Anda di halaman 1dari 16

Senangnya Mencari Ilmu dan Indahnya Berbagi Pengetahuan

Bumi Indonesia diibaratkan oleh Multatuli laksana zamrud di dataran khatulistiwa. Tanah
Indonesia oleh Quraisy Shihab diibaratkan laksana sekeping tanah sorga yang dihamparkan di
persada nusantara. Koes Plus salat satu grup band legendaris Indonesia dalam salah satu syairnya
menyebutkan: orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi
tanaman. Demikianlah berbagai ungkapan kekaguman akan kesuburan dan kekayaan alam
Indonesia tercinta ini.
Indonesia adalah negara kaya akan sumber daya alam, tanahnya sangat subur. Namun
kenyataannya masih banyak rakyatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan, bayi-bayi dan
anak-anak mengalami busung lapar, pelajar putus sekolah, serta kenestapaan-kenestapaan
lainnya.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ini disebabkan Sumber Daya Alam yang kita miliki belum
dimanfaatkan oleh bangsa sendiri, melainkan dieksploitasi oleh bangsa-bangsa lain. Bangsa kita
masih rendah dalam penguasaan Sain dan Teknologi.
Bumi tanpa cahaya matahari akan hampa dan kehidupan akan binasa. Begitulah ibarat
hati manusia, tanpa cahaya ilmu, hati akan sakit dan mati. Wahai Pemuda harapan bangsa,
tahukah Anda bahwa salah satu modal untuk bisa meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
itu adalah ilmu. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah syarat mutlak untuk
menggapai kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Apabila tidak, maka kita akan tetap
menjadi bangsa yang terjajah di negeri sendiri. Nilai seseorang bukan diukur dari seberapa besar
tubuhnya, atau seberapa kuat ototnya, melainkan salah satunya diukur dari seberapa besar
penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Ayo tanamkan rasa senang menuntut
ilmu dalam diri kita!
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula hadits lainnya melalui Abdullah bin Ubaid bin
Umair yang menceritakan, bahwa mengingat keinginan kaum Mukminin yang sangat besar
terhadap masalah jihad, disebutkan bahwa bila Rasulullah SA mengirimkan pasukan perang,
maka mereka semuanya berangkat. Dan mereka meninggalkan Nabi SAW di Madinah bersama
dengan orang-orang yang lemah. Maka turunlah firman Allah SWT surah At-Taubah ayat 122
tersebut.

Allah telah menganjurkan pembagian tugas. Seluruh orang yang beriman diwajibkan
berjihad dan diwajibkan pergi berperang menurut kesanggupan masing-masing, baik secara
ringan ataupun secara berat. Maka dengan ayat ini, Allah pun menuntun hendaklah Jika yang
pergi ke medan perang itu bertarung nyawa dengan musuh, maka yang tinggal di garis belakang
memperdalam (ilmu pengetahuan) agama, sebab tidaklah kurang penting jihad yang mereka
hadapi. Ilmu agama wajib diperdalam. Tidak semua orang akan sanggup mempelajari seluruh
agama itu secara ilmiah. Ada pahlawan di medan perang, dengan pedang di tangan dan ada pula
pahlawan di garis belakang mengkaji kitab. Keduanya penting dan keduanya saling mengisi.
Ayat ini berkenaan dengan kepergian mempelajari ilmu dan hukum-hukum ad-Din, atau
panggilan umum untuk berjihad. Surat ini termasuk surat Madaniyah karena turun di Madinah
pada saat peperangan. Ayat ini menunjukkan, bahwa jihad itu dapat dengan harta kekayaan,
dapat pula dengan jiwa. Barangsiapa mampu melakukan semuanya, maka wajib melakukannya.
Tetapi jika hanya mampu 1 diantara keduanya, maka yang ia mampu itulah yang wajib ia
lakukan.
Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa tidak perlu semua orang mukmin
berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum muslimin
saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang,
dan sebagian lagi bertekun menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam supaya ajaranajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang
lebih efektif dan bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan.
Tugas ulama umat Islam adalah untuk mempelajari agamanya, serta mengamalkannya
dengan baik, kemudian menyampaikan pengetahuan agama itu kepada yang belum
mengetahuinya. Tugas-tugas tersebut adalah merupakan tugas umat dan tugas setiap pribadi
muslim sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan masing-masing, karena Rasulullah SAW
telah bersabda;

"Sampaikanlah olehmu (apa-apa yang telah kamu peroleh) daripadaku walaupun hanya satu
ayat Al-Quran".

