Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus
membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih
ditentukan oleh instingnya, sedangkan manusia hidup dengan menggunakan akal yang
dimilikinya untuk berperilaku. Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan, yang didapat dari pendidikan formal maupun non
formal. Ilmu pengetahuan muncul karena adanya pengalaman manusia ketika ia
mendapatkan pengetahuan tertentu melalui proses yang khusus. Kemampuan berpikir
atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya mampu mengembangkan
pengetahuan. Salah satu syarat pokok suatu ilmu yakni harus memiliki objek tertentu
yang mana objek tersebut dijadikan sasaran penelitian dari ilmu pengetahuan. Ilmu
pendidikan juga tentunya memiliki karakter atau sifat yang menjadi ciri dari ilmu
pendidikan itu sendiri.
Menurut A. Susanto (2010: 105) suatu pengetahuan itu termasuk ilmu atau
pengetahuan ilmiah apabila pengetahuan itu dan cara memperolehnya telah memenuhi
syarat tertentu. Apabila syarat-syarat itu belum terpenuhi, maka suatu pengetahuan dapat
digolongkan dalam pengetahuan lain yang bukan ilmu. Adapun syarat-syarat suatu
pengetahuan termasuk ilmu atau pengetahuan ilmiah adalah dasar pembenaran, sifat
sistematis, dan intersubyektif. Ilmu pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan
tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. Oleh karena pengetahuan yang
dihasilkan riset tersebut disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan, maka ilmu
pendidikan dapat pula dibataskan sebagai sebuah usaha sistem konsep pendidikan yang
dihasilkan melalui riset.
Objek formal ilmu berkenaan dengan bidang yang menjadi keseluruhan ruang
lingkup garapan sebuah ilmu. Sedangkan objek material objek material ilmu berkenaan
dengan aspek-aspek yang menjadi garapan penyelidikan langsung ilmu yang
bersangkutan. Dapat terjadi bahwa sekelompok cabang ilmu mempunyai objek formal
yang sama namun mempunyai objek material yang berbeda.

1
Berdasarkan latar belakang diatas penulis menganalisis dalam bentuk makalah yang
berjudul “Objek formal dan objek material ilmu pendidikan ”

B. Rumusan masalah
1. Objek formal ilmu pendidikan

a. Apa pengertian maha luas tentang pendidikan ?

b. Apa pengertian sempit tentang pendidikan ?

c. Apa pengertian luas terbatas tentang pendidikan ?

2. Objek material ilmu pendidikan

a. Apa Pendidikan sebagai sebuah sistem ?

b. Apa Pendidikan seumur hidup ?

C. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian maha luas tentang pendidikan.

2. Untuk mengetahui pengertian sempit tentang pendidikan.

3. Untuk mengetahui pengertian luas terbatas tentang pendidikan


4. Untuk mengetahui Pendidikan sebagai sebuah sistem
5. Untuk mengetahui pendidikan seumur hidup

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Objek Formal Ilmu Pendidikan
A. Pengertian Maha Luas Tentang Pendidikan
Objek formal ilmu pendidikan adalah pendidikan, dalam pengertian maha luas,

pendidikan sama dengan hidup. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang

mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Pendidikan adalah pengalaman belajar.oleh

karena itu, pendidikan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap

orang sepanjang hidupnya. Dalam pengertian yang maha luas pendidikan berlangsung

tidak dalam batas usia tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hidup, sejak lahir hingga

mati. Dengan demikian, tidak ada batas waktu berlangsungnya pendidikan. Pendidikan

berlangsung pada usia balita, usia anak, usia remaja, usia dewasa, atau seumur hidup

manusia itu sendiri.

Selain itu pendidikan dalam pengertian maha luas, tempat berlangsungnya

pendidikan tidak terbatas dalam satu jenis lingkungan hidup tertentu dalam bentuk

sekolah, tetapi berlangsung dalam segala bentuk lingkungan hidup manusia. Disamping

tidak ada batas waktu dan tempat dalam pengertian maha luas, pendidikan pun tidak

terbatas pula dalam bentuk kegiatannya. Pendidikan sebagai pengalaman belajar

mempunyai bentuk, suasana, dan pola yang beraneka ragam. Misalnya, pengalaman

belajar berlangsung sewaktu berjalan sendiri di suatu tempat, pengalaman belajar

sewaktu mendapat musibah, pengalaman belajar sewaktu berteman dengan seseorang,

dan sebagainya.

Kemahaluasan pengertian pendidikan tersirat pula tujuan pendidikannya. Setiap

pengalaman belajar dalam hidup dengan sendirinya terarah kepada pertumbuhan. Tujuan

3
pendidikan tidak berada di luar pengalaman belajar, tetapi terkandung dan melekat

didalamnya. Misi atau tujuan pendidikan yang tersirat dalam pengalaman belajar

memberi huikmah tertentu bagi pertumbuhan seseorang. Dengan demikian, pendidikan

sebagai keseluruhan pengalaman belajar dalam hidup berada dalam harmoni dengan cita-

cita yang diharapkan oleh kebudayaan hidup. Ditinjau dari tujuannya, pendidikan dalam

arti luas adalah pertumbuhan. Oleh karena itu setiap pengalaman belajar tersirat tujuan

pendidikan tertentu, dan pengalaman belajar yang sama tidak selamanya mempunyai

tujuan yang memberikan hikmah yang sama bagi setiap orang.

Ivan Illich berpendapat bahwa suatu system pendidikan yang baik harus

mempunyai tiga tujuan, yaitu :

1. Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah

memperoleh sumber belajar pada setiap saat.

2. Memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka

kepada orang lain dapat dengan mudah melakukannya, demikian pula bagi

yang ingin mendapaktannya.

3. Menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.

B. Pengertian sempit tentang pendidikan


Pengertian sempit pendidikan adalah sekolah atau persekolahan. Sekolah adalah

lembaga pendidikan formal sebagai salah satu hasil rekayasa dari peradaban manusia,

disamping keluarga, dunia kerja, Negara dan lembaga keagamaan. Sekolah sebgai

hasil rekayasa manusia diciptakan untuk menyelenggarakan pendidikan, dan

penciptaannya berkaitan erat dengan penguasaan bahasa tertulis dalam masyarakat,

yang berkembang makin sistematis dan berkembang. Dalam arti sempit pendidikan

tidak berlangsung seumur hidup, tetapi berlangsung dalam jangka waktu yang

4
terbatas, Ivan Illich menyebutkan age-specific yaitu pada masa anak dan remaja.

Masa pendidikan adalah masa sekolah yang keseluruhannya mencakup masa belajar

di taman kanak-kanak sampai dengan Perguruan tinggi.

Pendidikan tidak berlangsung di mana pun dalam lingkungan hidup, tetapi di

tempat tertentu yang telah ditentukan dan direkayasa untuk khusus berlangsungnya

pendidikan. Pendidikan adalah sekolah, yang biasanya berbentuk kelas tempat belajar

sebagai hasil rekayasa manusia, dan pendidikan merupakan rekayasa pengembangan

kemampuan sebagai persiapan menjalani tugas-tugas hidup dalam masyarakat.

Bentuk-bentuk kegiatan pendidikan berorientasi pada isi pendidikan yang terprogram

dalam bentuk sebuah kurikulum. Bahan-bahan ajaran dan kegiatan belajar mengajar

sudah ditetapkan sebelum berlangsungnya proses pendidikan. Kegiatan pendidikan

sudah terjadwal habis sepanjang masa belajar yang berlangsung di suatu sekolah.

Tujuan pendidikan dalam artian sempit tidak melekat bersatu dalam setiap

proses pendidikan, tetapi dirumuskan sebelum proses pendidikan berlangsung,

dengan demikian di luar proses pendidikan. Selain itu, rumusannya membatasi diri

pada penguasaankemampuan-kemampuan tertentu yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas-tugas hidup di kemudian hari. Pendidikan ditinjau dari segi

tujuannya merupakan penyiapan seseorang untuk dapat memainkan peranan secara

tepat dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya.

Skinner dalam Beyond Freedom and Dignity antara lain menyatakan :

pengaruh-pengaruh lingkungan membentuk kita menjadi seperti apa yang ada

sekarang ini. Skinner juga mengatakan bahwa manusia dikontrol oleh lingkungan dan

sebagian besar lingkungan membentuk manusia seperti apa yang dapat dicapai

5
sekarang ini. Pengajaran di sekolah harus dikelola secara terprogram berdasarkan

berdasarkan prinsip-prinsip dan prosedur ilmiah. Sehubungan dengan hal itu guru

memiliki peranan pentinguntuk menentukan dalam mengarahkan proses belajar,

tetapi berperan juga dalam merancang dan mengontrol proses belajar. Apabila guru

dapat melaksanakannya secara efisien dan efektif di dalam merekayasa kegiatan

pengajaran di sekolah maka dengan sendirinya akan berlangsung proses belajar yang

efisien dan efektif sehingga pada akhirnya terwujudlah pola tingkah laku yang

diharapkan.

