Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS POLA PIKIR (MINDSET), PENILAIAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN BATUMANDI


KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN

Ermina Suriyanti*
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia
Jl. Ahmad Yani Km. 5.5 Banjarmasin
ermina.suriyanti@yahoo.co.id

Abstrak : Ermina Suriyanti, Npm. 1811.32202.4733, Analisis Pola Pikir (Mindset), Penilaian
Kerja Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Batu Mandi
Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan, Dibawah Bimbingan Rosadiro Cahyono Dan Yudi
Rahman, 2020. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh pola pikir (mindset), penilaian kerja dan pola kepemimpinan secara
parsial terhadap kinerja ASN, untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pola pikir
(mindset), penilaian kerja dan pola kepemimpinan secara simultan terhadap kinerja ASN dan
untuk mengetahui diantara variabel pola pikir (mindset), penilaian kerja dan pola
kepemimpinan yang berpengaruh dominan terhadap kinerja ASN Pada Kantor Kecamatan Batu
Mandi Kabupaten Balangan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pegawai
kecamatan yang berjumlah 31 orang responden. Teknik pengolahan data yang digunakan
adalah metode kuantitatif dengan aplikasi SPSS analisis regresi berganda. Pengujian hipotesis
pertama diketahui bahwa pola pikir (mindset), penilaian kerja dan pola kepemimpinan secara
parsial terhadap kinerja ASN. Pengujian hipotesis kedua diketahui pula bahwa variabel pola
pikir (mindset), penilaian kerja dan pola kepemimpinan secara simultan terhadap kinerja ASN
Pada Kantor Kecamatan Batu Mandi Kabupaten Balangan dan pada pengujian hipotesis ketiga
diketahui variabel pola pikir (mindset) yang berpengaruh dominan terhadap kinerja ASN Pada
Kantor Kecamatan Batu Mandi Kabupaten Balangan

Kata Kunci : Pola Pikir (Mindset), Penilaian Kerja, Kepemimpinan dan Kinerja

Abstrct : Ermina Suriyanti, Npm. 1811.32202.4733, Analysis Of Mindset Patterns, Assessment


Of Work And Leadership On Performance In Office Of Batu Mandi District Balangan,
Kalimantan Selatan, Bod Guidance Of Rosadiro Cahyono And Yudi Rahman, 2020. The aim
of this research is to find out and analyze the influence of mindset, job evaluation and leadership
patterns partially on ASN performance, to know and analyze the influence of mindset, work
assessment and leadership patterns simultaneously on performance ASN and to find out among
the mindset variables, work assessment and leadership patterns that have a dominant influence
on ASN performance at the Batu Mandi District Office in Balangan Regency. The population
and sample in this study were 31 sub-district employees. The data processing technique used
is a quantitative method with the application of SPSS multiple regression analysis. The first
hypothesis testing is known that the mindset, work appraisal and leadership pattern partially on
the ASN performance. The second hypothesis testing is also known that the mindset variable,
work assessment and leadership pattern simultaneously on the ASN performance in Batu Mandi
District Office Balangan District and in the third hypothesis testing the mindset variable that
has a dominant influence on ASN performance at the Office Batu Mandi District of Balangan
Regency.

Keywords : Mindset, Work Assessment, Leadership and The performance


103 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

PENDAHULUAN dari permasalahan yang ada selama ini dari


1.1. Latar Belakang Masalah aspek pola pikir (mindset) dirasakan masih
Pada hakekatnya pola pikir ASN erat terkesan sebagian pegawai masih
kaitannya dengan kepuasan (job mempunyai pola pikir / cara pandang dari
satisfaction), sehingga dalam hal ini tidak bekerja untuk uang, semata-mata untuk
cukup dengan menggunakan kesejahteraan, uang, tidak ada pandangan lain hal ini
tetapi juga pendekatan lainnya seperti tercermin dalam memberikan pelayanan
penilaian kerja. Dessler (1997) menyatakan masih terdapat pegawai yang meminta
bahwa penilaian kinerja adalah memberikan pembayaran atas jasa pelayanan tidak
umpan balik kepada karyawan dengan sesuai atau tidak berdasarkan peraturan,
tujuan memotivasi orang/pegawai untuk aspek ini kerap kali membawa dampak yang
menghilangkan/miminimalkan kurang baik terhadap kinerja pegawai lain
kemerosotan kinerja/ berkinerja lebih tinggi yang tidak sejalan dengan hal tersebut yang
lagi. Selain itu menurut Gomes (2000:11) akhirnya dari permasalahan tersebut dapat
penilaian kinerja (performance appraisal) menghambat kinerja para pegawai maupun
adalah proses evaluasi seberapa baik instansi. Bila dilihat dari aspek penilaian
pegawai mengerjakan pekerjaan mereka kerja diketahui selama ini kinerja pegawai
ketika dibandingkan dengan satu set Kantor Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
standar, dan kemudian Balangan masih belum optimal hal ini
mengkomunikasikannya dengan para terlihat dari hasil-hasil kerja yang
pegawai. Penilaian demikian ini juga diinginkan tidak sesuai dengan harapan,
disebut sebagai penilaian pegawai, evaluasi kerap kali terjadi adanya miskomunikasi
pegawai, tinjauan kinerja, evaluasi kinerja antar pegawai dalam bekerja dan kerap kali
dan penilaian hasil. Salah satu kegunaan kegiatan administratif belum tersusun
mengukur kinerja untuk tujuan memberikan dengan baik, aspek penilaian yang sering
penghargaan atau dengan kata lain untuk terjadi pada Kantor Kecamatan Batu Mandi
membuat keputusan administratif mengenai Kabupaten Balangan adalah sebagian
si pegawai. pegawai masih terlihat bekerja pegawai
Dalam organisasi pemimpin tidak dapat dalam bekerja membuang-buang waktu saat
bekerja sendiri, pemimpin harus dibantu jam kerja dan seringnya pekerjaan
oleh bawahan-bawahannya atau yang biasa terlambat/tidak sesuai dengan jadwal yang
disebut dengan pegawai-pegawainya. Guna ditentukan serta pegawai kurang optimal
aktivitas kerja tersebut pegawai-pegawai dalam melaksanakan tugas seperti terlambat
tersebut harus juga mempunyai kompetensi masuk kerja dan pulang kerja lebih awal
yang baik dalam bekerja, karena tanpa dari waktu yang ditentukan hal ini tentu
adanya kompetens yang baik, maka setiap saja dapat mengakibatkan pekerjaan
pekerjaan yang ada didalam organsiasi/ menjadi tidak efektif dan efisien. Selain bila
instansi tidak akan dapat berjalan dengan dilihat dari aspek kepemimpinan yang ada
baik, yang akhirnya pekerjaan akan kurang di dalam instansi Kecamatan Batu Mandi
maksimal dijalankan dan arahan serta Kabupaten Balangan dikatahui belum
perintah dari pimpinan dalam suatu optimal, karena selama ini fungsi pemimpin
pekerjaan tidak dapat dikerjakan secara dalam memimpin bawahannya, masih
baik, sehingga kinerja dari pegawai ini akan terlihat belum tegas dalam menindak
menjadi rendah dan tidak bermanfaat. adanya kesalahan yang dilakukan oleh
Berdasarkan penjelasan tersebut di pegawai yang akhirnya kerap kali
lingkungan Kantor Kecamatan Batu Mandi berdampak terhadap aktivitas kerja instansi.
Kabupaten Balangan juga mengharapkan Sehubungan dengan permasalahan tersebut
untuk para pegawainya dapat bekerja secara dan guna memberikan gambaran terhadap
baik sesuia dengan fungsi dan tugasnya, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
sehingga kinerjanya dapat mencapai tujuan kinerja pegawai, maka dalam hal ini penulis
yang diharapkan, namun semua itu tidaklah berusaha mengadakan penelitian
mudah dalam menjalankannya, bila dilihat sehubungan untuk membuka wacana
104 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

terhadap peningkatan kinerja pegawai adalah sekumpulan kepercayaan atau cara


dengan mengangkat permasalahan tersebut berpikir yang mempengaruhi perialku dan
kedalam sebuah penelitian dengan tema sikap seseorang yang akhirnya akan
judul Pengaruh Pola Pikir (Mindset), menentukan level keberhasilan hidupnya.
Penilaian Kerja dan Pola Kepemimpinan Khodijah (2006:117) menjelaskan pola
Terhadap Kinerja ASN Pada Kantor pikir (mindset) adalah satu keaktifan pribadi
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten manusia yang mengakibatkan penemuan
Balangan. yang terarah kepada suatu tujuan dengan
1.2. Rumusan Masalah pola berpikir untuk menemukan
Terkait dengan uraian dari latar belakang pemahaman/pengertian yang dikehendaki.
tersebut, maka adapun yang menjadi Budiman (2011:107) menjelaskan pola
perumusan masalah dalam peneltian ini, pikir (mindset) adalah sekumpulan
yaitu : kepercayaan atau cara berpikir yang
1. Apakah pola pikir (mindset), penilaian mempengaruhi perilaku dan sikap
kerja dan pola kepemimpinan seseorang yang akhirnya menentukan level
berpengaruh signifikan secara parsial keberhasilan dan masa depan seseorang.
terhadap kinerja ASN Pada Kantor Setyono ( 2006:90) menjelaskan pola pikir
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten manusia pada dasarnya dibedakan menjadi,
Balangan? yakni sebagai berikut:
2. Apakah pola pikir (mindset), penilaian 1) Pola Pikir Tetap ( fixed mindset ) yang
kerja dan pola kepemimpinan menghasilkan kemampuan tetap ( fixed
berpengaruh signifikan secara simultan ability )
terhadap kinerja ASN Pada Kantor 2) Pola pikir yang Berkembang (growth
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten mindset) yang menghasilkan
Balangan? kemampuan yang berkembang (
3. Manakah diantara variabel pola pikir changeable ability ).
(mindset), penilaian kerja dan pola Pola Pikir yang berkembang merupakan
kepemimpinan yang berpengaruh mindset yang positif, yang akan
dominan terhadap kinerja ASN Pada menghasilkan kemampuan yang terus
Kantor Kecamatan Batu Mandi berkembang. Dalam hal ini seperti
Kabupaten Balangan? komputer, mindset positif dapat di install
BAB II sedangkan mindset negatif dapat di delete
TINJAUAN PUSTAKA atau dihapus. Proses ini dapat dilakukan
2.1.Landasan Teori melalui terapi yang dapat diajarkan kepada
2.1.1. Pola Pikir (Mindset) siapapun melalui training atau Diklat.
Mindset adalah posisi atau pandangan Setyono ( 2006:92) dalam Kurikulum
mental seseorang yang mempengaruhi perubahan Mindset, ada beberapa tehnik
pendekatan orang tersebut dalam untuk melakukan proses perubahan pola
menghadapi suatu fenomena. Mindset pikir, antara lain :
terdiri dari seperangkat asumsi, metode, 1) NLP (Neuro Linguistic Programming)
atau catatan yang dimiliki oleh seseorang yaitu suatu cara untuk menyaring
atau kelompok yang tertanam dengan berbagai pengalaman atau hal-hal yang
sangat kuat. Menurut Mulyadi (2007:71), dihadapi dalam kehidupan kita sehari-
mindset merupakan sikap mental mapan hari melalui 5 Indera yaitu Penglihatan
yang di bentuk melalui pendidikan, (visual), Pendengaran ( auditori ),
pengalaman dan prasangka. Pola pikir Pencecap rasa ( gustatori), Penciuman (
(mindset) adalah cara menilai dan oflaktori ) dan Perasa sentuhan (
memberikan kesimpulan terhadap sesuatu kinesketik ). Program NLP pada
berdasarkan sudut pandang tertentu atau dasarnya merupakan proses
bentuk pikiran atau carakita berpikir menggunakan seluruh indera kita untuk
terhadap sesuatu. Harotno (2010:243) Yoga berkomunikasi secara alami baik verbal
(2008:98) menjelaskan pola pikir (mindset) maupun non-verbal baik dengan diri
105 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