Akan tetapi tentu saja tidak setiap orang Islam mendapat kesempatan untuk bertekun
menuntut dan mendalami ilmu pengetahuan serta mendalami ilmu agama, karena sebagiannya
sibuk dengan tugas di medan perang, di ladang, di pabrik, di toko dan sebagainya. Oleh sebab itu
harus ada sebagian dari umat Islam yang menggunakan waktu dan tenaganya untuk menuntut
ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama agar kemudian setelah mereka selesai dan kembali ke
masyarakat, mereka dapat menyebarkan ilmu tersebut, serta menjalankan dakwah Islam dengan
cara atau metode yang baik sehingga mencapai hasil yang lebih baik pula.
Apabila umat Islam telah memahami ajaran-ajaran agamanya, dan telah mengerti hukum
halal dan haram, serta perintah dan larangan agama, tentulah mereka akan lebih dapat menjaga
diri dari kesesatan dan kemaksiatan, dapat melaksanakan perintah agama dengan baik dan dapat
menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian umat Islam menjadi umat yang baik, sejahtera dunia
dan akhirat.
Oleh karena ayat ini telah menetapkan bahwa fungsi ilmu tersebut adalah
untuk mencerdaskan umat, maka tidaklah dapat dibenarkan bila ada orang-orang Islam yang
menuntut ilmu pengetahuannya hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan atau keuntungan
pribadi saja, apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan
kesombongan diri terhadap golongan yang belum menerima pengetahuan.
Orang-orang yang telah memiliki ilmu pengetahuan haruslah menjadi
mercusuar bagi umatnya. Ia harus menyebarluaskan ilmunya, dan membimbing orang lain agar
memiliki ilmu pengetahuan pula. Selain itu, ia sendiri juga harus mengamalkan ilmunya agar
menjadi contoh dan teladan bagi orang-orang sekitarnya dalam ketaatan menjalankan peraturan
dan ajaran-ajaran agama. Dengan demikian dapat diambil suatu pengertian, bahwa dalam bidang
ilmu pengetahuan, setiap orang mukmin mempunyai tiga macam kewajiban, yaitu: menuntut
ilmu, mengamalkannya, dan mengajarkannya kepada orang lain.
Mencari Ilmu dalam Pandangan Islam
Menurut pengertian yang tersurat dari QS. At-Taubah (9) ayat 122 di atas, kewajiban
menuntut ilmu pengetahuan yang ditekankan di sisi Allah adalah dalam bidang ilmu agama.
Akan tetapi agama adalah suatu sistem hidup yang mencakup seluruh aspek yang mencerdaskan
kehidupan, dan tidak bertentangan dengan norma-norma segi kehidupan manusia. Setiap ilmu
pengetahuan yang berguna dan dapat mencerdaskan kehidupan mereka dan tidak bertentangan

dengan norma-norma agama, wajib dipelajari. Umat Islam diperintahkan Allah untuk
memakmurkan bumi ini dan menciptakan kehidupan yang baik. Sedang ilmu pengetahuan adalah
sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Artinya : Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki
ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki
ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu. (HR.
Turmudzi)
Pencarian ilmu dalam ajaran Islam tidak dibatasi oleh perbedaan jender ataupun waktu,
Rasulullah saw bersabda:
Artinya : Dari Anas bin Malik dia berkata Rasulullah saw bersabda : Mencari ilmu itu adalah
wajib bagi setiap muslim (laki-laki maupun perempuan). (HR. Ibnu Majah)
Artinya : Dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda :Barangsiapa keluar untuk mencari
ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali (pulang). (HR Ibnu Majah)
Rasulullah SAW menuntun kita agar senang dalam menuntut ilmu dan dilakukan secara
totalitas karena Allah akan memberi berbagai kemudahan, sebagaimana sabda-sabdanya berikut
ini:



:



Artinya: Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu
wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada
para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (HR. Ibnu Abdil Bar).
Artinya : Dari Abu Hurairah ra sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa merintis
jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)

1.

