Anda di halaman 1dari 5

Psikoborneo, Vol 5, No 2, 2017: 284-288 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan


Delfi Ramadhany 1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. The purpose of this study was to determine the effect of leadership style on the performance of the
employees of the PDAM Water Treatment Plant in Samarinda City. Data were collected using a questionnaire
method and analyzed using linear regression analysis to determine how much influence the predictions of
independent variables had on the dependent variable. The population in this study were all employees of the
PDAM Water Treatment Plant. The number of samples in this study were 83 people. The sample used in the study
used purposive sampling design. The data analysis technique used SPSS version 21.0 for Windows 8. The results
showed that the leadership style had a very significant influence on employee performance with F = 35,738 (F
Count <F Table), R2 = 0.306, Adjusted R2 = 0.298 and p = 0.000 (p<0.050).

Keywords: employee performance, leadership style.

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
Instalasi Pengolahan Air PDAM di Kota Samarinda. Data dikumpulkan dengan metode angket dan di analisis
menggunakan analisis regresi linier untuk mengetahui seberapa besar pengaruh prediksi variabel bebas terhadap
variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Instalansi Pengolahan Air PDAM. Jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 83 orang. Sampel yang dipakai dalam penelitian menggunakan rancangan
sampel Purposive Sampling. Teknik analisis data menggunakan SPSS versi 21.0 for Windows 8. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja karyawan
yang dengan F = 35.738 (F Hitung < F Tabel), R2 = 0.306, Adjusted R2 = 0.298 dan p = 0.000 (p < 0.050).

Kata kunci: kinerja karyawan, gaya kepemimpinan.

1
Email: de_eralwaysss@yahoo.co.id
284
Psikoborneo, Vol 5, No 2, 2017: 284-288 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

PENDAHULUAN yang pada akhirnya dapat terlihat dari pencapaian


Karyawan merupakan unsur terpenting organisasi.
dalam menentukan maju mundurnya suatu Kemampuan karyawan tercermin dari kinerja,
perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal. Kinerja
diperlukan karyawan yang sesuai dengan persyaratan karyawan tersebut merupakan salah satu modal bagi
dalam perusahaan, dan juga harus mampu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sehingga
menjalankan tugas-tugas yang telah ditentukan oleh kinerja karyawan adalah hal yang patut diperhatikan
perusahaan. Setiap perusahaan akan selalu berusaha oleh pemimpin perusahaan. Kinerja pada umumnya
untuk meningkatkan kinerja karyawannya, dengan diartikan sebagai kesuksesan seseorang dalam
harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja karyawan
tercapai (Hasibuan, 2013). merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
Dalam suatu organisasi kinerja perorangan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
sangat mempengaruhi kinerja organisasi, baik itu kepadanya untuk mencapai target kerja (Robbins,
organisasi pemerintahan maupun swasta dalam 2006).
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui Seperti fenomena yang terjadi pada
kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, dimana
sekelompok orang yang bekerja sama yang berperan diantara 13 instalasi pengolahan air terdapat
aktif sebagai pelaku dalam menghasilkan kinerja beberapa instalasi yang memiliki keterbatasan antara
organisasi yang baik. Dengan kata lain, tercapainya atasan dan bawahan yang bepengaruh kepada kinerja
tujuan organisasi dikarenakan adanya upaya yang karyawan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi tersebut. penurunan kinerja pada karyawan terlihat dari
Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh unsur meningkatnya keterlambatan masuk kerja pada
karyawannya, karena itu dalam mengukur kinerja karyawan. Seperti yang terlihat pada rekapitulasi
organisasi biasanya diukur dari tampilan kerja keterlambatan jam kerja karyawan PDAM Tirta
karyawannya. Kinerja karyawan yang baik akan Kencana Samarinda:
berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan,
Rekapitulasi Jam Kerja Karyawan
Jumlah Jumlah Hari Kerja Keterlambatan
Tahun Karyawan Karyawan Kehadiran

