2018
Mutmainnah, Anisah
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4672
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
STUDI DESKRIPTIF PEMIKIRAN POLITIK SYEKH TAREKAT
NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH TENTANG HIDUP BERNEGARA
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
ANISAH MUTMAINNAH
100906061
Rincian isi Skripsi xi, 132 halaman, 35 buku, 3jurnal, dan 7wawancara.
ABSTRAK
Hasil analisis dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa semasa hidupnya Saidi
Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya mengabdikan dirinya sebagai seorang
negarawan yang seluruh pemikirannya berporos pada Allah dan ridaNya serta
aturan pemerintah dalam tatanan kehidupan bernegara. Hal ini sejalan dengan
teori al-Ghazali dan Ibn Taimiyah dalam memandang hubungan antara agama dan
negara. Pemikiran Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dapat menjadi satu
alternatif yang baik sebagai acuan dalam menjalankan hidup bernegara.
Kata kunci: Pemikiran Politik Islam, Hidup Bernegara dalam Islam, Organisasi
Tarekat, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Saidi Syekh Kadirun Yahya
Details of the research study content. xi, 132pages, 35 books, 3 journals, and
7 intervews.
ABSTRACT
This research tried to elaborate view on Islam politic about living in a society by
the founder of Naqsyabandiyah Khalidiyah Organization that has many followers,
Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya. Where religions, Islam as one of them,
is often driven by religion based organization, has significant role in shaping
someone’s or society’s preferences in political culture. Therefore, Saidi Syekh
Prof. Dr. H. Kadirun Yahya views and thoughts become guidance in carrying
living in a society principal according to Islamic values. Moreover, this
organization can also achieve an ideal living condition in the society.
This research is using Islam political view theory with Islam political principal
approach, living in a society principal on Islam, and Islam political view typology.
This research is qualitative research with analitical descriptive method and
interview and literature review as data collection technique. All informants are
people who has been or is working on this organization structure and is close to
Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.
The analysis result shows that during his life, Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun
Yahya dedicated himself as a political figure whose thoughts and views were
revolving around Allah and His blessings, also government policy on the order of
living in a society. This condition is aligned with al-Ghazali theory and Ibn
Taimiyah views on the relationship between religion and a country. Saidi Syekh
Prof. Dr. H. Kadirun Yahya views can be an alternative guidance for living in a
society.
Halaman Persetujuan
Menyetujui:
Mengetahui :
Dekan FISIP USU
Halaman Pengesahan
Dilaksanakanpada :
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat :
TimPenguji :
Ketua : ( )
NIP :
PengujiUtama : ( )
NIP :
PengujiTamu : ( )
NIP :
Segala puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas rahmat
Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Shalawat beserta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
kemurahan hati, bimbingan, nasehat, dukungan dan bantuan baik moril maupun
materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih atas apa yang telah diberikan selama proses awal hingga akhir dari
1. Kedua orang tua tercinta, Abi Raden Bambang Irawan dan Umi Uni
dan doa kepada penulis selama ini dan juga kepada seluruh keluarga saya
dalam suka maupun duka yang tak pernah berhenti memberikan dukungan
terbaiknya kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini, yang tak
pernah lelah membimbing penulis untuk terus maju menghadapi aral dan
pemantik semangat dari jiwa yang murni, dimana senyuman dan pelukan
3. Bapak Adil Arifin, S.Sos, MA, selaku dosen pengajar serta dosen
baik. Semoga apa yang telah diberikan beliau diberi balasan yang jauh
4. Bapak Dr. Muryanto Amin, Msi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan llmu
Politik USU; Bapak Husni Thamrin, S.Sos, MSP, Wakil Dekan I Bidang
Politik USU; Bapak Warjio, M.A, Ph.D, Ketua Departemen Ilmu Politik
masa perkuliahan di FISIP USU dan juga terima kasih kepada Bapak
Bami Abdul Madjid, Ustaz Gun Teguh Tajuddin, Bapak Suhendro, Bapak
dan Bapak Febru Winaro yang telah bersedia meluangkan waktu nya
untuk menjadi informan utama dalam pengambilan data skripsi ini serta
mampu menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada Sally Frelin Meliala
dan Maria Juli Insani Simbolon yang tetap setia mendukung dan saling
dan kelemahan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini ke depan.
dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini dan
kiranya skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan
kita.
Anisah Mutmainnah
100906061
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. v
F. Kerangka Teori........................................................................................... 13
G. Definisi Konsep.......................................................................................... 31
H. Kadirun Yahya.............................................................................................. 67
A. Deskripsi Pemikiran Politik Islam Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya
82
....................................................................................................................... 84
B.7. Tulisan berupa buku, makalah, buletin, serta rekaman audio visual ... 121
B. Saran......................................................................................................... 131
A. Latar Belakang
umur manusia itu sendiri, makanya tak heran ketika banyak pihak yang
memberikan perhatian dan mendalami ilmu politik tersebut. Husain Munaf dalam
Latin sebagai politica, dalam Bahasa Yunani politikus, dalam Bahasa Belanda
politiek, dalam Bahasa Perancis sebagai politique, dan dalam Bahasa Inggris
Jika perkatan politik sudah muncul sejak zaman Yunani, maka istilah
siyasah dalam Bahasa Arab juga muncul serentak dengan kelahiran negara Islam
kenegaraan. Sedangkan kata siyasah pada mulanya diartikan sebagai usaha dan
ikhtiar untuk mencapai atau menyelesaikan suatu masalah, dan juga bermaksud
pengurusan pemerintahan. 2
terhadap penguasa untuk kemudian dipatuhi jika mereka melakukan kebaikan dan
1
Zainal Abidin Ahmad. 1977. Ilmu Politik Islam. Jakarta: Bulan Bintang. hal.18.
2
Yusuf Qardhawi. 1995. Teori Politik Islamterj. Masrohi N. Surabaya: Risalah Gusti. hal. 34.
segala proses yang menyertainya adalah tak lepas daripada yang namanya politik.
yang mengatur cara hidup secara total, baik itu cara berhubungan antara manusia
bernegara. 5
yang mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Islam. Saat ini ada lebih dari
207 juta orang muslim yang tinggal di Indonesia 6. Islam menjadi sebuah kekuatan
3
Lihat Usman Abdul Mu’iz Ruslan. Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin: Studi Analisis Evaluatif terhadap
Proses Pendidikan Politik Ikhwan untuk para Anggota khususnya dan seluruh Masyarakat Mesir Umumnya,
dari tahun 1928 hingga 1945terj. Salafuddin Abu Sayyid, dkk. Solo: Era Intermedia. hal. 72.
4
Muhammad Abdul Qadir. 2000. Sistem Polilik Islam. Jakarta: Rabbani Press. hal. 3.
5
Munawir Sjadzali. 1993. Islam dan Tata Negara : Ajaran. Sejarah. dan Pemikiran. Jakarta: UI Press. hal.
viii.
6
Sumber: http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321, diakses 1 Maret 2017.
berpengaruh, dan gerakan-gerakan sosial hingga saat ini. Hal tersebut menjadikan
Islam sebagai salah satu budaya politik yang cukup mewarnai kebudayaan politik
di Indonesia. Orientasi budaya politik yang mendasarkan pada nilai agama Islam
mulai tampak sejak para pendiri bangsa membangun negeri ini. Melihat hal ini
maka seyogyanya nilai-nilai agama menjadi salah satu jalan untuk mewujudkan
suatu kondisi tatanan politik bernegara yang ideal demi kemashlahatan umat.
Karena Islam juga mengajarkan tentang politik dan hidup bernegara seperti yang
berkiprah dalam gerakan sosial sejak masa lampau. Sehingga bisa dikatakan
politik seseorang dan atau masyarakat. Pemimpin dari berbagai organisasi ini pun
memiliki peran yang cukup besar dalam pengambilan sikap anggota kelompok
terhadap isu-isu negara yang tengah berkembang dalam sebuah tatanan hidup
bernegara. Umumnya apa yang menjadi pemikiran dari para pemuka agama
maupun pemimpin kelompok keagamaan dapat dengan mudah diterima oleh para
7
Muhammad Arifin. 2000. Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi Aksara. hal. 6.
Tarekat. Tarekat yang pada awalnya hanyalah dimaksudkan sebagai metode, cara,
dan jalan yang ditempuh seorang sufi menuju pencapaian spiritual tertinggi,
pensucian diri atau jiwa 8, yaitu dalam bentuk intensifikasi dzikrullah, berkembang
secara sosiologis menjadi sebuah institusi sosial keagamaan yang memiliki ikatan
keanggotaan yang sangat kuat. Esensi dari institusi tersebut misalnya berupa
interaksi guru-murid, interaksi antar murid atau anggota tarekat, dan norma atau
sistematika, jalan, cara, dan tingkatan jalan yang harus dilalui oleh para murid
tarekat secara rohani untuk cepat bertaqarrub, mendekatkan diri kehadirat Allah
SWT. Kenyataan dalam sejarah juga menunjukkan, bahwa peran serta aktif dari
para Mursyid amat besar dalam dakwah islam dan dalam pembinaan umat, tidak
8
Maksud penyucian jiwa adalah menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela guna menuju ma‟rifat Allah. Lihat.
M.Afif Anshori. 2003. Dzikir Demi Kedamaian Jiwa: Solusi Tasawuf Atas Problem Manusia Modern.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 34-35.
9
Abd Al-Wahhabal-Sya’raniy dalam Agus Riyadi. 2014. Tarekat Sebagai Organisasi Tasawuf: Melacak
Peran Tarekat Dalam Perkembangan Dakwah Islamiyah. Dalam Jurnal at-Taqaddum.Vol. 6. Nomor 2.
November 2014. Semarang: UPMA IAIN Walisongo. hal. 360.
10
Kata mursyid berasal dari bahasa arab yaituarsyada – yursyidu yang berarti “membimbing, menunjuki
(jalan yang lurus)”. Lihat.Atabik Ali & Zuhdi Muhdlor. 2014. Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Cet. VII.
Yogyakarta: Multi Karya Grafika. Dengan demikian, makna mursyid adalah “(orang) yang membimbing atau
menunjuki jalan yang lurus”. Dalam wacana tasawuf atau tarekat mursyid sering digunakan dengan
kataArabSyekh;kedua-duanya dapat diterjemahkan dengan “guru”.
tarekat. Sejak awal islamisasi Nusantara, peranan utama para sufi berlangsung
tentang ajaran tasawuf dan praktek tarekat. Peranan mereka dalam gerakan tarekat
tantangan keagamaan maupun sosial-politik. Oleh karena itu, sejarah kaum tarekat
sejarah gerakan yang unik seiring dengan dinamika politik saat itu. 12
gerakan-gerakan sebelumnya pada abad XIX. Pada abad ini gerakan seringkali
dengan gerakan protes Cilegon (1883) yang dipimpin oleh guru tarekat Haji
11
Baca. Andi Eka Putra. 2012. Tasawuf dan Perubahan Sosial-Politik: Suatu Pengantar Awal. dalam Jurnal
TAPIs. Vol.8. No.1. 2012. Lampung: Fak. Ushuluddin IAIN Raden Intan.hal. 62-72.
12
ibid.
13
Sartono Kartodirdjo. 1984. Pemberontakan Petani Banten 1888: Kondisi, Jalan Peristiwa,
danKelanjutannya: Sebuah Studi Kasus Mengenai Gerakan Sosial di Indonesiaterj. Hasan Basri dan
BurRasuanto. Jakarta: Pustaka Jaya. hal. 208.
Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, tarekat juga telah menjadi pelopor dalam
Djumadi di Sungai Sarik Pariaman dan Labia Kadir di Ulakan, telah ikut serta
Pangeran Diponegoro adalah di antara tokoh tarekat yang memiliki andil besar
Banten, Kyai Saleh Darat Semarang, Kyai Subkhi (Kyai Bambu Runcing)
Perakan, Kyai Ramli Tamim Jombang, dan lain sebagainya. 15 Masih banyak lagi
gerakan kaum tarekat ditunjukkan dalam proses partisipasi politik dan kerjasama
pembangunan bangsa. Dalam hal ini misalnya Tarekat Syattariyah yang dilihat
14
Lihat M. Muhsin Jamil. 2005. Tarekat dan Dinamika Sosial Politik; Tafsir Sosial Sufi Nusantara.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 39-40.
15
Lihat A. Syafi’i Mufid. 2006. Tangklukan, Abangan dan Tarekat: Kebangkitan Kembali Agama di Jawa.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal. 74.
pesantren, dan industri batik di Cirebon yang telah mengalami banyak perubahan
akibat proses modernisasi. 16 Selain itu misalnya juga keterlibatan sebuah tarekat
dalam dukungan pemenangan pemilu untuk salah satu partai politik pada zaman
tertentu dan sistem kekuasaan tertentu, merupakan kekuatan yang cukup berharga
Demikian pula bahwa basis sosial murid-murid tarekat pada dua periode
kemerdekaan datang dari kalangan masyarakat kota. Karena itulah kaum tarekat
Nahdatul Ulama (NU). Sementara itu, studi tentang tarekat masih kurang
Indonesia. 18
16
Baca. Ivan Sulistiana. 2015. Tasawuf Dan Perubahan Sosial Di Cirebon: Kontribusi Tarekat Syattariyah
Terhadap Perkembangan Institusi Keraton, Pondok Pesantren, dan Industri Batik. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah. hal. 4-5.
17
M. Muhsin Jamil. 2005. Tarekat dan Dinamika Sosial Politik; Tafsir Sosial Sufi Nusantara. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. hal. ix.
18
Misalnya, Deliar Noer. 1985. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1990-1942. Jakarta: LP3ES., Alfian.
1989. Muhammadiyah: The Political Behavior of Muslim Modernist Organization Under Dutch Colonialism.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press., Harry J. Benda. 1981. Bulan Sabit dan Matahari Terbit terj.
Daniel Dhakidae. Jakarta: Pustaka Jaya., M. Syafi’i Ma’arif. 1986. Islam dan Masalah Kenegaraan: Studi
Tentang Percaturan Majlis Konstituante. Jakarta: LP3ES., M. Ali Haidar. 1994. Nahdatul Ulama dan Islam
di Indonesia: Pendekatan Fikih dalam Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama., dan Alwi Shihab. 1998.
Membendung Arus: Respons Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia. Bandung: Mizan.
banyaknya aliran tarekat yang tersebar di wilayah Indonesia dan kurang mendapat
pada abad XX 19 lebih menekankan pada konteks perkembangan ajaran dan peran
bukan hanya berlangsung atas dinamika internal komunitas suatu tarekat, namun
Islam pada tingkat nasional, maupun gerakan-gerakan kaum sufi di dunia Islam. 20
masing tergantung daripada doktrin sufi yang dilancarkan. Studi ini menekankan
19
Antara lain karya Zamakhsyari Dhofier. 1984. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai.
Jakarta: LP3ES., Simuh. 1995. Sufisme Jawa: Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa. Yogyakarta:
Bentang Budaya., dan karya Martin Van Bruenassen. 1992. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: Survei
Historis, Geografis, dan Sosiologis. Bandung: Mizan.
20
Elizabeth Sirriyeh. 1999. Sufi dan Anti Sufi terj. Ade Halimah. Yogyakarta: Pustaka Sufi. hal. 2.
Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya sejak beliau diangkat menjadi Mursyid oleh
guru beliau Saidi Syekh M. Hasyim Buayan pada tahun 1952. Berkat perjuangan
termasuk di luar negeri. Catatan terakhir pada April 2014, keseluruhan alkah-
alkah tersebut berjumlah 660 buah, tersebar 642 buah di Indonesia, 16 buah di
Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya sendiri sejak awal banyak terlibat
anggota MPR RI tahun 1993-1998, penasehat ahli Menko Kesra tahun 1986-1998,
21
Martin Van Bruenassen. 1992. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: Survei Historis, Geografis, dan
Sosiologis. Bandung: Mizan. hal. 65-69.
22
Badan Koordinasi Kesurauan. 2015.Profil Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah Yayasan Prof. Dr. H.
Kadirun Yahya. Jakarta: BKK. Hal. 2.
2001, penasehat Pribadi Free Lance Menteri Pertahanan Malaysia tahun 1974-
1975, termasuk diminta bantuan oleh Datuk Hamzah Abu Sammah untuk
pengabdian Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahyayang wafat pada 9 Mei 2001
Hingga saat ini terdapat lebih dari satu juta orang menjadi anggota tarekat
tersebar di seluruh Indonesia yang aktif dalam berbagai kegiatan rutin yang
diadakan oleh tarekat ini. Melihat kondisi ini penulis melihat adanya kekuatan
potensial yang dapat diwujudkan dari organisasi ini. Dengan jumlah pengikut
23
Berdasarkan wawancara singkat terhadap salah satu khalifah Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya pada
tanggal 1 Maret 2017.
24
Kadirun Yahya. 1981. Capita Selecta tentang Agama, Metafisika, Ilmu Eksakta. Jilid 1. Medan: UNPAB.
hal. 9.
menjadi acuan bagi para pengikutnya yang juga merupakan bagian dari
bernegara sesuai dengan yang nilai-nilai islami yang tertera di dalam Alquran dan
Hadis.Hal ini tentu dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi
sosial.
mengenai pemikiran Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dengan mengambil
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Adapun dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara
lain :
F. Kerangka Teori
yang paling banyak digeluti oleh kaum intelektual Muslim selama dua abad
terakhir ini. Hal ini dapat dijelaskan terutama oleh perjuangan yang tengah
Selain itu, faktor lain yang dapat menjelaskan kenyataan di atas juga antara lain:
(1)karena pesona politik yang kuat bagi banyak orang, sehingga dalam Islam
merupakan persoalan yang pertama muncul bahkan dari sanalah lahir persoalan
teologi, dan (2) “provokasi” sebagian pengamat barat yang melihat Islam secara
25
Hamid Enayat dalam Sukron Kamil. 2013. Pemikiran Politik Islam Tematik: Agama dan Negara,
Demokrasi, Civil Society, Syariah dan HAM, Fundamentalisme, dan Antikorupsi. Jakarta: Kencana. hal.1.
pandangan itu dalam beberapa hal bisa dibenarkan, tetapi tidak untuk keseluruhan
Islam, terutama jika dilihat dari pemikirannya. Pemikiran politik Islam sangatlah
kaya atau bersifat polyinterpretable, sehingga bagi mereka sulit menerima cap
Perkataan politik berasal dari bahasa Latin politicus dan bahasa Yunani
politicos, artinya sesuatu yang berhubungan dengan warga negara atau warga
kota. Kedua kata itu berasal dari kata polis maknanya kota. Menurut Kamus Litre
(1987) politik adalah ilmu memerintah dan mengatur negara. Sedangkan dalam
Kamus Robert (1962) politik adalah seni memerintah dan mengatur masyarakat
manusia. 27
Politik Islam di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah. Oleh
sebab itu, di dalam buku-buku para ulama dikenal istilah siyasah syar’iyyah.
Dalam Al Muhith, siyasah berakar kata sâsa -yasûsu. Dalam kalimat sasa
26
ibid. hal. 2.
