Anda di halaman 1dari 20

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : NURHASAN
Asal Institusi : SMP ISLAM NURUSSALAM

N Masalah yang telah diidentifik Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab mas
o asi alah
1 Kompetensi guru dalam memb Kajian Literatur:
uat perencanaan pembelajara 1. Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sist 1. Guru belum memahami Kuriku
n masih kurang em Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum lum Merdeka secara utuh
butir 6, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifi 2. Guru lebih banyak meniru mo
kasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, 8 widyai dul ajar dari orang lain tanpa
swara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang ses menyesuaikan dengan karakte
uai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam meny ristik kelasnya
elenggarakan pendidikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan 3. Guru belum mendapatkan pel
bahwa guru adalah pendidik. Guru memiliki peran yang sang atihan terkait kurikulum terbar
at penting dalam pembelajaran Kompetensi guru merupakan u
perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan teknolog
i, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompet
ensi standar guru, yang mencakup penguasaan materi, pema
haman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2012:
27).
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi da
sar yang harus dimiliki guru berupa kemampuan mengelola p
embelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhad
ap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajara
n, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik un
tuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Ol
eh karena itu, pengetahuan guru terhadap kompetensi peda
gogik apa saja yang perlu mereka miliki dan kembangkan me
njadi penting, agar guru dapat melakukan penerapan kurikul
um merdeka secara optimal dalam proses belajar mengajar
(Hamdi, 2020).
2. Suratin (2022): Perencanaan pembelajaran merupakan fakto
r penting untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan b
aik. Melalui perencanaan pembelajaran yang baik, standar isi
yang diprogramkan dapat semaksimal mungkin tercapai. Gur
u dapat membelajarkan siswa dengan memperhatikan poten
si, karakter, fasilitas dan konteks materi yang memadai serta
relevan. Perencanaan pembelajaran yang baik akan memand
u pelaksanaan pembelajaran, memudahkan guru mengenali
kemampuan dirinya dalam membelajarkan. Siswa sedapat m
ungkin dapat direkayasa untuk menjadi subjek dalam pembe
lajaran.
3. Perencanan pembelajaran merupakan bagian penting dalam
implementasi kurikulum merdeka. Perencanaan secara umu
m digambarkan sebagai suatu keputusan yang akan dilakuka
n atau tahap-tahap yang akan dilaksanakan. Menurut Hamza
h B. Uno (2023), perencanaan adalah cara yang memuaskan,
berisi langkah-langkah yang akan dilakukan agar kegiatan da
pat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang diteta
pkan. Lebih lagi Romiszowski (2018) menjelaskan perencana
an pembelajaran adalah proses merancang rencana pembela
jaran yang sistematis dengan mempertimbangkan situasi pe
mbelajaran, karakteristik peserta didik, dan tujuan pembelaj
aran yang ingin dicapai.
4. Proses perencanaan pembelajaran merupakan Langkah awal
sebelum proses pembelajaran berlangsung. Proses perancan
gan kegiatan pembelajaran dimulai dari Memahami Capaian
Pembelajaran, Merumuskan Tujuan Pembelajaran, Menyusu
n Alur Tujuan Pembelajaran, dan yang terakhir adalah Meran
cang Pembelajaran. Pemerintah menetapkan capaian Pembe
lajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan, dengan m
emanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada, h
asil berfikir secara rasional dilakukan sebagai upaya dalam p
encapaian tujuan yang digunakan sebagai dasar proses peng
ambilan keputusan di satuan pendidikan.
Dalam penyusunan Perencanaan Pembelajaran, guru tidak m
emahami Langkah-langkah dalam penyusunannya dikarenak
an guru belum mendapatkan pelatihan secara mandiri terkai
t dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Hal ini dikarenakan sek
olah tempat guru mengajar belum menerapkan Kurikulum M
erdeka belajar.
5. Terdapat tujuh tahapan perencanaan pembelajaran dan ases
men. Yaitu:
a. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk menyusu
n tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran
b. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostic
c. Mengembangkan modul ajar
d. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan ka
rakteristik peserta didik
e. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen for
matif dan sumatif
f. Pelaporan kemajuan belajar
g. Evaluasi pembelajaran dan asesmen
6. Rencana pembelajaran pada kurikulum merdeka memiliki 5
(lima) aspek, yaitu:
a. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), memiliki posisi sama de
ngan silabus, sebagai suatu urutan rangkaian tujuan pem
belajaran yang akan dilaksanakan untuk mengukur Capai
an Pembelajaran peserta didik.
b. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), ber
isi rangkaian tujuan, langkah, media pembelajaran dan as
esmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan projek pen
guatan profil pelajar Pancasila
c. Modul Ajar (MA), atau sama dengan RPP dalam kurikulu
m 2013 juga berisi tujuan, langkah, media pembelajaran
serta asesmen yang dibutuhkan dalam proses pembelaja
ran intrakurikuler berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
d. Buku Teks, merupakan buku pelajaran sebagai panduan
dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlak
u, terdiri dari buku panduan guru dan buku siswa.
e. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP), meru
pakan ketercapaian kompetensi tujuan pembelajaran ole
h peserta didik, namun tidak menjadi standar minimum y
ang harus dicapai peserta didik, tetapi menjadi sumber in
formasi untuk pendidik dalam mengetahui kondisi pemb
elajaran peserta didik
Secara ideal, seorang guru yang memahami dan mempunyai ko
mpetensi pedagogik yang baik berarti memahami dan mampu M
enyusun perencanaan pembelajaran seperti yang tercantum pad
a pembahasan di atas.