Indahnya Berbagi Ilmu Pengetahuan


Secara sosiologi dan kultural, manusia adalah makhluk Tuhan yang merupakan bagian
dari alam semesta yang memiliki watak dan potensi dasar untuk hidup bermasyarakat (homo
socius) yang akan membentuk kebudayaan (makhluk budaya), sehingga secara implisit hal ini
menggambarkan adanya proses pendidikan yang berlangsung di lingkungannya.
Kesenangan adalah kualitas kehidupan yang selalu dicari oleh manusia, meskipun dalam
prosesnya banyak yang menempuh cara-cara negatif. Demi kesenangan, banyak yang rela
mengikuti ajakan yang buruk dan menjauhi ajakan yang baik. Dengan demikian nampak jelas
pentingnya menebarkan kebaikan dan mencegah kemunkaran agar kebahagian manusia di dunia
dan akhirat bisa tercapai.
Salah satu bentuk menebarkan kebaikan adalah dengan jalan berbagi ilmu pengetahuan
terhadap sesama untuk mencapai kualitas hidup dan kehidupan yang lebih baik untuk individu
maupun kelompok. Keutamaan-keutamaan berbagi ilmu pengetahuan digambarkan dalam hadits
Rasulullah SAW berikut ini:







( ).
Tuntutlah ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
Wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan
mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR.
Ar-Rabii)




( ) .

Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah telah baik bagimu dari pada
shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik
dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik dari pada shalat seribu rakaat. (HR. Ibn Majah)
Adapun orang yang tidak mau berbagi ilmu pengetahuan dengan sesama, maka
Rasulullah SAW menggambarkan konsekuensinya seperti berikut:
( ) .

Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari
kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)
( ) .
Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah
menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (al-Baihaqy)
Demikianlah tuntunan Islam dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya kepada orang
lain.

Hormat dan patuh Pada Orang Tua dan Guru


1.

Hormat dan Patuh pada Orang Tua


Ibu dan bapak adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan kita. Kita hadir di
dunia fana ini karena melalui orang tua kita. Sejak dalam kandungan lalu dilahirkan,disusui
diberi makan minum, diasuh, dididik, disayangi, dilindungi dan hingga sampai saat ini. Allah
memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada orang tua, sesuai dengan firman Allah
SWT pada Q.S. Al-Isra ayat 23, yang berbunyi:

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara
keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.
Dari ayat di atas, dapat di jelaskan bahwa kita harus hormat kepada orang tua sampai
orang tua kita berusia lanjut. Pada kedua orang tua kita dilarang untuk mengatakan ah apabila
perkataan-perkataan yang lainnya. Hal ini juga sejalan dengan Q.S. An-Nisa ayat 36, bunyinya




Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri.
Dari beberpa ayat diatas, jelaslah perintah Allah SWT kepada manusia bagaimana
seorang anak diperintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Termasuk dosa besar
ketika seorang anak menyakiti dan durhaka terhadap kedua orang tuanya.
Hormat dan patuh pada orang tua hatus tetap kita laksanakan, baik selama beliau masih
hidup maupun setelah meninggal dunia. Sikap kita untuk menghormati orang tua yang masih
hidup itu banyak caranya. Hal ini tergambar dari bagaimana adab kita terhadap orang tua. Adab
kepada kedua orang tua artinya tata cara yang baik bergaul dengan kedua orang tua, baik dalam

hal perbuatan, sikap dan tutur kata. Adapun adab kepada kedua orang tua yang masih hidup
antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Berperilaku hormat
Bersikap kasih sayang
bersikap dan berbicara dengan sopan santun.
Mentaati setiap perintah kedua orang tua kita, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Membantu meringankan pekerjaan merema.
Mendoakan kebaikan bagi kedua orang tua setiap selesai shalat fardhu.
Gembirakan mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik, misalnya dengan rajin ibadah dan
sebagainya agar mereka selalu ridha kepada kita. Dalam sebuah hadits Nabi mangatakan: Ridha
Allah tergantung kepada ridha orang tua, dan murka Allah terkandung kepada murka kedua

h.