27
Maurice Douferg dalam Tijani Abdul Qadir Hamid. 2001. Pemikiran Politik dalam Alquran terj. Abdul
Hayyie al-Katani. Jakarta: Gema Insani Press. hal. 3.
dengan nomokrasi islam, yaitu suatu negara hukum yang memiliki prinsip-prinsip
nomokrasi Islam adalah suatu negara hukum yang memiliki prinsip-pnnsip umum
yaitu: (1) prinsip kekuasaan sebagai amanah; (2) prinsip musyawarah; (3) prinsip
keadilan; (4) prinsip persamaan; (5) prinsip pengakuan dan perlindungan setiap
hak-hak asasi manusia; (6) prinsip peradilan bebas; (7) prinsip perdamaian; (8)
prinsip kesejahteraan; dan (9) prinsip ketaatan rakyat. 29Untuk uraian ringkas
sebagai berikut:
garis hukum sebagaimana diajarkan oleh Hazairin dan dikembangkan oleh Sayuti
Thalib, maka dari itu dapat ditarik dua garis hukum yaitu (1)Manusia diwajibkan
28
Abdullah Zawawi. 2015. Politik Dalam Perspektif Islam. dalam Jurnal Ummul Quro. Vol V. No 1. Maret
2015. Lamongan: INSUD. hal. 88.
29
Muh. Tahir Azhary. 2005. Negara Hukum: Suatu Studi tentang Prinsip-Prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum
Islam, Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini. Jakarta : Kencana. hal. 105-106.
30
ibid. hal. 106.
artinya ia merupakan rahmat dan kebahagiaan bak bagi yang menerima kekuasaan
itu maupun bagi rakyatnya. Ini dapat terjadi, apabila kekuasaan itu
sebaliknya jika kekuasaan itu diterapkan dengan cara yang menyimpang atau
bertentangan dengan prinsip dasar Alquran dan Sunnah maka akan hilanglah
makna hakiki kekuasaan yaitu merupakan karunia atau nikmat Allah. Dalam
keadaan begini kekuasaan bukan lagi merupakan karunia Allah dan nikmat Allah
melainkan kekuasaan yang semacam ini akan menjadi bencana dan laknat Allah.
2. Prinsip musyawarah 31
Dalam sebuah hadis, nabi digambarkan sebagai orang yang paling banyak
adalah merupakan suatu perintah Allah sebagaimana digariskan dalam ayat yang
kedua yang dengan tegas menyebutkanperintah itu dalam surat Ali Imron ayat
dalam setiap urusan kemasyarakatan”. Ayat yang terakhir ini apabila dijadikan
sebagai suatu garis hukum maka ia dapat dirumuskan sebagai berikut: “hai
memecahkan setiap masalah kenegaraan”. Atau secara lebih umum umat islam
31
ibid. hal. 111.
bertujuan melibatkan atau mengajak semua pihak untuk berperan serta dalam
kehidupan bernegara.
3. Prinsip keadilan 32
yang menggambarkan tentang keadilan. Dalam suratAn Nisaa ayat 135, Dapat
ditarik tiga garis hukum dari ayat tersebut, yaitu: (1). Menegakkan keadilan
adalah kewajiban orang-orang yang beriman; (2). Setiap mukmin apabila menjadi
saksi ia diwajibkan menjadi saksi karena Allah dengan sejujur-jujurnya dan adil;
menegakkan keadilan dan menjadi saksi yang adil. Ayat ini tercantum dalam
merupakan gerak dari nilai-nilai yang pokok. Maka keadilan merupakan salah
satu prinsip yang sangat penting dalam Alquran. Apabila prinsip keadilan
dikaitkan dengan nomokrasi islam, maka ia harus selalu dilihat dari segi fungsi
32
ibid. hal. 117.
yaitu:
b. Keadilan yang timbul dari kekuasaan egara dalam bidang politik dan
4. Prinsip persamaan 33
bidang hukum, politik, ekonomi, sosial dan lainnya. Persamaan dalam bidang
hukum memberikan jaminan akan perlakuan dan perlindungan hukum yang sama
ditegakkan oleh Rasul Muhammad sebagai kepala Negara Madinah, ketika ada
pihak yang menginginkan dispensasi karena tersangka berasal dari kelompok elit.
Nabi berkata dalam hal tersebut: “Demi Allah seandainya Fatimah putriku
33
ibid. hal. 125.
Dalam nomokrasi islam hak-hak asasi manusia bukan hanya diakui tetapi
juga dilindungi sepenuhnya. Karena itu, dalam hubungan ini ada dua prinsip yang
sangat penting yaitu prinsip pengakuan hak-hak asasi manusia dan prinsip
Allah kepadanya. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi dalam islam
ditekankan pada tiga hal utama yaitu: (1). Persamaan manusia, (2). Martabat
dijelaskan dalam paragraf yang lalu Alquran telah menggariskan dan menetapkan
suatu status atau kedudukan yang sama bagi semua manusia. Karena itu Alquran
menentang dan menolak setiap bentuk perlakuan dan sikap yang mungkin dapat
Prinsip ini berkaitan erat dengan prinsip keadilan dan persamaan. Dalam
nomokrasi islam seseorang hakim memiliki kewenangan yang bebas dalam makna
setiap putusan yang diambil bebas dari pengaruh siapapun. Hakim wajib
34
ibid. hal. 130.
35
ibid. hal. 144.
kebebasan dari segala bentuk tekanan dan campur tangan kekuasaan eksekutif,
peradilan bebas dalam nomokrasi islam bukan hanya sekedar ciri bagi suatu
Negara hukum, tetapi juga merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
bagi setiap hakim. Peradilan bebas merupakan persyaratan bagi tegaknya prinsip
hukum. Prinsip peradilan bebas dalam nomokrasi islam tidak boleh bertentangan
dengan tujuan hukum islam. Jiwa Alquran dan sunnah. Dalam melaksanakan
prinsip peradilan bebas hakim wajib memperhatikan pula prinsip amanah. Karena
kekuasaan kehakiman yang berada di tangannya adalah suatu amanah dari rakyat
yang adil merupakan tujuan utama dari kekuasaan kehakiman yang bebas.
Salah satu tugas pokok yang dibawa rasulullah melalui ajaran islam adalah
mewujudkan perdamaian bagi seluruh manusia dimuka bumi ini. Arti perkataan
kesejahteraan dan pula ia mengandung suatu makna yang didambakan oleh setiap
orang yaitu perdamaian. Alquran dengan tegas menyeru manusia yang beriman
kekerasan atau perang apabila pihak lain memulai lebih dahulu melancarkan.
dalam Surat Al Baqarah 194 yakni “…dan terhadap orang yang menyerangmu,
Begitu juga dalam surat Al Baqarah ayat 190 yang artinya “berperanglah
demi Allah melawan orang-orang yang memerangi kamu tetapi janganlah kamu
36
ibid. hal. 147.
sesama manusia.
8. Prinsip kesejahteraan 37
keadilan sosial dan keadilan ekonomi bagi seluruh anggota masyarakat.Tugas itu
materiil atau kebendaan saja. Akan tetapi mencakup pula pemenuhan kebutuhan
kebutuhan itu dan menyediakan jaminan sosial untuk mereka yang kurang atau
tidak mampu.
antara lain adalah zakat, infaq, sodaqoh, hibah dan wakaf dengan tidak menutup
37
ibid. hal. 150.
kesenjangan antara golongan orang yang mampu dan yang tidak mampu.
Pendirian Alquran mengenai kedudukan harta ialah bahwa harta milik seseorang
mempunyai fungsi sosial karena itu bukan merupakan kepemilikan yang bersifat
mutlak. Alquran menegaskan bahwa didalam harta milik golongan hartawan itu
ada hak orang lain yang membutuhkannya, maka ada kewajiban zakat
prinsip ketaatan rakyat prinsip itu ditegaskan didalam surah An Nisa’ ayat 59
yang artinya: “hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah
kamu berbeda pendapat tentang suatu hal maka kembalilah kepada Allah
(Alquran) dan rasulnya (sunah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kiamat, yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.”
rakyat, sarjana hukum islam sependapat bahwa kewajiban rakyat untuk mentaati
38
ibid. hal. 153.
pemerintah tidak bersikap dzalim (tiran, otoriter atau diktator) selama itu pula
makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Di sinilah
perlunya mereka hidup bermasyarakat dan bernegara. Namun demikian, lanjut al-
menyatakan bahwa agama dan negara (pemimpin negara) bagaikan dua saudara
kembar yang lahir dari Rahim seorang ibu. Keduanya saling melengkapi. Bahkan
Prinsip kepatuhan kepada kepala negara juga sangat ditekankan oleh al-
Ghazali. Dalam bukunya, al-Ghazali menyatakan bahwa Allah telah memilih dua
39
Muhammad Iqbal dan H Amin Husein Nasution. 2013. Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik hingga
Indonesia Kontemporer. Jakarta: Prenada Media Group. hal. 29.
mereka dapat menjaga umat manusia dari sikap permusuhan antara satu dengan
yang lainnya. Kemashlahatan umat manusia di bumi sangat terkait erat dengan
memang merupakan bagian dari kewajiban agama yang terpenting, tetapi hal ini
tidak berarti pula bahwa agama tidak dapat hidup tanpa negara. Karenanya, Ibn
tidak dapat tercipta kecuali hanya dalam satu tatanan sosial dimana setiap orang
saling bergantung pada yang lainnya. Fungsi negara disini ditekankan untuk
melalui negara atau pemerintahan. Oleh karena itu suatu kehidupan berkelompok
40
ibid.
41
ibid. hal. 33.
dan negara merupakan suatu yang tak terelakkan, yang mengemban tugas sebagai
dua kualifikasi utama yang harus dipenuhi seorang kepala negara yaitu kejujuran
masyarakat. Amanah dan kewibawaan inilah yang menjadi landasan penting bagi
keadilan dalam hidup bermasyarakat yang merupakan tujuan utama dalam syariat
Islam. 43 Ibn Taimiyah memang mengakui bahwa sedikit sekali pemimpin yang
terdapat dua orang kandidat yang hanya memiliki salah satu syarat tersebut, maka
yang lebih diutamakan adalah kandidat yang berwibawa dan kuat sebagaimana
“Kalau seorang kepala negara baik (saleh) tapi lemah, maka kebaikannya
hanya untuk dirinya sedangkan kelemahannya sangat berbahaya bagi negara
dan rakyatnya. Sebaliknya, kalau ia kuat dan berwibawa, meskipun jahat, maka
kekuatannya akan sangat berguna bagi negara dan rakyatnya, sementara
kejahatannya terpulang kepadanya.”
42
ibid. hal. 35.
43
ibid. hal. 36.
44
ibid. hal. 37.
memiliki otoritas untuk itu.jadi, negara menjadi alat yang efektif untuk
mengakkan keadilan dan kebenaran. Dengan kata lain, tujuan dari berdirinya
suatu negara atau negara Islam adalah melaksanakan sistem sosial yang baik,
perintah Allah. 45
Oleh karena itu, Ibn Taimiyah sangat menekankan kepatuhan rakyat pada
kepala negara, seperti al-Ghazali, Ibn Taimiyah memandang figur kepala negara
memegang posisi penting dalam negara. Sebagai pemimpin umat, kepala negara
masyarakat yang enam puluh tahun berada di bawah pimpinan kepala negara yang
zalim, lebih baik daripada tidak punya pimpinan meski semalam. Karena itu Ibn
masyarakat muslim. Karena itu lebih baik umat Islam mempertahankan situasi
45
Syarifuddin Jurdi. 2008. Pemikiran Politik Islam Indonesia: Pertautan Negara Khilafah, Masyarakat
Madani, dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 13-14.
chaos dan anarkis. 46Hal ini senilai dengan al-Ghazali yang berpendapat bahwa
meskipun tak ada satu ayat yang menunjukkan keharusan mendirikan negara. Hal
ini kemudian dipahami bahwa negara atau pemerintahan itu hanya sebagai sarana
dalam kaedah “sesuatu dimana kewajiban agama itu tak dapat terwujud kecuali
apakah negara itu berbentuk republik atau kerajaan, sistem presidensil atau
Selain itu prinsip tujuan bernegara juga ditemukan dalam Alquran Surat Al
Hajj ayat 41: “Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di
46
Muhammad Iqbal dan H Amin Husein Nasution. Op. cit.. hal. 38.
47
ibid. hal. 37
48
Syarifuddin Jurdi.Op. cit.. hal. 74
49
Lihat Komaruddin Hidayat(ed.). Islam, Negara & Civil Society: Gerakan Dan Pemikiran Islam
Kontemporer. Jakarta: Paramadina. hal. 75-76.
hanya mengandung pesan moral maupun nilai-nilai mulia yang wajib diikuti, akan
tetapi juga mengandung tafsiran politik yang sangat tinggi dan mendalam
menyangkut prinsip dasar konstitusi negara dalam sistem politik Islam. Ayat-ayat
bagian dari sistem bermuamalah dengan sesama manusia, dimana umat Islam
dan berbangsa.
adalah agama yang sempurna dalam mengatur aspek kehidupan manusia termasuk
kehidupan bernegara, oleh sebab itu tidak ada alasan memisahkan keduanya.
Tipologi ini melihat bahwa Islam adalah agama sekaligus negara (Islam huwa Ad-
Din wa Ad-Daulah). Ia merupakan agama yang sempurna dan antara Islam dan
negara merupakan dua entitas yang menyatu. Hubungan Islam dan negara benar-
benar organik dimana negara berdasarkan syari’ah Islam dengan ulama sebagai
50
Lihat. Munawir Sjadzali. 1993. Op. cit.hal. 1-2.
agama sempurna, bagi pemikir politik Islam yang memiliki tipologi seperti ini,
Islam bukan sekedar agama dalam pengertian Barat yang sekuler, tetapi
merupakan suatu pola hidup yang lengkap dengan pengaturan untuk segala aspek
kehidupan, termasuk politik. Tokoh pemikir politik islam yang termasuk dalam
tipologi ini adalah Rasyid Ridha, Sayyid Qutub dan Abu ‘ala al-Maududi
bahwa Islam tidak mempunyai sistem negara yang detail tetapi di dalamnya
terdapat nilai etika kehidupan bernegara. Tipologi ini menolak klaim ekstrim
bahwa Islam adalah agama yang lengkap yang mengatur semua urusan termasuk
politik, tetapi juga menolak klaim ekstrim kedua yang melihat bahwa Islam tidak
ada kaitannya dengan politik. Menurut tipologi ini, kendati Islam tidak
terdapat prinsip-prinsip moral atau etika bagi kehidupan bernegara, yang untuk
pelaksanaannya Umat Islam bebas memilih sistem mana pun yang terbaik. Yang
termasuk tipologi ini adalah Muhamad Husein Haikal, Muhammad Abduh, dan
Fazlurrahman.
Dan yang Ketiga, aliran nasionalis sekuler, yang berpendapat bahwa Islam
tidak ada hubunganya dengan negara karena menurut aliran ini Muhammad tidak
sebagai upaya untuk memisahkan agama dari urusan-urusan dunia. Dan telah jadi
anggapan umum bahwa hasil utama sekularisme dalam konteks Kristen Barat
keduanya, bagi mereka Islam dan politik merupakan dua hal yang sangat berbeda.
duniawi yang lepas dari pengaruh agama. Karena itu, menempatkan agama disatu
pihak dan politik (negara) dipihak lain merupakan wujud dari tidak adanya
hubungan Islam dan negara. Tokoh pemikir politik islam yang termasuk dalam
tipologi ini diantaranya adalah Ali Abd al-Raziq dan Luthfi al-Sayyid.
G. Definisi Konsep
Istilah tasawuf sebagai jalan hidup ini identik dan berkaitan dengan istilah
“tarekat” yang sering diasosiasikan sebagai suatu kelompok atau komunitas aliran
tasawuf. Istilah tarekat berasal dari kata Ath-Thariq (jalan), dalam artian sebagai
suatu jalan menuju kepada hakikat, atau sama dengan pengamalan syariat. 51 L.
pengertian 52:
51
H.A. Mustofa. 2007. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia. hal. 280.
52
ibid. hal. 281-282.
Pengertian ini masyhur pada masa-masa awal sekitar abad ke-9 dan 10 M.
dibuat oleh seorang “Syekh” atau guru yang menganut aliran tasawuf
10 M.
dari sebagai suatu tingkatan capaian pendidikan batin, menjadi suatu organisasi
“Tarekat bagi sufi masa terakhir diartikan sebagai sekumpulan sufi yang
bergabung dengan seorang Syekh tertentu, tunduk pada aturan-aturan yang
terperinci dalam tindakan spiritual, hidup secara berkeliling dalam momen-
momen tertentu serta membentuk majlis-majlis ilmu secara organisasi.”
Dari definisi ini terlihat peran sentral seorang Syekh sebagai tokoh utama
dalam organisasi atau perkumpulan tarekat. Oleh karena itu, penamaan suatu
tarekat sering dinisbatkan kepada Syekh atau ulama yang menjadi pendiri atau
53
Abu Wafa’ Al-Ghanimi Al-Taftazani, 2008. Tasawuf Islam: Telaah Historis dan Perkembangannya.
Jakarta: Gaya Media Pratama. hal. 294.
“Kata tarekat secara harfiyah berarti jalan, mengacu baik kepada sistem
latihan meditasi maupun amalan (muraqabah, dzikir, wirid, dsb.) yang
dihubungkan dengan sederet guru sufi dan organisasi yang tumbuh di seputar
metode sufi yang khas ini. Tarekat itu mensistematisasikan ajaran metode-
metode tasawuf.”
organisasi tasawuf atau kelompok para sufi yang dipimpin oleh seorang mursyid
yang dikelilingi oleh para murid-murid setianya yang sedang menempuh jalan
(muraqabah, dzikir, wirid, dsb.) sesuai dengan tuntunan dari mursyid sebagai
Dari sisi organisasi, tarekat yang semula merupakan ikatan sederhana dan
bersahaja antara guru dan murid, berpotensi untuk berkembang baik struktural
pertanian, dan bahkan sistem dan struktur politik. Struktur tarekat tersebut
melalui tiga tahap yaitu tahap khanaqah, tahap tariqah dan tahap ta‟ifah. 55
54
Martin Van Bruenassen. 1992. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: Survei Historis, Geografis, dan
Sosiologis. Bandung: Mizan. hal. 15.
55
Lihat Agus Riyadi. 2014. Tarekat Sebagai Organisasi Tasawuf: Melacak Peran Tarekat Dalam
Perkembangan Dakwah Islamiyah. dalam Jurnal at-Taqaddum.Vol. 6. Nomor 2. November 2014. Semarang:
UPMA IAIN Walisongo. hal. 363-368.
gerakan sosial-politik. Karena itu, paradigma yang dibangun dalam studi ini
H. Metodologi Penelitian
merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian yang
dilakukan atau bisa juga dikatakan suatu usaha untuk mencari jawaban atas suatu
pertanyaan atau masalah dengan cara yang sabar, hati-hati, terencana, sistematis
atau dengan cara ilmiah dengan tujuan untuk menemukan fakta atau prinsip-
mendeskripsikan suatu situasi atau arena populasi tertentu yang bersifat faktual
56
Kartono Karti. 1996. Pengantar Metode Riset Sosial. Bandug: CV. Mandar Maju. hal. 17.
adanya. 58
H.2.Jenis Penelitian
ini digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data serta digunakan untuk
mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikit pun belum
diketahui atau dapat juga digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu
yang baru sedikit diketahui. Sehingga penelitian kualitatif ini dapat memberi
rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan dengan metode
kuantitatif. 59
satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau
dan atau perilaku yang diamati dari suatu individu, kelompok masyarakat dan atau
57
Sudarwan Danin. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil
Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula di Bidang Ilmu-Ilmu Soaial, Pendidikan, dan Humaniora.
Bandung: Pustaka Setia. hal 41.
58
Hadari Nawawi. 1987. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hal 63.
59
Strauss Anselm dan Juliet Corbin. 2010. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
hal. 5.
sebagai berikut:
1. Wawancara
60
Soewadji Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media. hal. 52.
61
M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia
Indonesia. hal. 85.
62
Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 127.
Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya yang mengetahui hal-hal yang terkait diri
beliau serta mengenal baik selama hidupnya. Adapun khalifah yang dimaksud saat
ini bertugas sebagai Kepala Bidang Syariah dan Tasawuf, Kepala Bidang
Ansor yang pernah menjabat Kepala Bidang UmumBKK yang saat ini bertugas
sebagai staff ahli Perguruan Panca Budi, Kepala Badan Otoritas Kampus
sekaligus pembina Ansor, Ketua Badan Kerjasama Surau dan Mantan Rektor
2. Studi Pustaka
pengetahuan mengenai berbagai konsep yang akan digunakan sebagai dasar atau
pedoman dalam proses penelitian. Peneliti juga menggunakan studi pustaka dalam
teknik pengumpulan data. Studi pustaka dalam teknik pengumpulan data ini
63
Nanang Martono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. hal. 97.
perorangan melalui pihak lain yang telah mengumpulkan dan mengolah data
tersebut. Jadi, data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
oleh peneliti tapi melalui lembaga atau institusi tertentu. 64 Dapat dikatakan bahwa
data sekunder adalah data yang berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat
diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Dalam
penelitian ini misalnya: data bentuk teks, seperti buku, dokumen, pengumuman,
surat-surat; data bentuk gambar seperti foto, billboard; data bentuk suara, seperti
hasil rekaman kaset; serta data berbentuk kombinasi teks, gambar dan suara
seperti film atau video, yang kesemuanya memiliki keterkaitan dengan subyek
yang diteliti. Dalam hal ini yang berkaitan dengan pemikiran politik Saidi Syekh
Data yang telah diperoleh akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik
kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles and
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.” Aktivitas analisis data
64
Sudarso dalam Bagong Suyanto dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. hal. 55-56.
65
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.hal. 91.
66
ibid. hal. 95
I. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas dan terperinci, maka penulis
menjabarkan penelitian ini ke dalam empat bab dan beberapa sub bagian dengan
BAB I PENDAHULUAN
YAHYA
BERNEGARA
BAB IV PENUTUP
teoritis.
Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya 67 dilahirkan pada tanggal 20 Juni
1917 di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Ayahnya bernama Sutan Sori Alam
bernama Siti Dour Siregar. Syekh Kadirun Yahyadilahirkan dari keluarga islami
religius, nenek dari pihak ayahnya dan nenek dari pihak ibunya adalah merupakan
dua orang syekh tarekat, yaitu Syekh Yahya dari pihak ayahnya dan Syekh Abdul
Manan dari pihak ibunya. Keluarga ini selalu dikunjungi oleh para syekh pada
dunia tarekat dimulai sejak beliau masih kecil. Dia dibesarkan dalam keluarga
yang islami dan sangat kental kehidupan keagamaan. Keluarga besarnya yang
bergaris keturunan sebagai syekh tarekat ramai dikunjungi para guru dan
67
Selanjutnya untuk keefektifan penulisan dan pembacaan maka nama Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun
Yahya disingkat menjadi Syekh Kadirun Yahya.
68
Baca. Djamaan Nur. 2002.Tasawuf dan Tarekat Naqsabandiyah Pimpinan Prof. dr. H. SS. Syeikh Kadirun
Yahya. Medan: USU Pers. hal.337.
Sori Alam Harahap dan Siti Dour Siregar ini, tetap mendapatkan pendidikan
formal dan belajar ilmu-ilmu umum. Pada 1924, dia belajar di sekolah dasar
selesai di sekolah dasar Belanda, Syekh Kadirun Yahya berangkat ke Pulau Jawa
1938. Pada usia muda dia tinggal cukup lama di Pulau Jawa, yaitu Yogyakarta
dan Magelang, tempatnya menuntut ilmu pada sekolah Belanda (sekolah MULO)
dan AMS. Syekh Kadirun Yahya pernah lama tinggal bersama keluarga seorang
Pendeta Belanda dan sempat menjadi asisten sang Pendeta, malahan beberapa kali
Kadirun Yahya pernah tinggal satu dua tahun di Negeri Belanda dan mempelajari
ilmu kimia, tetapi tahun 1941—Belanda saat itu diduduki Jerman—dia kembali ke
69
Jawa Tengah, pada dasawarsa 1930an itu, memang sangat kaya akan aneka aliran mistisisme dan kebatinan,
aliran teosofi, yang cukup berpengaruh pada waktu itu
70
Baca. Martin Van Bruinessen.1996. Op. cit..hal. l50
dimulainya perjalanan beliau di bidang tasawuf hingga mendapat ijazah yang sah
beasiswa).
9. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan
10. Doktor dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika tahun 1968.
71
Lihat dalam Gema Panca Budi edisi ke-58. 1997. Hari Guru 20 Juni 1917 – 1997: Memperingati Sepuluh
Windu Usia Al Mukarram Ayahanda Prof. Dr H. Kadirun Yahya Al-Khalidi. Medan: Percetakan Universitas
Pembangunan Panca Budi. hal. 3.
12. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Bahasa Inggeris tahun 1975.
1. Ilmu Fisika-Kimia.
dan Tarikat.
Dimana secara garis besar keahlian Syekh Kadirun Yahya ini dipraktekkan
dalam 4 (empat) bagian, yaitu (1)Mengajarkan Agama Islam bagian tasawuf dan
(2) Membantu ilmu Ketabiban / Kedokteran antara lain terhadap penyakit ‘liver
hemarrhoide (wasir), jantung, tumor, batu empedu, pankreas dan lever, prostad,
AIDS, menstruasi bulanan yang tidak pernah berhenti selama 8 tahun, dan
berbagai penyakit aneh serta ganjil yang tidak dapat disembuhkan secara medis
sebab mengandung unsur ghaib dan lain-lain; (3) Pembinaan kerohanian bagi
masyarakat dan generasi muda yang “sesat jalan”, putus sekolah, kecanduan
narkotika dan minuman keras, kenakalan remaja dan memberikan kepada mereka
dan lain-lain. 72
berdatangan dari segenap pelosok Indonesia dan luar negeri, antara lain Malaysia,
Pada 31 Oktober 1947, Syekh Kadirun Yahya menikah dengan Hj. Siti
Habibah, putri dari Syekh H. Jalaluddin. Setelah menikah, Syekh Kadirun Yahya
pernikahannya ini, Syekh Kadirun Yahya dikaruniai 9 orang anak, dimulai dari
1. Sri Hayati
2. Iskandar Zulkarnain
5. Siti Halimahtussakdiah
7. Ahmad Farki
72
ibid. hal 4.
73
ibid.
sejak dari kecil, termasuk nilai-nilai tasawuf yang diterapkan dalam kehidupan
tanggung jawab kepada setiap anak tanpa pandang bulu. Hingga saat ini dua anak
diangkat menjadi Kepala Industri Perang yang juga merangkap sebagai guru
Tinggi. Hingga masa bakti nya di Komandemen Sumatera Bukit Tinggi berakhir,
74
Berdasarkan wawancara dengan khalifah Syekh Kadirun Yahya yakni Ustaz Bami Abdul Madjid, Ketua
Bidang Syariah dan Tasawuf BKK Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya pada tanggal 8 Juni 2017.
Medan, beliau juga sempat mendirikan sebuah yayasan di bidang pendidikan dan
Kadirun Yahya banyak mendedikasikan hidupnya sebagai guru besar dalam dunia
keamanan negara dengan pangkat yang disandangnya dalam berbagai situasi, ikut
dalam penyelesaian berbagai masalah dalam dan luar negeri, duduk di kursi
nasional dan internasional, di samping yang utama menjadi pimpinan dari Tarekat
Secara rinci, berikut profesi yang ditekuni oleh Syekh Kadirun Yahya
semasa hidupnya: 76
itu beliau juga merupakan pimpinan dan kepala pabrik milik sendiri di
Laskar Tentara Allah (PPTI) di Sumatera Barat dan Sumatera Utara, tahun
75
Berdasarkan wawancara dengan khalifah Syekh Kadirun Yahya yakni Ustaz Bami Abdul Madjid, Ketua
Bidang Syariah dan Tasawuf BKK Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya pada tanggal 5 Mei 2017.
76
Gema Paca Budi. Op. cit.. hal 4.
dan madrasah, dengan pengikut berjuta orang (dalam dan luar negeri) yang
wafat.
6. Staf Pengajar SPMA Negeri Medan tahun 1955 – 1961, dan kemudian
1961 – 1968.
dan pembinaan generasi muda. Generasi muda yang dibina adalah yang
“sesat jalan”, putus sekolah, atau yang kecanduan narkotika atau minuman
cuma-cuma. Yang alumninya telah mencapai ribuan orang dan banyak dari
– 1961.
10. Guru Besar, USU, UNPAD, UNU, UNPAB, Universitas Prof. Dr.
11. Mendirikan sekolah-sekolah dari mulai TK, SD, SMP, SMA, SPP dan juga
1961–1998.
1964.
15. Aspri Panglima Mandala I Sumatera, sebagai Kolonel Aktif pada masa
1965.
tahun 1965–1967.
17. Anggota Dewan Curator Seksi Ilmiah Universitas Negeri Sumatera Utara
19. Rektor Post Graduate Studies Jakarta (yang pertama di RI) tahun 1968 –
1971.
20. Diperbantukan dari Deptan ke Penasehat Ahli Menko Kesra tahun 1968 –
1974.
1974.
22. Penasehat Pribadi Free Lance Menteri Pertahanan Malaysia Tahun 1974 –
1975.
1990 –2001.
2. Ketua Umum Islamic Phylosophical Institute (non politik) dalam dan luar
1978.
77
ibid. hal 5.
15. Penasehat Gerakan Seribu Minang (Gebu Minang) tahun 1989 – 2001.
Syekh Kadirun Yahya mengenal tarekat pertama kali dari seorang khalifah
Syekh Syahbudin Aek Libung, Tapanuli Selatan, pada tahun 1943-1946. Pada
waktu itu merupakan masa pergolakan penjajahan Jepang, sehingga beliau belum
Pada tahun 1947 Syekh Kadirun Yahya hadir di salah satu rumah murid
dari Saidi Syekh M. Hasyim Buayan di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, yakni
Zianuddin Sahih, yang juga merupakan sahabat daripada Syekh Kadirun Yahya
sendiri. Dimana pada waktu itu akan dilaksanakan tawajuh yang dipimpin
langsung oleh Saidi Syekh M. Hasyim Buayan. Saidi Syekh Buayan sendiri
78
ibid.
melihat Syekh Kadirun Yahya dan memperbolehkan beliau ikut tawajuh dengan
diajarkan kaifiat singkat oleh khalifahnya pada saat itu juga. 79 Sejarah yang
Hasyim Buayan di Bukit Tinggi Sumatera Barat dari tahun 1947 hingga tahun
1952. Syekh Kadirun Yahya memiliki hubungan kedekatan hati yang erat dengan
sang guru. Selama sang guru masih hidup, setiap pekan beliau mengunjunginya.
Sang guru memberikan pujian kepada Syekh Kadirun Yahya karena memiliki
dengan ketentuan akidah dan syariat Islam. Ini menyiratkan betapa jelas
ketinggian ilmu agama yang dimiliki Kadirun Yahya, hingga tahun 1952 beliau
memimpin majelis dzikir sendiri, berikut dengan hal-hal yang terkait seperti suluk
atau i’tikaf, dimulai dari Bukittinggi, lalu pindah ke Padang pada tahun 1954.
Hingga kemudian hijrah ke Medan, tepatnya di Jalan Mahkamah. Sejak saat itu,
79
ibid. Didukung informasi pada saat wawancara dengan khalifah Syekh Kadirun Yahya yakni Ust. Bami
Abdul Madjid, Ketua Badan Syariah dan Tasawuf BKK Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya pada tanggal 8
Juni 2017.
80
Martin Van Bruinessen. Op. cit.hal. l48.
ialah: 82
1. Syekh Kadirun Yahya mendapatkan pujian tinggi antara lain dari segi
terbukti kebenarannya.
81
Gema Panca Budi. Op. cit. hal. 5.
82
ibid. hal. 6.
Syekh Abdul Majid Tanjung Alam (Sumatera Barat) pada tahun 1949. Dimana
pada tahun 1949 (saat agresi Belanda) beliau mengungsi di pedalaman Tanjung
Alam Batu Sangkar Sumatera Barat. Disana beliau mencari sebuah masjid atau
surau, lalu shalat dan beramal / berdzikir berjam-jam, berhari-hari. Pada suatu hari
i’tikaf / suluk, yang dipimpin oleh seorang khalifah dari seorang syekh termashur
di negeri tersebut yaitu Syekh Abdul Majid Tanjung Alam. Khalifah dari Syekh
Abdul Majid meminta agar Syekh Kadirun Yahya memimpin suluk tersebut, pada
beliau bersedia.
Setelah kejadian itu Syekh Kadirun Yahya menemui Syekh Abdul Majid
ijazah yang isinya sangat memberikan kemuliaan pada Syekh Kadirun Yahya.
Menurut khalifah H. Imam Ramli, Syekh Abdul Majid Tanjung Alam pernah
berkata bahwa Syekh Kadirun Yahya adalah orang yang benar-benar mampu
melaksanakan suluk dan akan dikenal di seluruh dunia sebagai pembawa Tarekat
Naqsyabandiyah. 83
83
ibid. hal. 5.
hubungan mertua dan menantu cepat menjadi tegang. Menurut Syekh Kadirun
Yahya, konflik sudah mulai terasa sekitar tahun 1950 dan disebabkan oleh karena
tarekat kepada siapa saja. Kemudian belakangan Syekh Kadirun Yahya menuduh
mertuanya bahwa ia tidak pemah menerima ijazah dari Syeikh Ali Ridla seperti
buku saja.Sumber konflik lain, tentu saja, adalah ambisi kedua tokoh tarekat ini.
Sejak menjadi syekh pada tahun 1952, Syeikh Kadirun Yahya mulai melantik
khalifah banyak sekali; dalam rentang lima tahun pertama jumlahnya sudah
mencapai 30 orang, dan kemudian setiap tahun bertambah 5 sampai 20 orang. Dan
menurut catatan kaki dalam buku tersebut, tgl 10 Oktober 1975, jumlah khalifah
Pada tahun 1971, Syekh Kadirun Yahya bertemu dengan Syekh Moh. Said
pesan agar diberikan kepada seseorang yang pantas. Puluhan tahun berlalu,
barulah “orang yang pantas” tersebut ditemukan olehnya yaitu Syekh Kadirun
Yahya. 85
84
Martin Van Bruinessen. Op. cit.hal. 151.
85
Gema Panca Budi. op.cit. hal. 6.
meraih gelar doktor dalam ilmu filsafat kerohanian pada 1968. Di bidang yang
membuat Kadirun Yahya menjadi sosok profesor yang juga seorang Syekh
wilayah nusantara. 87
Pada 9 Mei 2001, sosok pemimpin tarekat ini pun wafat, dengan
Yahya dimakamkan di Surau Qutubul Amin Arco, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
86
Berdasarkan wawancara dengan khalifah Syekh Kadirun Yahya yakni Ustaz Bami Abdul Madjid, Ketua
Bidang Syariah dan Tasawuf BKK Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya pada tanggal 8 Juni 2017.
87
Martin Van Bruinessen. op.cit. hal. 148.
Semasa hidupnya, Syekh Kadirun Yahya telah mengabdi untuk li’ik lai
kalimatullahi hiyal ulya, yakni untuk keagungan asma Allah yang Maha Besar
shalihat, sesuai dengan aqidah dan syariat Islam, yang diwahyukan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Amanat Allah SWT kepada Rasul-Nya
melalui ahli silsilah yang selalu mendapat ilham, petunjuk, ilmu ladunni, maupun
ilmu kasysyaf yang langsung dari Allah SWT. Syekh Kadirun Yahya bukan hanya
telah menceritakan itu semua sebagai ilmul yakin atau ‘ainul yakin, tapi telah
berubudiyah nyata, dalam menegakkan akidah dan syariat yang tahkik dan
berhakikat dalam membina umat. Bukan hanya itu, beliau sebagai pejuang, telah
beliau telah mengambil bagian dalam menumpas gerakan komunisme yang atheis.
Bukan hanya di negara tercinta Republik Indonesia saja, tetapi juga diminta
Universitas Panca Budi hingga mampu berkembang pesat, beliau juga menjadi
guru besar di banyak universitas di negeri ini. Sementara dalam bidang agama,
alkahnya baik di dalam maupun luar negeri, dengan murid yang jumlahnya cukup
banyak. Di samping itu, banyak juga jumlah anak didik dan anak asuh yang telah
88
Gema Panca Budi. Op. cit. hal. 11.
89
ibid.
biayanya, semua dengan cuma-cuma demi kebesaran kalimatullahi hiyal ulya dan
demi turut berpartisipasi membina bangsa dan negara yang berdasarkan pancasila
dan keikhlasan yang dimotivasi oleh rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan
oleh sebab itu semuanya dilaksanakan oleh beliau semata-mata karena Allah,
lillahi ta’ala. Itu semua dilaksanakan sebagai seorang sufi, sebagai seorang
91
mursyid yang mengikuti suri tauladan Nabi besar Muhammad SAW.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari riwayat perjuangan beliau berikut
ini:
semasa hidupya, yang kesemuanya diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Kerohanian dan
1981.
90
ibid.
91
ibid.
92
Berdasarkan wawancara dengan khalifah Syekh Kadirun Yahya yakni Ustaz Bami Abdul Madjid, Ketua
Bidang Syariah dan Tasawuf BKK Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya pada tanggal 8 Juni 2017.
1982.
4) Fenomena Dzikirullah
1978.
Pada masa itu Syekh Kadirun Yahya banyak sekali mengadakan maupun
93
Gema Panca Budi. op.cit. hal. 12-13.
XXI dan Guna Membuktikan Secara Nyata, Fakta, dan Realita ke-
oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor pada Bulan Oktober 1993.
oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Medan pada Bulan November
1993.
Zaman dengan Power dan Energi yang Digali dari Dalam Al Qur’an”,
1994.
12) Seminar Nasional “Relevansi dan Aplikasi Teknologi Al Qur’an pada Era
the People’s Welfare and High Quality Human Resources”, diadakan oleh
Dari Kekaryaan dan Bakti Syekh Kadirun Yahya, beliau banyak mendapat
1986.
94
ibid. hal. 14.
tahun 1989.
tahun 1987.
dari Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya, Bapak Wahono, tahun 1989.
10) Piagam ucapan terimakasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas, dari
lapisan masyarakat dalam dan luar negeri, mengalir pula ucapan dari mereka yang
bersyukur atau berterima kasih atas kasus-kasus keselamatan dari berbagai macam
macam penyakit berat, yang disembuhkan dengan energi dari metode Sufie
itu adapula surat-surat dukungan para dokter dari berbagai daerah dan luar
negeri. 95
H. Kadirun Yahya
izin Saidi Syekh M. Hasyim Buayan, beliau mengadakan suluk ditempat tinggal
beliau di Bukit Tinggi. Hingga setelah guru beliau wafat, Prof. Dr. H. Kadirun
Agustus 1955 Prof. Dr. H. Kadirun Yahya pindah ke kampus SPMA Negeri yang
dirumah beliau dengan menerima para ikhwan yang akan masuk Tarekat
beberapa orang murid beliau yang tinggal bersama dengan istilah anak surau,
95
ibid. hal. 14.
96
ibid. hal. 6.
97
ibid. hal. 6-7.
bahkan menjadi anak surau. Beberapa waktu kemudian dibangun surau kecil
dibelakang rumah beliau, setelah beberapa puluh tahun kemudian, surau ini
berkembang menjadi besar, dan dilokasi ini sampai sekarang berdiri Perguruan
Pada tahun 1956 Syekh Kadirun Yahya mendirikan Yayasan dengan nama
Perguruan Panca Budi dan Universitas Pembangunan Panca Budi.Pada saat ini
Yahya mencapai lebih dari 1 juta murid 99, dan tempat wirid yang berada dibawah
98
ibid. hal. 7.
