Bismillahirrahmanirrahim
Semoga dalam acara mulia ini, kita semua mendapatkan rahmat dan
ampunan Allah SWT. dikarenakan Nabi Muhammad telah bersabda,
“Tidaklah suatu kaum yang duduk di rumah Allah mereka mempelajari
Qur’an, mereka mempelajarinya, kecuali malaikat mengepakkan sayapnya”
Kalau perbuatan atau tingkah laku atau perkataan sudah banyak yang
percuma dan sia-sia, itu menunjukkan pribadinya memang senilai itu
rendahnya. Karena itu, di suatu pertemuan, pembicaraan atau majelis
tertentu, pribadi-pribadi seseorang dapat diukur menurut nilai tingkah
laku dan ucapannya.
Demikian pula status yang diunggah di jejaring sosial, itu pun
menunjukkan kepribadiannya. Apakah pribadi sia-sia, pribadi tak
berguna atau bermanfaat bagi orang banyak. Pepatah mengatakan
“Bahasa menunjukkan bangsa”. Ada pepatah lain menyebutkan,
“Barangsiapa yang banyak main-mainnya, dipandang orang ringanlah
nilai dirinya.”
Penjelasan..
2. Pelajari ilmu agama. Menempuh jalan kebaikan itu berat, kecuali yang didasari
oleh keimanan kepada Allah. Mempelajari ilmu agama, terutama tauhid akan
menyempurnakan iman dan buah keimanan adalah kemudahan dalam beramal
kebajikan. “… Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka
akan Allah mudahkan jalannya menuju surga. ….” (H.R. Muslim)
5. Cintai diri sendiri. Amal apapun yang dilakukan seseorang akan kembali
kepadanya, baik amal buruk maupun amal baik. Oleh karena itu upaya menyibukkan
diri pada kebaikan adalah upaya nyata untuk memberikan kebaikan pada diri sendiri
dan menghindarkan diri dari keburukan. “Tidak ada balasan kebaikan kecuali
kebaikan (pula).” (Q.S. Ar Rohman, ayah 60)
10. Miliki banyak amal sholeh ringan. Banyaknya variasi amal yang dimiliki
seseorang akan membuat orang tersebut terhindar dari kebosanan. Tatkala bosan
dari suatu amal, ia dapat memperbanyak amal yang lain. Begitu seterusnya. Memiliki
banyak amalan ringan ini juga lebih menjaga seseorang agar dapat istiqomah.
Harapannya, setiap kebaikan itu akan mempermudah pelakunya untuk melakukan
kebaikan lainnya, hingga waktunya selalu dipenuhi dengan kebaikan. “Di antara
balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan
adalah kejelekan selanjutnya.” (Perkataan Para Salaf, Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim,
melalui rumaysho.com)
11. Ciptakan lingkungan yang baik dan kondusif. Lingkungan yang baik akan
mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan dan lingkungan yang kondusif
akan membuat pekerjaannya lebih efisien. Termasuk di dalam perkara ini adalah
menjauhkan telepon seluler dari jangkauan tangan saat menghafal Al-Qur’an,
menyeleksi orang-orang yang dijadikan sahabat, mengikuti diskusi hanya apabila
bermanfaat, dan sebagainya. “Sahabat (yaitu lingkungan pergaulan) itu akan
menyeret.” (Pepatah arab, melalui ustadzariz.com)
12. Agendakan kegiatan, hingga agenda pengisi waktu luang di sela kegiatan. Untuk
memaksimalkan waktu dalam satu hari, seseorang perlu membuat rencana kegiatan
yang akan dilakukan selama satu hari. Rencana ini harus disesuaikan juga dengan
jadwal tetap harian. Rencana dalam satu hari misalnya jam sekian hingga sekian
akan kuliah, kemudian rapat di suatu tempat, dan sebagainya. Jadwal tetap harian
misalnya setelah sholat shubuh tilawah, setelah sholat maghrib mendengarkan
nasihat, jam sembilan malam tidur, dan sebagainya. Agar lebih maksimal lagi,
seseorang perlu mengagendakan pula kegiatan yang akan ia lakukan untuk mengisi
waktu luang di sela kegiatan. Kegiatan itu dapat berupa membaca buku,
mendengarkan ceramah singkat, atau murojaah hafalan. Intinya sibukkan diri
dengan amal kebaikan. “Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti
akan disibukkan dengan hal-hal yang batil.” (Ibnul Qoyyim, Al Jawabul Kaafi hal 156,
Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah, melalui muslimafiyah.com)