orang tua.
Muliakan keduanya, terutama ibu. Namun tidak berarti bapak tidak perlu dimuliakan tetap saja
wajib, hanya kepada ibu harus lebih-lebih dimuliakan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah
hadits Nabi Muhammad SAW: Siapakah orang yang paling saya jadikan sebagai sahabat dalam
kehidupan ini? Baginda SAW menjawab dengan singkat: Ibumu kemudian orang itu bertanya
lagi: Kemudian siapa lagi ya Rasulullah? beliau menjawab lagi:Ibumu. Dengan penasaran
dan tidak puas orang itu bertanya lagi:Kemudian dengan siapa lagi ya Rasulullah?Rasulullah
SAW menjawab lagi dengan tegas;Ibumu. Dan orang itu masih bertanya lagi: Kemudian siapa
lagi, ya Rasulullah? Rasul menjawab: Kemudian dengan ayahmu (HR. Bukhari dan Muslim).
Sealain itu al-quran juga menggambarkan betapa susah seorang ibu dalam mengurus anaknya
dari ketika dalam kandungan. Terdapat dalam Q.S. Luqman ayat 14.

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.
g. Jagalah nama baik keduanya.
Jadi, sebagai anak harusnyalah kita tetap harus dapat menghormati dan mematuhi segala
apa yang di perintahkannya, selama perintahnya tidak melanggar ajaran agama Islam.
Selanjutnya, walaupun orang tua kita sudah meninggal dunia maka kita juga masih harus
tetap hormat kepada beliau, semuanya haruslah kita kita tahu bagaimana adab yang harus dan
bisa kita lakukan kepada orang tua kita yang sudah meninggal dunia. Adab kepada orang tua
yang sudah meninggal dunia tentunya berbeda dengan adab kita terhadap orang tua kita yang

masih hidup. Untuk itu, kita akan menuliskan adab kita terhadap orang tua kita yang sudah
meninggal dunia, diantaranya:
a.
b.
c.
d.

Selalu mendoakannya.
Atau doa khusu untuk orang yang sudah meninggal.
Tidak memutuskan tali silaturahim dengan keluarga, kerabat dan sahabat-sahabat mereka.
Pergilah berziarah ke kuburnya. Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah, Rasulullah bersabda:Barang siapa yang berziarah ke kubur kedua orang tuanya, atau
salah seorang darim keduanya pada tiap hari jumat, maka dosanya akan diampuni Allah dan ia

e.
f.
g.

dinyatakan sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Meneladani sikap-sikap yang baik dari keduanya.
Melaksanakan setiap wasiat atau pesan dari keduanya.
Melanjutkan cita-cita atau perjuangan yang pernah dilakukan sewaktu hidup.
Pentingnya kita menghormat dan menyayangi orang tua yang masih hidup. Bila kita
hendak mengukur betapa besar jasa kedua orang tua kepada kita, niscaya tidak dapat terukur
meskipun bumi terbelah dua. Dan baktinya tidak akan terbayar dengan bakti kita sampai berakhir
hayat kita. Maka sebenarnya harta kita miliki adalah harta kepunyaan kedua orang tua kita.
Dan setelah meninggal pun kedua orang tua kita, maka kewajiban kita untuk mendoakan
untuk memohon ampun, menepati janji dan membayar nazar kedua orang kita sewaktu masih
hidup, dan selalu menjaga tali silaturahim dengan kerabat orang tua kita.
Berbakti kepada orang tua semasa mereka hidup dapat dilakukan dengan cara:

a.

