PENDAHULUAN
C. Tujuan Masalah
Tujuan masalah makalah ini adalah:
1.Menyebutkan macam-macam aliran dan madzhab filsafat
2. Menjelaskan tentang Idealisme
1
3. Menjelaskan tentang Positivisme
4. Menjekan tentang Pragmatisme
5. Menjelaskan tentang Sekuralisme
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Idealisme
hanya dapat dipahami kaitannya dengan jiwa dan ruh. Istilah idealisme
diambil Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik
dari kata idea, yakni seseuatu yang hadir dalam jiwa. Idealisme mempunyai
argumen epistemologi tersendiri. Oleh karena itu, tokoh-tokoh teisme yang
mengajarkan bahwa materi bergantung kepada spirit tidak disebut idealis karena
mereka tidak menggunakan argumen epistemologi yang digunakan oleh idealisme.
Idealisme juga didefinisikan sebagai suatu ajaran, faham atau aliran yang
menganggap bahwa realitas ini terdiri atas ruh-ruh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan
pikiran atau yang sejenis dengan itu. Aliran ini merupakan aliran yang sangat
penting dalam perkembangan sejarah pemikiran manusia. Mula-mula dalam
filsafat barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato, yang
menyatakan bahwa alam idea itu merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam
nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.
Aristoteles memberikan sifat keruhanian dengan ajarannya yang menggambarkan
alam ide sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan
menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang
masa tidak pernah faham idealisme hilang sama sekali. Di masa abad pertengahan
malahan satu-satunya pendapat yang disepakati oleh semua alat pikir adalah dasar
idelaisme ini.
Pada zaman Aufklarung para filsuf yang mengakui aliran serbadua, seperti
Descartes dan Spinoza, yang mengenal dua pokok yang bersifat keruhanian dan
kebendaan maupun keduanya, mengakui bahwa unsur keruhanian lebih penting
daripada kebendaan. Selain itu, segenap kaum agama sekaligus dapat digolongkan
kepada penganut idealisme yang paling setia sepanjang masa, walaupun mereka
tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang mendalam. Puncak zaman idealisme pada
masa abad ke-18 dan 19, yaitu saat Jerman sedang memiliki pengaruh besar di
Eropa. Tokoh-tokoh aliran ini adalah : Plato (477-347), B. Spinoza (1632-1677
M), Liebniz (1685-1753 M), Berkeley (1685-1753), Immanuel Kant(1724-1881
M), J. Fichte (1762-1814 M), F.Schelling (1755-1854 M), dan G. Hegel (1770-
1831 M).1
B. Pengertian Positivisme
1
Budhi Setia. “ Aliran Filsafat Ilmu yang Berkaitan dengan Ekonomi “. Semarang:Fakultas ekonomi
Universitas Semarang. (halaman 1-2)
3
Mazhab hukum positif menurut Hans Kelsen yang diikuti Lili Rasyidi
merupakan suatu teori tentang hukum yang senyatanya dan tidak mempersoalkan
senyatanya itu, yakni apakah senyatanya itu adil atau tidak adil. Selain itu, dapat
dikatakan bahwa hukum positif merupakan kebalikan dari hukum alam. Sebab,
mazhab ini mengidentikkan hukum dengan undang-undang. Satu-satunya sumber
hukum adalah undang-undang.
Positivisme hukum ada dua bentuk, yaitu positivisme yuridis dan postivisme
sosiologis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1.Positivisme Yuridis
Dalam perspektif positivisme yuridis, hukum dipandang sebagi suatu
gejala tersendiri yang perlu diolah secara ilmiah. Tujuan positivisme yuridis
adalah pembentukan struktur rasional system Prinsip yuridis yang berlaku. Dalam
praksisnya konsep ini menurunkan suatu teori pembentukan hukum bersifat
professional yaitu hukum merupakan ciptaan para ahli hukum. prinsip positivisme
yuridis adalah :
a. Hukum adalah sama dengan undang-undang.
b.Tidak ada hubungan mutlak antara hukum dan moral. Hukum adalah ciptaan
para ahli hukum belaka.
c. Hukum adalah suatu closed logical system, untuk menafsirkan hukum tidak
perlu bimbingan norma sosial, politik dan moral cukup disimpulkan dari undang-
undang. Tokohnya adalah R. von Jhering dan John Austin.
2. Positivisme sosiologis
Dalam perspektif positivisme sosiologis, hukum dipandang sebagai bagian
dari kehidupan masyarakat. Dengan demikian hukum bersifat terbuka bagi
kehidupan masyarakat. Keterbukaan tersebut menurut positivisme sosiologis harus
diselidiki melalui metode ilmiah. Tokohnya adalah Augus Comte yang
menciptakan ilmu pengetahuan baru yaitu, sosiologi. Mazhab yang juga dikenal
sebagai aliran hukum positif memandang perlu secara tegas memisahkan antara
hukum dan moral, yakni antara hukum yang berlaku dan hukum yang seharusnya,
antara das sein dan das sollen. Sebelum aliran ini lahir, terlebih dulu telah
berkembang suatu pemikiran dalam ilmu hukum yang disebut sebagai Legisme,
yakni faham yang memandang tidak ada hukum di luar undang-undang, atau satu-
satunya sumber hukum adalah undang-undang.2
c. Pengertian Pragmatisme
2
Fakhria Shelia. “Madzhab Hukum Islam”. Jogjakarta: Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.(vol 26-
halaman 184-186)
4
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan,
perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar
apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya
yang bermanfaat secara praktis Aliran ini bersedia menerima segala sesutau, asal
saja hanya membawa akibat praktis. Pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran
mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan
membawa akibat yang praktis yang bermanfaat. Dengan demikian, patokan
pragmatisme adalah “manfaat bagi hidup praktis”.