Hasil Wawancara:
1. Guru belum memahami Kurikulum Merdeka secara utuh
2. Guru kesulitan penyusunan Modul Ajar dan menentukan Cap
aian Pembelajaran
3. Guru lebih banyak meniru modul ajar dari orang lain tanpa
menyesuaikan dengan karakteristik kelasnya
4. Modul ajar yang dibuat tidak sesuai dengan karakteristik sis
wa di kelasnya
5. Modul ajar yang dibuat berbeda dengan pelaksanaan di kela
s
6. Metode pembelajaran yang tercantum pada modul ajar tidak
diterapkan pada pembelajaran
7. Guru Menyusun perencanaan pembelajaran hanya untuk ke
perluan pemeriksaan pengawas (PPKS, Akreditasi, Pembinaa
n pengawas)
8. Guru tidak mendapatkan pelatihan terkait kurikulum terbaru
9. Literasi guru masih rendah

2 Minat membaca peserta didik Kajian Literatur: 1. Peserta didik masih rendah mi
rendah 1. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melaksanaka nat bacanya karena tidak terbi
n sesuatu. Memahami adalah kemampuan melihat hubunga asa membaca
n-hubungan yang relevan (Faridah :2014) 2. Siswa belum mampu membac
a
2. D.P. Tampubolon dalam Faridah (2014) menjelaskan bahwa
3. Tidak dilakukan pembiasaan d
kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pem
alam rangka peningkatan mina
ahaman isi bacaan secara keseluruhan. t baca
3. Kemampuan membaca pemahaman terbagi menjadi empat 4. Tidak tersedia secara memadai
aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menuli fasilitas peningkatan minat bac
s. Menurut Tampubolon (2015:5) menyampaikan bahwa Ke a
mampuan membaca adalah suatu dari empat kemampuan b 5. Perbendaharaan referensi
bacaan masih terbatas pada
ahasa pokok dan menggunakan satu bagian atau komponen
buku paket
dari komunikasi tulisan. Lambang-lambang bahasa diubah m
enjadi lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf. Dapat dip
ahami bahwa pada tingkatan membaca permulaan, proses p
engubahan inilah yang terutama dibina dan dikuasai
4. Somadoyo & Samsu dalam Anwar (2022) menyatakan bahwa
membaca pemahaman adalah suatu proses pemeroleh mak
na yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalam
an. Yang dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi
bacaan. Terdapat tiga pokok dalam membaca pemahaman.
a) pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki tentang
topik, b) menghubungkan pengetahuan dan pengalaman de
ngan teks yang akan dibaca, c) proses memperoleh makna se
cara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki. Seperti pe
ndapat dari Dalman (2013:3) Kemampuan membaca memilik
i beberapa tingakatan yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Kemampuan membaca dapat dikelompokkan menjadi empat
tingkatan yaitu. (1) pemahaman literal, (2) pemahaman inter
pretatif (3) pemahaman kritis (4) pemahaman kreatif.
5. Menurut Nurhadi dalam Somadayo (2011) seseorang dikatak
an memiliki pemahaman membaca kreatif jika dapat memen
uhi kriteria sebagai berikut : a. Kegiatan membaca tidak berh
enti sampai pada saat menutup buku. b. Mampu menerapka
n hasil untuk kepentingan hidup sehari-hari. c. Munculnya pe
rubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca sele
sai. d. Hasil membaca berlaku sepanjang masa. e. Mampu m
enilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan. f. Mamp
u memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan
hasil bacaan yang telah dibaca.
Dari kajian literatur yang dibahas, guru mengkomparasi dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan berdasarkan pengalaman pri
badi dan rekan-rekan seprofesi diperoleh sebagai berikut:
1. Beberapa siswa kesulitan memahami bacaan dikarenakan be
lum lancar membaca
2. Siswa kurang minat dalam membaca
3. Beberapa siswa mampu memahami bacaan namun kesulitan
dalam mengaplikasikannya secara nyata

Hasil Wawancara:
1. Muhammad Roji, M.Pd
- Beberapa siswa belum lancar membaca
- Siswa butuh waktu yang lebih lama dalam memahami ba
caan
- Siswa kurang difasilitasi dalam rangka peningkatan kema
mpuan membaca
- Tidak tersedia ruang baca dengan perbendaharaan buku
bacaan yang memadai
2. Ahmad Sopyan, S.Pd
- Beberapa siswa belum lancar membaca
- Siswa kurang minat dalam membaca
- Siswa lebih cepat faham bila dibacakan dibanding memb
aca sendiri
- Pembiasaan literasi yang dilakukan dirasa masih kurang
3. Galih Pandu Prasasti, S.Pd
- Buku yang tersedia kurang lengkap
- Siswa lebih minat membaca komik disbanding buku refer
ensi
- Siswa belum terlatih membaca dan memahami secara ce
pat
- Siswa memahami bacaan setelah berkali-kali membaca