2013 68 312 61,45%


2014 75 312 64,70%
2015 83 312 70,60%
Sumber: PDAM Tirta Kencana Samarinda. 2016

Tabel tersebut menunjukkan bahwa persentase dirasa sangat tidak komunikatif terhadap bawahan.
keterlambatan karyawan mengalami peningkatan, Atasan subjek sering tidak masuk kerja dan kurang
dapat terlihat sampai tahun 2016 meningkat hingga bekerja sama terhadap para karyawannya. Selain itu
70,60%. Tingginya tingkat keterlambatan akan subjek juga merasa setiap pendapat karyawan tidak
mengurangi jumlah jam kerja yang dapat digunakan pernah didengarkan oleh atasan mereka. Hal ini
untuk menyelesaikan program-program kerja dan menyebabkan subjek PN cenderung malas untuk
kegiatan perusahaan. Penurunan yang terjadi rupanya bekerja dengan baik di perusahaan.
berasal dari beberapa faktor. Perkembangan mental karyawan akan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan mempengaruhi sikap dan semangat mereka dalam
peneliti kepada subjek PN pada tanggal 1 Juli 2016 bekerja. Pada umumnya setiap perusahaan
pukul 12.02 WITA mengaku beberapa karyawan menginginkan perkembangan mental yang dapat
termasuk subjek sendiri merasa malas untuk tepat mendukung perbaikan kinerja perusahaan. Ini semua
waktu masuk kerja, hal ini dikarenakan atasan subjek demi terwujudnya apa yang perusahaan ingin capai.
285
Psikoborneo, Vol 5, No 2, 2017: 284-288 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Perkembangan mental dan semangat karyawan Menurut Bernardin (2006) aspek dari kinerja
yang cenderung menurun akan mengakibatkan adalah menetapkan, merumuskan, mengukur,
penurunan kinerja karyawan. Besarnya dampak yang mengevaluasi kinerja, kualitas, kuantitas, waktu
ditimbulkan oleh penurunan kinerja karyawan (timeliness), cost-effectiveness, need for supervision, dan
menjadi tantangan tersendiri bagi seorang manajer interpersonal impact. Menurut Sjahfri (2007) faktor yang
atau pimpinan untuk mengatasi permasalahan tersebut. mempengaruhi kinerja yaitu faktor intrinsik yang
Dalam hal ini, faktor kepemimpinan dalam meliputi personal individu dan faktor ekstrinsik yaitu
organisasi memegang peranan penting, karena kepemimpinan, sistem, tim, situasional dan konflik.
bawahan bekerja tergantung dari kemampuan
pimpinannya. Pemimpin yang efektif akan mampu Gaya Kepemimpinan
Hasibuan (2013) mendefinisikan kepemimpinan
menularkan optimisme dan pengetahuan yang
adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain,
dimilikinya dalam mencapai tujuan organisasi.
atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik
Menurut Robbins (2006) kepemimpinan merupakan perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan di
kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke terjemahkan kedalam istilah sifat- sifat, perilaku pribadi,
arah tercapainya suatu tujuan. pengaruh terhadap orang lain, pola- pola, interaksi,
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hubungan kerja sama antarperan, kedudukan dari satu
masa pra penelitian, beberapa karyawan jabatan administratif, dan persuasif.
menyatakan memiliki masalah yang berhubungan Menurut Rivai (2004), kepemimpinan adalah
dengan gaya kepemimpinan atasannya. Beberapa proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada
karyawan menyatakan mengeluh atas sikap atasannya, pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam
sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan merasa upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut Suyuti
terbebani oleh atasan. Ada kalanya atasan membiarkan (2001) yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah
karyawan bekerja tanpa pengawasan langsung, dan proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi
kadang atasan menerima masukan dari karyawan,. pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain
Namun, ada kalanya karyawan juga mendapatkan untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu. Menurut
perintah yang bersifat memaksa dan tegas dari atasan. Hasibuan (2013) tipe gaya kepemimpinan ada empat
Dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa yaitu, tipe gaya kepemimpinan otoriter, tipe gaya
terdapat ciri-ciri gaya kepemimpinan otoriter, kepemimpinan partisipatif dan tipe gaya kepemimpinan
kepemimpinan partisipatif, dan kepemimpinan delegatif.
delegatif pada Instalansi PDAM Kota Samarinda.
Berdasarkan pengamatan ini juga, ada kemungkinan METODE PENELITIAN
pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan kinerja Metode penelitian yang digunakan adalah
karyawan pada perusahaan Instalansi PDAM Kota metode penelitian kuantitatif. Sampel yang dipakai
Samarinda. dalam penelitian ini adalah 83 sampel dari seluruh
karyawan Instalasi Pengolahan Air PDAM Kota
TINJAUAN PUSTAKA Samarinda. Teknik pengambilan sampel dengan
Kinerja Karyawan menggunakan random sampling. Teknik analisa
Kinerja adalah banyaknya upaya yang data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dikeluarkan individu pada pekerjaannya (Robbins, dengan model analisa regresi linier dengan program
2001). Sementara itu Sugiono (2009) mengemukakan SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi
bahwa kinerja pegawai didefinisikan sebagai 22.0.
kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian
tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan
Pada hasil uji normalitas, nilai yang didapatkan
pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya. Untuk itu diperlukan penentuan kriteria pada variabel kinerja karyawan yaitu nilai p = 0.077
yang jelas dan terukur serta ditetapkan secara yang berarti bahwa data tersebut memiliki sebaran yang
bersama-sama yang dijadikan sebagai acuan. normal (p > 0,050). Kemudian pada variabel gaya
kepemimpinan memiliki sebaran data normal sebesar p =
286
Psikoborneo, Vol 5, No 2, 2017: 284-288 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

0.200 (p > 0.050). Hasil uji asumsi linearitas Sekertariat Daerah kab. Temanggung didapatkan hasil
menunjukkan pada variabel gaya kepemimpinan dengan bahwa terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan
kinerja karyawan mendapatkan hasil linearity F = 1.233 terhadap kinerja karyawan sebesar 84%.
(F Hitung < F Tabel) dan p = 0.254 > 0.050. Hanggraeni (2011), menyatakan bahwa pendiri
Uji hipotesis dalam penelitian adalah untuk organisasi (pemimpin) mempunyai pengaruh besar dalam
mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan proses penciptaan kultur organisasi. Schein
terhadap kinerja karyawan Instalansi Pengolahan Air mengobservasikan bahwa budaya organisasi dan
PDAM Kota Samarinda. Hasil uji asumsi linearitas kepemimpinan adalah saling berhubungan. Hanggraeni
menunjukkan pada variabel gaya kepemimpinan dengan mengilustrasikan interkoneksi ini dengan mel ihat
kinerja karyawan mendapatkan hasil linearity F = 1.233 hubungan antara kepemimpinan dan budaya dalam
(F Hitung < F Tabel) dan p = 0.254 > 0.050. Hasil konteks siklus kehidupan organisasi.
penelitian ini berdasarkan hasil uji regresi linear dengan Sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan
hasil F = 35.738, adjusted R2 = 0.298 dan p = 0.000 oleh Tampi (2014) mengenai pengaruh gaya
yang menunjukkan hubungan signifikan karena p < kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan
0.05 (0.000 < 0.050). Dengan demikian hipotesis pada PT. Bank Negara Indonesia. Tbk. Penelitian
pertama yang diajukan dalam penelitian diterima menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sebesar 63,7%
yaitu terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
terhadap kinerja karyawan Instalansi Pengolahan Air Untuk mencapai tujuan organisasi, tentunya karyawan
PDAM Kota Samarinda yang berpengaruh sebesar dituntut untuk memaksimalkan kinerja yang dia miliki.
29,8% terhadap kinerja karyawan. Kepemimpinan Kinerja karyawan adalah hal yang penting untuk
berarti kemampuan untuk mempengaruhi, diperhatikan organisasi, karena dapat mempengaruhi
menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada tercapainya tujuan dan kemajuan organisasi dalam
diri seseorang atau sekelompok orang untuk tujuan suatu persaingan global yang sering berubah.
tertentu. Dalam upaya mempengaruhi tersebut seorang Widodo (2006) mengemukakan kinerja adalah
pemimpin menerapkan gaya yang berbeda-beda dalam melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya
setiap situasi. Kepemimpinan yang diperankan dengan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti
baik oleh seorang pemimpin mampu memotivasi yang di harapkan. Kinerja yang baik dapat dilihat dari
karyawan untuk bekerja lebih baik, hal ini akan membuat hasil yang di dapat, sesuai dengan standar organisasi.
karyawan lebih hati-hati dalam berusaha mencapai Terdapat faktor-faktor negatif yang dapat menurunkan
target yang diharapkan perusahaan, hal tersebut kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya
berdampak pada kinerjanya. keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja,
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian
oleh Tintin (2010) yang menyebutkan bahwa terdapat pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruh
hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga
terhadap kinerja pegawai pada SBU POS Prima menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang
Direktorat Operasi PT. Pos Indonesia. Hal ini harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja
dikarenakan pengawasan lebih dapat mempengaruhi yang baik. Dalam hal tersebut peran seorang
kinerja karyawan daripada gaya kepemimpinan. pemimpin menjadi juru kunci dalam membangun
Pengawasan itu sendiri merupakan hal yang dapat semangat bawahannya bekerja untuk mencapai tujuan
melihat langsung bagaimana kinerja karyawan dapat perusahaan. Semua itu merupakan beberapa sebab
berlangsung secara baik maupun tidak (Manulllang & menurunnya kinerja karyawan dalam bekerja.