99
Berdasarkan wawancara dengan khalifah Syekh Kadirun Yahya yakni Ustaz Bami Abdul Madjid, Ketua
Bidang Syariah dan Tasawuf BKK Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya pada tanggal 10 Juli 2017.
100
Baca. booklet Profil Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya. hal 2
Perguruan Panca Budi— dibentuk juga sebuah divisi yang bernama Badan
dengan ketentuan Alquran dan Hadis serta perundang-undangan yang berlaku. 101
Di antara 660 surau atau tempat wirid di bawah Yayasan, yang ada di
Indonesia, terdapat 10 surau yang dijadikan sebagai tempat i’tikaf atau suluk,
hari yang dilaksanakan dalam bulan-bulan tertentu. Kesepuluh surau itu disebut
juga dengan istilah Surau-Surau 10 USWA. Nama USWA diambil dari kata Arab
uswatun yang berarti “teladan” dan sekaligus diambil dari nama Surau Uswatul
bagi surau-surau lainnya dalam penegakan akhlak yang mulia, pengamalan syariat
yang lurus dan penerapan sistem yang profesional. Dengan demikian, banyak
sekali aktivitas di 10 surau ini. Selaini’tika dan suluk, berbagai madrasah dan
101
ibid. hal. 7.
102
Tentang USWA lihat. ibid. hal. 11.
3. El-Amin Pekanbaru
Naqsyabandiyah Khalidiyah Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya saat ini 103 :
103
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Staf Badan Koordinasi Kesurauan Nomor: 294/01/BKK/2017
Tentang Penyempurnaan Struktur Organisasi Badan Koordinasi Kesurauan pada tanggal 15 Juni 2017.
Ketua Staf
Dewan
Kehormatan
Sekretariat
Ka. Staf
BKK
Bidang
Bidang Pendidikan,
Bidang Pelatihan, dan
Syariah dan
Umum Pembangunan
Tasawuf
7 NDY
Mess
Bandara
Bagan B.1.
Yahya
memurnikan tauhid kepada-Nya. Tauhid dijadikan pola pikir, dalam bersikap Ilahi
anta maqsudi wa ridhaka mathlubi, dan dalam bertindak sesuai dengan Alquran
keyakinan yang kuat tentang Allah dan ke-esaan-Nya dalam semua hal, selalu
syariat-Nya dan berakhlak mulia sesuai dengan tuntunan Alquran dan Hadis,
dan menjadi warga negara yang patuh kepada pemimpin dan mentaati peraturan.
zaman dahulu sudah ada, dan sangat berperan dalam mengembangkan agama
1. Alquran, Hadis, dan ‘Ijma’ Ulama, bermazhab Syafii dalam fikih dan
104
ibid. hal. 4.
105
ibid. hal. 5.
4. Mursyid
5. Kaifiat
A’raf: 205).
8. Tidak ada bai’at atau sumpah setia, ikrar, perjanjian, dan hal-hal lainnya
yang mengikat.
ekonomi jamaah.
10. Dakwah. Yang paling diutamakan dalam dakwah ini adalah tentang akidah
mereka.
persatuan dengan seluruh umat Islam atas dasar ukhuwah Islamiyah dan
Pancasila.
masuk tarekat dan orang yang telah masuk tarekat, Dakwah itu dilaksanakan oleh
orang yang ahli dalam bidangnya baik syariat maupun tarekat, Sesungguhnya
tarekat tidak banyak didakwahkan, tetapi lebih banyak diamalkan, Oleh sebab itu
penjelasan mengapa orang perlu masuk tarikat dan apa manfaat kalau orang
dengan tuntutan zaman dewasa ini, maka dilaksanakan pulalah sistem dakwah
lebih luas dan terbuka dengan cara mengadakan pengajian pengajian umum,
106
Gema Panca Budi. op.cit. hal. 9.
Kadirun Yahya, tidak diikat dengan baiat, sumpah setia, ikrar, perjanjian dan lain
tidak di daftar, diberi kartu anggota dan tidak dipungut bayaran. Pemasukan dan
majelis zikir peramalan bersama pada waktu waktu tertentu dan sewaktu waktu
contoh jelas dengan tidak pernah memberi tugas kepada siapapun, biasanya
petugas datang sendiri. Jarang sekali Syekh Kadirun Yahya memberi tugas kepada
ikhwan, kalaupun beliau memberi tugas itu sesuai dengan kemampuan dan
untuk membangun surau, apalagi untuk keperluan lain, karena bagi beliau surau
107
ibid. hal. 10.
melibatkan para jamaah tarekat. Tidak hanya sebatas bertatap muka, mengadakan
yang menunjang tujuan dari hakikat bertarekat itu sendiri, antara lain:
6. Kelas Kepanitiaan
8. Dan lain-lain.
tarekat yang memiliki sumber yang sama, yaitu sama-sama berasal dari Saidi
108
Lihat. Profil Thariqat.Op. cit.. hal. 10.
109
ibid. hal. 8.
Hasyim Al-Syarwani
Amran Wali.
Muhammad Chaer.
Sayidina Ibrahim.
Husein.
Muhammad Zuhri.
lain-lain.
silsilah para guru atau wasilahnya yang bersambungan sampai kepada Rasulullah
SAW. Di dalam tarekat ini, wasilah dianggap berhak dan sah apabila terangkum
dalam mata rantai silsilah tarekat ini yang tidak putus dari Nabi Muhammad SAW
lewat Abu Bakar Siddiq r.a. hingga kini dan seterusnya sebagaimana berikut:
3. Al Imam Sayyidina Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Siddiq r.a.
5. Al 'Arif Billah Sultanul Arifin Asy Syekh Thaifur bin Isa bin Adam bin
Sarusyan
6. Al 'Arif Billah Asy Syekh Abul Hasan Ali bin Abu Ja'far Al Kharqani qs
7. Al 'Arif Billah Asy Syekh Abu Ali Al Fadhal bin Muhammad Aththusi Al
Farimadi q.s.
8. Al 'Arif Billah Asy Syekh Abu Ya’cub Yusuf Al Hamadani bin Ayyub bin
Yusuf bin Al Husain q.s. dengan nama lain Abu Ali As Samadani
110
ibid. hal. 3.
14. Al 'Arif Billah Asy Syekh Sayyid Amir Kulal bin Sayyid Hamzah q.s.
Al Bukhari q.s.
Samarqandi q.s.
22. Al 'Arif Billah Asy Syekh Muayyiddin Muhammad Al Baqi Billah q.s.
26. Al 'Arif Billah Asy Syekh Asy Syarif Nur Muhammad Al Badwani q.s.
'Alawi q.s.
Kurdi q.s.
30. Al 'Arif Billah Sirajul Millah wad Din Asy Syekh Abdullah Affandi q.s.
Khalidi q.s.
Yahya
Politik Islam di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah. Dimana
memerintah, dan memimpinnya. 111 Maka secara ringkas maksud politik Islam
adalah pengurusan terhadap segala urusan seluruh umat Islam.Yang mana fokus
digunakan sebagai alat untuk mengatur sebuah roda pemerintahan dalam suatu
negara, karena untuk mencapai kekuasaan itu harus melalui proses politik. Maka
jelaslah bahwa Islam tidak bisa lepas dari sebuah tatanan kehidupan bernegara.
terlibat di dalam proses politik sebagaimana yang dimaksud di atas. Dan untuk
mendalami bagaimana pemikiran politik Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya,
penelitian ini menggunakan beberapa landasan prinsip, yaitu prinsip politik Islam,
111
Abdullah Zawawi. 2015. Politik Dalam Perspektif Islam. dalam Jurnal Ummul Quro. Vol V. No 1. Maret
2015. Lamongan: INSUD. hal. 88.
dan beberapa tulisan maupun fatwa Syekh Kadirun Yahya yang terkait.
Dalam hasil penelitian ini, satu hal yang sangat mendasar adalah bahwa
pemikiran politik tidak terlepas dari keberadaannya sebagai seorang ulama sufi.
berorientasi pada satu hal, yaitu Allah dan rida-Nya. Semua hal yang
Dari buku-buku tulisan beliau dan juga dari berbagai hasil wawancara tergambar
jelas bahwa selalu mengingat Allah atau selalu beserta dengan Allah merupakan
Republik Indonesia tahun 1945. Dimana kesemua itu beliau landaskan pada
Alquran dan Hadis, di samping Pancasila dalam hidup bernegara sehari-hari yang
dengan nomokrasi Islam. Mengacu pada makna politik Islam atau as-siyasah,
yakni pengurusan terhadap segala urusan seluruh umat Islam, maka memang
Islam adalah suatu negara hukum yang memiliki prinsip-pnnsip umum yaitu: (1)
prinsip kekuasaan sebagai amanah; (2) prinsip musyawarah; (3) prinsip keadilan;
(4) prinsip persamaan; (5) prinsip pengakuan dan perlindungan setiap hak-hak
asasi manusia; (6) prinsip peradilan bebas; (7) prinsip perdamaian; (8) prinsip
politik dalam Islam ini telah dijalankan. Sehubungan dengan itu berikut uraian
menjadi menjadi garis hukum, diperoleh dua prinsip utama. Pertama, manusia
112
Muh. Tahir Azhary. 2005. Op. cit.. hal. 105-106.
kepada Alquran dan Hadis. Berikut adalah kutipan jawaban dari Ustaz Gun
Teguh 113:
“Ketika beliau mengatakan bahwa tarekat yang benar adalah tarekat yang
sesuai dengan Alquran dan Hadis dan tarekat yang tidak sesuai dengan Alquran
dan Hadis maka salah lah itu.”
Alquran dan Hadis. Dengan kata lain, dalam prinsip berpolitik atau mengatur
urusan seluruh umat Islam, Beliau selalu berlandaskan Alquran dan Hadis.
berlandaskan Alquran dan oleh karena itu, secara tidak langsung, Syekh Kadirun
“Oleh sebab itu janganlah engkau berani-berani memegang sesuatu benda yang
tidak engkau ketahui asal-usulnya yang tidak engkau ketahui ilmu tekniknya.”
dimiliki oleh siapa pun, apalagi berkenaan dengan kekuasaan. Ustaz Bami lebih
113
Berdasarkan wawancara terhadap Ustaz Gun Teguh Tajuddin, Kepala Bidang Pendidikan & Pelatihan
Madrasah Asy-Syakirin, pada tanggal 31 Juli 2017 di Kantor BKK YPDHKY.
114
Berdasarkan wawancara terhadap Ustaz Bami Abdul Madjid, Kepala Bidang Syariah dan Tasawuf BKK,
pada tanggal 2 Agustus 2017 di Kantor BKK YPDHKY.
115
ibid.
kekuasaan adalah amanah yang harus diserahkan pada orang yang tepat yang
Kedua, prinsip musyawarah. Menurut garis hukum yang ditarik dari surah
Ali Imran ayat 159, umat Islam diwajibkan bermusyawarah dalam memecahkan
keanggotaan MPR pada 1993 – 1998 dapat menjadi salah satu indikator bahwa
sebuah kehidupan bernegara. Selain itu, diungkapkan juga bahwa beliau sering
berdiskusi dengan pimpinan negara dalam menghadapi suatu masalah seperti yang
“Ketika rezim Soeharto jatuh Syekh Kadirun Yahya itu sudah memberi saran-
saran padaSoeharto bagaimana menjadi pemimpin yang baik segala macam….”
Selain itu, beliau juga ungkap bahwa Syekh Kadirun Yahya juga
116
Berdasarkan wawancara terhadap Bapak Hamdani Harahap, Ketua Badan Kerjasama Surau dan Mantan
Rektor Universitas Panca Budi, pada tanggal 31 Juli 2017 di Universitas Panca Budi Medan.
Ketiga, prinsip keadilan. Mengacu pada surah An-Nisa ayat 135, setiap
Mukmin wajib menegakkan keadilan, menjadi saksi yang jujur dan adil jika
dalam menjalani kehidupan di bidang apa pun selalu berlandaskan Alquran dan
Hadis, maka dalam hal prinsip keadilan ini pun beliau menjalankannya dengan
baik. Hal ini setidak-tidaknya terungkap dari wawancara dengan Ustaz Bami yang
“Setahu saya Syekh Kadirun Yahya itu benar-benar adil dan mengedepankan
keadilan. Reward and punishment selalu beliau praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Benar dan salah adalah pedoman beliau. Murid-murid beliau yang
berprestasi diberi penghargaan dan murid-murid beliau yang melakukan
pelanggaran diberi sanksi yang sifatnya mendidik. Beliau menempatkan diri
beliau setara dengan yang lain-lain. Ketika beliau harus berjumpa dengan
seorang menteri di sebuah hotel, beliau ikut antri dengan tamu-tamu lain yang
juga mau bertemu dengan menteri itu.”
117
ibid.
118
Bami Abdul Madjid, Loc. cit.
mengatakan, 119
“Ada beberapa tahapan jika anggota BKK (yang notabene murid-murid beliau—
pen.) melakukan pelanggaran, diberi peringatan dengan tegas, jika sampai tiga
kali peringatan masih mengulangi kesalahan yang sama maka dikeluarkan.”
anggotanya jika terjadi pelanggaran tanpa pandang bulu. Beliau juga tidak
umum bersama masyarakat yang lain. Maka dapat dipahami bahwa Syekh
kehidupan beliau sehari-hari, apalagi perihal keadilan ini menjadi salah satu butir
dari Pancasila yang semua butir itu bersumber atau merupakan penjabaran dari
butir pertama Pancasila yang menjadi pokok bahasan dalam buku beliau
Mendarahdagingkan Pancasila.
satu prinsip yang sangat mendasar. Dalam Islam semua orang adalah sama di
mata Allah dan Rasul-Nya. Satu-satunya yang memiliki kedudukan tinggi atau
kemuliaan adalah orang-orang yang bertakwa. Alquran surah 4 ayat 1 dan surah
bertakwa.
119
Berdasarkan wawancara terhadap Bapak Suhendro, Kepala Bidang Pendidikan & Pelatihan Madrasah Asy-
Syakirin, pada tanggal 31 Juli 2017 di Kantor BKK YPDHKY.
Bahkan beliau memandang diri beliau sendiri tidak ada bedanya dengan orang
lain. Sedemikian samanya dengan orang lain, bahkan beliau rela menjemput
murid-murid beliau untuk hadir di majelis beliau, dimana hal seperti ini justru
terbalik dari kebiasaan umum yang ada di masyarakat. Hal ini diceritakan oleh
mendarahdaging dalam diri Syekh Kadirun Yahya. Hal ini tiada lain karena
prinsip persamaan ini merupakan salah satu prinsip dalam Islam. Sesuai dengan
sabda Nabi saw yang berbunyi, “Demi Allah seandainya Fatimah putriku mencuri
tetap akan kupotong tangannya” menjadi penguat tentang prinsip persamaan ini.
Dan karena prinsip ini menjadi salah satu prinsip Islam, dan tersirat dalam butir-
Prinsip ini sangat jelas merupakan salah satu prinsip hidup dalam Islam. Islam
datang sebagai agama rahmat, agama kasih-sayang, dan nabi Islam diutus Allah
120
Bami Abdul Madjid, Loc. cit.
ayat 107. Mengakui dan melindungi hak-hak asasi manusia merupakan bagian
atau bahkan perwujudan dari ajaran rahmat atau kasih sayang dalam Islam. Dalam
kaitannya dengan realitas Syekh Kadirun Yahya yang terkait dengan prinsip
pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia ini, dapat dikatakan bahwa
Syekh Kadirun Yahya berpegang kuat pada prinsip ini. Hal ini dapat dipahami
dari hasil wawancara dengan Ustaz Bami yang mengatakan antara lain, 121
“Beliau dari awal sangat peduli terhadap nasib umat Islam. Bukan hanya aspek
ibadah. Aspek pendidikan, kesehatan dan ekonomi pun, beliau peduli. Beliau
membuka pendidikan gratis untuk umat Islam yang tidak mampu. Panca Budi
ini, mahasiswanya sampai tahun 1997-an pada umumnya gratis atau setidak-
tidaknya biayanya sangat rendah. Beliau juga membuka pengobatan gratis bagi
para korban narkotika. Di samping itu, beliau secara rutin mengirimkan
bantuan ke berbagai panti asuhan dan anak yatim.”
hak asasi manusia. Hal ini juga diperkuat dengan kalimat narasumber lain, Bapak
“Sejak dulu program-program ini sudah ada. Hanya saja namanya aja yang
berbeda. Dulu beliau (Syekh Kadirun Yahya—pen.) rutin memberikan bantuan
kepada yang membutuhkan, menggalakkan penghematan energi, dan lain-lain,
termasuk mendirikan panti asuhan di beberapa daerah.”
manusia. Murid-murid beliau yang tinggal bersama beliau biasa disebut dengan
121
ibid.
122
Suhendro, Loc. cit.
Dan ketika ditanya pekerjaan apa saja yang diajarkan ke Ansor, Pak Sahmual
menjawab, 124
“Apa saja. Apa saja yang ada di lingkungan Tarekat Naqsyabandiyah ini
semuanya dikerjakan oleh anak-anak surau. Jadi sambil dibina zikirnya, sambil
ada tempat buat mereka melatih diri untuk bisa berkarya. Mereka diberi
keterampilan misalnya di bidang pertukangan, bangunan-bangunan disini dulu
ya anak surau ikut juga membangunnya semua. Ada juga yang dilatih jadi
driver, ada juga yang dikasih kerjaan administratif perkantoran, ada peternakan
juga dulu. Yang semuanya nanti berguna di kehidupan mereka selanjutnya.”
Dalam sekala yang lebih mendunia, Syekh Kadirun Yahya juga terlibat
123
Berdasarkan wawancara terhadap Bapak Sahmual Pasaribu, Kepala Badan Otoritas Kampus sekaligus
pembina Ansor, pada tanggal 31 Juli 2017 di Kantor BKK YPDHKY.
124
ibid.
125
Bami Abdul Madjid, Loc. cit.
prinsip keadilan dan persamaan. Dalam nomokrasi Islam seorang hakim memiliki
kewenangan yang bebas dalam makna setiap putusan yang diambil bebas dari
terhadap siapapun. Terkait dengan prinsip ini, Syekh Kadirun Yahya juga sering
bertanggung jawab jika berbuat kesalahan. Dalam wawancara dengan Ustaz Bami
yang mengutip dan menjelaskan pidato Syekh Kadirun Yahya pada tahun 1971,
dapat dipahami mengenai pelaksanaan prinsip ini oleh beliau. Dalam pidato 1971
“Yang kelima: Oleh karena engkau takut membuat kesalahan, belajarlah supaya
kesalahan itu jangan diperbuat. Nomor enam: Tiap-tiap teguran dari atasan
buatlah itu menjadi bahan pelajaran yang engkau catat dalam bukumu yang
engkau bicarakan nanti dalam seminar sesamamu dalam diskusi sesamamu.
Sadarilah bahwa tiap-tiap kesalahan yang engkau perbuat bukan orang lain
yang bertanggungjawab, yang merugi, yang harus membayarnya kembali, tetapi
engkau sendiri.”
“Seandainya ada di antara murid-murid beliau yang berbuat salah dan harus
berhadapan dengan hukum; katakanlah, sampai diajukan ke meja hidu atau
pengadilan, maka beliau pasti tunduk kepada putuan hakim. Beliau tidak akan
pernah membela muridnya yang bersalah atau melanggar hukum yang berlaku.”
kedisiplinan para Ansor untuk mentaati peraturan, seperti yang diungkap oleh
126
ibid.
127
ibid.
128
Sahmual Pasaribu, Loc. cit.
dan dipegang kuat oleh Syekh Kadirun Yahya dan beliau terapkan secara tegas
bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat Rahmat.” Bahkan Islam itu
Karena prinsip perdamaian ini adalah prinsip Islam dan disebutkan dalam
Alquran, maka Saidi Syekh Kadirun Yahya juga berpegang teguh terhadap hal ini.
Setelah disimak dari salinan fatwa yang disampaikan Saidi Syekh Kadirun
Yahya pada tahun 1987, beberapa kalimat beliau yang bisa dikutip dari fatwa
129
Bami Abdul Madjid, Loc. cit.
“…terdapat satu lagi ucapan seorang Filosof yang diambil dari Al Injil yang
bunyinya didalam bahasa Belanda atau bahasa Inggris: "Een misverstand is
tekort voor een mensen leven" atau "Een mensen leven istekort voor een
misverstand." Dalam bahasa Inggris: "A human life is too short for a
misunderstanding.” Jadi kita lihat disini, bahwa rupanya misunderstanding,
salah paham pun antara kita sama kita, inipun adalah juga merupakan suatu
unsur yang benar-benar harus dibasmi!Harus diperhatikan, jangan lekas
mengambil suatu kesimpulan karena misunderstanding, apalagi dipergunjingkan
kesana kemari berjam-jam lamanya! Jika tidak tahu benar-benar jangan ambil
tindakan, dan jangan sekali-kali bercerita pada orang lain, karena akibatnya
ada kalanya sangat berbahaya karena dapat merusak pada semua orang, dan
dapat menghancurkan Kesatuan dan Persatuan dan memusnahkan kasih sayang.
Kita mendengar adakalanya: Fitnah adalah lebih kejam dari pembunuhan!
Fitnah-memfitnah benar-benar sangat berbahaya dan sangat kejam! Camkanlah
ini. Dan dosanyapun sangat berat! Semua pahala si tukang fitnah yang
diraihnya dengan susah payah, dengan pengorbanan bertahun-tahun, kadang-
kadang dengan mempertaruhkan nyawa dan harta, hapus dan berpindah kepada
orang yang di fitnah, dan kalau pahalanya habis, maka dosa dari orang yang
difitnah, dipindahkan pula pada orang yang memfitnah! Apa tidak berat ini!
Karena si tukang fitnah, sadar atau tidak sadar, akan melanjutkan hidupnya
dengan beban mental yang sangat berat, karena dosa-dosa dari orang-orang
yang difitnah, dan karena ketiadaan pahala lagi, kalau ia tidak merobah
kebiasaan-kebiasaannya tersebut di atas, dan merobah total mental attitudenya
selanjutnya!Oleh sebab, jika ada sesuatu hal antara kita sama kita, adakanlah
segera komunikasi antara engkau dengan engkau, musyawarahlah segera agar
misunderstanding itu jangan sampai berakar dan berakibat
destrukstif/merusak.”
Inilah isi kutipan dokumentasi fatwa yang diberikan oleh Ustaz Bami lebih
lanjut. Dimana Syekh Kadirun Yahya menekankan para muridnya agar berlaku
baik terhadap sesama, selalu mengatakan hal yang bermanfaat, tidak berprasangka
130
Fatwa Syekh Kadirun Yahya, ibid.
131
ibid.
lain, terlebih lagi memfitnah karena semua itu akan merusak kedamaian dalam
inidipegang baik oleh Syekh Kadirun Yahya, di sisi lain Bapak Hamdani
secara serius oleh Syekh Kadirun Yahya, sebab prinsip ini merupakan bagian
mendasar dari ajaran Islam. Ajaran Islam tentang infak dan sedekah tidak lain
adalah untuk mewujudkan kesejahteran bagi umat manusia. Syekh Kadirun Yahya
“Sejak jaman Ayah Guru dulu kita ada bakti sosial, program donor darah rutin,
membersihkan masjid, memberi makan anak yatim, sumbangan kepada yayasan
amal secara rutin.”
132
Hamdani Harahap, Loc. cit.
133
Berdasarkan wawancara terhadap Bapak Febru Winaro, Petugas Fungsional Peramalan Tarekat
NaqsyabandiyahKhalidiyah Kadirun Yahya, pada tanggal 31 Juli 2017 di Kantor Peramalan YPDHKY.
disampaikan oleh salah satu narasumber lain,Syekh Kadirun Yahya bukan hanya
berkerja. Selain diajarkan berzikir, para Ansor juga diajarkan bagaimana bekerja
mengatakan, 134
“Saya kasih contoh paling dekat lah. Kayak saya ini kan, saya ini kan Ansor
juga dulunya. Nah banyak sekali saya rasakan manfaatnya di kehidupan saya
dengan pernah menjadi Ansor. Apa yang saya dapatkan selama saya menjadi
Ansor itu sangat banyak manfaatnya bagi keterampilan sosial saya di
masyarakat. Seluruh ajaran-ajaran Syekh Kadirun Yahya saya terapkan di
kehidupan saya, dan terasa sekali perbedaannya.”
jenis keterampilan, secara tidak langsung Syekh Kadirun Yahya turut serta dalam
para Ansor ini tentu mudah mendapatkan pekerjaan atau bahkan menciptakan
134
Sahmual Pasaribu, Loc. cit.
135
ibid.
karena sebuah negara yang masyarakatnya sejahtera akan tercipta pula kehidupan
sangat penting dari seluruh ajaran Islam. Dalam QS. 4: 59 ditegaskan, “Wahai
orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan
ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda
Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
maka Syekh Kadirun Yahya pun memegangnya secara utuh. Dari keseluruhan
hasil wawancara dengan para narasumber dapat dipahami secara jelas bahwa
“Beliau selalu menekankan bahwa murid tarekat ini harus mutlak turut dan
patuh pada peraturan yang ditetapkan oleh negara, tidak boleh ada yang
bertentangan.”
136
Sahmual Pasaribu, Loc. cit.
137
Suhendro, Loc. cit.
“Syekh Kadirun Yahya itu selalu dan berusaha untuk sejalan dengan
pemerintah, beliau tidak pernah bersikap selayaknya oposisi pemerintah,
bahkan sangat mendukung pemerintah.”
dianut oleh Syekh Kadirun Yahya, termasuk ketaatan pada pemerintah negara
Islam di atas memang dipegang teguh oleh Syekh Kadirun Yahya, terlebih dalam
dimana nilai-nilai prinsip tersebut beliau tularkan melalui ajaran tarekat yang
“Well, ajaran tarekat membuat orang menjadi baik, menjadi berhati baik,
menjadi memiliki sifat-sifat yang baik, memiliki cara berpikir yang baik.
Amanah, bermusyawarah, itu adalah sifat yang baik. Demikian juga damai dan
sejahtera adalah sesuatu yang baik. Dan itu hanya bisa dicapai jika hati
manusia baik, dan inilah yang diajarkan dalam tarekat.Di dalam tarekat juga
diajarkan apa yang disebut dengan Islam Kafah. Pengamalan Islam Kafah juga
bertumpu pada hati yang baik, jiwa yang baik, yang dilatih dengan metode
tarekat. Orang Muslim yang ber-Islam Kafah insya Allah antara lain yang
perilakunya kira-kira sejalan dengan prinsip-prinsip yang disebutkan tadi. Dia
amanah. Dia suka bermusyawarah. Dia adil. Dan seterusnya.Karena itu, jika
orang tarekat diberi tanggung jawab maka sudah barang tentu insya Allah akan
amanah. Dan jika dia menjadi pemimpin, seyogianya ia bersikap adil, tidak
diskriminatif, memperjuangkan keadilan, memperjuangkan kesejahteraan,
memperjuangkan perdamaian. Dan jika menjadi rakyat, dia akan menjadi rakyat
yang baik, yang taat pemimpin, dan seterusnya.”
Kadirun Yahya ini seyogianya membuat hati dan jiwa seseorang menjadi baik,
138
Hamdani Harahap, Loc. cit.
139
Bami Abdul Madjid, Loc. cit.
prinsip-prinsip politik Islam di atas seperti yang dicontohkan langsung oleh Syekh
pemimpin dari sebuah organisasi Islam yang cukup berkembang, Syekh Kadirun
teori yang dikemukakan oleh Muhammad Tahir Azhary, dan hal itu menjadi
bernegara.
dalam Islam
Ghazali, mendirikan imamah adalah wajib. Manusia adalah makhluk sosial yang
tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Di sinilah perlunya mereka hidup
mereka dapat menjaga umat manusia dari sikap permusuhan antara satu dengan
yang lainnya. Kemashlahatan umat manusia di bumi sangat terkait erat dengan
140
Muhammad Iqbal dan H Amin Husein Nasution. Op. cit.. hal. 29.
bagian dari kewajiban agama yang terpenting, tetapi hal ini tidak berarti pula
bahwa agama tidak dapat hidup tanpa negara. Kesejahteraan manusia tidak dapat
tercipta kecuali hanya dalam satu tatanan sosial dimana setiap orang saling
bergantung pada yang lainnya. Fungsi negara disini ditekankan untuk membantu
keadilan, keteraturan, dan keadaban hanya mungkin bila dilakukan melalui negara
atau pemerintahan. Oleh karena itu suatu kehidupan berkelompok atau kehidupan
tersebut. 141
taat kepada pemimpin atau kepala negara merupakan poin utama dalam
dan berwibawa (kuat), meskipun pemimpin tersebut zalim. Ibn Taimiyah tidak
negara dinilainya dapat memicu kezaliman yang lebih besar karena menimbulkan
perpecahan di kalangan masyarakat muslim. Karena itu lebih baik umat Islam
141
ibid. hal. 33.
menimbulkan suasana chaos dan anarkis. 142 Karena tanpa kejujuran dan kekuatan
Seperti hal nya al-Ghazali dan Ibn Taimiyah, Syekh Kadirun Yahya juga
dalam hal ini Syekh Kadirun dikenal sebagai warga negara yang benar-benar
pentingnya taat kepada pemimpin tanpa syarat dimanapun berada, termasuk dalam
kelompok kecil sekalipun. Dari hasil wawancara dengan Ustaz Bami, dapat
“Wajibnya ada pemimpin dalam sebuah komunitas adalah bagian dari ajaran
Islam. Pemimpin bukan semata-mata penguasa. Tidak usah komunitas yang
individunya banyak, komunitas kecil yang terdiri dari 3 orang saja, jika mereka
mau melakukan sesuatu—katakanlah perjalanan—maka wajib diangkat
pemimpin dari 3 orang itu. Pemerintah itu artinya pemimpin. Bukan semata-
mata penguasa yang bebas. Dalam Islam pemimpin itu pelayan. Pemimpin wajib
ditaati.Syekh Kadirun dalam hidupnya selalu menganut prinsip taat kepada
pemimpin. Kepada keluarga dan juga kepada murid-muridnya, Syekh Kadirun
selalu mengajarkan hal itu. Taat kepada pemimpin. Bahkan dalam berbagai
forum, beliau selalu berpesan agar patuh kepada pemimpin dan mentaati
undang-undang yang berlaku dalam hal apa pun, dan menyesuaikan diri dengan
adat-istiadat setempat. Dalam hal penentuan tanggal Hari Raya Idul Fitri
sekalipun, misalnya, beliau selalu berpatokan kepada yang ditetapkan
pemerintah yang diwakili oleh MUI.”
142
Muhammad Iqbal dan H Amin Husein Nasution. Op. cit.. hal. 38.
143
Bami Abdul Madjid, Loc. cit.
menekankaan keaatan mutlak pada pemimpin yang amanah dan berwibawa serta
melakukan kezaliman. Hal ini tergambar dari besarnya dukungan Syekh Kadirun
Meskipun pada masa itu Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang zalim, namun
Syekh Kadirun Yahya tetap saja tidak pernah melakukan gerakan penolakan atau
pemberontakan. Hal ini tergambar dari keterangan Bapak Abdul Basyir, 145
“Jelas beliau pro terhadap pemerintah ya. Beliau juga sangat pro dengan
pembangunan ya. Sampai kalau dulu itu istilahnya “kita untuk Golkar”. Kenapa
gitu? Karena memang pada waktu itu pembangunan itu begitu jelas.”
“Ya disini Syekh Kadirun Yahya menekankan bahwa kita harus taat pada
pemimpin yang sedang berkuasa. Pada masa itu kan Golkar berkuasa, ya Ayah
ikut Golkar, kami pun para muridnya akhirnya ikut Golkar. Di kepemimpinan
tarekat berikutnya setelah Syekh Kadirun Yahya meninggal ya budaya itu tetap
dilakukan, siapapun pemerintah yang menjabat ya kita dukung, tidak pernah
ada upaya untuk menjadi oposisi, kita ikuti saja aturan yang ada, kita patuhi”
144
Hamdani Harahap, Loc. cit.
145
Abdul Basir, Loc. cit.
146
Hamdani Harahap, Loc. cit.
Kelemahan pemimpin saat itu tidak membuat Syekh Kadirun Yahya mengurangi
ketaatannya pada pemerintah. Hal ini sejalan dengan konsep Ibn Taimiyah dalam
suatu masyarakat, kelompok, bangsa dan negara adalah untuk mengemban tugas,
kekuatan dan kekuasaan, dan negara atau pemerintahanlah yang memiliki otoritas
untuk itu.jadi, negara menjadi alat yang efektif untuk mengakkan keadilan dan
kebenaran. Dengan kata lain, tujuan dari berdirinya suatu negara atau negara
norma agama dan umum, serta senantiasa menganjurkan kepada umat manusia
yang baik, selain keharusan adanya seorang pemimpin dan ketaatan rakyat pada
147
Syarifuddin Jurdi. Op. cit. hal. 13-14.
dilihat dari berbagai keterlibatan Syekh Kadirun Yahya dalam sejarah membela
“Dari para senior saya pernah mendengar bahwa beliau bersama gurunya
Syekh Muhammad Hasyim Buayan yang juga seorang pendekar silat pernah
bergabung dalam gerakan mengatasi pemberontakan PKI di Madiun tahun
1948.Selain itu pernah juga membantu pemerintah Malaysia dalam mengatasi
sekelompok komunis yang melakukan makar dan sulit ditemukan di hutan
belantara. Bahkan saya pernah mendengar dari seorang senior, beliau juga
membantu keberhasilan dalam memerdekakan Irian Jaya dari cengkeraman
Belanda yang kejam. Tentu saja beliau membantu dengan cara beliau. Kalau
tidak salah, ada kapal perang penjajah yang dibuat tenggelam dengan cara-cara
tertentu. Allahu a’lam. Semua itu wujud konkret ketaatan beliau kepada
pemimpin dan kecintaan beliau kepada bangsa dan negara.”
Hal ini mempertegas bahwa segala apa yang diperintahkan oleh pemimpin
negara terhadap Syekh Kadirun Yahya, beliau lakukan dengan kepatuhan yang
nyata dengan berlandaskan pada prinsip gerakan amar ma’ruf nahi munkar.
tugas amar ma’ruf nahi munkardalam hidup bernegara ini, Syekh Kadirun Yahya
bahkan menjadikan pengabdian kepada negara dan bangsa sebagai salah satu
pengabdian yang tertinggi setelah pengabdian kepada Allah Swt., yang kemudian
pada permulaan bab skripsi ini. Piagam ini menjelaskan secara gamblang tentang
pengabdian beliau terhadap dan negara dan bangsa. Untuk lebih jelasnya, Piagam
kedua dan ketiga setelah pengabdian kepada Allah Swt. Dimana dapat diartikan
bahwa apapun yang diatur oleh bangsa dan negara pasti beliau taati dan seluruh
ditekankan oleh Ibn Taimiyah di atas. Piagam Panca Budi ini merupakan bukti
Pada dasarnya Syekh Kadirun Yahya adalah seorang ulama sufi yang
setiap hari mendidik manusia untuk benar-benar mengenal Allah Swt dan
bernegara, beliau memang pernah mendukung salah satu partai politik yang
diyakini sebagai partai yang dapat mengatur urusan rakyat dengan baik pada
Berkenaan dengan hal ini salah satu narasumber, Bapak Abdul Basir,
Pemerintah. Dan karena pada saat itu Pemerintah identik dengan GOLKAR, maka
“Jelas beliau pro terhadap pemerintah ya. Beliau juga sangat pro dengan
pembangunan ya. Sampai kalau dulu itu istilahnya “kita untuk GOLKAR”.
Kenapa gitu? Karena memang pada waktu itu pembangunan itu begitu jelas.”
wawancara,
“Ya disini Syekh Kadirun Yahya menekankan bahwa kita harus taat pada
pemimpin yang sedang berkuasa. Pada masa itu kan Golkar berkuasa, ya Syekh
Kadirun Yahya ikut Golkar, kami pun para muridnya akhirnya ikut Golkar. Di
kepemimpinan tarekat berikutnya setelah Syekh Kadirun Yahya meninggal ya
budaya itu tetap dilakukan, siapapun pemerintah yang menjabat ya kita dukung,
tidak pernah ada upaya untuk menjadi oposisi, kita ikuti saja aturan yang ada,
kita patuhi."
1998yang bernama Partai Cinta Damai sebagai wadah untuk menyatukan murid-
“Pada masa sebelumnya jamaah kita memang termasuk yang mendukung Partai
Golkar, tetapi seiring berkembangnya dinamika politik, dimana krisis moneter
149
Abdul Basir, Loc. cit.
150
ibid.
partai sendiri pada masa itu, bukan berarti beliau berambisi untuk
“Apakah Syekh Kadirun Yahya haus kekuasaan? Tidak juga. Apakah beliau
ingin duduk di kursi MPR? Tidak. Dengan duduk di kursi MPR, Syekh Kadirun
Yahya bisa menunjukkan bahwa “ini lho orang tarekat juga anggota MPR, tidak
tertutup terhadap proses berlangsungnya kehidupan bernegara.” Bukan karena
ambisi pribadi, tidak.”
Namun di balik itu semua, kembali pada pedoman utama Syekh Kadirun
Yahya yang mengaitkan segala aktivitasnya pada poros karena Allah dan rida-
Nya, maka dalam hidup bernegara pun Syekh Kadirun Yahya menjalankan sesuai
apa yang diperintahkan Allah agar senantiasa diridai, dengan mengacu pada
Alquran dan Hadis serta segala aturan yang ditetapkan oleh pemimpin atau
pemerintah negara.
Oleh karena itu, dilihat dari sepak terjang Syekh Kadirun Yahya dalam
151
Hamdani Harahap, Loc. cit.
modernis (Islam moderat), dan aliran nasionalis sekuler, maka terlihat bahwa
Syekh Kadirun Yahya tergolong ke dalam aliran moderat atau integratif modernis
dimana beliau tidak berambisi untuk terjun di dalam dunia politik demi ambil
andil dalam mengatur sistem negara. Namun beliau selalu menekankan bahwa di
dalam Islam terdapat nilai etika dan prinsip-prinsip moral bagi kehidupan
bernegara yang harus kita amalkan sebagaimana perintah Allah, yang dalam
pelaksanaannya umat Islam bebas memilih sistem manapun yang terbaik asalkan
tetap memegang prinsip-prinsip moral tadi. Hal ini terlihat jelas dari ajaran-ajaran
Sebagai seorang ulama sufi yang selalu berorientasi kepada Allah dan
rida-Nya, Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya sebenarnya selalu mengkaitkan
seluruh aktivitas dan pemikirannya kepada Allah dan rida-Nya juga, baik itu
bergerak pada poros ini, yaitu poros Allah dan rida-Nya dengan mengacu pada
Sebagai seorang ulama yang mempunyai lebih dari sejuta murid yang
seperti keluarga, masyarakat, dan bangsa. Ceramah beliau pada tahun 1971 yang
pengajaran beliau tidak selalu dapat berlangsung face to face. Banyak cara yang
nasumber dapat dipahami mengenai apa dan bagaimana pengajaran atau bentuk
dakwah beliau.
