Anda di halaman 1dari 25

1.

ILMU DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari alima yalamu
yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya
dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam
bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan
dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu paada makna
yang sama. Untuk lebih memahami pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan
dikemukakan beberapa pengertian :
Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
Science is knowledge arranged in a system, especially obtained by
observation and testing of fact (And English readers dictionary)
Science is a systematized knowledge obtained by study, observation,
experiment (Websters super New School and Office Dictionary)
dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung arti
pengetahuan, tapi pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang tersusun secara
sistematis atau menurut Moh Hatta (1954 : 5) Pengetahuan yang didapat dengan
jalan keterangan disebut Ilmu.

Kedudukan Ilmu Menurut Islam

Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini
terlihat dari banyaknya ayat AL quran yang memandang orang berilmu dalam
posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi
dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Didalam Al quran , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780
kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari AL quran
sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat
menjadi ciri penting dariagama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi
Ghulsyani9(1995;; 39) sebagai berikut ;

Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al sunah mengajak
kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta
menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi
ALLah s.w.t berfirman dalam AL qur;an surat AL Mujadalah ayat 11
yang artinya:
ALLah meninggikan baeberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman
diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).dan
ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu
akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki
seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut ILmu ,dan Ilmu yang dimiliki
seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan ALLah
,sehingga akan tumbuh rasakepada ALLah bila melakukan hal-hal yang
dilarangnya, hal inisejalan dengan fuirman ALLah:
sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba hambanya hanyaklah
ulama (orang berilmu) ; (surat faatir:28)
Disamping ayat ayat Quran yang memposisikan Ilmu dan orang berilmu sangat
istimewa, AL quran juga mendorong umat islam untuk berdoa agar ditambahi
ilmu, seprti tercantum dalam AL quran sursat Thaha ayayt 114 yang artinya dan
katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu penggetahuan . dalam
hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah ilmu
,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal menekeankan pentingnya
membaca , sebagaimana terlihat dari firman ALLah yang pertama diturunkan
yaitu surat Al Alaq ayat 1sampai dengan ayat 5 yang artuinya:
bacalah dengan meyebut nama tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan Kamu dari segummpal darah .
Bacalah,dan tuhanmulah yang paling pemurah.
Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kala .
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.

Ayat ayat trersebut , jelas merupakan sumber motivasi bagi umat islam untuk
tidak pernah berhenti menuntut ilmu,untuk terus membaca ,sehingga posisi yang
tinggi dihadapan ALLah akan tetap terjaga, yang berearti juga rasa takut kepeada
ALLah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan
amal shaleh , dengan demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi denga
ilmu akan membuahkan amal ,sehingga Nurcholis Madjd (1992: 130) meyebutkan
bahwa keimanan dan amal perbuatan membentuk segi tiga pola hidup yang kukuh
ini seolah menengahi antara iman dan amal .
Di samping ayat ayat AL quran, banyak nyajuga hadisyang memberikan
dorongan kuat untukmenuntut Ilmu antara lain hadis berikut yang dikutip dari
kitab jaamiu Ashogir (Jalaludin-Asuyuti, t. t :44 ) :
Carilah ilmu walai sampai ke negri Cina ,karena sesungguhnya menuntut ilmu
itu wajib bagisetuap muslim(hadis riwayat Baihaqi).
Carilah ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya
menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim . sesungguhnya Malaikat akan
meletakan sayapnya bagi penuntut ilmu karena rela atas apa yang dia
tuntut (hadist riwayat Ibnu Abdil Bar).
Dari hadist tersebut di atas , semakin jelas komitmen ajaran Islam pada ilmu
,dimana menuntut ilmu menduduki posisi fardhu (wajib) bagi umat islam tanpa
mengenal batas wilayah,

Klarsfikasi Ilmu menurut ulama islam.

Dengan melihat uraian sebelumnya ,nampak jelas bagaimana kedudukan ilmu


dalam ajaran islam . AL quran telah mengajarkan bahwa ilmu dan para ulama
menempati kedudukan yang sangat terhormat, sementara hadis nabimenunjukan
bahwa menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Dari sini
timbul permasalahan apakah segala macam Ilmu yang harus dituntut oleh setiap
muslim dengan hukum wajib (fardu), atau hanya Ilmu tertentu saja ?. Hal ini
mengemuka mengingat sangat luasnya spsifikasi ilmu dewasa ini .
Pertanyaan tersebut di atas nampaknya telah mendorong para ulama untuk
melakukan pengelompokan (klasifikasi) ilmu menurut sudut pandang masingmasing, meskipun prinsip dasarnya sama ,bahwa menuntut ilmu wajib bagi setiap
muslim. Syech Zarnuji dalam kitab Taliimu AL Mutaalim (t. t. :4) ketika
menjelaskan hadis bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim menyatakan
:

Ketahuilah bahwa sesungguhya tidak wajib bagi setiap muslim dan


muslimah menuntutsegsls ilmu ,tetapi yang diwajibkan adalah menuntut
ilmu perbuatan (ilmu AL hal) sebagaimana diungkapkan ,sebaik-baik
ilmu adalah Ilmu perbuaytan dan sebagus bagus amal adalah menjaga
perbuatan.
Kewajiban manusia adalah beribadah kepeda ALLah, maka wajib bagi
manusia(Muslim ,Muslimah) untuk menuntut ilmu yang terkaitkan dengan tata
cara tersebut ,seprti kewajiban shalat, puasa, zakat, dan haji ,mengakibatkan
wajibnya menuntut ilmu tentang hal-hal tersebut . Demikianlah nampaknya
semangat pernyataan Syech Zarnuji ,akan tetapi sangat di sayangkan bahwa beliau
tidak menjelaskan tentang ilmu-ilmu selain Ilmu Hal tersebut lebih jauh di
dalam kitabnya.
Sementara itu Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin mengklasifikasikan
Ilmu dalam dua kelompok yaitu 1). Ilmu Fardu ain, dan 2). Ilmu Fardu Kifayah,
kemudian beliau menyatakan pengertian Ilmu-ilmu tersebut sebagai berikut :
Ilmu fardu ain . Ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, Maka
orang yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya, berartilah
dia sudah mengetahui ilmu fardu ain (1979 : 82)
Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak
dikesampingkan dalam menegakan urusan duniawi (1979 : 84)

dapat

Lebih jauh Al Ghazali menjelaskan bahwa yang termasuk ilmu fardu ain ialah
ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam,
sementara itu yang termasuk dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah
antara lain ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu
politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang dapat
membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan urusan dunia.
Klasifikasi Ilmu yang lain dikemukakan oleh Ibnu Khaldun yang membagi
kelompok ilmu ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Ilmu yang merupakan suatu yang alami pada manusia, yang ia bisa
menemukannya karena kegiatan berpikir.
2. Ilmu yang bersifat tradisional (naqli).

