Anda di halaman 1dari 5

AKHLAK PENIMBA ILMU

Oleh Sarjuni S.Ag,M.Hum Tanggal:16 September 2013 Al-Quran Katakanlah Apakah sama, orang-orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Hanya orang-orang yang berakal sajalah yang bisa mengambil pelajaran. (QS. Al-Zumar: 9) Allah mengangkat orang-orang yang beriman daripada kamu dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat. (QS. Al-Mujadalah, 11). Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya. (Surat al-Taubah 122). Al-Hadits Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini, yang dia tidak mendatanginya kecuali untuk kebaikan yang akan dipelajarinya atau diajarkannya,maka dia sekedudukan dengan mujahid di jalan Allah. Dan siapa yang datang untuk maksud selain itu, maka dia sekedudukan dengan seseorang yang melihat barang perhiasan orang lain. (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah). Isnadnya hasan, dan disahihkan oleh Ibnu Hibban. Barangsiapa yang pergi menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali. (HR. Timidzi). Hadist ini hasan gharib. Sebagian perawi yang lain meriwayatkan hadits ini, namun tidak memarfukannya.

Perkataan para Sahabat Ali bin Abi Talib ra : Ilmu lebih baik daripada harta, oleh karena harta itu kamu yang menjaganya, sedangkan ilmu itu adalah yang menjagamu. Harta akan lenyap jika dibelanjakan, sementara ilmu akan berkembang jika diinfakkan (diajarkan). Ilmu adalah penguasa, sedang harta adalah yang dikuasai. Telah mati para penyimpan harta padahal mereka masih hidup, sementara ulama tetap hidup sepanjang masa. Jasajasa mereka hilang tapi pengaruh mereka tetap ada/membekas di dalam hati. Muadz bin Jabal: Tuntutlah ilmu, sebab menuntutnya untuk mencari keridhaan Allah adalah ibadah, mengetahuinya adalah khasyah, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah dan mendiskusikannya adalah tasbih. Dengan ilmu, Allah diketahui dan disembah, dan dengan ilmu pla Alah diagungkan dan ditauhidkan. Allah mengangkat (kedudukan) suatu kaum dengan ilmu, dan menjadikan mereka sebagai pemimpin dan Imam bagi manusia, manusia mendapat petunjuk melalui perantaraan mereka dan akan merujuk kepada pendapat mereka.

Iman, Ilmu dan Amal/Moral Allah berfirman yang artinya: Amat besar kutuk dari Allah taala bahwa kamu katakan apa yang tidak kamu kerjakan. (Surat Al-Saff, 3) Allah berfirman yang artinya: Adakah kamu menyuruh manusia dengan kebaikan dan kamu lupakan akan dirimu sendiri. (Surat al-Baqarah, 44) Rasulullah saw bersabda:


Tidaklah seorang itu bernama alim sebelum berbuat menurut ilmunya.

Barangsiapa menuntut ilmu yang menuju keridhaan Allah untuk memperoleh harta benda duniawi, maka orang itu tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah). Dalam Islam Ilmu, jika terlepas dengan adab/etika/moral, maka tidak akan melahirkan peradaban. Biografi Para Ulama Al-Hakam bin Hisyam al-Tsaqafi mengatakan: Orang menceritakan kepadaku di negeri Syam, suatu cerita tentang Abu Hanifah, bahwa beliau adalah seorang manusia pemegang amanah yang terbesar. Sultan mau mengangkatnya menjadi pemegang kunci gudang kekayaan Negara atau memukulnya kalau menolak. Maka Abu Hanifah memilih siksaan daripada siksaan Allah Taala. Al-Rabi mengatakan: Imam Syafii menghkatamkan al-Quran misalnya, dalam bulan Ramadhan, enam puluh kali. Semuanya itu dalam shalat. Contoh Biografi Para Intelektual Barat Jean-Jacques Rousseau (1712-1778) berjalan-jalan di Turin di jalan gelap dan menampakkan pantatnya telanjang kepada para wanita. Ia menulis: Kesenangan bodoh yang yang saya pernah lakukan adalah menampakkannya di depan mata-mata yang tidak dapat digambarkan. Definisi Murid As-sabi (kanak-kanak) Al-Mutaalim (pelajar) Thalibul Ilmi (penimba ilmu)

Karakter Penimba Ilmu menurut Az-Zarnuji (Taklimul Mutaallim) 1. Mendahulukan kesucian Jiwa 2. Menyedikitkan hubungan dengan duniawi 3. Bersikap rendah diri, tidak sombong, senantiasa menghormati guru. 4. Jika masih baru, jangan terlibat dalam perdebatan.

5. Memilih satu disiplin ilmu 6. Tidak diperkenankan mempelajari semua bidang ilmu sekaligus 7. Mengetahui sebab kemuliaan ilmu 8. Tujuan menimba ilmu untuk kesucian jiwa dan mendapatkan fadhilah/pahala, bukan untuk mencari materi. 9. Mengetahui keterkaitan ilmu dengan tujuan hidup. 10. Menyerahkan urusan kepada gurunya. Etika Murid Terhadap Guru (Taklimul Mutaallim) 1. Menghindari banyak bicara dengan guru 2. Tidak memulai bicara jika tidak diajak bicara 3. Tidak bertanya sebelum minta ijin 4. Tidak diperkenankan berbincang sambil tertawa dengan guru 5. Bersikap tawadhu di hadapan guru 6. Tidak banyak bertanya 7. Bersikap Wara

8. Mengurangi rasa tergantung pada urusan dunia. 9. Tidak duduk di tempat guru. 10. Menjauhi sikap yang menyinggung perasaan guru. Syarat Memperoleh Ilmu 1. Dzakaun (potensi kecerdasan) 2. Hirsun (motivasi yang kuat) 3. Istibarun (kesabaran) 4. Dirhamun (dana)

5. Suhbatu ustadzin (interaksi dengan guru) 6. Thulu zamanin (butuh waktu lama) Memuliakan ilmu dan orang yang berilmu Pantangan Ahli Ilmu 1. Jangan merendahkan diri sendiri, ia harus tawadhu dan iffah (al takhaluq bi akhlaqillahi, ala thaqatil basyariyah) 2. Jangan menjadikan ilmu sebagai komoditas , jangan menjadi ulama su

Anda mungkin juga menyukai