sendiri maupun orang lain untuk meraih Mindset terdiri dari tiga komponen pokok
sukses dalam kehidupan. (Carol S Dweck, 2006), yaitu:
2) Kontemplasi yaitu dengan cara a. Paradigma adalah cara yang digunakan
mengenali tujuan tentang konsep diri oleh seseorang di dalam memandang
manusia, melakukan kontemplasi, sesuatu.
mengevaluasi diri, mengenali sifat baik b. Keyakinan Dasar adalah kepercayaan
dan sifat buruk diri, bersihkan hati yang dilekatkan oleh seseorang terhadap
(qolbu), membuang sifat negatif, sesuatu. Jika kita mengerjakan sesuatu
komitmen pada sifat positif dan terus yang kita yakini, kita akan mengerjakan
menerus melakukan perbaikan. Cara ini sepenuh hati.
juga diterapkan oleh Ary Ginanjar c. Nilai Dasar adalah sikap, sifat, dan
Agustiar dalam ESQ training. karakter yang dijunjung tinggi oleh
3) Konsep diri (self concept) yaitu semua seseorang, sehingga berdasarkan
persepsi kita terhadap aspek diri kita tersebut nilai-nilai tersebut seseorang
yang meliputi aspek fisik, aspek sosial, dibatasi. Nilai atau value adalah
dan aspek psikologis yang terbentuk kepercayaan atau keyakinan yang di
karena pengalaman masa lalu kita dan praktekan dalam bentuk tingkah laku
interaksi kita dengan orang lain. Adapun oleh orang dalam kehidupan sehari-hari.
indikator konsep diri sebagai PNS Carol Dweck (2006) menyatakan bahwa
diarahkan untuk memahami bekerja terdapat dua macam Mindset, yaitu:
sebagai ibadah, melakukan budaya kerja 1) Fixed Mindset (Mindset Tetap) Mindset
efektif, menghindari sikap tidak terpuji, tetap (Fixed mindset) ini didasarkan
melakukan pelayanan dan pengayoman pada kepercayaan bahwa kualitas-
kepada masyarakat sesuai peraturan kualitas seseorang sudah ditetapkan. Jika
yang berlaku dan selalu terus seseorang memiliki sejumlah inteligensi
meningkatkan kompetensi diri dengan tertentu, kepribadian tertentu, dan
belajar terus menerus. karakter moral tertentu.
4) Pemetaan pikiran (mind map) adalah 2) Growth Mindset (Mindset Berkembang)
metode untuk membuat catatan untuk Mindset berkembang (growth mindset)
berfikir, peta pemikiran juga digunakan ini didasarkan pada kepercayaan bahwa
untuk memecahkan masalah, untuk kualitas-kualitas dasar seseorang adalah
mengingat (menghafal), dan melakukan halhal yang dapat diolah melalui upaya-
sesuatu pada saat kita sedang berfikir, upaya tertentu. Meskipun manusia
atau sewaktu pikiran memasuki otak mungkin berbeda dalam segala hal,
kita. Pemetaan pikiran akan membuka dalam bakat dan kemampuan awal,
kreativitas, memperkuat ingatan dan minat, atau temperamen setiap orang
mengubah kehidupan. Mind Map dapat berubah dan berkembang melalui
adalah alternatif pemikiran keseluruhan perlakuan dan pengalaman.
otak terhadap pemikiran linear yang Hakim (2011:95) menjelaskan pola pikir
menggapai ke segala arah dan seseorang berbeda-beda, namun pola pikir
menangkap berbagai pikiran dari segala tersebut bisa diubah dari waktu-kewaktu.
sudut. Mengubah pola pikir yang ada pada diri kita
5) Hipnotis, adalah seni komunikasi untuk tidaklah mudah, kita dapat mengubah pola
mempengaruhi seseorang sehingga pikir kita dengan cara mempengaruhi
mengubah tingkat kesadarannya, dicapai komponen pembentuk pola pikir yaitu
dengan cara menurunkan gelombang pengetahuan dan pengalaman.
otak. Hipnosis tidak bisa langsung Menurut Dweck (2012:221) menjelaskan
mengubah perilaku negatif seseorang, pola pikir dipengaruhi oleh dua faktor,
tetapi berfungsi membongkar mental yaitu:
block dan mengkondisikan agar 1) Faktor internal
seseorang dapat lebih fokus dan kondusif Faktor ini adalah faktor yang ada di diri atau
dalam mengubah perilakunya. individu seseorang, Pola pikir seseorang
106 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

dapat berubah ketika ia mampu mengubah lain untuk membuat keputusan administratif
cara pandangnya terhadap intelegensiyang mengenai si pegawai. Promosi atau
dimilikinya, baik berdasarkan pengalaman pemecatan pegawai bisa tergantung hasil
dalam bekerja, keterampilan yang dimiliki penilaian kinerja, yang sering membuat
dalam bekerja, pengetahuan yang baik penilaian kinerja menjadi sulit untuk
dalam bekerja, tingkat pendidikan yang dilakukan oleh para manajer. Menurut
dimiliki. Intinya terkait faktor internal ini Handoko (2010:111) penilaian kerja
perubahan pola pikir yang diusahakan oleh merupakan cara pengukuran konstribusi –
individu sendiri. konstribusi dari individu dalam organisasi.
2) Faktor eksternal Handoko (2010:113) menjelaskan tujuan
Faktor ini adalah faktor yang ada di luar diri dari penilaian kerja adalah:
/ individu seseorang atau disekitar individu 1) Sebagai acuan untuk menentukan
tersebut, seperti orang tua, saudara, kompensasi, struktur upah, kenaikan
pasangan, rekan kerja, atasan maupun gaji, promosi dan lain-lain.
lingkungan sosial, yang intinya dari faktor 2) Untuk mengindentifikasi kekuatan dan
eksternal ini adalah perubahan pola pikir kelemahan pegawai sehingga pihak
yang timbul dari pihak luar individu manajemen dapat menentukan orang
seorang pegawai. yang tepat pada posisi pekerjaan yang
2.1.2. Penilaian Kerja ditetapkan.
Menurut Hasibuan (2000:87) menjelaskan 3) Untuk menilai potensi yanga da di dalam
tentang penilaian kerja adalah kegiatan diri seorang pegawai sehingga dapat
untuk mengevaluasi perilaku dari prestasi merencanakan perkembangan karier
kerja pegawai serta menetapkan lebih lanjut bagi pegawai yang
kebijaksanaan selanjutnya. Menurut Gomes bersangkutan.
(2000:11) penilaian kinerja (performance 4) Untuk memberikan feedback atau
appraisal) adalah proses evaluasi seberapa umpan balik kepada pegawai tentang
baik pegawai mengerjakan pekerjaan kinerjanya.
mereka ketika dibandingkan dengan satu set 5) Sebagai dasar untuk mempengaruhi
standar, dan kemudian kebiasaan pegawai.
mengkomunikasikannya dengan para 6) Untuk meninjau dan menyelengrakan
pegawai. Penilaian demikian ini juga program pelatihan promosi ataupun
disebut sebagai penilaian pegawai, evaluasi program peltaihan lainnya.
pegawai, tinjauan kinerja, evaluasi kinerja Budiono (2010:70) menjelaskan tentang
dan penilaian hasil. Riset menujukan manfaat penilaian kerja pegawai, adalah:
penggunaan penilaian kinerja yang luas a. Memberikan informasi mengenai hasil-
untuk mengadminitrasikan honor dan gaji, hasil yang diinginkan dari suatu
memberikan umpan baik kinerja dan pekerjaan.
mengidentifikasikan kekuatan dan b. Mencegah adanya miskomunikasi terkait
kelemahan pegawai. Budiono (2010:66) kualitas kerja yang diharapkan.
penilaiain kerja kadang-kadang merupakan c. Menciptakan peningkatan produktivitas
kegiatan manajer yang paling tidak disukai, pegawai dikarenakan adanya
dan mungkin ada beberapa alasan untuk feedback/reward bagi pegawai yang
perasaaan demikian. Tidak semua penilaian berprestasi.
kinerja bersifat positif, dan mendiskusikan d. Menghargai setiap konstribusi
nilai dengan pegawai yang nilainya buruk e. Menciptakan komunikasi dua arah
bias menjadi tidak menyenangkan. antara pihak manajer dengan pegawai.
Penilaian kinerja pegawai memiliki dua Penilaian kinerja merupakan upaya
pengggunaan yang umum didalam membandingkan prestasi aktual karyawan
organisasi dan keduanya bisa merupakan dengan prestasi kerja dengan yang
konflik potensial. Salah satu kegunaan diharapkan darinya (Dessler 2000). Dalam
adalah mengukur kinerja untuk tujuan penilaian kinerja karyawan tidak hanya
memberikan penghargaan atau dengan kata menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan
107 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