bila kita lihat pengelompokan di atas , barangkali bisa disederhanakan menjadi 1).
Ilmu aqliyah , dan 2). Ilmu naqliyah.
Dalam penjelasan selanjutnya Ibnu Khaldun menyatakan :
Kelompok pertama itu adalah ilmu-ilmu hikmmah dan falsafah.
Yaituilmu pengetahuan yang bisa diperdapat manusia karena alam
berpikirnya, yang dengan indraindra kemanusiaannya ia dapat sampai
kepada objek-objeknya, persoalannya, segi-segi demonstrasinya dan
aspek-aspek pengajarannya, sehingga penelitian dan penyelidikannya itu
menyampaikan kepada mana yang benar dan yang salah, sesuai dengan
kedudukannya sebagai manusia berpikir. Kedua, ilmu-ilmu tradisional
(naqli dan wadli. Ilmu itu secara keseluruhannya disandarkan kepada
berita dari pembuat konvensi syara (Nurcholis Madjid, 1984 : 310)
dengan demikian bila melihat pengertian ilmu untuk kelompok pertama
nampaknya mencakup ilmu-ilmu dalam spektrum luas sepanjang hal itu diperoleh
melalui kegiatan berpikir. Adapun untuk kelompok ilmu yang kedua Ibnu
Khaldun merujuk pada ilmu yang sumber keseluruhannya ialah ajaran-ajaran
syariat dari al quran dan sunnah Rasul.
Ulama lain yang membuat klasifikasi Ilmu adalah Syah Waliyullah, beliau adalah
ulama kelahiran India tahun 1703 M. Menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi ke
dalam tiga kelompok menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi kedalam tiga
kelompok yaitu : 1). Al manqulat, 2). Al maqulat, dan 3). Al maksyufat. Adapun
pengertiannya sebagaimana dikutif oleh A Ghafar Khan dalam tulisannya yang
berjudul Sifat, Sumber, Definisi dan Klasifikasi Ilmu Pengetahuan menurut Syah
Waliyullah (Al Hikmah, No. 11, 1993), adalah sebagai berikut :
1). Al manqulat adalah semua Ilmu-ilmu Agama yang disimpulkan dari
atau mengacu kepada tafsir, ushul al tafsir, hadis dan al hadis.
2). Al maqulat adalah semua ilmu dimana akal pikiran memegang
peranan penting.
3). Al maksyufat adalah ilmu yang diterima langsung dari sumber Ilahi
tanpa keterlibatan indra, maupun pikiran spekulatif
Selain itu, Syah Waliyullah juga membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua
kelompok yaitu : 1). Ilmu al husuli, yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat indrawi,
empiris, konseptual, formatif aposteriori dan 2). Ilmu al huduri, yaitu ilmu

pengetahuan yang suci dan abstrak yang muncul dari esensi jiwa yang rasional
akibat adanya kontak langsung dengan realitas ilahi .
Meskipun demikian dua macam pembagian tersebut tidak bersifat kontradiktif
melainkan lebih bersifat melingkupi, sebagaimana dikemukakan A.Ghafar Khan
bahwa al manqulat dan al maqulat dapat tercakup ke dalam ilmu al husuli

Apakah filsafat itu ?

Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata philo
berarti cinta dan sophia yang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R.
Pudjawijatna (1963 : 1) Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu
ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu . Sofia
artinya kebijaksanaan , bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi
menurut namanya saja Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan
mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.
Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat
mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab
oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan
jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan
jawabannya bersifat mutlak. Menurut Sidi Gazlba (1976 : 25) Pengetahuan ilmu
lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen) ;
batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian.
Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio)
manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam namun
demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatuyang diluar alam, yang disebut
oleh agama Tuhan. Sementara itu Oemar Amin Hoesin (1964 : 7) mengatakan
bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan
hikmat

Apakah Filsafat Ilmu itu ?

filsat ilmu pada dasarnya merupakan upaya untuk menyoroti dan mengkaji ilmu,
dia berkaitan dengan pengkajian tentang obyek ilmu, bagaimana memperolehnya
serta bagaimana dampai etisnya bagi kehidupan masyarakat. Secara umum kajian
filsafat ilmu mencakup :
1) Aspek ontologis
2) Aspek epistemologis

3) Axiologis
Aspek ontologis berkaiatan dengan obyek ilmu, aspek epistemologis berkaiatan
dengan metode, dan aspek axiologis berkaitan dengan pemanfatan ilmu. Dari
sudut ini folosuf muslim telah berusaha mengkajinya dalam suatu kesatuan
dengan prinsip dasar nilai-nilai keislamanyang bersumebr pada Al Quran dan
Sunnah Rasul.

2. ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM


ALLah S.W.T berfirman dalam AL qur;an surat AL Mujadalah ayat 11
yang artinya ALLah meninggikan baeberapa derajat (tingkatan) orang-orang
yang berirman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmu
pengetahuan). dan ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat diatas merupakan landasan umat manusia untuk melakukan proses
internalisasi dan transformasi dua modal hakiki dalam kehidupan yaitu iman dan
ilmu. Kedua modal diatas merupakan dua hal yang harus disinergikan agar tidak
terjadi fluktuasi dalam dampak sosialnya.
Salah satu ruang yang menjadi sarana untuk mencetak generasi bangsa
yang beriman dan berilmu adalah lembaga pendidikan atau sekolah. Terkait
dengan artikel yang penulis jadikan objek kajian ilmiah diatas, Madrasah sebagai
suatu instansi yang diandalkan oleh Kemenangan memang suatu langkah yang
sangat solutif dalam mewujudan generasi yang beriman dan berilmu. Namun,
madrasah adalah suatu sampel yang minoritos dari generasi muslim di indonesia
ini. Secara kuantitas, jumlah siswa di sekolah-sekolah umum labih mayoritas jika
dibandingkan dengan madrasah saat ini. Oleh karena itu, adalah suatu hal yang
urgen untuk menemukan cara agar lembaga pendidikan umum juga mampu
memproduksi generasi yang demikian. Sebab jika harapan pembinaan generasi
islam hanya tertumpuk pada madrasah, maka akan terjadi proses pembiaran
generasi islam yang menuntut ilmu di Sekolah umum untuk terlepas dari sentuhan
nilai-nilai pendidikan islam.
Berangkat dari persoalan diatas, penulis terinspirasi menyusun sebuah
tulisan ilmiah tentang urgensi menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan islam
di sekolah-sekolah umum sebab jika pembinaan generasi islam hanya
mengandalkan madrasah sebagai program unggulan seperti apa yang dikatakan
oleh Bapak Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali dalam artikel diatas, maka
sama artinya kita membuka jalan terhadap ekspansi sekularisme pada sekolahsekolah umum yang hanya akan menghasilkan generasi yang kaya akan khasanah

