Anda di halaman 1dari 5

ISNADUL ‘ALI DAN ISNADUN NAZIL

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Studi Hadits


Dosen pengampu:
Faiqoh Himmah, Lc., M. Pd.

Di susun oleh:
Moch. Farhan Ulin Nuha
M. Fajrul Falahuddin
Isnatur Rohmah
Imelia Khoirunnisa’
Zulfatul Khasanah R. S

EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BADRUS SHOLEH
PURWOASRI KEDIRI
2021

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada diskusi sebelumnya telah diketahui bahwa peranan sanad pada hadis sangatlah
penting. Karna itu pula, menjadi penting untuk mengetahui manakah sanad yang bagus
dan yang buruk. Sehingga hal tersebut memunculkan pembahasan yang disebut dengan
isnadul ‘ali ( sanad yang luhur) dan isnadun nazil (sanad yang rendah). Pembahasan ini,
tetap tidak jauh dengan para periwayat hadis. Ketika dalam jarh wa ta’dil membahas
kualitas seorang rawi berdasarkan kehidupan keseharianya. Maka pada pembahasan
isnadul ali wan nazil ini membahas tentang kualitas rawi berdaasrkan kedekatan terhadap
nabi atau dalam istilah lain merupakan nasab yang bukan nasab. Maksudnya adalah mulai
karena dekat dengan nabi namun bukan karena keluarga melainkan keakraban. Hal ini
sering masyarakat Jawa kenal sebagai keramat gandul. Keramat gandul merupakan istilah
yang digunakan untuk menyebut orang yang menjadi mulia namun bukan karena
usahanya sendiri. Melainkan karena hubungannya dengan orang lain. Hubungan orang
dengan orang lain ini sendiri dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan istilah punya
orang dalam. Orang dalam yang dimaksud adalah orang yang memilki jabatan atau status
yang tinggi. Sementara nabi sendiri merupakan sesorang yang memiliki jabatan yang
tinggi di sisi Allah. Sehingga, orang yang paling dekat dengan nabi adalah sahabat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari isnad?
2. Apa yang dimaksud isnadul ali?
3. Apa yang dimaksud isnadun nazil?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari isnad.
2. Untuk mengetahui pembagian dari isnadul ‘ali.
3. Untuk mengetahui pengertian dari isnadun nazil.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Isnad
Sanad merupakan hal yang spesifik dan keutamaan yang dimiliki umat ini, yang
tidak dimiliki umat-umat lain sebelumnya. Dan termasuk sunah muakkad. Imam al-
Mubarak berkata: “ sanad itu merupakan bagian dari agama. Seandainya tidak ada
sanad, pastilah manusia itu akan berkata sekehendaknya.” Sementara itu, Imam ats-
tsauri sendiri berkata: “ sanad itu senjatanya orang mukmin”. Pada dasarnya sanad dan
isnad walaupun memilki kata asal yang berbeda dan faedah yang berbeda pula, namun
pada dasarnya tetap memiliki arti yang sama yang itu sandaran yang memiliki maksud
hal yang dijadikan sebagi sandaran atau tempat penyandaran.
Dari penjelasan tersebut, dapat deketahui bahwa keadaan suatu sandaran dapat
menentukan kualitas perkara yang disandarkan padanya.
B. Pengertian Isnadul ‘Ali
Menurut bahasa, al-ali merupakan isim fail dari kata al-uluw dan merupakan lawan dari
kata an nuzul. Sedangkan an nazil adalah isim fail dari kata an nuzul. Nazil memiliki arti
turun atau lemah. Sementara al uluwu memiliki makna tinggi atau mulia. Namun yang
dikehendaki dalam pembahasan ini bukanlah seperti hal tersebut. Karena yang dimaksud
dengan al ‘ali dari kata isnadul ali adalah hadis yang periwayatnya sedikit. Sehingga,
dengan sedikitnya periwayat maka terdapat sautu kedekatan anatara periwaya dengan
nabi. Dan semakin dekat dengan nabi maka akan semakin sedikit periwayat atau rijalul
hadisnya.
C. Pengertian Isnadun Nazil
Dari pengertian isnadul ali di atas dan penjelasan sebelumnya dapat diketahu bahwa
isnadun nazil memiliki arti kebalikan dari isnadul ali. Sehingga, isnadun nazil adalah
ketika periwayat atau rijalul hadis-nya ada banyak. Hal ini menyebabkan keadaan
sanadnya berada jauh dari nabi. Dan pada akhirnya semakin jauh suatu sanad dari nabi
maka akan semakin nazil.

2
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Isnad adalah suatu mata rangkai yang menjadi bentuk penjaga kemurnian yang
merupakan keutamaan nabi Muhamad.
2. Isnadaul ali adalah sanad yang memiliki kedekatan pada nabi karena sedikitnya
rijalul hadis.
3. Isnadun nazil adalah sanad yang memilkibanyak jmlah rijalul hadisnya.
B. Saran
1. Hendaknya makalah ini dijadikan sebagai salah satu bentuk pertimbangan dalam
adanya kegiatan presentasi yang serupa.
2. Hendaknya penulis yang memiliki materi yang sama dengan penulis memperbanyak
kegiatan leteratur.
3. Hendaknya pembahasan pada makalah selanjutnya lebih terperinci dari pada
sekarang.

3
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Mahmud Thahan. 2010.Tafsir Musthalahah Al Hadits, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai