Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hakikat pendidikan Islam adalah segala upaya untuk menggali dan mengembangkan potensi anak didik
untuk diarahkan kepada cita-cita universal Islam tentang manusiaberupa terciptanya pribadi muslim
yang cerdas secara intektual,anggun secara moral ,dan terampil dalam amal bagi kepentingan
ummat.Pengertian tersebut sudah cukup menunjukkan arti penting pendidikan bagi manusia,sebab
dengannya,lalu-lintas kehidupan yang cukup padat akan tertata dengan rapi .Dengan peran pentingnya
dalam kehidupan manusia,keberadaan pendidikan dapatdipastikan telah mengalir bersama perjalanan
panjang manusia itu sendiri sejak dari pertama keberadaannya.

Oleh sebab itu menilik jauh kebelakang guna melihat konsep-konsep pendidikan yang pernah
berlangsung atau digagas oleh para tokoh pendidikan serta menemukan relevansinya terhadap zaman
yang terus berkembang merupakan suatu keniscayaan untuk tetap memaksimalkan peran dan fungsi
pendidikan dalam kehidupan.

B.Rumusan Masalah

1.Bagaimana pemikiran pendidikan atau kurikulum oleh pemikir islam;

a.Imam Al Ghazali

b.Ibnu Khaldun

c.K.H Ahmad Dahlan

d.K.H Hasyim Asyari

e.Ahmad Hasan

f.K.H Ahmad Sanusi


C.Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran pendidikan atau kurikulum oleh pemikir islam yang
telah berkontribusi didalam kemajuan pendidikan di Indonesia khususnya Pendidikan Islam

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pemikiran Imam Al Ghazali dalam pendidikan

Sejak kecil Imam AL Ghazali telah bergelut dengan dunia pendidikan.Maka tidak diragukan lagi beliau
menorehkan pemikiran-pemikiran yang senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya.Diantara
pemikirannya tentang pendidikan islam dapat dilihat dari buku karangannya yaitu;

1.Fatihatul Kitab yang menerangkan pengajaran dan latihan mental

2.Ayyuhal Walad yang melukiskan garis-garis besar kebijakan pendidikan yang ia pandang cocok dengan
pendidikan remaja muslim

3.Ihya Ulumuddin yang didalamnya mengkaji masalah-masalah pendidikan,fiqih,akhlak dan tasawuf

Dalam karangan bukunya trsebut jelas terlihat bagaimana Hkikat pendidikan menurut Al Ghazali adalah
merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan kebahagiaan dunia
akhirat,Secara sistematis pemikirannya memiliki corak tersendiri.Ia secara jelas dan tuntas
mengungkapkan pendidikan sebagai suatu sistim yang terdiri dari beberapa komponen.

Adapun mengenai pendidikan ,Al ghazali berpendapat bahwa Al Quran beserta kandungannya adalah
merupakan ilmu pengetahuan .Dalam hal ini Al Ghazali membagi ilmu pada dua macam,yaitu;Pertama
Ilmu Syar’iyyah semua ilmu yang berasal dari para nabi.Kedua,Ilmu Ghair Syar’iyyah ; semua ilmu yang
berasal dari ijtihaj ulama atau intelektual muslim.

Al Ghazali membagi isi kurikulum pendidikan Islam menurut kuantitas yang mempelajarinya kepada dua
macam,yaitu;
1,Ilmu Fardhu Kifayah,yaitu ilmu yang cukup dipelajari oleh sebagian muslim saja,seperti ilmu yang
berkaitan dengan masalah duniawi misalnya ilmu hitung,kedokteran,teknik,pertanian,industry dan
sebagainya.

2.Ilmu Fardhu ‘Ain ,yaitu ilmu yang harus diketahui oleh setiap muslim yang bersumber dari Kitabullah.

Sedangkan ditinjau dari sifatnya,ilmupengetahuan trbagi kepada dua,yaitu:ilmu yang terpuji


(mahmuddah)dan ilmu yang tercela(mazmunah).Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan masalah aqidah dan
ibadah wajib,misalnya,termasuk ilmu yang fadhu ‘Ain lain ,lebih daripada oranglain yang kurang
kecerdasan akalnya.