Seperti hal nya para ulama lain, Syekh Kadirun Yahya acapkali
baik itu forum formal maupun informal. Dalam interaksinya dengan murid-murid
beliau itulah biasanya Syekh Kadirun Yahya mengajarkan banyak hal tentang
152
Suhendro, Loc. cit.
“Ya lebih sering secara lisan ya. Atau datang ke daerah-daerah sembari
mengadakan seminar-seminar. Kadang beliau ceramah juga tiap ada jamaah
yang ziarah kesini.”
Informasi ini diperkuat lagi oleh narasumber yang lain, yaitu Bapak Abdul Basir
Melalui dakwah beliau secara langsung ini tentu sangat efektif dalam
hidup demi mendapatkan rida Allah yang mengacu pada Alquran dan Hadis,
membina kaum muda untuk terus memperbaiki kualitas diri baik fisik maupun
mental sehingga mampu menjadi warga negara yang turut andil menciptakan
tatanan kehidupan bernegara yang baik malalui metode pembinaan zikir dan
i’tikaf yang rutin dilakukan sebagai salah satu agenda resmi Tarekat
153
Febru Winaro, Loc. cit.
154
Abdul Basir, Loc. cit.
“Nah di sisi yang lain, Syekh Kadirun Yahya ini bergerak memperbaiki individu-
individu secara mental agar supaya kita tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang
dilarang pemerintah seperti narkoba misalnya, atau seks bebas. Jadi pembinaan
mentalnya itu seperti apa? Jadi anak-anak didik beliau itu dibimbing mengenai
zikir, diajak untuk i’tikaf atau yang biasa kita sebut Suluk. Jadi pembinaannya
itu untuk membentuk karakter secara menyeluruh, diajarkan sholat, diajarkan
zikir, supaya terbentengi anak bangsa ini dari narkoba, tawuran, seks bebas.
Dengan dilakukannya bimbingan seperti itu banyak-banyak, baguslah anak
bangsa kita ini, dengan begitu kan pemerintah lebih mudah melakukan
pembangunan. Kayak kita lihat sekarang ini lah, pemerintah ingin melakukan
percepatan pembangunan SDM, mensejahterakan rakyat, meningkatkan kualitas
pendidikan, tapi di sisi lain sulit, karena masih disibukkan dengan memerangi
narkoba aja, korupsi, dan masalah lainnya, kan energi nya jadi terkuras, energi
tenaga, waktu kan habis disitu jadinya. Sehingga tugas negara untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa itu mengalami perlambatan dan tertinggal
dengan negara-negara lain. Ya karena kita sibuk ngurusin hal-hal ini. Nah
makanya Syekh Kadirun Yahya itu melalui metode zikirullah, melalui suluk,
melalui tarekat mendidik anak-anak bangsa agar terhindar dari hal-hal tadi,
pergaulan bebas, narkoba, tawuran, begal. Tempat-tempat suluk kita pun kan
tersebar juga di seluruh Indonesia. maka secara tidak langsung organisasi ini
pun turut serta di dalam pembangunan itu sendiri walaupun dengan dana
swadaya. Karena membuat orang menjadi baik khususnya anak-anak muda
bangsa itu kan juga bisa dikatakan membantu proses pembangunan negara.
Bayangkan saja, pemerintah sibuk membangun jalan, membangun infrastruktur,
tapi begal dimana-mana, perampokan dimana-mana, kejahatan jalanan dimana-
mana. Kan jadi menghambat ini kan. Pemerintah harus mengeluarkan dana
lebih untuk pengamanan, untuk membentuk satgas, harus disusun anggarannya
untuk mengatasi segala kejahatan jalanan tadi. Maka disitulah Syekh Kadirun
Yahya membangun salah satu peran sertanya untuk pembangunan kehidupan
bernegara yang lebih baik, walaupun dengan dana swadaya sendiri. Saya
melihatnya sebagai peran politik tanpa pamrih. Dimana beliau membangun
anak bangsa tanpa mengharapkan dana APBN dari pemerintah. Banyak juga
dari jamaah tarekat yang menyumbang seikhlasnya dimana dana itu
dikembalikan lagi untuk kepentingan umat yang dikelola melalui Badan
Koordinasi Kesurauan.”
Kegiatan zikir dan I’tikaf ini memang menjadi salah satu tombak utama
dalam ajaran tarekat Syekh Kadirun Yahya, dimana kegiatan ini dilaksanakan
rutin di tiap-tiap surau yang dimiliki oleh Syekh Kadirun Yahya. Zikir bersama
155
ibid.
surau-surau yang masuk ke dalam USWA. Meski begitu kegiatan zikir dan i’tikaf
ini bisa saja dilaksanakan secara individual, yang mana apabila metode
pengamalan tarekat ini dilakukan secara simultan dan diresapi secara sungguh-
sungguh maka dapat membawa jiwa pelakunya menjadi bersih, sehingga secara
“Tentu ada perubahannya dengan orang yang mengamalkan tarekat ya. Misal
dalam kesabaran, berubah itu walaupun belum sempurna. Dengan
mengamalkan tarekat Syekh Kadirun Yahya secara otomatis itu kita
menciptakan amar ma’ruf nahi munkar. Orang-orang yang bertarekat memang
seharusnya merupakan orang-orang yang seperti itu.”
Oleh karena itu melalui metode tarekat ini seluruh jamaah dapat sungguh-
156
Febru Winaro, Loc. cit.
157
Hamdani Harahap, Loc. cit.
mental perilaku untuk tinggal bersama beliau di surau untuk kemudian mereka
dibina dan diberi keterampilan, yang mana kemudian lebih dikenal dengan
sebutan “Ansor” atau Anak Surau. Para ansor ini diberi kesempatan melatih diri
sesuai minat dan bakat untuk bisa berkarya di masa depan termasuk kehidupan
Namun begitu, para ansor ini wajib mentaati semua aturan yang
diberlakukan oleh Syekh Kadirun Yahya baik itu soal kedisiplinan beribadah
maupun soal perilaku. Para Ansor juga dilatih untuk berorganisasi, berpanitia,
mentaati aturan, mentaati pemimpin, dan lain sebagainya. Nilai-nilai ini sangat
melekat kuat di dalam diri para Ansor sehingga begitu mereka melanjutkan masa
Sahmual, 158
“Untuk Ansor ini sangat ditanamkan nilai-nilai untuk selalu taat pada peraturan
ya, jadi otomatis di kehidupan di luar pun apalagi terhadap peraturan-
peraturan yang ditetapkan pemerintah ya kita itu cenderung mudah menerima,
mudah beradaptasi dengan aturan-aturan baru yang ditetapkan, tanpa
komplain, tanpa ba bi bu.”
158
Sahmual Pasaribu, Loc. cit.
dan negara maka minimal mereka akan menjadi warga negara yang baik,
sebagaimana yang diajarkan oleh Syekh Kadirun Yahya. Dengan membina para
Ansor, Syekh Kadirun Yahya turut mencetak kader-kader bangsa yang berakhlak
diberi nama Panca Budi di bawah naungan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.
Setiap orang yang menuntut ilmu disini selalu beliau tekankan mengenai nilai-
nilai kehidupan sebagaimana pandangan hidup Syekh Kadirun Yahya sendiri. Hal
itu beliau tuangkan secara jelas di dalam Piagam Panca Budi yang beliau sah kan
sebagai salah satu pondasi dari Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya,
sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, dimana semua elemen yang terlibat
Panca Budi dimana telah dinyatakan dalam piagam tersebut "panca budi" yang
diatas bumi, pengatur dan pembimbing bagi orang banyak dengan nilai-nilai
Budaya perilaku yang mengacu pada isi dari Piagam Panca Budi ini sampai
lingkup yayasan ini terbawa saat mereka ada di luar yayasan dan ikut
atau yang biasa disingkat dengan BKK. Lembaga BKK dibangun karena
sehingga perlu koordinasi yang lebih kuat supa semua tertata dengan baik. Bapak
mengatakan, 160
“Dulu BKK itu belum ada. Nah, banyak laporan-laporan yang masuk ke Syekh
Kadirun Yahya, banyak laporan adanya masalah, dari murid-murid, dari
pemerintah juga. Akhirnya Syekh Kadirun Yahya berpikir harus ada suatu
wadah yang menangani ini. Jadi jika ada masalah di pemerintah, jika ada
masalah terkait jamaah, ada wadah yang bisa mengurusnya, seperti itu tujuan
159
Abdul Basir, Loc. cit.
160
Suhendro, Loc. cit.
Secara struktural, di bawah BKK ada BKS, yaitu Badan Kerja Sama
Surau-Surau. Dan di bawah BKS ada surau-surau. Dengan adanya BKK yang
“Kami sebarkan buku-buku yang ditulis oleh Syekh Kadirun Yahya, kami sebar
juga kaset-kaset rekaman saat beliau berfatwa, semua bermula pada perbaikan
internal dulu (di lingkup BKK), nanti BKS semua kan mencontoh. Tetap pokok-
pokok pemikiran Syekh Kadirun Yahya yang digunakan.”
Dengan kata lain BKK menjadi perpanjangan tangan dari Syekh Kadirun
banyak tempat.
diperlukan pemahaman yang lebih mendetail mengenai isi daripada Alquran dan
Hadis itu sendiri supaya aplikasinya menjadi sangat konkrit di semua sendi
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu Syekh Kadirun Yahya melihat diperlukan
“Ketika beliau mengatakan bahwa tarekat yang benar adalah tarekat yang
sesuai dengan Alquran dan Hadis, maka dari situ kita menjabarkan dan
161
ibid.
162
Gun Teguh Tajuddin, Loc. cit.
ceramah beliau pada tahun 1971 berikut menggambarkan apa yang dimaksudkan
dalam kaitan ini. Transkripsi ceramah beliau itu adalah sebagai berikut: 163
“Tanpa training center, tanpa latihan dan kursus yang baik engkau akan gagal
sebagai manusia dan akan melarat di dunia dan hancur di akhirat. Maka itu
kami akan berikan semua dasar-dasarnya: Pertama: Takwa kepada Tuhan,
Takwa kepada peraturan, Takwa kepada sila-sila kehidupan manusia yang baik.
Militan, jujur, gesit, energik, bertanggungjawab, pandai bergaul, takut membuat
kesalahan, cerdas, tangkas, terampil, berkemampuan, taat kepada Allah SWT.
Berlakulah jujur sepanjang masa. Yang kedua: Bertanggungjawablah akan
hidupmu. Yang ketiga: Belajarlah selalu dalam hidupmu. Yang keempat:
Takutlah engkau kepada membuat kesalahan apa saja. Yang kelima: Oleh
karena engkau takut membuat kesalahan, belajarlah supaya kesalahan itu
jangan diperbuat. Yang keenam: Tiap-tiap teguran dari atasan buatlah itu
menjadi bahan pelajaran yang engkau catat dalam bukumu yang engkau
bicarakan nanti dalam seminar sesamamu dalam diskusi sesamamu. Sadarilah
bahwa tiap-tiap kesalahan yang engkau perbuat bukan orang lain yang
bertanggungjawab, yang merugi, yang harus membayarnya kembali, tetapi
engkau sendiri. Oleh sebab itu janganlah engkau berani-berani memegang
sesuatu benda yang tidak engkau ketahui asal-usulnya yang tidak engkau
ketahui ilmu tekniknya. Jangan membuang waktu, jangan turutkan kemalasan
dan mengantuk.”
Dari ceramah di atas, yang beberapa kali menyebut kata takwa yang
maksudnya menurut Ustaz Bami adalah taat, sebenarnya juga tergambar dengan
bernegara sekalipun.
rutin, dan dalam mengatur semua hal yang berkaitan dengan pelatihan dibentuklah
163
Bami Abdul Madjid, Loc. cit.
jenis kelas pelatihan dengan fokus materi yang berbeda-beda antara lain:
f. Kelas Kepanitiaan
h. Dan lain-lainnya.
“…manusia itu perilakunya sebetulnya lahir daripada pola pikir, maka untuk
memperbaiki perilaku, harus dimulai dari mengubah pola pikir. Baik itu
perilaku secara personal maupun sosial, berbangsa dan bernegara. Jadi kalau
kita ingin mengubah suatu bangsa, maka yang harus diubah adalah cara
berpikir bangsa itu. Bahwa ditemukan sikap atau perilaku yang tidak sesuai
dengan ajaran agama di masyarakat kita, itu karena pola pikirnya. Dimana
mungkin ada kesalahpahamannya tentang apa itu Islam, apa itu agama,
seharusnya orang beragama itu berkontribusi pada kebaikan. Nah, ketika sikap
yang muncul itu justru kebalikannya, berarti ada sesuatu yang salah disitu,
pemahaman yang salah.”
Oleh karena itu menurut beliau memang seluruh materi yang ada di
Teguh, 165
“Terasa jelas. Kita udah melihat banyak contoh. Misal nih, surau-surau ini kan
sebagai laboratorium kita juga, dulu sebelum ada pelatihan, surau-surau ini
tidak sepi dari yang namanya konflik. Sering ada gesekan, panas, gunjing dan
seterusnya, tapi sekarang ini relatif damai. Jadi orang-orang sudah mulai
menyadari bahwa memaafkan itu lebih membebaskan, orang menyadari bahwa
bersyukur itu lebih menyenangkan, jarang mengeluh. Ada juga ni misalnya yang
merasakan saat ini rumah tangganya lebih bahagia karna dia sudah belajar
untuk tidak mudah marah, ketika dia berubah ternyata istrinya berubah dengan
164
Gun Teguh Tajuddin, Loc. cit.
165
ibid.
Yang mana jika dikupas lebih mendalam ketika seseorang itu mengikuti
pelatihan yang dibuat oleh Syekh Kadirun Yahya, pemahaman seseorang itu
berubah lebih baik baik, maka kehidupannya pun membaik, dan dia menjadi
seorang warga negara yang baik pula, berkontribusi untuk sebuah kehidupan
bernegara yang lebih baik, hal ini digambarkan dalam penjelasan Bapak Abdul
Basir, 166
Hal senada juga diperjelas lebih lanjut oleh Ustaz Gun Teguh, 167
166
Abdul Basir, Loc. cit.
167
Gun Teguh Tajuddin, Loc. cit.
Syekh Kadirun Yahya maka anggota tarekat akan lebih mudah memahami isi
B.7. Tulisan berupa buku, makalah, buletin, serta rekaman audio visual
banyak pemikiran-pemikiran beliau yang dituangkan dalam bentuk tulisan baik itu
buku, makalah, maupun dimuat dalam buletin yang terbit secara berkala di
lingkup Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya. Tulisan beliau ini disebar kepada
jamaah tarekat melalui BKK dan diterima oleh BKS untuk kemudian sampai
“Kami sebarkan buku-buku yang ditulis Syekh Kadirun Yahya, kami sebar juga
kaset-kaset rekaman saat beliau berfatwa.”
berkisar pada masalah bagaimana mengenal Allah secara efektif dengan metode
thariqatullah yang bertumpu pada penggunaan kalbu, sukma atau ruh. Seperti di
yang merupakan sila pertama dari lima sila Pancasila. Dalam pandangan beliau
168
Suhendro, Loc. cit.
merupakan unsur yang justru membuat nilai Pancasila menjadi sangat tinggi.
Di akhir buku itu beliau sesungguhnya menjelaskan antara lain apa yang
menjadi perhatian pokok keseharian beliau, yaitu ketika membuat konklusi, 170
Dengan konklusi ini sesungguhnya dapat dipastikan bahwa siapa pun jika
maksudnya ketika disimak dari 4 konklusi lainnya, antara lain adalah ketika beliau
mengatakan, 171
“Oleh sebab itu jelas jika agama mundur di Indonesia, penghayatan dan
pengamalan agama merosot atau kabur, maka Pancasila akan turut kabur,
moral Pancasila pun akan turut merosot pula.”
ceramah beliau yang lain. Dalam Piagam Panca Budi yang dikutip sebelumnya
169
Prof. Dr. H. Kadirun Yahya. T.t. Sinopsis Sistim Mendarahdagingkan Pancasila. Medan: Universitas
Pembangunan Panca Budi. hal.4.
170
ibid. hal. 16.
171
ibid.
lainnya, yang secara berutur-turut adalah kepada bangsa, negara, dunia dan
kehidupan sebagai individu dan sebagai warga negara sebenarnya tidak terlepas
dari pedoman perilaku yang diceritakan Ustaz Bami, yaitu bahwa beliau
mempunyai moto hidup yang selalu diwujudkan dalam keseharian beliau. Moto
itu diajarkan betul kepada segenap murid beliau di mana pun berada. Bahkan
Khalidiyah Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya. Moto itu adalah sebagai berikut:
mengatakan, 172
“Syekh Kadirun Yahya itu punya moto unik. Saya katakan unik karena tidak
pernah dimiliki oleh yang lain. Boleh jadi orang lain memilikinya. Tapi tidak
sama persis dengan yang dirumuskan oleh Syekh Kadirun Yahya. Moto ini
172
Bami Abdul Madjid, Loc. cit.
Moto Saidi Syekh Kadirun Yahya tersebut menjadikan diri beliau dapat
bekerja tanpa pamrih kecuali rida Allah semata dan bekerja secara giat dalam hal
apa pun, sedemikian sehingga Universitas dan Perguruan Panca Budi dapat
dibangun gilang gemilang. Di samping tanpa pamrih, dalam moto itu terkandung
niat yang luhur, suci, etos kerja, semangat, disiplin, dan tidak takut apa pun.
