 buah
8. Multimeter 6 buah
9. Batang magnet 6 buah
10. Garpu tala 6 buah
11. Bidang miring 1 buah
12. Dinamometer 6 buah
13. Katrol tetap 2 buah
14. Katrol bergerak 2 buah
15. Balok kayu 3 buah
16. Percobaan muai panjang 1 set
17. Percobaan optik 1 set
18. Percobaan rangkaian listrik 1 set
19. Gelas kimia 30 buah
20. Pembakar spirtus 6 buah
21. Cawan penguapan 6 buah
22. Kaki tiga 6 buah
23. Plat tetes 6 buah
24. Pipet tetes 100 buah
25. Mikroskop monokuler 6 buah
26. Kaca pembesar 6 buah
27. Model/gambar kerangka manusia 1 buah
28. Model/ gambar tubuh manusia 1 buah
29. Model / gambar pencernaan manusia 1 buah
30. Model/ gambar peredaran darah 1 buah
31. Model/ gambar pernafasan 1 buah
32. Model/ gambar jantung manusia 1 buah
33. Model/ gambar mata manusia 1 buah
34. Model/ gambar telinga manusia 1 buah
35. Model/ gambar tenggorokan manusia 1 buah
36. Poster genetika 1 buah
37. Model/ gambar tata surya 1 buah
38. Model/ gambar molekul sederhana 1 buah
39. Globe 1 buah

5
Agus Tyan Suhendra (2012) Profil Laboratorium Smp Negeri Se-Kecamatan Klaten Kabupaten Klaten
Tahun 2011/2012 Berdasarkan Pedoman Penggunaan Laboratorium Nasional Ipa Smp, (Yogyakarta,
Universitas Yogyakarta)., hlm. 16.
40. Model/ gambar kulit 1 buah
41. Kursi 1 buah/ siswa + 1 buah/guru
42. Meja kerja 1 buah/ 7 siswa
43. Meja demonstrasi 1 buah
44. Meja persiapan 1 buah
45. Lemari alat 1 buah
46. Lemari bahan 1 buah
47. Bak cuci 1 buah/ 2 kelompok +1 dipersiapan
48. Buku inventaris alat 1 buah
59. Buku imventaris bahan 1 buah
50. Surat keterangan peminjaman alat 1 buah
51. Surat keterangan kehilangan alat 1 buah
52. Tempat sampah 1 buah
53. Tempat cuci tangan 1 buah
54. Tissu 1 buah
55 Sabun 1 buah
56. Jadwal piket siswa 1 buah
57. Jadwal kegiatan di laboratorium 1 buah
58. Tata tertib praktikum 1 buah
59. Sanksi pelanggar tata tertib 1 buah
60. Struktur organisasi laboratorium 1 buah7

Begitu juga dengan keberadaan bahan yang akan digunakan apakah

memenuhi untuk digunakan oleh praktikan. Bila diketahui bahwa alat dan

bahan tersebut kurang memenuhi untuk jumlah praktikan, maka dapat

dilakukan penambahan peralatan dan bahan praktikum dengan cara membeli,

menerima sumbangan, membuat sendiri dan menyewa. Untuk melakukan

pembelian barang harus diperhatikan beberapa hal yaitu: anggaran yang

tersedia, rencana kebutuhan yang telah dibuat, persediaan barang, sifat barang,

rencana penggunaan. Tetapi jika membuat sendiri akan memperoleh

keuntungan yaitu menambah keterampilan dan biayanya lebih murah.

a. Penyimpanan Peralatan dan bahan laboratorium

7
Ani Sulistiyani, (2015) Deskripsi Kemampuan Guru Ipa Smp Negeri Bandar Lampung Dalam Mengelola
Laboratorium Berdasarkanpendekatan Saintifik. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung., hlm. 14-16
Penyimpanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebagai akibat

dari kegiatan pengadaan perlengkapan(Suraya HR. Sudjaz, BE dkk...1988: 22).

Alat dan bahan yang berada di laboratorium hendaknya disimpan secara baik,

memperhatikan sifat-sifat barang dan kapan barang tersebut dikeluarkan.

Penyimpanan juga dapat dilakukan berdasarkan atas bahan alat, misalnya alat

yang terbuat dari gelas disimpan dalam satu kumpulan. Tetapi ini kadang-

kadang cara ini sukar dilakukan sebab ada alat yang terbuat dari beberapa

bahan. Walaupun demikian sistem apa yang digunakan dalam menyimpan alat,

maka alat-alat ini harus ada dalam keadaan aman, mudah dicari dan mudah

diambil.

