Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

RAKL FAKTORIAL DENGAN UJI LANJUT LSD

DISUSUN OLEH :

ANNISA AULIA RAHMAWATI

1610401043

AGROTEKNOLOGI-B

OVI FAELASOFA K

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa kegiatan percobaan, sering diperoleh bahwa unit-unit percobaan
tertentu bila diberikan sama seing memberi respon yang berbeda. Percobaan yang
dimaksud disini adalah penyelidikan yang direncanakan untuk memperoleh fakta
yang baru atau mendukung maupun menyangkal hasil percobaan yang telah
dilakukam oleh peneliti lain. Oleh karena itu, rancangan dapat disusun sedekimian
sehingga bagian keragaman yang bersumber pada dari yang dikenali itu dapat diukur
dan dikeluarkan dari galat. Model rancangan yang didalamnya ada pengelompokan
seperti inilah yang kemudian akan dibahas dalam suatu rancangan yang disebut
dengan rancangan acak kelompok lengkap.
Rancangan Acak Kelompok merupakan salah satu model rancangan dalam
rancangan percobaan. Rancangan acak kelompok ini digunakan bila unit percobaan
tidak homogen, dimana ketidak homogen ini diduga mengarah pada satu arah. Karena
pengacakan perlakuan dilakukan pada setiap kelompok. Rancangan ini dapat
digunakan untuk melakukan percobaan di lapangan atau di laboratorium atau di
rumah kaca. Rancangan acak kelompok lengkap ada yang besifat faktorial dan non
faktorial. RAKL faktorial dilakukan jika terdapat lebih dari satu perlakuan dalam
suatu penelitian.
Oleh karena itu, dilakukan praktikum RAKL untuk mengetahui cara
perhitungan RAKL dengan benar. Dan pada praktikum kali ini, dilakukan perhitungan
rancangan acak kelompok lengkap faktorial dengan 2 perlakuan. Setelah diuji an
mendapatkan hasil F hitung, lalu dihitung dengan uji lanjutnya jika hasilnya berbeda
nyata.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengertian dari RAKL dan
cara perhitungan RAKL faktorial beserta dengan uji lanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Rancangan acak kelompok (RAK) adalah suatu rancangan dasar yang menggunakan
pengawasan setempat dengan pembatasan pengacakan. Pada RAK, materi percobaan dibagi
menjadi beberapa kelompok berdasarkan homogenitas materi percobaan, dan masing-masing
kelompok merupakan ulangan. Diusahakan selama percobaan berlangsung ragam dalam
kelompok tetap kecil, berarti teknik yang diterapkan selama percobaan diusahakan seragam
untuk unit percobaan dalam masing-masing kelompok (Sugiarto, 1994).
Rancangan acak kelompok merupakan salah satu bentuk rancangan yang banyak
digunakan dalam berbagai percobaan ilmu-ilmu pertanian, perindustrian dan lain-lain.
Rancangan ini dicirikan dengan jumlah kelompok dalam jumlah yang sama dimana setiap
kelompok diberikan perlakuan. Melalui pengelompokan-pengelompokan, diharapkan galat
perlakuan dapat dikurangi. Jika pada rancangan acak lengkap satuan percobaan yang
digunakan harus homogen maka pada RAK itu tidak perlu homogen dan ketidakhomogenan
tersebut akan dikelompok-kelompokkan lagi menjadi satuan-satuan yang mendekati
homogenitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pengelompokan adalah untuk
menjadikan keragaman dalam kelompok menjadi sekecil mungkin dan keragaman antar
kelompok sebesar mungkin (Pratisto, 2004).
Menurut Sugiarto (1994), Penempatan perlakuan pada unit percobaan diacak pada
setiap kelompok. Contoh : suatu percobaan dilakukan dengan menggunakan RAK adengan 6
perlakuan dan 4 ulangan. Pertama-tama materi percobaan dibagi menjadi 4 kelompok. Materi
yang relatif homogen dijadikan satu kelompok agar ragam dalam kelompok tetap kecil.
Setiap kelompok dibagi menjadi 6 unit percobaan, berarti seluruhnya ada 24 unit percobaan.
Pertama-tama pengacakan dilakukan pada kelompok pertama, lalu diulang pada kelompok
yang lain. Pengacakan dilakukan dengan menggunakan tabel acak, seperti pada RAL, tetapi
disini dilakukan berulangan bukan sekaligus, berarti ada pembatasan dalam pengacakan.
Keuntungan dan Kerugian

1. Keuntungan
Menurut sugiarto 1994 terdapat beberapa keuntungan rancangan acak kelompok
yaitu:
a. Untuk banyak tipe percobaan, dengan pengelompokan akan diperoleh hasil yang
lebih tepat daripada RAL, karena dengan mengeluarkan jumlah kuadrat kelompok
dari jumlah kuadrat galat akan menyebabkan kuadrat tengah galat lebih kecil.
b. Jumlah perlakuan dan ulangan tidak dibatasi
c. Analisis data relatif lebih mudah. Apabila data untuk perlakuan tertentu hilangm
telah tersedia cara menghitung nilai dugaan untuk data tersebut. Ragam galat
untuk perbandingan perlakuan tertentu dapat di isolasi, terutama bila ragam antar
perlakuan tidak homogen. Bila ada perlakuan tertentu yang datanya tidak dapat
digunakan, perlakuan tersebut dapat dihilangkan tanpa mempersulit analisisnya.
Menurut tapehe (2015), keuntungan dari RAK adalah :
a. Analisis statistiknya masih bersifat sederhana, sama seperti pada rancangan acak
lengkap.
b. Jika tujuan pengelompokan terpenuhi, rancangan acak kelompok memberikan
presisi dan efisiensi yang lebih tinggi dibanding rancangan acak lengkap
c. Jika ada satu atau dua data yang hilang, analisis statistic masih dapat dilanjutkan
dengan teknik data hilang. (Tapehe, 2015)

2. Kerugian
Rancangan acak kelompok juga memiliki kelemahan yaitu bila perlakuannya
banyak maka luas kelompok percobaannya juga bertambah besar, sehingga ragam dalam
kelompok menjadi besar, ragam galat menjadi besar dan uji F menjadi kurang peka
(sugiarto, 1994). Jika tujuan pengelompokan tidak terpenuhi, presisi dan efisiensi
penggunaan rancangan acak kelompok lebih rendah dari rancangan acak lengkap karena
berkurangnya derajat bebas untuk galat percobaan (Tapehe, 2015)
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan dengan mengerjakan soal yang
diberikan yaitu RAKL Faktorial serta menghitung uji lanjutnya.

Contoh soal :

Ulangan Rata-rata
Perlakuan Jumlah Perlakuan
1 2 3 Perlakuan
C1P1 0,29 0,47 0,66 1,42 0,47
C1P2 0,19 0,07 0,23 0,49 0,16
C1P3 0,6 0,68 0,48 1,76 0,59
C2P1 0,42 0,28 0,22 0,92 0,31
C2P2 0,33 0,24 0,45 1,02 0,34
C2P3 0,31 0,57 0,37 1,25 0,42
Jumlah
Ulangan 2,14 2,31 2,41 6,86
Rata-rata 0,36 0,39 0,40
Rata-rata populasi 0,38

Dari soal diatas, dihitung jumlah perlakuan, rata-rata perlakuan dan rata-rata populasi
dengan rumus SUM dan AVERAGE. Itu merupakan langkah awal perhitungan RAKL
Faktorial. Kemudian menghitung data dengan menggunakan uji anova seperti dibawah ini:

Anova= Uji F
Sumber Var db JK KT F hit Ftabel
0,05 0,01
Total 17 0,50
Perlakuan 5 0,32 0,064009 3,62 * 3,33 5,64
Kelompok 2 0,01 0,003106 0,18 NS 4,10 7,56
Lain-lain 10 0,18 0,017672

Perhitungan dalam tabel anova hampir sama dengan perhitungan dalam RAL, namun
bedanya adalah jika pada RAL sumber variasi yang digunakan hanya total, perlakuan dan
galat/lain-lain, tidak terdapat kelompok seperti diatas.

Jika hasil perbandingan F hitung dengan F tabel memberikan hasil berbeda nyata,
maka harus dilakukan uji lanjut. Uji lanjut yang digunakan sama dengan uji lanjut yang
digunakan pada RAKL. Pada praktikum ini, akan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan
Uji Lsd seperti dibawah ini:

Pertama dihitung nilai LSD nya :

LSD = =(3,169)*(2*(D38/3)^0,5)

= 0,48465

rata-
perlakuan rata C1P3 C1P1 C2P3 C2P2 C2P1 C1P2
C1P3 0,59 - 0,11 0,17 0,25 0,28 0,42
C1P1 0,47 - 0,06 0,13 0,17 0,31
C2P3 0,42 - 0,08 0,11 0,25
C2P2 0,34 - 0,03 0,18
C2P1 0,31 - 0,14
C1P2 0,16 -

Perhitungan diatas dilakukan dengan melakukan pengurangan antara masing-masing


perlakuan dibawahnya. Sehingga menghasilkan data seperti pada tabel. Data tersebut
kemudian dibandingkan dengan nilai LSD yang sudah dihitung untuk mendapatkan notasi
seperti dibawah ini :

perlakuan notasi
C1P3 a
C1P1 a
C2P3 a
C2P2 a
C2P1 a
C1P2 a

Dari hasil notasi diatas, dapat dilihat bahwa untuk semua perlakuan diikuti dengan huruf yang
sama. Hal tersebut berarti hasil yang diperoleh tidak berbeda nyata pada taraf 0,01.
BAB IV

PENUTUP

Dapat disimpulkan bahwa, RAKL merupakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap


yang merupakan salah satu dari perhitungan yang digunakan dalam suatu percobaan atau
penelitian. RAKL ini ada 2 macam, yaitu faktorial dan non faktorial. RAKL faktorial
digunakan jika perlakuan yang digunakan lebih dari satu. Dari hasil perhitungan yang
diperoleh, dapat diketahui bahwa pada semua perlakuan yang dilakukan tidak berbeda nyata
pada taraf 0,01.
DAFTAR PUSTAKA

Pratisto Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sugiarto Sugandi E. 1994. Rancangan Percobaan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta :
Andi Offset Yogyakarta.
Tapehe, Yusuf. 2015.Statistika dan Rancangan Percobaan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai