Anda di halaman 1dari 4

SUPLEMEN

UNIT 10

ETIKA ISLAM DALAM PENERAPAN ILMU

1. Ilmu dan Kemanusiaan


Baik sejarah maupun realitas kehidupan kita saat ini membuktikan, bangsa yang berperadaban maju,
memiliki kemandirian dan bermartabat di hadapan bangsa lainnya adalah bangsa yang paling maju
ilmu pengetahuannya, demikian pula sebaliknya. Saat ini negara-negara Asia yang sangat sungguh-
sungguh menghargai ilmu pengetahuan terbukti sekarang menjadi negara maju seperti Jepang, Korea
dan Taiwan, disusul kemudian Singapura dan Malaysia. Cina dan India yang sangat getol mendidik
generasi mudanya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan diperkirakan akan menjadi kekuatan
ekonomi kedua setelah Amerika pada tahun 2015, disusul kemudian India pada tahun 2020 (Tobroni,
2008:38)

Sesungguhnya konsep dan ajaran Islam selalu memotivasi umatnya untuk maju dan beradab.
Seperti ajarannya tentang kewajiban menuntut ilmu dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Sebuah hadist Rasulullah s.a.w Riwayat Ibnu Abd al Bar dari Anas, tentang keharusan menuntut
ilmu bagi setiap muslim;

" ‫ وإن طالب العلم يستغفر له كل شيئ حتى الحيتان في البحر‬, ‫"طلب العلم فريضة على كل مسلم‬

“ Menuntut ilmu wajib bagi setiap orang Islam Sesungguhnya orang yang menuntut ilmu akan
dimintakan ampunan oleh seluruh makhluk hingga ikan dilaut”
(Mukhtarul Ahadist: 89)

Dalam kaidah ushuliyyah disebutkan “al amru yadullu ‘ala alwujub” mengandung pengertian jika
kalimat yang digunakan adalah ‘amar (perintah) berarti mengandung arti diwajibkannya melakukan
hal tersebut , yaitu menuntut ilmu. Keharusan menuntut ilmu ini sangat beralasan karena tanpa ilmu
manusia tidak mampu mengelola diri dan lingkungannya menjadi lebih baik dan berkualitas. Tanpa
ilmu dunia seisinya dimana ia tinggal dan bermua’syarah (bersosilaisasi) tidak bisa berkembang
dengan baik dan maksimal, dan akhirnya tanpa menuntut ilmu jelas tidak akan ada peradaban dan
kemajuan.

Begitu pentingnya menuntut dan memperdalam ilmu, sehingga dalam ayatNya Q.S at-Taubah : 122
Allah menurunkan perintah kepada Nabi Muhammad larangan perginya semua sahabat berjuang ke
medan perang, namun tetap harus ada komunitas yang berjuang dan intensif serta konsisten di jalan
‘nasyrul ‘ilmi (menyebarluaskan ilmu);

72
   
     
   
  
  
  
 

" Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya."

Ayat ini menggarisbawahi pentingnya memperdalam ilmu dan menyebarluaskan informasi yang
benar. Ia tidak kurang pentingnya dari mempertahankan wilayah. Bahkan ,pertahanan wilayah
berkaitan erat dengan kemampuan informasi dan kehandalan ilmu pengetahuan atau sumber daya
manusia. (al Mishbah, vol 5, hal, 751)

Arti penting menuntut ilmu bagi setiap orang Islam serta memperdalam ilmu bagi segolongan orang
sangat mendapat perhatian dalam Islam. Sehingga Nabi s.a.w menyebut dalam salah satu hadist
riwayat Bukhari-Muslim dari Abdullah bin ‘amr bin ‘Ash;

‫حديث عبد هللا بن عمرو بن عاص‬. ،‫ "إن هللا ال يقبض العلم إنتزاعا‬:‫م يقول‬.‫ سمعت رسول هللا ص‬:‫قال‬
،‫الناس رؤوسا ُجهاال‬
ُ ‫ إتخذ‬،‫ حتى اذا لم ُيبق عالما‬.‫العلم بقبض العلماء‬
َ ‫ ولكن يقبض‬.‫ينتزعه من العباد‬
ُ َ‫" ف‬
‫ فضلوا وأضلوا‬، ‫ فأفت َوا بغير علم‬.‫سئلوا‬

“Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya Alloh tidak akan mencabut ilmu
langsung dari hati hamba, tetapi tercabutnya ilmu dengan matinya Ulama, sehingga bila tidak ada
orang ‘alim, lalu orang-orang mengangkat pemimpin bodoh agama, kemudian jika ditanya agama,
lalu menjawab tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan” (Al Lu’lu’ Wa Al Marjan, juz
2:1040)

Adapun ancaman bagi mereka yang tidak menyebarluaskan ilmu juga disampaikan oleh Nabi s.a.w
dari Abi Hurairah r.a ;

" ‫"من علم علما فكتمه ألجمه هللا يوم القيامة بلجام من نار‬

73
“Barangsiapa mengetahi sebuah informasi (ilmu) dan menyimpannya (tidak mengamalkan), Maka
Alloh akan mengikatnya dengan ikatan api neraka”. H.R Abu Daud, Turmudzi, Ibn Majah, Ibn
Hibban dan hakim. (Ihya ’: 21)

2. Ilmu Untuk Kemaslahatan Hidup


Keutamaan orang ‘alim (ilmuwan) dibanding lainnya diperkuat oleh hadist Nabi dari Mu’adz;

” ‫”فض ُل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب‬

“Keutamaan orang ‘alim atas hamba (lainnya) adalah seperti kelebihan bulan purnama atas
bintang-bintang” H.R Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i , dan Ibn hibban.

Dan Hadist riwayat Ibnu Majah dari Utsman r.a;

” ‫ األنبياء ثم العلماء ثم الشهداء‬:‫”يشفع يوم القيامة ثالثة‬

“ Tiga golongan orang yang ditolong di hari kiamat; yaitu para Nabi kemudian ‘Ulama kemudian
syuhada”. (Ihya’: 17)

Penjelasan al Quran , Hadist maupun fakta di atas memberikan gambaran yang jelas bahwa
kedudukan ilmu dan ilmuwan begitu tinggi dan mulya di hadapan Alloh dan hamba-hambaNya.
Jika umat Islam menyadari dan memegang teguh ajaran agamanya untuk menjunjung tingi ilmu
pengetahuan , maka pasti dapat di raih kembali puncak kejayaan Islam sebagaimana catatan
sejarah di abad awal Hijrah hingga abad ke dua belas Hijrah, dimana umat dan Negara- negara
Islam menjadi pusat peradaban dunia.

3. Ayat Al-Qur’an dan Hadist Yang Relevan


Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Qur’an Al mujadalah 11).

  


    
  
     
   
  
   
   
74
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam
majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan

Tanggung jawab ilmuwan di masyarakat adalah suatu kewajiban seorang ilmuwan untuk
mengetahui masalah sosial dan cara penyelesaian permasalahan sosial tersebut. Seorang ilmuwan
mempunyai tanggung jawab sosial, bukan saja karena dia adalah warga masyarakat yang
kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang lebih penting adalah karena dia
mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Fungsinya selaku ilmuwan
tidak berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga ikut bertanggung jawab
agar produk keilmuan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. bentuk tanggung jawab
sosial ilmuwan, yaitu :
1. bahwa seorang ilmuwan harus mampu mengidentifikasi kemungkinan permasalahan sosial yang akan
berkembang berdasarkan permalahan sosial yang sering terjadi dimasyarakat,
2. bahwa seorang ilmuwan harus mampu bekerjasama dengan masyarakat yang mana dimasyarakat
tersebut sering terjadi permasalahan sosial sehingga ilmuwan tersebut mampu merumuskan jalan
keluar dari permasalahan sosial tersebut,
3. seorang ilmuwan harus mampu menjadi media dalam rangka penyelesaian permasalahan sosial
dimasyarakat yang mana masyarakat Indonesia yang terdiri dari keanekaragaman ras, agama, etnis dan
kebudayaan sehingga berpotensi besar untuk timbulnya suatu konflik, dan

Membantu pemerintah untuk menemukan cara dalam rangka mempercepat proses intergrasi sosial
budaya yang mana ini bertujuan untuk mempererat tali kesatuan antara masyarakat Indonesia. Hal
ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik ilmuwan mempunyai kewajiban sosial untuk
menyampaikan kepada masyarakat dalam bahasa yang mudah dicerna. Tanggung jawab sosial
seorang ilmuwan adalah memberikan perspektif yang benar: untung dan rugi, baik dan buruknya,
sehingga penyelesaian yang objektif dapat dimungkinkan.

75

Anda mungkin juga menyukai