Untuk penyimpanan haruslah memenuhi aspek-aspek:

1. Almari alat: 1 buah/lab, kuat stabil,dan aman. Ukuran

memadahi untuk menampung semua alat. Tertutup dan dapat

dikunci

2. Almari bahan: 1 buah/lab, kuat stabil,dan aman. Ukuran

memadahi untuk menampung semua alat. Tertutup dan dapat

dikunci

Dalam menyimpan peralatan dan bahan juga dapat dilakukan di ruang

gudang. Dikutip dari Ahmad Abu Hamid dalam Sistem manajemen

Laboratorium MIPA 2009, dalam makalah yuang disampaikan dan dibahas

dalam Diklat Kepala Laboratorium MIPA, gudang adalah tempat penyimpanan

alat dan bahan percobaan. Untuk itu gudang harus memiliki persyaratan
khusus, misalnya: alat dan bahan yang tersimpan di dalam gudang harus

mudah diambil, sehingga alat dan bahan harus diletakkan secara

sistematis, tidak ditumpuk semrawut seperti gudang barang rongsokan. Zat

kimia yang mempunyai sifat tertentu ditempatkan pada almari maupun wadah

tertentu, diletakkan di tempat yang aman. Gudang haruslah mudah dibersihkan,

sehingga gudang tidak dipenuhi kotoran, baik lantai dinding maupun atapnya.

Ruang gudang harus terang, sehingga seseorang dapat mengambil alat dan

bahan percobaan dengan jelas dan tidak keliru dalam pengambilan. Ruang

gudang juga tidak lembab, karena kelembapan dapat menyebabkan logam

mudah korosi. Memiliki ventilasi udara yang baik serta gudang harus aman dari

kejahatan dan kuat dari gempa.

Dengan demikian, gudang harus direncanakan dan dibuat sebaik

mungkin untuk penyimpanan peralatan dan bahan yang digunakan untuk

praktikum.

b. Perlengkapan Laboratorium

Sebagai tempat untuk melaksanakan proses belajar mengajar kimia,

laboratorium memerlukan kelengkapan. Kelengkapan-kelengkapan

laboratorium tersebut antara lain:

1) Papantulis, Setaip ruang laboratorium dilengkapi

dengan 1 buah papan tulis. Dengan ukuran minimal 90 cm x 200 cm.

Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik

melihatnya dengan jelas.

Papan tulis juga hendaknya dapat dilipat menjadi 2 atau 3 bagian.


Ini dimaksudkan agar bagian belakang masih bisa dimanfaatkan, semisal

untuk membuat gambar atau grafik yang perlu dibiarkan dalam waktu

yang cukup lama.

2) Stop kontak listrik

Ruangan laboratorium dilengkapi dengan stop kontak listrik

sebanyak 9 buah. Dimana stop kontak listrik itu berada 1 buah untuk

setiap meja peserta didik. 2 buah untuk meja demonstrasi, dan 2 buah

untuk meja persiapan.

Instalasi listrik diperlukan untuk mengoperasikan peralatan dan

penerangan saat kegiatan praktikum. Dalam pemasangannya hendaknya

memperhatikan segi kemudahan untuk mengakses atau mendapatkan

sumber listrik. Stop kontak listrik juga dapat dipasang pada kotak sarana.

Kotak sarana yang disediakan dalam ruangan laboratorium terdiri

dari lima buah terbuat dari bahan kayu ukuran 60 cm x 40 cm x 90 cm

terpasang dibagian tengah ruangan praktek atau antara dua meja praktek

siswa.

3) Jam dinding

Keberadaan jam dinding untuk menunjukkan waktu saat

praktikum berlangsung. Di sebuah ruangan laboratorium terdapat 1

buah jam dinding. Tentunya yang mudah dilihat dan berfungsi

dengan baik.

4) Meja demonstrasi
Dalam laboratorium terdapat 1 buah meja demonstrasi. Kuat,

stabil, dan aman. Luas meja memungkinkan untuk melakukan

demonstrasi dan menampung peralatan dan bahan yang diperlukan.

