LEMBAR JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN 2020/2021
Jawaban !!!
1. Pedagogik adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang membahas tentang keterampilan dan
juga kemampuan seorang pendidik dalam mendidik peserta didik.
Secara garis besar, Pedagogik adalah suatu strategi dan cara yang ditempuh oleh
guru/pendidik dalam mendidik seorang peserta didik sehingga keberhasilan dalam mendidik
dapat tercapai sesuai dengan harapan pendidikan.
Pedagogik ini sangat penting dipahami oleh guru atau seorang tenaga pendidik. Pasalnya, guru
dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang mempuni guna menunjang adanya kualitas
peserta didiknya. Satu contoh pentingnya pemahaman Pedagogik oleh guru / tenaga pendidik.
Guru A dan Guru B adalah seorang tenaga pendidik di sebuah satuan pendidikan. Guru A yang
tidak menguasai Pedagogik dan menerapk metode Ceramah dalam mendidik, kemudian guru
B yang memahami Pedagogik yang kemudian menggunakan strategi dan cara sebelum
memulai pelajaran. Perbandingan nya apabila guru A hanya dapat menjelaskan sesuai dengan
kemampuan lisan pengetahuannya, namun peserta didik belum tentu dapat menerima materi
dan pelajaran yang disampaikan oleh guru A. Sedangkan guru B yang memahami Pedagogik
akan terlebih dahulu menguasai kelas serta dapat memahami situasi serta kondisi di dalam
kelas sebelum memulai dan ketika sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar, guru B akan
mencari cara dan membuat strategi sebelum Kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai dan
memberikan solusi apabila cara dan strategi yang dibuat ternyata tidak sesuai dengan
ekspektasi. Dengan melirik dari contoh tersebut diatas, dapat kita simpulkan bahwasannya
pedagogik ini perlu dipahami dan dikuasai oleh seorang pendidik, pasalnya seorang pendidik
sejatinya harus memahami kondisi dan situasi didalam kelas, bukan hanya itu, seorang
pendidik juga dituntut agar dapat memahami karakteristik peserta didiknya satu persatu.
4. Terdapat tiga syarat pokok yang harus dipenuhi oleh suatu disiplin ilmu yang otonom. Ketiga
syarat yang dimaksud, yaitu;
A. Memiliki objek studi (objek formal) tersendiri yang membendakannya dari objek studi
disiplin ilmu yang lainnya.
B. Metodis, yaitu menggunakan metode (metode penelitian ilmiah) tertentu yang tepat
dalam rangka mempelajari objek studinya
C. Sistematis, artinya bahwa hasil studinya merupakan satu kesatuan pengetahuan
mengenai objek studinya yang tersusun saling berhubungan secara terpadu.
1) Objek studi ilmu dibedakan menjadi: (1) objek material, dan (2) objek formal.
Objek material adalah seseuatu yang dipelajari oleh suatu ilmu dalam wujud
materinya, sedangkan objek formal adalah suatu bentuk yang khas atau spesifik
dari objek material yang dipelajari oleh suatu ilmu. Setiap disiplin ilmu
memiliki objek material dan objek formal tertentu. Beberapa disiplin ilmu
mungkin memimiliki objek material yang berbeda, tetapi mungkin pula
mempunyai objek material yang sama. Namun demikian, sebagai ilmu yang
ototnom setiap ilmu harus mempunyai objek formal yang spesifik dan berbeda
daripada objek formal ilmu yang lainnya. Objek meterial pedagogik adalah
manusia, objek material pedagogik ini adalah sama halnya dengan objek
material psikologi, sosiologi, ekonomi dan sebagainya. Namun demikian,
pedagogik memiliki objke formal tersendiri, atau mempunya objek formal yang
spesifik dan berbeda daripada objek formal psikologi, ekonomi dan sebagainya.
Objek formal spikologi adalah proses mental dan tingkah laku manusia; objek
formal ekonomi adalah pemenuhan kebutuhan hidup manusia, melalui proses
produksi, distribusi dan pertukaran; sedangkan objek formal pedagogik adalah
“fenomena pendidikan” atau “situasi pendidikaní”
2) Semua disiplin ilmu dalam mempelajari objek studinya tentu menggunakan
metode ilmiah, demikian pula pedagogik. Dalam rangka operasinya, metode
ilmiah dijabarkan ke dalam metode penelitian ilmiah. Adapun metode
penelitian ilmiah tersebut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: (1) metode
penelitian kualitatif dan (2) metode penelitian kuantitatif. Yang tergolong
metode penelitian kualitatif antara lain fenomenologi, hermeneutika, dan
etnometodologi, sedangkan yang tergolong metode penelitian kuantitatif antara
lain metode eksperimen, metode kuasi eksperimen, metode korelasional dan
sebagainya. Kelompok filsuf dan ilmuan tertentu berpendapat bahwa metode
penelitian kualitatif merupakan metode penelitian ilmu-ilmu kemanusiaan,
sedangkan metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmu kealaman.