Kajian Literatur:
1. Dalam matematika, terdapat kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh siswa. Sumarno dan Mufarrihah mengklasifikasi
Kemampuan pemahaman mat 1. Siswa tidak memahami konse
kemampuan dasar matematika dalam lima standar kemamp
ematis dasar siswa masih rend p dasar matematika
uan, yaitu:
ah. 2. Siswa tidak terlatih untuk me
a) Pemahaman matematis;
mbuat symbol-simbol notasi
b) pemecahan masalah matematika;
matematika.
c) penalaran matematis;
3. siswa kurang mampu menghu
d) koneksi matematis; dan
bungkan antara materi A deng
e) komunikasi matematis.
an materi B yang membantun
National Council of teachers Mathematics (NCTM) menetapk
ya dalam menyelesaikan masa
an standar-standar kemampuan matematika seperti pemeca
lah.
han masalah, penalaan dan pembuktian, komunikasi, koneks
i, dan representasi yang seharusnya dapat dimiliki oleh peser
ta didik
2. Menurut Hamalik, kemampuan dapat dibagi menjadi dua jen
is yaitu sebagai berikut:
a) Kemampuan intrinsik yaitu kemampuan yang tercakup di
dalam situasi belajar dan memahami kebutuhan dan tuju
an-tujuan siswa.
b) Kemampuan ekstrinsik yaitu kemampuan yang hidup dal
am diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fun
gsional
3. Pemahaman matematis merupakan suatu kompetensi dasar
dalam belajar matematika yang meliputi: kemampuan meny
erap suatu materi, mengingat rumus dan konsep matematik
a serta menerapkannya, memperkirakan kebenaran suatu pe
rnyataan, dan menerapkan rumus dan teorema dalam penye
lesaian masalah (Herdiana, 2017:6)
4. Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujua
n penting dalam pembelajaran khususnya pembelajaran mat
ematika. Adapun beberapa indikator pemahaman matemati
ka menurut Sitorus (2022) menyatakan bahwa seseorang sis
wa dikatakan sudah memiliki kemampuan pemahaman mate
matis jika ia sudah dapat melakukan hal-hal berikut ini:
a. Menjelaskan konsep-konsep dan fakta-fakta matematika d
alam istilah konsep dan fakta matematika yang telah ia mi
liki.
b. Dapat dengan mudah membuat hubungan logis diantara k
onsep dan fakta yang berbeda tersebut.
c. Menggunakan hubungan yang ada ke dalam sesuatu hal ya
ng baru (baik di dalam atau di luar matematika) berdasark
an apa yang ia ketahui.
d. Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang ada dalam matemati
ka sehingga membuat segala pekerjaannya berjalan deng
an baik.

Dari literatur di atas, bahwa siswa yang mempunyai kemampuan


pemahaman matematis yang baik memenuhi indicator-indikator
diatas. Dilapangan didapati bahwa beberapa siswa tidak memen
uhi seluruh indicator diatas. Hanya beberapa indicator saja yang
dipenuhi oleh siswa. Indikator-indikator yang belum dipenuhi a
ntara lain:
a. mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan. Masih ada
beberapa siswa tidak bisa menjelaskan konsep dasar dalam
pembelajaran Matematika seperti Komutatitf, assosiatif, da
n lain-lain. Ini disebabkan karena siswa tidak memahami kon
sep dasar matematika
b. menggunakan model, diagram dan symbol-simbol untuk me
representasikan suatu konsep. Ketika siswa diminta untuk m
enotasikan soal kedalam bentuk symbol notasi matematika
masih kesulitan. Hal ini disebabkan karena siswa tidak terlati
h untuk membuat symbol-simbol notasi matematika.
c. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentu representasi
yang lain. Ketika siswa diminta menyelesaikan masalah yang
sedikit berbeda dari masalah yang diajarkan, siswa masih ke
bingungan. Hal ini dikarenakan siswa kurang mampu mengh
ubungkan antara materi A dengan materi B yang membantu
nya dalam menyelesaikan masalah.

Hasil Wawancara:
1. Robby Maulana, S.Pd
a. Siswa belum memahami konsep dasar matematika
b. Beberapa siswa masih belum menguasai konsep operasi
hitung
c. Siswa bingung Ketika diberi soal yang tidak sama seperti
yang diajarkan
d. Siswa kesulitan menterjemahkan soal uraian ke notasi
matematika
2. Ria Fitriyani, S.Pd
a. Beberapa siswa masih belum menguasai konsep operasi
hitung
b. Siswa bingung Ketika diberi soal yang tidak sama seperti
yang diajarkan
c. Siswa faham materi Ketika di kelas saja bila diberi tugas
masih banyak yang kesulitan menyelesaikannya
d. Sebagian Siswa belum mampu menghubungkan antara
satu materi dengan materi sebelumnya yang pernah
diajarkan

