LEMBAGA
PUSAT PENGKAJIAN DAN
PENGEMBANGAN ISLAM JAKARTA
(JAKARTA ISLAMIC CENTRE)
3
Executive Summary
Program dan kegiatan Jakarta Islamic Centre tahun 2012 telah terlaksana dengan
baik dan sukses. Meskipun secara umum merupakan program-program yang
berkesinambungan dengan tahun-tahun sebelumnya namun juga ada beberapa program
baru terutama yang sangat penting adalah terkait dengan upaya penguatan aspek payung
hukum organisasi menjadi Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta.
Dengan jumlah anggaran bantuan hibah sejumlah Rp. 6.000.000.000,- (Enam
Milyar Rupiah) dari APBD Prov. DKI Jakarta, program dan kegiatan Jakarta Islamic Centre
direalisasikan menjadi tiga kelompok kegiatan utama yakni Program Pemeliharaan,
Operasional Pegawai dan Operasional Fungsi. Dari alokasi tersebut pembiayaan program
dan kegiatan menyerap anggaran sejumlah Rp 5.712.927.455,- (95,22%). Terdapat saldo
akhir anggaran sejumlah Rp 287.072.545,- (Dua Ratus Delapan Puluh Tujuh Juta Tujuh
Puluh Dua Ribu Lima Ratus Empat Puluh Lima) yang diperoleh dari efisiensi pelaksanaan
program-program JIC.
Program Pemeliharaan, yang terdiri dari Pembayaran Telepon Air Listrik (TAL), dan
Kebersihan menyerap anggaran 89,53% yakni sejumlah Rp 1.015.251.786,- dari anggaran
yang telah direncanakan Rp 1.134.000.000,-. Operasional Pegawai menyerap anggaran
99,33% yakni sejumlah Rp. 2.641.961.700,- dari rencana anggaran sejumlah Rp.
2.659.832.500,-. Sedangkan Operasional Fungsi mampu menyerap anggaran Rp.
2.055.713.969,- (93,18%) dari anggaran sejumlah Rp 2.206.167.500,- yang telah
dialokasikan.
Delapan tahun operasional Lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam
Jakarta (Jakarta Islamic Centre) dalam upaya mengimplementasikan visi dan misinya
menjadi Pusat Peradaban Islam di Jakarta dan Indonesia, tetap dirasa masih belum
maksimal. Mengingat masih banyak fungsi-fungsi yang belum bisa berjalan dengan
optimal dikarenakan pembangunan fisik bangunan/fasilitas Jakarta Islamic Centre belum
selesai. Namun sejauh ini perjalanan JIC sudah cukup dirasakan peran dan eksistensinya di
Indonesia bahkan di Asia Tenggara dalam mendorong lahirnya simpul-simpul baru pusat
4
peradaban Islam di berbagai daerah di Indonesia baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat
Kabupaten/Kota.
Keberhasilan yang telah dicapai diharapkan mampu menjadi pijakan sekaligus
memberikan penguatan pada eksistensi lembaga dalam upayanya membangun kembali
peradaban Islam pada tahun 2013.