Dengan moto ini pula murid-murid beliau dapat menjadi warga negara yang baik
A. Kesimpulan
seluruh sendi-sendi kehidupan manusia, mengatur cara hidup secara total, baik itu
kehidupan manusia, Islam memiliki norma-norma yang khusus dan jelas tentang
sebuah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam sehingga tak ayal
Islam menjadi salah satu orientasi budaya politik yang cukup kuat mewarnai di
bernegara yang ideal dan harmonis. Semua ini tak lepas dari peran berbagai
gerakan organisasi Islam sejak jaman sebelum kemerdekaan Indonesia hingga saat
ini. Organisasi tarekat salah satunya, meski kiprah organisasi ini seolah tak
semasif seperti organisasi Islam lain sebagaimana kerap diberitakan oleh media,
Indonesia sejak abad IX cukup mewarnai perjalanan dinamika politik yang terus
berkembang. Pola ikatan antara guru dan murid di dalam sebuah organisasi tarekat
yang sangat kuat menjadikan seorang pemimpin tarekat atau biasa disebut
Indonesia dalam sejarahnya yang mana tarekat ini terpecah menjadi tiga
Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dimana hingga saat ini anggotanya mencapai
lebih dari satu juta orang yang tersebar di kawasan Indonesia, Malaysia, Bahkan
Amerika dan mempunyai total 660 surau sebagai tempat beraktivitas yang
tersebar di tiga kawasan ini. Hal tersebut menjadikan organisasi ini mempunyai
dengan berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam. Dan semua itu sejatinya bermula
prinsip hidup bernegara dalam Islam, dan tipologi pemikiran politik Islam
digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini untuk menjawab rumusan
masalah yang telah dijabarkan di bab awal penulisan. Dan setelah dilakukan
sosok Syekh Kadirun Yahya semasa hidupnya serta kerap berinteraksi langsung
dengan beliau, didukung beberapa sumber pustaka dan juga dokumentasi audio
visual maka dapat disimpulkan beberapa hal mengenai sosok Syekh Kadirun
Indonesia atas dasar rida Allah SWT semata. Keseluruhan ilmu dan
Allah dan rida-Nya. Semua hal yang mendekatkannya kepada Allah dan
Hadis, telah melekat kuat sebagai pegangan Syekh Kadirun Yahya dalam
manusia; (6) prinsip peradilan bebas; (7) prinsip perdamaian; (8) prinsip
jelas dari paparan para narasumber dan bukti yang ada hingga saat ini.
agama tidak mungkin tegak tanpa negara atau pemerintahan. Yang mana
dan negara merupakan suatu yang tak terelakkan, yang mengemban tugas,
pernah juga mendirikan partai politik sendiri. Namun itu semua bukan
karena beliau haus akan kekuasaan, atau berambisi untuk menjadi seorang
politikus yang berkuasa, melainkan agar beliau dapat lebih banyak berbuat
UUD 1945. Bagi Syekh Kadirun Yahya Islam merupakan agama jelas
memilih sistem mana yang terbaik dalam aplikasinya tidak selalu harus
aliran integratif modernis atau bisa juga disebut Islam moderat sesuai
(1) Dakwah secara lisan; (2) Pembinaan dzikir dan i’tikaf; (3) Program
sejatinya semua yang diajarkan oleh Syekh Kadirun Yahya adalah tentang
konkrit.
mengacu pada Alquran dan Hadis yang semua itu hanya berporos pada keridaan
arena politik tidak selalu tentang kekuasaan dan kepentingan. Ketika pemahaman
dasar kita berangkat dari hal tersebut, maka sudah pasti segala apa yang kita
lakukan pasti lebih baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Dimulai dari
perubahan kebaikan pada diri sendiri, kemudian perubahan pada keluarga sebagai
unit terkecil dalam masyarakat, yang mana perubahan kebaikan itu akan terus
menular ke skala yang lebih besar sehingga membentuk budaya politik akhlak
yang masif. Dengan begitu kita akan mampu mengabdi kepada negara tanpa
pamrih, kita akan mampu menciptakan tatanan hidup bernegara yang sesuai
depannya lebih banyak dikaji mengingat peran mereka yang cukup banyak di
sekali penelitian yang mengkaji hal tersebut. Karena selama ini dunia sufisme
dikenal tertutup pada urusan duniawi, padahal jika dikaji lebih lanjut sebagian dari
Ahmad, Zainal Abidin. 1977. Ilmu Politik Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Ali, Atabik dan Zuhdi Muhdlor. 2014. Kamus Kontemporer Arab Indonesia,
Cet. VII. Yogyakarta: Multi Karya Grafika
Al-Taftazani, Abu Wafa’ Al-Ghanimi, 2008. Tasawuf Islam: Telaah Historis dan
Perkembangannya. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Anselm, Strauss dan Juliet Corbin. 2010.Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anshori, M.Afif. 2003. Dzikir Demi Kedamaian Jiwa: Solusi Tasawuf Atas
Problem Manusia Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Muhammad. 2000. Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Azhary,Muh.Tahir. 2005. Negara Hukum: Suatu Studi tentang Prinsip-Prinsipnya
Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Periode Negara
Madinah dan Masa Kini. Jakarta: Kencana.
Badan Koordinasi Kesurauan. 2015.Profil Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah
Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya. Jakarta: BKK.
Basrowi,dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta
Bruenassen, Martin Van. 1992. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: Survei
Historis, Geografis, dan Sosiologis. Bandung: Mizan.
Danin, Sudarwan. 2002.Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi,
Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti
Pemula di Bidang Ilmu-Ilmu Soaial, Pendidikan, dan
Humaniora.Bandung: Pustaka Setia.
Hamid, Tijani Abdul Qadir. 2001. Pemikiran Politik dalam Al-Qur’an terj. Abdul
Hayyie al-Katani. Jakarta: Gema Insani Press.
Jurnal
Agus Riyadi. 2014. Tarekat Sebagai Organisasi Tasawuf: Melacak Peran Tarekat
Dalam Perkembangan Dakwah Islamiyah. DalamJurnal at-
Taqaddum.Vol. 6. Nomor 2. November 2014.Semarang: UPMA IAIN
Walisongo.
Putra, Andi Eka. 2012. Tasawuf dan Perubahan Sosial-Politik: Suatu Pengantar
Awal. DalamJurnal TAPIs. Vol.8. No.1. 2012.Lampung: Fak.
Ushuluddin IAIN Raden Intan.
Zawawi, Abdullah. 2015. Politik Dalam Perspektif Islam. dalam Jurnal Ummul
Quro. Vol V. No 1. Maret 2015. Lamongan: INSUD.
Situs Internet
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TRANSKRIP WAWANCARA
TRANSKRIP WAWANCARA I
(Tanpa training center, tanpa latihan dan kursus yang baik engkau akan
gagal sebagai manusia dan akan melarat di dunia dan hancur diakhirat.
Maka itu kami akan berikan semua dasar-dasarnya:
Pertama:Taqwa kepada Tuhan, Taqwa kepada peraturan, Taqwa kepada
sila-sila kehidupan manusia yang baik. Militan, jujur, gesit, energik,
bertanggungjawab, pandai bergaul, takut membuat kesalahan, cerdas,
tangkas, terampil, berkemampuan, taat kepada Allah SWT. Berlakulah
jujur sepanjang masa.
Yang kedua:Bertanggungjawablah akan hidupmu.
Yang ketiga:Belajarlah selalu dalam hidupmu.
Yang keempat: Takutlah engkau kepada membuat kesalahan apa saja.
Yang kelima: Oleh karena engkau takut membuat kesalahan, belajarlah
supaya kesalahan itu jangan diperbuat.
Nomor enam: Tiap-tiap teguran dari atasan buatlah itu menjadi bahan
pelajaran yang engkau catat dalam bukumu yang engkau bicarakan nanti
dalam seminar sesamamu dalam diskusi sesamamu. Sadarilah bahwa
tiap-tiap kesalahan yang engkau perbuat bukan orang lain yang
bertanggungjawab, yang merugi, yang harus membayarnya kembali,
tetapi engkau sendiri. Oleh sebab itu janganlah engkau berani-berani
Kata takwa di dalam pidato itu, yang dimaksud adalah patuh, taat.
Meskipun perhatian Syekh Kadirun hanya pada pembangunan manusia
seutuhnya, dalam praktik kesehariannya beliau sering terlibat dalam
perjuangan mempertahankan NKRI dari makar-makar PKI. Dari para
senior saya pernah mendengar bahwa beliau bersama gurunya Syekh
Muhammad Hasyim Buayan yang juga seorang pendekar silat pernah
bergabung dalam gerakan mengatasi pemberontakan PKI di Madiun tahun
1948. Bahkan juga pernah membantu pemerintah Malaysia dalam
mengatasi makar-makar sekelompok pemberontak. Kalau tidak salah
kelompok pemberontak ini adalah kelompok komunis juga. Beliau sangat
concern pada keamanan dan kesematan negara.
Atau poin keadilan, setahu saya Syekh Kadirun Yahya itu benar-benar adil
dan mengedepankan keadilan. Reward and punishment selalu beliau
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Benar dan salah adalah pedoman
beliau. Murid-murid beliau yang berprestasi diberi penghargaan dan
murid-murid beliau yang melakukan pelanggaran diberi sanksi yang
sifatnya mendidik. Beliau menempatkan diri beliau setara dengan yang lain-
lain. Ketika beliau harus berjumpa dengan seorang menteri di sebuah hotel,
beliau ikut antri dengan tamu-tamu lain yang juga mau bertemu dengan
menteri itu.
Beliau dari awal sangat peduli terhadap nasib umat Islam. Bukan hanya
aspek ibadah. Aspek pendidikan, kesehatan dan ekonomi pun, beliau peduli.
Beliau membuka pendidikan gratis untuk umat Islam yang tidak mampu.
Panca Budi ini, mahasiswanya sampai tahun 1997-an pada umumnya gratis
atau setidak-tidaknya biayanya sangat rendah. Beliau juga membuka
pengobatan gratis bagi para korban narkotika. Di samping itu, beliau
secara rutin mengirimkan bantuan ke berbagai panti asuhan dan anak
yatim. Ini kan salah satu bukti bahwa beliau menjunjung prinsip pengakuan
dan perlinduangan HAM.
Terkait prinsip peradilan bebas, ini salah satu kutipan fatwa Syekh Kadirun
Yahya dalam pidato beliau tahun 1971: “Yang kelima: Oleh karena engkau
takut membuat kesalahan, belajarlah supaya kesalahan itu jangan
diperbuat. Nomor enam: Tiap-tiap teguran dari atasan buatlah itu menjadi
bahan pelajaran yang engkau catat dalam bukumu yang engkau bicarakan
nanti dalam seminar sesamamu dalam diskusi sesamamu. Sadarilah bahwa
tiap-tiap kesalahan yang engkau perbuat bukan orang lain yang
bertanggungjawab, yang merugi, yang harus membayarnya kembali, tetapi
engkau sendiri.” Yang mana berarti Seandainya ada di antara murid-murid
beliau yang berbuat salah dan harus berhadapan dengan hukum;
katakanlah, sampai diajukan ke meja hidu atau pengadilan, maka beliau
Well, ajaran tarekat membuat orang menjadi baik, menjadi berhati baik,
menjadi memiliki sifat-sifat yang baik, memiliki cara berpikir yang baik.
Amanah, bermusyawarah, itu adalah sifat yang baik. Demikian juga damai
dan sejahtera adalah sesuatu yang baik. Dan itu hanya bisa dicapai jika
hati manusia baik, dan inilah yang diajarkan dalam tarekat.
Di dalam tarekat juga diajarkan apa yang disebut dengan Islam Kafah.
Pengamalan Islam Kafah juga bertumpu pada hati yang baik, jiwa yang
baik, yang dilatih dengan metode tarekat. Orang Muslim yang ber-Islam
Kafah insya Allah antara lain yang perilakunya kira-kira sejalan dengan
prinsip-prinsip yang disebutkan tadi. Dia amanah. Dia suka
bermusyawarah. Dia adil. Dan seterusnya.
Karena itu, jika orang tarekat diberi tanggung jawab maka sudah barang
tentu insya Allah akan amanah. Dan jika dia menjadi pemimpin, seyogianya
ia bersikap adil, tidak diskriminatif, memperjuangkan keadilan,
memperjuangkan kesejahteraan, memperjuangkan perdamaian. Dan jika
menjadi rakyat, dia akan menjadi rakyat yang baik, yang taat pemimpin,
dan seterusnya.
Ada. Sangat. Dalam hidupnya Syekh Kadirun selalu menganut prinsip taat
kepada pemimpin. Kepada keluarga dan juga kepada murid-muridnya,
Syekh Kadirun selalu mengajarkan hal itu. Taat kepada pemimpin. Bahkan
dalam berbagai foum, beliau selalu berpesan agar patuh kepada pemimpin
dan mentaati undang-undang yang berlaku dalam hal apa pun, dan
menyesuaikan diri dengan adat-istiadat setempat. Dalam hal penentuan
tanggal Hari Raya Idul Fitri sekalipun, misalnya, beliau selalu berpatokan
kepada yang ditetapkan pemerintah yang diwakili oleh MUI. Bahkan dalam
Selain itu beliau, karena memang mengikuti Alquran dan Hadis, beliau juga
selalu memastikan bahwa jika ada sebuah komunitas, maka wajib ada
pemimpinnya, karena Nabi saw.bersabda bahwa jika ada 3 orang
melakukan perjalanan maka angkatlah pemimpin. Kalau dalam hal
perjalanan saja perlu ada pemimpin, bagaimana dengan hal-hal yang
berkenaan dengan jumlah manusia yang lebih banyak lagi. Masyarakat.
Apalagi bangsa. Wajib ada pemimpin. Pemimpin adalah mutlak. Mengurus
orang banyak harus ada sistemnya da nada pemimpinnya. Karena itu,
beliau pun dalam tarekat ini mendirikan Badan Koordinasi Kesurauan atau
BKK. Itu jumlah tempat-tempat wirid atau surau-surau sudah banyak.
Jemaah tarekat sudah banyak. Supaya teratur maka harus dipimpin.
Demikian dalam bernegara. Beliau selalu memulai dari diri beliau sendiri.
Beliau sebagaimana saya ceritakan tadi, ikut membantu mengatasi
pemberontakan PKI di Madiun. Juga pernah mengatasi melwtusnya Gunung
Galunggung beberapa waktu yang silam. Semua itu wujud konkret ketaatan
beliau kepada pemimpin dan kecintaan beliau kepada bangsa dan negara.
Dalam kegiatan-kegiatan ini beliau juga melibatkan murid-murid beliau.
Dulu ada namanya Pak Jono, tentara, yang membantu beliau dalam
mengatasi meletusnya Galunggung.
Intinya, salah satu gerakan dan perjuanga beliau adalah memang amar
ma’ruf nahi munkar. Salah satu fenomenanya adalah yang saya ceritakan
tadi: membantu pemerintah Malaysia dalam mengatasi sekelompok komunis
yang melakukan makar dan sulit ditemukan di hutan belantara. Bahkan saya
pernah mendengar dari seorang senior, beliau juga membantu keberhasilan
dalam memerdekakan Irian Jaya dari cengkeraman Belanda yang kejam.
Tentu saja beliau membantu dengan cara beliau. Kalau tidak salah, ada
kapal perang penjajah yang dibuat tenggelam dengan cara-cara tertentu.
Allahu a’lam.
Pertama sekali, dan memang itu yang selalu dilakukan beliau, adalah
berdoa dan berdoa. Beliau selalu berdoa untuk keselamatan dan keamanan
negara dan bangsa Indonesia. Beliau selalu berdoa agar bangsa ini diridai
Jika ada permasalahan, apa pun namanya, sebagaimana yang selalu beliau
lakukan sendiri dan yang selalu beliau ajarkan kepada murid-murid beliau,
maka selalu melibatkan Allah atau selalu beserta dengan nama Allah.
Dalam cermah-ceramah beliau beliau berkali-kali mengatakan kurang-
lebih, “Beserta dengan Yang Maha Menang pasti menang.” atau “Beserta
dengan Maha Sukses pasti sukses.” Dan seterusnya dan seterusnya. Beliau
terlalu sering mengutip ayat Alquran dalam Surah Al-Maidah ayat ke-56,
yang artinya “Allah, Rasul, dan orang-orang yang beriman pasti menang.”
Atas dasar ini, maka masalah apa pun akan bisa diatasi dengan baik dan
berhasil. Tapi tentu saja undang-undang kehidupan harus dijalankan. Itulah
yang dijelaskan beliau pada tahun 1971 itu.
Dari pidato beliau tahun 1971 tadi sebenarnya sudah sangat jelas.
Kewajiban kita sebagai warga negara adalah patuh dan patuh. Patuh
kepada pemimpin. Patuh kepada peraturan atau undang-undang. Kalau ada
hal-hal yang belum pasti, yang kita sendiri tidak tahu asal-usulnya, tidak
tahu akar masalahnya, kita harus diam, tidak ikut-ikutan, tidak ikut menilai,
tidak ikut komen, tidak ikut melibatkan diri. Saya pernah mendengar salah
satu fatwa beliau agar kita pandai-pandai membawa diri. Di mana bumi
dipijak, di situ langit dijunjung. Di mana pun kita berada, maka kita wajib
menyesuaikan diri dengan adat-istiadat setempat. Kita harus respek kepada
siapa pun, apalagi atasan kita, pemimpin kita. Kita wajib rajin atau giat
bahkan proaktif dalam berbuat baik dan mengambil bagian dalam berbuat
baik, berbuat baik untuk orang banyak, untuk masyarakat, untuk bangsa dan
negara.Kita wajib selalu berkarya dan berkarya. Lebih dari itu, kita wajib
bekerja sesuai dengan keahlian kita. Kalau bukan ahlinya, kita lagi-lagi
jangan ikut-ikutan. Bisa merusak nanti.
Selain itu semua, menjadi apa pun kita, sebagai apa pun kita, profesi apa
pun yang kita geluti, beliau menyebutkan 5 prinsip yang wajib kita jadikan
sebagai pegangan hidup, yaitu:
1. Devotion or worship to God, pengabdian kepada Allah SWT
2. Devotion or worship to the Nation, pengabdian kepada
Bangsa
3. Devotion or worship to the Country, pengabdian kepada
Negara
4. Devotion or worship to the World, pengabdian kepada
Dunia
5. Devotion or worship to Mankind and Humanity, pengabdian
kepada Manusia dan Perikemanusiaan.
Jadi, menurut beliau, hidup ini sebenarnya pengabdian, termasuk
pengabdian kepada bangsa dan negara.
Informan : Suhendro
Status : Kepala Bidang Umum BKK
Tanggal : Rabu, 2 Agustus 2017
Waktu : 14.00 – 15.00
Dulu BKK itu belum ada. Nah, banyak laporan-laporan yang masuk ke
Syekh Kadirun Yahya, banyak laporan adanya masalah, dari murid-murid,
dari pemerintah juga. Akhirnya Syekh Kadirun Yahya berpikir harus ada
suatu wadah yang menangani ini. Jadi jika ada masalah di pemerintah, jika
ada masalah terkait jamaah, ada wadah yang bisa mengurusnya, seperti itu
tujuan awalnya. Termasuk dalam mengurus tempat berdzikir, supaya
terstruktur semua laporannya.
Dulu Syekh Kadirun Yahya pernah menjabat sebagai anggota MPR RI,
disitu pernah beliau berbulat tekad untuk mendukung Golkar, namun tidak
pernah memaksakan muridnya untuk mendukung Golkar. Pernah juga
beliau membuat partai yang dinamakan Partai Cinta Damai yang tujuannya
untuk mempersatukan jamaahnya. Karna pada saat itu sedang gejolak
reformasi, sehingga beliau berpikir mau kemana arah jamaahku nanti.
Akhrnya beliau buat Partai Cinta Damai itu sebagai wadahnya supaya
tidak pencar-pencar. Itu pun tidak ada pemaksaan apakah harus ikut atau
tidak.
6 Kalau untuk budaya perilaku di lingkungan kerja BKK ini seperti apa
yang dibangun?
Yang berangkat dari ajaran beliau tentunya. Ada namanya Budaya 7 Nilai
kita. Itulah isinya semua.
8 Setegas itukah?
Iya tegas, namun bukan tegas sambil marah, tapi tegas dengan tetap kasih
sayang.
9 BKK ini kan membawahi seluruh BKS yang ada di Indonesia dan luar
negeri, pernahkah BKK membuat program yang mendukung program
pemerintah? Misalnya apa?
Ya. Bantuan sosial kepada orang yang tidak mampu yang diberi nama
PORTER.
Iya. Sejak dulu program-program ini sudah ada. Hanya saja namanya aja
yang berbeda. Dulu beliau rutin memberikan bantuan kepada yang
membutuhkan, menggalakkan penghematan energi, penghijauan, dan lain-
lain, termasuk mendirikan panti asuhan di beberapa daerah.
Kami sebarkan buku-buku yang ditulis Syekh Kadirun Yahya, kami sebar
juga kaset-kaset rekaman saat beliau berfatwa, seperti sekarang dibawah
kepemimpinan yang dilanjutkan oleh anak beliau semua ajaran Syekh
Kadirun Yahya dikemas secara berbeda, bermula dari perbaikan internal
dulu. Dibenahi yang masih kurang baik, nanti BKS semua akan mencontoh,
jadi tidak lagi ceramah ke daerah-daerah seperti jaman Syekh Kadirun
Yahya dulu. Yang sekarang lebih ke dakwah perbuatan. Tapi kembali lagi
tetap pokok-pokok pemikiran Syekh Kadirun Yahyalah yang digunakan.