intelektual namun miskin dengan nilai-nilai spiritualitas yang nantinya akan


menjadi generasi yang cerdas namun amoral.
A. Defenisi nilai Pendidikan islam
Nilai pada dasarnya sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi
kemanusian. Secara filosofis, nilai sangat terkait dengan masalah etika dan biasa
juga disebut filsafat nilai yang mengkaji nilai-nilai moral sebagai tolak ukur
tindakan dan perilaku manusia dalam berbagai aspek khidupannya. Adapun yang
menjadi sumber nilai dalam islam yakni alquran dan hadis. Kedua sumber tersebut
adalah sumber utama dari kajian tentang nilai-nilai dalam kehidupan umat islam.
Secara etimologi, kata pendidikan dalam bahasa yunani dikenal dengan
paedagogos yang berarti menuntun anak. Dalam bahasa romawi dikenal dengan
educare yang berarti membawa keluar (sesuatu yang ada di dalam). Bahasa
belanda menyebut pendidikan dengan nama apvoeden yang berarti membesarkan
atau mendewasakan, atau voden artinya memberi makan. Dalam bahasa inggris
disebutkan dengan istilah educate/education yang berarti to give moral and
intellectual training artinya menanamkan moral dan melatih intelektual.
Menurut abdul fatah jalal pendidikan adalah proses pemberikan
pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah,
sehingga terjadi penyucian (tazkiyah) atau pembersihan diri manusia dari segala
kotoran yang menjadikan diri manusia itu berada dalam suatu kondisi yang
memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari segala yang
bermanfaat baginya.
Dari beberapa defenisi diatas baik dari perspektif etimologis maupun
terminologi, benang merah yang bisa kita tarik adalah bahwa pendidikan
merupakan suatu wadah yang bertujuan mendewasakan umat manusia.
Mendewasakan dalam artian mengantar manusia ke tingkat yang berahlak,
berilmu, dan mampu hidup secara sosial.
Jadi, Nilai pendidikan islam adalah nilai moral yang menjadi tolak ukur
tindakan dan perilaku manusia dalam berbagai aspek kehidupannya yang di
ajarkan melalui lembaga-lembaga pendidikan.

B. Ilmu Pengetahuan.
Ilmu pengetahuan merupakan dua persoalan yang takkan selesai-selesai
persoalannya, dalam ajaran Rasulullah SAW jauh sebelumnya telah menganjurkan
kita untuk selalu mencari ilmu pengetahuan banyak hadis rasulullah SAW terkait
masalah anjuran untuk menuntut ilmu pengetahuan diantaranya:

Tuntutlah ilmu dari buaian sampai lian lahad, hadis lain bila hendak
menginginkan kebahagiaan dunia maka tuntutlah ilmu demikian juga siapa yang
menginginkan kabahagiaan akhirat maka haruslah dengan ilmu bahkan siapa yang
menginginkan kebahagian dunia dan akhirat maka harus dengan ilmu, masih
banyak lagi hadis maupun ayat tentang perintah menuntut ilmu, hal ini
menunjukkan betapa islam sangat memandang penting ilmu pengetahuan, anjuran
isalm dalam mengarungi ilmu banyak sekali kita temukan baik itu ayat al quran,
hadis, anjururan oleh para ulama, samapai pada pengajar dilembaga-lembaga
pendidikan baik formal, informal maupun nonformal.
Hakikat Ilmu Pengetahuan
Menurut Quraish Shihab, kata ilmu dalam berbagai bentuk terdapat 854
kali dalam al-Qur'an. Kata ini digunakan dalam proses pencapaian tujuan. Ilmu
dari segi bahasa berarti kejelasan. Jadi ilmu pengetahuan adalah pengetahaun yang
jelas tentang sesuatu. Pengetahuan yang tidak jelas dari segi ontology,
epistimologi, maupun aksiologi di dalam Islam tidak dianggap sebagai ilmu
walaupun orang menyebutnya ilmu juga. Persoalan hakikat ilmu pengetahuan atau
apa sebenarnya pengetahuan (ontology) telah menjadi perdebatan antara kaum
materialis dan kaum idealis. Kaum materialis hanya mengenal pengetahuan yang
bersifat empiris, dengan pengertian bahwa pengetahuan hanya diperoleh dengan
menggunakan akal atau indera yang bersifat empiris dan terdapat di alam materi
yang ada di dunia ini. Sedangkan menurut kaum idealis, termasuk Islam, ilmu
pengetahuan bukan hanya diperoleh dengan perantaraan akal dan indera yang
bersifat empiris saja, tetapi juga ada pengetahuan yang bersifat immateri, yaitu
ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah sebagai khaliq (Pencipta) pengetahuan
tersebut. B. Perintah al-Qur'an Untuk Mencari, Menemukan Dan Mempelajari
Ilmu Perintah al-Qur'an untuk mencari ilmu dapat dipahami dari dua aspek: 1. AlQur'an menyusuh manusia menggunakan akal Ratio (akal) adalah merupakan
salah satu dari perangkat anugerah (hidayah) yang diberikan oleh Tuhan kepada
manusia. Berdasarkan rumusnya ini, Marimba menyebutkan adalima unsure
utama dalam pendidikan, yaitu : (1) Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan,
pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar;(2) ada pendidik,
pembimbing atau penolong; (3) ada yang di didik atau si terdidik; dan (4) adanya
dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut, dan (5) dalam usaha tentu ada alatalat yang dipergunakan. Sebagai suatu agama,Islam memiliki ajaran yang diakui
lebih sempurna dan kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya
yang pernah diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna
ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hinggahari
akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di

akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur
cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia termasuk dalamnya mengatur
masalah pendidikan. Sumber untukmengatur masalah pendidikan. Sumber untuk
mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al-Qur'an danal-Sunnah.
Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada al-Qur'an dan Hadits
sejak awal telah menancapkan revolusi dibidang pendidikan dan pengajaran.
Langkahyang ditempuh al-Qur'an initernyataamat strategis dalam upaya
mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan jelas bahwa
pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari
keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta
dari ketertindasan menjadi merdeka dan seterusnya. Pendidikan dalam arti umum
mencakup segalausaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan
pengalamannya, pengetahuannya,kecakapannya, serta keterampilannyakepada
generasimuda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya
dalampergaulanbersama, dengan sebaik-baiknya.corak pendidikan itu erat
kaitannya dengan corakpenghidupan, karena jika corak penghidupan itu berubah,
berubah pulalahcorak pendidikannya,agar si anak siapuntuk memasuki lapangan
penghidupanitu. Pendidikan itu memang suatuusaha yang sangatsulit dan rumit,
danmemakanwaktu yang cukup banyaklama, terutama sekali dimasa modern
dewasa ini. Pendidikan menghendakiberbagai macam teori dan pemikiran daripara
ahli pendidikan dan juga ahlidari filsafat,gunamelancarkanjalandan memudahkan
cara-cara bagipara guru dan pendidik dalam menyampaianilmu pengetahuan dan
pengajaran kepada para peserta didik. Sedangkan para ahli filsafat
pendidikan,sebaiknya mungkin tersesat dalam abstraksi yang tinggi yang penuh
dengandebat tiada berkeputusan, akan tetapi tanpa adanya gagasan jelas buat
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yangideal. Tidak adasatupun dari
permasalahan kitamendesak dapat dipecahkan dengan cepat atau dengan
mengulang-ulang dengan gigih kata-kata yang hampa. Tidak dapat dihindari,
bahwa orang-orang yang memperdapatkan masalah ini, apabila mereka terus
berpikir, yang lebih baik daripada mengadakan reaksi, mereka
tentuakanmenyadari bahwa mereka itu telah membicarakan masalah yang sangat
mendasar. Filsafat pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis
mengenaimasalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada
al-Qur'an dan al-Hadits sebagaisumber primer, dan pendapat para ahli,khususnya
para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder. Dengan demikian, filsafat
Pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang
berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam.
Jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal,bebas,tanpa batas etika sebagaimana
dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya. B. Ruang Lingkup Filsafat
Pendidikan Islam Penjelasan mengenai ruang lingkup ini mengandung indikasi

bahwa filsafat pendidikan Islam telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini
dapat dilihat adanya beberapa sumber bacaan, khususnya buku yang
menginformasikan hasil penelitian tentang filsafat pendidikan Islam. Sebagai
sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau filsafat pendidikan Islam harus menunjukkan
dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya. Muzayyin
Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti memasuki
arena pemikiran yangmendasar, sistematik. Lgosi, dan menyeluruh (universal)
tentang pendidikan, yang tidak hanyadilatarbelakangi olehpengetahuan agama
Islam saja, melainkan menuntut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang
relevan.pendapat ini memberi petunjuk bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan
islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti
maslaah tujuan pendidikan, maslaah guru, kurikulum, metode dan lingkungan. C.
Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam 1. Untuk membantu pembentukan akhlak
yang mulia. Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan
Islam. 2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan
Islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagaman saja dan tidak hanya
dari segi keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduannya
sekaligus. 3. Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk
mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu.
Dan juga agar menumbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian, dalam berbagai
jenisnya. 4. Menyiapkan pelajar dari segi professional, teknis, dan perusahaan
supaya ia dapat menguasai profesi tertentu, teknis tertenu dan perusahaan tertentu,
supaya dapat iamencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara
dari segi kerohanian dan keagamaan. 5. Persiapan mencari rezeki dan
pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat
agama atau akhlak, sprituil semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi-segi
kemanfaatan pada tujuan-tujuan, kurikulum, aktivitasnya.

3. PENGGUNAAN
ISLAM

TEKNOLOGI

INFORMATIKA

MENURUT

Teknologi adalah salah satu hasil dari peradaban manusia. Itu karena manusia
dianugerahi akal dan perasaan untuk selalu berkembang dan untuk meningkatkan
mutu kehidupannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya kehidupan yang terus
meningkat tarafnya dari masa ke masa. Bukan hanya dalam satu bidang tertentu
tapi dapat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan. Sehingga mutu setiap individu
meningkat dari masa ke masa.

Segala sesuatu yang berhasil diciptakan manusia adalah untuk memudahkan


proses berjalannya suatu kehidupan. Bukan hanya untuk jangka sementara tapi
lebih pada orientasi yang berjangka waktu lama. Dan semuanya itu adalah hasil
pemikiran manusia yang ingin menghasilkan kemudahan dalam proses hidupnya.
Salah satu bukti yang dihasilkan adalah teknologi informatika.
Pada era modern ini dalam setiap tahapan jenjang pendidikan telah diajarkan
tata cara penggunaan komputer yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
Sehingga pada masa sekarang ini setiap orang telah mampu mengoperasikan
computer sekalipun seorang anak-anak. Hanya saja karena kemajuan teknologi
itulah banyak orang yang menyalahgunakannya untuk berbagai hal yang
merugikan orang lain secara kepribadian atau kerugian yang lainnya.
Dalam ajaran Islam meningkatkan taraf hidup merupakan bagian dari anjuran
agama, asalkan segala sesuatunya kembali pada peribadatan kepada Yang Maha
Kuasa. Seperti dalam firman Al-Quran:
Dan tidaklah Aku Ciptakan jin dan manusia kecuali agar kamu beribadah
Jadi segala aspek kehidupan ini merupakan sumber ibadah kepada Tuhan.
Karena itulah tujuan Allah menciptakan makhluk-Nya. Bukan hanya jin dan
manusia tapi juga hewan dan tumbuhan yang ada di muka dan perut bumi, serta
yang ada di dalam lautan.
Teknologi informatika adalah salah satu penunjang kehidupan di era modern ini.
Ada banyak manfaat yang dapat diambil dari penggunaannya. Seperti mencari
lowongan pekerjaan, menyambung tali silaturahmi, serta mempermudah
pekerjaan kelompok maupun individu. Sungguh suatu kemajuan yang siknifikan
bagi kehidupan anusia.
Namun sayangnya ada saja oknum-oknum yang menyalahgunakan teknologi
untuk kepentingan dirinya yang kadang merugikan orang lain, seperti membajak
data-data penting suatu serikat atau perkumpulan. Atau membuat orang malas
untuk beranjak dari tempatnya untuk hanya sekedar menikmati dunia maya,
padahal kadang belum tentu menghasilkan suatu perubahan bagi dirinya. Sudah
tentu hal tersebut hanya menghabiskan waktu saja. Bahkan ada juga yang sengaja
memasukkan file-file yang tidak mendidik sehingga mengikis keimanan serta
menjatuhkan adab anak bangsa. Sungguh pekerjaan yang sangat merugikan.
Padahal Allah telah memerintahkan kita sebagai khalifah di bumi untuk merawat
bumi dan memcari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Agar kita menjadi
kamalul insan yang memahami makna penciptaan kita di dunia ini. Bukan hanya
sekedar untuk berfoya-foya saja dalam hidup ini.