5
Pengantar
Drs. H. M. NATSIR, MM
6
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia adalah barometer nasional
dalam berbagai hal. Selain itu, Jakarta memiliki peran yang sangat strategis sebagai ibukota
negera berpenduduk muslim terbesar di dunia dan trend setter pembangunan bagi daerah-
daerah lainnya. Dengan berbagai karakteristik yang dimilikinya, menjadikan Jakarta sebagai
daerah yang perlu dipahami dan dikembangkan dengan pendekatan yang berbeda dari
daerah-daerah lainnya. Salah satunya adalah dalam aspek pembangunan bidang mental
spiritual dengan membentuk dan memfasilitasi berbagai lembaga-lembaga keagamaan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat memperhatikan berbagai kebutuhan
masyarakat yang berkenaan dengan pembangunan bidang mental spiritual. Salah satu
yang istimewa dan memiliki nilai historis yang tak terbantahkan atas peran dan kebijakan
politik Pemda Provinsi DKI Jakarta adalah dengan menutup lokalisasi Pelacuran Kramat
Tunggak pada tahun 1999 atas dukungan kuat aspirasi umat Islam Jakarta. Keberpihakan
Pemda Provinsi DKI Jakarta terhadap kehidupan mental spiritual warga Jakarta tidak
berhenti hanya sampai di situ. Gubernur Prov. DKI Jakarta saat itu, H. Sutiyoso dengan
berani memunculkan sebuah gagasan luar biasa tentang pembentukan Islamic Centre di
lahan 10,8 Hektar eks Lokalisasi Kramat Tunggak tersebut. Bahkan kehadiran Islamic
Centre tersebut diidealkan dapat menjadi simpul kebangkitan Islam tidak saja hanya pada
ranah spiritual dan intelektual tetapi, juga sebagai pusat pendidikan dan pengembangan
ekonomi umat. Selain itu, secara fisik, bangunan “Jakarta Islamic Centre” yang telah
ditetapkan dalam sebuah master plan yang utuh terdiri dari Masjid, Sarana Sosial Budaya,
dan Wisma untuk penginapan, gedung serba guna dan perkantoran, diharapkan menjadi
salah satu “landmark” Jakarta dan menjalin silaturahmi warga Ibukota dengan masyarakat
muslim lainnya di Indonesia bahkan di tingkat mancanegara.
Mengubah “tanah hitam” menjadi putih merupakan simbol perjuangan pemerintah
Provinsi DKI Jakarta yang bertekad untuk membangun warganya dengan nilai-nilai
8
relegius. Sikap religius warga Jakarta muncul sejak masuknya ajaran Islam di kota Jakarta
sekitar tahun 1650 yang disebarkan oleh founding father yaitu Raden Fatahillah. Dari
berbagai studi kesejarahan menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat
agamis. Agama dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara telah memainkan peranan yang sangat penting. Demikian pula halnya dengan
Jakarta dengan masyarakat asli Betawi sesungguhnya merupakan masyarakat yang khas
dan terkenal sangat agamis. Dalam setiap fragmen kehidupan masyarakat Betawi hampir
tidak pernah lepas dari upacara dan simbol-simbol agama, meskipun keragaman budaya
Betawi sudah ada sejak dahulu.
Islam sebagai agama mayoritas warga Jakarta diharapkan menjadi panduan hidup
sosial, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai ke-Islaman dapat mewarnai setiap interaksi
sosial dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kekuatan moral dan nilai-nilai
agama menjadi modal dan pemacu pembangunan kota Jakarta pada khususnya, dan untuk
kemajuan masyarakat Indonesia bahkan masyarakat internasional pada umumnya. Untuk
mengakselerasinya, Pemda Provinsi DKI Jakarta dapat mengoptimalkan peran Jakarta
Islamic Centre (JIC) agar dapat terlibat dalam inisiasi, persuasi dan optimasi kebijakan
tersebut secara optimal.
Dengan visi menjadi pusat peradaban Islam, JIC senantiasa berkomitmen kuat
melakukan terobosan dan memberikan apresiasi besar terhadap kemajuan Islam. Dengan
konsepsinya sebagai masjid dan center of excellent atau lembaga pengkajian Islam
diharapkan dapat memberikan dorongan dan semangat baru pada manajemen masjid
sehingga pembinaan umat berbasis masjid dapat dilaksanakan secara luas dalam konteks
kehidupan sosial bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tahun 2012, delapan tahun
sejak mulai operasional April 2004, JIC berupaya terus menerus memantapkan diri menjadi
lembaga yang makin mapan dan berdaya dalam membumikan visi tersebut. Pada tahun ini
juga, diharapkan akan ada dorongan ghirah baru untuk lebih maju dengan adanya
pergantian kepemimpinan Jakarta. Dalam tataran organisasi dan program kegiatan, telah
banyak dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan pengalaman dan kajian-
kajian yang ada sehingga JIC semakin siap menyongsong peran global di dunia
internasional.
Oleh karenanya, laporan tahunan yang baik dan komprehensif sangat diperlukan
untuk mengetahui kinerja dan pencapaian Lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre).