3 Motivasi belajar peserta didik r Kajian Literatur: 1. Siswa termotivasi bila ada
endah 1. Motivasi belajar merupakan semua daya penggerak yang me yang menarik saja pada saat
ndorong siswa bersungguh-sungguh dalam belajar. Motivasi pembelajaran baik yang
belajar juga berarti motif internal dan eksternal siswa dalam berkaitan dengan
proses perubahan tingkah laku yang didukung dengan beber pembelajaran maupun tidak
apa indikator seperti (a) memiliki hasrat dan keinginan untuk 2. Pembelajaran yang dilakukan
berhasil; (b) memiliki kebutuhan terhadap belajar; (c) memili guru bagi siswa membosankan
ki harapan dan cita-cita yang tinggi; (d) memiliki apresiasi bel 3. Beberapa guru masih
ajar; (e) adanya pembelajaran yang menarik dan; (f) lingkung menggunakan metode
an belajar yang kondusif, sehingga siswa dapat belajar denga konvensional
n baik dan nyaman (Yarangga: 2016) 4. Beberapa siswa tidak
2. Dalam belajar, motivasi sangatlah penting karena dapat men menyukai mata Pelajaran
jadi tolak ukur keberhasilan dan kegagalan belajar siswa. Bel tertentu
ajar tanpa adanya motivasi dirasa akan sulit berhasil, sebab s 5. Guru mendapat kesan yang
eseorang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan dapat m kurang baik di mata siswa
elakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu, penguatan motiv
asi belajar siswa harus dilakukan terus-menerus. Dalam pem
belajaran, motivasi dapat menjadi tenaga pendorong siswa u
ntuk memaksimalkan kemampuan dan potensi yang dimiliki
nya untuk mewujudkan tujuan belajar (Nurfaliza : 2021)
3. Perkembangan belajar siswa dikatakan telah mencapai secar
a optimal apabila mampu memperoleh pendidikan dan prest
asi yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat dan motiv
asi belajar yang dimilikinya. Segala sesuatu usaha yang dilaku
kan siswa karena adanya motivasi (Lestari, Syahrilfuddin, Put
ra, & Hermita, 2019; Rokhayati, Tanuredja, & Jazuli, 2020; Yu
liana, Putra, & Antosa, 2020;. Jika motivasi belajar baik damp
ak baiknya akan melahirkan hasil belajar yang baik.
4. Menurut Kompri (2016) motivasi belajar merupakan segi keji
waan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh o
leh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Beber
apa unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar yaitu:
a. Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat
motivasi belajar siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik.
b. Kemampuan Siswa Keingnan seorang anak perlu dibaren
gi dengan kemampuaan dan kecakapan dalam pencapaia
nnya.
c. Kondisi Siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani
dan rohani. Seorang siswa yang sedang sakit akan mengg
angu perhatian dalam belajar.
d. Kondisi Lingkungan Siswa. Lingkungan siswa dapat berup
a lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan
sebaya dan kehidupan bermasyarakat.
5. Menurut Sardiman (2006:21) Proses pembelajaran akan men
capai keberhasilan apabila siswa memiliki motivasi belajar ya
ng baik. Guru sebagai pendidik dan motivator harus memotiv
asi siswa untuk belajar demi tercapainya tujuan dan tingkah l
aku yang diinginkan. Dengan demikian dapat dikatakan bah
wa ciri–ciri siswa yang memiliki motivasi belajar sebagai beri
kut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus d
alam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum se
lesai)
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan luar untuk berprestasi sebaik mu
ngkin (tidak lekas puas dengan prestasi yang telah dicapa
inya)
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masala
h: “untuk orang dewasa” (misalnya: masalah pembangun
an, agama, politik, ekonomi, pemberantasan korupsi, pe
mberantasan segala tindak kriminal, amoral dan sebagai
nya)
d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kre
atif)
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin
akan sesuatu)
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Seorang siswa dalam belajar membutuhkan suatu dorongan ata


u motivasi sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai, dalam h
al ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lai
n:
a. Faktor Internal
- Siswa menurun motivasi belajarnya Ketika ada masalah
pribadi baik di sekolah maupun di luar sekolah
- Siswa antusias dalam belajar ketika mood nya bagus
- Motivasi belajar siswa meningkat Ketika dia memiliki rasa
keingintahuan yang kuat
b. Faktor Eksternal
- Pembelajaran yang menarik mendorong motivasi belajar
siswa
- Guru yang baik mampu memotivasi siswa untuk belajar
- Antusiasme peserta didik dalam pembelajaran
meningkat saat guru menyampaikan hal yang baru
dengan metode dan Teknik yang menarik

