Anda di halaman 1dari 6

7 aliran filsafat keilmuan

Idealisme

Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa
(Plato), jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan
merendahkan hal-hal yang materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan
gejala-gejala psikis, roh, pikiran, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan
materi. Kata idealisme pun merupakan istilah yang digunakan pertama kali
dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad 18. Ia menerapkan istilah ini
pada pemikiran Plato, seraya memperlawankan dengan materialisme
Epikuros.

Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang yang mental dan
ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari abad 17 sampai permulaan
abad 20 istilah ini banyak dipakai dalam pengklarifikasian filsafat. Tokoh-tokoh
lain cukup banyak ; Barkeley, Jonathan Edwards, Howison, Edmund Husserl,
Messer dan sebagainya.

Kelebihan : 
• Meningkatkan daya pemikiran dari segi menghasilkan ide yang benar dan
boleh dipakai. Kelemahan : 
• Anggapan terhadap sesuatu nilai atau kebenaran yang kekal sepanjang
masa.

Kelemahan : 
•Anggapan terhadap sesuatu nilai atau kebenaran yang kekal sepanjang
masa.

Rasionalisme

Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan


bahwa  fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.

Pada pertengahan abad ke-20, ada tradisi kuat rasionalisme yang terencana,
yang dipengaruhi secara besar oleh para pemikir bebas dan kaum intelektual.
Rasionalisme modern hanya mempunyai sedikit kesamaan dengan
rasionalisme kontinental yang diterangkan René Descartes. Perbedaan paling
jelas terlihat pada ketergantungan rasionalisme modern terhadap sains yang
mengandalkan percobaan dan pengamatan, suatu hal yang ditentang
rasionalisme kontinental sama sekali

Kelebihan  :  
• Mampu menyusun sistem – sistem kefilsafatan yang berasal dari manusia.
Umpamanya logika, yang sejak zaman Aristoteles, kemudian matematika dan
kebenaran rasio diuji dengan verifikasi kosistensi logis.
• Dalam menalar dan menjelaskan pemahaman – pemahaman yang rumit,
kemudian Rasionalisme memberikan kontribusi pada mereka yang tertarik
untuk menggeluti masalah – masalah filosofi. Rasionalisme berpikir
menjelaskan dan menekankan kala budi sebagai karunia lebih yang dimiliki
oleh semua manusia.

Kelemahan : 
• Doktrin – doktrin filsafat rasio cenderung mementingkan subjek daripada
objek, sehingga rasionalisme hanya berpikir yang keluar dari akal budinya
saja yang benar, tanpa memerhatikan objek – objek rasional secara peka.
Kelemahan rasionalisme adalah memahami objek di luar cakupan rasionalitas
sehingga titik kelemahan tersebut mengundang kritikan tajam , sekaligus
memulai permusuhan baru dengan sesama pemikir filsafat yang kurang setuju
dengan sistem – sistem filosofis yang subjektif tersebut.
• Rasionalisme adalah pendekatan filosofis yang menekankan akal budi
sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas , dan
bebas berpendapat bahwa pengalaman atau pengamatan bukan suatu
jaminan untuk mendapat kebenaran. Beberapa realitas dapat dicapai
validitasnya tanpa bantuan pengalaman empirisme. Di antaranya adalah
dengan deduksi dan intuisi adalah suatu metode pemikiran tanpa dibuktikan
dengan metode empirisme, namun mengandung kebenaran yang tidak dapat
diragukan lagi.
• Konsekuensi rasional adalah seba-akibat, akiba kebenaran adalah sebab –
sebab yang menyatakannya benar, sedangkan kebenaran beberapa realitas
dapat dikenali dengan adanya sebab – sebab dan akibat tersebut.

Pragmatisme

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar


adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan
melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.
Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting
melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-
individu. Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa
yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta
individual dan konkret. Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima
begitu saja.

Representasi atau penjelmaan realitas yang muncul di pikiran manusia selalu


bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar
ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat
pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar
kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh
kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.

Kelebihan : 
• Membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi ilmu pengetahuan maupun
teknologi. 
• Pragmatisme telah berhasil membumikan filsafat dari corak sifat yang
Tender Minded yang cenderung berfikir metafisis, idealis, abstrak,
intelektualis.

Kelemahan : 
• Filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang nyata, praktis, dan langsung
dapat di nikmati hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme menciptkan pola
pikir masyarakat yang matrealis. 
• Pagmatisme sangat mendewakan kemampuan akal dalam mencapai
kebutuhan kehidupan, maka sikap-sikap semacam ini menjurus kepada
ateisme.

Empirisme

Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak
anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya
ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah
David Hume, George Berkeley dan John Locke.

Kelebihan empirime : 
• Pengalaman indera merupakan sumber pengetahuan yang benar, karena
faham empiris mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

Kelemahan empirisme :
• Indra terbatas. Benda yang jauh kelihatan kecil. Apakah benda itu kecil
benda itu kecil? Tidak. Keterbatasan kemampuan indera ini dapat melaporkan
objek salah.
• Indera menipu. Pada orang yang sakit malaria, gulara rasanya pahit, udara
panas dirasakan dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang
salah juga.
Baca Juga

 Aliran-aliran Utama di Jaman Renaisans (Bagian I)


 Bunuh Diri Filsafat
 Filsafat? Bagian III: Ciri-ciri Filsafat

• Objek yang menipu. Contohnya ilusi, fatamorgana. Jadi, objek itu


sebenarnya tidak sebagaimana ia tangkap oleh alat indera; ia membihongi
indera. Ini jleas dapat menimbulkan inderawi yang salah.
• Indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera (di sini mata) tidak mampu
melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak dapat
memperlihatkan badannya secara keseluruhan. Jika melihatnya dari depan,
yang kelihatan adalah kepala kerbau, dan kerbau pada saat itu memang tidak
mampu sekaligus memperlihatkan ekornya. Kesimpulannya ialah empirisme
lemah karena keterbatasan indera manusia.      