9
B. DASAR HUKUM
1. Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
2. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 49 Tahun 2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre).
3. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 104 tahun 2004
tentang Pola Pengelolaan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta
(Jakarta Islamic Centre).
4. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 28 Tahun 2004
tentang Kualifikasi SDM Badan Pengelola PPPIJ (JIC).
5. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2197 Tahun
2004 tentang Besarnya Penghasilan Badan Pembina dan Kepala Badan Pengelola
serta Karyawan PPPIJ (JIC).
6. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 460 Tahun 2007
tentang Penetapan Masjid JIC sebagai Masjid Raya Provinsi DKI Jakarta.
7. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 609 Tahun 2011
tentang Pengangkatan/Penunjukkan Pengurus Lembaga Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre).
D. METODE
Penyusunan Laporan Tahunan 2012 ini dilakukan dengan pendekatan secara
kualitatif namun tetap mengikuti prosedur dan pedoman yang telah diberikan oleh
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
A. IDENTITAS ORGANISASI
1. Nama
Nama organisasi adalah Lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam
Jakarta atau Jakarta Islamic Centre (JIC).
2. Pendirian
Jakarta Islamic Centre didirikan berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta No. 49 Tahun 2011 tanggal 2 Mei 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam
Jakarta (Jakarta Islamic Centre).
3. Kedudukan
a. Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 49
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre). Lembaga Pusat Pengkajian
adalah Lembaga Pusat Pengkajian non perangkat daerah sebagai pengelola
Lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta.
b. Lembaga Pusat Pengkajian dipimpin oleh seorang Kepala Lembaga Pengkajian
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.
12
4. Prinsip
Jakarta Islamic Centre menganut 6 (enam) prinsip organisasi. yaitu :
a. Prinsip Landasan: Iman, Takwa dan Ibadah kepada Allah SWT. Artinya, dengan
landasan itu, seluruh pengelola Jakarta Islamic Centre akan semakin diteguhkan
untuk bekerja secara profesional dan seluruh aktivitasnya selalu berada dalam
koridor syariah sebagai bagian dari ibadahnya kepada Allah SWT.
b. Prinsip Tanggung Jawab: Amanah, bertanggung jawab kepada Allah SWT dan
umat. Artinya dalam mengelola Jakarta Islamic Centre amanah tidak hanya
diartikan bertanggung jawab kepada umat/stakeholders namun lebih dari itu dan
yang utama adalah bertanggung jawab kepada Allah SWT.
c. Prinsip Pendukung: Umat, Pengelola dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Artinya, bahwa keberadaan dan kelangsungan hidup Jakarta Islamic Centre
sangat ditentukan oleh adanya dukungan sinergi dari ketiganya.
d. Prinsip Kedudukan: Sebagai Perangkat Pelaksana non Struktural Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta yang obyektif dan non partisan. Artinya, secara
institusional, Jakarta Islamic Centre adalah Public Institution atau institusi publik
yang harus dikelola oleh para pengelola yang memiliki kapabilitas, integritas dan
kredibilitas yang baik, secara akademik maupun moral. Secara struktural, Jakarta
Islamic Centre berada di bawah koordinasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
bertanggung jawab kepada Gubernur dan umat secara terbuka.
e. Prinsip Sumberdaya Insani Pelaksana: Pengelola full time, apresiatif dan bermasa
depan. Artinya, kedudukan Jakarta Islamic Centre yang sedemikian strategis
menghendaki adanya pelaksana profesional yang bekerja penuh waktu dan
memiliki jaminan masa depan termasuk jenjang karir serta saling mengakui,
menghargai dan adil terhadap seluruh sumberdaya insani. Bekerja penuh waktu
menunjukkan komitmen yang kuat dan profesionalisme. Jaminan masa depan
adalah salah satu bentuk penghargaan atas dedikasi pengelola. Apresiatif adalah
salah satu wujud karakter tim yang solid dan handal.
f. Prinsip Pengelolaan:
(1) Berpegang Teguh pada Syariah dan Moral Keagamaan, artinya pengelolaan
seluruh aktivitas organisasi berlandaskan pada syariah dan moral agama
Islam.
(2) Prinsip Transformatif, artinya pengelolaan seluruh aktivitas organisasi
hendaknya mempunyai dampak positif menumbuhkembangkan kesadaran
13
5. Lambang Organisasi
B. MASTER PLAN
Konsepsi pembangunan master plan JIC merupakan sebuah bentuk fungsi-fungsi
kemakmuran masjid yang difasilitasi secara total oleh Pemda DKI Jakarta dengan ciri
utamanya. terdapat fungsi peribadatan. fungsi pendidikan dan fungsi
perdagangan/bisnis. Konsepsi tersebut diimplementasikan dalam bentuk tiga komplek
bangunan yaitu Masjid, Gedung Sosial Budaya dan Gedung Wisma (Bisnis Centre).
Adapun penataan posisi Master Plan JIC dikerjakan oleh pakar bidang master plan di
Indonesia yaitu Ir. H. Karnaya. M.Arch (PT. Arservo). Keseluruhan konsepsi master
plan JIC tersebut telah dipaparkan dan disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta termasuk
tahapan penyelesaian pembangunannya (Rapat dan ekspose dengan Gubernur DKI
Jakarta pada tanggal 21 Oktober 2005).
a. Masjid
Masjid adalah unsur utama dari master plan JIC. Masjid JIC mulai dibangun pada
akhir tahun 2001. dan digunakan pertama kali dalam pelaksanaan Shalat Jumat
perdana pada tanggal 6 September 2002. Namun peresmian masjid dilakukan
pada tanggal 4 Maret 2003 oleh Gubernur DKI Jakarta. H. Sutiyoso. Menempati
areal seluas 2.2 Ha. masjid ini memiliki fasilitas berupa ruang shalat utama.
koridor. mezanin. selasar tertutup dan plasa. Kapasitas tampung jamaah masjid
JIC berjumlah 20.680 orang.
Bentuk bangunan masjid yang diarsiteki oleh Ir. H. Achmad Noe’man (PT.
Birano) ini merupakan manifestasi dari sifat-sifat keperkasaan (AI-Jabbaru).
kemegahan (AI-Mutakabbiru) sekaligus kelembutan dan keindahan (AI-Lathief)
yang diharapkan dapat menghapus stigma lama lokasi dengan filosofi bangunan
bersifat monumental
Secara arsitektur, Masjid JIC kaya dengan nuansa Betawi yang identik
dengan nuasana Islam dan memiliki menara setinggi 114 meter yang mengandung
makna jumlah surat dalam Al Qur’an. Ruang shalat utama Masjid Jakarta Islamic
Centre juga sangat monumental karena memiliki bentangan 66 meter x 66 meter
tanpa tiang yang merupakan bentangan terbesar se-Asia Tenggara yang
melambangkan jumlah ayat dalam Al Quran (6.666 ayat).
16
C. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 49
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre), maka struktur baru organisasi
Jakarta Islamic Centre adalah sebagaimana gambar di bawah ini :
D. SDM ORGANISASI
Pengisian personil utama pada organisasi Lembaga Jakarta Islamic Centre disesuaikan
dengan tahapan pembangunan master plan JIC. Perkembangan master plan
berkonsekuensi terhadap totalitas operasional fungsi bidang-bidang sehingga
berpengaruh pula terhadap komposisi pegawai JIC. Adapun komposisi lengkap
pegawai Jakarta Islamic Centre berdasarkan fungsi sebagai berikut :
A. STRATEGI INDUK
1. Visi
Visi Jakarta Islamic Centre adalah Menjadi Pusat Peradaban Islam.
2. Misi
Misi Jakarta Islamic Centre adalah :
a. Mewujudkan Pusat Pengembangan Sumberdaya Muslim, Pengkajian, Data dan
Informasi serta Budaya Islam di Jakarta yang bertaraf Internasional.
b. Mewujudkan Pusat Pengembangan Islam Jakarta sebagai landmark dengan sosok
fisik yang monumental, bernuansa Islami dimana Masjid sebagai sentrumnya.