Hasil Wawancara:
Setelah dilakukan wawancara dengan siswa, diperoleh hal-hal
yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Rizky Ramadhan (Kelas 7)
- Kurang suka Pelajaran matematika karena Pelajaran sulit
- Penjelasan guru susah difahami
- Pembelajaran yang dilaksanakan membosankan
- Kalau ada masalah di rumah suka kebawa ke sekolah
2. Fathiyah (Kelas 8)
- Semangat kalo gurunya ganteng
- Pembelajaran di kelas terkadang membosankan
- Materi yang diajarkan susah difahami
3. Rahma Zalfiyah (Kelas 9)
- Semangat kalo gurunya ganteng
- Kurang menyukai Pelajaran matematika
- Masih kurang faham masalah operasi hitung
- Kelasnya membosankan
- Gurunya galak
4 Guru kurang dekat dengan sis Kajian Literatur:
wa dan orang tua siswa 1. Guru memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia p 1. Guru mendapat kesan kurang
endidikan khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar, k baik di kalangan siswa
arena pada dasarnya peserta didik memerlukan peran seora 2. Orang tua memandang
ng guru untuk membantunya dalam proses perkembangan d Pendidikan hanya dilakukan di
iri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimilikiny sekolah
a. Tanpa adanya bimbingan dan arahan dari guru mustahil jik 3. Guru mendapat tekanan dari
a seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya orang tua yang kurang
secara optimal. (Habel:2015) memahami arah dan kebijakan
2. Menurut Yakub dalam Lisna (2017) bahwa: orang tua adalah sekolah
orang-orang yang telah dewasa lahir dan batin yang telah m 4. Siswa takut untuk melakukan
emiliki kematangan secara fisik dan nonfisik, keseimbangan komunikasi dengan guru
emosi atau peran dan pemikiran dan adanya kemampanan d 5. Siswa lebih sering merasa
alam bidang ekonomi, sosial dan mental serta berperan sesu terintimidasi oleh guru
ai dengan fungsinya masing-masing sebagai orang tua 6. Terjadinya kesalahpahaman
3. Lindarda (2021) menyatakan bahwa orang yang dianggap pal antara sekolah dan orang tua
ing bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas mendidik 7. Orang tua tidak selalu hadir
di sekolah adalah guru. Guru dalam hal ini dituntut memiliki pada saat diundang ke sekolah
kemampuan komunikasi yang baik untuk membangun hubun
gan yang baik dengan siswa. Hubungan interpersonal yang b
aik antara guru dan siswa akan membangun kerja sama yang
baik sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Interaksi guru dan siswa harus didasarkan pada dasar yang k
uat dari rasa saling percaya dan pengertian agar menjadi me
kanisme yang efektif untuk membantu siswa dalam proses b
