Anda di halaman 1dari 46

PEMIKIRAN EPISTEMOLOGI

FRITJOF CAPRA
Dan Sumbangannya bagi
Perkembangan Metode
Penelitian
Latar Belakang Masalah (LBM)
• 3 Pilar epistemologi :
• Kajian tentang sumber kebenaran
• Kajian tentang cara memperoleh
kebenaran
• Kajian tentang ukuran kebenaran
pengetahuan
LBM
• Para ilmuwan dan filosof modern merujuk
epistemologi Cartesian-Newtonian sebagai
cara pandang keintelektualannya
• Epistemologi Cartesian-Newtonian yang
mengandalkan rasio dan empiri memiliki
cirikhas dualis, reduksionis, mekanis,
analitis.
LBM

• Salah satu kelemahan paradigme ini: ilmu


semakin terspesialisai menjadi banyak
cabang dan menggiring para ilmuwan
semakin sempit cara pandangnya dn tidak
mampu memahami kompleksitas realitas
• Realitas semesta dipandang sebagai
kepingan-kepingan benda yang lepas satu
sama lain
LBM

• Salah satu contoh penerapannya, alam


yang kompleks dikajli secara sepotong-
sepotong, direduksi, sehingga kehilangan
pengetahuan yang utuh tentang pola kerja
alam yang integral, otomatis kehilangan
pengetahuan tentang adanya jaring-jaring
makhluk hidup yang saling membutuhkan,
menentukan, dan saling mempengaruhi.
LBM
• Tujuan ilmu di era modern hanya untuk
menggali alam secara sepotong-sepotong sesuai
bidangnya tanpa ada upaya mencari hubungan
antara potongan satu dengan yang lainnya.
Sementara hubungan ilmu satu dengan yang
lain adalah saling menopang dalam kerangka
kelengkapan pengetahuan tentang semesta,
sehingga paham cirikhas hukum semesta.
Kepahaman ini sangat penting untuk etika
membangun relasi dengan alam agar tidak
merusak.
• Teknologi produk ilmu yang tidak ramah
lingkungan semakin menambah rusaknya alam
• Pola pikir dan pola kerja semacam ini yang
menyebabkan alam tereksploitasi, terdominasi,
hancur dan berdampak buruk pada
ketidakseimbangan alam dan mengancam
keselamatan kehidupan semesta dan umat
manusia secara berkelanjutan
LBM
• Respon Fritjof Capra atas epistemologi modern:
• Capra adalah seorang fisikawan kontemporer
yang lahir di Wina-Austria pada tahuan 1939.
• Sebagai fisikawan, Capra mengakui sumber
kebenaran akal dan pengalaman, kapasitas rasio
dan indra, juga ukuran kebenaran yang logis
dan empiris, tetapi tidak mendasarkan
pemikirannya pada epistemologi Cartesian-
Newtonian. Capra mendasarkan epistemologinya
pada cara padang ekologis.
LBM
• Melampaui keyakinannya atas pentingnya
epistemologi rasio dan empiri, Capra juga
meyakini dan menggunakan epistemologi
intuisi.
• Capra meyakini bahwa penalaran, pengamatan,
dan refleksi secara intuitif merupakan
instrumen mendasar yang dapat digunakan
untuk meraih kebenaran pengetahuan,
melebihi sekadar kemampuan rasio dan empiri.
LBM

• Berbagai uraian permasalahan yang telah


dibahas dalam LBM di atas menjadi
argumen penting mengapa tema
“Epistemologi Fritjof Capra” penting untuk
diangkat dan diteliti.
PERUMUSAN MASALAH

• Apa yang mendasari Fritjof Capra dalam


membangun epistemologi?
• Apa hakikat epistemologi bagi Fritjof Capra?
• Bagaimana dampak aplikasi epistemologi yang
bebas nilai dan yang berbasis nilai, serta
dampak bagi lingkungannya ?
• Bagaimana implementasinya bagi perkembangan
metode penelitian ?
Metode Penelitian
• Objek kajian: pemikiran Fritjof Capra tentang epistemologi :
1.The Tao of Phisic
2.The Hidden Connections
3.The Univers
4.The Turning Point
5.Un Comen Wisdon
6.Etc.