Ilmu yang wajib diajarkan sejak dini menurut Al Ghazali,diantaranya:

1.Shalat,puasa,zakat dan haji

2.Aqidah

3.Ilmu-ilmu yang dapat menjauhkan darikecelakaan dan meningkatkan derajat

Filosof besar ini menandaskan perlunya memilih metode yang tepat dan sejalan dengan sasaran
pendidikan.Oleh karena itu,Al Ghazali membagi Ilmu dalam beberapa himpunan,bagian-bagian dan
cabang-cabangnya.Berdasarkan hadis nabi SAW,”sampaikan lah ilmu sesuai dengan kadar kemampuan
akal”,Al Ghazali menganjurkan agar filsafat atau ilmu lainnya diberika sesuai dengan tabiatnya,sesuai
dengan kemampuan dan kesiapan manusianya.Tidak seperti memberi daging kepada anak kecil.

Dalam kitabnya Ayyuhal Walad,Al Ghazali dalam metodenya memberikan pemahaman kepada muridnya
beiau sering mengutip kisah-kisah dan contoh-contoh seperti ;diriwayatkan Lukmanul Hakim berwasiat
kepada anaknya:”Wahai anakku ,janganlah ayam jago yang lebih pintar daripada mu.Di waktu sahur ia
telah berkokok ,semetara engkau masih terlelap tidur.”Kisah-kisah yang beliau sampaikan lalu
diantaranya beliau buktikan dengan sabda nabi SAW.

Al Ghazali dalam mendidik anak lebih menekankan aspek afektif dsn psikomotoriknya disbanding
dengan aspek kognitif.Hal ini karena jika anak kecil sudah terbiasa untuk berbat sesuatu yang positif
,masa remajanya atau dewasa lebih mudah untuk berkepribadian yang saleh,dan secara otomatis
pengetahuan yang bersifat kognitif akan mudah diperolehnya.Tarbiyyah Ruhiyyah disampaikan olehnya
yaitu dengan memerintahkan muridnya untuk sholat tahajjud,berdoa dan berdzikir.

Bila kini ahli pendidikan menyebutnya sebagai kurikulum berbasis kompentes,Al Ghazali jauh
sebelumnya telah meletakkan pondasi yang kuat bahwa perpaduan yang komprehensif dari kekuatan
intelektual spiritualdan,emosional,berpadu pada tasauf,falsafah dan fikih,satu keniscayaan bagi pelaku
dan peserta didik saat ini.

Al Ghazali lahir sebagai peletak dasar perkawinan multiaspek disiplin ilmu,seperti kalam,tasawuf,falsafah
dan fiqih.Kehidupannya penuh dinamika yang mencolok dan dihiasi dengan krisis intelektual dan
spiritual.Akan tetapi dalam perjalanan itu,beliau menggoreskan jejak langkah pengajaran suistik yang
menkankan aspek akhlakul karimah sebagai mainstream dari Ihya Ulumuddin karya monumentalnya.

B.Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun

Sebagai seorang pemikir muslim,Ibn Khaldun merupakam produk sejarah yang tak ternilai
harganya,Pemikirannya tidak dapat dipisahkan dari akar pemikiran Islamnya.Manifestasi pemikiran Ibn
Khaldun,Al Muqaddimah dilhami dari Al quan sebagai sumber utama dan pertama dari ajaran
Islam.Ungkapan ini dituliskan Ibn Khaldun secara eksplisit dalam Al-Muqaddimahnya,bahwa dasar dari
semua ilmu adalah materi sah dari alquran dan Sunnah.

Merujuk kepada kitab al-Muqaddimah,maka akan didapati corak dari pemikiran Ibn Khaldun bahwa
Dalam setiap analisisnya yang tajam dan rasional,ia senantiasa mengkonsultasikan antara fakta empiric
dan rasional dengan wahyu.Wahyu tidaklah dia letakkan sebagai premis minor dalam tata fikir yang
dikembangkannya,tetapi seperti premis mayor yang menjadi referensi setiap pemecahan masalah.

Pandangan Ibn Khaldun tentang metode pengajaran merupakan bagaian dari pembahasan pada kitan al-
Muqaddimah.Ia menjelaskan bahwa didalam memberikan pengetahuan kepada anak didik,seorang
pendidik hendaknya;Pertama ;Memberikan problem-roblem pokok yang bersifat umum dan
menyeluruh,dengan memperhatikan kemampuan akal anak didik.Kedua;Setelah pendidik membahasnya
secara detil dan terperinci.Ketiga;Pada langkah ini pendidik menyampaikan pengetahuan kepada anak
didk secara terperinci dan menyeluruh,dan berusaha membahas semua persoalan bagaimanapun
sulitnya ag r anak didik memperoleh pemahaman yang sempurna.
Secara eksplisit(dalam al-Muqaddimah)Ibn Khaldun juga menyebutkan metode diskusi sebagai sebuah
metod unggul,sebab dengan metode ini anak didik telah terlibat dalam mendidik dirinya sendiri dan
mengasah otak,melatih untuk berbicara di samping mereka mempunyai kebebasan berpikikir dan
percaya diri.Atau dengan kata lain metode ini dapat membuat anak didik dapat membat anak didik
berfikir reflektif dan inovatif.Kreativitas pikir anak akan lebih hidup ,anak dapat memecahkan masalah
dan pandai menghargai pendapat orang lain,disamping dengan berdiskusi anak akan benar-benar
mengerti dan pahamterhadap apayang dipelajarinya.Metode ini menurutnya merupakan cara yang
mampu menjernihkan persoalan dan menumbuhkan pengertian.