Sebagaimana dalam firman Allah swt yang berbunyi:


Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan. (Ar-Rahman:33)
Kekuatan yang dimaksud di atas adalah dengan pengetahuan yang diberikan Allah
kepada manusia untuk membuka jalan menuju kehidupan yang lebih baik.
Semuanya itu adalah nikmat dari Allah kepada manusia agar menjadi khalifah
yang baik di bumi, dalam artian menjadi wakil Allah untuk melindungi alam
semesta dan seluruh isinya.
Teknologi dalam Islam bukanlah tidak berdasarkan agama, karena ia tumbuh dan
berkembang bersama Islam. Teknologi Islam mempunyai maksud untuk
meberikan manusia pemahaman yang lebih mendalam terhadap kandungan dalam
ayat-ayat Allah beserta rahasia yang tersirat di dalamnya, baik ayat qauliah
maupun ayat kauniah melalui pemanfaatan daya fikir manusia secara totalitas.
Agar manusia memanfaatkan potensi alam dan lingkungan dengan sebaikbaiknya.
Teknologi dalam Islam diciptakan untuk membawa manfaat dan kemaslahatan
bersama bagi manusia yang sesuai dengan misi Islam yaitu rahmatan lil alamin.
Yang selalu berusaha merujuk pada Al-Quran dan Sunnah rasul serta
menghantarkan manusia kepada pemahaman, keyakinan yang lebih sempurna
kepada kebenaran informasi , yang pada akhirnya dapat meningkatkan keimanan,
ketakwaan kepada Allah, mengakui keagungan, kebesaran, dan keMaha KuasaanNya.

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah swt kepada seluruh manusia tanpa
mengenal bangsa yang bersumberkan al-Quran, Sunnah dan Ijma' Ulama. Islam
adalah agama yang nyata (waqi'e) dan sesuai dengan fitrah manusia, pada semua
tempat, zaman dan situasi menepati citarasa, kehendak, sifat, keinginan, nafsu,
perasaan dan akal fikiran manusia. Dalam jiwa, perasaan, nurani dan keinginan
manusia terbenamnya rasa sukakan keindahan dan keindahan itu adalah seni. Seni
adalah sesuatu yang bersifat abstrak, dapat dipandang, didengar dan disentuh oleh
jiwa tetapi tidak dapat dinyatakan melalui kata-kata dan bahasa. Sukar untuk
mentakrifkan seni secara tepat sesukar untuk menerangkan konsep keindahan dan
kesenangan itu sendiri. Al-Farabi menjelaskan seni sebagai ciptaan yang

berbentuk keindahan, Al-Ghazali pula menjelaskan seni dengan maksud kerja


yang berkaitan dengan rasa jiwa manusia yang sesuai dengan fitrahnya.
Mengikut kebudayaan Barat, seni sebenarnya tiada hubungan dengan agama. Ini
adalah disebabkan oleh dasar sekularisme yang mengasingkan hal keduniaan
dengan agama. Walau bagaimanapun seni masih dianggap sebagai sesuatu yang
ideal dan berkaitan dengan moral. Seni juga boleh dibahagi dengan dua tujuan
iaitu seni untuk seni dan seni untuk masyarakat, di mana seni untuk seni adalah
bertujuan untuk seni sahaja dan orang mencipta seni ini dibebaskan untuk apa-apa
tujuan sama ada mengandungi unsur baik atau jahat. Manakala seni untuk
masyarakat pula menyatakan bahawa seni dicipta untuk sesuatu tujuan maka
ianya mestilah difahami oleh masyarakat yang digunakan untuk kemasyarakatan,
politik dan akhlak.
Eugene Johnson dalam 'The Encyclopedia Americana' menjelaskan seni (art)
sebagai kemahiran, misalnya seni pertukangan yang membawa erti kemahiran
pertukangan. Dari segi istilah ilmu berkebudayaan, ia membawa erti sebagai
segala sesuatu yang indah. Keindahan yang dapat menggerakkan jiwa, kemesraan,
menimbulkan keharuan, ketakjuban, kesenangan atau sebaliknya iaitu dendam,
benci, cemas dan sebagainya. Drs. Sidi Gazalba dalam bukunya 'Pandangan
Islam Tentang Kesenian' menjelaskan bahawa kesenian adalah sebahagian
daripada kebudayaan yang dicetuskan oleh sesuatu kelompok manusia kerana
setiap kelompok masyarakat mempunyai fitrah semulajadi yang cinta kepada seni
yang menyenangkan hati melalui pancaindera yang lima. Justeru itu, manusia
dikatakan sebagai makhluk seni yang cinta kepada sesuatu yang selamat,
memuaskan dan memberi kepuasan melalui pancaindera. Seni secara ringkasnya
dapat dibahagikan kepada empat bahagian utama :

Seni melaui pendengaran seperti muzik, deklamasi puisi, prosa, senia


suara dan sebagainya.

Seni yang diperolehi melalui penglihatan mata seperti seni lukis, seni hias,
seni bina, seni pakaian dan sebagainya.

Seni yang dapat diperolehi melalui pendengaran dan penglihatan seperti


drama, tablo, teater, filem dan sebagainya.

Seni yang dinikmati melalui pembacaan seperti hasil karya sastera yang
berbentuk puisi dan prosa.

4. KONSEP SENI MENURUT PERSPEKTIF ISLAM


Seni Islam merupakan sebahagian daripada kebudayaan Islam dan perbezaan
antara seni Islam dengan bukan Islam ialah dari segi niat atau tujuan dan nilai
akhlak yang terkandung dalam hasil seni Islam. Pencapaian yang dibuat oleh seni
Islam itu juga merupakan sumbangan daripada tamadun Islam di mana tujuan seni
Islam ini adalah kerana Allah swt. Walaupun seni merupakan salah satu unsur
yang disumbangkan tetapi Allah melarang penciptaan seni yang melampaui batas.
Firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah tidak suka kepada
orang yang melampaui batas."
Keindahan merupakan salah satu ciri keesaan, kebesaran dan kesempurnaan Allah
swt lantas segala yang diciptakanNya juga merupakan pancaran keindahanNya.
Manusia dijadikan sebagai makhluk yang paling indah dan paling sempurna.
Bumi yang merupakan tempat manusia itu ditempatkan juga dihiasi dengan segala
keindahan. Allah swt bukan sekadar menjadikan manusia sebagai makhluk yang
terindah tetapi juga mempunyai naluri yang cintakan keindahan. Di sinilah
letaknya keistimewaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain sama ada
malaikat, jin dan haiwan. Konsep kesenian dan kebudayaan dalam Islam berbeza
dengan peradaban Islam yang lain.
Dalam pembangunan seni, kerangka dasarnya mestilah menyeluruh dan meliputi
aspek-aspek akhlak, iman, matlamat keagamaan dan falsafah kehidupan manusia.
Seni mestilah merupakan satu proses pendidikan yang bersifat positif mengikut
kaca mata Islam, menggerakkan semangat, memimpin batin dan membangunkan
akhlak. Ertinya seni mestilah bersifat "Al-Amar bil Ma'ruf dan An-Nahy 'an
Munkar" (menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran) serta
membangunkan akhlak masyarakat, bukan membawa kemungkaran dan juga
bukan sebagai perosak akhlak ummah. Semua aktiviti kesenian manusia mesti
ditundukkan kepada tujuan terakhir (keredhaan Allah dan ketaqwaan). Semua
nilai mestilah ditundukkan dalam hubunganNya serta kesanggupan berserah diri.
Seni juga seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan ketaqwaan.
Prinsip-prinsip (ciri-ciri) Kesenian Islam
1. Mengangkat martabat insan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan
dan nilai-nilai persekitaran dan sejagat. Alam sekitar galerinya, manakala manusia
menjadi seniman yang menggarap segala unsur kesenian untuk tunduk serta patuh
kepada keredhaan Allah swt.

2. Mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang menyentuh aspek-aspek


estetika, kemanusiaan, moral dan lain-lain lagi.
3. Kesenian Islam menghubungkan keindahan sebagai nilai yang tergantung
kepada keseluruhan kesahihan Islam itu sendiri. Menurut Islam, kesenian yang
mempunyai nilai tertinggi ialah yang mendorong ke arah ketaqwaan, kema'rufan,
kesahihan dan budi yang mantap.
4. Kesenian Islam terpancar daripada wahyu Allah, sama seperti undang-undang
Allah dan SyariatNya. Maknanya ia harus berada di bawah lingkungan dan
peraturan wahyu. Ini yang membezakan kesenian Islam dengan kesenian bukan
Islam.
5. Kesenian Islam menghubungkan manusia dengan tuhan, alam sekitar dan
sesama manusia dan juga makhluk.
Islam tidak pernah menolak kesenian selagi dan selama mana kesenian itu bersifat
seni untuk masyarakat dan bukannya seni untuk seni. Terdapat lima hukum dalam
seni jika diperincikan. Antaranya:
(a) Wajib : Jika kesenian itu amat diperlukan oleh muslim yang mana tanpanya
individu tersebut boleh jatuh mudarat seperti keperluan manusia untuk membina
dan mencantikkan reka bentuk binaan masjid serta seni taman (landskap) bagi
maksud menarik orang ramai untuk mengunjungi rumah Allah swt tersebut.
(b) Sunat : Jika kesenian itu diperlukan untuk membantu atau menaikkan
semangat penyatuan umat Islam seperti dalam nasyid, qasidah dan selawat kepada
Rasulullah saw yang diucapkan beramai-ramai dalam sambutan Maulidur Rasul
atau seni lagu (tarannum) al-Quran.
(c) Makruh : Jika kesenian itu membawa unsur yang sia-sia (lagha) seperti karya
seni yang tidak diperlukan oleh manusia.
(d) Haram : Jika kesenian itu berbentuk hiburan yang :

Melekakan manusia sehingga mengabaikan kewajipan-kewajipan yang


berupa tanggungjawab asas terhadap Allah swt khasnya seperti ibadah
dalam fardhu ain dan kifayah.

Memberi khayalan kepada manusia sehingga tidak dapat membezakan


antara yang hak (betul) dan yang batil (salah).

Dicampuri dengan benda-benda haram seperti arak, judi, dadah dan


pelbagai kemaksiatan yang lain.

Ada percampuran antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram seperti
pergaulan bebas tanpa batas dalam bentuk bersuka-suka yang melampau.

Objek atau arca dalam bentuk ukiran yang menyerupai patung sama ada
dibuat daripada kayu, batu dan lain-lain.

Disertai dengan peralatan muzik yang diharamkan oleh Islam seperti alatalat tiupan, bertali, tabuhan yang bertutup di bahagian atas dan bawah serta
alat-alat muzik dari tekanan jari. Sesetengah ulama mengatakan harus
hukumnya jika digunakan untuk pendidikan dan tidak menarik kepada
konsep al-Malahi (hiburan yang keterlaluan) juga alat-alat muzik di atas
boleh digunakan untuk tujuan dakwah Islamiyyah, seperti yang pernah
dibuat oleh Rabiatul Adawiyyah.

Seni yang merosakkan akhlak dan memudaratkan individu atau yang


berbentuk tidak bermoral seperti tarian terkini (kontemporari).

Jenis-jenis seni yang dipertontonkan bagi maksud atau niat yang


menunjuk-nunjuk dan kesombongan.

(e) Harus : Apa saja bentuk seni yang tidak ada nas yang mengharamkannya.
Matlamat Kesenian
Dalam Islam, seni tidaklah bermatlamatkan hiburan, tujuan keduaniaan ataupun
keseronokan. Islam telah menggariskan kesenian sesuai mengikut naluri dan fitrah
semulajadi manusia. Sewajarnyalah juga manusia mengemudi seni mengikut
fitrah manusia yang sedia ada berbekalkan sempadan syariah demi kesejahteraan
jiwa dan dunia manusia. Bahkan sekiranya betul pembawaan seni itu, ia dikira
ibadah pula. Alangkah ruginya manusia Muslim yang tidak tahu bagaimama untuk
membawa kecenderungan makhluk sejenisnya ke arah ketaqwaan kepada Allah
swt. Seni Islam dibentuk untuk melahirkan seseorang yang benar-benar baik dan
beradab.
Konsep seni Islam dan pembawaannya haruslah menjurus ke arah konsep tauhid
dan pengabdian kepada Allah swt. Motif berseni haruslah bermatlamatkan
perkara-perkara ma'ruf (kebaikan), halal dan berakhlak. Jiwa seni mestilah
ditundukkan kepada fitrah asal kejadian manusia kerana kebebasan jiwa dalam

membentuk seni adalah menurut kesucian fitrahnya yang dikurniakan Allah swt.
Fungsi seni tidak kurang sama dengan akal supaya manusia menyedari perkaitan
antara alam, ketuhanan dan rohani atau dengan alam fizikal. Lantas ia menyedari
keagungan Tuhan dan keunikan penciptaanNya.
Seni dalam Islam menanam rasa khusyu' ke pada Allah di samping memberi
ketenangan di jiwa manusia sebagai makhluk Allah yang diciptakan dengan fitrah
yang gemar kepada kesenian dan keindahan. Oleh sebab itu seni dalam Islam
tidak berslogan 'seni untuk seni' tetapi 'seni kerana Allah untuk manusia, makhluk
dan alam sekitar'. Kesenian Islam terpancar daripada tauhid yang merupakan satu
penerimaan dan penyaksian terhadap keesaan Allah swt maka seni yang
berpaksikan tauhid dapat menanamkan sifat bertaqwa dan beriman. Seni juga
dapat meningkatkan daya intelek dan bukan sahaja emosi.
Bidang-bidang Kesenian Islam
a) Tulisan Khat
Seni khat ialah satu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal,
penyusunannya dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang
tersusun. Khat merupakan seni tulisan indah yang mempunyai nilai-nilai
kehalusan dan kesenian. Nilainya tinggi kerana ianya mudah dirobah mengikut
penulisan, bahkan tulisannya seolah-olah mempunyai irama. Ia juga disandarkan
pada subjek-subjek yang berkaitan dengan agama dan digunakan untuk menulis
ayat-ayat suci dan kata-kata bijak pandai (hukama').
Seni khat berkembang dengan perkembangan seni ukiran dan kadang-kadang
kedua-dua bidang seni ini tidak boleh dipisahkan antara satu sama lain. Ia juga
menjadi coretan tulisan indah daripada kehalusan rasa seni dan ketajaman daya
pemikiran manusia yang mencipta seni tulisan sebagai lambang kepada perkataan
yang dituturkan. Perbezaannya dengan huruf-huruf lain adalah dari segi
keindahannya, mudah dirobah, disandarkan kepada perkara yang berkaitan dengan
agama dan digunakan untuk menulis ayat-ayat suci.

Kepentingan Seni Khat


1. Ia mempunyai kaitan denganpeningkatan tahap tamadun itu sendiri. Sebab itu
ia merupakan hasil aktiviti masyarakat maju dan bertamadun.

2. Salah satu maksud dalam saranan Nabi Muhamad s.a.w agar umat Islam
membaca dan menulis ayat-ayat al-Quran dengan baik. Dan dengan cara ini
difikrkan untuk memudahkan lagi mereka mempelajari dan menghafalnya.
3. Keindahan tulisan merupakan kelembutan jari dan kehalusan pemikiran serta
citarasa penulisnya.
4. Rasulallah s.a.w menggalakkan penulisan khat. Sabda Rasullah yang
bermaksud : " Hendaklah kamu mengindahkan seni khat keran ianya narata kunci
rezeki".
5. Saidina Ali pernah berkata : "Serikan anak-anakmu dengan ilmu seni tulis
kerana tulisan merupakan perkara yang paling mustahak dan menyeronokkan".
Jenis-jenis Seni Khat
Tamudun Islam kaa dengan seni-seni tulisan tangannya juga dikenali sebagai sei
khat. Khatnya mengandungi lapan model utama dan selain itu merupakan cabang
dari lapan-lapan model ini. Antaranya khat utama ialah Kufi, Thuluth, Nasakh,
Farisi, Riq'ah, Diwani, Diwani Jali dan Raihani.
Khat Kufi berasal dai Kufah. Pada zaman Abasiah khat ini digunakan sebagai
hiasan pada pelbagai bangunan masjid, pemerintahan, kubah atau menara azan
dan ditulis dalam bentuk ukiran timbul.
Khat Thuluth kebanyakannya digunakan hanya untuk hiasan seperti dalam mashaf
thmani (al-Quran), nama buku atau kitab serta untuk tujuan lain.
Khat Nasakh merupakan tulisan yang paling banyak digunakan dalam penulisan
buku-buku berkenaan keagamaan. Ini kerana tulisan khat jenis ini mudah dibaca,
jelas serta tidak mengelirukan
Khat Farisi mula dikembangkan di Parsi (Persia). Bentuk hurufnya condong
sedikit ke kanan. Ia banyak digunakan untuk penulisan buku kesusasteraan, nama
dan tajuk karangan pada majalah dan surat khabar. Karangan berbahasa Urdu juga
biasanya ditulis dengan khat ini.
Khat Riq'ah dapat ditulis dengan cepat. Oleh sebab itu ia sering kali digunakan
untuk tujuan suat menyurat dan digunakan oleh para pelajar universiti dan
madrasah untuk mengambil nota kuliah.

Khat Diwani. Diwani membawa erti catatanatau antologi karangan. Digunakan


secara meluas emasa pemerinatahan Sultan Khedewy sekitar tahun 1220H di
Mesir. Ia digunakan untuk penulisan surat rasmi seperti surat perjanjian, surat
penghargaan dan sebagainya. Fungsinya juga adalah sebagai hiasan.
Khat Diwani Jali. juka dibandingkan dengan khat diwani, ia lebih banyak
bentuknya , rumit penulisannya, lebih indah dan estatik. Ia digubah dalam bentuk
perahu, ikan, burung dan sebagainya.
Khat Raihani hampir menyerupai khat thuluth, huruf-hurufnya agak lebar dan
panjang serta ditambah dengan tanda-tanda syakal.
b) Penulisan (Sastera)
Manakala seni penulisan ula dikaitkan dengan seni kesusatetraan. Seni
kesusasteraan sememangnya mendapat sambutan yang sangat hangat di kalangan
umat Islam dan ianya terjadi kerana kesusateraan Islam bersumberkan al-Quran
dan al-sunnah yang mana kesusasteraan al-Quran dapat dilihat dari dua aspek
iaitu keindahan bahasa dan dari segi isinya. Di sini dapat dilihat bahawa hasil atau
sumbangan kesusateraan yang berteraskan al-Quran dan al-Sunnah telah
menyebabkan ramai kaum musyrikin yang telah memeluk agama Islam hanya
apabila mendengar al-Quran. Contohnya al-Walid l-Mughirah yang merupakan
penyair yang terkenal pada zaman Jahiliyyah dan pengkritik yang paling tajam
terhadap Rasulallah s.a.w, Umar al-Khattab serta Labid, Rabiah dan Jubair bin
Mat'am.
AlQuran telah berjaya melumpuhkan keangkuhan dan kejaguhan sasterawan
Arab dari segu keindahan bahasa kesusteraan dan yang lebih menakjubkan lagi
ianya bukan sahaja menggetarkan jiwa mereka yang memahami bahasa arab
malah melintasi batas periadi, bahasa, keturunan, kebudayaan, geografi, pangkat
dan sebagainya. Kesusteraan Islam mula disebarkan oleh Rasulallah s.a.w dan
terus berkemabang pada zaman khalifah-khalifah al-Rashidin, Umaiyah dan
Abbasiyyah. Selain al-Quran, karya kesusteraan Islam juga meliputi Syair, Rubai',
Burdah, Prosa dan sebagainya.
c) Lukisan dan Arca ( Ukiran)
Seni lukisan dan arca juga dkenali sebagai seni halus. Pelbagai barang seni yang
dihasilkan untuk perhiasan yang diperbuat dari emas, pohon dan batu mahal dan
ukiran eni halus inijuga terdapat pada perabut rumah, piring, kuli buku, jubin,
tembikar, daun pintu, makam, gading dan lain-lain. Seni halus ini juga terdapat