• Objek Forma: Teori-teori epistemologi


Pendekatan

• Penelitian ini menggunakan pendekatan


kualitatif, dengan memilih metode
heuristik, studi teks, yakni
mengaktualisasikan pemikiran Capra
secara terus menerus.
Metode

• Metode historis faktual, melakukan analisis


sintesis, dan metode historis hermeneutis
• Metode historis faktual digunakan untuk
melakukan penelusuran atas faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi pemikiran epistemologi
Capra
• Metode analisis sintesis digunakan utuk
mengungkap berbagai makna penting yang
terkandung dalam pemikiran epistemologi Capra
Metode

• Metode analisis sintesis juga digunakan untuk


mengungkap dampak aplikasi epistemologi
Capra terhadap cara pandang di dalam ilmu-
ilmu, dan implementasinya pada perkembangan
metode penelitian
• Metode hermeneutika digunakan sebagai alat
untuk mengerti, memahami, dan
menginterpretasikan makna epistemologi
Capra. .
Metode

• Metode hermeneutika yang digunakan adalah


hermeneutika Heidegger.
• Menurut Heidegger, dassein manusia selalu
diketemukan dalam kerangka waktu: waktu
lampau, sekarang, dan yang akan datang
(verstehen). Untuk memahami manusia autentik,
harus selalu dilihat dalam kontek ruang dan
waktu ketika manusia sendiri mengalami dan
menghayati sesuatu aktivitas.
Metode

• Melalui hermeneutika Heidegger, penulis


melakukan upaya mengerti, memahami,
dan menginterpretasikan epistemologi
Capra.
Hasil penelitian

• Hakikat epistemologi menurut Capra:


1. Epistemologi rasio
2. Epistemologi empiri
3. Epistemologi intuisi
Epistemologi rasio

• Sekalipun mengaguni mistisisme Timur, Capra


tetap meyakini bahwa rasio menjadi salah satu:
sumber pengetahuan, alat untuk mencari
pengetahuan melalui penalaran, ukuran
kebenaran pengetahuan
• Fungsi nalar untuk membedakan, memisahkan,
membandingkan, mengukur dan
menggolongkan, melakukan abstraksi (Capra,
1976: 14)
Epistemologi rasio

• Pada sisi ini, pemikiran Capra berbeda


dengan epistemologi modern yang
meyakini pengetahuan hasil penalaran
merupakan kebenaran mutlak dan nalar
mampu memahami realitas seutuhnya.
• Kebenaran pegetahuan hasil penalaran
hanya sebatas kira-kira
Epistemologi empiri

• Dalam epistemologi empiri, Capra tampak


terpengaruh oleh mistisisme Timur. Pengalaman
dimaknai bukan hanya sebagai pengalaman
inderawi, tetapi juga batiniah.
• Tradisi mistik Timur (penganut Taoisme)
menarik diri ke hutan untuk mengamati dan
merenungkan keteraturan alam. Penganut Zen
mengamati musim dan sebab akibat untuk
mengenali Budha. Tradisi ini dipandang Capra
memiliki kesejajaran dengan sains (Capra, 1976:
21-22). Kebenarannya bersifat kira-kira.
Epistemologi intuisi
1. Sumber pengetahuan:
a. Pengalaman mistis: Kebenaran mistis
(kebenaran intelektual), pengalaman mistis
(pengalaman kognitif) (Shadra). Keduanya harus
dihidupkan agar disadari keberadaannya,
sehingga memberi kualitas pengalaman personal
pada kandungan pemikiran (Shadra).
Pengalaman pencerahan (zen), ketajaman
intuisi, kesadaran intuisi langsung atas segala
sesuatu (Capra)
b. Perenungan pngalaman tentang
kesadaran kemenyatuan
• Kesadaran bahwa segala sesuatu tidak
bisa dikenali kecuali melalui
kemenyatuannya. Bagian demi bagian
dikaji dalam rangka menemukan
keutuhannya. Inilah yang dimaksud
reduksi menurut Capra
c. Perenungan pengalaman tentang
kesadaran jaringan kerja:
• Kesadaran akan adanya hubungan antara
bagia demi bagian dengan
keseluruhannya.
• Misal: Makna ajaran-ajaran dalam kitab
suci hanya dapat dimengerti melalui
dinamika pewahyuan sebagai suatu
keseluruhan.
d. Agama dan spiritualitas

Capra menemukan kemiripan antara teori


ilmu modern dengan ide-ide dasar dalam
Hinduisme (kesadaran religius lebih tinggi
daripada yang lain) , Budhisme
(pengetahuan relatif dan mutlak), Taoisme
(sifat intuitif/Yin dan rasional/Yang).
e. Pengetahuan pengalaman
tentang kesadaran kolektif
• Bertemunya IP dan teologi (keduanya merupakan
renungan atas pengalaman)
• IP: Renungan atas pengalaman ttg dunia
• Teologi: Renungan atas pengalaman batin
• Keduanya berurusan, bagai akar dan batang
• Pengalaman merupakan gelombang, kebudayaan/jiwa
bangsa,kesadaran kolektif, dimana ilmuwan dan teolog
berenang bersama
• Paradigma keduanya sedang bergeser, dari parsial
menuju keseluruhan
• Keduanya merupakan jalan menuju realitas yang tinggi
f. Iman dan lompatan intuitif
• Iman: penyingkapan diri Tuhan pada manusia dan dan
tanggapan kepada-Nya dengan cinta. Iman memerlukan
keberanian penuh dalam kemenyatuan, dalam
pengalaman puncak, berhubungan dg moral, ritual, dan
keihlasan.
• Lompatan intuitif: kilasan lompatan kepada kebaruan
penemuan (intuisi intelektual)
• Heissenberg: … di awal 1920-an, secara perlahan orang
masuk ke dalam “semangat” mekanika kuantum
sebelum mereka dapat merumuskannya.
• Suatu kilas pandangan yang belum mampu terumuskan
dan terungkapkan
g. Wahyu
• Hal yang paling indah (Capra, 1991:38)
• Penyingkapan sekumpulan pengetahuan tertentu
oleh Tuhan, karena manusia tidak mampu
mencapai sendiri
• Sejarah pembebasan, proses historis,
berlangsung terus menerus,hakikat dan tujuan
Tuhan tesingkap melalui interaksi dengan orang
yang beriman.
• Wahyu tidak bisa dipahami melalui kepingan-
kepingan, tetapi sebagai keseluruhan
2. Cara memperoleh pengetahuan

• Meditasi
• Pengamatan/melihat
• Introspeksi
• Latihan spiritual/eksperimen rohani
• Introspeksi dengan teori jejaring: teori
kesalinghubungan hakiki alam semesta
• Sikap keterlibatan/partisipasi antara
subjek dengan objek
3. Ukuran Kebenaran

• Para mistikus menyadari keterbatasan


kebenaran pengetahuan karena bahasa
dan pemikiran linier
• Fisikawan modern (Capra) juga menyadari
keterbatasan teori dan sifat verbalnya.
Semua model dan teori merupakan
hampiran dan tidak akurat, hanya sebatas
kebenaran kira-kira
Dampak aplikasi epistemologi
bebas nilai
1. Dampak pada cara pandang terhadap
alam
- Epistemologi bebas nilai identik dengan
epistemologi ilmu dan filsafat modern yang
menjadikan alam sebagai objek kajian.
Keterbatasannya terletak pada ketidak
mampuannya memahami realitas alam yang
saling terkait, terhubung, karena spesifikasi
ilmu
2. Dampak pada kerusakan
lingkungan
• Para ilmuwan modern mengkaji alam hanya untuk
tujuan penemuan tampa mempertimbangkan kerusakan
alam. Alam digali, dikuasai, didominasi.
• Ilmuwan menempatkan dirinya di luar alam, merasa
bukan bagian dari alam, tidak sadar sedang berada di
rumah bumi. Jika bumi rusak berarti merobohkan
rumahnya sendiri
• Berbagai penemuan dan teknologi yang tidak ramah
lingkungan telah menempatkan bumi di ujung jurang
kematian –kiamat
• Semua bangunan ilmu memndang realitas seperti mesin.
Alam tidak dipandang sebagai realitas yang organik.
Dampak Aplikasi Epistemologi
Berbasis Nilai
a. Alam bukan menjadi objek kajian yang berada
di luar diri, tetapi justru menjadi bagian
kehidupan manusia.
b. Capra mengamati hakikat kehidupan, dari
kehidupan sel hingga semesta yang luas tak
terbatas. Kehidupan terdiri dari sel-sel yang
saling terkait dan mempengaruhi. Realitas
dunia terdiri dari bagian-bagian yang saling
terkait, terhubung, saling mempengaruhi.
Merusak satu bagian berarti merusak
keseluruhan.
• Epistemologi Capra sangat ramah
lingkungan karena menempatkan alam
bukan sebagai objek kajian, tetapi
sebagai bagian dari kehidupan manusia
• Dalam menggunakan epistemologi rasio,
empiri, maupun intuisi, Capra memaknai
sebagaimana epistemologi yang berlaku
dalam perspektif ekologi.
Dampak bagi perkembangan
metode penelitian
• Epistemologi intuisi Capra memberi peluang
tumbuhnya metode baru dalam penelitian
• Metode ini menerapkan epistemologi rasio,
empiri, dan intuisi.
• Meditasi, introspeksi, refleksi, pelatihan rohani
menerapkan teori jejaring, teori kemenyatuan,
bisa menjadi instrumen penting untuk mencari
pengetahuan dan penemuan baru tentang
rahasia semesta alam
PERTANYAAN

• SEKIAN TERIMAKASIH
PERTANYAAN

EPISTEMOLOGI ILMU TAFSIR:


• Ukuran kebenaran tafsir:
• Penelitian hadist, kajian epistemologoinya
gimana
• Al A’rof: 79, mirif Capra
Pak Hajam

• Pemikirannya Capra belum banyak diamini


Barat
• Para tokoh mana yang mendukung
• Suka Pemikiran dunia Timur, mulla Sadra,
dll.
• Pemikiran Capra menjadi tidak selalu aneh,
karena sama dengan pemikiran filosof dan
sufi

Anda mungkin juga menyukai