Tinggi meja memungkinkan seluruh peserta didik dapat mengamati

percobaan yang didemonstrasikan

Meja demonstrasi digunakan guru untuk menampilkan contoh

rangkaian alat, percobaan yang dapat menguatkan konsep, ataupun

digunakan praktikan untuk menampilkan proses eksperimen yang

ditemukan kelompoknya. Untuk itu ukuran dan tata letak meja

demonstrasi haruslah memenuhi kriteria yang disebutkan. Meja

demonstrasi dengan ukuran panjang (300 cm 400 cm), lebar (80 cm

90 cm) dan tinggi 90 cm dipasang di atas panggung bagian depan ruang

praktek kira-kira 90 cm dari papan tulis. Jarak meja demonstrasi dengan

murid harus cukup, supaya murid duduk paling depan dan tepi bagian

depan mempunyai sudut penglihatan yang baik dalam mengamati

demonstrasi.

5) Bak cuci

Bak cuci merupakan suatu perlengkapan yang sangat penting,

karena air adalah bahan yang sangat diperlukan di laboratorium.

Disamping untuk keperluan percobaan, juga untuk pencucian pelaratan

laboratorium. Bak cuci hendaknya sedekat mungkin dengan para

praktikan dan berada disamping kanan atau kiri laboratorium. Bak cuci

atau westafel terbuat dari bahan non logam, karena logam mudah
berkarat. Dalam ruang laboratorium terdapat 1 buah per 2 kelompok,

ditambah 1 buah di ruang persiapan. Dan juga jumlah air bersih yang

memadahi untuk kegiatan laboratorium.

Sistem pemasangan instalasi air untuk keperluan dalam ruang

laboratorium, sebaiknya melalui kran pusat yang dipasang di ruang

persiapan guna untuk pengawasan.

6) Kursi praktikum siswa

Kursi laboratorium yang baik adalah kursi yang tegak kecil atau

mempunyai luasan yang tidak banyak mengganggu mobilitas para

praktikan yang lainnya. Terdapat 1 buah/peserta didik. Kuat, stabil, aman

dan mudah dipindahkan. Hendaknya Tinggi kursi bisa divariasi atau

diatur dengan memakai poros alur serong, supaya siswa dapar mengatur

tempat duduknya sesuai dengan kehendak masing-masing. Tinggi

maksimum dari kursi siswa 60 cm dan tinggi minimum 40 cm.

7) Kursi guru

Dalam laboratorium terdapat 1 buah kursi untuk 1 orang guru.

Kuat, stabil, aman dan mudah dipindahkan. Kursi guru lebih baik dipilih

dari konstruksi kayu yang dilapisi karet busa. Ukuran dari alas duduk

adalah 40 x 40 cm.

8) Meja praktikum

Meja praktikum yang digunakan di laboratorium adalah 1 buah/7

peserta didik. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk


menampung kegiatan peserta didik secara berkelompok maksimum 7

orang. Di dalam praktikum kimia biasanya memakai meja praktek yang

tidak permanen, artinya memakai meja yang mudah dipindah-pindahkan.

Bentuk maja yang mudah dipindahkan diperlukan bagi praktikan kimia

karena beberapa percobaan kimia menghendaki meja yang lebih panjang

dan lebar. Meja praktek dalam laboratorium fisika dipilih yang bentuknya

persegi panjang dengan ukuran panjang 280 cm lebar 60 cm dan tinggi

75-80 cm.

D. Pemeliharaan Alat dan Bahan

Secara umum pemeliharaan alat-alat berdasarkan pada kebersihan,

kering, serta teraturnya tempat penyimpanan alat-alat yang berukuran panjang

seperti penggaris dan pipa.

Petunjuk pemakaian alatpun menjadi penting bagi alat yang masih asing

bagi siswa. Untuk mencegah kerusakan alat-alat ukur seperti mikrometer perlu

dijaga kebersihannya. Untuk kerusakan-kerusakan kecil, hendaknya

guru/laboran mampu memperbaikinya, namun harus mempertimbangkan biaya

dan waktu.

Seharusnya sebelum praktikum dilakukan hendaknya guru

mempraktekkan terlebih dahulu. Dan setelah praktikum selesai, setiap alat yang

akan disimpan dalam lemari/rak harus dibersihkan terlebih dahulu. Penting juga

dilakukan perawatan secara berkala terhadap alat-alat untuk menghindari

kerusakan. Perawatan secara berkala juga penting terhadap kran gas, kran air

dan juga stop kontak. Perawatan secara berkala terhadap perlengkapan yang
ada sebaiknya dilakukan minimal enam bulan sekali. Untuk alat-alat optik

seperti lensa, filter hendaknya diperiksa secara berkala sehingga apabila ada

kotoran atau jamur dapat diketahui secepat mungkin. Untuk menghindari alat-

alat optik dari jamur, maka sebaiknya lemari atau rak tempat menyimpan alat-

alat optik diberikan lampu penerangan secukupnya.