pekerjaan secara keseluruhan yang h. Personal Qualities yaitu menyangkut


menyangkut berbagai bidang seperti kepribadian, kepemimpinan, keramah-
kemampuan kerja, kerajinan, kedisiplinan, tamahan, dan integrasi pribadi.
hubungankerja atau hal – hal khusus sesuai 2.1.3. Kepemimpinan
bidang dan level pekerjaan yang dijabatnya. Kepemimpinan merupakan inti dari pada
Menurut Dessler (2000) ada lima faktor manajemen, karena kepemimpinan
dalam penilaian kinerja yang populer, yaitu merupakan motor penggerak organisasi,
: karena sangat pentingnya peranan
a. Prestasi pekerjaan, meliputi : akurasi, kepemimpinan dalam usaha mencapai
ketelitian, keterampilan, dan penerimaan tujuan dalam suatu organisasi, sehingga
keluaran. dapat dikatakan bahwa keberhasilan atau
b. Kuantitas pekerjaan, meliputi : volume kegagalan yang dialami suatu oganisasi
keluaran dan kontribusi. sebagaian besar ditentukan oleh kualitas
c. Kepemimpinan yang diperlukan, kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-
meliputi : membutuhkan saran, arahan orang yang diserahi tugas memimpin
atau perbaikan. didalam organisasi. Manusia dalam
d. Kedisiplinan, meliputi : kehadiran, kehidupan sehari-hari senantiasa
sanksi, warkat, regulasi, dapat mengalami dan merasakan kepemimpinan
dipercaya/diandalkan dan ketepatan (leadership) dalam aneka macam bentuk,
waktu. baik secara langsung maupun tidak
e. Komunikasi, meliputi : hubungan antar langsung. Simamora, (2002, 24)
karyawan maupun dengan pimpinan, mengemukakan tentang kepemimpinan
media komunikasi. suatu kegiatan untuk mempengaruhi
Gomes (1995 : 142) mengatakan ada perilaku orang-orang agar bekerjasama
delapan dimensi atau criteria yang perlu menuju kepada suatu tujuan tertentu yang
mendapat perhatian dalam melakukan mereka inginkan dalam rangka mencapai
penilaian terhadap kinerja karyawan yang tujuan yang ditetapkan organisasi. Winardi
berdasarkan deskripsi perilaku yang (1999:271) menjelaskan bahwa dalam
spesifik, yaitu : kehidupan nyata dapat di kenal bermacam-
a. Quantity of Work, yaitu jumlah kerja macam jenis pemimpin, yaitu pemimpin
yang dilakukan dalam suatu periode formal dan informal, pemimpin dalam
waktu yang ditentukan. bidang keagamaan dan bidang pendidikan,
b. Quality of Work, yaitu kualitas kerja pemimpin dalam bidang politik, dan
yang di capai berdasarkan syarat-syarat pemimpin dalam bidang pemerintah dan
kesesuaian dan kesiapannya. bidang pendidikan. Pamudji, (1999, 132)
c. Job Knowledge, yaitu luasnya menjelaskan akan definisi kepemimpinan
pengetahuan mengenai pekerjaan dan berasal dari kata dasar pimpin yang artinya
keterampilannya. bimbing atau tuntun. Dari kara pimpin
d. Creativeness, yaitu keaslian gagasan- lahirlah kata kerja memimpin, yaitu
gagasan yang dimunculkan dan berfungsi memimpin atau membimbing
tindakan-tindakan untuk menyelesaikan atau menuntut. Mulyanto, (2003, 341)
persoalan yang timbul. menjelaskan akan definisi kepemimpinan
e. Coorperation, yaitu kesediaan untuk suatu kegiatan untuk mempengaruhi
bekerjasama dengan orang lain (sesame perilaku orang-orang agar bekerjasama
anggota organisasi). menuju kepada suatu tujuan tertentu yang
f. Dependability, yaitu kesadaran dan mereka inginkan dalam rangka mencapai
dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan tujuan yang ditetapkan. Menurut Siagian,
penyelesaian pekerjaan. (1990:67) kepemimpinan adalah suatu
g. Initiative, yaitu semangat untuk kegiatan untuk mempengaruhi perilaku
melaksanakan tugas-tugas baru dan orang-orang agar bekerjasama menuju
dalam memperbesar tanggung jawabnya. kepada suatu tujuan tertentu yang mereka
inginkan bersama.
108 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

Husnan, (1999:218) menjelaskan peranan Menurut Hanafi (2001:364), menjelaskan


seorang pemimpin agar dapat menjalankan tentang gaya pemimpin adalah suatu bentuk
tugas dan pekerjaannya dalam mengelola sikap dan perilaku yang dilaksanakan dalam
sumber daya manusia yang tersedia dengan aktivitas organisasi agar bawahan dapat
baik, maka pemimpin harus mempunyai melaksanakan tugas seusuai dengan yang
peran didalam organisasi/perusahaan untuk: direncanakan pemimpin.
a. Memberikan kepuasan terhadap Selain itu juga Rivai (2002:53),
kebutuhan langsung para bawahannya. menjelaskan pula secara operasional dapat
b. Dapat menyusun “jalur” pencapaian dibedakan lima fungsi pokok dari seorang
tujuan (untuk melakukan hal ini pemimpin, yaitu :
pimpinan perlu memberikan pedoman a. Fungsi instruksi, merupakan fungsi
untuk mencapai tujuan perusahaan yang bersifat komunikasi satu arah.
bersamaan dengan pemuasan kebutuhan pimpinan sebagai komunikator
para karyawan) merupakan pihak yang menentukan
c. Dapat menghilangkan hambatan- apa, bagaimana, bilamana, dan
hambatan pencapaian tujuan. dimana perintah itu dikerjakan agar
d. Dapat Mengubah tujuan karyawan keputusan dapat dilaksanakan secara
sehingga tujuan mereka bisa berguna efektif. Dalam hal ini fungsi pimpinan
secara organisatoris. harus mempunyai sifat dan
Husnan, (1999:218-219) menyebutkan kemampuan untuk menggerakkan dan
peranan pimpinan adalah: memotivasi orang lain agar mau
a. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja melaksanakan perintah.
yang realistis (dalam artian kuantitas, b. Fungsi Konsultasi, fungsi ini bersifat
kualitas, keamanan, dan lain komunikasi dua arah. Dimana para
sebagainnya). pimpinan mempunyai tugas yang
b. Melengkapi karyawan dengan sumber pertama dalam usaha menetapkan
dana guna menjalankan tugasnya. keputusan, pimpinan kerap kali
c. Mengkomunikasikan kepada karyawan memerlukan bahan pertimbangan yang
apa yang diharapkan mereka. mengharuskannya berkonsultasi
d. Memberikan hadiah yang sepadan untuk dengan orang-orang yang dipimpinnya
mendorong prestasi karyawan. yang dinilai mempunyai berbagai
e. Mendelegasikan wewenang apabila bahan informasi yang diperlukan dalam
diperlukan dan partisifasi karyawan. menetapkan keputusan. Kemudian
f. Menghilangkan hambatan-hambatan tahap berikutnya fungsi pimpinan yaitu
terhadap pelaksanaan pekerjaan. konsultasi pimpinan dengan orang
g. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan yang di pimpinnya dapat dilakukan
mengkomunikasikan hasilnya. setelah keputusan ditetapkan dan
h. Menunjukkan perhatian para sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi
karyawannya. itu dimaksudkan untuk memperoleh
Menurut Winardi (1999:278), perilaku masukan berupa umpan balik untuk
pimpinan merupakan sesuatu yang bisa memperbaiki dan menyempurnakan
dipelajari, jadi seseorang yang dilatih keputusan yang telah ditetapkan dan
dengan kepemimpinan yang tepat akan bisa dilaksanakan. Dengan menjalankan
menjadi pemimpin yang efektif. Perilaku fungsi konsultatif diharapkan
pemimpin disebut gaya kepemimpinan keputusan pimpinan akan mendapatkan
(style of leadership ). dukungan dan lebih mudah dalam
Menurut Heidjrachman dan Husnan menginstruksikannya, sehingga
(1990:224), gaya kepemimpinan kepemimpinan berlangsung efektif.
didefinisikan sebagai pola tingkah laku c. Fungsi Partisifasi, dalam menjalankan
yang dirancang untuk mengintegrasikan fungsi ini pemimpin berusaha
tujuan organisasi dengan tujuan individu mengaktifkan orang yang di
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. pimpinnya, baik dalam keikutsertaan
109 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

pengambilan keputusan maupun Menurut Hanafi (2001:370), gaya


melaksanakannya. Partisifasi tidak kepemimpinan dapat dikelompokkan
berarti bebas berbuat semaunya, tetapi sebagai berikut:
dilakukan secara terkendali dan terarah a. Sistem otoriter ekspoitatif
berupa kerjasama dengan tidak Pemimpin ini mempunyai gaya
mencampuri/mengambil tugas pokok kepercayaan yang rendah terhadap
orang lain. Keikutsertaan pemimpin bawahannya, memotivasi bawahannya
harus tetap dalam fungsi pemimpin melalui ancaman atau hukuman, namun
bukan pelaksana. kadang melalui balasan, komunikasi
d. Fungsi Delegasi, fungsi ini dilakukan yang dilakukan satu arah dan membatasi
atau dilaksanakan dengan memberikan pengambilan keputusan hanya untuk
pelimpahan wewenang menetapkan pemimpin saja.
keputusan, baik melalui persetujuan b. Sistem benevolent authoritative
maupun tanpa persetujuan dari Pemimpin ini mempunyai gaya
pimpinan. Fungsi pendelegasian pada mempercayai bawahannya sampai
dasarnya berarti kepercayaan. Orang- tingkat tertentu, memotivasi bawahan
orang penerima delegasi itu harus melalui ancaman dan hukuman,
diyakini merupakan pembantu membolehkan komunikasi keatas,
pemimpin yang memiliki kesamaan memperhatikan ide dan pendapat dan
prinsip, persepsi, dan aspirasi. mendelegasikan wewenang
e. Fungsi Pengendalian, fungsi ini pengambilan keputusan meskipun masih
bermaksud bahwa pemimpin yang melakukan pengawasan dengan ketat.
sukses dan efektif apabila ia c. Sistem consultative
mempunyai fungsi dalam mengatur Pemimpin ini mempunyai gaya terhadap
aktivitas, anggotanya secara terarah kepercayaan terhadap bawahan yang
dan dalam koordinasi yang efektif, cukup besar, meskipun tidak
sehingga memungkinkan tercapainya sepenuhnya. Bisanya memanfaatkan
tujuan bersama. Fungsi pengendalian pendapat atau ide dari bawahan,
dapat diwujudkan melalui kegiatan menggunakan balasan berupa insentif
bimbingan, pengarahan, koordinasi, untuk memotivasi bawahan dengan
dan pengawasan. kadang-kadang menggunakan ancaman
Menurut Hartoyo (1997:167), ada 4 (empat) dan hukuman untukmemotivasi
tipe/gaya pemimpin, adalah: bawahan, menjalankan komunikasi dua
1) Kepemimpinan direktif merupakan suatu arah, yakni dari atas ke bawah, membuat
tipe pimpinan yang tidak ada partisipasi keputusan yang umum pad atingkat atas
dari bawahannya. dan membolehkan keputusan yang lebih
2) Kepemimpinan yang mendukung, model spesifik dibuat pada tingkat bawah, dan
kepemimpinan yang mempunyai mau berkonsultasi pada beberapa situasi.
kesediaan untuk menjelaskan diri, d. Sistem Participtive
bersahabat, mudah di dekati, dan Pemimpin ini mempunyai gaya yang
mempunyai perhatian kemanusian yang partisifasi, pemimpin ini mempunyai
murni. kepercayaan yang sepenuhnya terhadap
3) Kepemimpinan partisipatif, gaya karyawan, selalu memanfaatkan ide dan
kepemimpinan ini, pemimpin berusaha pendapat karyawan, menggunakan
meminta dan mempergunakan saran dari insentif ekonomi untuk memotivasi
bawahannya. karyawan, mendorong partisifasi dalam
4) Kepemimpinan yang berorientasi pada penentuan tujuan dan penilaian
prestasi, gaya kepemimpinan kemajuan dalam pencapaian tujuan
menetapkan tujuan yang menentang tersebut. Komunikasi dilakukan dua
bawahannya berpartisipasi. arah, mendorong pengambilan
keputusan dalam semua bagian
110 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