Pahala berbakti kepada kedua orang tua di dunia dan akhirat


Berbakti kepada kedua orang tua merupakan hak dan kewajiban setiap manusia . Ini dapat
dipahami dari sebuah riwayat berikut ini. Pada suatu hari seorang laki-laki menghadap
Rasulullah saw, dan berkata:Wahai Rasulullah , siapakah orang yang paling berhak saya
perlakukan dengan baik? Rasulullah menjawab, Ibumu, ayahmu, saudara perempuanmu,
saudara laki-lakimu dan hamba sahayamu merupakan hak dan kewajibanmu serta menjadi
sebuah keluarga yang harus disambung. (HR. Abu Dawud dari Qulaib Ibnu Manfaah). Hikmah
yang dapat diambil apabila kita berbakti pada kedua orang tua di dunua maka Allah akan
menambah umur dan rezeki kita, sedangkan untukm di akhiran, maka dosa-dosa kita selama di

dunia akan terhapuskan.


b. Mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas fardhu kifayah.
Berbakti kepada orang tua adalah fardhu ain bagi setiap muslim. Maka yang dapat dilakukan
adalah: mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas jihad di jalan Allah; mengutamakan
berbakti kepada orang tua diatas istri dan teman-temannya; mengutamakan berbakti kepada

orang tua di atas haji; mengutamakan berbakti kepada orang tua di ata mengunjungi Rasulullah
saw; mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas anak-anak; mengutamakan berbakti
kepada ibu di atas amalan-amalan sunah; mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas hijrah
di jalan Allah. Abu Yala dan Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang baik,1[13]
sesungguhnya ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw, lalu berkata:Aku sangat
menginginkan untuk berjihad, tetapi aku tidak mampu? Nabi saw. bertanya:Apakah salah
seorang dari kedua orang tua anda masih ada? Ia menjawab: Ya, ibuku masih ada. Beliau
bersabda:Mohonlah kepada Allah agar dapat berbakti kepadanya. Bila anda benar-benar
melakukannya (berbakti padanya), maka anda mendapatkan pahala seperti orang yang berhaji,
umrah, dan berjihad.
c.
Tidak ada ketaatan kepada orang tua untuk mendurhakai Allah, namun harus tetap berbuat
d.
e.

baik kepada keduanya.


Manusia yang paling berhak untuk ditemani adalah kedua orang tuamu.
Mengutamakan berbakti kepada ibu jika kepentingan ayah tidak bisa dikompromikan dengan

a.
b.

kepentingan ibu.
kamu dan hartamu adalah milik orang tuamu.
Saling mendoakan antara orang tua dan anak-anaknya.
Jangan menyebabkan orang lain mencaci kedua orang tuamu.
Berbanggalah dengan orang tuamu.
Menghajikan orang tua.
Melaksanakam nazar orang tua.
durhakan kepada orang tua termasuk dosa besar yang tercepat balasannya di dunia dan akhirat.
Rasulullah saw. pernah memberi sepuluh wasiat kepada Muadz bin Jabal:
janganlah menyekutukan Allah, meskipun kamu dibunuh dengan cara dibakar.
Janganlah mendurhakankedua orang tua, meskipun kamu disuruh meninggalkan harta dan

c.

keluargamu.
Janganlah meninggalkan shalat wajib dengan sengaja! karena, orang yang meninggalkan

d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

shalat wajib dengan sengaja terlepas dari tanggungan Allah.


Janganlah minum minuman keras! karena, itu adalah pangkal segala kebejatan.
Ingat, hindarilah perbutan maksiat! karena maksiat itu mengundang kemurkaan Allah.
Ingat, hindarilah melarikan diri dari medan perang, meskipun semua harus tewas.
Jika manusia pada meninggal, sedang kamu ada diantara mereka, maka bertahanlah!
Berilah nafkah kepada keluargamu dengan usahamu!
Janganlah memukul mereka dengan alasan mendidik!
Tanamkanlah rasa takut mereka kepada Allah.

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Apapun dan bagaimanapun kejadiannya, hormat dan patuh kepada kedua orang dapat kita
jalankan dengan cara mengabdi dan membuat senang orang tua, baik secara lahiriah maupun
2.

bathinia.
Hormat dan Patuh pada Guru
Pendidikan adalah juga merupakan bagian dari upaya untuk membantu manusia
memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara
individu maupun kelompokSebagai proses, pendidikan memerlukan sebuah sistem yang
terprogram dan mantap, serta tujuan yang jelas agar arah yang dituju mudah dicapai. Pendidikan
adalah upaya yang disengaja. Makanya pendidikan merupakan suatu rancangan dari proses suatu
kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan arah yang jelas sebagai tujuan yang
hendak dicapai.
Adapun pemikiran yang dijadikan dasar pandangan ilmu pengetahuan meliputi prinsipprinsip sebagai berikut:2[15]

a.