Untuk pemeliharaan terhadap alat-alat listrik, setelah selesai dipakai alat

tersebut harus berada pada posisi off dan kemudian putuskan hubungannya

dengan jaringan arus listrik. Untuk alat-alat yang memakai baterai, harus

diganti secara berkala agar tepat dalam pengukurannya, sedangkan percobaan

dengan menggunakan arus listrik yang tinggi sangat memerlukan kecermatan

dari guru.8

E. Pengelolaan Laboratorium ( Laboratory Management)

Agar sarana dan prasarana laboratorium di sekolah dapat berperan,

berfungsi dan bermanfaat maka diperlukan sebuah sistem pengelolaan

laboratorium yang direncanakan dan dievaluasi dengan baik serta dilaksanakan

oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan laboratorium di sekolah

yang bersangkutan. Salah satu dimensi pengelolaan laboratorium adalah

manajemen laboratorium

Manajemen laboratorium adalah kemampuan dan keterampilan khusus

untuk melakukan suatu kegiatan di laboratorium, baik bersama orang lain

maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen

8
Agus Tyan Suhendra (2012) Profil Laboratorium Smp Negeri Se-Kecamatan Klaten Kabupaten Klaten Tahun
2011/2012 Berdasarkan Pedoman Penggunaan Laboratorium Nasional Ipa Smp, (Yogyakarta, Universitas
Yogyakarta)., hlm. 20-26.
laboratorium terkandung pengelolaan terhadap laboratorium sebagai tempat

praktikum yang secara rinci terdiri dari alat dan bahan kimia, sarana prasarana

laboratorium, dan proses pelaksanaan praktikum. Fungsi manajemen adalah

sebagai rangkaian kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan

saling ketergantungan antara satu dengan yang lain (Sudjana, 2000: 17).

Sejalan dengan perkembangan jaman, maka para pakar mengemukakan

berbagai fungsi manajemen. Menurut Terry (dalam Salirawati, 2012: 6), fungsi

manajemen yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling yang

disingkat POAC. Perencanaan (Planning) merupakan salah satu bagian yang

sangat penting, karena perencanaan yang matang akan lebih memungkinkan

tercapainya tujuan yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan

tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan cara dan sumber yang

diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut seefisien dan seefektif mungkin.

Perencanaan sebagai proses menganalisis situasi, menetapkan tujuan yang akan

dicapai di masa yang akan datang dan menentukan langkah-langkah yang akan

diambil untuk mencapai tujuan- tujuan yang ditetapkan tersebut. Bateman dan

Zeithami (dalam Salirawati, 2012: 7) mengungkapkan bahwa dalam setiap

perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang satu sama lain saling

berhubungan. Ketiga kegiatan tersebut yaitu perumusan tujuan yang ingin

dicapai, pemilihan program untuk mencapai tujuan, dan identifikasi pengerahan

sumber daya yang tersedia. Perencanaan dapat pula dianggap suatu seri dari
langkah-langkah yang dapat diikuti secara sistematis.9

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan digunakan untuk mengatur

dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi

secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan

manajemen ini meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi/pengawasan.

Selain itu, kegiatan manajemen sarana dan prasarana juga akan berkaitan

dengan dua hal penting, yaitu dokumentasi/inventarisasi, dan pemilihan personil

laboratorium.Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat

menciptakan sekolah yang bersih, rapih, indah sehingga menciptakan kondisi

yang menyenangkan baik bagi guru maupun siswa untuk berada di sekolah. Di

samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang

memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta

dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan

pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai

pelajar.