Politik praktisnya misalnya ni, dulu kan waktu zaman reformasi, kan dibuka
kran demokrasi seluas-luasnya disitulah muncul pemikiran jamaah kita ini
mau kemana, mendukung siapa, partai apa. Pada masa sebelumnya jamaah
kita memang termasuk yang mendukung Partai Golkar, tetapi seiring
berkembangnya dinamika politik, dimana krisis moneter pada tahun 1997
disusul tahun 1998 ternyata Golkar tidak mampu menjawab tantangan
zaman. Golkar pada waktu itu dinilai tidak berpihak lagi pada rakyat.
Terbukti hutang menumpuk, rakyat semakin terjepit, sementara politik
dinasti Golkar itu sangat kental. Akhirnya ketika badai muncul, badai krisis,
krisis politik, krisis ekonomi, akhirnya krisis kepercayaan, dan disitu Golkar
tidak mampu menjawab, pecahlah demo besar-besaran, terbukalah kran
demokrasi. Disitu jamaah kita bertanya, “Kemana kita ini?”. Diusulkanlah
agar kita membuat wadah sendiri supaya jamaah kita tidak terpecah-pecah.
Maka digagaslah oleh para senior-senior tarekat pada waktu itu untuk
membentuk partai sendiri dan Syekh Kadirun Yahya juga setuju disitu.
Maka berdirilah Partai Cinta Damai, kita pun memenuhi syarat untuk
mengikuti pemilu, dapet nomor urut 40. Dan kita dapat kursi di beberapa
tingkat provinsi saja, di pusat kita nggak dapat. Saat itu juga sempat diberi
kesempatan oleh pemerintah untuk menggabungkan suara dengan partai
lain, namun ternyata di tingkatan pengurus kita tidak begitu menguasai
tentang tatanan politik di Indonesia, jamaah-jamaah kita ini masih lebih
banyak ngurusin amalan dzikrullah itu sendiri, jadi sulit untuk fokus. Dan
waktu itu saya tanya sama anaknya Syekh Kadirun Yahya yang merupakan
ketua dari Partai Cinta Damai, kira-kira kayak ginilah:
“Bang, cemana partai kita ini mau kita lanjutin atau tidak?” Dijawab
beliau, “Nantilah kita liat perkembangan ke depannya. Karena pun kader-
kader kita ini macamnya belum siap.”
“Terus cemana nanti kalau partai kita ditutup?”
“Yaudah nggak apa-apa.”
Gitulah kira-kira ya. Akhirnya ya memang betul-betul ditutup tidak
dilanjutkan lagi.
2 Jadi apakah Syekh Kadirun Yahya itu pro dengan pemerintah ataukah
Jelas beliau pro terhadap pemerintah ya. Beliau juga sangat pro dengan
pembangunan ya. Sampai kalau dulu itu istilahnya “kita untuk Golkar”.
Kenapa gitu? Karena memang pada waktu itu pembangunan itu begitu
jelas. Namun memang setelah pecahnya reformasi Syekh Kadirun Yahya
pun sudah mengurangi dukungan buktinya dengan mendirikan partai
sendiri.
3 Apakah Piagam Panca Budi itu juga merupakan hasil pemikiran Syekh
Kadirun Yahya?
Sering ya. Bahkan dulu Syekh Kadirun Yahya itu membuat seminar
mengenai Mendarahdagingkan Pancasila dimana secara spesifik beliau
membahas mengenai sila ketuhanan dimana apabila kita bertuhan dengan
benar maka kita dapat berkontribusi terhadap negara dengan baik. Karena
semua ajaran agama pasti kan menyuruh umatnya berbuat kebaikan. Nah
dalam semangat berbuat kebaikan itu seharusnya masyarakat Indonesia
mampu membuat negara ini aman, makmur. Materi-materi seminar itu
biasanya dibukukan.
Iya benar. Walaupun MA ini diprakarsai oleh Mursyid yang memimpin saat
ini tetapi seluruh materi berangkat dari ajaran-ajaran Syekh Kadirun
Yahya, hanya saja dikemas lebih terstruktur. Ketika beliau mengatakan
bahwa tarekat yang benar adalah tarekat yang sesuai dengan Alquran dan
Hadis dan tarekat yang tidak sesuai dengan Alquran dan Hadis maka salah
lah itu. Maka dari situ kita menjabarkan dan memahami kembali lalu
mengaplikasikan Alquran dan Hadis dalam kehidupan sehari-hari secara
konkrit dan aplikatif. Maka dari itu kan perlu adanya pelatihan ini,
sehingga bisa sama-sama memahami.
Ya. Bahwa menjadi muslim itu adalah menjadi bermanfaat. Bermanfaat itu
artinya banyak menebar kebaikan. Jadi kalau semua masyarakat muslim di
Indonesia semangat untuk mewujudkan kebaikan bisa kita bayangkan
negara kita macem mana. Dimana pembahasan yang lebih konkrit dari
semua itu dikemas dalam beberapa judul materi yang terbagi dalam
beberapa kelas. Seperti misalnya kelas rumah tangga, kelas mengganti
kepala, tarekat dalam Islam, bisnis islami, dan lainnya. Itu semua tentu
punya kontribusi besar dalam perwujudan hidup bernegara yang baik.
Jadi goal pelatihan Asy-Syakirin itu alumni itu bisa memahami cara
berpikir yang benar sehingga output sikapnya juga benar. Sikap yang benar
itulah sebenarnya yang melahirkan kebahagiaan. Kan ada tu ungkapan
kalau orang bahagia itu akan membangun segalanya. Jadi ketika
masyarakat Indonesia semuanya bersyukur, berbahagia, kita akan lihat
niscaya pembangunan itu akan muncul dimana-mana.
Terasa jelas. Kita udah melihat banyak contoh. Misal nih, surau-surau ini
kan sebagai laboratorium, dulu sebelum ada pelatihan, surau-surau ini
tidak sepi dari yang namanya konflik. Sering ada gesekan, panas, gunjing
dan seterusnya, tapi sekarang ini relatif damai. Jadi orang-orang sudah
mulai menyadari bahwa memaafkan itu lebih membebaskan, orang
menyadari bahwa bersyukur itu lebih menyenangkan, jarang mengeluh.
Jadi terasa sekali ya perubahannya, ini kami dapat dari testimoni orang-
orang yang sudah mengikuti pelatihan. Tentu perubahan itu dengan skala
nya masing-masing. Ada yang perubahannya itu langgeng, atau malah ada
yang bertahan cuma satu bulan, tetapi intinya semua yang mengikuti
pelatihan itu semuanya berubah sedikit banyak. Bahwa ternyata dia itu
berubahnya hanya sebentar itu karena ada faktor-faktor yang lain.
Bayangkan saja, mindset, paradigma, nilai-nilai yang ditanamkan puluhan
tahun apa bisa diubah hanya dengan enam atau tiga hari di pelatihan saja?
Tetap perlu waktu juga kan. Jadi proses perubahan itu berjalan terus.
Nah, jadi pola pembelajaran di pelatihan kita ini memakai pola namanya
Master Mind, ngobrol Master Mind, umumnya disini kita sebut Coffee
Morning. Jadi kita menempatkan diri kita setara dengan peserta, yang
sama-sama punya semangat menggali kebenaran serta punya semangat
membuka pikiran. Jadi si fasilitator menganggap peserta itu saudara
dimana kadang-kadang fasilitator juga perlu masukan dari saudaranya.
Bukan guru yang serba tau, atau bukan pelatih yang sudah terlatih, jadi
memposisikan dirinya itu sama dengan peserta.
Ya, jadi seluruh ajaran beliau ini memang diformulasikan sedemikian rupa,
sehingga membentuk materi-materi di pelatihan ini, sehingga orang-orang
dapat dengan mudah melaksanakan ajaran-ajaran maupun pemikiran
beliau secara konkrit dan aplikatif. Syekh Kadirun Yahya juga sering
berfatwa, “Tanpa training centre, kau akan gagal menjadi manusia!”
disebutkan juga di dalam fatwa beliau itu jujur, militan enerjik,
bertanggung jawab terhadap diri sendiri, itu semua tentang akhlak mulia.
Jadi sosok muslim yang ingin diwujudkan beliau itu yang seperti itu tadi
yang mana akan berdampak besar terhadap kontribusi kita kepada negara.
Karena dengan memahami Islam secara benar, secara kaffah, seorang
muslim itu akan paham bahwa dia harus ikut berkontribusi terhadap
berlangsungkan kehidupan bernegara, saling mendamaikan, menebar
wujud konkrit kebaikan. Semua ini wajib dilakukan oleh orang tarekat.
Karena di dalam pemahaman orang tarekat bahwa hablumminallah itu
berbanding lurus dengan hablumminannas. Jadi kalau hubungan kita
dengan Allah itu baik, maka hubugan kita dengan manusia juga pasti baik.
Ini semua dikatakan oleh para syekh-syekh tarekat. Tasawuf itu adalah
bergaul dengan Allah secara benar, dan bergaul dengan manusia secara
baik.
Tidak benarlah itu. Bahkan menurut sejarah justru orang-orang tarekat itu
paling semangat untuk berkontribusi dalam memajukan negaranya masing-
masing.
Apa saja. Apa saja yang ada di lingkungan TN ini semuanya dikerjakan
oleh anak-anak surau. Jadi sambil dibina dzikirnya, sambil ada tempat buat
mereka melatih diri untuk bisa berkarya. Mereka diberi keterampilan
misalnya di bidang pertukangan, bangunan-bangunan disini dulu ya anak
surau ikut juga membangunnya semua. Ada juga yang dilatih jadi driver,
ada juga yang dikasih kerjaan administratif perkantoran, ada peternakan
juga dulu. Yang semuanya nanti berguna di kehidupan mereka selanjutnya.
Kalau dulu tidak ada batasan waktu ya. Bahkan sampai ada yang puluhan
tahun menjadi anshor. Sampai udah nenek-nenek.
5 Kalau sekarang?
Sekarang ini batasannya gak ada juga, tapi kalau sekarang yang ada
batasan minimal lamanya menjadi anshor yaitu 3 tahun. Nah kapan
selesainya mereka menjadi Anshor itu ya sesuai kepentingan dia. Karena
misalnya sekarang ini ada ketentuan kalau Anshor ini udah 2 tahun jadi
anak surau, dia dikasih beasiswa untuk kuliah secara gratis dengan
beberapa syarat dan ketentuan. Nah biasanya setelah mereka tamat kuliah
itu sebagian ada yang keluar karena mau berkarya diluar, atau ada yang
Iya, itu belum selesai. Masih ada lagi, kayak hari Minggu pagi itu Anshor
ada senam sama-sama dilanjutkan sama namanya Kelas Minggu. Ini
kegiatannya di kelas, menyampaikan materi-materi khususnya menanamkan
nilai-nilai akhlakul karimah.
Iya wajib semua Anshor mengikuti. Mereka dibagi 4 shift kelasnya, per shift
2 jam durasinya.
Ya ada, selepas Kelas Minggu kita sediakan program untuk mengasah basic
keterampilan mereka. Untuk laki-laki kita adakan kelas mengemudi
13 Adakah peraturan yang jelas untuk Ansor? Dan seperti apa jika ada
pelanggaran?
Saya kasih contoh paling dekat lah. Kayak saya ini kan, saya ini kan Anshor
juga dulunya. Nah banyak sekali saya rasakan manfaatnya di kehidupan
saya dengan pernah menjadi Anshor. Apa yang saya dapatkan selama saya
menjadi Anshor itu sangat banyak manfaatnya bagi keterampilan sosial
saya di masyarakat. Seluruh ajaran-ajaran Syekh Kadirun Yahya saya
terapkan di kehidupan saya, dan terasa sekali perbedaannya.
16 Jika terkait dengan kehidupan kita dalam bernegara ini seperti apa
perbedaannya seseorang yang pernah merasakan pembinaan di
program Ansor?
Jelas berbeda ya. Untuk Anshor ini sangat ditanamkan nilai-nilai untuk
selalu taat pada peraturan ya, jadi otomatis di kehidupan di luar pun
apalagi terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah ya kita
itu cenderung mudah menerima, mudah beradaptasi dengan aturan-aturan
baru yang ditetapkan, tanpa komplain, tanpa ba bi bu.
Yang saya tahu, bahwasanya Syekh Kadirun Yahya itu sangat mendukung
pemerintah. Terlihat dari banyaknya keterlibatan beliau di kepemerintahan
ya.
Pasti. Beliau selalu menekankan bahwa murid tarekat ini harus mutlak turut
dan patuh pada peraturan yang ditetapkan oleh negara, tidak boleh ada
yang bertentangan.
Dulu awal mulanya pernah saya diajak berdiskusi oleh anak dari Syekh
Kadirun Yahya, Bapak Iskandar Zulkarnain (Alm) kalau ada rencana untuk
membentuk partai. Namun memang saya saat itu tidak terlibat secara
struktural ya. Hanya salah satu aktivis saja.
Yang saya lihat pada saat itu pimpinan menginginkan tarekat ini selain
tersebar di seluruh Indonesia, dikenal di Indonesia, tarekat ini juga
mempunyai wadah untuk menyalurkan aspirasi di lingkup politik. Jadi
memang beliau itu sempat memiliki visi politik pada saat itu. Dimana
supaya sama-sama saling menguntungkan, untuk partai politik
menguntungkan, dari sisi tarekat juga menguntungkan. Tarekat ini pun bisa
dikenal orang dan supaya terlindungi gitu. Karena dulu pada era 80-an
Tarekat Naqsyabandiyah pimpinan Syekh Kadirun Yahya ini kerap dicap
dalam tanda kutip aliran yang sesat oleh pemerintah. Salah satu usaha
Syekh Kadirun Yahya pada waktu itu adalah dengan masuk di jajaran
Partai Golkar dimana disitu beliau dapat turut serta dalam mewujudkan
pembangunan bangsa dan sisi lain dalam rangka melindungi tarekat juga,
jadi bukan karena ingin mendapatkan kekuasaan politik melainkan supaya
tarekat kita ini jangan dituduh macam-macam dan terhindar dari orang-
orang yang tidak menyukainya maka harus dekat dengan pemerintah.
Supaya kalau ada apa-apa juga sama tarekat ini secara lobi-lobi politik
lebih gampang. Gitulah dia kira-kira.
Pasti. Syekh Kadirun Yahya itu selalu dan berusaha untuk sejalan dengan
pemerintah, beliau tidak pernah bersikap selayaknya oposisi pemerintah,
bahkan sangat mendukung pemerintah sambil meminta agar tarekat ini
dilindungi keberadaannya. Maka tadi itu saya bilang ada hubungan
mutualisme disini. Apakah Syekh Kadirun Yahya haus kekuasaan? Tidak
Syekh Kadirun Yahya itu pintar ya, jadi ketika rezim Soeharto jatuh Syekh
Kadirun Yahya itu sudah memberi saran-saran pada Soeharto bagaimana
menjadi pemimpin yang baik segala macam. Banyak nasehat-nasehat Syekh
Kadirun Yahya pada Soehato. Tapi kan Soeharto nya tetap bersikeras, ya
Syekh Kadirun Yahya mana bisa bilang apa-apa lagi. Intinya Syekh Kadirun
Yahya waktu itu kan sudah mengingatkan, hingga pada akhirnya rezim
Soeharto benar-benar runtuh disitu Ayah ambil langkah bagaimana supaya
tarekat ini tetap terlindungi, karena kan salah satu tujuan keberadaan Syekh
Kadirun Yahya di kursi politik itu tadi, maka di masa transisi itu Ayah
mendirikan partai politik sendiri untuk menyatukan jamaahnya yang pada
saat itu bingung mau mengarah kemana. Bukan untuk tenar di panggung
politik sekali lagi saya tekankan. Supaya orang tau bahwa tarekat ini masih
dalam koridor, tidak sesat, tidak melenceng. Karena cukup sulit mengubah
paradigma orang-orang yang banyak menganggap bahwa tarekat ini sesat.
Pertama, Pancasila. Itu sudah pasti ya, bahkan beliau pernah menulis buku
yang judulnya Mendarahdagingkan Pancasila, jadi di buku itu beliau sangat
menekankan agar kita benar-benar teguh dalam mengamalkan butir-butir
pancasila, terutama sila pertama, karena itu merupakan kunci. Dimana
apabila sila pertama itu sudah mendarah daging di jiwa kita akan mudah
mengamalkan sila-sila berikutnya. Kedua, soal NKRI. Secara statement
khusus seingat saya tidak ada beliau pernah berfatwa, namun secara faktual
murid Syekh Kadirun Yahya ini kan dari Sabang sampai Merauke, bahkan
ada dari luar negeri juga. Jadi secara faktual murid-murid Syekh Kadirun
Yahya ini ya merupakan cerminan dari Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri,
kami bersaudara dekat dengan murid Syekh Kadirun Yahya dari daerah
manapun. Tidak pernah ada diskriminasi etnik, suku, atau budaya, semua
ada disini dan kami bersatu. Kemudian keempat itu Undang-Undang,
buktinya ketika saya katakan tadi bahwa Syekh Kadirun Yahya itu sangat
mendukung pemerintah, artinya Syekh Kadirun Yahya pun mendukung
6 Seperti apa hubungan ajaran tarekat Syekh Kadirun Yahya ini dengan
pengaplikasiannya di dalam kehidupan bernegara?
Ya disini Syekh Kadirun Yahya menekankan bahwa kita harus taat pada
pemimpin yang sedang berkuasa. Pada masa itu kan Golkar berkuasa, ya
Syekh Kadirun Yahya ikut Golkar, kami pun para muridnya akhirnya ikut
Golkar. Di kepemimpinan tarekat berikutnya setelah Syekh Kadirun Yahya
meninggal ya budaya itu tetap dilakukan, siapapun pemerintah yang
menjabat ya kita dukung, tidak pernah ada upaya untuk menjadi oposisi,
kita ikuti saja aturan yang ada, kita patuhi.
Saya rasa cukup mewarnai ya. Mewarnai kehidupan berbangsa itu. Dan
seharusnya bisa ya ikut mewarnai, ikut mewujudkan tatanan kehidupan
bernegara yang baik tadi. Sekarang katakanlah kalau ada pemimpin,
misalkan walikota, anggota dewan, rektor, dekan atau apapunlah, dan dia
orang tarekat, dia telah mendapatkan ajaran tarekat. Seharusnya dia bisa
mewarnai akhlak di sekitarnya, seharusnya begitu. Karena ajaran tarekat
ini kan ajaran yang sangat mengutamakan akhlakul karimah. Jadi
dimanapun orang tarekat itu seharusnya dia bisa mewarnai kehidupan di
sekitarnya, dia juga harus menjadi rahmatan lil ‘alamin kalau mau pakai
istilah yang lebi tinggi, tapi saya pakai istilah mewarnai. Jadi kalau dia jadi
pemimpin, jadi pemimpin yang mewarnai, kalau jadi pedagang ya pedagang
yang mewarnai. Tentu akan beda seorang pedagang yang benar-bear
melaksanakan ajaran tarekat dengan pedagang yang tidak, pegawai pun
jadi pegawai yang sanun, loyal, jujur, pemimpin pun gitu.
Yang saya ketahui dulu beliau memang orang Golkar, dan mendukung Orde
Baru sebagai pemerintah yang sah.
3 Apakah ada korelasi amalan tarekat ini dengan cara berperilaku atau
tindak-tanduk jamaah di dalam kehidupan bernegara ini?
Tentu ada perubahannya dengan orang ini mengamalkan tarekat ya. Misal
dalam kesabaran, berubah itu walaupun belum mencapai sempurna.
Sedikit banyak pasti adalah. Karena kan semua kegiatan disini memang
kesana arahnya.
Sejak jaman Syekh Kadirun Yahya dulu kita ada bakti sosial, program donor
darah rutin, membersihkan masjid, memberi makan anak yatim, sumbangan
8 Seperti apa cara Syekh Kadirun Yahya berdakwah pada zaman dulu?