Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MATA KULIAH : BIOLOGI UMUM

JUDUL PRAKTIKUM : UJI BORAKS PADA MAKANAN

DOSEN PENGAMPU : Dr.ASWARINA NASUTION ,M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

 ASTI ELRAIDA PURBA 4213121021


 JANTRI SYAH PUTRA SEMBIRING 4212321002
 LORIANA NABABAN 4212421017
 MARLINDA MANALU 4212421006
 PUTRY RAHAYU 4211121032
 PUTRI SIHOMBING 4213321001
 RENI RIANI 4212421004

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

KELAS : PSPF 21 C

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
I . Judul : Uji Boraks Pada Makanan

II. Tujuan :

1. Mengidentifikasi adanya boraks pada makanan seperti tahu,bakso,mie kuning,pempe


2. Mengidentifikasi bahaya boraks pada makanan bagi kesehatan tubuh

III. Tinjauan Teoritis

Boraks adalah zat pengawet yang banyak digunakan dalam industri pembuatan
taksidermi, insektarium dan herbarium, tapi dewasa ini orang cenderung menggunakannya
dalam industri rumah tangga sebagai bahan pengawet makanan. Namun banyak masyarakat
yang salah pengguanaan boraks sebagai pengawet makanan, dan pemutih hanya karena
kebutuhan pribadi misalanya penjual makanan untuk makanan lebih awet penjual
menambahkan boraks atau industri makanankemasan tertentu agar produk yang mereka
hasilkan tahan lebih lama dipasaran (Tumbel, 2010).

Penggunaan boraks dapat mengganggu daya kerja sel dalam tubuh manusia sehingga
menurunkan aktivitas organ, oleh karena itu penggunaan bahan pengawet ini sangat dilarang
oleh pemerintah khususnya Departemen Kesehatan karena dampak negatif yang ditimbulkan
sangat besar (Tumbel, 2010).

Pada tahun 2002, masyarakat dikejutkan oleh adanya penelitian dari Badan
Pengawasan Obat dan Makanan yang menemukan adanya kandungan zat pengawet
berbahaya seperti boraks dan formalin dalam bahan makanan jajanan seperti bakso, mie
basah dan ikan asin yang beredar di pasaran. Hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian di Kota
Palembang yang menunjukkan bahwa dari sejumlah sampel yang diteliti, persentase sampel
yang mengandung boraks adalah mie basah sebanyak 72%, bakso sebanyak 70% dan empek-
empek sebanyak 35%(Tumbel, 2010).

Pada tanggal 10 September 2009 BPOM menemukan adanya boraks pada jajanan
sekolah seperti pada pempek, bakso, tahu dan kerupuk. Didapatkan hasil penelitian, sebagian
mengandung bahan kimia berbahaya dan hampir 50% tidak memenuhi syarat mutu dan
keamanan.

Oleh karena itu penambahan boraks pada makanan dan jika dikonsumsi dalam jangka
panjang akan memberikan efek fatal kepada manusia. Sehingga di perlukan kehati-hatian
dalam memilih makanan supaya terhindar dari konsumsi bahan makanan berbahaya seperti
boraks.

Penyalahgunaan Boraks pada Makanan

Boraks meskipun bukan pengawet makanan sering pula digunakan sebagai pengawet
makanan, selain sebagai pengawet, bahan ini berfungsi pula mengenyalkan makanan.
Makanan yang sering ditambahakan boraks diantaranya adalah bakso, sosis, nugget, mie,
kerupuk dan lontong. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan-kekenyalan
bakso khas yang berbeda dari bakso yang menggunakan banyak daging. Kerupuk yang
mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, tekstur bagus dan renyah.
Ikan basah yang tidak rusak selama 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan
tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin. Tahu yang berbentuk bagus,
kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada
suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin. Mie basah biasanya lebih awet sampai
2 hari pada suhu kamar 25°C, berbau menyengat, kenyal, tidak lengket, dan agak mengkilap
(Yuliarti, 2007)

Pengujian kandungan boraks pada makanan dapat dilakukan dengan ekstrak kunyit. Ekstrak
kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak kunyit tersebut
mengandung senyawa kurkumin. Kurkumin dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada
makanan karena kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan
mengikatnya menjadi kompleks warna rosa atau yang biasa disebut dengan senyawa boron
cyano kurkumin kompleks. Maka, ketika makanan yang mengandung boraks di tetesi oleh
ekstrak kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan.
IV . Alat dan Bahan

Tabel Alat

No Nama alat Spesifikasi Jumlah

1 Pipet tetes 1

2 Sendok makan - 2

3 Wadah - 1

Tabel Bahan

No Nama bahan Spesifikasi Jumlah


1 Sampel Tahu - 1 buah
2 Sampel pempe - 1 potong
3 Sampel mie kuning - Secukupnya
4 Sampel bakso - 3 buah bakso kecil

5 Larutan kunyit - Secukupnya


6 Larutan buah naga - Secukupnya
7 Larutan ubi ungu Secukupnya

V.Prosedur Kerja

No Prosedur kerja Gambar pengamatan


1 Siapkan alat dan bahan yang
diperukan dalam praktikum
2 Bakso kita lumatkan lalu
angin-anginkan, lalu tetesi
bakso tersebut dengan air
kunyit, air buah naga, dan air
ubi ungu.

3 Biarkan selama kurang lebih


lima menit.

4 Amati warna yang nampak


pada bakso yang ditetesi air
kunyit, air buah naga, dan air
ubi ungu. Lakukan dengan
cara yang sama pada pempek
ikan dan mie kuning

5 Catat hasil pengamatan dan


simpulkan
VI. Hasil Praktikum

Tabel Pengamatan Uji Boraks

N Bahan Kunyit Buah Naga Ubi ungu


o
1 Bakso

Perubahan warna :
Perubahan warna: Perubahan warna
(ungu buah naga)
(kuning kunyit) (Ungu ubi)
Negatif terhadap Negative terhadap
Negative terhadap indikator
indikator indikator
2 Pempe
k

Perubahan warna:
Kuning kunyit Perubahan warna :
Ungu buah naga Perubahan warna
Negative terhadap Negative terhadap indikator Ungu ubi
indikator Negative terhadap
indikator
3 Tahu
putih
Perubahan warna :
Kuning kunyit Perubahan warna Perubahan warna
Ungu buah naga Ungu ubi
Negative terhadap Negative terhadap indikator Negative terhadap
indikator indikator
4 Mie
Kuning

Perubahan warna
Perubahan warna
(Merah kecokelatan)
(Ungu pudar (merah muda) Perubahan warna
Positif mengandung
Positif mengandung boraks (hijau)
boraks
Positif
mengandung
boraks

VII. Pembahasan

a) Sampel yang mengandung boraks apabila diuji dengan menggunakan indikator


kunyit akan berubah warna dari kuning menjadi merah kecoklatan.

b) Sampel yang mengandung boraks apabila diuji dengan menggunakan indikator buah
naga akan berubah warna dari ungu kemudaan menjadi merah muda (ungu pudar)

c) Sampel yang mengandung boraks apabila diuji dengan menggunakan indikator ubi
ungu akan berubah warna dari ungu menjadi hijau .

Pada percobaan yang kami lakukan pada bakso, empek-empek dan tahu ,hasil yang kami
dapatkan adalah negatif karena tidak ada perubahan warna yang terjadi dalam larutan kunyit,
buah naga, maupun pada ubi ungu.
Sedangkan untuk percobaan pada mie kuning, hasil yang kami dapatkan positif saat
menggunakan larutan kunyit,larutan buah naga, dan ubi ungu karena adanya perubahan
warna. Saat menggunakan larutan kunyit menjadi merah kecoklatan dan menggunakan
larutan ubi ungu menjadi agak kehijauan tetapi menggunakan larutan buah naga hasilnya
negatif karna warna yang dihasilkan adalah merah mbegitu juga menggunakan larutan buah
naga hasilnya positif karena warnanya berubah menjadi ungu pudar atau merandeati merah
muda.

VIII. KESIMPULAN

Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas,
pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industri keramik. Di masyarakat luas boraks sering
disalahgunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah,
lontong, bakso dan produk makanan lainnya. Akibat mengkonsumsi boraks dalam makanan
lama-kelamaan akan terakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah,
kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan. (Anggara, 2011).
a) Sampel yang mengandung boraks apabila diuji dengan menggunakan indikator kunyit
akan berubah warna dari kuning menjadi merah kecoklatan.

b) Sampel yang mengandung boraks apabila diuji dengan menggunakan indikator buah
naga akan berubah warna dari ungu kemudaan menjadi ungu pudar atau merah muda.

c) Sampel yang mengandung boraks apabila diuji dengan menggunakan indikator ubi
ungu akan berubah warna menjadi hijau.
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Aghnan Yarits. 2011. Bahan Pengawet dan Penyedap dalam Makanan (BORAKS,
FORMALIN, DAN MSG), (online).
(https://aghnan354.wordpress.com/ilmu-pengetahuan/bahan-pengawet-dan-penyedap-dalam-
makanan-boraks-formalin-dan-msg/. Diakses 25 Maret 2015)

Hartati, F. K. (2017). Analisis Boraks Dengan Cepat, Mudah Dan Murah. Jurnal Teknologi
Proses Dan Inovasi Industri, 2(1), 33–37. https://doi.org/10.36048/jtpii.v2i1.2827

Falahudin, I., Pane, E. R., Kurniati, N., Biologi, M. P., & Biologi, M. P. (2016). Uji
Kandungan Boraks Pada Pempek Lenjer Yang Dijual Di Kelurahan Pahlawan. Jurnal
Biota UIN Raden Fatah, 2(2), 143–150.

Anda mungkin juga menyukai