5
parameter ketika sesuatu dapat diterima kebenarannya. Oleh karena itu, para
pragmatis tidak nyaris pernah mendasarkan satu hal kebenaran. Menurut mereka,
pengalaman yang pernah mereka alami akan berubah jika realitas yang mereka
alami pun berubah. Corak paling kuat dari pragmatism adalah kuatnya pemikiran
tentang konsep kegunaan. Makna kegunaan dalam pragmatisme lebih ditetapkan
pada kebenaran sains, bukan pada hal-hal bersifat metafisik. Maka, dalam
pragmatisme pengetahuan tidak selalu mesti diidentikkan dengan kepercayaan,
tetapi kerap menjadi dua hal yang sama sekali terpisah. Kebenaran yang mungkin
dianggap perlu dipercayai (to believe) bagi para pragmatis selalu menjadi sesuatu
hal bersifat professional atau pribadi dan itu tidak perlu dikabarkan pada public.
6
Jadi, pemikiran pemisahan agama dari kehidupan merupakan jalan tengah di
antara dua sisi pemikiran tadi. Penyelesaian jalan tengah, sebenarnya mungkin saja
terwujud di antara dua pemikiran yang berbeda (tapi masih mempunyai asas yang
sama). Namun penyelesaian seperti itu tak mungkin terwujud di antara dua
pemikiran yang kontradiktif. Sebab dalam hal ini hanya ada dua kemungkinan.
Yang pertama, ialah mengakui keberadaan Al Khaliq yang menciptakan manusia,
alam semesta, dan kehidupan. Dan dari sinilah dibahas, apakah Al Khaliq telah
menentukan suatu peraturan tertentu lalu manusia diwajibkan untuk
melaksanakannya dalam kehidupan, dan apakah Al Khaliq akan menghisab
manusia setelah mati mengenai keterikatannya terhadap peraturan Al Khaliq ini.
Sedang yang kedua, ialah mengingkari keberadaan Al Khaliq. Dan dari sinilah
dapat dicapai suatu kesimpulan, bahwa agama tidak perlu lagi dipisahkan dari
kehidupan, tapi bahkan harus dibuang dari kehidupan.
7
telah menjelaskan inkonsistensi internal yang dikandungnya dan menafikan
dirinya sendiri.3
4. Pengertian Sekularisme
Arti sekularisme bisa dilihat dari tiga akar yang membentuknya, yaitu sekuler,
sekularisasi dan sekularisme. Ketiga kata tersebut perlu dijelaskan terlebih dahulu
untuk melihatnya sebagai satu kerangka pikiran yang tidak jarang memiliki makna
serta pengertian yang berbeda.
a.Sekuler
Istilah sekuler berasal dari kata latin saeculum, mempunyai dua konotasi
waktu dan lokasi. Waktu menunjukkan kepada pengertian sekarang atau kini, dan
lokasi menunjukkan kepada pengertian dunia atau duniawi. Jadi saeculum berarti
zaman ini atau masa kini. Hal ini menunjukkan kepada peristiwaperistiwa di dunia
ini pada masa kini atau zaman ini. Tekanan makna diletakkan dalam suatu waktu
atau periode tertentu di dunia yang dipandang sebagai proses sejarah.
b. Sekularisasi
3
Budhi Setia. “ Aliran Filsafat Ilmu yang Berkaitan dengan Ekonomi “. Semarang:Fakultas ekonomi
Universitas Semarang. (halaman 11-15)
8
Sekularisasi adalah proses evolusi kesadaran manusia dari keadaan
kekanak-kanakan menuju kematangan, dan didefinisikan sebagai pembuangan
sikap ketergantungan remaja terhadap setiap tingkat masyarakat. Sebagaimana
yang berkembang sejak abad pertengahan, sekularisasi menunjukkan arah
perubahan dan pergantian hal-hal yang bersifat adi-kodrati dan teologis menjadi
hal-hal yang bersifat alamiah dalam dunia ilmu pengetahuan.
c. Sekularisme
Dengan kata lain sekularisme adalah nama sebuah ideologi yang fungsinya
sangat mirip dengan agama. Akibatnya manusia penganut faham sekularisme
4
Lailatusa’adah. “Sekularisme dan Akhlak.” Semarang: Fakultas Ilmu Syariah Universitas walisongo
semarang. (halaman 11-14)
9
berusaha menikmati kehidupan dan kemajuan selama ini seolah-olah tanpa campur
tangan dari Tuhan dan menganggap bahwa Tuhan tidak perlu lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
Dari sekian aliran dan madzhab yang telah dijelaskan dapat dikatakan bahwa
masing-masing mazhab memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun
terlepas dari semua itu setiap mazhab mengedepankan apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat yaitu, ketertiban sosial. Tidak semata-mata sebuah idealisme tetapi juga
ide-ide tentang hukum dan moral yang saling berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA
11
Fakhria Shelia. “Madzhab Hukum Islam”. Jogjakarta: Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga.
12