UNIT 10
Sesungguhnya konsep dan ajaran Islam selalu memotivasi umatnya untuk maju dan beradab.
Seperti ajarannya tentang kewajiban menuntut ilmu dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Sebuah hadist Rasulullah s.a.w Riwayat Ibnu Abd al Bar dari Anas, tentang keharusan menuntut
ilmu bagi setiap muslim;
" وإن طالب العلم يستغفر له كل شيئ حتى الحيتان في البحر, "طلب العلم فريضة على كل مسلم
“ Menuntut ilmu wajib bagi setiap orang Islam Sesungguhnya orang yang menuntut ilmu akan
dimintakan ampunan oleh seluruh makhluk hingga ikan dilaut”
(Mukhtarul Ahadist: 89)
Dalam kaidah ushuliyyah disebutkan “al amru yadullu ‘ala alwujub” mengandung pengertian jika
kalimat yang digunakan adalah ‘amar (perintah) berarti mengandung arti diwajibkannya melakukan
hal tersebut , yaitu menuntut ilmu. Keharusan menuntut ilmu ini sangat beralasan karena tanpa ilmu
manusia tidak mampu mengelola diri dan lingkungannya menjadi lebih baik dan berkualitas. Tanpa
ilmu dunia seisinya dimana ia tinggal dan bermua’syarah (bersosilaisasi) tidak bisa berkembang
dengan baik dan maksimal, dan akhirnya tanpa menuntut ilmu jelas tidak akan ada peradaban dan
kemajuan.
Begitu pentingnya menuntut dan memperdalam ilmu, sehingga dalam ayatNya Q.S at-Taubah : 122
Allah menurunkan perintah kepada Nabi Muhammad larangan perginya semua sahabat berjuang ke
medan perang, namun tetap harus ada komunitas yang berjuang dan intensif serta konsisten di jalan
‘nasyrul ‘ilmi (menyebarluaskan ilmu);
72
" Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya."
Ayat ini menggarisbawahi pentingnya memperdalam ilmu dan menyebarluaskan informasi yang
benar. Ia tidak kurang pentingnya dari mempertahankan wilayah. Bahkan ,pertahanan wilayah
berkaitan erat dengan kemampuan informasi dan kehandalan ilmu pengetahuan atau sumber daya
manusia. (al Mishbah, vol 5, hal, 751)
Arti penting menuntut ilmu bagi setiap orang Islam serta memperdalam ilmu bagi segolongan orang
sangat mendapat perhatian dalam Islam. Sehingga Nabi s.a.w menyebut dalam salah satu hadist
riwayat Bukhari-Muslim dari Abdullah bin ‘amr bin ‘Ash;
حديث عبد هللا بن عمرو بن عاص. ، "إن هللا ال يقبض العلم إنتزاعا:م يقول. سمعت رسول هللا ص:قال
،الناس رؤوسا ُجهاال
ُ إتخذ، حتى اذا لم ُيبق عالما.العلم بقبض العلماء
َ ولكن يقبض.ينتزعه من العباد
ُ َ" ف
فضلوا وأضلوا، فأفت َوا بغير علم.سئلوا
“Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya Alloh tidak akan mencabut ilmu
langsung dari hati hamba, tetapi tercabutnya ilmu dengan matinya Ulama, sehingga bila tidak ada
orang ‘alim, lalu orang-orang mengangkat pemimpin bodoh agama, kemudian jika ditanya agama,
lalu menjawab tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan” (Al Lu’lu’ Wa Al Marjan, juz
2:1040)
Adapun ancaman bagi mereka yang tidak menyebarluaskan ilmu juga disampaikan oleh Nabi s.a.w
dari Abi Hurairah r.a ;
" "من علم علما فكتمه ألجمه هللا يوم القيامة بلجام من نار
73
“Barangsiapa mengetahi sebuah informasi (ilmu) dan menyimpannya (tidak mengamalkan), Maka
Alloh akan mengikatnya dengan ikatan api neraka”. H.R Abu Daud, Turmudzi, Ibn Majah, Ibn
Hibban dan hakim. (Ihya ’: 21)
” ”فض ُل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب
“Keutamaan orang ‘alim atas hamba (lainnya) adalah seperti kelebihan bulan purnama atas
bintang-bintang” H.R Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i , dan Ibn hibban.
“ Tiga golongan orang yang ditolong di hari kiamat; yaitu para Nabi kemudian ‘Ulama kemudian
syuhada”. (Ihya’: 17)
Penjelasan al Quran , Hadist maupun fakta di atas memberikan gambaran yang jelas bahwa
kedudukan ilmu dan ilmuwan begitu tinggi dan mulya di hadapan Alloh dan hamba-hambaNya.
Jika umat Islam menyadari dan memegang teguh ajaran agamanya untuk menjunjung tingi ilmu
pengetahuan , maka pasti dapat di raih kembali puncak kejayaan Islam sebagaimana catatan
sejarah di abad awal Hijrah hingga abad ke dua belas Hijrah, dimana umat dan Negara- negara
Islam menjadi pusat peradaban dunia.
Tanggung jawab ilmuwan di masyarakat adalah suatu kewajiban seorang ilmuwan untuk
mengetahui masalah sosial dan cara penyelesaian permasalahan sosial tersebut. Seorang ilmuwan
mempunyai tanggung jawab sosial, bukan saja karena dia adalah warga masyarakat yang
kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang lebih penting adalah karena dia
mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Fungsinya selaku ilmuwan
tidak berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga ikut bertanggung jawab
agar produk keilmuan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. bentuk tanggung jawab
sosial ilmuwan, yaitu :
1. bahwa seorang ilmuwan harus mampu mengidentifikasi kemungkinan permasalahan sosial yang akan
berkembang berdasarkan permalahan sosial yang sering terjadi dimasyarakat,
2. bahwa seorang ilmuwan harus mampu bekerjasama dengan masyarakat yang mana dimasyarakat
tersebut sering terjadi permasalahan sosial sehingga ilmuwan tersebut mampu merumuskan jalan
keluar dari permasalahan sosial tersebut,
3. seorang ilmuwan harus mampu menjadi media dalam rangka penyelesaian permasalahan sosial
dimasyarakat yang mana masyarakat Indonesia yang terdiri dari keanekaragaman ras, agama, etnis dan
kebudayaan sehingga berpotensi besar untuk timbulnya suatu konflik, dan
Membantu pemerintah untuk menemukan cara dalam rangka mempercepat proses intergrasi sosial
budaya yang mana ini bertujuan untuk mempererat tali kesatuan antara masyarakat Indonesia. Hal
ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik ilmuwan mempunyai kewajiban sosial untuk
menyampaikan kepada masyarakat dalam bahasa yang mudah dicerna. Tanggung jawab sosial
seorang ilmuwan adalah memberikan perspektif yang benar: untung dan rugi, baik dan buruknya,
sehingga penyelesaian yang objektif dapat dimungkinkan.
75