Salah satu hal yang menjadi bagian dari sarana dan prasarana kegiatan

sekolah adalah laboratorium. Sama halnya dengan sarana prasarana,

laboratorium dalam pelaksanaannya juga memerlukan pengelolaan (manajemen)

yang baik. Manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha

untuk mengelola laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola

9
Ani Sulistiyani, (2015) Deskripsi Kemampuan Guru Ipa Smp Negeri Bandar Lampung Dalam Mengelola
Laboratorium Berdasarkanpendekatan Saintifik. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung., hlm. 16-17
dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu

dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf

profesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak

didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu

manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan laboratorium. Suatu manajemen laboratorium yang baik memiliki

sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas,

pemanfaatan fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang

baik pula.10

Salah satu hal yang menjadi bagian dari sarana dan prasarana kegiatan

sekolah adalah laboratorium. Sama halnya dengan sarana prasarana,

laboratorium dalam pelaksanaannya juga memerlukan pengelolaan (manajemen)

yang baik. Manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha

untuk mengelola laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola

dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu

dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf

profesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak

didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu

manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan laboratorium. Suatu manajemen laboratorium yang baik memiliki

sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas,

pemanfaatan fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang

10
Annisa Ratna Sari, Makalah Manajemen Laboratorium. (Sleman, FE UNY, 2013)., hlm. 2-3.
baik pula.

A. Perencanaan Laboratorium

Perencanaan kegiatan laboratorium dapat dilakukan salah satunya

melalui penyusunan program kerja tahunan. Program kerja ini dibuat pada

awal tahun dan disusun dalam jangka waktu 1 tahun.

Penyusunan anggaran kegiatan laboratorium didasarkan pada evaluasi

program tahun sebelumnya, sehingga berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan

pada tahun sekarang dapat ditentukan dengan baik. Pengelolaan anggaran perlu

dilakukan disesuaikan dengan tujuan awal laboratorium. Anggaran dapat

dipergunakan untuk merancang penggunaan dana untuk kegiatan pelatihan dan

pengajaran, maintenance/perawatan laboratorium, maupun untuk meng-cover

biaya-biaya lainnya.

Langkah-langkah berikut ini sangat bermanfaat untuk dipertimbangkan

dalam penyusunan anggaran:

1. Cek semua persediaan alat/bahan

2. Dengan bantuan guru senior dan asisten laboratorium, mintakan

informasi mengenai:

a. Barang habis tahunan

b. Periode mana dari tahun ajaran, bahan habis tertentu dibutuhkan

untuk digunakan

c. Alat-alat yang mengalami kerusakan akut

d. Alat-alat baru yang dibutuhkan pada tahun ajaran yang akan

datang e.Alat/bahan yang rusak atau hilang


3. Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa pada tahun ajaran yang

akan datang

4. Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas dan

lain-lain

5. Mengecek harga-harga alat/bahan pada saat ini dan memprediksi harga-

harga tersebut pada tahun mendatang

6. Berdasarkan informasi di atas (1-5) dan hasil konsultasi menyiapkan

daftar kebutuhan untuk tahun yang akan datang. Daftar yang dibuat

harus mencakup tipe alat, model dan jumlah yang dibutuhkan. Secara

umum daftar kebutuhan meliputi: Bahan habis, Alat-alat gelas, plastik

dan logam, Specimen untuk biologi dan preparat mikro (microslide),

ATK , Dan lain-lain.

a. Bahan habis

b. Alat-alat gelas, plastik dan logam

c. Specimen untuk biologi dan preparat mikro (microslide)

d. ATK

e. Dan lain-lain

7. Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritis untuk penyelesaian

kebutuhan alat/bahan tersebut dengan melibatkan Kepala Sekolah dan

guru senior.

2. Pengelolaan kegiatan (regular maupun non regular)

Kegiatan apa yang akan dilakukan untuk 1 tahun ke depan harus sudah

direncanakan secara matang. Sebagai contoh, dalam 1 tahun ada berapa kali
praktikum, berapa kali kegiatan pelatihan dan lain sebagainya; harus sudah

ditetapkan dahulu. Hal ini terkait dengan kebutuhan bahan dan alat yang akan

digunakan oleh laboratorium.

3. Pengelolaan peralatan dan bahan

Pengelolaan alat dan bahan praktikum meliputi kegiatan inventarisasi

dan pengadaan. Rancangan pengadaan alat dan bahan untuk satu tahun ke depan

harus dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan ketersediaan. Ada tidaknya

alat atau bahan praktikum dapat dimonitor atau dilihat dari daftar inventarisasi

yang dibuat. Dari daftar itu akan jelas terlihat bahan atau alat apa yang kurang,

yang rusak, atau yang memerlukan perbaikan dan sebagainya.