elajar di sekolah. Apabila seorang pendidik tidak memiliki ko
munikasi yang baik dengan siswanya tentunya hal tersebut b
erdampak pada kepribadian siswa dan proses pembelajaran.
Apakah siswa yang dididik akan memiliki kepribadian yang b
aik atau tidak tergantung pada kemampuan komunikasi guru
kepada siswa (Rakhmat, 2008)
4. Keluarga terutama orang tua memiliki peran penting terhada
p keberhasilannya dalam pendidikan sehingga mempengaru
hi prestasi belajar anak. Menurut Fantuzzo dalam Sulistiani
(2019) ada tiga faktor keterlibatan orang tua dalam pendidik
an anak, yaitu keterlibatan pendidikan di sekolah, keterlibata
n pendidikan di rumah, dan hubungan rumah-sekolah dalam
pendidikan. Keterlibatan pendidikan di sekolah yaitu aktivita
s dan perilaku yang dilakukan orang tua bersama anaknya di
sekolah, misalnya ikut bepergian bersama anak dalam rekrea
si kelas atau bertemu orang tua lain di dalam maupun di luar
sekolah. Keterlibatan pendidikan di rumah adalah perilaku y
ang memperlihatkan dukungan aktif terhadap lingkungan bel
ajar anak di rumah, hal ini dapat diamati dari menyediakan s
uatu tempat di rumah untuk tempat belajar atau berpartisip
asi secara aktif dalam kegiatan belajar anak di rumah. Hubun
gan rumah-sekolah dalam pendidikan menggambarkan kom
unikasi personal antara orang tua dan sekolah mengenai pe
mbelajaran dan perkembangan pendidikan anak.
5. Nadya (2022) mengemukakan bahwa menjalin hubungan em
osional antara guru dan siswa sangatlah penting. Hubungan
emosional yang baik dan harmonis akan berdampak positif d
alam proses belajar mengajar. Termasuk pada hasil akademi
k siswa. Selain itu, hubungan harmonis antara guru dan sisw
a, juga akan meningkatkan kompetensi sosial siswa. Memba
ngun kedekatan emosional antara guru dan siswa, dapat dila
kukan dengan cara :
- Mengingat nama dan mempelajari karakter siswa
- Menjadi sahabat dan teman di luar jam mengajar
- Tingkatkan kesabaran dan miliki sifat positif
- Meningkatkan antusiasme dan gairah mengajar
- Bawa ketertarikan siswa di luar pembahasan sekolah
- Hargai setiap usaha dan pencapaian mereka
- Bangun hubungan yang positif dengan orangtua murid
6. Faktorfaktor tersebut menjadi penghambat terjalinnya hubu
ngan yang baik antar guru dan siswa:
- Komunikasi yang kurang efektif
- Kurangnya empati yang ditunjukkan oleh guru kepada sis
wa
- Kurangnya sikap terbuka yang ditunjukkan oleh guru diti
njau dari sikap guru yang belum bisa menerima perbedaa
n setiap anak didiknya
- Selera Humor
- Kurangnya respon positif guru terhadap hasil karya siswa
- Keakraban
- Pendekatan yang turang tepat

