Anda di halaman 1dari 10

No.

Jenis Permasalahan Masalah yang Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi Solusi Alternatif Solusi
Diidentifikasi Masalah Masalah
1. Pedagogik, literasi Rendahnya 1. Kemampuan sekolah dalam Guru harus pandai 1. Menggunakan metode
dan numerasi. kemampuan literasi memfasilitasi perbedaan mendesain pembelajaran pembelajaran berbasis
peserta didik pemahaman dan tingkat yang disenangi dan masalah atau problem
literasi siswa belum bermakna bagi siswa. based learning (PBL)
memadai. Praktik dan Konsep yang dipelajari 2. Implementasi gerakan
lingkungan literasi belum hendaknya dihubungkan literasi
diupayakan secara dengan dunia anak yang 3. Pengembangan buku
maksimal. Lingkungan sangat dekat dengan cerita bergambar.
literasi merupakan kehidupan sehari-hari. 4. Menggunakan pendekatan
lingkungan yang Untuk merencanakan inquiri
melengkapi siswa dengan pembelajaran yang berpusat
demonstrasi literasi, pada siswa, guru harus
pelibatan literasi, dan mempertimbangkan
dukungan literasi. berbagai aspek yang ada
2. Perkembangan kemampuan pada siswa.
literasi tidak disokong Tim Pengembangan PGSD
dengan baik oleh praktik (1997) mengemukakan
dan lingkungan literasi yang bahwa pembelajaran harus
ideal. disesuaikan dengan
3. Siswa lebih sering perkembangan usia dan
diarahkan untuk berbicara individu yang meliputi
tentang bahasa daripada perkembangan kognitif,
berlatih menggunakan emosi, minat, dan bakat
bahasa. siswa. (Developmentally
4. Kurangnya kemampuan Appropriate Practice
guru dalam melaksankan (DAP)).
tugas-tugas pembelajaran Dalam pembelajaran, guru
dan evaluasi dan jumlah harus lebih melibatkan siswa
buku ajar yang tidak sebagai pemikir. Adapun
seimbang dengn jumlah pengajar berperan sebagai
siswa. mediator, fasilitator, dan
motivator yang membantu
siswa dalam belajar.