pada objek-objek seperti berikut antaranya ukiran kayu dan logam yang banyak
diperolehi pada zaman kerajaan Fatimiyah. Logam yang dipilih biasanya bewarna
emas, perak dan tembaga contohnya pada mata wang syiling, cerek, bekas air,
buyung, tungku dan topi besi perang. Begitu juga seni seramik yang juga terdapat
pada piring dan tembikar manakala seni sulaman dibuat dalam bentuk kain seperti
kain penghias dinding, tikar permaidani, sejadah, barang-barang tenunan sutera
dan sebagainya. Seni hias pula biasanya berbentuk seperti kerawag, lampu dan
bentuk-bentuk geometri pada kubah dan lain-lain.
Seni lukis ula bermula pada zaman khalifah Muawiyah di Damsyik dan ia biasnya
tertera pada helaian-helaian safhah a-Quran yang dihiasi dengan corak lukisan
bunga dan gambar berbentuk araesque dengan pilihan warna emas, buku-buku
sejarah yang dihiasi dengan gambar-gambar warna yang cantik seperti kitab alTarikh Syahnama dan buku hikayat alfun alLaial dan buku-buku cerita. Seni lukis
Islam biasanya terhad kepada lukisan keindahan alam dan tidak termasuk bendabenda bernyawa yan boleh menjadi pujaan seperti haiwan, dewa atau patung.
d) Seni binaan.
Satu lagi seni Islam ialah seni bina di mana ianya menapai tahap yang
mengagumkan. Seni bina bermaksud satu bidang seni untuk mendirikan
bangunan, reka bentuk yang direka oleh manusia. Menurut Ibn Khaldun seni bina
merupakan satu daripada asas tamadun yang paling utama yag merupakan
lambang atau menifestasi daripada sesuatu tamadun. Oleh itu berdasarkan
pencapaian ini maka keagungan dan ketinggian sesuatu tamadun itu dapat diukur.
Buktinya daat dilihat melalui tamadun-tamadun purba yang agung. Pada zaman
tersebut, seni bina yang bermutu dihasilkan dan masih lagi wujd waluun dalam
bentuk yang telah usang dan hampir runtuh.
Aspek seni bina Islam yang terpenting yang harus diperhatikan iala seni bina
masjid. Ini adalah kerana Islam telah meletakkan tempat ibadah sebagai cri
terpenting sesebuah bandar. Ini dapat kita perhatikan daripada sirah Rasullah s.a.w
tatkala baginda berhijrah ke Madinah, perkara yang pertama baginda lakukan
ialah mencari tapak yang sesuai untuk membina masjid. Masjid pertama menjadi
lanmbang kekuatan aqidah, kesatuan dan perpaduan umat Muslimin. Masjid
pertama yang didirikan di Madinah ialah Masjid al-Nabawi yang digunakan oleh
Rasulallah s.q.w sebagai pusat tarbiah (pendidikan) dan pentadbiran dalam
menyusun strategi ekonomi, peradaban, perang dan sebagainya. Selari dengan
perkembangan masa dan kepentinganya, masjid ekemudiannya dikembangkan dan
diperindahkan dengan pelbagai unsur dekoratif-ornamentif berdasarkan
latarbelakang budaya persekitaran umat Islam.

Seni bina masjid menjadi lambang keagungan tamadun berbanding dengan barat,
kerana unsur-unsur ketamadunan yang dikembangkan di kota-kota raya Islam
mementingkan nilai kerohanian dan pada masa yang sama pembangunan fizikal
dankebendaan tidak dipinggirkan. Konsep penting dalamseni bina Islam ialah
pencapaian iman dan amal, taqwa dan tawadhu', aman dan damai serta merendah
hati kepada keagungan Allah s.w.t. Pengagunan dan erhiasan bukanlah menjadi
matlamat seni bina Islam, tetapi kerana kreativiti dan inovasi mat, artis, seniman
dan arkitek Muslim, ia menjadi suatu seni yang bernilai tinggi yang disepadukan
bersama penggunaan corak, warna dan eka bentuk yang dibuat berdasarkan ajaran
al-Quran. Kepentingan seni bina masjid di bandar silam Islam digambarkan
dengan terdapat 241 buah masjid. Di Kaherah pada abad ke 15 masehi pula
terdapat 88 buah masjid jamek (masjid uatama) dan 19 masjid kecil
Dari segi strktur dalaman dan luaran masjid, beberapa perkara dapat dilhat
khususnya dari asek mimbar, arah kiblat, tempat kedudukan imam, ruang
erkumpul, tang dan pilar utama, anjug dan serambi, mihrab, tempat berwuduk,
menara tempat muazzin melaungkan azan, kubah dan lain-lain lagi.
Perkaraperkara i merupakan karektiristik sebi bin a masjid yang memperlihatkan
keuhikannya yang tersendiri berbanding dengan seni-bina yang lain. Selain itu,
seni bina masjid banyak mengetengahkan bentuk-bentuk blat yang merupakan
bentuk yang paling sempurna yang mencerminan kelembutan dan kehalusan
seolah-lah ia tidak berkesedahan.
Selain daripada masjid, seni bina Islam juga merangkumi bangunan-bangunan
kediaman, kedai, jambatan, saluranair, rumah rehat, bilik mandi, perpustakaan,
sekolah dan sebagainya. Seni bina mencirikan kepada lambang islam dan
berlandaskan tauhid kepada Allah s.w.t serta menitikberatkan kepada reka bentuk
islam banyak dipengaruhi oleh seni bina masjid seperti istana-istana, taj Mahal,
kota-kota seperti kta Baghdad malah di Malaysia sendiri seerti bangunan Sultan
Abdul Samad, bangunan kerertapi tanah melayu, bangunan daya bumi dan pintu
gerbang darul ehsan.
e) Seni Muzik ( Suara, lagu dan Bunyi)
Antara hiburan yang dapat menghiburkan jiwa dan menenangkan hati serta
menenangkan telnga ialah nyanyian. Hal ini dibolehkan oleh Islam selagi tidak
dicampuri lirij-lirik koto, cabul dan yang dapat mengarahkan kepada perbuatan
dosa dan dengan muzik yang tida membangkitkan nafsu bahkan disunatkan
hiburan itu seperti pada hari raya, perkhawinan, aqiqah dan waktu lahirnya
seorang bayi. Daripada Aisyah r.a bahawa ketika dia menghantar pengantin
perempuan ke tempat lelaki Ansar, maka nabi bertanya : "Hai Aisyah ! Apakah

mereka ini disertai dengan suatu hiburan? Sebab rang-orang ansar gemar sekali
terhadap hiburan".
Tidak terdapat perkataan arab yang boleh diertikadengan istilah Inggeris "muzik"
yang menyeluruh. Ensiklopedia Pelajar Oxford mentadbirkan muzik sebagai
bunyi yang disusun pada pola yang sedap didengar atau yang boleh melahirkan
perasaan.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


ILMU, ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI
DAN SENI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun oleh :
Nama

: Nur Kholifah

NIM

: K2513051

Prodi

: PTM / A

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA
2014

Anda mungkin juga menyukai