masalah, dalam kamus bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat
kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal”.
Yang dimaksud dengan Problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan
pendidikan nasional pada pasal 1 ayat 20 dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Kemudian (dikutip oleh Eveline Siregar dan Hartini Nara),
sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelum proses dilaksanakan serta
pelaksanaannya terkendali.
dan metode pembelajaran serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan
harapan sebuah pembelajaran dapat terencana dengan baik sesuai dengan konsep yang
“teaching without adequate written planning is sloppy and almoust always ineffective, because the
teacher has not thought out exactly what to do and how to do it (pengajaran tanpa
hampir tidak efektif karena guru tidak mengajarkan apa yang harus diajarkan dan
g. Dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, kemampuan peserta
h. Mengurutkan langkah pembelajaran sesuai dengan tema, metode yang sesuai dengan
ketersediaan sarana;
i. Kontekstualisasi pembelajaran;
j. Menyediakan alat peraga murah, sederhana dan efektif dalam membantu tercapainya
ditentukan;
l. Melakukan evaluasi yang sesuai dengan materi, karakteristik mata pelajaran; dan
Dimyati dan Sudjiono mengemukakan bahwa problem pembelajaran berasal dari dua
1. Faktor Internal
Dalam belajar peserta didik mengalami beragam masalah, jika mereka dapat
menyelesaikannya maka mereka tidak akan mengalami masalah atau kesulitan dalam
belajar. Terdapat berbagai faktor internal dalam diri peserta didik dalam proses
b. Motivasi belajar
belajar.
c. Konsentrasi belajar
pelajaran.
menerima isi dan cara pemerolehan pelajaran sehingga menjadi bermakna bagi
pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapatberlangsung dalam waktu
pendek yang berarti hasil belajar cepat dilupakan, akan
tetapi dapat pula berlangsung lama yang berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa.
yang telah diterima. Siswa akan memperkuat pesan baru dengan cara mempelajari
g. Kemampuan berprestasi
pembuktian “perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan teman sejawat siswa.
i. Intelegensi dan keberhasilan belajar
Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi
j. Kebiasaan belajar
Kebiasaan belajar yang kurang baik tersebut antara lain: belajar di akhir semester,
k. Cita-cita siswa
Dalam rangka tugas perkembangan, pada umumnya setiap anak memiliki citacita. Cita-cita
merupakan motivasi intrinsik, tetapi gambaran yang jelas tentang tokoh
teladan bagi siswa belum ada. Akibatnya siswa hanya berperilaku ikut-ikutan.
2. Faktor Eksternal
Proses belajar yang didorong oleh motivasi intrinsik siswa akan menjadi bertambah
kuat, bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat
sebagai rekayasa pendidikan oleh guru di sekolah merupakan faktor eksternal belajar.
Kontribusi tersebut terhadap siswa, ditemukan beberapa faktor eksternal yangberpengaruh pada
aktivitas belajar mereka. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah
sebagai berikut:
merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru, ia bertugas mengelola kegiatan
belajar siswa di Sekolah. Guru juga menumbuhkan diri secara profesional dengan
pembelajaran yang baik, akan tetapi tidak menjamin terselenggaranya proses belajar
yang baik.
c. Kebijakan penilaian
Keputusan hasil belajar merupakan puncak harapan siswa. Secara kejiwaan,
siswa terpengaruh atau tercekam tentang hasil belajarnya. Oleh karena itu, Sekolah
dan guru diminta berlaku arif dan bijak dalam menyampaikan keputusan hasil belajar
siswa.
lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu. Dalam
kehidupan tersebut terjadi pergaulan seperti hubungan akrab, kerja sama, bersaing,
e. Kurikulum sekolah
perangkat pembelajaran
upaya yang dilakukan adalah dengan tetap menyusun RPP seperti yang telah
ditentukan, tetapi dalam pembuatan RPP tidak hanya untuk satu kali pertemuan
luas dan sempitnya pokok bahasan yang dicakupnya. Jadi sebagai guru harus
dalam menentukan metode pembelajaan yang sesuai yaitu dengan cara mencari
informasi dari internet macam-macam metode pembelajaran yang tepat untuk
sebuah inovasi pembelajaran supaya peserta didik tertarik dan merasa senang
ketika pembelajaran. seperti yang disampaikan oleh Rahman (2011: 61) bahwa
sejawat. Jadi dengan berdiskusi guru dapat saling bertukar informasi, bertukar
satu guru dengan guru yang lainnya dapat saling membantu. Hal tersebut
bahwa sebagai seorang guru suda seharusnya untuk selalu belajar, guru juga
dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai media bagi mereka
Upaya lain yang dilakukan guru dengan berusaha untuk selalu belajar,
dalam hal ini guru yang mengalami kesulitan menyusun penilaian dapat belajar
oleh guru adalah selalu belajar dan terus belajar atau dapat dikatakan belajar
sepanjang hayat supaya guru selalu mengetahui ilmu atau teori yang terbaru
Musfah (2012: 119-120) bahwa seorang guru harus selalu belajar hingga ia
menjadi ahli dalam bidangnya, terampil dalam mengelola pembelajaran sertaobyektif dalam
melakukan evaluasi hasil belajar peserta didik. Selain itu,
penilaian yang bervariasi sepertinya belum menjadi masalah yang serius oleh
guru tersebut, sehingga belum ada upaya yang dilakukan oleh guru tersebut.
Karena tidak suka dengan bentuk soal pilihan ganda maka guru hampir tidak
pernah membuat soal evaluasi pilihan ganda. Hanya saja guru sudah menyadari
bahwa soal evaluasi seharusnya dibuat secara menyeluruh. Maka dari itu guru
juga perlu merefleksi diri sendiri apakah penilaian yang dilakukan sudah sesuai
dengan prosedur atau belum, guru tentunya tidak boleh secara terburu-buru
yang ia laksanakan hal itu sebagai bahan perbaikan untuk penilaian selanjutnya
walaupun jumlahnya terbatas seperti kotak KIT. Hal tersebut sama halnya
atau media pembelajaran lebih terawat dan dapat digunakan secara berulang- ulang. Seperti hal nya
yang disampaikan oleh Priansa (2014: 249) menjelaskan
bahwa dalam pengelolaan kelas juga dipengaruhi oleh lingkungan fisik salah
pendapat yang disampaikan oleh Wiyani (2015: 99) bahwa “guru dapat
DAFTAR PUSTAKA
Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Bulan Bintang, 2002), 276
Muhith, A. (2018). Problematika pembelajaran tematik terpadu di MIN III bondowoso. Indonesian
Journal of Islamic Teaching, 1(1), 45-61.
Uno, Hamzah .B 2008. Profesi Kependidikan : Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia. Jakarta : PT Bumi Aksara