organisasi, dan menjadikan karyawan Sedangkan menurut dari Suhardjito,


kelompok kerja. (1999:3) menyebutkan 6 (enam) faktor
2.1.4. Kinerja Pegawai utama menentukan kinerja tenaga kerja,
Kinerja seorang pegawai harus benar-benar yaitu:
maksimal dalam melaksanakan tugas, a. Sikap kerja, merupakan kesediaan
karena kalau kinerja pegawai turun, maka bekerja secara bergiliran (shift work),
aktivitas pekerjaan akan kurang maksimal, dapat menerima tambahan tugas dan
oleh sebab itulah dalam menjalankan tugas bekerja satu tim atau kelompok.
seorang pegawai harus maksimal. Sri, b. Tingkat keterampilan merupakan suatu
(1997:35) menjelaskan akan definisi dari keharusan dalam menunjang kinerja
kinerja suatu kegiatan yang menghasilkan karyawan hal ini biasa ditentukan
sesuatu bentuk atu juga perbandingan pendidikan, latihan dan supervisi serta
antara totalitas pengeluaran pada waktu keterampilan dalam teknik industri.
tertentu dibagi totalitas masukan selama c. Hubungan antara tenaga kerja dan
periode yang terbatas.Menurut Greenberg, pimpinan, merupakan faktor penting
(1999:63) menjelaskan akan definisi dari dalam menunjang peningkatan kinerja
kinerja bahan perbandingan antara totalitas karena hubungan secara tidak langsung
pengeluaran pada waktu tertentu dibagi memberikan dampak yang positif
totalitas masukan selama periode tertentu. terhadap peningkatan kinerja.
Kinerja juga sikap mental yang mempunyai d. Manajemen produktivitas merupakan
semangat untuk bekerja keras dan ingin suatu strategi dalam mengelola efesiensi
memiliki kebiasaan untuk melakukan mengenai sumber-sumber dan hukum
peningkatan perbaikan. Efendi (2002:76) kerja.
berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil e. Efesiensi tenaga kerja merupakan
kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau mengefesiensikan tenaga kerja melalui
perilaku nyata yang ditampilkan sesuai adanya perencanaan maupun
peranannya dalam organisasi. Kinerja juga penambahan tugas guna menunjang
berarti hasil yang dicapai seseorang baik kinerja.
kualitas maupun kuantitas sesuai dengan f. Kewiraswastaan merupakan penilaian
tanggungjawab yang diberi kepadanya. terhadap pengambilan resiko, kreativitas
Selain itu kinerja seseorang dipengaruhi dan usaha individu untuk memajukan
oleh tingkat pendidikan, inisiatif, diri secara sendiri guna menunjang
pengalaman kerja, dan motivasi karyawan. kinerja.
Hasil kerja seseorang akan memberikan Indikator kinerja karyawan menurut
umpan balik bagi orang itu sendiri untuk Bambang Guritno dan Waridin (2005)
selalu aktif melakukan pekerjaannya secara adalah
baik dan diharapkan akan menghasilkan a. Mampu meningkatkan target pekerjaan.
mutu pekerjaan yang baik pula. Pendidikan b. Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat
mempengaruhi kinerja seseorang karena waktu.
dapat memberikan wawasan yang lebih luas c. Mampu menciptakan inovasi dalam
untuk berinisiatif dan berinovasi dan menyelesaikan pekerjaan
selanjutnya berpengaruh terhadap d. Mampu menciptakan kreativitas dalam
kinerjanya. menyelesaikan pekerjaan
Menurut Swietenia (2009:14) manfaat e. Mampu maminimalkan kesalahan
kinerja pegawai antara lain adalah untuk pekerjaan
menganalisa dan mendorong efisiensi Menurut Ruky dalam Mangkunegara
produksi, untuk menentukan target atau (2005:19), manajemen kinerja adalah suatu
sasaran yang nyata, lalu untuk pertukaran bentuk usaha kegiatan atau program yang
informasi antara tenaga kerja dan diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan
manajemen yang berhubungan terhadap organisasi atau perusahaan untuk
masalah-masalah yang berkaitan. mengarahkan dan mengendalikan prestasi
karyawan. Sedangkan menurut Robert
111 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

Bacal mendefenisikan bahwa manajemen yang berpengaruh dominan terhadap


kinerja adalah suatu proses komunikasi kinerja pegawai adalah pola pikir.
yang terus-menerus, dilakukan dalam Persamaan antara peneliti terdahulu
kerangka kerjasama antara seorang dengan penulis adalah sama sama
karyawan da atasannya langsung, yang mengangkat masalah manajemen SDM
melibatkan penetapan pengharapan dan dan teknik analisis data yang digunakan
pengertian tentang fungsi kerja karyawan seperti uji validitas, realibilitas, uji
yang paling dasar, bagaimana pekerjaan asumsi klasik dan analisis regresi.
karyawan memberikan kontribusi pada Perbedaannya adalah obyek yang diteliti
sasaran organisasi, makna dalam arti peneliti, variabel yang digunakan dan
konkret untuk melakukan pekerjaan dengan waktu pelaksanaan penelitian.
baik, bagaimana prestasi kerja akan diukur, 2. Muhammad Ridwan, 2012, Pengaruh
rintangan yang mengganggu kinerja dan Pola Pikir (Mindset), Penilaian Kerja dan
cara untuk meminimalkan atau Pola Kepemimpinan Terhadap Kinerja
melenyapkan. ASN Pada Kantor Kecamatan
Menurut Timple dalam Mangkunegara Banjarmasin Barat, dalam penelitian
(2005:15) faktor-faktor kinerja terdiri dari : tersebut bahwa variable bebas
a. Faktor internal yaitu faktor yang mempunyai hubungan terhadap variabel
dihubungkan dengan sifat-sifat terikat secara signifikan baik secara
seseorang. parsial maupun simultan terhadap
b. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang terhadap kinerja pegawai. Persamaan
mempengaruhi kinerja seseorang peneliti adalah sama-sama membahas
yang berasal dari lingkungan. Seperti mengenai manajemen SDM juga sama
perilaku, sikap, dan iklim organisasi. dalan instrumen penelitian melalui
Menurut Mangkunegara (2005:13) validitas dan reabilitas. Perbedaannya
menyatakan bahwa, faktor yang adalah terletak pada analisis data uji
mempengaruhi pencapaian kinerja antara persyaratan asumsi klasik sedangkan
lain : teknis analisis data menggunakan teknik
a. Faktor kemampuan (Ability) analisis statistic model Analisis Regresi
b. Faktor motivasi Linier Berganda obyek yang dijadikan
Menurut Gibson ada tiga faktor yang dapat sasaran penelitian, waktu penelitian, dan
mempengaruhi kinerja seseorang antara sasaran responden.
lain: 3. Khairunnisa, 2013, Analisis Pengaruh
1. Faktor Individu : kemampuan, Kepemimpinan, Pola Pikir dan Penilaian
keterampilan, latar belakang keluarga, Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada
pengalaman tingkat sosial dan demografi Dinas Koperasi Kota Banjarmasi dalam
seseorang. penelitian tersebut bahwa variable bebas
2. Faktor Psikologis : peersepsi, peran, mempunyai hubungan signifikan baik
sikap, kepribadian, motivasi dan secara parsial maupun simultan terhadap
kepuasan kerja. terhadap kinerja pegawai. Persamaan
3. Faktor Organisasi : Struktur organisasi, peneliti adalah sama-sama membahas
desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem mengenai manajemen SDM juga sama
penghargaan. dalan instrumen penelitian melalui
2.2.Penelitian Terdahulu validitas dan reabilitas. Perbedaannya
1. Nurulhuda, 2011,Pengaruh Pola Pikir, adalah terletak pada analisis data uji
Penilaian dan Kepemimpinan terhadap persyaratan asumsi klasik sedangkan
Kinerja Pegawai Pada Kantor Pemko teknis analisis data menggunakan teknik
Banjarmasin Bidang Pemerintahan, hasil analisis statistic model Analisis Regresi
penelitian peneliti terdahulu bahwa Linier Berganda obyek yang dijadikan
secara simultan dan parsial semua sasaran penelitian, waktu penelitian, dan
variable berpengaruh signifikan terhadap sasaran responden.
kinerja pegawai pada. Sedangkan faktor
112 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

KERANGKA KONSEPTUAL DAN 2. Pola pikir (mindset), penilaian kerja


HIPOTESIS dan pola kepemimpinan secara
3.1.Kerangka Konseptual simultan terhadap kinerja ASN Pada
Pada penelitian ini bermaksud untuk H2
H1
Kantor Kecamatan Batu Mandi
menjelaskan pengaruh antar variabel H3 Kabupaten Balangan.
melalui pengujian hipotesis dan sekaligus 3. Pola pikirH (mindset)
4 yang berpengaruh
melakukan eksplanasi terhadap beberapa dominan terhadap kinerja ASN Pada
variable. Berdasarkan uraian tersebut diatas Kantor Kecamatan Batu Mandi
baik dari rumusan masalah, tujuan Kabupaten Balangan.
penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnya dan pendekatan teoritis, maka METODE PENELITIAN
model kerangka konseptual tersebut dapat 4.1. Rancangan Penelitian
jelaskan dan digambarkan sebagai berikut: Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pendekatan
X positifistik, yaitu pendekatan yang
Pola
X Pikir menggunakan pola pikir dedukatif dengan
X Y meihat gejala-gejala umum kemudian di
X Y lanjutkan kehal-hal yang lebuh khusus, di
X Peni Ki Y mana data yang dikumpulkan dari hasil
laian n
X Y kusioner dari para pegawai yang
X Y menggambarkan dan menjelaskan tentang
Kep pengaruh pola pikir (mindset), penilaian
emi
kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja
X X X X X X X X
pegawai yang dihasilkannya pada Kantor
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
Balangan Kalimantan Selatan. Singarimbun
Gambar 3.1: KerangkaKonseptual & Efendi (1995) menyatakan penelitian
Sumber Data Diolah penjelasan merupakan bagian dari
Kerangka konseptual merupakan susunan penelitian survey, dimana penalitian survey
atau rangkaian dari variabel bebas dan dapat digunakan untuk maksud penjajakan,
terikat, dalam menjelaskan mana yang deskriptif, penjelasan atau konfirmasi,
termasuk dependent maupun independent, evaluasi, prediksi, operasional, dan
dimana label X untuk variabel bebas pengembangan indikator. Jenis penelitian
(independent) dan label Y untuk variable termasuk kategori penelitian survey yaitu
terikat (dependent). Dalam membaca akan penelitian mengambil sample dari populasi
kerangka konseptual didalam penelitian ini dan menggunakan kuesioner sebagai alat
dapat digambarkan seperti adalah pola piker pengumpul data utama. Informasi primer
(mindset) (X2), penilaian kerja (X2) dan berkenaan dengan variabel penelitian ini
kepemimpinan (X3) merupakan dikumpulkan dengan teknik
independent variabel berpengaruh terhadap angket/kuesioner.
kinerja pegawai (Y) sebagai dependent 4.2. Definisi Operasional dan
variable. maka sifat penelitian ini adalah Pengukuran Variabel
penelitian eksplanatori (explanatory Adapun variabel akan dikumpulkan dalam
research) penelitian ini, sebagai berikut, yaitu:
3.2.Hipotesis Penelitian 1. Variabel pola pikir (mindset) (X1)
Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat kepercayaan yang mempengaruhi sikap
dijelaskan sebagai berikut, yaitu; seseorang atau cara berpikir
1. Pola pikir (mindset), penilaian kerja mempengaruhi perilaku seseorang.
dan pola kepemimpinan secara parsial 2. Variabel penilaian kerja (X2) proses
terhadap kinerja ASN Pada Kantor evaluasi seberapa baik pegawai
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten mengerjakan pekerjaan mereka ketika
Balangan. dibandingkan dengan satu set standar,
113 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

dan kemudian mengkomunikasikannya historis yang telah tersusun dalam


dengan para pegawai. dokumen/arsip.
3. Variabel kepemimpinan (X3) suatu 4.4. Populasi dan Sampel
kegiatan untuk mempengaruhi perilaku 4.4.1. Populasi
orang-orang agar bekerjasama menuju Dalam penelitian ini juga akan ditentukan
kepada suatu tujuan tertentu yang besara populasi yang digunakan. Dimana
mereka inginkan dalam rangka mencapai menurut Arikunto, (1992:102) populasi
tujuan yang ditetapkan organisasi. adalah keseluruhan subyek penelitian.
4. Variabel kinerja pegawai (Y) adalah Populasi dari penelitian ini adalah pegawai
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas kecamatan yang berjumlah 31 orang.
yang dicapai oleh seorang pegawai 4.4.2. Sampel
dalam melaksanakan tugasnya sesuai Setelah ditentukan populasi dalam
dengan tanggung jawab yang diberikan penelitian ini, maka kemudian ditentukan
kepadanya. Tinggi rendahnya kinerja pula sampel yang digunakan dalam
pekerja berkaitan erat dengan sistem penelitian. Dimana menurut Sugiono,
pemberian penghargaan yang diterapkan (1999:56) sampel adalah sebagian dari
oleh lembaga/organisasi tempat mereka jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
bekerja. suatu populasi. Sampel harus betul-betul
4.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian representative agar peneliti tidak
4.3.1. Jenis Data mengambil kesimpulan salah. Arikunto,
Adapun jenis data dalam penelitian ini yang (1992:104) sampel adalah sebagian atau
penulis ambil, yaitu sebagai berikut: wakil populasi yang diteliti. Sedangkan
1. Data Kualitatif, yaitu berupa data atau menurut Suparno, (2002:122) teknik
informasi yang tidak berbentuk angka. pengambilan sample dengan menggunakan
Penulis mengangkat data tersebut dari teknik probabilitas sampling adalah teknik
hasil wawancara dengan pihak penentuan sampel secara acak, yaitu setiap
kecamatan, yakni berupa data tentang elemen populasi mempunyai probabilitas
sejarah instansi, struktur organisasi, yang sama untuk terpilih sebagai sampel.
bidang operasional yang dilakukan atau Sedangkan untuk pemilihan sampel
proses kerja. menggunakan simple random sampling
2. Data Kuantitatif yaitu data yang yaitu pemilihan sampel acak sederhana
berbentuk angka, yang diangkat dari yaitu memberikan kesempatan yang sama
dokumen instansi dalam hal ini tentang yang saifatnya tidak terbatas pada setiap
data jumlah pegawai, data tabulasi dan elemen populasi untuk dipilih menjadi
data lain yang berhubungan dengan sampel. Sekaran (2003 ; 102) menyatakan
penelitian. jumlah sampel yang lebih dari 30 dan
4.3.2. Sumber Data kurang dari 100 sudah memadai untuk
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari kebanyakan penelitian. Berdasarkan
sumber data primer dan sumber data penjelasan tersebut, maka dalam penelitian
sekunder, adapun uraian data sumber data ini semua populasi dijadikan sample, yaitu
tersebut, yaitu: sebanyak 31 orang responden.
1. Data Primer merupakan data penelitian 4.5. Teknik Pengumpulan Data
yang diperoleh secara langsung dari 1. Observasi, yaitu pengumpulan data
sumber asli secara khusus di kumpulkan melalui pengamatan secara umum pada
oleh peneliti untuk menjawab Kantor Kecamatan Batu Mandi
pertanyaan yang diajukan melalui daftar Kabupaten Balangan Kalimantan
pertanyaan. Selatan sebagai dasar mengindentifikasi
2. Data Sekunder merupakan data permasalahan yang dibahas.
penelitian yang diperoleh secara tidak 2. Wawancara, yaitu mengumpulkan data
langsung melalui media perantara seperti dengan mengadakan tanya jawab secara
informasi dan publikasi atau laporan lisan dengan pihak pegawai di Kantor
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
114 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

Balangan Kalimantan Selatan pada yang valid dan reliable. Sedangkan kualitas
waktu yang ditentukan. dan penelitian ditentukan oleh kualitas
3. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan instrument yang digunakan. Untuk data
data melalui pencatatan dan instrumen penelitian berupa kusioner maka
pengumpulan data instansi yang data dari isian pertanyaan harus valid dan
berkaitan dengan permasalahan yang reliabel karena data dari penelitian tersebut
akan dibahas. apabila kurang valid dan reliable, maka
4. Kuisioner, yaitu pengumpulan data penelitian akan menjadi bias, Solimun,
dengan cara membagikan daftar (2004:100). Untuk itu uji coba instrument
pertanyaan secara tertulis kepada merupakan langkah yang penting didalam
pegawai untuk memperoleh data primer penelitian. Adapun penentuan atau
yang diperlukan dalam penyusunan tesis pengambilan keputusan untuk valid
ini. Kuisioner yang digunakan penulis instrumen pertanyaan adalah Jika rhitung
adalah kuisioner langsung dimana positif dan rhitung > rtabel maka instrument
peneliti langsung membagikan kuisioner tersebut valid. Jika rtabel negative dan
kepada responden dan responden rhitung < rtabel maka instrument tersebut
diminta untuk mengisi. Sedangkan tidak valid.
menurut jenis dalam penyusunan 2. Uji Reliabilitas
itemnya digunakan kuisioner tipe pilihan Instrument yang reliable artinya konsisten
dimana responden memilih salah satu atau stabil yang bila digunakan untuk
jawaban yang tersedia. Tujuan mengukur obyek yang sama, akan
dilakukannya penyebaran kuisioner menghasilkan data yang sama. Pratisto,
langsung kepada pegawai untuk (2004:241). Uji validilitas dan reliabilitas
memperoleh data primer yang menurut Pratisto (2004:249-257) dapat
diperlukan dalam penyusunan tesis ini. dilakukan dengan menggunakan one shot
Kuisioner yang digunakan penulis method sering disebut dengan pengujian
adalah kuisioner langsung dimana internal consistency dengan metode ini
peneliti lantersebut adalah untuk pengukuran cukup dilakukan satu kali.
memperoleh informasi yang relevan Selain itu adapula teknik penilaian lain,
sesuai dengan tujuan penelitian dan yaitu uatu konstruk atau variabel dikatakan
untuk memperoleh informasi mengenai reliabel jika memberikan nilai Cronbach
suatu masalah secara maksimal. Alpha > 0,60. (Ghozali, 2006, 41-42)
4.5. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik pengolahan data
yang akan dilakukan oleh penulis adalah 4.6.2. Uji Asumsi Klasik
dengan menggunakan metode kuantitatif 1. Uji Multikolinearitas
yakni analisis bertujuan untuk membuat Multikolinearitas adalah keadaan dimana
diskripsi, gambaran atau lukisan secara variabel-variabel independen dalam
sistematis, faktual dan akurat mengenai persamaan regresi mempunyai korelasi
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar (hubungan) yangerat satu sama lain. Jika
fenomena yang diselidiki secara terperinci terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
untuk menghasilkan rekomendasi untuk problem multikolinearitas. Untuk
keperluan di masa yang akan datang. Selain mengetahui ada tidaknya problem
itu adapun alat uji yang digunakan dalam Multikolinearitas, parameter yang mudah
penelitian ini adalah sebagai berikut: ditenggarai dari adanya Multikolinearitas,
4.6.1. Uji Instrumen Penelitian adalah Deteksi terhadap gangguan
1. Uji Validitas multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF
Data yang terkumpul akan berguna jika (variance inflation factor) dan nilai
instrumen penelitian yang digunakan tolerance (Pratsito, 2004, 156-161).
mempunyai nilai validitas dan reliabilitas Tolerance menguur variabilitas variable
lebih besar dari rtabel yang merupakan bebas yang terpilih yang tidak dapat
syarat untuk mendapatkan hasil penelitian dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Jadi
115 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

ilai tolerance yng rendah sama dengan nilai linier berganda. Adapun rumus dari regresi
VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan linier berganda adalah sebagai berikut:
menunjukkan adanya koloniritas yang Y = a + β1 .X1 + β2.X2 + β3.X3 + ε
tinggi. Multikolineritas dapat diketahui Dimana :
dengan memeriksa nilai VIF (variance Y = Kinerja pegawai
inflation factor) yang merupakan unsure X1 = Pola Pikir (mindset)
diagonal invers matrk korelasi sederhana X2 = Penilaian kerja
antara perubah bebas. Apabila beberapa X3 =Kepemimpinan
nilai VIF lebih dari 10 mk ε = Faktor gangguan
multikolienearitas adalah sebuah masalah. β 1,2,3 = Koefsien regresi
Solimun, (2004:35). a = Konstanta
2. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi klasik dalam model 2. Uji F (simultan)
regresi berganda ialah bhawa kesalahan Uji F digunakan untuk mengetahui
pengganggu (residual) mempunyai varian signifikan atau tidaknya pengaruh variabel
(ragam) yang sama dari satu pengataman bebas (X) secara bersama-sama terhadap
kepengamatan lain (antara variable), asumsi variabel terikat (Y). Adapun langkah-
ini disebut homokedastisitas. Supranto, langkah pengujiannya sebagai berikut
(1995:43), menurut Pratisto (2004:155) menentukan taraf nyata dan F table taraf
adalah dengan melihat pola diagram pencar. nyata 5% (0,05) Derajat pembilang (db1) =
Nilai dari diagram pencar yag residu dapat k-1 ; Derajat penyebut (db2) = n – k.
dilihat dari selisih antara nilai Y prediksi Menarik kesimpulan H0 diterima atau
dengan Y observasi jika diagram pencar ditolak berdasarkan pada hasil
yang membentuk pola-pola tertentu yang perbandingan antara F-hitung dengan F-
teratur maka regresi mengalami gangguan tabel dengan kreteria pengujian apabila F-
heteroskedastisitas. Dan jika diagram hitung > F-tabel, maka H0 ditolak atau H1
pencar tidak membentuk pola atau acak diterima. dan apabila F-hitung < F-tabel,
maka regresi tidak mengalami gangguan maka H0 diterima atau H1 ditolak.
heteroskedastisitas. 3. Uji Parsial (Uji t)
3. Uji Normalitas (kenormalan) Uji t dilakukan untuk menguji tingkat
Menurut Solimun (2004:33) NID (normal signifikan variabel bebas (X) secara
independent distributed), yaitu berdistribusi individu/parsial terhadap variabel terikat
normal atau saling bebas. Asumsi ini berarti (Y). Adapun langkah langkah pengujian
bahwa kesalahan mengikuti sebaran normal sebagai berikut menentukan taraf nyata dan
dengan nilai tengah nol (0) dan ragam t table taraf nyata 5% (0,05) Pada t table db
konstan (Ј). Solimun (2004, 46) dapat = n – k dan menarik kesimpulan H0 diterima
dilakukan dengan cara membuat plot antara atau ditolak berdasarkan pada hasil
skor normal dengan data observasi dan perbandingan antara F-hitung dengan F-
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu tabel dengan kreteria pengujian apabila t-
diagonal dari grafik. Bilamana hasil plot hitung > t-tabel, maka H0 ditolak atau H1
menujukkan pola garis lurus mendekati 45º diterima dan apabila t-hitung < t-tabel,
berarti asumsi normalitas terpenuhi. maka H0 diterima atau H1 ditolak.
4.6.3. Uji Hipotesis 4. Uji Dominan
1. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengkaji variabel yang dominan
Analisis data dilakukan berdasarkan data digunakan indikator koefisien beta
primer yang diperoleh langsung dari standardized dari variabel-variabel dari
penyebaran kuisioner kepada pegawai yang model regresi. Koefisien beta standardized
selanjutnya akan dianalisis dengan paket diperoleh dari hasil perkalian antara
program SPSS melalui bantuan program koefisien parsial korelasi (SDx1/Sdy) dan
komputer. Untuk menguji hipotesa dalam koefisien variabelnya (bi). Selain itu
penelitian ini menggunakan analisis regresi Pratisto (2004:160) keeratan hubungan
116 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

