Anda di halaman 1dari 3

KONSEP DASAR ILMU PENDIDIK

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari
generasi kegenerasi dimanapun didunia ini. Setiap orang pada dasarnya pernah merasakan dan
mengalami pendidikan, tetapi tidak setiap orang mengerti kata pendidikan. Pengertian
pendidikan menjadi penting manakala kita dapat memungkiri bahwa dengan perkembangan
jaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak mengubah
pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut
sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Hanya saja, seiring dengan
kemajuan pendidikan terkadang konsep atau pengertian tersebut mungkin menjadi bias atau
kabur.
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam
perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi orang dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan
sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa
atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Praktek pendidikan akan dapat dilaksanakan dengan mantap, memiliki tujuan yang jelas,
ada kesesuaian isi kurikulum dengan kebutuhan anak dan kebutuhan masyarakatnya, terhindar
dari kesalahan-kesalahan sehingga efektif dan efisien cara-cara pelaksanaannya, hanya apabila
dilaksanakan dengan mengacu kepada suatu landasan pendidikan yang kokoh. Sebab itu,
sebelum melaksanakan praktek pendidikan, para pendidik – khususnya para calon pendidik –
perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan pendidikannya.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, landasan diartikan sebagaialas, dasar, atau
tumpuan .Mengacu dari arti landasan tersebut, asumsinya landasan adalah sebagai tumpuan,
sebagai pijakan untuk melangkah ke tahap yang lebih tinggi, lebih baik. Sedangkan pendidikan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memiliki arti proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam upaya mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan: proses, cara perbuatan mendidik
Pendidikan nasional sebagai wahana dan sarana pembangunan negara dan bangsa dituntut
mampu mengantisipasi proyeksi kebutuhan masa depan. Tuntutan tersebut sangat bergayut
dengan aspek-aspek penataan pendidikan nasional yang bertumpu pada basis kehidupan
masyarakat Indonesia secara komprehensif. Untuk kepentingan penataan pendidikan nasional
yang benar-benar merefleksi kehidupan bangsa maka sangat penting dunia pendidikan
berlandaskan religious, filosopis, sosilogis
berdasarkan sumber modul pada Kegiatan Belajar 1 PPGDJ menyatakan beberapa jenis landasan
pendidikan diantaranya :
1) Landasan religius pendidikan.
2) Landasan filosofis pendidikan.
3) Landasan ilmiah pendidikan.
4) Landasan hukum/landasan yuridis pendidikan
Landasan religius pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari ajaran agama
yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Agama berperan penting dalam kehidupan umat
manusia.Agama menjadi pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai
dan bermartabat.Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia maka
internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Seseorang yang memiliki ilmu, kepicikan terhadap suatu persoalan dapat dihindari,
diminimalisir, sekaligus mampu menepis sikap riya’ yang sangat merugikan diri sendiri
Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang
menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme,
Realisme, Pragmatisme, Pancasila, dsb. Landasan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan
ragam sebagaimana ragamnya aliran filsafat.Sebab itu, dikenal adanya landasan filosofis
pendidikan Idealisme, landasan filsofis pendidikan Pragmatisme, dsb. Contoh landasan filsafat
pendidikan: Penganut Realisme antara lain berpendapat bahwa ”pengetahuan yang benar
diperoleh manusia melalui pengalaman indra (penginderaan)”. Implikasinya, penganut Realisme
mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung misalnya melalui observasi, praktikum,
dan lainnya.
Landasan psikologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-
kaidah psikologi yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Contoh: “Setiap individu mengalami
perkembangan secara bertahap, adapun pada setiap tahap perkembangannya setiap individu
memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya”. Implikasinya, pendidikan
mesti dilaksanakan secara bertahap; tujuan dan isi pendidikan mesti disesuaikan dengan tahapan
dan tugas perkembangan individu/peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai