Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Annis Fikriyatun Jamil 1817402136
2. Iryana Lelita I 1817402147
3. Muhammad Fadhlulloh Mubarok 1817402155
4. Rizqi Utami 1817402165
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
3
peserta didik, namun realita tidak mengatakan demikian seperti adanya
aktivitas yang tidak senonoh yang tidak mencerminkan sebagai
pendidik. Sehingga, penyusun mendiskusikan dari perspektif ketiga
tokoh yaitu KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, dan Ki Hajar
Dewantara yang masing-masing diharapkan memberikan jalan keluar
untuk meluruskan pembangunan sistem pendidikan dengan konsep
pendidikan yang baik bagi pendidik maupun peserta didiknya tanpa
menghilangkan unsur-unsur Islamnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nahdlatul Ulama
1
Hanun Asrahah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999).
Hlm. 169.
2
Iskandar Engku, Sejarah Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014)
hlm.189.
5
Maka, tanggal 16 rajab 1944 / 31 Januari 1926, berdirilah organisasi
para ulama yang disebut Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
6
merencanakan untuk mempersatukan pesantren diseluruh Jawa,
dibawah naungan Nahdlatul Ulama. Semua ini untuk mejaga kemurnian
paham yang diyakininya dan menyebarluaskan pandangan yang
dianggap penting.
7
1929. Atas persetujuan KH. Hasyim Asy’ari, Mohammad Ilyas
memperkenalkan mata pelajaran umum dipesantren, seperti: membaca
dan menulis latin, ilmu bumi, sejarah, dan bahasa melayu. Sejaka saat
itu surat kabar melayu diperbolehkan masuk Pesantren.
8
mengembangkan pendidikannya adalah “terciptanya siswa yang mampu
berkompetisi dalam sains dan teknologi serta mampu melaksanakan
ajaran ahlusunnah waljamaah secara substansial dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.”
1. Materi Pendidikan
a) Akidah (Tauhid)
3) Ibadah
4) Ushul fiqh
b) Akhlak tasawuf
3
Samsul Nizar, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam Di
Nusantara, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Hlm. 320.
9
Syekh Junaid Al-Baghdadi, Syekh Abdul Qadir Jaelani dan
sebagainya.
2. Metode Pendidikan
b) Metode beribadadah
3. Kurikulum Pendidikan
10
4. Lembaga-Lembaga
d. Madrasah ‘Aliyah
C. Muhammadiyah
11
memperburuk keadaam Islam yang semakin terbelakang dan tinggalan
zaman disegala bidang.
Pada saat itu belum ada organisasi Islam yang kuat dan maju,
tampilan Muhammadiyah menjadi organisasi Islam yang ingin
memperjuangkan nasib umat Islam dan memajukan kehidupan
keagamaan kepada umat Islam. Untuk mencapai hal tersebut
Muhammadiyah mengadakan rapat-rapat dan tabligh, dimana
dibicarakan masalah agama, mendirikan wakaf dan masjid,
menertibkan buku-buku, brosur-brosur, surat kabar, dan majalah.
Memelihara sistem pendidikan Islam tradisional yang sudah
ketinggalam zaman, Muhammadiyah merumuskan kegiatan untuk
memperbarui sistem pendidikan Islam secara modern sesuai dengan
kehendak dan kemajuan zaman.
4
Hanun Asrahah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu,
1999). Hlm. 165-167.
12
1) Mendirikan sekolah-sekolah yang tersebar diseluruh Indonesia,
sejak taman kanak-kanak sampai keperguruan tinggi yang
memberikan pelajaran umum sebagaimana sekolah-sekolah
negeri disamping pelajaran agama Islam. Pada zaman
penjajahan Muhammadiyah mempelopori mendirikan sekolah-
sekolah yang sama dengan yang didirikan oleh Belanda sebagai
tandingan. Sekolah yang dirikan Muhammadiyah pada masa itu
diantaranya: Bustanul Athfal, Sekolah Kelas Dua, HIS, dsb.
D. Madrasah
13
Penyelenggaraan pendidikan dimasjid-masjid diberikan oleh
pengurus masjid yang mengajarkan membaca dan menulis Al-Qur’an.
Kemudian setelah timbulnya madrasah selain diberikan tentang
pengetahuan agama juga diberikan ilmu pengetahuan umum.
Sedangkan pelajaran yang diberikan Al Kitab ialah membaca Al-Qur’an
dan praktik beragama.
5
Rochidin Wahab, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: Alfabeta CV,
2004), Hlm. 23-26.
14
1) Raudhatul Atfhal
5) Universitas
2) Pengetahuan umum
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Nahdlatul Ulama
16
2. Muhammadiyah
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Nizar, Samsul. 2013. Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam
Di Nusantara. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
18
19