variabel dapat diambil dari t hitung dengan (X2) yang diajukan terlihat dari 31
standar t tabel. responden terdapat nilai Table r (Pearson
Product Moment) 2 sisi taraf signifikan
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN 0,05 nilai rhitung sebesar 0,355.
PEMBAHASAN Berdasarkan hal itu bila dibandingkan
5.1. Analisis Hasil Penelitian antara rhitung dengan rtabel tersebut, maka
5.1.1. Pengujian Instrumen Penelitian disimpulkan bahwa semua instrumen
Ketepatan hipotesis sangat bergantung pada pertanyaan tersebut valid, ini terbukti nilai
data yang dipergunakan dalam pengujian rhitung positip dan rhitung > rtabel, maka
tersebut untuk itu digunakan analisis data semua instrumen dari pertanyaan variabel
dan pembahasan beberapa uji data, yaitu: penilaian kerja (X2) pada Kecamatan Batu
1. Uji Validitas Mandi Kabupaten Balangan Kalimantan
Uji validitas dapat diketahui melihat nilai Selatan tersebut valid.
rhitung dan untuk mengetahui validitas
instrument pertanyaan harus dibandingkan Table 5.13
dengan rtabel pada α 0,05. Rekapitulasi Uji Validitas
Tabel 5.11 Variabel Kepemimpinan (X3)
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variable rhitung rtabel
Variabel Pola Pikir (mindset) (X1)
Variable rhitung Rtabel X31 0,418(**) 0,355
X1.1 0,430(**) 0,355 X3.2 0,533(**) 0,355
X1.2 0,454(**) 0,355 X3.3 0,400(**) 0,355
Sumber : data primer diolah (lihat lampiran X3.4 0,499(**) 0,355
3) X3.5 0,507(**) 0,355
Rekapitulasi hasil uji validitas terhada X3.6 0,516(**) 0,355
instrumen pertanyaan variabel pola pikir X3.7 0,508(**) 0,355
(mindset) (X1) yang diajukan terlihat dari X3.8 0,444(**) 0,355
31 responden terdapat nilai Table r Sumber : data primer diolah (lihat lampiran
(Pearson Product Moment) uji 2 sisi taraf 3)
signifikan 0,05 nilai rhitung sebesar 0,355. Hasil uji validitas terhadap instrumen
Berdasarkan hal itu bila dibandingkan pertanyaan variabel kepemimpinan (X3)
antara rhitung dengan rtabel tersebut, maka yang diajukan terlihat dari 31 responden
dapat disimpulkan bahwa semua instrumen terdapat nilai Table r (Pearson Product
pertanyaan tersebut valid, ini terbukti nilai Moment) 2 sisi taraf signifikan 0,05 nilai
rhitung positip dan rhitung > rtabel, maka rhitung sebesar 0,355.
semua instrumen dari pertanyaan variabel Berdasarkan hal itu bila dibandingkan
pola pikir (mindset) (X1) pada Kecamatan antara rhitung dengan rtabel tersebut, maka
Batu Mandi Kabupaten Balangan dapat disimpulkan bahwa semua instrumen
Kalimantan Selatan tersebut valid. pertanyaan tersebut valid, ini terbukti nilai
Tabel 5.12 rhitung positip dan rhitung > rtabel, maka
Rekapitulasi Uji Validitas semua instrumen dari pertanyaan variabel
Variabel Penilaian Kerja (X2) kepemimpinan (X3) pada Kecamatan Batu
Variable rhitung rtabel Mandi Kabupaten Balangan Kalimantan
X2.1 0,511(**) 0,355 Selatan tersebut valid.
X2.2 0,460(**) 0,355
X2.3 0,482(**) 0,355
X2.4 0,423(**) 0,355
X2.5 0,414(**) 0,355
Sumber : data primer diolah (lihat
lampiran 3)
Rekaputilasi hasil uji validitas terhadap
instrumen pertanyaan variabel penilaian
117 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

Setelah dilakukan pengujian terhadap


Table 5.14 variabel bebas dan terikat pada Kecamatan
Rekapitulasi Uji Validitas Batu Mandi Kabupaten Balangan
Variabel Kinerja Pegawai (Y) Kalimantan Selatan, maka reliabilitas
Variable rhitung rtabel diketahui semua nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari nilai baku, maka hasil dari
Y11 0,440(**) 0,355 jawaban kuesioner adalah reliabel.
Y1.2 0,450(**) 0,355 5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik
Y1.3 0,555(**) 0,355 1. Uji Multikolinearitas
Y1.4 0,535(**) 0,355 Uji multikolinearitas bertujuan untuk
Y1.5 0,411(**) 0,355 menguji apakah model regresi yang
Sumber : data primer diolah (lihat digunakan telah di temukan adanya korelasi
lampiran 3) (hubungan) antara variabel bebas
Hasil uji validitas terhadap instrumen (independent) yang satu dengan variabel
pertanyaan variabel kinerja pegawai (Y) bebas yang lainnya. Berikut hasil uji
yang diajukan terlihat dari 31 responden multikolinearitas adalah :
terdapat nilai Table r (Pearson Product Tabel 5.16
Moment) 2 sisi taraf signifikan 0,05 nilai Hasil Uji Multikolinearitas
rhitung sebesar 0,355. Collinierarity Statistic’s
Berdasarkan hal itu bila dibandingkan Variabel
Tolerance VIF
antara rhitung dengan rtabel tersebut, maka X1
dapat disimpulkan bahwa semua instrumen 0,990 1,378
pertanyaan tersebut valid, ini terbukti nilai X2 0,956 1,135
rhitung positip dan rhitung > rtabel, maka
semua instrumen dari pertanyaan variabel X3 0,989 1,255
kinerja pegawai (Y) pada Kecamatan Batu Sumber : data primer diolah (lihat
Mandi Kabupaten Balangan Kalimantan lampiran 5)
Selatan tersebut valid. Hasil perhitungan nilai tolerance pada tabel
2. Uji Reliabilitas diatas menunjukkan nilai yang mendekati
Suatu konstruk atau variabel dikatakan angka 1 dan nilai variance inflation factor
reliabel jika memberikan nilai Cronbach (VIF) diatas menunjukkan tidak ada satu
Alpha minimum 0,5. (Santoso, 2004, 280). variabel bebas yang memiliki nilai VIF
Suatu konstruk atau variabel dikatakan tidak lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach asumsi tidak disifat adanya gejala
Alpha>0,60. (Ghozali, 2006, 41-42). multikolinearitas antar variabel bebas
Berikut ringkasan hasil uji reliabilitas dalam model regresi.
instrumen dalam penelitian ini, yaitu : 2. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5.15 Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
Hasil Uji Reliabilitas menguji apakah dalam model regresi terjadi
Variable Cronbach Nilai ketidaksamaan varian (ragam) dari residual
Alpha Baku atau pengamatan lain. Menurut Pratisto
Pola Pikir 0,660 0,60 (2004, 155) adalah dengan melihat pola
(muindset) (X1) 0,675 0,60 diagram pencar. Nilai dari diagram pencar
Penilaian Kerja 0,667 0,60 yang residual dapat dilihat dari selisih
(X2) 0,680 0,60 antara nilai Y prediksi dengan Y observasi.
Kepemimpinan (1) Jika diagram pencar yang membentuk
(X3) pola tertentu yang teratur, maka regresi
Kinerja Pegawai mengalami ganguan heteroskedastisitas. (2)
(Y) Jika diagram pencar tidak membantuk pola
Sumber : data primer diolah (lihat lampiran atau acak, maka regresi mengalami tidak
4) ganguan heteroskedastisitas.
118 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

Adapun hasil heteroskedastisitas tersebut, Terlihat titik penyebaran disekitar garis


adalah sebagai berikut: diagonal / menunjukkan pola garis lurus
mendekati sudut 45º, maka di dapat bahwa
Scatterplot semua data berdistribusi normal, sehingga
asumsi normalitas terpenuhi.
Dependent Variable: 5.1.3. Analisis Regresi
Kinerja Pegawai (Y)
Untuk menjawab hipotesis, maka perlu
4
diajukan analisis model regresi linier
Regression Studentized

3
berganda menggunakan alat bantu analisis
2
berupa program SPSS 17 for wndows.
Resid
Deleted (Press)

Untuk itu adapun hasil uji parsial diketahui


ual

0 dengan melihat data pada tabel berikut ini:


- Tabel 5.17
-
Hasil Uji Regresi Berganda
- - 0 1 2 3 Coefficients(a)
Regression Standardized
Unstandar Standar
dized dized
Coefficien Coeffic Collinearity
ts ients Statistics
Gambar 5.2 : Diagram Pencar Hasil Std
Heteroskedastisitas .
Err Si Toler VI
Sumber : data primer diolah (lihat lampiran B or Beta t g. ance F
5) (Constan 20,4 4,1 4,8 ,0
t) 54 80 93 01
Dalam diagnose heteroskedastisitas di Pola
penelitian ini menghasilkan grafik Pikir
,883
,10
,880
8,4 ,0
,990
1,3
(mindset 5 09 00 78
scatterplot menghasilkan penyebaran ) (X1)
dalam bentuk pola atau acak, maka hal ini Penilaian
,12 6,1 ,0 1,1
Kerja ,756 ,736 ,956
dapat disimpulkan bahwa regresi layak (X2)
2 96 02 35
dipergunakan. Kepemi
,10 7,4 ,0 1,2
mpinan ,801 ,798 ,989
3. Uji Normalitas (kenormalan) (X3)
7 85 01 55
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui a Dependent Variable: Kinerja Pegawai
apakah variabel terikat dan variabel bebas (Y)
dalam sebuah model regresi mempunyai Sumber : data primer diolah (lihat lampiran
distribusi normal atau tidak. Berdasakan 5)
hasil pengujian dengan SPSS, diperoleh Berdasarkan dari penjelasan dan hasil
grafik Plot of Regression,yaitu: regresi tersebut diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = 20,454 + 0,883 X1+ 0,756 X2 + 0,801X3 + ε
Normal P-P Plot of Regression Standardized
5.1.4. Uji Hipotesis
Dependent Variable: Kinerja
Selanjutnya untuk mengevaluasi dan
menguji hipotesis secara simultan, yaitu:
1.
0 1. Uji hipotesis Pertama
Expected Cum

0. Pola pikir (mindset) berpengaruh signifikan


8

0.
terhadap kinerja pegawai pada Kantor
6
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
Prob

0.
4 Balangan Kalimantan Selatan
0. Kemudian untuk menguji hipotesis parsial
2

0.
dengan membandingkan nilai thitung
0 0.
0
0.
2
0.
4
Observed 6
Cum
0. 0.
8
1.
0 dengan ttable pada taraf nyata 5%. Jika
Prob thitung > ttable maka pengaruhnya
Gambar 5.3 : Grafik Plot of Regression signifikan. Untuk mendapatkan ttabel
Sumber : data primer diolah (lihat lampiran digunakan tabel distribusi t untuk tingkat
5) signifikasi 5% dengan Degrees of Freedom
119 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