Hasil Wawancara:
1. Ahmad Dahlan (Wali murid kelas 8)
- Orang tua tidak kenal dengan guru
- Guru terkesan cuek terhadap orang tua
- Hanya Sebagian guru yang mau berkunjung ke rumah
orang tua siswa atau home visit
- Orang tua jarang menghadiri undangan sekolah
- Orang tua malu untuk berkunjung ke sekolah
- Orang tua mempercayakan sepenuhnya kepada sekolah
terkait pendidikan anak
2. Riki Haryanto, S.Pd (Wakasek Kesiswaan)
- Beberapa siswa tidak tinggal dengan orang tua
- Siswa malu berkomunikasi dengan guru
- Siswa takut berkomunikasi dengan guru
- Sebagian guru kurang disukai siswa
- Guru melakukan pendekatan kepada orang tua hanya
pada saat home visit bila ada permasalahan saja
- Ada misunderstanding antara orang tua dengan sekolah
terkait kebijakan yang dibuat oleh sekolah
3. Indah Laila (Siswi kelas 7)
- Malu berkomunikasi dengan guru
- Terkadang tidak menyampaikan undangan sekolah
kepada orang tua
- Tidak tinggal dengan orang tua, sementara ini tinggal di
rumah nenek/kakek
- Tidak dekat dengan wali kelas karena wali kelasnya
berbeda jenis kelamin
- Dirumah lebih banyak main gadget daripada bersama
keluarga