3. Tujuan
Tujuan Jakarta Islamic Centre adalah :
a. Mewujudkan Masjid yang makmur dan monumental sebagai sentrum pembinaan
umat dan budaya Islam.
b. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan sumberdaya Muslim melalui dakwah,
pendidikan dan pelatihan.
c. Menyelenggarakan kegiatan pengkajian bagi pengembangan pemikiran dan
wawasan Islami.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan seni budaya Islami.
e. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan masyarakat dan layanan sosial.
f. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan data dan informasi Islami.
g. Menyelenggarakan kegiatan usaha dan pengembangan bisnis Islami.
h. Mewujudkan tata ruang lingkungan Jakarta Islamic Centre yang bernuansa
Islami, indah, nyaman dan monumental Islami.
20
Program Pemeliharaan
a. Telepon Air dan Listrik (TAL)
b. Kebersihan
Operasional pegawai berjalan dengan baik dan mampu menyerap anggaran sebesar
99,33%. Terdapat efisiensi anggaran sejumlah Rp. 17.870.800,- dari anggaran yang
direncanakan sejumlah Rp. 2.659.832.500,-. Hal ini disebabkan juga karena ada beberapa
pegawai JIC yang mengundurkan diri. Namun demikian operasional JIC tetap berjalan
meskipun ada pengurangan pegawai.
Sedangkan operasional fungsi bidang-bidang yaitu Bidang Takmir Masjid, Bidang
Pengkajian dan Pendidikan, Bidang Sosial Budaya, Bidang Informasi dan Komunikasi, dan
Bidang Pengembangan Bisnis serta Operasional Penunjang (Kegiatan Kesekretariatan),
secara keseluruhan telah berjalan sesuai dengan rencana program. Penyerapan anggaran
operasional fungsi secara keseluruhan mencapai 93,18%, yakni mencapai Rp
2.055.713.969,- dari alokasi anggaran Rp. 2.206.167.500.-. Terdapat efisiensi sejumlah
Rp. 150.453.531,- terutama di Bidang Sosial Budaya Rp. 74.789.502,- dan Bidang Takmir
Masjid Rp. 22.218.732,-. Hal ini disebabkan oleh ada efisiensi anggaran program Festival
Maulid Nusantara 7 di Bidang Sosial Budaya dan anggaran program Amaliyah Ramadhan
serta Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) di Bidang Takmir Masjid. Operasional Penunjung
(Kesekretariatan) mampu melaksanakan program dan kegiatan serta menyerap anggaran
paling baik. Kesekretariatan menyerap anggaran sebesar 98,98% meskipun mendapatkan
alokasi anggaran paling besar dibandingkan dengan bidang yang lain. Rekapitulasi kinerja
anggaran Jakarta Islamic Centre tahun 2012 selengkapnya terlihat pada Tabel 2.
6. Operasionalisasi Penunjang.
Kegiatan Operasional Penunjang tahun ini ada cukup banyak. Ada 24 program
yang dikerjakan karena memang sangat terkait dengan tugas dan fungsinya untuk
mensinergikan dan mengkoordinasi antar bidang, terutama dalam hal penyusunan
program, koordinasi internal dan eksternal, perawatan fasilitas, pengembangan
SDM pegawai, kerumahtanggaan, sarana penunjang bidang-bidang, layanan
terhadap kunjungan tamu, keikusertaan dalam MTQ Nasional XXIV di Ambon,
perjalanan dinas dalam rangka Training Imam Masjid Serantau di Malaysia,
kerjasama dan peliputan media serta audit keuangan oleh auditor independen.
Seluruh program telah terlaksana dengan baik. Namun yang teramat penting
adalah Sekretariat berhasil menyiapkan Naskah Akademik dan Rancangan Perda
tentang JIC dan menyiapkan kegiatan Focus Group Discussion untuk menguji
konsep randangan Perda tersebut. Selain itu, salah satu program baru juga adalah
pembuatan klip adzan, klip sejarah Festival Maulid Nusantara (FMN) dan Sistem
Informasi Kemasjidan (www.duniamasjid.com) yang menghimpun data-data
masjid di Indonesia.