4. Pengelolaan SDM

Pengelolaan SDM ini meliputi rekuitmen dan program peningkatan

kompetensi tenaga laboran dan teknisi. Jika memang tidak ada tenaga laboran

atau teknisi, perlu direncanakan kebutuhan tenaga tersebut. Tetapi jika ada,

harus pula direncanakan program peningkatan kompetensi tenaga laboran

tersebut dengan mengikutsertakan pada kegiatan pelatihan atau workshop

pengelolaan laboratorium. Selain itu, perlu ditentukan juga darimana gaji untuk

tenaga laboran dan teknisi diambil

2. Pengelolaan kegiatan (regular maupun non regular)

Kegiatan apa yang akan dilakukan untuk 1 tahun ke depan harus sudah

direncanakan secara matang. Sebagai contoh, dalam 1 tahun ada berapa kali
praktikum, berapa kali kegiatan pelatihan dan lain sebagainya; harus sudah

ditetapkan dahulu. Hal ini terkait dengan kebutuhan bahan dan alat yang akan

digunakan oleh laboratorium.

3. Pengelolaan peralatan dan bahan

Pengelolaan alat dan bahan praktikum meliputi kegiatan inventarisasi dan

pengadaan. Rancangan pengadaan alat dan bahan untuk satu tahun ke depan

harus dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan ketersediaan. Ada tidaknya

alat atau bahan praktikum dapat dimonitor atau dilihat dari daftar inventarisasi

yang dibuat. Dari daftar itu akan jelas terlihat bahan atau alat apa yang kurang,

yang rusak, atau yang memerlukan perbaikan dan sebagainya.

4. Pengelolaan SDM

Pengelolaan SDM ini meliputi rekuitmen dan program peningkatan

kompetensi tenaga laboran dan teknisi. Jika memang tidak ada tenaga laboran

atau teknisi, perlu direncanakan kebutuhan tenaga tersebut. Tetapi jika ada,

harus pula direncanakan program peningkatan kompetensi tenaga laboran

tersebut dengan mengikutsertakan pada kegiatan pelatihan atau workshop

pengelolaan laboratorium. Selain itu, perlu ditentukan juga darimana gaji untuk

tenaga laboran dan teknisi diambil.11

Inventarisasi, Keamanan Kerja Dan Tata Tertib Laboratorium

Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi:

a. Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat-

11
Annisa Ratna Sari, Makalah Manajemen Laboratorium. (Sleman, FE UNY, 2013)., hlm. 4-5.
alat ini diperoleh/dibeli. Misalnya: dari DIP tahun 2004, ADB Project,
Pemerintah Jepang (JICA), Proyek Hibah Kompetisi SP4; A1: A2; A3:
dan B.

b. Keamanan/security peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan


laboratorium tersebut harus tetap berada di laboratorium. Jika peralatan
dipinjam harus ada jaminan dari si peminjam. Jika hilang atau dicuri,
harus dilaporkan kepada kepala laboratorium.

Perlu diingat bahwa semua barang dan peralatan laboratorium yang ada
adalah milik negara, jadi tidak boleh ada yang hilang.Tujuan yang ingin dicapai
dari inventarisasi dan keamanan adalah:

1) mencegah kehilangan dan penyalahgunaan

2) mengurangi biaya-biaya operasional

3) meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya

4) meningkatkan kualitas kerja

5) mengurangi resiko kehilangan

6) mencegah pemakaian yang berlebihan

7) meningkatkan kerjasama.

Berikut ini diberikan beberapa petunjuk umum pengamanan laboratorium,


agar setiap laboran/pekerja/asisten dapat bekerja dengan aman.(baru)12

Keamanan Kerja di Laboratorium

Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian yang paling

besar dalam kegiatan laboratorium, tetapi umumnya yang selama ini terjadi adalah

justru terabaikan. Kita belum terbiasa memperhatikan keamanan bekerja. Syarat

keamanan di laboratorium bertujuan untuk melindungi baik yang bekerja di

12
Suyanta, Manajemen Operasional Laboratorium, (Yogyakarta , PMIPA UNY, 2013, hlm.6
laboratorium itu sendiri, maupun untuk keamanan sekitar/lingkungan.

Beberapa hal yang menyangkut keamanan laboratorium adalah tersedianya

ventilasi/blower, unit pengolahan limbah, bak cuci dan saluran yang aman. Pintu

masuk/keluar hendaknya cukup luas dan mengarah/membuka keluar sehingga bila

terjadi keadaan darurat orang dari dalam dapat dengan mudah keluar tanpa

hambatan. Selain itu, laboratorium hendaknya dilengkapi dengan alat keaman

seperti pemadam api, alat pelindung diri (APD, seperti jaslab, masker, gogle), alat

listrik yang aman, detektor, shower, kotak P3K, serta peralatan keamanan khusus

lainnya.