5 Guru menggunakan model pe Kajian Literatur:


mbelajaran yang kurang inova 1. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses atau aktivitas 1. Guru belum memahami
tif yang bertujuan untuk mengembangkan bakat, minat, dan po metode pembelajaran yang
tensi peserta didik agar memiliki karakter, kompetensi, dan li terbaru
terat (Harosid, 2017) 2. Guru jarang mengikuti
2. Proses Pembelajaran yang baik diharapkan dapat menghasilk workshop/webinar atau
an belajar yang baik, karena proses pendidikan secara keselu pelatihan yang terkait dengan
ruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Deng pembelajaran inovatif
an demikian proses pembelajaran yang baik banyak tergantu 3. Guru mengajar di beberapa
ng pada kemampuan profesional guru yang bersangkutan, se sekolah dengan jenjang yang
bab bagaimanapun baiknya dan canggihnya teori dan teknol berbeda sehingga kerepotan
ogi pengajaran tanpa kemampuan dan kemauan guru dalam dalam perencanaan
melaksanakannya tidak akan mungkin diperoleh hasil yang di pembelajaran
harapkan. Hasil pembelajaran yang optimal dapat tercapai m 4. Lebih sering menggunakan
anakala guru dapat memperbaiki kinerjanya dalam pengelola metode Latihan dan
an pembelajaran yang berujung pada peningkatan hasil belaj penugasan
ar siswa, sehingga guru perlu kreatif, selalu berfikir dan men 5.
cari strategi pembelajaran yang menyenangkan dan lebih bai
k (Rahmatullah & Inanna, 2019)
3. Model pembelajaran adalah pendekatan yang dilakukan
secara sistematis dan terencana yang dilaksanakan oleh
seorang tenaga pendidik. Gunanya untuk menyampaikan
materi atas suatu mata pelajaran untuk mendapatkan tujuan
dan manfaat dari hasil pembelajaran tersebut.
4. Menurut hasil kajian S. Nasution dalam Tibahary (2018), bah
wa hingga saat ini terdapat tiga model pembelajaran yang se
ring dikacaukan dengan pengertian mengajar. Pertama, men
gajar adalah menanamkan pengetahuan kepada peserta didi
k, dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dikuasai denga
n sebaik-baiknya oleh peserta didik. Mengajar pada tipe pert
ama ini dianggap berhasil jika peserta didik menguasai peng
etahuan yang ditransferkan oleh guru sebanyak-banyaknya.
Kedua, mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada
peserta didik. Definisi yang kedua ini pada intinya sama deng
an definisi yang pertama yang menekankan pada guru sebag
ai pihak yang aktif. Ketiga, mengajar adalah suatu aktivitas m
engorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi p
roses belajar.
5. Berbagai cara dilakukan oleh para praktisi pendidikan agar
pelajaran yang diberikan kepada siswa siswi dapat dipahami
lebih efektif dan efisien. Sehingga lahirlah beberapa metode
pembelajaran. Berikut ini macam-macam model
pembelajaran:
- Kooperatif
- Kontekstual
- Pembelajaran Berbasis Masalah
- Realistik
- PAIKEM
- Problem solving
- Discovery Learning
- Saintifik
Dari beberapa model pembelajaran yang ada, berdasarkan
pengamatan di lapangan bahwa guru lebih banyak
menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan
tutorial

Hasil Wawancara:
1. Robby Maulana, S.Pd
- Lebih sering menggunakan metode Latihan dan
penugasan
- Guru lebih banyak menjelaskan
- Pernah dilakukan pembelajaran dengan model yang baru
namun waktu terbatas sehingga tidak maksimal
- Guru mengajar di kelas berbeda-beda sehingga
kerepotan menyiapkan model-model yang berbeda
untuk tiap kelas/tingkat
2. Ria Fitriyani, S.Pd
- Belum faham model-model pembelajaran
terbaru/inovatif
- Guru jarang mengikuti workshop/webinar terkait model-
model dan metode pembelajaran
- Lebih sering menggunakan metode ceramah
- Fasilitas di sekolah terbatas
- Aturan sekolah yang menerapkan siswa tidak
diperkenankan membawa gadget ke sekolah

Anda mungkin juga menyukai