Marihot, 2002). Penelitian ini menunjukan bahwa variabel gaya
Sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh kepemimpinan hanya memberikan pengaruh sebesar
Waliningsuci (2011) yang menyebutkan bahwa gaya 29,8% terhadap variabel kinerja karyawan. Dapat
kepemimpinan mempengaruhi terhadap kepuasan kerja diketahui bahwa 70,2% tingkat kinerja karyawan
dan kinerja karyawan sebesar r = 0.765. Selanjutnya dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan oleh Warni (2014) dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2014) yang
judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya menyebutkan bahwa variabel kompensasi berpengaruh
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
287
Psikoborneo, Vol 5, No 2, 2017: 284-288 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Trakindo Utama Samarinda. Hasil penelitian ini c. Bagi pemimpin diharapkan untuk tetap
menunjukan bahwa terdapat pengaruh 64.5% antara mempertahankan gaya kepemimpinannya
variabel kompensasi terhadap kinerja karyawan. sesuai dengan harapan karyawan, sehingga
Sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan terdapat hubungan yang baik antara pemimpin
oleh Surjosuseno (2015) mengenai pengaruh lingkungan dan karyawan yang pada akhirnya akan
kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada meningkatkan kinerja karyawan.
bagian Produksi Pabrik Ada Plastik. Hasil penelitian ini 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sebesar 55,5% Bagi peneliti selanjutnya, yang berminat melakukan
antara variabel lingkungan kerja dan motivasi kerja penelitian yang sejenis maupun pokok bahasan
terhadap kinerja karyawan. yang sama disarankan dapat memperdalam
penelitian ini dan dapat mempertimbangkan untuk
KESIMPULAN DAN SARAN meneliti hasil kinerja karyawan melalui variabel
Kesimpulan lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat DAFTAR PUSTAKA
pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan Bernardin, T. (2006). Human Resource Management (An
terhadap kinerja karyawan pada karyawan Instalasi Experimental Approach International Edition).
PDAM Kota Samarinda. Singapore: Mc. Graw-Hill Inc.
Fauzi, U. (2014). Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT.
Saran
Trakindo Utama Samarinda. Jurnal. Samarinda:
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan
Universitas Mulawarman.
hasil yang diperoleh, peneliti menyarankan beberapa
Hasibuan, M. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia,
hal yaitu sebagai berikut: Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
1. Bagi Subjek Penelitian Rivai, V. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Dalam meningkatkan gaya kepemimpinan untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
yang baik pada atasan, disarankan adanya Robbins, P. S. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta:
kerjasama antara pimpinan dan karyawan untuk Prenhalindo.
saling mendukung agar terciptanya kinerja Surjosuseno, D. (2015). Pengaruh Lingkungan Kerja
karyawan yang baik. Sehingga hal ini dapat Dan Motivasi Kerja
berdampak yang positif bagi memajukan dan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Produksi
mengembangkan perusahaan agar lebih baik Pabrik Ada Plastic. Volume 3 No. 2 Tahun 2015.
lagi. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Diakses pada
b. Diharapkan subjek yang memiliki kinerja yang tanggal 14 April 2017.
cenderung rendah dapat menciptakan suasana Suyuti. (2010). Kepemimpinan Organisasi. Jakarta:
kerja yang nyaman dan kondusif sehingga akan Penebit Grafika
meningkatkan kinerja itu sendiri seperti hasil Tampi, B. J. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan
wawancara akhir yang dilakukan pada salah satu Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
subjek penelitian. Bank Negara Indonesia, TBK (Regional States
Manado). Journal “Acta Diurna”. Volume III No. 4
Tahun 2014.

288

Anda mungkin juga menyukai