Positivisme

Istilah positivisme sangat berkaitan erat dengan istilah naturalisme dan dapat
dirunut asalnya ke pemikiran Auguste Comte pada abad ke-19. Comte
berpendapat, positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia
dengan berdasarkan sains. Penganut paham positivisme meyakini bahwa
hanya ada sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu sosial dan ilmu alam,
karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan,
demikian juga alam.

Kelebihan : 
• Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari
faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut. 
• Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan disektor fisik dan
teknologi.
• Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada
epistemology ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan sebagai dasar
pemikirannya. 

Kelemahan : 
• Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia
tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Karena dalam
positivistic semua hal itu dinafikan. 
• Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak
dapat menemukan pengetahuan yang valid. 

Materialisme

Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami
sebagai bahan; benda; segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah
pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk
kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan
mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Sementara
itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai
materialis. Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran)
materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata
(harta,uang,dsb). Maka materilisme adalah paham yang menyatakan bahwa
hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya
semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi
material. Materi adalah satu-satunya substansi. Kemudian, istilah inipun
sering digunakan dalam filsafat.

Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Ia


merupakan salah satu filsuf terkemuka pada masa filsafat kuno. Selain
Epikuros, filsuf lain yang juga turut mengembangakan aliran filsafat ini adalah
Demokritos dan Lucretius Carus. Pendapat mereka tentang materialisme,
dapat kita samakan dengan materialisme yang berkembang di Prancis pada
masa pencerahan. Dua karangan karya La Mettrie yang cukup terkenal
mewakili paham ini adalah L'homme machine (manusia mesin) dan L'homme
plante (manusia tumbuhan).

Dalam waktu yang sama, di tempat lain muncul seorang Baron von Holbach
yang mengemukakan suatu materialisme ateisme. Materialisme ateisme
serupa dalam bentuk dan substansinya, yang tidak mengakui adanya Tuhan
secara mutlak. Jiwa sebetulnya sama dengan fungsi-fungsi otak. Pada Abad
19, muncul filsuf-filsuf materialisme asal Jerman seperti Feuerbach,
Moleschott, Buchner, dan Haeckel. Merekalah yang kemudian meneruskan
keberadaan materialisme.

Kelebihan : 
• Mengganggap materi itu berada di atas segala-galanya.     

Kelemahan : 
• Memandang sesuatu bukan dari keseluruhannya, tidak dari saling
hubungannya, tetapi dipandang sebagai sesuatu yang berdiri sendiri. 
• Melihat segala sesuatu tidak dari geraknya, melainkan sebagai yang diam,
mati dan tidak berubah-ubah.

Eksistensialisme

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia


individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa
memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar.
Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang
tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat
relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu
yang menurutnya benar.

Eksistensialisme adalah salah satu aliran besar dalam filsafat, khususnya


tradisi filsafat Barat. Eksistensialisme mempersoalkan keber-Ada-an manusia,
dan keber-Ada-an itu dihadirkan lewat kebebasan. Pertanyaan utama yang
berhubungan dengan eksistensialisme adalah melulu soal kebebasan.
Apakah kebebasan itu? bagaimanakah manusia yang bebas itu? dan sesuai
dengan doktrin utamanya yaitu kebebasan, eksistensialisme menolak mentah-
mentah bentuk determinasi terhadap kebebasan kecuali kebebasan itu
sendiri.

Dalam studi sekolahan filsafat eksistensialisme paling dikenal hadir lewat


Jean-Paul Sartre, yang terkenal dengan diktumnya "human is condemned to
be free", manusia dikutuk untuk bebas, maka dengan kebebasannya itulah
kemudian manusia bertindak. Pertanyaan yang paling sering muncul sebagai
derivasi kebebasan eksistensialis adalah, sejauh mana kebebasan tersebut
bebas? atau "dalam istilah orde baru", apakah eksistensialisme mengenal
"kebebasan yang bertanggung jawab"? Bagi eksistensialis, ketika kebebasan
adalah satu-satunya universalitas manusia, maka batasan dari kebebasan
dari setiap individu adalah kebebasan individu lain.

Namun, menjadi eksistensialis, bukan melulu harus menjadi “seorang yang


lain daripada yang lain”, sadar bahwa keberadaan dunia merupakan sesuatu
yang berada diluar kendali manusia, tetapi bukan membuat sesuatu yang unik
ataupun yang baru yang menjadi esensi dari eksistensialisme. Membuat
sebuah pilihan atas dasar keinginan sendiri, dan sadar akan tanggung
jawabnya dimasa depan adalah inti dari eksistensialisme. Sebagai contoh,
mau tidak mau kita akan terjun ke berbagai profesi seperti dokter, desainer,
insinyur, pebisnis dan sebagainya, tetapi yang dipersoalkan oleh
eksistensialisme adalah, apakah kita menjadi dokter atas keinginan orang tua,
atau keinginan sendiri.

Kelebihan: 
• Mengerti akan semua realitas. 
• Mengetahui pengetahuan tentang manusia. 

Kekurangan : 
• Mengabaikan Perintah Tuhan. 
• Menyangkal realitas dan kesungguhan perikehidupan antar manusia.
___________________________________________________

Referensi:

Maksum, Ali. 2015. Pengantar Filsafat Dari Masa Klasik Hingga


Postmodernisme. Jogja: Ar-ruzz Media

Mybllshtprspctv®

Anda mungkin juga menyukai