A. PENDAHULUAN
Filsafat pendidikan merupakan titik permulaan dalam proses pendidikan, juga
menjadi tulang punggung kemana bagian-bagian yang lain dalam pendidikan itu
bergantung dari segi tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan, metode
mengajar, penilaian adminitrasi, alat-alat mengajar, dan lain-lain lagi aspek pendidikan
yang memberinya arah, menunjuk jalan yang akan dilaluinya dan meletakkan dasar-
dasar dan prinsip tempat tegaknya.
Banyak orang yang termenung pada saat tertentu, kadang-kadang karena
membingungkan dan kadang-kadang karena rasa ingin tahu dan berfikir sesuatu yang
yang dianggap pokok. Apakah kehidupan? Bagaimana dapat terjadi cinta yang kuat
antara suami istri? Mengapa diciptakan langit dan bumi? Apakah hubungan adanya
siang dan malam? Dan lain sebagainya. Banyak sekali pertanyaan yang berdengung-
dengung di benak kita yang kadang kita sendiri tidak tahu apa alasannya, bak lebah
yang mencari bunga untuk dihinggapi.
Sebelum memasuki segmen pengertian Filsafat Pendidikan Islam tentu harus
diawali dengan bahasan tentang pengertian filsafat pendidikan secara umum. Menurut
Imam Barnadib, filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakekatnya merupakan
jawaban dari berbagai pertanyaan dalam lapangan pendidikan. (Said, 1996) Jadi filsafat
pendidikan berusaha akan menjawab semua problematika dalam masalah pendidikan
berdasarkan analisa filosofis sehingga tujuan pendidikan itu dapat tercapai dengan
maksimal.
Sebab masyarakat yang akan kita bicarakan itu adalah masyarakat Islam yang
sebagian besar anggota-anggotanya ingin melaksanakn Islam dengan sempurna dalam
segala urusan kehidupan dan berusaha member corak Islam atas seluruh sistemnya.
Filsafat pendidikan berfungsi sebagai pedoman bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan dasar yang kokoh bagi tegaknya system pendidikan.
Sebelum kita menginjak dalam pembahasan tentang aliran-aliran yang ada dalam
Islam, sebaiknya kita mengetahui dahulu tentang makna dan arti Filsafat Pendidikan
Islam. Adapun filsafat pendidikan Islam, dalam hal ini al-Syaibani menjelaskan bahwa
filsafat pendidikan Islam adalah sebagai prinsip-prinsip dan berbagai kepercayaan yang
berasal dari ajaran Islam atau sesuai dengan jiwa Islam yang mengandung kepentingan
pelaksanaan dan bimbingan dalam bidang pendidikan.
Filsafat pendidikan yang berdasarkan pada Islam ini tidak lain adalah pandangan
dasar pendidikan yang bersumberkan ajaran Islam dan orientasi pemikirannya
bedasarkan ajaran tersebut. Dari pengertian tersebut, berarti terdapat beberapa unsure
dalam pendidikan Islam yaitu landasan-landasan pendidikan Islam berupa al-Qur’an
dan as-Sunnah, bersifat filosofis yang mendasar sampai ke akar persoalan, memberikan
tujuan dan proses yang beriorentasi ajaran Islam. (al-Syaibani, 1979)
Menurut Zuhairini, dkk (1995) Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang
pandangan filosofis dari system dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-
masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan manusia muslim umat Islam. Sedangkan Abuddin Nata (1997)
mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu kajian secara filosofis mengenai
berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-
Qur’a dan hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli khususnya filosof
muslim sebagai sumber skunder.[1]
Mungkinkah seorang dapat dianggap sebagai filosof Islam? Apabila ia sendiri tidak
paham landasan-landasan pemikirannya. Menurut Ibnu Miskawaih, syariat agama
merupakan faktor penentu bagi lurusnya karakter manusia. Pendidikan juga
berpengaruh terhadap corak hitam putih dalam pemikiran seorang insan.
Setiap filosof pendidikan Barat maupun filosof pendidikan Islam pasti mempunyai
aliran yang dicetuskan maupun yang dianut oleh masing-masing orang. Misalnya saja
dalam filsafat pendidikan Barat ada yang namanya aliran Nativisme, aliran
Naturalisme, aliran Empirisme, aliran Konvergensi, dan lain-lain. Tidak berbeda pula
dengan filssafat pendidikan Islam, di dalamnya juga terdapat banyak aliran yang
berbeda tetapi konteks dan rujukan tetap kepada al-Qur’an dan al-Hadist.