2. Kesulitan belajar Kesulitan 1. Anak-anak yang Interaksi yang baik antara 1. Menggunakan model
siswa temasuk siswa menyelesaikan tugas berkebutuhan khusus guru dan peserta didik pembelajaran inklusi
berkebutuhan khusus secara konsisten kurang mendapatkan merupakan sesuatu yang dengan pendekatan
dan masalah dukungan tambahan untuk harus terjadi, interaksi yang individual.
pembelajaran membantu mereka berhasil dimaksud adalah hubungan 2. Menggunakan pendekatan
(berdiferensisasi) di di sekolah. timbal balik antara guru dan TPACK yang
kelas berdasarkan 2. Tidak semua anak memiliki siswa, siswa dan guru, dan mengintegrasikan
pengalaman serangkaian tantangan yang siswa dengan siswa lainnya. perkembangan teknologi
mahasiswa saat sama dalam proses belajra Proses pembelajaran perlu dan pengetahuan untuk
menjadi guru. sehingga membingungkan dilakukan dengan suasana mengembangkan konten-
para pendidik. tenang dan menyenangkan. konten dalam dunia
Hal-hal yang dapat pendidikan
dilakukan untuk 3. Meningkatkan motivasi
meningkatkan kreativitas mengajar guru dalam
siswa, yaitu: waktu, kelas dengan melakukan
kesempatan menyendiri, kerja sama/ berkolaborasi
dorongan, sarana, dengan tenaga
lingkungan yang profesional.
merangsang, hubungan anak
dan orang tua, cara mendidik
anak, dan kesempatan untuk
memperoleh pengetahuan
(Hurlock (1999:11).
Kemampuan berpikir kreatif
dapat diartikan sebagai
tingkat kesanggupan
berpikir anak untuk
menemukan sebanyak-
banyaknya, seberagam
mungkin dan relevan,
jawaban atas suatu masalah
berdasarkan data dan
informasi yang tersedia.
3. Membangun relasi/ Hubungan 1. Hubungan komunikasi Guru harus merubah sikap 1. Guru mengikutsertakan
hubungan dengan komunikasi antar antara guru dan orang tua untuk menghormati dan orang tua siswa dalam
siswa dan orang tua guru dan orang tua peserta didik terkait menyadari keuntungan rapat penyusunan
siswa. peserta didik terkait pembelajaran masih kurang. menjalin kerjasama dengan program sekolah dengan
pembelajaran masih Komunikasi dilakukan orangtua. Mereka perlu mengirimkan undangan.
kurang dan terbatas. hanya pada akhir semester. memahami jika keberadaan 2. Guru memilih metode
2. Orangtua diberikan orangtua di sekolah bukan komunikasi dengan orang
undangan dalam rapat untuk menghakimi tua siswa melalui
menyusun program sekolah pengajaran yang mereka komunikasi formal seperti
tetapi tidak hadir. lakukan, tetapi untuk surat menyurat, buku
3. Orangtua hanya antusias menyediakan pendampingan penghubung, pertemuan
datang jika siswa dapat atau mitra dalam mendidik walidan rapor, serta
bantuan KIP, KIP dan anak. Sekolah perlu komunikasi non formal
bantuan lainnya. mempertimbangkan faktor- seperti melalui
4. Belum faktor yang ada pada diri WhatsApp, telepon, atau
mendiskusikan tentang orangtua siswa, seperti kunjungan rumah untuk
pemetaan kebutuhan murid budaya, ras, pendidikan dan membahas tentang
(latar belakang) dengan bahkan sosial ekonomi perkembangan belajar
orang tua atau wali murid. mereka. siswa.
3. Baik guru maupun orang
tua harus menyadari
pentingnya komunikasi di
antara mereka untuk
kemajuan belajar siswa.
4. Pemahaman/ Guru masih belum 1. Kurangnya pemahaman Guru harus selalu berusaha 1. Menggunakan model
pemanfaatan model- memanfaatkan guru terkait model untuk memperkaya literatur pembelajaran berbasis
model pembelajaran model pembelajaran pembelajaran yang inovatif terkait pemanfaatan model- masalah atau problem
inovatif berdasarkan inovatif pada mata sesuai dengan materi ajar model yang inovatif seperti based learning (PBL)
karakteristik materi pelajaran dan karakteristik siswa model reasoning and 2. Menggunakan pendekatan
dan siswa. 2. Guru berpendapat bahwa problem solving, model TPACK yang
model inovatif merupakan inquiry, dan problem based mengintegrasikan
model yang telah diterapkan learning dalam pembelajaran perkembangan teknologi
sebelum kurikulum satuan dengan mengikuti berbagai dan pengetahuan untuk
Pendidikan kegiatan seperti pelatihan mengembangkan model-
3. Guru hanya fokus atau seminar dan selalu model yang inovatif
menyampaikan materi yang berusaha mengupdate 3. Mengembangkan model
akan diajarkan, sehingga perkembangan zaman terkait pembelajaran yang sudah
pembelajaran hanya model-model pembelajaran ada disesuaikan dengan
berpusat pada guru. inovatif agar tidak lagi karakteristik materi dan
4. Guru menggunakan metode menggunakan model siswa
ceramah dalam pembelajaran yang monoton
menyampaikan materi, melainkan mampu
sehingga pembelajaran mengembangkan model
menjadi menoton dan tidak pembelajaran yang kreatif,
menyenangkan menyenangkan, serta dapat
memotivasi siswa dalam
belajar. Selain itu, guru juga
dapat mengkreasikan
pembelajaran yang sudah
ada disesuaikan dengan
karakteristik materi dan
siswa dengan menggunakan
pemanfaatan TIK seperti
membuat bahan ajar, media
pembelajaran, dan
sebagainya.
5. Materi terkait literasi 1. Terbatasnya 1. Guru belum membiasakan Keterampilan literasi 1. Literasi numerasi pada
numerasi, advanced pemahaman guru siswa dengan soal-soal numerasi secara eksplisit pembelejaran sekolah
material, terkait materi berbasis literasi. diajarkan dalam matematika dasar dapat diterapkan
miskonsepsi, HOTS. literasi numerasi. 2. Siswa dominan mencari tetapi siswa diberikan melalui: (a). Jumlah
2. Penyampaian sumber materi dari internet kesempatan pelatihan guru
konsep materi bukan dari buku bacaan menggunakannya di luar matematika dan
yang keliru. sehingga ada miskonsepsi kurikulum matematika dan nonmatematika; (b).
3. Pembelajaran di dalam sumber belajar. di berbagai situasi. Hal ini Jumlah pembelajaran
kelas belum 3. Beberapa siswa kemampuan sejalan dengan penerapan matematika berbasis
berbasis HOTS. bertanya sudah muncul soal HOTS dalam permasalahan dan
tetapi belum pembelajaran. Ada kalanya pembelajaran matematika
menggambarkan tingkat satu soal HOTS mengukur berbasis proyek; (c).
berpikir kritis. kemampuan berpikir tingkat Jumlah pembelajaran
4. Secara umum Guru belum tinggi siswa dalam berbagai nonmatematika yang
mengintegrasikan tingkat lintas kurikulum. Untuk melibatkan unsur literasi
berpikir tinggi dalam mendukung literasi numerasi; (d). Nilai
(HOST) dalam RPP. numerasi, penerapan soal matematika peserta didik;
Misalnya: Dalam tujuan HOTS dalam pembelajaran dan (e) nilai matematika
pembelajaran dan matematika dipandang perlu. dalam
Penilaian). Dengan demikian, PISA/TIMSS/INAP.
penguasaan konsep HOTS 2. Guru memiliki
dan kemampuan numerasi kemampuan dalam
yang baik, siswa akan membedakan antara
mampu menjelaskan sesuatu advance materials
secara menyeluruh dan dengan materi esensial
mendalam dengan cara serta kompetensi guru
berbeda sesuai dengan dalam memilah materi
konteksnya. berdasarkan kedalaman
materi.
3. Mengatasi Miskonsepsi
Siswa Melalui Model
Pembelajaran Children
Learning in Science
(CLIS).
4. Kegiatan pelaksanaan
pembelajaran berbasis
HOTS menekankan pada
pembelajaran berpusat
pada peserta didik atau
dikenal dengan istilah
student center learning
(SCL).