Pengetahuan merupakan pengembangan dari kemampuan nalar manusia yang potensial

b.

dasarnya bersumber dari anugerah Allah.


Penegtahuan dapat diperoleh manusia melalui usaha (belajar, meneliti atau eksperimen) atau
melalui penyucian diri serta pendekatan kepada Allah. Pengetahuan diperoleh dari kesungguhan

c.

usaha tersebut.
Pengetahuan merupakan potensi manusia yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatjan

terbentuk menalui nalar dan penginderaan.


d.
Pengetahuan manusia memilikim kadar kadar dan tingkatan yang berbeda sesuai dengan
obyek, tujuan dan metode yang digunakan.
e.
Pengetahuan yang paling utama adalah pengetahuan yang berhubungan dengan Allah,
f.

Perbuatan-Nya serta makhluk-Nya.


Pengetahua manusia pada hakikatnya adalah hasil penafsiran dan pengungkapan kembali,

segala bentuk permasalahan yang berkaitan dengan hukum-hukum Allah.


g.
Pengetahuan yang hakiki adalah pengetahuan yang didasari oleh kaidah-kaidah dan nilai
akhlak, karena dapat mendatangkan ketentraman batin.
Hormat dan patuh pada guru, merupakan sifat terpuji yang harus ditanamkan pada setiap
anak didik. Guru adalah orang yang memberikan pelajaran, atau guru adalah seorang pengajar
serta pendidik yang mendidik dan orang yang nenberikan pelajaran terhadap sesuatu yang baru.

Oleh karena itu kita wajib hormat dan patuh kepada guru, karena guru telah mengajarkan ilmu,
mendidik, dan membekali kita dengan ketrampilan yang memadai sehingga dapat berhasil.
Begitu berjasanya seorang guru bagi kehidupan generasi yang akan datang, karena
apabila ilmu itu hilang, maka kebodohanlah yang akan tampak. Bersumber dari Anas r.a, ia
berkata: Sungguh aku ceritahkan kepadamu suatu hadits yang tidak diceritakan kepadanya oleh
seorangpun sesudah saya. Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:Sesungguhnya sebagian
dari tanda-tanda kiamat adalah menyedikitkan ilmu, nampaknya kebodohan dan perzinaan,
banyaknya wanita dan sedikitnya laki-laki sehingga lima puluh wanita satu penegak (laki-laki
yang mengurus).3[16]
Jelaslah, bahwa peran guru sangat dibutuhkan demi berlangsungnya generasi muda
penerus bangsa yang memberikan dan membawa mereka pada tahap kemandirian dan terhindar
dari kebodohan.
Sebagai seorang pelajar yang baik, kita harus selalu menghormati bapak dan ibu guru.
Hormat kepada guru dilakukan dimanapun, baik di sekolah maupun di jalan. Menghormati guru
bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.

Apabila berjumpa dengan guru, ucapkan salam dan ciumlah tangannya dengan membukukkan

sedikit badan.
b. Apabila guru sedang mengajar, duduklah dengan tenang, dan dengarkan apa yang diajarkan
agar mudah memehaminya.
Guru adalah orang yang berjasa dalam hidup kita. Mereka mengajarkan kita ilmu yang
bermanfaat. Di sekolah, kita harus selalu menghormati semua perintah guru. Mematuhi perintah
guru dapat dilakukan dengan cara:
a.

Apabila kita diperintahkan oleh guru, misalnya mengambil kapur, mengantarkan buku,

b.

menghapus papan tulis dan sebaginya, kita harus melaksanakannya.


Selalu mentaati peraturan sekolah. Misalnya apabilah tidak masuk karena sakit, harus membuat

surat izin, memakai seragam sesuai waktunya, dan sampai di kelas tepat pada waktunya.
c.
Apabila mendapat tugas atau pekerjaan rumah (PR) selalu dikerjakan dan dikumpulkan tepat
d.

pada waktunya.
Apabila mendapat tugas piket, berangkat lebih awal agar tidak mengganggu waktu belajar.