Sedangkan Kurikulum menurut Ibn KHaldun sesuai dengan masanya masih cukup sempit yaitu karena
terbatsnya pada maklumat-maklumat dan pengetahuan yang dikemukan oleh guru atau sekolah dalam
bentuk mata pelajaran yang terbatas atau dalam betuk kitab-kitab tradisional yang tertentu,yang diaji
murid dalam tiap tahap pendidikan.Pengertian yang sempit bukan hanyaberlaku pada dunia islam
menacakup juga negeri-negeri Timur,Africa bahkan Negara Barat.

Dalam pembahasan Ibn Khaldun tentang kurikulum ia mencoba membandingkan kurikulum-kurikulum


yang ada pada masanya,yaitu kurikulum tingkat rendah yang terjadi pada Negara-negara Islam bagian
barat dan timur.Dari analisis komparasinya disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan yang diajarkan
kepada pesertadidik setidaknya meliputi tiga hal,yaitu:pertama,kurikulum sebagai alat bantu
pemahaman (ilmu bahasa,ilmu nahwu,balagah dan syair).kedua ,Kurikulum sekunder yaitu matakuliah
yang mendukung memahami Islam(seperti logika,fisika,metafisika,dan matematika).Ketiga,Kurikulum
primer yaitu inti ajaran Islam(ilmu Fiqih,Taffsir,dan sebagainya).

Adapun mengenai pandangannya tentang materi pendidikan,karena materi merupakan salah satu
komponen operasional pendidikan,maka dalam hal ini Ibn Khaldun mengklasifikasikan ilmu pengetahuan
menjadi dua macam,yaitu;

1.Ilmu-ilmu Filsafat atau Rasional(Aqliyyah)

Ilmu ini merupakan ilmu pengetahuan alami bagi manusia memiliki persepsi-persepsi yang akan
membimbingnya kepada objek-objek dengan problem,argument dan metode pengajaran.Ilmu Aqli
dibagi menjadi empat melompok yaitu;

-Ilmu Logika

-Ilmu Fisika
-Ilmu Metafisika

-Ilmu Matematika

Ilmu-ilmu Tradisinal(Naqliyyah)

Ilmu Naqliyyah adalah yang bersumber dari al-quran dan hadist yang dalam hal ini peran akal hanyalah
menghubungkan cabang permasalahan dengan cabang utama,karena informasi ilmu ini berdasarkan
kepada otoritas syariat yang diambil dari al-quran dan hadist.Ibn Khaldun menyusun ilmu-ilmu Naqli
sesuai dengan manfaat dan kepentingannya bagi peserta didik kepada beberapa ilmu,yaitu;

-Alquran dan Hadist

-Ulum alquran

-Ulum Hadist

-Ushul Fiqh

-Fiqh

-Ilm al-Kalam

-Ilm Taswauf

-Ilm al-Ta’bir Ru’ya

Menurutnya,Alquran adalah ilmu yang pertama kali harus diajarkan kepada anak.Al-quran mengajarkan
kepada anak tentang syariat Islam yang dipegang teguh oleh para ahli agama dan dijunjung tinggi oleh
setiap umat islam.Walaupun dalam setiap agama sebelumnya ilmu-ilmu tersebut telah ada,akan tetapi
berbeda dengan yang terdapat dalam islam.Dalam Islam,eksistensi ilmu berfungsi menasakhkan ilmu-
ilmu dari setiap agama yangb lalu dan mengembangkan kebudayaan manusia secara dinamis.

Dengan pembatasan Ibn Khaldun terhadap ilmu-ilmu naqliyyah hanya pada umat Islam,baik teori
maupun praktek,tampak bahwa ia meletakkan eksplorasi intelektual akal pikir dalam ruang lingkup
keilmuan ini diantara dua pembatas,yaitu pertama,larangan mengkaji kitab-kitab suci selain
alquran.Kedua,penyerahan(percaya) sepenuhnya terhadap generasi terdahulu(salaf)berkenaan dengan
buah pemikiran mereka dalam lingkup kajian keilmuan naqliyyah tersebut,Atau dengan kata lain Ibn
Khaldun telah menutup pintu ijtihaj dalam setiap hal yang terkait dengan keilmuan naqliyyah.