C. KEGIATAN LAIN-LAIN
Sebagai sebuah pusat peradaban. Jakarta Islamic Centre diharapkan dapat menjadi
wadah terselenggaranya kajian-kajian tentang Islam, baik budaya, kesenian maupun
kajian-kajian lainnya untuk pengembangan dan peningkatan SDM umat. Selama tahun
2012 di samping kegiatan tersebut di atas juga telah dilakukan program terhadap :
Musyawarah Nasional (Munas) 2 Forum Islamic Centre Indonesia. Kegiatan ini
dilaksanakan di Jakarta Islamic Centre dan Pondok Pesantren Darun Najah,
Ulujami pada tanggal 16-18 November 2012. Jakarta Islamic Centre merupakan
inisiator dan kreator dari lahirnya Forum Islamic Centre Indonesia ini pada tahun
2007. Munas 2 Forum Islamic Centre Indonesia dihadiri oleh 118 orang dari 26
provinsi di Indonesia.
Layanan Kunjungan Tamu ke JIC. Setiap tahun kunjungan tamu ke JIC cukup
banyak yang terdiri dari tamu dalam dan luar negeri. Maksud kedatangan mereka
beragam. Ada yang datang dalam rangka studi banding dan ada yang terkait
dengan konsultasi terhadap permasalahan yang mereka hadapi. Adapun rincian
kunjungan tamu JIC sebagai berikut:
31
NO WAKTU LEMBAGA
1 19 Januari Pengurus Markaz Islam Bogor
2 31 Januari Taufik. Pemda Kab. Paser
3 10 Februari Djoko Setyono. Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kab.
Toli-Toli
4 28 Februari Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kuala Kapuas
5 23 April Islamic Information Centre
6 25 Mei Mahasiswa FISIP Universitas Negeri Jakarta
7 27 Juni Islamic Center Natuna
8 10 Juli The London School of Public Relation Jakarta
9 10 Agustus Islamic Center Samarinda
10 10 Agustus Badan Pelaksana Pengembangan Wilayah Surabaya
Madura
11 13 Agustus OOGATA TOSHIYUKI. Professor. Department of
International Communications School of International
Cultural Relations Tokai University
oogata@tspirit.tokau-u.jp
12 3 September Biro Kesra Kab. Temanggung
13 4 September MUI Prov. Kalimantan Selatan
14 13 Oktober Pemuda Lintas Agama se-Jakarta Utara
15 30 Oktober Masijd Ibnu Batutah & Pengurus IPHI Prov. Bali
16 23 November Kedutaan Besar Republik Islam Iran
Data kunjungan ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya 12
kali kunjungan. Sedangkan pada tahun 2010 dan 2009, tamu yang datang ke JIC
berjumlah 16 kali dalam setahun
No. 49 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) adalah organisasi Non
Struktural Pemda Prov. DKI Jakarta. Status demikian menjadikan JIC tidak bisa
menjadi PA (Pengguna Anggaran) dan PB (Pengguna Barang) sehingga tidak bisa
memiliki mata anggaran sendiri dan mendapat bantuan hibah yang diajukan oleh
SKPD. Selain itu, JIC juga tidak bisa merawat sendiri fasilitas yang ada karena JIC
tidak menguasai asset yang ada.
2. Pembangunan fasilitas Master Plan Jakarta Islamic Centre yang belum juga selesai
sehingga mengakibatkan operasional fungsi-fungsi JIC belum bisa totalitas dan
tentu saja sangat berpengaruh pada progress kinerja JIC.
3. Permasalahan aset JIC yakni berupa hibah frekuensi radio AM 1080 Khz dari
hamba Allah kepada JIC, namun karena payung hukum hibah tersebut berbentuk
PT (PT. Swara Mega Asri) sehingga JIC tidak bisa membiayai administrasi dan
perpanjangan izin frekuensi tersebut.
4. Kepegawaian
Permasalahan terkait dengan kepegawaian tidak lepas dari status JIC sebagai
perangkat non struktural sebagai akibat dari payung hukum JIC yang tidak cukup
kuat. Permasalahan tersebut antara lain :
Standar gaji yang tidak memadai.