C. Pengertian luas terbatas tentang pendidikan


Definisi maha luas tentang pendidikan antara lain mengandung kelemahan

tidak dapat menggambarkan dengan tegas batas-batas pengaruh pendidikan dan

bukan pendidikan terhadap pertumbuhan individu. Dalam definisi sempit tentang

pendidikan antara lain terletak pada sangat kuatnya campur tangan pendidik dalam

proses pendidikan sehingga proses pendidikan lebih merupakan kegiatan mengajar

daripada kegiatan belajar yang mengandung makna pendidik mempunyai otoritas

sangat kuat. Definisi alternatif adalah definisi dialektif yang mencoba memadukan

pengertian yang menjadi kekuatan pada pengertian maha luas dan sempit. Definisi

alternative merupakan definisi luas yang maknanya berisi berbagai macam

pengalaman belajar dalam keseluruhan lingkungan hidup, baik di sekolah maupun di

luar sekolah yang sengaja diselenggarakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Semangat definisi alternatif terdapat dalam definisi pendidikan menurut Undang-

undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, menyebutkan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi dirinya

6
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsadan Negara.

2. Objek Material Ilmu pendidikan


A. Pendidikan sebagai sebuah sistem
Pendidikan sebagai suatu sistem adalah suatu komponen yang saling berhubungan
secara teratur dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar peserta
didik dapat aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk
diri sendiri dan masyarakat. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan. Dalam bidang pendidikan mencangkup antara lain :
1. Kondisi faktual yaitu kondisi yang terjadi secara alamiah yang memiliki dua
kategori yaitu
a. Kondisi orang yang belajar
Kondisi orang yang belajar dapat diinjau melaui
 Bakat,
Bakat dibedakan menjadi dua yaitu bakat umum mencangkup intelegensi
kognitif yang terdiri dari penalaran induktif, pemahaman dan kefasihan
verbal, pemahaman hubungan-hubungan dalam ruang, keterampilan
manipulasi angka, dan penalaran bentuk sedangkan intelegensi emosional
meliputi pengendalian emosi, pengelolaan emosi, memotifasi diri,
pengenalan emosiorang lain dan penanganan hubungan hubungan sosial.
Selain bakat umum, juga terdapat bakat khusus yang meliputi mekanik,
numerik, music dsb.
 Hasil belajar
Kondisi faktual orang-orang belajar yang ditinjau dari hasil belajar yang
meliputi aspek kognitif yang terdiri dari ingatan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Selain aspek kognitif terdapat aspek
afektif yang terdiri dari kesadaran terhadap lingkungan, aktif
berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, internalisasi nilai-nilai,

7
terbentuknya sistem nilai, gaya hidupyang khas. Sedangkan aspek
keterampilan meliputi dasar, kejujuran, keahlian, dan profesional
 Kondisi fisik
kondisi lingkungan belajar meliputi fisik, biotis, sosial, spiritual,
teknologis.
2. Proses pendidikan
Proses pendidikan dapat ditinjau melalui
a. Satuan pendidikan
Pendidikan mikro merupakan satuan pendidikan terkecil yang mandiri
yang dibagi menjadidua yaitu sekolah sebagai satuan pendidikan dengan
Contoh : TK SD,SMP,SMA, SMK, PT, sedangkan satuan pendidikan
luar sekolah meliputi keluarga, kelompok bermain,dll.
 Pendidikan makro merupakan gabungan dari keseluruhan satuan
pendidikan mikro yang dikelola secara bersama untuk mencapai tujuan
bersama
 Lingkungan hidup merupakan satuan pendidikan yang ada dalam
lingkungan masyarakat contoh: gereja, kelompok pertemanan, paabrik,
dll.
b. Bentuk pendidikan merupakan suatu tempat atau lingkungan dimana anak
dapat menerima sesuatu yang berada di luar diri mereka. Bentuk pendidikan
meliputi proses transformasi dan proses belajar.
c. Kegiatan pendidikan
d. Jenis atau isi pendidikan merupakan sebuah proses atau serangkaian kegiatan
pendidikan yang tertuju untuk mengembangkansatu jenis aspek kepribadian
tertentu. Jenis atau isi pendidikan ada tiga yang meliputi :
 pendidikan kognitif yang merupakan jenis pendidikan yang
bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual dalam
mengenal lingkungan. Pendidikan kognitif dibagi menjadi dua
macam yaitu pendidikan intelektual seperti contoh ingatan,
pemahaman, penerapan, analisis. Sedangkan yang pendidikan

8
akademik seperti contoh ilmu-ilmu kealaman, ilmu tingkah laku
individu,ilmu-ilmu sosial.
 pendidikan afektif merupakan jenis pendidikan yang bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan menghayati nilai-nilai untuk
mengenali kegunaannya bagi hidup terhadap apa yang telah
pelajari secara langsung atau tidak langsung. Seperti contoh
pendidikan agama, susila,estetis, emosional, kewarganegaraaan
 pendidikan keterampilan merupakan jenis pendidikan yang
bertujuan mengembangakn kemampuan melakukan perbuatan-
peerbuatan secara tepat sehingga menghasilkan kinerja yang
standar. Dapat di bedakan sebagai berikut, pendidikan
keterampilan dasar, kejuruan, profesional, olahraga/kesehatan.
3. Kondis ideal
Kondisi ideal dibedakan dalam dua macam yaitu tujuan umum pendidikan tertuju
pada tujuan-tujuan hidup, sedangkan tujuan khusus pendidikan dapat dibedakan
menjadi empat yaitu: tujuan tak lengkap,tujuan sementara, tujuan institusional,dan
intruksional.
suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur masukan, unsur
proses usaha itu sendiri dan unsur hasil usaha. Pendidikan merupakan suatu sistem
yang mempunyai unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola
pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. PH Combs mengemukan
dua belas komponen pendidikan sebagai berikut :
1. Tujuan adalah fungsi mengarahkan kegiatan. Hal ini merupakan informasi apa
yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaannya
2. Peserta didik adalah fungsinya belajar diharapkan peserta didik mengalami proses
perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan
3. Pengelola pendidikan adalah mengkoordinasi, mengarahkan dan menialai sistem
pendidikan
4. Struktur adalah mengatur pembagian waktu dan kegiatan
5. Isi dan bahan pengajaran adalah mebgamarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran
yang harus dikuasai peserta didik

9
6. Guru dan pelaksanaan adalah menyediakan bahan pelajaran dan
menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik
7. Alat bantu belajar adalah fungsi membuat proses pendidikan yang lebih menarik
dan bervariasi
8. Fasilitas adalah untuk tempat terjadinya proses pembelajaran
9. Teknologi adalaah untuk memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses
pendidikan
10. Pengawasan mutu adalah fungsi membina pengaturan dan standar pendidikan
11. Penelitian adalah untuk meperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan
12. Biaya adalah untuk memperlancar proses pendidikan.
a. Komponen-komponen dalam sistem pendidikan
Dalam usaha memenuhi pendidikan sebagai suatu sistem berikut adalah penjelasan
tentang beberapa komponen penting yaitu :
1. Dasar pendidikan
Dasar pendidikan diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan titik tolak untuk
memikirkan masalah-masalah pendidikan atau titik tolak untuk melakukan
kegiatan-kegiatan pendidikan.
2. Tujuan pendidikan
Pendidikan mempunyai tujuan apa yang di cita-citakan dari setiap mendidik.
Langeveld membedakan macam-macam tujuan pendidikan sebagai berikut:
 Tujuan umum
 Tujuan khusus
 Tujusn tidak lengkap
 Tujuan sementara
 Tujuan isidental
 Tujuan intermedier
3. Isi pendidikan
Isi pendidikan adalah bahan-bahan atau materi pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik agar dapat mencapai tujuan

10
4. Metode pendidikan
Metode atau cara bagaimana mendidik agar kelak dapat memilih dan
menggunakan metode yang tepat sesuai tujuan dan kondisi-kondisi pendukung
5. Alat pendidikan
Sebagai berbagai situasi dan kondisi tindakan dan perlakuan tingkah laku dan
perbuatan serta segala sesuatu yang diadakan dengan sengaja dan terencana yang
langsung dan tidak langsung
6. Terdidik
Individu yang dijadikan sasaran kegiatan pendidikan agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan
7. Pendidik
Pendidik pada hakekatnya bertanggung jawab peuh dalam proses pendidikan agar
mengarah pada tujuan pendidikan

Menurut Zahar idris pendidikan nasional sebagai suatu sistem adalah karya
manusia yang terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai hubungan
fungsional dalam rangka membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan
tingkah laku seseorang. Pendidikan tetap merupakan salah satu bentuk kegiatan
kehidupan manusia yang berawal dari hal yang bersifat actual menuju pada hal-hal
yang ideal. Hal-hal yang bersifat actual berkenaan dengan kondisi-kondisi yang telah
ada pada peserta didik dan lingkungan tempat berlangsungnya kegiatan belajar.
Kegiatan pendidikan adalah kegiatan yang menjembatani antara kondisi-kondisi actual
dengan kondisi ideal. Proses-proses pendidikan antara lain berupa I ndividualisasi atau
personalisasi atau proses yang tertuju untuk menjadi seseorang individu atau diri
pribadi. Sosialisasi atau proses yang tertuju untuk menjadi anggota masyarakat yang
diidamkan, enkulturasi atau proses yang dituju untuk memiliki cara-cara hidup yang
diharapkan oleh suatu masyarakat. Profesionalisasi atau proses yang dituju menjadi
tenaga kerja yang profesional. Civilisasi atau proses yang tertuju untuk menjadi warga
Negara yang baik. Habituralisasi atau proses yang tertuju untuk memiliki kebiasaan-
kebiasaan yang tepat. Humanisasi atau proses yang tertuju untuk menjadi manusia
seutuhnya. Proses-proses tersebut berlangsung dalam bentuk-bentuk kegiatan
pendidikan berupa bimbingan, pengajaran dan latihan. Menurut Artur J. Jones

11
bimbingan adalah bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain untuk
menentukan pilihan-pilihan dan penyesuaian diri peserta didik dalam memecahkan
masalah yang sedang dihadapi.

Jenis-jenis pendidikan merupakan isi program dalam proses dan kegiatan


pendidikan yang berlangsung dalam sebuah satuan pendidikan di sekolah atau diluar
sekolah. Proses pendidikan berlangsung sepanjang hidup sejak lahir hingga meninggal
oleh karena itu proses pendidikan apabila ditinjau dari tahap-tahap perkembangannya
dapat dibedakan menjai lima tahap yaitu :

1. Pendidikan balita yaitu pendidikan yang terdiri atas kegiatan-kegiatan melindungi dan
mengasuh anak sejak lahir sampai dengan kurang lebih berusia dua tahun, sehingga
tumbuh sehat
2. Pendidikan kanak-kanak yaitu pendidikan yang terdiri atas kegiatan-kegiatan
mengembangkan kebiasaan berbahasa, berpikir, mengenali diri dan lingkungan
sekelilingnya pada anak berusia kurang lebih dua sampai enam tahun.
3. Pendidikan anak sekolah yaitu pendidikan yang terdiri atas kegiatan-kegiatan
memperluas dan eningkatkan kehidupan lingkungan sosial dan kepercayaan diri pada
anak berusia kurang lebih enam sampai dengan dua belas tahun.
4. Pendidikan remaja yaitu pendidikan yang terdiri atas kegiatan-kegiatan memperkokoh
kepribadian anak berusia kurang lebih tiga belas tahun sampai dengan dipandang
dewasa (22 tahun) sehingga mampu mandiri secara fisik, intelektual, sosial, dan
emosional.
5. Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang terdiri atas kegiatan-kegiatan
menambah,menyempurnkan dan memperluas kemampuan orang dewasa agar dapat
melaksanakan dan menikmati tugas hidupnya secara lebih lengkap.
B. Pendidikan seumur hidup

Pendidikan seumur hidup atau life long education adalah sebuah system konsep-konsep
pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung dalam seluruh kehidupan manusia. Dalam kerangka kerja teoritis dan oprasional
pendidikan seumur hidup memiliki tiga tahap antara lain :
1) Komponen-komponen hidup, yang meliputi masyarat, individu, dan lingkungan fisik