Bapak dan ibu guru dapat dijadikan panutan dalam kehidupan kita. Mereka orang yang
membimbing kita. Oleh karena itu, kita dapat meneladani sikap baik bapak dan ibu guru.
Meneladani sikap baik guru dapat dilakukan dengan cara:4[21]
a.
Meniru kebiasaan baiknya. Misalnya, bu guru sering mengisi waktu istirahat dengan a.
Meniru kebiasaan baiknya. Misalnya, bu guru sering mengisi waktu istirahat dengan membaca
buku.
b. Meniru tutur katanya.
c.
Melaksanakan semua nasihatnya.
Oleh karena itu, karena guru adalah sebagai suri teladan yang baik pada anak didik, maka
sebagai seorang guru harus bisa menjaga sikap hingga bisa menjadi contoh bagi anak didiknya.
KESIMPULAN DAN SOLUSI
Hormat dan patuh pada orang tua dan guru adalah merupakan akhla yang terpuji, himgga
harus bisa diterapkan oleh peserta didik. Hormat dan patuh pada orang tua dan guru itu meliputi:
1.

Orang tua adalah orang telah melahirkan kita, menyusui, mendidik, mencukupi semua

2.

kebutuhan hidup kita sampai kita dewasa dan sampai menghantar kita sampai menikah.
Orang tua adalah orang yang wajib kita hormati dan patuhi., baik selama mereka masih hidup

maupun setelah meninggal dunia.


3. Harta yang kita punya adalah harta orang tua kita
4. Mengurus orang tua itu lebih utama dari berjihad di jalan Allahm karena mengurus orang tua
termasuk jihad di jalan Allah.
5. Mendoakan mereka setelah meninggal dunia adalah salah satu hormat kita kepada orang tua.
6. Mendatangi kuburnya (ziarah kubur) adalah salah satu bakti mkita kepada orang tua.
7. Guru adalah orang yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kita, dari kita tidak
8.

mengenal apapun sampai kita menemukan pengetahuan yang baru.


Guru adalah cermin bagi peserta didik, oleh karena seorang pendidik harus menjadi contoh

teladan bagi anak didiknya.


9. Menghormati dan patuh pada guru dapat dilakukan dengan cara mengucapkan salam bila
bertemu, mematuhi peraturan sekolah, mengerjakan apa yang diperintahkan kepada kita (PR)
Solusinya adalah karena orang tua dan guru adalah sebagai orang tua kita di rumah dan di
sekolah, maka mematuhi dan menghormati kesuanya adalah merupakn suatu kewajiban, oleh
karena itu baik di rumah maupun di sekolah pendidikan akhlah adalah menjadi pokok utama
pembentukkan perilaku terpuji pada anak didik kita.

DAFTAR PUSTAKA
http://juariamuin.blogspot.com/2013/11/perilaku-terpuji.html
http://asnawigpai.blogspot.com/2014/02/pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti.html
Al-Ghazali, terjemah Syamsi Hasan, Menyikap Rahasia Qalbu ,Surabaya: Amelia, tt
Bisri, Akhlak ,Jakarta: Dirjen Pais Depag, 2009.
H. Jalaluddin, Teologi Pendidikan , Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2003.
M.Sholeh, Akidah Akhlak ,Semarang: CV.Aneka Ilmu, 2007.
Muhammad Yasir Nst, Manusia Menurut Al-Ghazali, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1999.
Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid, Cara Nabi Mendidik Anak , Jakarta: Al-I,tishom Cahaya
Umat, 2004.
Moh. nasrun.S, Senang Belajar Agama Islam, Jakartta: Erlangga, 2007.
Umairul Ahbab Baiquni dan Achmad Sunarto, Terjemah Hadits Shahih Bukhari, Bandung:
Husaini,

MATERI MATRIKULASI
PAI DAN BUDI PEKERTI

Disusun Oleh:
1.Ayu Fatmasari
2.fitriani
3.Wahyu Joko Santiko
4.Yuda Abriansyah

Disusun oleh:
NAMA

:FITRIANI

NO.ABSEN

:12

`KELAS

:XI MIPA 3

TAHUN PELAJARAN 2014/2015


SMA NEGERI 1 JAKENAN

Anda mungkin juga menyukai