Maka pentingnya makalah ini di buat untuk mengetahui tentang aliran-aliran
filsafat pendidikan Islam dan juga implikasinya dalam pemikiran dan pendidikan.
Aliran-aliran Religius Konservatif dengan tokoh utama Imam al Ghazali, aliran
Religius Rasional dengan tokoh utama Ikhwan as Sofa dan aliran Pragmatis
Instrumental dengan tokoh utaman Ibnu Khaldun.
Pemetaan demikian berdasarkan pada konsep keilmuan yang berlandaskan aliran
pendidikan Islam yang telah mereka pelajari. Menariknya, konsep keilmuan ternyata
diakui sebagai tema sentra ataupun spektrum tradisi intelektual. Berdasarkan “peta”
aliran itu, bahwa khazanah pemikiran pendidikan Islam tidaklah monolitik dan
uniform, melainkan variatif dan plural seperti tradisi pemikiran plural lainnya.[2]
Dalam buku karya bapak Muhaimin dijelaskan selain aliran yang telah disebutkan
diatas masih ada aliran yang lain yaitu, aliran Perenial-Esensial Salafi, aliran Perenial
Madzhabi, aliran Modernis, aliran Perenial-Esensialis Konstektual Falsikatif dan aliran
Rekonstruksi Sosial. Masing-masing mempunyai dan ciri-ciri pemikiran, yang
berimplikasi pada fungsi pendidikan itu sendiri.
Selanjutnya, akan dibahas secara rinci akan pengertian dan implikasi aliran filsafat
pendidikan Islam dalam pendidikan.
PENUTUP
SIMPULAN
1. Dari pembahasan di atas dapat kita kerucutkan ada dua macam aspek aliran filsafat
pendidikan Islam, yaitu segi konsep keilmuan dan segi pola-pola pemikiran dan
sumbernya. Aliran filsafat pendidikan Islam dari segi konsep keilmuan ada tiga yaitu
aliran religius konserfatif, aliran religius rasional dan aliran pragmatis instrumental.
Aliran filsafat pendidikan Islam dari segi pola pemikiran dan sumbernya ada lima yaitu
aliran perenial-esensial salafi, aliran perenial-esensial salafi, aliran modernis, aliran
perenial-esensialis konstektual-falsikatif dan aliran rekonstruksi sosial.
2. Masing-masing aliran terdapat persamaan dan perbedaan yang dapat kita lihat dengan
gamblang diantaranya yakni persamaannya sama-sama bersumber dari al-Quran dan as
sunnah, kemudian perbedaannya terletak pada ciri-ciri dan fungsi aliran-aliran tersebut
dalam filsafat pendidikan Islam.
SARAN
1. Penggunaan setiap aliran dalam metode pendidikan hendaknya diselaraskan dengan
tujuan pendidikan yang telah dirumuskan, tingkat usia peserta didik, kecerdasan bakat
dan fitrahnya.
2. Bersikap positif dan bijaksana untuk menyikapi semua perbedaan aliran yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud Arif, dalam “Pengantar Penerjemah” Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan
Islam: Perspektif Sosiologis-Filosofis karya Muhammad Jawwad Ridla, (Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogya, 2002).
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis, Teoritis dan Praktis,
(Jakarta: Ciputat Press, 2002)
Dr. H. Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Pemberdayaan,
Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Nuansa,
2003)
Dr. Jalaludin & Drs. Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan
Perkembangan Pemikirannya, (Jakarta: Rajawali Pers)
H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005)
/Filsafat Pendidikan Islam/Silabus/aliran-utama-filsafat-pendidikan.html
/Filsafat Pendidikan Islam/Silabus/aliran-filsafat-pendidikan-islam.html
/Filsafat Pendidikan Islam/Silabus/Resume aliran-aliran filsafat pendidikan islam _
elamin.htm
[1] H. Ahmad Syar’I M. Pd, Fislafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), hlm. 6
[2] Mahmud Arif, dalam “Pengantar Penerjemah” Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam:
Perspektif Sosiologis-Filosofis karya Muhammad Jawwad Ridla, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
2002).