12
2) Seumur hidup yang meliputi tahap perkembangan balita, kanak-kanak, masa sekolah,
remaja, dewasa yang saling berkaitan dengan peranan-peranan hidup umum dan unik
sehingga dapat mengembangkan aspek fisik, social, mental, dan emosional
3) Pendidikan : pencapaian perkembangan dan perubahan melalui hidup melalui landasan-
landasan pendidikan yang dikelola dengan cara komunikasi verbal, non-verbal, alat bantu
belajar dsb, untuk mengetahui isi pendidikan pengetahuan dalam bidang studi yang
berbeda dan mencangkup stok budaya pengetahuan manusia serta pengembangan
pengetahuan baru dan yang using. Selain itu, dalam pendidikan mempelajari sosiologis,
ekonomik,politik, demografis, ekologis, filosofis, biologis, dan psikologis.
Sistem dalam pendidikan seumur hidup secara oprasional mencangkup komponen-
komponen (1) tujuan-tujuan pendidikan seumur hidup, (2) ansumsi yang mendasari
pendidikan seumur hidup, (3) prinsip membimbing untuk pengembangan system pendidikan
seumur hidup, (4) bentuk bentuk belajar yang terdiri atas pendidikan umum yang berlangsung
secara formal dan informal dan pendidikan professional yang berlangsung secara formal dan
non formal.
Perpaduan Antara keempat komponen tersebut membuat system belajar di rumah,
sekolah dan masyarakat yang mana system tersebut membentu 2 komponen yaitu manajemen
pendidikan dan teknologi pendidikan yang mempunyai hubungan fungsional. Selain itu,
manajemen pendidikan mencangkup sub-sub komponen (1) perencanaan, (2) system
pendidikan menurut tahap perkembangan (jenjang pendidikan) dan aspek-
aspekpengembangan jenis pendidikan, (3) organisasi, (4) administrasi, (5) keuangan, (6)
pemasukan tenaga kependidikan, (7) system evaluasi dan (8) penelitian. Sedangkan dalam
teknologi pendidikan berkenaan dengan (1) tujuan-tujuan pendidikan berdasarkan jenjang dan
jenis pendidikan, (2) perencanaaan, pelaksanaan,dan evaluasi kurikulum, (3) strategi dan
proses-proses belajar yang tercakup belajar permulaan, belajar bersama, belajar mandiri dan
individual, (4) evaluasi yang tercakup didalamnya evaluasi eksternal,internal dan sendiri ,(5)
bimbingan serta (6) media dan bahan ajar.
Bidang pendidikan baik ditinjau dari pendidikan sebagai proses dinamis yang bergerak
dari kondisi factual menuju kondisi ideal maupun dari konsep pendidikan seumur hidup
menunjukkan bahwa bidang pendidikan tidak saja luas tetapi, juga kompleks karena banyak
aspek dan dimensinya. Apabila ditinjau dari objek materialnya ilmu pendidikan dibedakan

13
menjadi dua yaitu ilmu pendidikan makro dan ilmu pendidikan mikro. Ilmu pendidikan makro
mencangkup ilmu pendidikan administrative, ilmu pendidikan komparatif, ilmu pendidikan
historis dan ilmu pendidikan kependudukan. Sedangkan ilmu pendidikan mikro dibedakan
menjadi dua yaitu ilmu mendidik umum meliputi pedagogic teoritis, ilmu pendidikan
psikologis, ilmu pendidikan sosiologis, ilmu pendidikan antropologis, dan ilmu pendidikan
ekonomik dan ilmu mendidik khusus.
Dalam ilmu mendidik khusus dibedakan menjadi tiga yaitu ilmu persekolahan yang
meliputi ilmu administratif sekolah, ilmu administratif kelas dan ilmu kegiatan pendidikan
sekolah ; ilmu pendidikan luar sekolah yang meliputi pedagogic keluarga, pedagogic taman
kanak-kanak dan ilmu pendidikan masyarakat ; serta orthopedagogik yang meliputi
orthopedagogik fisik dan orthopedhagogik mental.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu pendidikan memberikan sumbangan bagi teori filsafat pendidikan dalam
menentukan kurikulum. Pengetahuan apa yang harus diberikan kepada peserta didik,
diajarkan di sekolah, dan bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut, bagitu
juga bagaiamana cara menyampaiakan pengetahuan tersebut. ilmu pendidikan ada dua
objek yang menjadi ruang lingkupnya, yaitu obbjek formal dan objek material. Objek
formal berkenaan bidang yang menjadi keseluruhan ruang lingkup garapan langsung riset
pendidikan. Sedangkan objek material berkenaan dengan aspek-aspek yang menjadi
garapan penyelidikan langsung suatu cabang ilmu.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan, penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan . maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas

15
Daftar Pustaka

Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Tentang pengertian pendidikan.

Mudyahardjo,Redja 2006.Filsafat Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

usanto, A. 2010. Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan

Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara.

16

Anda mungkin juga menyukai