Selain didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja di

laboratorium sebaiknya menyadari bahwa bekerja di laboratorium mengandung

resiko yang membahayakan keselamatan kerja. Oleh karena itu untuk

menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja

maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di

laboratorium, simbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium

yang dapat menimbulkan kecelakaan.13

Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium


a. Tanggung jawab
Kepala Laboratorium, anggota laboratorium termasuk asisten bertanggung jawab
penuh terhadap segala kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya Kepala
Laboratorium seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya,
termasuk juga teknisi dan laborannya.
b. Kerapian

13
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan
seperti botolbotol, dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan
material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan
reagensia bahan kimia yang telah digunakan harus dikembalikan ketempat semula
seperti sebelum digunakan.
c. Kebersihan
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama pengguna
laboratorium.
d. Konsentrasi terhadap pekerjaan
Setiap pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi penuh terhadap
pekerjaannya masing-masing, tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain, dan
tidak boleh meninggalkan percobaan yang memerlukan perhatian penuh.
e. Pertolongan pertama (First - Aid)
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya, harus ditangani di tempat dengan
memberikan pertolongan pertama. Misalnya, bila mata terpercik harus segera
dialiri air dalam jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi
setiap laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.
f. Pakaian
Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka,
berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar dan lain-lain yang mungkin dapat
tersangkut oleh mesin, ketika bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak. Selain
pakaian, rambut harus diikat rapi agar terhindar dari mesin-mesin yang bergerak.
g. Berlari di Laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah
koridor untuk menghindari tabrakan dengan orang lain dari pintu yang hendak
masuk/keluar.
h. Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya
kecelakaan (misalnya: kebakaran).
i. Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak
jatuh kelantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan
sumber listrik, jika memang peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga
untuk alat-alat yang menggunakan air ataupun gas sebagai sarana pendukung.14

DAFTAR PUSTAKA

Rahayuningsih E., dan Djoko Dwiyanto, 2005, Pembelajaran Di Laboratorium,


Yogyakarta: Universitas Gadjahmada.

Sari, A. R., 2010, Manajemen Laboratorium, Makalah. Yogyakarta : Universitas


Negeri Yogyakarta

Suhendra, A. T., 2012, Profil Laboratorium Smp Negeri Se-Kecamatan Klaten


Kabupaten Klaten Tahun 2011/2012 Berdasarkan Pedoman
Penggunaan Laboratorium Nasional Ipa Smp, Skripsi, Yogyakarta,
Universitas NegeriYogyakarta

Sulistiyani, A., 2015, Deskripsi Kemampuan Guru Ipa Smp Negeri Bandar
Lampung Dalam Mengelola Laboratorium Berdasarkanpendekatan
Saintifik, Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung.

Suyanta, 2013, Manajemen Operasional Laboratorium, Modul, Yogyakarta:


Universitas Negeri yogyakarta

14
Ibid., hlm. 7
PERTANYAAN

1. Apa Manfaat Laboratorium IPA di sekolah?

Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium

dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan

keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan

dan pengkaji gejala-gejala alam.

2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa

akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat

media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.

3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari

hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam

dan sosial.

4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap

ilmiah seseorang calon ilmuan.

5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan

dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.

2.Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam Perencanaan pembangunan

laboratorium ipa?

Jawab: Laboratorium sebagai wahana pendidikan harus memiliki kelengkapan,

baik dalam hal tata bangunan, fasilitas, perlengkapan, bahan, personil, dan

sistem tata kelola yang memadai. Pada dasarnya hal-hal yang harus

diperhatikan dalam perencanaan pembangunan laboratorium IPA, diantaranya


(1) arsitektur bangunan, (2) persyaratan ruang, (3) pengaturan spasial peralatan

dan bangku, (4) jalan keluar darurat, (5) persyaratan penyimpanan, (6) instalasi

pengelolaan limbah, (7) kontrol akses, (8) fitur pengamanan, dan (9)

pencahayaan serta ventilasi. Laboratorium sekolah yang baik harus mampu

menampung siswa sesuai dengan kelayakannya. Idealnya, setiap siswa di

laboratorium memiliki ruang gerak seluas 2,5 m2 (termasuk area meja dan

kursi) dengan tinggi langit-langit minimal 4 m. Hal ini dimaksudkan agar siswa

mudah bergerak dan mempermudah proses penyelamatan diri apabila terjadi

kecelakaan. Selain itu ventilasi laboratorium harus cukup sehingga udara di

laboratorium senantiasa mengalir agar udara segar selalu mengalir

menggantikan udara laboratorium. Untuk mempermudah proses evakuasi pada

saat terjadi kecelakaan, laboratorium IPA setidaknya memiliki dua pintu, yakni

pintu masuk dan keluar. Bangunan laboratorium IPA sekolah hendaknya

dibangun di tempat yang agak jauh dari ruang kelas agar tidak

mengkontaminasi lingkungan. Di samping itu, laboratorium IPA hendaknya

memiliki fasilitas keamanan standar, seperti alat pemadam kebakaran

(handfire), blower, tempat sampah (organik dan anorganik), ruang asam (fume

hood), shower. Lebih baik apabila terdapat detektor asap (smoke detector),

detektor api (heat detector), dan keran pencuci mata (eye wash). Selain itu,

perlu tersedianya peralatan P3K sebagai antisipasi pertolongan pertama pada

kecelakaan.
3: Bagaimana Cara Menentukan sistem mutu yang dijalankan oleh

laboraotium?

Jawab: Untuk mengetahui sejauh mana sistem mutu dijalankan oleh suatu

laboratorium, perlu dikembangkan sistem monitoring dan kaji ulang

manajemen. Monitoring adalah suatu kegiatan pemeriksaan sistematik dan

tidak memihak untuk menetapkan bahwa kegiatan sistem manajemen mutu dan

hasilnya telah sesuai dengan rencana, diterapkan secara efektif, dan telah sesuai

dengan pencapaian tujuan. Laboratorium IPA sekolah perlu melakukan

kegiatan ini baik secara internal (oleh laboratorium itu sendiri) maupun secara

eksternal (oleh tim monitoring dari luar laboratorium). Kegiatan ini tidak

terlepas dari upaya laboratorium untuk memberikan pelayanan optimal kepada

siswa dalam melaksanakam praktikum di laboratorium.

4. Mengapa Diperlukan sistem tata Kelola laboratorium

Jawab : Laboratorium IPA sekolah bertanggung jawab baik terhadap proses


maupun produk kegiatan laboratorium. Hal ini dipahami karena laboratorium
sekolah berperan sebagai pengganti pembelajaran di kelas. Oleh karena itu,
laboratorium IPA sekolah harus dikelola secara sungguh-sungguh, sistematik,
tepat sasaran, sehingga tujuan pembelajaran yang berorientasi pada proses dan
produk pembelajaran melalui praktikum tercapai. Agar tujuan praktikum di
laboratorium tercapai, maka diperlukan sistem tata kelola atau manajemen yang
mencerminkan kualitas atau mutu proses atau kegiatan laboratorium dengan
senantiasa memperhatikan kepuasan siswa. Untuk itu, perlu dikembangkan sistem
dokumentasi laboratorium IPA sekolah. Dokumentasi adalah suatu proses
pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi. Dengan
dikembangkannya sistem dokumentasi laboratorium IPA sekolah, maka semua
kegiatan perencanaan, implementasi, dan evaluasi semua kegiatan laboratorium
dapat mudah ditelusur. Dengan kata lain, sistem dokumentasi laboratorium IPA
sekolah akan memudahkan siapa saja yang berkepentingan untuk mengakses
informasi tentang laboratorium dan kegiatannya.

5. Jelasakan mengapa Laboratorium Sekolah Memerlukan Struktur Organisasi,


Apakah Itu Penting?
Jawab : Sekecil apapun unit kerja, haruslah memiliki struktur organisasi yang
jelas agar dengan mudah mengarahkan pekerjaan. Berdasarkan hirarki tanggung
jawab, struktur organisasi laboratorium IPA sekolah dapat dikembangkan dalam
tiga tingkatan, yakni tingkat puncak, menengah, dan garis depan. Manajemen
puncak bertanggung jawab atas perencanaan, penerapan, monitoring, dan evaluasi
sistem menajemen mutu yang efektif. Manajemen tingkat menengah umumnya
mencakup unit fungsional, bertanggung jawab pada operasional atau teknis
kegiatan laboratorium, fungsi pengawasan mutu, dan fungsi administratif.
Manajemen garis depan adalah personil yang berhubungan langsung dengan
pengguna laboratorium (siswa) yang meliputi guru praktikum, teknisi, dan
laboran.

Anda mungkin juga menyukai