Sebaliknya, pada zaman keemasan sains modern (modern science), yaitu
zamah keemasa ilmu-ilmu yang dilandasi filsafat positivisme dan pradigman
Newtodian, ada di antara para filsuf dan ilmuan yang berpendapat bawa ilmu-
ilmu kealaman maupun ilmu kemanusiaan adau ilmu sosial termasuk di
dalamnya pedagogik, dalam rangka studinya seharusnya menggunakan metode
kuantitatif atau metode penelitian kealaman. Menurut mereka, sesuatu “ilmu”
(termasuk pedagogik) apabila tidak menggunakan metode penelitian ilmu
kealaman (metode kuantitatif) maka diragukan status keilmuannya.
3) Sifat Sistematis dari hasil studinya.
a) Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
Ilmu dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru.
Setiap orang dapat menggunakan atau memanfaatkan hasil penemuan
orang lain, dan tidak menjadi monopoli bagi yang menemukannya saja.
b) Kebenarannya tidak mutlak
Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan manusia, sehingga
kebenaran suatu ilmu tidak selamanya mutlak. Kekeliruan/kesalahan
yang mungkin terjadi terletak pada manusia yang kurang tepat dalam
penggunaan metode tersebut, dan bukan hanya pada kesalahan metode.
c) Bersifat Objektif
Prosedur kerja atau cara penggunaan metode dalam
menemukan/meneliti sesuatu. Tidak dapat tergantung pada pemahaman
secara pribadi, melainkan didasarkan pada metode yang bersifat ilmiah,
d) Bersifat Rasional
Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal
(rasio) yang bersifat objektif.
e) Bersifat Empiris
Ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu
sifatnya tidak abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian
dapat menghasilkan ilmu.
f) Bersifat Umum
Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali.
Ilmu tidak hanya dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu
dapat dimanfaatkan secara makro tanpa dibatasi oleh ruang.
5. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini mendukung adanya pengajaran. Hal itu
sangat bermanfaat selagi masih dalam jalur yang sejalan dengan dimensi Pedagogik.
Penggunaan TIK dalam sistem e-learning tanpa memperhatikan Pedagogik tentu adalah satu
hal yang menyimpang. Penggunaan TIK terkadang di dapati kendala - kendala dalam
pengaplikasian. Sedikitnya terdapat 3 hal yang menjadi kendala, Antara lain :
A. Kurangnya dukungan
Para guru di sekolah menengah sering merasakan banyak tekanan dari para pemimpin
sekolah untuk menggunakan TIK dalam pengajaran mereka. Untuk memiliki integrasi
TIK yang sukses dalam pengajaran, maka kepala sekolah perlu memberikan dukungan
yang tepat kepada para guru.
B. Kurangnya Kepercayaan
Guru menghadapi banyak tantangan ketika mencoba untuk mengintegrasikan TIK
dalam pengajaran mereka dan beberapa di antaranya adalah pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan, dan sikap mereka kepercayaan dan sikap adalah faktor
penting bagaimana guru menggunakan TIK dalam kegiatan mengajar. Dengan
demikian, sikap guru terhadap TIK merupakan faktor penting ketika menerapkan TIK
dalam pengajaran.
C. Kurangnya Perlengkapan
Ditemukan bahwa sebagian besar lembaga memiliki komputer. Tetapi komputer sangat
sedikit dan sebagian besar waktu mereka sedang digunakan oleh siswa yang
menawarkan ilmu komputer dan teknologi informasi (IT) meninggalkan sisa siswa dan
guru dalam dilema. Berbagai penelitian menunjukkan beberapa penelitian alasan
kurangnya akses ke teknologi. Dalam studi Sicilia, guru mengeluh tentang bagaimana
sulitnya memiliki akses ke komputer. Guru mengidentifikasi kekurangan jumlah
komputer yang tidak mencukupi, peripheral yang tidak mencukupi, dan jumlah salinan
perangkat lunak, dan kurangnya akses internet simultan sebagai hambatan utama untuk
implementasi TIK di Indonesia institusi pendidikan.