Status pegawai juga belum jelas seperti apa termasuk reward and punishment-
nya.
Kesejahteraan pegawai belum diatur; pensiun, asuransi, jamsostek, diklat, dan
lain sebagainya.
4. Lingkungan
Akses menuju JIC yang belum memadai sebagai sebuah kawasan destinasi
wisata pesisir Jakarta Utara sekaligus komplek kebanggaan dan landmark
Jakarta.
Pola pikir masyarakat sekitar (Kampung Beting dan Tanah Merah) yang masih
belum memiliki sense of belonging yang kuat terhadap JIC.
Keberadaan Pedagang Kali Lima setiap sore sampai malam hari yang
mengurangi keanggunan lingkungan JIC
33
F. KESIMPULAN
1. Secara garis besar program tahun 2012 masih tetap melanjutkan program dan
kegiatan tahun-tahun sebelumnya dengan bertumpu pada penguatan di Bidang
Takmir Masjid, Bidang Pengkajian dan Pendidikan, Bidang Sosial Budaya, Bidang
Informasi dan Komunikasi, Bidang Pengembangan Bisnis serta Operasional
34
Sekretariat. Namun titik fokus utama kegiatan JIC ada tiga hal yakni penguatan
payung hukum kelembagaan, Amaliyah Ramadhan 1433 H dan tuan rumah Festival
Maulid Nusantara ke-7 tahun 2012.
2. Program dan kegiatan Jakarta Islamic Centre pada umumnya dibedakan menjadi
tiga kelompok kegiatan utama yaitu : Pemeliharaan, Operasional Pegawai dan
Operasional Fungsi dengan uraian sebagai berikut:
Program Pemeliharaan, yang terdiri dari Pembayaran Telepon Air Listrik (TAL)
dan Kebersihan, telah menyerap anggaran sejumlah Rp. 1.015.251.786,-
(89,53%) dari anggaran yang telah direncanakan Rp. 1.134.000.000,-.
Program Operasional Fungsi yang terdiri dari enam bidang fungsi menyerap
anggaran sejumlah Rp. 2.055.713.969,- (93,18%) dari alokasi anggaran
sejumlah Rp. 2.206.167.500,-.
Bab V. Penutup
Program dan kegiatan Jakarta Islamic Centre tahun 2012 telah terlaksana dengan
baik dan sukses. Perjalanan delapan tahun operasional Lembaga Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) dalam upaya mengimplementasikan
visi dan misinya menjadi Pusat Peradaban Islam di Jakarta dan Indonesia, tetap dirasa
masih belum maksimal. Mengingat masih banyak fungsi-fungsi yang belum bisa berjalan
dengan optimal dikarenakan pembangunan fisik bangunan/fasilitas Jakarta Islamic Centre
belum selesai. Namun sejauh ini perjalanan JIC sudah cukup dirasakan peran dan
eksistensinya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara dalam mendorong lahirnya simpul-
simpul baru pusat peradaban Islam di berbagai daerah di Indonesia baik di tingkat Provinsi
maupun di tingkat Kabupaten/Kota.
Meskipun secara umum merupakan program-program yang berkesinambungan
dengan tahun-tahun sebelumnya namun juga ada beberapa program baru terutama yang
sangat penting adalah terkait dengan upaya penguatan aspek payung hukum organisasi
menjadi Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta. Keberhasilan penguatan payung
hukum JIC tentu akan berdampak lebih kuat bagi kerja-kerja peradaban yang digagas JIC di
masa depan.
Semoga pencapaian yang telah dilakukan tahun ini dapat dilanjutkan dengan lebih
baik pada tahun 2013 sehingga semakin hari visi dan misi JIC sebagai sebuah pusat
peradaban Islam semakin mendekati perwujudan.
36
Lampiran 1.
DOKUMENTASI KEGIATAN
PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM JAKARTA
(JAKARTA ISLAMIC CENTRE)
TAHUN 2012
37
38
39
40
41
42
43