Selanjutnya Ibn Khaldun membagi ilmu berdasarkan kepentingan menjadi empat macam,yang masing-
,asing bagian diletakkan berdasarkan kegunaan dan prioritas mempelajarinya,yaitu;

-Ilmu agama(syariat)

-Ilmu ‘aqliyyah yang terdiri dari ilmu kalam(fisika)dan ilmu Ketuhanan (metafisika)

-ilmu alat yang membantu mempelajari ilmu agama(syariat)dan yang terdiri dari ilmu bahasa Arab,ilmu
hitung dan ilmu-ilmu lain yang membantu mempelajari agama.

C.Pemikiran K.H Ahmad Dahlan dalam Pendidikan

K.H Ahmad Dahlan adalah seorang pahlawan nasional yang banyak memberikan kontribusi pada dunia
pendidikan islam.Ia seorang dai sekaligus organisatoris islam yang mampu mewujudkan suatu system
lembaga islam yang terpadu hasilnya kini dikembangkan terus oleh para generasinya.

Nama Ahmad Dahlan bukanlah nama yang asing dalam dunia pendidikan,ia lebih dikenal orang sebagai
pendakwah atau pembaharu social budaya di Indonesia.Namun satu hal yang tidak dapat dipungkiri ia
telah memberikan nilai-nilai berharga pada pendidikan Islam agar dapat selangkah lebih maju dengan
orang-orang eropa dengan lahirnya sekolah Muhammadiyah.

Khususnya dibidang Pendidikan,beliau banyak meninggalkan tulisan,beliau menampilkan sosoknya


sebagai manusia amal ataau praktisi daripada filosof yang bayak melahirkan pemikiran dan gagasan
tetapi sedikit amal.Sungguhpun begitu bukan berarti beliau tidak memiliki gagasan atau pemikiran.Amal
usaha Muhammadiyah merupakan refleksi dan manifestasi pemikiran beliau dalam bidang pendidikan
dan keagamaan.Istilah pendidikan disini dipergunakan dalam konteks yang luas tidak terbatas sekolah
formal tetapi mencakup semua usaha yang dilaksanakan secara sistematis untuk mentransformasikan
ilmu pengetahuan dan nilai dari generasi terdahulu kepada generasi muda.Dalam konteks ini termasuk
pengertian pendidikan adalah kegiatan pengajian,tablig dan sejenisnya.
Berbicara mengenai tujuan pendidikan sesuai dengan pernyataan beliau yang sering diucapkan yaitu
“Dadijo Kihaji sing Kemadjoean,adja kesel anggonmu njamboet gawe kanggo moehammadjiah”yang
artinya kemajuan diidentikkan pada penguasaan ilmu-ilmu umum atau intelektua dan kemajuan secara
material.sedangkan kata njamboet gawe kanggo moehammadiyah merupakan manifestasi dan
keteguhan dan komitmen untuk membantu dan mencurahkan pemikiran dan tenaga untik kemajuan
islam pada khususnya dan kemajuan masayarakat dan Negara secara umumnya.

Jadi tujuan pendidikan menurut beliau yaitu untuk membentuk manusia yang alim dalam ilmu
agama,berpandngan luas dengan memiliki ilmu pengetahuan umum dan siap berjuang,mengabdi untuk
muhammadiyah dalam menyantuni nilai-nilai keutamaan dalam masyarakat.

Berangkat dari tujuan pendidikan tersebut beliau berpendapat bahwa kurikulum atau materi pendidikan
harus meliputi ;

a.Pendidikan moral,akhlak yaitu sebagai usaha menanamkan karakter yang baik berdasarkan Alquran
dan sunnah

b.Pendidikan Individu,sebagai usaha menumbuhkan kesadaran individu yang utuh,yang


berkeseimbangan antara perkembangan jasmani dan rohani,antara keyakinan dan intelek,antara
perasaan dan akal pikiran serta anatara dunia dan akhirat.

c.Pendidikan kemasyarakatan yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup
bermasyarakat.