6. Pemanfaatan Guru masih belum 1. Kemampuan guru dalam Upaya yang dapat dilakukan 1. Sekolah harus
teknologi/ inovasi optimal menggunakan teknologi apabila kurangnya fasilitas menyediakan fasilitas
dalam pembelajaran. menggunakan masih terbatas TIK di sekolah dasar yaitu TIK
pemanfaatan 2. Guru tidak memiliki bagaimana pemerintah serta 2. Guru harus selalu
teknologi dalam pengetahuan tentang TIK satuan pendidikan memiliki dibimbing agar terbiasa
pembelajaran seperti dan tidak ada kemauan peran dalam menyiapkan dalam menggunakan
penggunaan untuk memanfaatkan TIK dan memenuhi fasilitas TIK teknologi
proyektor, computer, 3. Guru kurang percaya diri yang mendukung proses 3. Guru juga harus
dan aplikasi belajar dan takut gagal mengajar pembelajaran serta sekolah dibimbing dalam
lainnya. melalui penggunaan TIK harus menyediakan menggunakan aplikasi
4. Guru belum menguasai anggaran untuk mengadakan belajar dan aplikasi
teknik dan tata cara dan perawatan fasilitas TIK. penilaian
memberikan materi Upaya yang bisa dilakukan 4. Memberikan pemahaman
menggunakan PPT atau juga untuk mengatasi dan membantu guru
video pembelajaran pemanfaatan TIK dalam dalam membuat media
5. Guru belum optimal pembelajaran karena pembelajaran seperti
menggunakan aplikasi kurangnya pemahaman dan video dan ppt.
belajar seperti google kompetensi digital guru
classroom, quizizz, serta dapat dilakukan dengan (1)
aplikasi penilaian dalam Menugaskan guru untuk
pembelajaran mengikuti kegiatan
6. Tidak adanya atau susahnya pelatihan, penataran,
sumber tenaga listrik seminar, ataupun workshop
terkait TIK; (2)
Melaksanakan sosialisasi
terkait TIK untuk semua
guru dengan mendatangkan
narasumber ahli; (3) Melatih
guru dengan membiasakan
penggunaan strategi dan
metode berbasis TIK dalam
kegiatan pembelajaran yang
dilakukan; dan (4)
Melakukan studi banding
terhadap sekolah lain yang
telah maju dalam
penggunaan TIK.
Daftar Pustaka

Saadati, Baiq Arnika dan Sadli, Muhammad. (2019). Analisis Pengembangan Budaya Literasi dalam Meningkatkan Minat Membaca Siswa di
Sekolah Dasar. Malang. Terampil: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Dasar.
Putri, Dita Yohanika. (2012). Motivasi Belajar Anak Berkebutuhan Khusus: Studi Kasus di Sekolah Penyelenggaraan Inklusi. Malang. Repositori
Universitas Negeri Malang.
Susanto, Ahmad. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Rawamangun – Jakarta. Fajar Interpratama Mandiri.
Santyasa, I. W. (2007). Model-model pembelajaran inovatif. Universitas Pendidikan Ganesha.
Hartami, Y., & Kaltsum, H. U. (2020). Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran Abad 21 Di Sekolah Dasar. (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Huda, S. M. 2018. Kerjasama Guru dan Orang Tua dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.
Sumatra.
Ismafitri, R., Alfian, M., & Kusumaningrum, S. R. Karakteristik HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya Dengan Kemampuan Literasi
Numerasi di Sekolah Dasar. Jurnal Riset Internasional Pendidikan (JRIP), Vol 4(1), 49-55.
Diana, I. N. & Susilo, H. (2020). KERJASAMA ORANG TUA DAN GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI
KELOMPOK BERMAIK MAMBAUL ULUM. Jurnal Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah, 9(2), 87-93.
Perdana, R. & Suswandari, M. (2021). Literasi Numerasi Dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar. Absis: Mathematics
Education Journal, 3(1), 9-15.
Saputra, H., Halim, A., & Khaldun, I. (2013). Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Melalui Model Pembelajaran Children Learning in Science
(CLIS) Berbasis Simulasi Komputer pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 1(1), 12-21.
Kiswara, A. B. ANALISIS PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS PADA PROGRAM KEAHLIAN OTOMATISASI TATA KELOLA
PERKANTORAN SMK NEGERI DI KOTA SURAKARTA. JIKAP (Jurnal Informasi Dan Komunikasi Administrasi Perkantoran), 3(3), 46-52.
Nandi, N., Murtianto, H., Pamungkas, T. D., Putri, I. M., & Wijaya, M. A. PERSEPSI GURU TERHADAP PENGUASAAN ADVANCE
MATERIALS UNTUK PEMBELAJARAN GEOGRAFI. Jurnal Geografi Gea, 20(2), 94-104.
Nama Anggota Kelompok:
1. Mursida (210407511008)
2. Devi Ledianti (210407512040)
3. Nurul Amalia (210407511020)

Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas Tinggi

Anda mungkin juga menyukai