(df) = n-k maka didapat df adalah (31-4)= Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
27 dengan demikian ttabel adalah sebesar Balangan Kalimantan Selatan.
1,703. Secara parsial untuk pola pikir Kemudian untuk variabel kepemimpinan
(mindset) (X1) berpengaruh terhadap (X3) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai (Y) hal ini didasarkan pada kinerja pegawai (Y) pada Kantor
perbandingan antara thitung 8,409 dan Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
ttabel 1,703, berarti terdapat pengaruh Balangan Kalimantan Selatan hal ini
signifikan antara variabel pola pikir didasarkan pada perbandingan antara
(mindset) (X1) dengan variabel terikat thitung 7,485 dan ttabel 1,703 berarti
kinerja pegawai (Y) pada Kantor terdapat pengaruh antara variabel
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten kepemimpinan (X3) dengan variabel terikat
Balangan Kalimantan Selatan. Berdasarkan kinerja pegawai (Y) pada Kantor
hal tersebut, maka hipotesis pertama Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
diterima. Besarnya pengaruh dari variabel Balangan Kalimantan Selatan. Berdasarkan
pola pikir (mindset) (X1) terhadap status hal tersebut, maka hipotesis ketiga diterima.
kinerja pegawai (Y) pada Kantor Besarnya pengaruh dari variabel
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten kepemimpinan (X3) terhadap kinerja
Balangan Kalimantan Selatan dapat pegawai (Y) pada Kantor Kecamatan Batu
diketahui dari Standardized Coefficients Mandi Kabupaten Balangan Kalimantan
Beta 0,880 yang berarti pola pikir (mindset) Selatan dapat diketahui dari Standardized
ini memberikan pengaruh terhadap kinerja Coefficients Beta 0,798 yang berarti
pegawai sebesar 88%. penilaian kerja ini memberikan pengaruh
2. Uji Hipotesis Kedua terhadap kinerja pegawai sebesar 79,8%.
Penilaian kerja berpengaruh signifikan 4. Uji Hipotesis Keempat
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pola pikir (mindset). penilaian kerja dan
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten kepemimpinan berpengaruh signifikan
Balangan Kalimantan Selatan secara simultan terhadap kinerja pegawai
Kemudian untuk variabel penilaian kerja pada Kantor Kecamatan Batu Mandi
(X2) berpengaruh signifikan terhadap Kabupaten Balangan. Uji F (simultan) ini
kinerja pegawai (Y) pada Kantor digunakan dengan tujuan untuk
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten membuktikan apakah variabel bebas seperti
Balangan Kalimantan Selatan hal ini pola pikir (mindset) (X1), penilaian kerja
didasarkan pada perbandingan antara (X2) dan kepemimpinan (X3) berpengaruh
thitung 6,196 dan ttabel 1,703 berarti secara bersama-sama terhadap variabel
terdapat pengaruh antara variabel penilaian terikat yaitu kinerja pegawai (Y) pada
kerja (X2) dengan variabel terikat kinerja Kantor Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
pegawai (Y) pada Kantor Kecamatan Batu Balangan Kalimantan Selatan.Untuk
Mandi Kabupaten Balangan Kalimantan menilai Uji F, maka perlu ditampilkan data
Selatan. Berdasarkan hal tersebut, maka ANOVA berikut ini:
hipotesis kedua diterima. Besarnya
pengaruh dari variabel penialain kerja (X2)
terhadap kinerja pegawai (Y) pada Kantor
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
Balangan Kalimantan Selatan dapat
diketahui dari Standardized Coefficients
Beta 0,736 yang berarti penilaian kerja ini
memberikan pengaruh terhadap kinerja
pegawai sebesar 73,6%.
3. Uji Hipotesis Ketiga
Kepemimpinan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Kantor
120 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

Tabel 5.18 1. Pola pikir (mindset), penilaian kerja


ANOVA(b) dan pola kepemimpinan secara
Mean parsial terhadap kinerja ASN Pada
Df Square F Sig. Kantor Kecamatan Batu Mandi
Regression 3 62,358 7,281 ,000(a) Kabupaten Balangan
Residual 28 8,564 Hasil pengujian hipotesis pertama diketahui
Total 31 bahwa pola pikir (mindset), penilaian kerja
a Predictors: (Constant), Pola Pikir dan pola kepemimpinan secara parsial
(mindset) (X1), Penilaian Kerja (X2), terhadap kinerja ASN Pada Kantor
Kepemimpinan (X3) Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
b Dependent Variable: Kinerja Pegawai Balangan, hasil ini sejalan dengan
(Y) penelitian Nurulhuda, 2011, Pengaruh Pola
Sumber : data primer diolah (lihat lampiran Pikir, Penilaian dan Kepemimpinan
5) terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
Hasil regresi pada tabel ANOVA(b) Pemko Banjarmasin. Berdasarkan hal
memperlihatkan bahwa Fhitung adalah tersebut, maka pihak instansi perlu lebih
7,281 sedangkan nilai Ftable dengan tingkat memperbaiki pola pikir pegawai sesuai
signifikan 5%. Sedangkan untuk serta teori menurut Mulyadi (2007:71),
menghitung uji F digunakan program SPSS. mindset merupakan sikap mental mapan
Penentuan nilai Fhitung dengan cara yang di bentuk melalui pendidikan,
menentukan Derajat bebas bagi pembilang pengalaman dan prasangka, dengan cara:
(numerator) adalah (k-1) sehingga didapat a. Pola pikir pegawai perlu dikembangkan
(4-1) = 3, sedangkan derajat kebebasan bagi dengan menanamkan pada pegawai baik
pembagi (denumerator) adalah (n-k) melalui diklat maupun dalam praktek
sehingga didapat (31-4) = 27. Dengan kerja setiap hari, dengan cara :
demikian didapat Ftabel dengan numerator 1) Menanamkan kepada para pegwai
= 3 dan denumurator 27 sebesar 2,960. bahwa ekerja sebagai ibadah
Berdasarkan hal tersebut diperoleh di dapat 2) Menanamkan kepada para pegawai
Fhitung (7,281) > Ftabel (2,960) yang untuk selalu menghindari sikap tidak
berarti variabel bebas yang terdiri dari terpuji.
seperti pola pikir (mindset) (X1), penilaian 3) Menanamkan kepada para pegawai
kerja (X2) dan kepemimpinan (X3) bahwa bekerja harus dilakukan secara
berpengaruh secara bersama-sama terhadap profesional.
variabel terikat yaitu kinerja pegawai (Y) 4) Selalu berusaha meningkatkan
pada Kantor Kecamatan Batu Mandi kompetensi diri secara terus menerus.
Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan, 5) Tanamkan kepad apra pegawai sebagai
berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis pelayan dan pengayom bagi masyarakat.
keempat diterima.Untuk regresi dengan 6) Menanamkan kepada para pegawai
lebih dari dua variabel bebas digunakan R untuk selalu bekerja sesuai dengan
Square sebagai keofesien diterminan. peraturan yang berlaku.
Terlihat R Square sebesar 0,886 disini 7) Selalu berusaha mengembangkan pola
berarti 88,6% variasi kinerja pegawai (Y) pikir pegawai selalu terbuka dan selalu
pada Kantor Kecamatan Batu Mandi bersikap realistis dalam bekerja.
Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan 8) Penilaian kerja berpengaruh signifikan
bisa dijelaskan oleh variabel seperti pola terhadap kinerja pegawai pada Kantor
pikir (mindset) (X1), penilaian kerja (X2) Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
dan kepemimpinan (X3) sedangkan sisanya Balangan Kalimantan Selatan
dari (100% - 88,6%)= 11,4% dijelaskan b. Penilaian kerja berpengaruh signifikan
oleh variabel lain yang tidak dianalisis pada terhadap kinerja pegawai pada Kantor
penelitian ini seperti faktor budaya Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
organisasi, kedisiplinan dan lain-lain. Balangan Kalimantan Selatan ini sesuai
5.2. Pembahasan dengan teori menurut Hasibuan
121 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

(2000:87) menjelaskan tentang penilaian sebagian besar ditentukan oleh kualitas


kerja adalah kegiatan untuk pemimpin yang di miliki oleh orang-
mengevaluasi perilaku dari prestasi kerja orang yang di serahi tugas untuk
pegawai serta menetapkan memimpin organisasi tersebut. Oleh
kebijaksanaan selanjutnya, berdasarkan sebab itulah fungsi penggerakan ialah
hasil penelitian tersebut, hendaknya suatu fungsi pembimbingan dan
pihak instansi dapat lebih meningkatkan pemberian pimpinan serta
kembali akan variabel penilaian kerja menggerakkan orang agar orang atau
terhadap pegawai hal ini penting karena sekelompok orang suka dan mau
penilaian kerja akan dapat mengevaluasi bekerja, fungsi ini adalah fungsi yang
dan menilai akan prestasi pekerjaan sangat penting sebab biar bagaimanapun
pegawai, dapat menilai kuantitas juga baik suatu perencanaan serta tertib
pekerjaan pegawai, dapat membantu dan baiknya suatu organisasi belum
pemimpinan dalam mengelola bawahan, dapat menjamin bergeraknya organisasi
dapat menilai kedisiplinan pegawai dan kearah tujuannya.
dapat mengevaluasi komunikasi Untuk itu pimpinan kecamatan perlu
hubungan antar pegawai maupun dengan meningkatkan kembali akan perananya
pimpinan. Adapun unsur yang dapat sebagai pimpinan adalah:
dinilai dalam penilaian pelaksanaan 1) Dengan selalu berkomitmen dalam
kerja pegawai adalah: Kesetiaan, menentukan tujuan pelaksanaan kerja
Prestasi keja, Tanggungjawab, Ketaatan, yang realistis.
Kejujuran, Kerjasama, Prakarsa dan 2) Selalu berkmitmen yang kuat dalam
Kepemimpinan memperhatikan dan melengkapi
Untuk itulah pihak Kecamatan perlu dan bawahannya dengan sumber dana guna
harus selalu melakukan penilaian kepada menjalankan tugasnya.
para pegawai, penilaian dilakukan oleh 3) Selalu berusaha dalam menjaga
pejabat penilai seperti atasan langsung komunikasikan kepada bawahan apa
yang bisa dilakukan dengan waktu yang yang diharapkan mereka.
ditentukan seperti perbulan, persemester 4) Dapat memperhatikan dan memberikan
maupun pertahun. hadiah yang sepadan untuk mendorong
c. Kepemimpinan berpengaruh signifikan prestasi pegawai.
terhadap kinerja pegawai pada 5) Dapat mendelegasikan wewenang
Kantor Kecamatan Batu Mandi apabila diperlukan dan partisifasi
Kabupaten Balangan Kalimantan pegawai.
Selatan ini sejalan berdasarkan teori 6) dapat menghilangkan hambatan-
menurut Simamora, (2002, 24) hambatan terhadap pelaksanaan
mengemukakan tentang kepemimpinan pekerjaan.
suatu kegiatan untuk mempengaruhi 7) Dapat menilai pelaksanaan pekerjaan
perilaku orang-orang agar bekerjasama dan mengkomunikasikan hasilnya secara
menuju kepada suatu tujuan tertentu adil.
yang mereka inginkan dalam rangka 8) Selalu menunjukkan perhatian para
mencapai tujuan yang ditetapkan pegawainya dalam lingkup pekerjaan.
organisasi. Pemimpin dalam organisasi 2. Pola pikir (mindset). penilaian kerja
merupakan salah satu unsur yang dan kepemimpinan berpengaruh
menentukan atas berhasil atau tidaknya signifikan secara simultan terhadap
suatu organisasi. Selain itu pemimpin kinerja pegawai pada Kantor
merupakan inti dari pada manajemen, Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
karena pemimpin merupakan motor Balangan
penggerak bagi sumber dan alat-alat Hasil pengujian hipotesis ke dua diketahui
didalam suatu organisasi, sehingga dapat bahwa pola pikir (mindset). penilaian kerja
dikatakan bahwa keberhasilan atau dan kepemimpinan berpengaruh signifikan
kegagalan yang di alami suatu organisasi secara simultan terhadap kinerja pegawai
122 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