Meskipun demikian beliau belum mempunyai konsep kurikulum dan materi elajaran yang baku.Muatan
kurikulumpelajaran agama menurut beliau bisa dilihat dari materi pelajaran agama yang diajarkan atau
dalam pengajian-pengajian di madrasah dan pondok muhammadiyah.Salah seorang muridnya K.R.H
Hajid mengumpulkan ajaran gurunya dalam sebuah buku yang berjudul “Ajaran K.H A.Dahlan”

Di dalam menyampaikan pelajaran agama K.H Ahmad Dahlan melakukan pendekatan kontekstual bukan
tekstual.Beliau berpendapat bahwa pelajaran agama tidak cukup hanya dihafalakan atau dipahami
secara kognitif tetapi harus diamalkan sesuai situasi dan kondisi.Untuk mencapai gagasan tersebut
beliau melakukan dua langkah strategis yaitu mengajarkan pelajaran agama ekstrakurikuler disekolah
gubernamen.Sistem penyelenggaraan kurikulum sekolah muhammadiyah yang didirikannya memiliki
perbedaan mendasar dengan sekolah dan lembaga pendidikan pada umumnya.
Dilihat dari segi kurikulum sekolah tersebut mengajarkan tidak hanya ilmu umum tetapi juga ilmu
agama.Hal ini merupakan terobosan baru mengingat pada saat itu lembaga pendidikan umum
(sekolah)hanya mengajarkan ilmu-ilmu umum,dan lembaga pendidikan agama (pesantren) mengajarkan
ilmu agama.Beliau bependapat bahwa untuk memajukan pendidikan diperlukan cara-cara sebagaimana
yang digunakan dalam sekolah yang maju.Meniru model penyeleggaraan sekolah bukan berarti
mengabaikan ajaran agama sebab penyelenggaraan system pendidikan merupakan wilayah muamalah
yang harus ditentukan dan dikembangkan.

D.Pemikiran K.H Hasyim Asy’ari dalam Pendidikan

K.H Hasyim Asy’ari adalah sosok ulama yang juga pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu
Nahdatul Ulama, bukan hanya karena aktivitas beliau sebagai pendiri NU saja,tetapi juga karena beliau
termasuk pemikir dan pembaharu Pendidikan Islam.

K.H Hasyim Asy’ari adalah seorang kyai yang sangat mementingkan nilai-nilai keagamaan,pendidikan
dan persatuan bangsa dalam mendidik santri-santri di pesantrennya yaitu Tebuireng,yang mengajarkan
selain ilmu agama juga ilmu-ilmu umum yang mana pada waktu masih dianggap kemungkaran.

Beliau adalah salah satu tokoh sentral peletakan dasar batu kemerdekaan Indonesia sosok bliau sangat
istimewa karena salah satu pahlawan nasional yang memiliki kedalaman ilmu agama tetapi menaruh
perhatian besar terhdap kemerdekaan bangsa Indonesia.Beliau mengeluarkan Fatwa Jihad pada 22
Oktober 1945 bersama ulama-ulama lainnya sehingga mengobarkan semangat semangat pejuang
berlipatganda.

Dalam pendidikan beliau menuangkan pemikirannya bahwa beliau sangat menekankan pada masalah
etika dalam pendidikan .Menurut beliau bahwa tujuan pendidikan adalah mengamalkannya,hal ini
dimaksudkan agar ilmu yang dimiliki menghasilkan maanfaat sebagai bekal untuk kehidupan akhirat
kelak.Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam menuntut ilmu,yaitu;

1.bagi murid hendaknya berniat suci untuk menuntut ilmu,jangan sekali-kali berniat untuk hal-hal yang
duniawi j=dan jangan melecehkannya atau menyepelekan
2.bagi guru dalam mengajarkan ilmu hendknyanmeluruskan niatnya terlebih dahulu,tidak
mengharapkan materi semata.

Menuntut ilmu atau belajar menurut beliau adalah ibadah untuk mencari keridhoan Allah,yang
mengantarkan manusia memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.Karenanya diniatkan untuk
mengembangkan nilai-nilai Islami,bukan saja untuk menghilangkan kebodohan.Jadi tujuan pendidikan
menurut beliu yaitu;

1.Menjadi insan yang bertujuan mendekatkan diri pada Allah SWT

2.Menjadi insan yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat

Kurikulum atau materi yang diterapkan beliau meliputi kajian tafsir Al-quran,Hadist,Ushuludin,kitab-
kitab fiqih mahzab,nahwu,shorof dan materi yang membahas tasawuf.

Beliau menggunakan metode pembelajaran lebih menitik beratkan pada metode hafalan pada
umumnya menjadi karakteristik dari tradisi Syafi’iyah dan juga merupakan ciri umum dalam tradisi
pendidikan Islam.Dalam pemikiran beliau mengemukakan bahwasanya pendidikan islam merupakan
sarana untuk mencapai kemanusiaannya sehinngga manusia menyadari siapa sesungguhnya siapa
penciptanya dan untuk apa diciptakan .

Anda mungkin juga menyukai