pada Kantor Kecamatan Batu Mandi 2. Pengujian hipotesis kedua diketahui


Kabupaten Balangan, penelitian ini sejalan pula bahwa variabel pola pikir
dengan hasil penelitian Khairunnisa, 2013, (mindset), penilaian kerja dan pola
Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Pola kepemimpinan secara simultan
Pikir dan Penilaian Kerja Terhadap Kinerja terhadap kinerja ASN Pada Kantor
Pegawai Pada Dinas Koperasi Kota Kecamatan Batu Mandi Kabupaten
Banjarmasin, berdasarkan hal tersebut, Balangan.
maka hendaknya pihak Kecamatan dapat 3. Pada pengujian hipotesis ketiga
selalu memperhatikan dan memfokuskan diketahui variabel pola pikir (mindset)
peningkatan pola pikir kepada pegawai, yang berpengaruh dominan terhadap
selalu melaksanakan penilaian kerja secara kinerja ASN Pada Kantor Kecamatan
berkala maupun dapat menciptakan peranan Batu Mandi Kabupaten Balangan
pimpinan yang baik dalam mengelola 6.2. Saran
bawahan agar kinerja pegawai dapat selalu 1. Pihak instansi perlu lebih memperbaiki
ditingkatkan sesuai dengan harapan pola pikir pegawai dengan
organisasi. menanamkan pada pegawai baik dalam
3. Pola pikir (mindset) yang diklat maupun dalam praktek kerja
berpengaruh dominan terhadap setiap hari, dengan cara menanamkan
kinerja ASN Pada Kantor Kecamatan kepada pegawai bahwa bekerja sebagai
Batu Mandi Kabupaten Balangan ibadah, menghindari sikap tidak
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini terpuji, bekerja harus dilakukan secara
diujikan untuk mengetahui variabel yang profesional, meningkatkan kompetensi
dominan yang mana hasil dari pengujian diri secara terus menerus, pelayan dan
tersebut diketahui bahwa untuk variabel pengayom bagi masyarakat, pegawai
pola pikir (mindset) terbukti berpengaruh untuk selalu bekerja sesuai dengan
signifikan yang dominan terhadap kinerja peraturan yang berlaku dan
ASN Pada Kantor Kecamatan Batu Mandi mengembangkan pola pikir pegawai
Kabupaten Balangan, untuk itu hendaknya selalu terbuka dan selalu bersikap
pihak instansi dapat lebih memperhatikan realistis dalam bekerja.
dan meningkatkan kembali akan aspek pola 2. Hendaknya pihak instansi dapat lebih
pikir pegawai ini karena dengan pola pikir meningkatkan kembali akan variabel
yang baik dalam bekerja, maka akan dapat penilaian kerja terhadap pegawai unsur
membantu peningkatan kinerja pegawai yang dapat dinilai dalam penilaian
menjadi lebih baik pula. Pola Pikir yang pelaksanaan kerja pegawai adalah
berkembang merupakan mindset yang kesetiaan, prestasi keja,
positif, yang akan menghasilkan tanggungjawab, ketaatan, kejujuran,
kemampuan yang terus berkembang. Dalam kerjasama, prakarsa dan
hal ini seperti komputer, mindset positif kepemimpinan. Penilaian dilakukan
dapat di install sedangkan mindset negatif oleh pejabat penilai seperti atasan
dapat di delete atau dihapus. Proses ini langsung yang bisa dilakukan dengan
dapat dilakukan melalui terapi yang dapat waktu yang ditentukan seperti
diajarkan kepada siapapun melalui. perbulan, persemester maupun
pertahun.
PENUTUP 3. Untuk itu pimpinan kecamatan perlu
6.1. Kesimpulan meningkatkan kembali akan perananya
1. Pengujian hipotesis pertama diketahui sebagai pimpinan dalam menentukan
bahwa pola pikir (mindset), penilaian tujuan pelaksanaan kerja yang realistis,
kerja dan pola kepemimpinan secara melengkapi bawahannya dengan
parsial terhadap kinerja ASN Pada sumber dana guna menjalankan
Kantor Kecamatan Batu Mandi tugasnya, menciptakan komunikasi
Kabupaten Balangan. yang baik, memberikan hadiah yang
sepadan untuk mendorong prestasi
123 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

pegawai, dapat mendelegasikan Ghozali. Imam, 2006, Metode Penelitian


wewenang pegawai, dapat dan Aplikasi Stasistik, Buana Karya,
menghilangkan hambatan-hambatan Jakarta
terhadap pelaksanaan pekerjaan dan Gomes Faustino.C., 2000, Manajemen
selalu menunjukkan perhatian para Sumber Daya Manusia, Andi,
pegawainya dalam lingkup pekerjaan. Yogyakarta
4. Guna meningkatkan kinerja pegawai Greenberg, 1999, Human Relation dan
melalui pengembangan pola pikir, Public Relation dalam Manajemen,
aspek penilaian maupun pola Bandung : Alumni
kepemimpinan, maka hendaknya pihak Gunawan, 2007, Psikologi Organisasi,
Kantor Kecamatan Batu Mandi Rineka Cipta, Jakarta
Kabupaten Balangan harus lebih Harotno, 2010, Pola Pikir Dalam Bekerja,
konsisten dan perlu mempunyai Salemba, Jakarta
komitmen kuat dalam membuat Hasibuan, 2000, Ilmu Manajemen, BPFE,
program kerja tersebut, agar tujuan Yogyakarta
organisasi dapat dicapai. Handoko.T.Hani, 2010, Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
DAFTAR PUSTAKA Manusia, Edisi Revisi, Penerbit
Andi Hakim, 2011, Dahsyatnya Pikiran BPFE, Yogyakarta
Bawah Sadar, Rajawali Press, Husnan Suad dan Heidjrahman, 1990,
Jakarta Manjemen personalia, (MP) Edisi ke
Arikunto Suharsimi, 1992, Prosedur empat, Penerbit BPFE Yogyakarta
Penelitian Suatu Pendekatan dan Hanafi, 2001, Manajemen Perusahaan,
Praktek, Rineka Cipta, Jakarta Roda Mas, Surabaya
Bambang Guritno dan Waridin, 2005, Husnan Suad dan Heidjrahman, 1999,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Manjemen personalia, (MP) Edisi ke
Bumi Aksara, Jakarta enam, Penerbit BPFE Yogyakarta
Budiman, 2011, Pola Pikir (Mindset), Nova Hartoyo, 1997, Manajemen, Rineka Cipta,
Media, Surabaya Jakarta
Budiono, 2010, Manajemen Prestasi, Budi Khodijah, 2006, Pola Pikir dan Motivasi
Mulia, Bandung Psikologi, Balai Pustaka, Jakarta
Carol S Dweck, 2006, Mindset (the Khairunnisa, 2013, Analisis Pengaruh
psikologi of Success), Gramedia Kepemimpinan, Pola Pikir dan
Indonesi, Jakarta Penilaian Kerja Terhadap
Carol S Dweck, 2012, Summary Mindset, Kinerja Pegawai Pada Dinas
Gramedia Indonesi, Jakarta Koperasi Kota Banjarmasin,
Dessler, Gary, 1997. Manajemen Sumber FE Unlam, Banjarmasin
Daya Manusia. Jilid I. Jakarta: Lukman, 2009, Pola Pikir Elemen Sumber
Prenhallindo. Daya Organisasi, Pradya
Dessler, 2000, Management of Quality, PT, Paramita, Jakarta
Rajawlai Press, Jakarta
Dessler, Gary, 2007. Manajemen Sumber Mangkunegara. A.A. Anwar Prabu. 2005.
Daya Manusia. Jilid IV. Jakarta: Manajemen Sumber Daya Manusia
Prenhallindo. Perusahaan. Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Efendi, 2002, Manajemen Organisasi, Mulyanto, 2003, Kepemimpinan, Rineka
Alumni, Bandung Cipta, Jakarta
Gomes Faustino.C., 1995, Manajemen dan Mulyadi, 2007, Kekuatan Pola Pikir,
Perilaku Sumber Daya Organisasi, Gramedia Indonesia, Jakarta
Andi, Yogyakarta Muhammad Ridwan, 2012, Pengaruh Pola
Pikir (Mindset), Penilaian
Kerja dan Pola Kepemimpinan
124 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 102-124

Terhadap Kinerja ASN Pada Third Edition, John Weiley and Sans
Kantor Kecamatan Inc, America
Banjarmasin Barat, Unlam
Banjarmasin
Suparno, 2002, Metode Penelitian dan
Nurulhuda, 2010, Pengaruh Disiplin Kerja,
Statsitik, UNNES Press, Semarang
PEnilaian, dan Kepemimpinan
terhadap Kinerja Pegawai
Simamora. Hendry, 2002, Manajemen
Pada Kantor Pemko
Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE
Banjarmasin Bidang
YKPN, Jakarta
Pemerintahan, Unlam
Banjarmasin
________________, 2004, Manajemen
Notoatmodjo dan Soekidjo, 2002, Kualitas Sumber Daya Manusia, Buku II,
dan Kuantitas Kerja, Balai Pustaka, Penerbit STIE YKPN, Jakarta
Jakarta
Pratisto, Arif, 2004, Cara Mudah Singarimbun & Efendi, 1995, Metode
Mengatasi Statistik dan Rancangan Penelitian, PT. Rajawali Press,
Percobaan dengan SPSS 12, PT Jakarta
Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia, Jakarta Sri. Purwanti, 1997, Ilmu Manajemen,
Rineka Cipta, Jakarta
Prawirisentono, 1999, Manajemen Siagian F. Sondakh, 1990, Manajemen dan
Produktivitas, Buana Press, Kepegawaian, Alfabeta, Bandung
Bandung Wibowo 2007, Manajemen Pengelolaan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur SDM, Pusaka Tjaya, Surabaya
Negara Nomor: PER/09/ Winardi, 1999, Penghantar Ilmu
M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Manajemen, Nova, Bandung
Umum Penetapan Indikator Kinerja Yoga, 2008, Menantang Cara Berpikir
Utama di Lingkungan Instansi Anda, Mendali Pratama, Jakarta
Pemerintah, Jakarta
Pamudji, 1999, Kepemimpinan, Rineka
Cipta, Jakarta
Rivai. Vincent, 2002, Manajemen
Operasional Perusahaan, Multi
Media Jaya, Surabaya
Swietenia Rita, 2009, Manajemen
Produktivitas, Rineka Cipta, Jakarta
Setyono. A, 2006, Perilaku
Keorganisasian, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta
Suhardjito, 1999, Manajemen Perusahaan,
Rineka Cipta, Jakarta
Solimun, 2004, Metodologi dan Komputer
Statistik, Rineka Cipta, Jakarta
Sugiono, 1999, Stasistik Untuk Penelitian,
CV. Alfabeta, Bandung
Sekaran, Uma, 2003, Reseach Method For
Business (Skill Building, Approach),

Anda mungkin juga menyukai